MIKROKONTROLER ATMEGA8535 SEBAGAI BASIS PENGENDALI KECEPATAN MOTOR INDUKSI SATU FASA TUGAS AKHIR - MIKROKONTROLER ATMEGA8535 SEBAGAI BASIS PENGENDALIKECEPATAN MOTOR INDUKSI SATU FASA - Repository Universitas Muhammadiyah Semarang
MIKROKONTROLER ATMEGA8535 SEBAGAI BASIS PENGENDALI KECEPATAN MOTOR INDUKSI SATU FASA TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Oleh : HERI SURYO C2B010003 PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMAMDIYAH SEMARANG 2014
MIKROKONTROLER ATMEGA8535 SEBAGAI BASIS PENGENDALI KECEPATAN
MOTOR INDUKSI SATU FASA
oleh
Heri Suryo C2B010003
Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Semarang
e-mail : gherisuryo@gmail.com
Abstrak
Pada umumnya motor induksi berputar dengan kecepatan konstan dengan tegangan penuh. Pada kebutuhan tertentu kecepatan motor induksi perlu diatur kecepatan putarannya. Dalam tugas akhir ini, saya menggunakan mikrokontrol ATMega8535 sebagai inti proses dan menggunakan bahasa basic dalam pemrograman. Pada bagian pendukung ada driver SSR (Solid
State Relay) dan bagian rangkaian counter RPM untuk menghitung banyaknya putaran pada
suatu rentang waktu tertentu dengan inti menggunakan LM358, photodiode dan LED putih yang kemudian dimunculkan di LCD. Dari berbagai percobaan, motor induksi ketika diberi tegangan penuh 220V maka motor berputar dengan maksimal dan konstan, namun ketika dihubungkan mikro maka terjadi kecepatan yang tidak stabil karena singal keluaran mikro mencacah tegangan dan juga jika dilihat dari oscilloscope terjadi gelombang loncatan singal, ketika diberi kapasitor yang terjadi motor induksi bisa lebih stabil dan mengurangi loncatan gelombang. Semakin tinggi kecepatan maka semakin besar daya yang dipakai. Pada kecepatan rendah motor induksi AC tidak bisa berjalan stabil.
.
Kata Kunci : Motor Induksi Satu Phasa, ATMega8535, solid state relay, rangkaian counter rpm.
1.
skala banyak secara continue dan dapat
PENDAHULUAN
Dalam dunia industri baik yang diatur kecepatannnya sesuai dengan berskala besar atau kecil pada saat ini kebutuhan dan beban yang berbeda-beda, banyak yang menggunakan mesin-mesin penggulung benang pada industri garmen, listrik seperti motor induksi dengan sumber dan elevator pada gedung bertinggkat. satu fasa maupun tiga fasa yang digunakan Namun, mesin-mesin di industri untuk membantu efisiensi proses produksi. tersebut masih ada yang mempergunakan Diantara banyaknya mesin induksi yang cara-cara manual, terutama dalam hal untuk digunakan seperti pada mesin conveyor yang memindah-mindahkan kecepatan. Sehingga berfungsi untuk memindahkan barang dalam tidak terlalu efektif, karena mesin-mesin tersebut dibutuhkan untuk jenis pekerjaan sistem pengontrolan kecepatan putaran yang menuntut suatu ketelitian, mesin industri. kerutinitasan, kekuatan dan kemampuan 2.
LANDASAN TEORI
untuk melakukan pekerjaan dalam waktu Konstruksi motor induksi satu fasa terdiri yang lama (Rahmat Hidayat, 2013). atas dua komponen yaitu stator dan rotor.
Kebutuhan sistem kontrol pengatur Stator adalah bagian dari motor yang tidak kecepatan motor banyak diperlukan dalam bergerak dan rotor adalah bagian yang dunia industri, baik yang bersekala besar bergerak yang bertumpu pada bantalan poros maupun kecil. Pada skala besar sistem terhadap stator. Motor induksi terdiri atas kontrol kecepatan motor di industri besar kumparan-kumparan stator dan rotor banyak yang menggunakan PLC yang berfungsi membangkitkan gaya gerak (Programmable Logic Control). PLC itu listrik akibat dari adanya arus listrik sendiri adalah sistem elektronik yang bolak-balik satu fasa yang melewati beroperasi secara digital dan didesain untuk kumparan-kumparan tersebut sehingga pemakaian di lingkungan industri, dimana terjadi suatu interaksi induksi medan magnet sistem ini menggunakan memori yang dapat antara stator dan rotor (insyaansori,2013). diprogram untuk penyimpanan secara Mikrokontroler adalah IC yang dapat internal instruksi-instruksi yang diprogram berulang kali, baik ditulis atau mengimplementasikan fungsi-fungsi spesifik dihapus (Agus Bejo, 2007).Biasa digunakan seperti logika, urutan, perwaktuan, untuk pengontrolan otomatis dan manual pencacahan dan operasi aritmatik untuk pada perangkat elektronika. mengontrol mesin atau proses melalui modul-modul I/O digital maupun analog.
Mengetahui bahwa inti dari PLC adalah sebuah mikrokontroler, maka dicobalah untuk membuat sistem kontrol untuk pengaturan kecepatan putaran motor induksi dengan mikrokontroler.
Gambar 2.1. Konfigurasi PinMikrokontroler ATMega8535 yang
Microcontroller AVR ATMega8535
merupakan salah satu jenis mikrokontroler Sumber : keluarga AVR (
Alf and Vegard’s Risc processor) yang dapat digunakan untuk
3.PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM
Bascom-AVR adalah program basic
A. Layout Single Line Diagram compiler berbasis windows untuk D1 U1
mikrokontroler keluarga AVR merupakan 220VAC TR1 R1 pemrograman dengan bahasa tingkat tinggi ” C1 C2 D2 R2 R3 2 3 8 U2 7 BASIC 4 ” yang dikembangkan sehingga dapat D3 D4 VR1 dengan mudah dimengerti atau 40 39 38 3 2 1 PB0 diterjemahkan (Iswanto, 2009). LCD C6 35 36 37 6 5 4 R4 R5 L1 M
Dalam program Bascom-AVR 31 32 33 34 10 9 8 7 VCC C3 Q1 terdapat beberapa kemudahan, untuk U3 30 29 28 27 14 13 12 11 MOC3021 XTAL1 XTAL2 GNG 220 membuat program software ATMega8535, VR2 31-AGND 30-AVCC 24 25 26 23 15 16 17 18 INT1 INT0 PB1 X1 C4 seperti program simulasi yang sangat 29-PC7 (TOSC2) PB2 28-PC6 (TOSC1) 24-PC2 21 PD5/OC1A 22 20 19 C5 berguna untuk melihat, simulasi hasil 22-PC0 program yang telah kita buat, sebelum
Gambar 3.1. Rangkaian Keseluruhanprogram tersebut kita download ke IC atau
Sumber : Author
ke mikrokontroler. Ketika program Bascom-
B. Pembuatan Bahasa Pemrograman
AVR dijalankan dengan mengklik icon Dalam pembuatan bahasa
Bascom-AVR, maka jendela akan tampil pemrograman sistem kendali motor induksi gambar 2.2. satu fasa berbasis mikrokontrol saya menggunakan aplikasi BASCOM.AVR yang akan dimasukan ke dalam atmega8535. Adapun langkah untuk membuat bahasa pemrograman sebagai berikut :
1. Membuat pemrograman yang nantinya digunakan sebagai instruksi didalam atmega8535.
2. Klik program di BASCOM AVR
Gambar 2.2. Tampilan Jendela ProgramBascom-AVR Sumber : Author
Gambar 3.2. Program Bascom Sumber : Cursor Off
c. Pengaturan Program
Kecepatan Do
3. Ketik file-new seperti pada gambar If Tampil > Set_up Then
Incr Pwm
berikut :
Pwmm = Pwm End If If Tampil < Set_up Then Pwmm = Pwm + 100 End If Start Timer0
Gambar 3.3. Tampilan Awal pada Baskom-Wait 3
AVR
Stop Timer0
Sumber : Author
Locate 2 , 6
4. Ketik program yang akan didisain
Tampil = Counter0 * 20
untuk dimasukan kedalam
Locate 2 , 1
atmega8535 pada BASCOM
Lcd "counter:" ; Tampil ; " rpm a.
Program Utama " $regfile = "m8535.dat" Counter0 = 0 'menggunakan Atmega8535 sebagai Locate 1 , 1 preprosesor Lcd "SetSpeed:" ; Set_up ; "rpm $crystal = 16000000 " 'menggunakan crystal clock 16 MHz Pwm1a = Pwmm $eeprom Pwm1b = Pwmm 'menggunakan fasilitas eeprom Pwm_eprom = Pwmm Atmega8535 Pwmm = Pwm_eprom b.
Program Tampilan LCD Loop Config Lcdpin = Pin , Rs = Portc.0 , End E = Portc.2 , Db4 = Portc.4 ,
5. Setelah program selesai kita buat
Config Lcdpin = Pin , Db5 = Portc.5
maka langkah selanjutnya
, Db6 = Portc.6 , Db7 = Portc.7
menyimpan dan memasukan ke
Config Lcd = 16 * 2 dalam atmega8535 melalui USB
ISP_Atmel
Gambar 3.4. USB ISP_AtmelSumber : Author
6. Klik progisp
C. Diagram Alir Proses START Power Suplly On
Gambar 3.5. ProgispTAMPILAN PADA
Sumber : Author
LAYAR PEMBUKA
7. Selanjutnya klik erase kemudian load
flash cari file yang tadi sudah Push button ON/OFF
disimpan dan langkah terahir klik auto tunggu proses pemasukan
Atmega8535
program ke dalam atmega8535 berjalan. Lihat tampilan pada LCD.
Sensor Motor Driver Counter
LCD Gambar 3.6. Load Program Pada Progisp.
Sumber : Author
END 8. Siap diuji coba.
Gambar 3.7. Alur Program UtamaSumber : Author Secara garis besar dari gambar single line Pada push button up kita hubungkan diagram di atas kita dapat mengetahui proses ke PIN16 (INT0/PD2 interupsi eksternal0), dari rangkaian kendali motor induksi satu push button down kita hubungkan ke PIN17 fasa. Pada awal tegangan/power supply (INT1/PD3 interupsi eksternal1) dan pada masuk sebesar 220VAC ke dalam trafo step komponen kristal kita hubungkan ke
down untuk diturunkan menjadi kurang lebih
PIN12/XTAL2 dan PIN13/XTAL1 (singal input clock eksternal).
10VAC. Oleh diode bridge arus tersebut akan disearahkan menjadi arus DC.
D. Diagram Blok Perancangan
Kemudian arus distabilkan oleh kapasitor Dengan inti menggunakan dan diubah menjadi keluaran 5VDC oleh mikrokontroler ATMega8535 yaitu sebagai
IC7805. Sebagai indikasi arus kita pasang kendali putaran kecepatan motor induksi LED dan sebuah resistor. Keluaran dari satu fasa ini, perancangannya dimulai
power supply
kita jumper menuju dengan pembuatan hardware dan kemudian ATmega8535 (PIN10/VCC) untuk perancangan bahasa program yang dibagi mengaktifkan semua system mikro. menjadi beberapa bagian. Berikut ini adalah
Pada rangkaian counter rpm kita blok diagram sistem keseluruhan dari hubungkan dari LM358 ke PIN1/PB0 perancangan alat pengaturan kecepatan (counter). Sehinggga apabila LED menyala putaran motor induksi satu phasa berbasis kita logikan 0 dan ketika LED tertutup maka mikrokotroler ATMega8535 yang photodiode akan menghitung 1. ditunjukan pada gambar 3.2 di bawah ini : LCD
Pada kaki SSR terdapat 4 kaki, kaki SSR1 kita hubungkan ke PIN19(PD5/OC1A
output pwm 1A). kaki SSR2 kita hubungkan PUSH BUTTON UP DRIVER PB1 PD5
ke VCC/PIN10. Dan untuk kaki SSR3 kita hubungkan ke sumber 220VAC dan kaki PUSH BUTTON DOWN ATMEGA PB2 8535 M SSR4 kita hubungkan ke motor.
Pada tampilan LCD kita hubungkan COUNTER RPM SENSOR PB0 PB0 kaki ATmega8535 PIN31/AGND (signal
Gambar 3.2. Blok Diagram Sistemground ADC), PIN30/AVCC (tegangan
Keseluruhan ADC), PIN29/PC7 (TOSC2 timer
Sumber : Author
oscilator2), PIN29/PC6 (TOSC1 timer
Dari gambar 3.2 blok diagram sistem
oscilator1), PIN29/PC2, dan PIN22/PC0
keseluruhan di atas dapat dijelaskan secara (serial bus clock line). singkat cara kerja dari sistem pengaturan
A. Perancangan Pengujian Alat
kecepatan putaran motor induksi satu fasa Agar semua sistem dapat berjalan berbasis mikrokotroler ATMega8535 ini, dengan baik ketika dijalankan, maka perlu sehingga mengakibatkan terkendalinya dipastikan bahwa bagian-bagian dari sistem putaran motor induksi tersebut. Adapun cara itu berfungsi sesuai yang kita butuhkan oleh kerja dari sistem tersebut diuraikan secara karena itu perlu untuk diuji. singkat sebagai berikut :
B. Pengujian Power Supply
1) Minimum sistem ATMega8535 Cara pengujian power supply adalah berfungsi untuk menerjemahkan perintah menggunakan multitester dengan jarum yang dimasukan melalui push button multi menunjuk pada VDC. Pengujian ini ataupun variable resistor. dilakukan untuk mengetahui tegangan kerja
2) Input berupa push buttonup/down yang yang dikeluarkan oleh rangkaian power
supply, pengujian rangkaian power supply
berfungsi untuk menaikan dan menurunkan kecepatan putaran motor dilakukan dengan cara mengukur tegangan yang diinginkan. pada sisi sekunder transformator serta pada 3) Rangkaian counter rpm berfungsi untuk sisi output pada rangkaian power supply. mendeteksi banyaknya putaran per menit Adapun tabel hasil pengujian motor induksi tersebut. rangkaian power supply dapat dilihat pada
driver
4) Rangkaian motor berfungsi tabel 4.1 di bawah ini : menerjemahkan perintah yang Tabel 4.1. Hasil Pengujian Rangkaian Power dikeluarkan oleh sistem mikrokontroller Supply. sebagai pengatur kecepatan putaran
Pengukuran Pengukuran Objek yang motor. input output diukur
5) Motor berfungsi memutar piringan yang (volt) (volt) dihubungkan melalui poros pemutar.
Transformator 202 VAC
10 VAC 6) Sensor berfungsi untuk mengukur
LM 7805
10 VAC 4,92 VDC kecepatan putaran motor yang dideteksi Sumber : Author dari piringan yang diputar oleh poros
C. Pengujian Rangkaian Counter Rpm
motor dan kemudian dikirim ke Rangkaian ini berfungsi untuk mikrokontroler. mendeteksi setiap cahaya terang dan gelap
7) LCD berfungsi untuk menampilkan data yang diterima oleh photodiode. Untuk kecepatan putar piringan berupa rpm. pengujiannya yaitu dengan cara mengukur
4. PENGUJIAN SISTEM tegangan pada kaki photodiode tersebut.
Kita cek berapa voltase yang ada di
photodiode karena kalau tegangan tidak
sesuai maka photodiode tersebut tidak akan
Mikro M berfungsi secara maksimal.
Table 4.2. Table Tegangan Pada RangkaianCounter
Nama Led On Led Off
Gambar 4.2. Pengujian 2Photodiode 3,82 VDC 4,80 VDC Sumber : Author
Sumber : Author Motor dengan output dari
D. Pengujian Rangkaian Driver Motor
mikrokontrol. Berikut adalah tabel motor Pengujian ini dilakukan untuk dengan output dari mikrokontrol. mengetahui apakah rangkaian driver motor
Tabel 4.4. Pengujian 2 dapat berfungsi atau tidak untuk mengaturMotor Kecepatan (rpm) kecepatan putaran motor induksi. Cara Setingan 1300 960, 940, 860, 840, 820 pengujian yang dilakukan pada rangkaian Sumber : Author
driver motor menggunakan multimeter
untuk mengetahui tegangan yang diterima oleh motor..
M
Gambar Pengujian 10
4 mF M
Gambar 4.3. Pengujian 3Sumber : Author Motor dengan rangkaian parallel lilitan dan kapasitor 4µF. berikut adalah
Gambar 4.1. Pengujian 1 tabel hasil pengujian 3.Sumber : Author
Tabel 4.5. Pengujian 3Motor langsung sumber 220V tanpa Motor Kecepatan (rpm) mikrokontrol motor berputar kecepatan
Setingan 1300 860, 840, 820, 660 penuh 6000 rpm dan konstan. Sumber : Author M 8 mF
Gambar 4.4. Pengujian 4Sumber : Author Motor dihubung pararel dengan kapasitor 8µF dan lilitan, sehingga didapat tabel sebagai berikut.
Motor Kecepatan Setting 1300 1020-1080
Tabel 4.8. Pengujian 7Sumber : Author Motor dihubungkan pararel dengan kapasitor tanpa lilitan, sehingga didapat tabel sebagai berikut.
Gambar 4.7. Pengujian 7M 8 mF
Sumber : Author
Motor Kecepatan Setting 1300 1020-1080
Tabel 4.7. Pengujian 6Gambar 4.6. Pengujian 6Sumber : Author Motor dengan pararel rangkaian kapasitor dengan seri kumparan trafo
M 8 mF
Sumber : Author Motor hubung seri dengan lilitan dan kasitor, yang terjadi adalah motor tidak bergerak/mati.
Gambar 4.5. Pengujian 5M 8 mF
Sumber : Author
Posisi motor Kumparan trafo rpm 1 0-3 840-890 2 0-4,5 850-890 3 0-6 860-900 4 0-7,5 870-910 5 0-9 880-920 6 0-12 900-940
Tabel 4.6. Pengujian 4500mA, berikut adalah tabel dari pengujian 4.
Sumber : Author
Tabel 4.10. Pengujian 9Motor Kecepatan Setting 1300 700, 840, 880, 900, 920, 940
8 mF M
Sumber : Author
Gambar 4.8. Pengujian 8M
Sumber : Author Motor dihubung pararel dengan kapasitor 8µF dan sebelum masuk ke motor dihubung seri dengan lilitan, sehingga
Gambar 4.10. Pengujian 10 didapatkan tabel sebagai berikut.Sumber : Author Motor dihubung pararel dengan
Tabel 4.9. Pengujian 8 kapasitor 8µF dan dari keluaran motorMotor Kecepatan dihubung seri dengan lilitan, sehingga Setting 1300 1000, 1020, 1040, 1060, didapatkan tabel sebagai berikut.
1080 Tabel 4.11. Pengujian 10 Sumber : Author Motor Kecepatan
Setting 1300 1220, 1240, 1260, 1280, 1300, 1340. Sumber : Author
8 mF M
5. PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Dalam pembuatan alat pengatur kecepatan motor induksi satu fasa ada tiga buah
Gambar 4.9. Pengujian 9 bagian utama dan bagian pendukung yaituSumber : Author
bagian input yaitu tombol tekan dan Motor dihubung pararel dengan sensor, bagian proses yaitu ATMega8535, kapasitor 8µF dan dari sumber fasa motor bagian output yaitu motor induksi satu dihubung seri dengan lilitan, sehingga fasa dan LCD 16x2, dan bagian support didapatkan tabel sebagai berikut. yaitu power supply dan driver motor
2. Pengujian pada daya motor induksi satu
B. Saran
fasa dengan menggunakan mikrokontroler
1. Selain mikrokontrol ATMega8535 ATMega8535 yang telah dirancang. untuk program kendali pengatur kecepatan motor bisa menggunakan
Counter Tachometer mikrokontrol ATMega16 atau Setting Amp Volt Daya
No. Mikro (rpm) ATMega32.
(rpm) Motor Motor Motor (rpm)
2. Pada motor induksi ketika Beban 1300 1280 31,2 mengkonsumsi daya rendah bahkan
1300 0,6 A
52 V
VA hampir setengah dari tengan ratting Beban 1200 1160 34,2
(200-240 Volt ) misalkan dengan 1300 0,6 A
57 V
1 VA tegangan 52 Volt, 57 Volt, 62 Volt.
1060 990 Beban
37,2 Motor induksi jenis tersebut berputar 1300 0,6 A
62 V
2 VA tidak stabil. Apabila ingin menghendaki kecepatan yang lambat
Sumber : Author dan dapat berputar konstan maka bisa
Semakin tinggi kecepatan motor maka menggunakan motor DC atau membutuhkan daya semakin besar. Pada Universal. kecepatan rendah maka putaran motor
3. Kecepatan motor induksi belum bisa induksi satu fasa sulit untuk berputar naik secara signifikan menuju stabil/ konstan. kekecepatan yang telah diseting,
3.Program pada pengaturan kecepatan motor untuk itu perlu dilakukan penetian induksi satu fasa dengan menggunakan lebih lanjut misalnya bisa dipasang aplikasi bahasa Bascom-AVR. dengan penguat singal PWM dengan menggunakan ULN2803.
4. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut kenapa saat feedback kecepatan motor turun drastis.
5. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang system SSR.
6. DAFTAR PUSTAKA
Bejo, A. 2008. ”Rahasia Kemudahan
Gambar 5.1. Singal Gelombang SoftstarterBahasa C Dalam Mikrokontroler
Sumber : Author
ATMega8535 ”. Yogyakarta. Graha Ilmu. Hidayat, R. 2013.
“Pengaturan Kecepatan Motor Induksi Satu Fasa Berbasis Mikrokontrol Atmega8535”. Journal. 1-10 sendiri
Iswanto. 2009. “belajar
MIKROKONTROLER AT90S2313 dengan BASIC Compiler
”. Yogyakarta.
(Selasa,
30 September 2014 8:55 PM).
(Selasa, 30
September 2014 9:38PM)
(Selasa,
30 September 2014, 9:54PM)
7. Riwayat Penulis
Heri Suryo, ST. Mahasiswa Lulusan
Tahun 2014 Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Semarang.