Sepenggal catatan kusam - USD Repository
No. 1-2 Th. XIN opember 2004
ISSN 085-4-9559
BANDAR MAULANA
JURNAL SEJARAH UNIVERSITAS SANATA DHARMA
Negara-Negara Sedang Berkembang:
Dari Ekspor Bahan Mentah Hingga Ekspr .
Produk Manufaktur
Anton Haryono
Demokrasi, Civil Society, dan Kapitalisme Global
Pasca Perang Dingin:
Budiawan
Hubungan Agama dan Negara Dalam Konteks
Ketahanan Nasional: Tinjauan Kebijakan/Operasional
GMoedjanto
Sepenggal Catatan Kusam
Sastro Sukamiskin
CUPLIKAN HASIL WAWANCARA
DENGANBEKASROMUSHA
p
DAFTARISI
Pengantar •..........................................................................
1
..
Daftarlsi · ......................................................... ;.................. .
11
Negara-Negara Sedang Berkembang:
Dari Ekspor BahanMentah Hingga Ekspor
Produk:Manufaktur
Anton Haryono ................................................................ .
1
Demokrasi, Civil Society, dan Kapitalisme Global PascaPerang Dingin
Budiawan .............. ... ........ ... .... ............. ... .......... ...... .. .... ... 25
HubunganAntaraAgama Dan Negara Dalam Konteks
KetahananNasional: TinjauanKebijak:an/ Operasional
G Moedjanto .......................... ....... ........... ....................... 33
Sepenggal CatatanKusam
Sastro Sukamiskin ...... .. .. ...... ........ .... ...... .... .............. ....... 5 3
CuplikanHasil Wawancara dengan
Bek:as Romusha ........ ................... ........... ............. .. ............ ·63
ii
Daftar Isi
~
SEPENGGALCATATAN KUSAM
Sastro Sukamiskin
'"IW
Sebuah episode sej arab hubungan antar umat beragama di
Indonesia telah teIjadi di awal bulan Oktober 2004. Sekelompok
. umat muslim mendatangi Sekolah Katolik Sang Timur di
Ciledug. Mereka mengajukan tuntutan agar sekolah tersebut
tidak lagi digunakan sebagai tempat upacara peribadatan umat
Katolik. Meski berakhir dengan "kesepakatan dalam
keterpaksaan", namun kepiluan begitu terasa di hati uinat
Katolik. Seorang Pastur memaknai peristiwa tersebut sebagai: .~ .
Kezaliman terhadap penoadatan .minoritas sudah meJampaui batas dan
mengancam. membuat percuma usaha tulns banyak pibak di agama
mayoritas manpWlagama-agama minoritas untukmembangunhubungan
yangtoleran. (FranzMagnis Suseno,2004)
.
Perasaan sakit hati, marah dan geram dapat dimaklumi,
karena Ciledug bukanlah satu satunya dan semuanya ber-akhir
dengan tanpa penyelesaian hukum-yaag-memuaskan:
Oua bulan lain Bapati Bandung :Per Smat.serentak menntup 12 tempat
ibadah sempa di Bandung. Kekerasan terhadap gereja-gereja beJjatan
tems, denga·rt-~sukj:ip.
(:Pranz-Maguis Snse:no,
2004)
Fana:tis:m:e
Bagai sebuah gunung es (ice berg), letupan-Ietupan konflik
antarpemeluk agama yang semakin lama semakin sering teIjadi,
mengindikasikan b.etapa besar dan kompleks perma-sai:ahan
yang sebenamya bed 3ngsllng di bawah peonukaan. Agama yang
katanya memlliki kekuatan transformatifampuh untuk
menyelamatkai'l bumi dengan memperbaiki akhlak manusia,
dalam kenyataannya di. berbagai sisi kehidupan justru
menebarkan kesengsaraan Yang cuknp rneIDprihatinkan adalah
bahwa konflik agama yang selama ini teIjadi terutama antara
Islam dengan Katolik dan Protestan yang notabene berasal dari
satu "kampoeng" sebuah negeri nun jauh di sana. Dan yang
dl negeri
sungguh memilukan adalah konflik itu teIjadi JUs~
Sepenggal Catatan Kusam
53
,.-.c"
.r'~
Indonesia tercinta vana rnasvarakatJlV;a secara aenealoais bukan
Iskak
. '.
anak cucu Ismail rn-aup~
Tidak rnudah rnencari penyebab yang rnarnpu rnenjelaskan
semua konflik agama di tariah air. Perna~lh
sudah begitu
rowet dan tali ternali dengan perbagai peristiwa di rnasa lampau.
Dalam penj elasan resrni biasanya dikatakan bahwa penyebabnya
adalah adanya pihak-pihak tertentu yang rnenjadikan agarna
sebagai kendaraan kepentingan pribadi dan kelornpok sernbari
bersernbunyi di balik kata "oknurn provokator". Tidak j arang
juga dirnunculkanjawab-an bemuansa akadernis tentang adanya
kecemburuan sosial ekonorni kelornpok rnasyarakat pemeluk
agamayang satu terhadap perneluk agama lainnya.
Meski sensitif untuk diperbincangkan, ada faktor ideologis
yang sulit dipungkiri ikut rnendorong teIjadinya konflik, yaitu
",ilitansi'dan fanatisrne agama. Keyakinan sebagai satu-satunya
pembawa kebe.naran Tuhan yang final, rnenja-dikan militansi dan
fanatisrne merupakan kekuatan potensial yang di satu sisi rnampu
mendorong teIjadinya penyebaran agama entah dengan judul
missi, zending ataupun·dakwah.
'" sifat umum dati agama resmi adalah mengajarkan dakwah
(nrlsionaris). Agama-agama resmi biasanya cenderung lebih banyak
mengemMngbn miskmari.s, keCJ.lali Yahudi Islam dan Kristen adalah
a:gama dakw:ah, yang d:i1mmlt kepada k-munnya untuk menyebarkan
agamanya Itu sebabnya, eksistensi agama resmi sangat ditentukan dati
bagaiman3 dakwalmya biss mempengambj umat. (Suara Pembaruan
Daily, 6/9/2002)
Di sisi lain fanatisme melahirkan pandangan bahwa kebesalah, jahat dan sumber bencana, sehingga
naran lain seb~gai
warga pemeluk agarna dan kepervayaan lain perIu dikikis habis
atau paling sedikitdicegah p erkernbanganjurnlahnya.
.. , agama resmi sering kali mengalami bentman dan konflik yang
berkepanjangan. Hal itu disebabkan, agamaagama resmi sering kali
mempersempit universalitas ajaran Tuhan sehingga yang muncul adalah
ldaim kebenaran yang bisa berujung pada sikap fanatisme, militan. dan
radikal. (Khama:.roi padaSuara Pembaruan Daily, 6/9/2002)
Keberhasilan rnengikis habis kelornpok lain dimaknai sebagai kesulcsesan ya,ng mendatangkan tidak hanya kebahagiaan .
kehidupanauniawi, tetapi juga diyakini menjadi "tiket VIP" .
54
Sepenggal Catalan Kusam
1
untUk masuk ke kebahagiaan surgawi yang abadi.
DominasiAgama Pendatang di Indonesia
Militansi dan fanatisme itu pula yang membawaberbagai
ag~
pendatang rnasuk di Indonesia. Dalarn sej arah dapat
disimak betapa agama Hindu, Budha, Islam, Kristen dan KatoHk
'. berusaha keras untuk rnenancapkan pengaruhnya di nusantara.
Perlahan tetapi pasti, "agarna asH" Indonesia rnenjadi bagai tidak
berhak untuk hidup dan berkernbang di tanah tumpah darahnya
sendiri. Seakan telah rnerupakan dalil urnurn bahwa rnemang
sudah layak dan . s epantasnya "agama asH" dikalahkan dan
. dipinggirkan oleh agamaagarna pendatang. Bahkan Pancasila
. sebagai falsafah bangsa yang oleh Soekamo dikatakan kalau
· diperas jadi satu adalah GOTONG ROYONQ (Lihat pidato
I.
Soekamo pada 1 Juni 1945) akhirakhir ini sangat terasa secara
j
I '.
sengaj a digeser menj adi Ketuhanan Yang Maha Esa.
I .
Peminggiran "agarna asli" rnenjadikan bangsa Indonesia se-
j
I
tahap demi setahap kehilangan identitasnya. Hilangnya identitas
kultural tersebut antara lain dirasakan oleh dunia akademik pada
sulitnya menernuk:an "the origin" da1amkehudayaa n Indonesia
· dewasa ini. Berbagai penelitian yang dilakukan,rnenjadi bagai
j'
· peny.elamanCliJauuak.betdasar .. Bahkan tidaksedikitpihak:y..a ng
I
sernbari diliputi rasa frustrasi rnenyangsikan kegunaan penelitian
· tentang "agamaasli" Indonesia.
KeterpinggiI an "agama asli" sampai ketitik.yang sUllgguh
memprihatinkan ketika dengan sengaja pemerintah Indonesia
· mengambil sikap untuk tidak mengakui "agama' asH" Indonesia
sebagai agarna resrni. Alasannya. karena syarat untuk disebut
agama adalah menyembah Tuhan, rnemiliki nabi, kitab dan
mengandung aturan serta sanksi moral berupa surga atau neraka.
Dari sernua syarat tersebut, tampaknya tak satupun. dapat
. dipenuhi oleh "agarna asH" Indonesia. Barangkali akan lebih
· netral apabila dinyatakan bahwa dalam "agama asH" tidak ada
!
!
. pemujaan terhadap Tuhan seperti yang dipaharni oleh agarna-
I
· agama pendatang,!. khususnya agarna samawi. Keti!idaan.upacara
.
-
.1
!
J
I
Sepenggal Catatan Kusam
55
l
\
\
penyembahan Tuhan bukan ber8.11i tidak ada'pengakuan terhadap
eksistensiNya, tetapi lebih larena kepercayaan terhadap
kesangatsempurnaan mekani sme semesta. 1\.1asyarakat
Indonesia sangat percaya bahwa semesta ini tercipta dalam
keadaansangat sempurna: matahari selalu terbit dari timur dan
tenggelam di barat, bulan dan bintangbennunculan di malam hari
serta musim sHih berganti. Semuanya berjalan sendirisendiri,
tetapi dalam sebuah keteraturan yang disebut hukum alamo
Dari kosa kata kultural lokal, tidak ditemukan tokoh yang
difigurkan sebagai Sang Pencipta. Jibata, danyang, cikal bakal,
tuyul, gendruwo, buto ijo, wewe dan bahkan bhatara yang
dianggap gaib tertinggi oleh masyarakat Philipina, udak
ditempatkan sebagai SangPencipta semesta. Figur Sang P encipta
dalam khasanah "agama asH" Indonesia, barangkali lebih dapat
disejajarkan dengan figur Tao pada masyarakat Cina pra Budha
yang melakukan tidak suatu apapun atau wu wei terhadap
mekanisme semesta. Dari sudut pandang ini, Sang Pencipta
sedikit banyak dapat digambarkan sebagai'ZatMahaSempuIlla
yang tidak_ p-emah mencampuri, meminta dan menuntut
sesuatupundari semesta.
Ago.:Ia"l~tumeinJ
EB Tay·lor, agamadasar adalahagama yang
sederbana dan dil,mnt oleh bangsa manusia. Agama ini terdiri atas
pada Thhan sang.Pencipta yang menjadikan d.lmia dan
. kep~
. kemudian menyerabkannya pada hukumhukum dasamya sendiri.
(Khamami, padaSuara Pembaruan Daily, 6/912002)
Pandangan akan kesangatsempumaan semesta kiranya. juga
d:apat menjetaskan ketidakbutuhan "agama asli" terhadap figur
tokoh penyelam:at seperti nabi, rasul, kitab suci dan juga
pengadilan terakhir. Prinsip "Biarlahwaktu menyelesaikan" dan
"Becik ketitik ala ketard' merupakan contoh ekspresi yang
kiranya dapat mewakili akan kepercayaan asli terhadap
kesangatsempumaan mekanisme alam dalammenyelesaikan
semua masalah di luar kemampuan individu manusia. Hal ini
berbeda dengan konsep dosa asal, jahiliah atau Civitas Terena
yang menjadikan kehadiran Tuhan, Nabi dan Kitab Suci sebagai
sebuahkeharusan.
56
Sepenggal Catatan Kusam
. Perbedaan antara "agama asH" dengan agamaagama
pendatang akan menjadi bungabunga kehidupail yang indah
apaQila semua pihak bersedia untuk hidup berdampingan secara
damai dengan memaknai setiap kebenaran sebagai sangat relatif
dem berakhir pada konsep "kecocokan" serta "jodoh" masing.masing individu. Seseorang mungkin merasa cocok dengan
ajaran Islam, tetapi orang lain barang-kali lebih merasajodho
dengan Katolik. IvIasing-masing sudah seharusnya menghargai
hale p.erorangan untuk secara merdeka memilih dan mengubah
pilihannya, meski seandai-nya pilihan itu jatuh pada tidak
beragama.
Akan tetapi, dalam kenyataannya kemerdekaan dalam bingkai persaudaraan masih sekedar impian. Berbagai aturan secara·
.sengaja menempatkan "agama asH" pada gelapnya
keterpinggiran di negerinya sendiri, bahkan dalam hal.
perkawinan:
Asep . Setia Pujanegam (32), misalnya, teq>aksa menggugat Badan
Koordinasi Catatan Sipil KabupatenBandung, Jawa Barat. Ia menggugat
penolakan lembaga itu IDeDCatat peIkawinatuJya dengan Rela SYSaDti.
Mereka menikah secara adat Sunda, 23 Agustus 2001. Penolakan itu
menyusul sikap Asep yang menolak mengisi kolom agama dikartu tanda
penduduknya.Pengisiankolomagama itu merupakansyaratmencatatkan
pelkawina:n. Meskil"'1il kahih datnn ilelsidangau. Maret 2002, Asep-dan
ist:rinyamemutnskan-nai:k:banding. (SuaraPembaraanDatly 101112(103)
Pertanyaan yang mungkin di-anggap-nakal adalahdari-mana
datangnya kekuatan kolonialistis yang menekan pemerintah
Indonesia sampai bersedia membuat aturan yang tne11-yJng_1._+-.?
ki
. rk an « agamaas1'"
1 mas-y:r~.
Dualisme
Salah satu peristiwa traumatis bagi "agama asli" t-e:t;jadi-pada
awal masa kekuasaan Orde Bam, dimana semua orang Indonesia
yang "tidak beragama" dipaksa masuk ke organi-sasi agam-a. agama pendatang yang diakui pemerintah. Tekanan secara
•struktural terhadap kebertuhanan pribumi, memaksa rakyat kecil
·untuk memasuki organisasi keaga-maap resmi tertentu dengan
·alasan agar dapat terhinditi dari dip sebagai komunis, atheis
Sepengga\ Catatan Kusam
57
.-::.--
ataupun keruwetan birokrasi lain. . tIuru hara pada awal Orde
Barn tersebut melahirkan fenomena unik dalam kehidupan
masyarakat pedesaan Indonesia yang dikenal sebagai
berkembangnya agama rakyat. Meskipun secara formal
memeluk agarna pendatang tertentu, dalarn kehidupan seharihari mkyat pedesaan me-Iaksanakan berbagai ritual yang sarna
sekali tidak diajarkan oleh agama. Bahkan tidak jarang ritual
rakyat kecH itu bertentangan dengan ajaran agama pendatang
yang dican-tumkan pada KTP. Misalnya, meski di KTP tertulis
beraga..ma Islam, tetapi menj alankan puasa ngebleng 3 hari menjelang Jumat Kliwon yang diakhiri dengan semedi kungkum
(berendarn) di sungai tertentu. Atau meski secararesmi beragarna
KatQlik, tetapi menjalankan ritual yang ditujukan kepada Nyai
. Loro Kidul dan dirumahnya mengkoleksi benda-benda kerarnat.
Ungkapan agama sebagai ageman yang terdapat pada
masyamkat Jawa dapat dipahami sebagai sindimn untuk para elit
agama pendatang bahwa tekanan yang mereka lakukan adalah
sebuah kesia...sia:a:n. Tekanan ito lnmya dapat mempengaI uhi
bentukluar(baju/ageman), tetaphakakanmenyentuhhati-nurani
(keyakinan). Agama ditempatkan bukan sebagai masalah
batiniah, tetapi sekedar masalah sosial-pernerintahan dan bahkan
ekonomi.
Agamalakyat seba:gai solusi wong cilik -terha-dap tekanan
pemuka agama pendatang yang berkolaborasi penguasa politik,
melahirkan kepribadian masyarakat yang terbelah: Satu kakinya
bers:ujud menurut dogma-dogma agama formal yang
"d'Ip..
aks:aan
k " penguasa d
n'
. agama penda-tang,
•. apenl1mpm
&edang. kakinya yang sebelah bersujud p:ada bangun tradisi yang
diwariskan oleh nenek 'moyang. Keterbelahan tersebut
mengakibatkan produkbudayanyapun bersifat dualistis. Di
bidang politik, fenomena dualisme dapat dilihat dari praktek
demokrasi Indonesia yang oleh Gus Dur dikatakan sebagai
demokrasi seolah-olah. (Tempo, No. 12, 1991)' Seolah-olah
berpemerintahan demokratis, tetapi prakteknya kental dengan
otoritarianisme. Di bidang eko-nomi, fenomena dualisme dapat
disimak dari berkembang-nya kapitalisme semu, yaitu lahimya
58
Sepenggal Catatan Kusam
kelas konglomemt yang dibesarkan bukan oleh kerja keras dan
efisiensi, tetap1 oieh koneics1 dan kolusi dengan pejabat
pemerintahan. Oi bidang persekolahanpun dualisme terlihat dari
eksistensi ilmu pengetahuan yang seharusnya merupakan jalan
penca-rian kebenaran akan mekanisme semesta, justru disikapi
sebagai bab:an hapalan.
. Berkembangnya kesemuan menjadikan dewasa ini berbagai
masalah bangsa tak dapat tertangani dengan semestinya.
Banyaknya solusi yang dicobakan tampaknya tidak akan mampu .
.mengatasi masalah bangsa Indonesia secara tuntas tanpa dengan
mengakhiri dualisme kebudayaan. Salah satu jalan yang
mungkin ditempuh adalah pemberian kemerde-kaan sepenuhnya
dalam keberagarnaan. Seorang aktifis int¢rfidei mengemukakan
permasalahan terhadap kemung-kinan rekonsiliasi antara agarnaagarna pendatang yang di Indonesia ditempatkan sebagru agarna .
resmi dengan "agama asH".
RekoDSiliasi dalam hal ini adalah bagaimana agama-agama resmi itu
. secam formal mengakui kesalaban dan meminta
alas keterlibatan
mereka di masa laIu. Dalam banyak. hal. ada -semacam-ke'takutmjika·ini
dilakukan akan mengakibatkan pergolakan sosial bam. Ada ketakutan.
jika ini di:k:emo:kakan akan berakibat pad:a situ:asi kontra produktif di
tengai1-tenga:h ik:lim di:a:log-yangmnim lrondusif. Paling kmsial, ada
semacam ketakutan Jika ini teljadi, akaa ada baayak. amng-emog yang
dtd:dllya tel'pakisa -J.IJ:elebm- d:lmml agama-resmi-ittrkemlmti Jag;: ke
keyakinan metekasenmla
Kembalinyaornng-orangyang du1teIpaksJDlbw~m
pada memsotnyajumlah penganut agama resmi·ca-~dB:p
saatyang sam~oil
danperanan pelitikagama-agm,na-resmiitu
semakin bergeser, baik secam internal maupuD:ekstemal 0IaDg-onmg
keturunan TIonghoa, misalnya, bamngkali mereka akmrlebih semm:g
menjadi penganut Kong Hu Cu daripada memilih sam eli antam lima
agama resmi itu. Orang-orang kejawen bamngkali akan lebih senang
me~ad.i
sebagaimana mereka dulu daripada menganut Islam, Katolik,
Kristen, Hindu atau Budha. Tampaknya, kedua alasan itu masih me~ad.i
kekhawatiran agama-agama resmi dan mendorong mereka untuk hanhan dalam melaksanakan program-program rekonsiliasinya (Aklunad
FikriAF)
maar
Kekhawatiran akan hilangnya pengikut dan juga masih kuatnya fana:tisple' .menjadikan gagasan rekonsiliasi tak per-nab.·
Sepenggal Catatan Kusam
59
.;,;1"'"
memiliki kekuatan poUtik nyata. "Memperkuat pengindukan
pada agama pendatang" justru ditempatkan sebagai agenda
utama. Pendisiplinan untuk sepenuhnya mengiJ...uti nHai dan
nonna agamaagama pendatang itu teras a semakin kuat sejak
tabun 1990an. Pada tabun 1996 melalui Departemen
Pendidikan, dilakukan penataran peningkatan keimanan dan
ketaqwaan bagi guru-guru SMANegeri di Yogyakarta. Penataran
itu diadakan dengan tujuan:
untuk mencapai kesatuan p ersepsi dan gerak langkah segenap pengelola
renaissance. Peradaban Yunani dan Romawi menjadikan bangsa
Eropa bagai anak ayam yang menemukan induknya:
.It is because the Greeks were the first people in ancient times who thought
and acted much like us. True sons of Japh.et:h,. they displayed a keen
intellectual curiosity. wbichled to specn1ationonalmost every subject
They also bad a strong individualistic spirit, and would not accept any
law, rule or fact just because somebody "said so." Those two
characteristics paved the way for the Greeksto depart from the patterns of
all those that preceded them Finally, they were the lust people on record
who saw humanity in a positive light. Whereas the Bi'Qle teaches us that
lIllin bas fallen and can only recover with God's grace, and most of the
'\Yorld's mythologies claimed that man was created t~ serve the gods, the
Greeks thought that man left on his own was generally good, and that
underthe right circumstances he could rise to challenge the gods...
have conceived of self- ..
Without the ancient Greeks, we might never ev~n
government But still more important than our language, our laws, our
logic ... our standards oftruth and beauty ... we owe to them a deep sense
ofthe dignity ofman. From them, we learned to aspire without limit, to be,
as Aristotle suggested, 'immortal as far as we can. (Charles Kimball pada
http://v,ww,xenobistorian.faithweb.com/europe/eu02a.htiul)
pendidikandalamupaya peningkatankeimanan danketaqwaan terbadap
ThhanYangMabaEsabagisiswa ... UntukmeningkatkanKeimanandan
Ketaqwaan terlJadap Thhan Yang Maha Esa bagi siswa sekolah
menengah mnum dan kejuman perlu adanya kegiatan Proses Belajar
Me~ar
(PBM) yang terpaduantar beIbagai mata pel~arn
dengan
agamaIslamdansalingmenunjang. (Depdikbud, DIY, 1996)
Langkah tersebut membawa konsekuensi akan semakin
hilangnya identitas kultural bangsa Indonesia. Dengan kata lain,
bukan hanyaketerbelahan yang bakal tetjadi, tetapi kelinglungan
budaya. Dari sudut pandang ini, secara tidak langsung tekanan
terbadap "agama asW' Indonesia banya akan mengulangi apa
yang oleh interfaith disebut sebagai kesalahanmasa lampau.
~Agamsli
Begitu pula yang dia1amioleh Jepang. Gerakan-ketn:tYali ke
"agama asH" yang mengenmka dengan nama kokugaku (ilmu
tentang kebudayaan asH) yang berinti pada pencarian jati diri
bangs~
Jepang. (Ryesukelshii, 1-9&8, 104-105).
Kokugaku 'National (Le. Iapanese) Leaming'
Salah sam ja:larrmrtuknre:n:gak:hiri dualisme budaya dalam
masyarakat· I ndonesia adalah dengan membangkitkan kem,bali
kearifan "agama asH". Menemukan dan tnenghidupkan kembali
"agama asH" merupakan langkah yang sungguh penting bagi
DlltSa dep.an bersamasebagai bang sa.
... mendapatkan k embali spirit agama y ang asli ini dan hidup dengannya
dalam kedamaian dan ketenangan berdasarlcan persaudaraan univerSal
dalam semua umat; Kristen, Islam, Yahudi, dan yang lainnya di bawah
TullansangPencipta y angtunggal. (Suara Pembaruan Daily, 6/9/2002) .
Dari khasanah sej arab dunia, dapat disaksikan babwa melalui
pengembangan "agama asli", berbagai bangsa dapat tumbub
menjadi yang terdepan. Keunggulan Barat diantara bangsabangsa di dunia dewasa ini, dapat tetjadi banya melalui proses
menemukan "agama .asH" yang dike-nal dalam sejarahsebagai
.
..
~
60
Sepengga\ Catatan Kusam
refs~to
__an intellectual
tre1d~wh:ic!ofCan.v
!
philological research into the early Japanese classics. The findings of
kokugaku.. scholaIsJnspired a popular movement for the restoIation of a
Japanese 'golden-age', paved-the-w.ay for the retiJm-ofimpe.:rial-mle, and.
have undezpinned the develapment af Japanese natiGMlism in the
nineteenth and twentieth-centmi:es. The main-teaebingsof-lmlmgalm,as
popWarly 1l'1'J.defsmoo, ~
Japanaml-t:he:Japanesepeopl:e constih:tte
a distinctive national entity (k.okutai) marked by spontaneity, natural
goodness and innate divinity, These unique characteristics are revealed in
early Japanese works such-as the Kojik:i, Nibongi and Man'yushu wbicl:t
predate the foreign and polluting influences of Buddhism and Chinese
thought (http://philtar.ucsm.ac.uklencyclopedialsbintolkoku.btml)
Gerakan tersebut menJ·adi 1angkah penung yang kemudian
mendorong tetjadinya R.esmrasi :M:eiji din menghantar Jepang.
sebagai salah satu negarasuper power.
Dari sudut pandarig ini, impian para bapa pendiri bangsa untuk
Sepengga\ Catatan Kusam
61
/~
.-"
.",r"'"'
mewujudkan Indonesia Raya kiranya juga hanya akan tercapai
apabila "agarila asli"" dapat dibangkitkan lagi. Sdain itu. dan dua
fenomena dalam sejarah dunia tersebut juga dapat diambil
pemahaman bahwa kesadaran kaum intelektual menjadi kunci
bagi tomball dan betkembangnya gerakan kebangkitan "agama
asH".
SUMBER
Akhmad Fikri AF, Signifikansi Sosial Kelompok Interfaith:
Sebuah catatan dari pertemuan refleksi jaringan
interfaith. http://www.geocities.com/forlog/malino
interfidei2. htm juga dapat disimak pada http://
www.mudika.com/inspirasi/wmprint.php?InspID=26
Depdikbild, DIY, 1996, Pedoman Peningkatan Keimanan dan
Ketaqwaan Siswa SLTA.
Franz Magnis Suseno, ~Tidak
Dapat Dijerat Hukum" yang
terdapatpada Warta Kampus No 19, tahun 2004.
Khamami Zad, ''MernpelttmballgkarrSpiritAgama Lokal" pada
Suar-P~Dily,
619/2002
Ryosuke Ishii, 19.8&, Sejarah Institusi Politik Jepang.
Terjemaban (Jakarta: Gramedia)
Tempo No. 12, Tahun 1991.
http://philtar. ucsm.ac. uk! encycl opedial shinto/koku.
html
http://www.xenohistorian.faithweb.com/europeleu02a..
html
~)
62
Sepengga\ Catatan Kusam
ISSN 085-4-9559
BANDAR MAULANA
JURNAL SEJARAH UNIVERSITAS SANATA DHARMA
Negara-Negara Sedang Berkembang:
Dari Ekspor Bahan Mentah Hingga Ekspr .
Produk Manufaktur
Anton Haryono
Demokrasi, Civil Society, dan Kapitalisme Global
Pasca Perang Dingin:
Budiawan
Hubungan Agama dan Negara Dalam Konteks
Ketahanan Nasional: Tinjauan Kebijakan/Operasional
GMoedjanto
Sepenggal Catatan Kusam
Sastro Sukamiskin
CUPLIKAN HASIL WAWANCARA
DENGANBEKASROMUSHA
p
DAFTARISI
Pengantar •..........................................................................
1
..
Daftarlsi · ......................................................... ;.................. .
11
Negara-Negara Sedang Berkembang:
Dari Ekspor BahanMentah Hingga Ekspor
Produk:Manufaktur
Anton Haryono ................................................................ .
1
Demokrasi, Civil Society, dan Kapitalisme Global PascaPerang Dingin
Budiawan .............. ... ........ ... .... ............. ... .......... ...... .. .... ... 25
HubunganAntaraAgama Dan Negara Dalam Konteks
KetahananNasional: TinjauanKebijak:an/ Operasional
G Moedjanto .......................... ....... ........... ....................... 33
Sepenggal CatatanKusam
Sastro Sukamiskin ...... .. .. ...... ........ .... ...... .... .............. ....... 5 3
CuplikanHasil Wawancara dengan
Bek:as Romusha ........ ................... ........... ............. .. ............ ·63
ii
Daftar Isi
~
SEPENGGALCATATAN KUSAM
Sastro Sukamiskin
'"IW
Sebuah episode sej arab hubungan antar umat beragama di
Indonesia telah teIjadi di awal bulan Oktober 2004. Sekelompok
. umat muslim mendatangi Sekolah Katolik Sang Timur di
Ciledug. Mereka mengajukan tuntutan agar sekolah tersebut
tidak lagi digunakan sebagai tempat upacara peribadatan umat
Katolik. Meski berakhir dengan "kesepakatan dalam
keterpaksaan", namun kepiluan begitu terasa di hati uinat
Katolik. Seorang Pastur memaknai peristiwa tersebut sebagai: .~ .
Kezaliman terhadap penoadatan .minoritas sudah meJampaui batas dan
mengancam. membuat percuma usaha tulns banyak pibak di agama
mayoritas manpWlagama-agama minoritas untukmembangunhubungan
yangtoleran. (FranzMagnis Suseno,2004)
.
Perasaan sakit hati, marah dan geram dapat dimaklumi,
karena Ciledug bukanlah satu satunya dan semuanya ber-akhir
dengan tanpa penyelesaian hukum-yaag-memuaskan:
Oua bulan lain Bapati Bandung :Per Smat.serentak menntup 12 tempat
ibadah sempa di Bandung. Kekerasan terhadap gereja-gereja beJjatan
tems, denga·rt-~sukj:ip.
(:Pranz-Maguis Snse:no,
2004)
Fana:tis:m:e
Bagai sebuah gunung es (ice berg), letupan-Ietupan konflik
antarpemeluk agama yang semakin lama semakin sering teIjadi,
mengindikasikan b.etapa besar dan kompleks perma-sai:ahan
yang sebenamya bed 3ngsllng di bawah peonukaan. Agama yang
katanya memlliki kekuatan transformatifampuh untuk
menyelamatkai'l bumi dengan memperbaiki akhlak manusia,
dalam kenyataannya di. berbagai sisi kehidupan justru
menebarkan kesengsaraan Yang cuknp rneIDprihatinkan adalah
bahwa konflik agama yang selama ini teIjadi terutama antara
Islam dengan Katolik dan Protestan yang notabene berasal dari
satu "kampoeng" sebuah negeri nun jauh di sana. Dan yang
dl negeri
sungguh memilukan adalah konflik itu teIjadi JUs~
Sepenggal Catatan Kusam
53
,.-.c"
.r'~
Indonesia tercinta vana rnasvarakatJlV;a secara aenealoais bukan
Iskak
. '.
anak cucu Ismail rn-aup~
Tidak rnudah rnencari penyebab yang rnarnpu rnenjelaskan
semua konflik agama di tariah air. Perna~lh
sudah begitu
rowet dan tali ternali dengan perbagai peristiwa di rnasa lampau.
Dalam penj elasan resrni biasanya dikatakan bahwa penyebabnya
adalah adanya pihak-pihak tertentu yang rnenjadikan agarna
sebagai kendaraan kepentingan pribadi dan kelornpok sernbari
bersernbunyi di balik kata "oknurn provokator". Tidak j arang
juga dirnunculkanjawab-an bemuansa akadernis tentang adanya
kecemburuan sosial ekonorni kelornpok rnasyarakat pemeluk
agamayang satu terhadap perneluk agama lainnya.
Meski sensitif untuk diperbincangkan, ada faktor ideologis
yang sulit dipungkiri ikut rnendorong teIjadinya konflik, yaitu
",ilitansi'dan fanatisrne agama. Keyakinan sebagai satu-satunya
pembawa kebe.naran Tuhan yang final, rnenja-dikan militansi dan
fanatisrne merupakan kekuatan potensial yang di satu sisi rnampu
mendorong teIjadinya penyebaran agama entah dengan judul
missi, zending ataupun·dakwah.
'" sifat umum dati agama resmi adalah mengajarkan dakwah
(nrlsionaris). Agama-agama resmi biasanya cenderung lebih banyak
mengemMngbn miskmari.s, keCJ.lali Yahudi Islam dan Kristen adalah
a:gama dakw:ah, yang d:i1mmlt kepada k-munnya untuk menyebarkan
agamanya Itu sebabnya, eksistensi agama resmi sangat ditentukan dati
bagaiman3 dakwalmya biss mempengambj umat. (Suara Pembaruan
Daily, 6/9/2002)
Di sisi lain fanatisme melahirkan pandangan bahwa kebesalah, jahat dan sumber bencana, sehingga
naran lain seb~gai
warga pemeluk agarna dan kepervayaan lain perIu dikikis habis
atau paling sedikitdicegah p erkernbanganjurnlahnya.
.. , agama resmi sering kali mengalami bentman dan konflik yang
berkepanjangan. Hal itu disebabkan, agamaagama resmi sering kali
mempersempit universalitas ajaran Tuhan sehingga yang muncul adalah
ldaim kebenaran yang bisa berujung pada sikap fanatisme, militan. dan
radikal. (Khama:.roi padaSuara Pembaruan Daily, 6/9/2002)
Keberhasilan rnengikis habis kelornpok lain dimaknai sebagai kesulcsesan ya,ng mendatangkan tidak hanya kebahagiaan .
kehidupanauniawi, tetapi juga diyakini menjadi "tiket VIP" .
54
Sepenggal Catalan Kusam
1
untUk masuk ke kebahagiaan surgawi yang abadi.
DominasiAgama Pendatang di Indonesia
Militansi dan fanatisme itu pula yang membawaberbagai
ag~
pendatang rnasuk di Indonesia. Dalarn sej arah dapat
disimak betapa agama Hindu, Budha, Islam, Kristen dan KatoHk
'. berusaha keras untuk rnenancapkan pengaruhnya di nusantara.
Perlahan tetapi pasti, "agarna asH" Indonesia rnenjadi bagai tidak
berhak untuk hidup dan berkernbang di tanah tumpah darahnya
sendiri. Seakan telah rnerupakan dalil urnurn bahwa rnemang
sudah layak dan . s epantasnya "agama asH" dikalahkan dan
. dipinggirkan oleh agamaagarna pendatang. Bahkan Pancasila
. sebagai falsafah bangsa yang oleh Soekamo dikatakan kalau
· diperas jadi satu adalah GOTONG ROYONQ (Lihat pidato
I.
Soekamo pada 1 Juni 1945) akhirakhir ini sangat terasa secara
j
I '.
sengaj a digeser menj adi Ketuhanan Yang Maha Esa.
I .
Peminggiran "agarna asli" rnenjadikan bangsa Indonesia se-
j
I
tahap demi setahap kehilangan identitasnya. Hilangnya identitas
kultural tersebut antara lain dirasakan oleh dunia akademik pada
sulitnya menernuk:an "the origin" da1amkehudayaa n Indonesia
· dewasa ini. Berbagai penelitian yang dilakukan,rnenjadi bagai
j'
· peny.elamanCliJauuak.betdasar .. Bahkan tidaksedikitpihak:y..a ng
I
sernbari diliputi rasa frustrasi rnenyangsikan kegunaan penelitian
· tentang "agamaasli" Indonesia.
KeterpinggiI an "agama asli" sampai ketitik.yang sUllgguh
memprihatinkan ketika dengan sengaja pemerintah Indonesia
· mengambil sikap untuk tidak mengakui "agama' asH" Indonesia
sebagai agarna resrni. Alasannya. karena syarat untuk disebut
agama adalah menyembah Tuhan, rnemiliki nabi, kitab dan
mengandung aturan serta sanksi moral berupa surga atau neraka.
Dari sernua syarat tersebut, tampaknya tak satupun. dapat
. dipenuhi oleh "agarna asH" Indonesia. Barangkali akan lebih
· netral apabila dinyatakan bahwa dalam "agama asH" tidak ada
!
!
. pemujaan terhadap Tuhan seperti yang dipaharni oleh agarna-
I
· agama pendatang,!. khususnya agarna samawi. Keti!idaan.upacara
.
-
.1
!
J
I
Sepenggal Catatan Kusam
55
l
\
\
penyembahan Tuhan bukan ber8.11i tidak ada'pengakuan terhadap
eksistensiNya, tetapi lebih larena kepercayaan terhadap
kesangatsempurnaan mekani sme semesta. 1\.1asyarakat
Indonesia sangat percaya bahwa semesta ini tercipta dalam
keadaansangat sempurna: matahari selalu terbit dari timur dan
tenggelam di barat, bulan dan bintangbennunculan di malam hari
serta musim sHih berganti. Semuanya berjalan sendirisendiri,
tetapi dalam sebuah keteraturan yang disebut hukum alamo
Dari kosa kata kultural lokal, tidak ditemukan tokoh yang
difigurkan sebagai Sang Pencipta. Jibata, danyang, cikal bakal,
tuyul, gendruwo, buto ijo, wewe dan bahkan bhatara yang
dianggap gaib tertinggi oleh masyarakat Philipina, udak
ditempatkan sebagai SangPencipta semesta. Figur Sang P encipta
dalam khasanah "agama asH" Indonesia, barangkali lebih dapat
disejajarkan dengan figur Tao pada masyarakat Cina pra Budha
yang melakukan tidak suatu apapun atau wu wei terhadap
mekanisme semesta. Dari sudut pandang ini, Sang Pencipta
sedikit banyak dapat digambarkan sebagai'ZatMahaSempuIlla
yang tidak_ p-emah mencampuri, meminta dan menuntut
sesuatupundari semesta.
Ago.:Ia"l~tumeinJ
EB Tay·lor, agamadasar adalahagama yang
sederbana dan dil,mnt oleh bangsa manusia. Agama ini terdiri atas
pada Thhan sang.Pencipta yang menjadikan d.lmia dan
. kep~
. kemudian menyerabkannya pada hukumhukum dasamya sendiri.
(Khamami, padaSuara Pembaruan Daily, 6/912002)
Pandangan akan kesangatsempumaan semesta kiranya. juga
d:apat menjetaskan ketidakbutuhan "agama asli" terhadap figur
tokoh penyelam:at seperti nabi, rasul, kitab suci dan juga
pengadilan terakhir. Prinsip "Biarlahwaktu menyelesaikan" dan
"Becik ketitik ala ketard' merupakan contoh ekspresi yang
kiranya dapat mewakili akan kepercayaan asli terhadap
kesangatsempumaan mekanisme alam dalammenyelesaikan
semua masalah di luar kemampuan individu manusia. Hal ini
berbeda dengan konsep dosa asal, jahiliah atau Civitas Terena
yang menjadikan kehadiran Tuhan, Nabi dan Kitab Suci sebagai
sebuahkeharusan.
56
Sepenggal Catatan Kusam
. Perbedaan antara "agama asH" dengan agamaagama
pendatang akan menjadi bungabunga kehidupail yang indah
apaQila semua pihak bersedia untuk hidup berdampingan secara
damai dengan memaknai setiap kebenaran sebagai sangat relatif
dem berakhir pada konsep "kecocokan" serta "jodoh" masing.masing individu. Seseorang mungkin merasa cocok dengan
ajaran Islam, tetapi orang lain barang-kali lebih merasajodho
dengan Katolik. IvIasing-masing sudah seharusnya menghargai
hale p.erorangan untuk secara merdeka memilih dan mengubah
pilihannya, meski seandai-nya pilihan itu jatuh pada tidak
beragama.
Akan tetapi, dalam kenyataannya kemerdekaan dalam bingkai persaudaraan masih sekedar impian. Berbagai aturan secara·
.sengaja menempatkan "agama asH" pada gelapnya
keterpinggiran di negerinya sendiri, bahkan dalam hal.
perkawinan:
Asep . Setia Pujanegam (32), misalnya, teq>aksa menggugat Badan
Koordinasi Catatan Sipil KabupatenBandung, Jawa Barat. Ia menggugat
penolakan lembaga itu IDeDCatat peIkawinatuJya dengan Rela SYSaDti.
Mereka menikah secara adat Sunda, 23 Agustus 2001. Penolakan itu
menyusul sikap Asep yang menolak mengisi kolom agama dikartu tanda
penduduknya.Pengisiankolomagama itu merupakansyaratmencatatkan
pelkawina:n. Meskil"'1il kahih datnn ilelsidangau. Maret 2002, Asep-dan
ist:rinyamemutnskan-nai:k:banding. (SuaraPembaraanDatly 101112(103)
Pertanyaan yang mungkin di-anggap-nakal adalahdari-mana
datangnya kekuatan kolonialistis yang menekan pemerintah
Indonesia sampai bersedia membuat aturan yang tne11-yJng_1._+-.?
ki
. rk an « agamaas1'"
1 mas-y:r~.
Dualisme
Salah satu peristiwa traumatis bagi "agama asli" t-e:t;jadi-pada
awal masa kekuasaan Orde Bam, dimana semua orang Indonesia
yang "tidak beragama" dipaksa masuk ke organi-sasi agam-a. agama pendatang yang diakui pemerintah. Tekanan secara
•struktural terhadap kebertuhanan pribumi, memaksa rakyat kecil
·untuk memasuki organisasi keaga-maap resmi tertentu dengan
·alasan agar dapat terhinditi dari dip sebagai komunis, atheis
Sepengga\ Catatan Kusam
57
.-::.--
ataupun keruwetan birokrasi lain. . tIuru hara pada awal Orde
Barn tersebut melahirkan fenomena unik dalam kehidupan
masyarakat pedesaan Indonesia yang dikenal sebagai
berkembangnya agama rakyat. Meskipun secara formal
memeluk agarna pendatang tertentu, dalarn kehidupan seharihari mkyat pedesaan me-Iaksanakan berbagai ritual yang sarna
sekali tidak diajarkan oleh agama. Bahkan tidak jarang ritual
rakyat kecH itu bertentangan dengan ajaran agama pendatang
yang dican-tumkan pada KTP. Misalnya, meski di KTP tertulis
beraga..ma Islam, tetapi menj alankan puasa ngebleng 3 hari menjelang Jumat Kliwon yang diakhiri dengan semedi kungkum
(berendarn) di sungai tertentu. Atau meski secararesmi beragarna
KatQlik, tetapi menjalankan ritual yang ditujukan kepada Nyai
. Loro Kidul dan dirumahnya mengkoleksi benda-benda kerarnat.
Ungkapan agama sebagai ageman yang terdapat pada
masyamkat Jawa dapat dipahami sebagai sindimn untuk para elit
agama pendatang bahwa tekanan yang mereka lakukan adalah
sebuah kesia...sia:a:n. Tekanan ito lnmya dapat mempengaI uhi
bentukluar(baju/ageman), tetaphakakanmenyentuhhati-nurani
(keyakinan). Agama ditempatkan bukan sebagai masalah
batiniah, tetapi sekedar masalah sosial-pernerintahan dan bahkan
ekonomi.
Agamalakyat seba:gai solusi wong cilik -terha-dap tekanan
pemuka agama pendatang yang berkolaborasi penguasa politik,
melahirkan kepribadian masyarakat yang terbelah: Satu kakinya
bers:ujud menurut dogma-dogma agama formal yang
"d'Ip..
aks:aan
k " penguasa d
n'
. agama penda-tang,
•. apenl1mpm
&edang. kakinya yang sebelah bersujud p:ada bangun tradisi yang
diwariskan oleh nenek 'moyang. Keterbelahan tersebut
mengakibatkan produkbudayanyapun bersifat dualistis. Di
bidang politik, fenomena dualisme dapat dilihat dari praktek
demokrasi Indonesia yang oleh Gus Dur dikatakan sebagai
demokrasi seolah-olah. (Tempo, No. 12, 1991)' Seolah-olah
berpemerintahan demokratis, tetapi prakteknya kental dengan
otoritarianisme. Di bidang eko-nomi, fenomena dualisme dapat
disimak dari berkembang-nya kapitalisme semu, yaitu lahimya
58
Sepenggal Catatan Kusam
kelas konglomemt yang dibesarkan bukan oleh kerja keras dan
efisiensi, tetap1 oieh koneics1 dan kolusi dengan pejabat
pemerintahan. Oi bidang persekolahanpun dualisme terlihat dari
eksistensi ilmu pengetahuan yang seharusnya merupakan jalan
penca-rian kebenaran akan mekanisme semesta, justru disikapi
sebagai bab:an hapalan.
. Berkembangnya kesemuan menjadikan dewasa ini berbagai
masalah bangsa tak dapat tertangani dengan semestinya.
Banyaknya solusi yang dicobakan tampaknya tidak akan mampu .
.mengatasi masalah bangsa Indonesia secara tuntas tanpa dengan
mengakhiri dualisme kebudayaan. Salah satu jalan yang
mungkin ditempuh adalah pemberian kemerde-kaan sepenuhnya
dalam keberagarnaan. Seorang aktifis int¢rfidei mengemukakan
permasalahan terhadap kemung-kinan rekonsiliasi antara agarnaagarna pendatang yang di Indonesia ditempatkan sebagru agarna .
resmi dengan "agama asH".
RekoDSiliasi dalam hal ini adalah bagaimana agama-agama resmi itu
. secam formal mengakui kesalaban dan meminta
alas keterlibatan
mereka di masa laIu. Dalam banyak. hal. ada -semacam-ke'takutmjika·ini
dilakukan akan mengakibatkan pergolakan sosial bam. Ada ketakutan.
jika ini di:k:emo:kakan akan berakibat pad:a situ:asi kontra produktif di
tengai1-tenga:h ik:lim di:a:log-yangmnim lrondusif. Paling kmsial, ada
semacam ketakutan Jika ini teljadi, akaa ada baayak. amng-emog yang
dtd:dllya tel'pakisa -J.IJ:elebm- d:lmml agama-resmi-ittrkemlmti Jag;: ke
keyakinan metekasenmla
Kembalinyaornng-orangyang du1teIpaksJDlbw~m
pada memsotnyajumlah penganut agama resmi·ca-~dB:p
saatyang sam~oil
danperanan pelitikagama-agm,na-resmiitu
semakin bergeser, baik secam internal maupuD:ekstemal 0IaDg-onmg
keturunan TIonghoa, misalnya, bamngkali mereka akmrlebih semm:g
menjadi penganut Kong Hu Cu daripada memilih sam eli antam lima
agama resmi itu. Orang-orang kejawen bamngkali akan lebih senang
me~ad.i
sebagaimana mereka dulu daripada menganut Islam, Katolik,
Kristen, Hindu atau Budha. Tampaknya, kedua alasan itu masih me~ad.i
kekhawatiran agama-agama resmi dan mendorong mereka untuk hanhan dalam melaksanakan program-program rekonsiliasinya (Aklunad
FikriAF)
maar
Kekhawatiran akan hilangnya pengikut dan juga masih kuatnya fana:tisple' .menjadikan gagasan rekonsiliasi tak per-nab.·
Sepenggal Catatan Kusam
59
.;,;1"'"
memiliki kekuatan poUtik nyata. "Memperkuat pengindukan
pada agama pendatang" justru ditempatkan sebagai agenda
utama. Pendisiplinan untuk sepenuhnya mengiJ...uti nHai dan
nonna agamaagama pendatang itu teras a semakin kuat sejak
tabun 1990an. Pada tabun 1996 melalui Departemen
Pendidikan, dilakukan penataran peningkatan keimanan dan
ketaqwaan bagi guru-guru SMANegeri di Yogyakarta. Penataran
itu diadakan dengan tujuan:
untuk mencapai kesatuan p ersepsi dan gerak langkah segenap pengelola
renaissance. Peradaban Yunani dan Romawi menjadikan bangsa
Eropa bagai anak ayam yang menemukan induknya:
.It is because the Greeks were the first people in ancient times who thought
and acted much like us. True sons of Japh.et:h,. they displayed a keen
intellectual curiosity. wbichled to specn1ationonalmost every subject
They also bad a strong individualistic spirit, and would not accept any
law, rule or fact just because somebody "said so." Those two
characteristics paved the way for the Greeksto depart from the patterns of
all those that preceded them Finally, they were the lust people on record
who saw humanity in a positive light. Whereas the Bi'Qle teaches us that
lIllin bas fallen and can only recover with God's grace, and most of the
'\Yorld's mythologies claimed that man was created t~ serve the gods, the
Greeks thought that man left on his own was generally good, and that
underthe right circumstances he could rise to challenge the gods...
have conceived of self- ..
Without the ancient Greeks, we might never ev~n
government But still more important than our language, our laws, our
logic ... our standards oftruth and beauty ... we owe to them a deep sense
ofthe dignity ofman. From them, we learned to aspire without limit, to be,
as Aristotle suggested, 'immortal as far as we can. (Charles Kimball pada
http://v,ww,xenobistorian.faithweb.com/europe/eu02a.htiul)
pendidikandalamupaya peningkatankeimanan danketaqwaan terbadap
ThhanYangMabaEsabagisiswa ... UntukmeningkatkanKeimanandan
Ketaqwaan terlJadap Thhan Yang Maha Esa bagi siswa sekolah
menengah mnum dan kejuman perlu adanya kegiatan Proses Belajar
Me~ar
(PBM) yang terpaduantar beIbagai mata pel~arn
dengan
agamaIslamdansalingmenunjang. (Depdikbud, DIY, 1996)
Langkah tersebut membawa konsekuensi akan semakin
hilangnya identitas kultural bangsa Indonesia. Dengan kata lain,
bukan hanyaketerbelahan yang bakal tetjadi, tetapi kelinglungan
budaya. Dari sudut pandang ini, secara tidak langsung tekanan
terbadap "agama asW' Indonesia banya akan mengulangi apa
yang oleh interfaith disebut sebagai kesalahanmasa lampau.
~Agamsli
Begitu pula yang dia1amioleh Jepang. Gerakan-ketn:tYali ke
"agama asH" yang mengenmka dengan nama kokugaku (ilmu
tentang kebudayaan asH) yang berinti pada pencarian jati diri
bangs~
Jepang. (Ryesukelshii, 1-9&8, 104-105).
Kokugaku 'National (Le. Iapanese) Leaming'
Salah sam ja:larrmrtuknre:n:gak:hiri dualisme budaya dalam
masyarakat· I ndonesia adalah dengan membangkitkan kem,bali
kearifan "agama asH". Menemukan dan tnenghidupkan kembali
"agama asH" merupakan langkah yang sungguh penting bagi
DlltSa dep.an bersamasebagai bang sa.
... mendapatkan k embali spirit agama y ang asli ini dan hidup dengannya
dalam kedamaian dan ketenangan berdasarlcan persaudaraan univerSal
dalam semua umat; Kristen, Islam, Yahudi, dan yang lainnya di bawah
TullansangPencipta y angtunggal. (Suara Pembaruan Daily, 6/9/2002) .
Dari khasanah sej arab dunia, dapat disaksikan babwa melalui
pengembangan "agama asli", berbagai bangsa dapat tumbub
menjadi yang terdepan. Keunggulan Barat diantara bangsabangsa di dunia dewasa ini, dapat tetjadi banya melalui proses
menemukan "agama .asH" yang dike-nal dalam sejarahsebagai
.
..
~
60
Sepengga\ Catatan Kusam
refs~to
__an intellectual
tre1d~wh:ic!ofCan.v
!
philological research into the early Japanese classics. The findings of
kokugaku.. scholaIsJnspired a popular movement for the restoIation of a
Japanese 'golden-age', paved-the-w.ay for the retiJm-ofimpe.:rial-mle, and.
have undezpinned the develapment af Japanese natiGMlism in the
nineteenth and twentieth-centmi:es. The main-teaebingsof-lmlmgalm,as
popWarly 1l'1'J.defsmoo, ~
Japanaml-t:he:Japanesepeopl:e constih:tte
a distinctive national entity (k.okutai) marked by spontaneity, natural
goodness and innate divinity, These unique characteristics are revealed in
early Japanese works such-as the Kojik:i, Nibongi and Man'yushu wbicl:t
predate the foreign and polluting influences of Buddhism and Chinese
thought (http://philtar.ucsm.ac.uklencyclopedialsbintolkoku.btml)
Gerakan tersebut menJ·adi 1angkah penung yang kemudian
mendorong tetjadinya R.esmrasi :M:eiji din menghantar Jepang.
sebagai salah satu negarasuper power.
Dari sudut pandarig ini, impian para bapa pendiri bangsa untuk
Sepengga\ Catatan Kusam
61
/~
.-"
.",r"'"'
mewujudkan Indonesia Raya kiranya juga hanya akan tercapai
apabila "agarila asli"" dapat dibangkitkan lagi. Sdain itu. dan dua
fenomena dalam sejarah dunia tersebut juga dapat diambil
pemahaman bahwa kesadaran kaum intelektual menjadi kunci
bagi tomball dan betkembangnya gerakan kebangkitan "agama
asH".
SUMBER
Akhmad Fikri AF, Signifikansi Sosial Kelompok Interfaith:
Sebuah catatan dari pertemuan refleksi jaringan
interfaith. http://www.geocities.com/forlog/malino
interfidei2. htm juga dapat disimak pada http://
www.mudika.com/inspirasi/wmprint.php?InspID=26
Depdikbild, DIY, 1996, Pedoman Peningkatan Keimanan dan
Ketaqwaan Siswa SLTA.
Franz Magnis Suseno, ~Tidak
Dapat Dijerat Hukum" yang
terdapatpada Warta Kampus No 19, tahun 2004.
Khamami Zad, ''MernpelttmballgkarrSpiritAgama Lokal" pada
Suar-P~Dily,
619/2002
Ryosuke Ishii, 19.8&, Sejarah Institusi Politik Jepang.
Terjemaban (Jakarta: Gramedia)
Tempo No. 12, Tahun 1991.
http://philtar. ucsm.ac. uk! encycl opedial shinto/koku.
html
http://www.xenohistorian.faithweb.com/europeleu02a..
html
~)
62
Sepengga\ Catatan Kusam