TINGKAT KESULITAN KEGIATAN BELAJAR DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA BERDASARKAN JENIS KELAMIN SISWA KELAS II SMU BOPKRI II YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20032004 SKRIPSI

  

TINGKAT KESULITAN KEGIATAN BELAJAR DALAM

MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA BERDASARKAN

JENIS KELAMIN SISWA KELAS II SMU BOPKRI II

YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2003/2004

SKRIPSI

  Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Bimbingan Dan Konseling

  

Oleh :

FRANSISKA AMBAR SUHERNI

  

NIM : 971114002

NIRM : 970051120303120002

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

2004

DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL………………………………………………. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………… ii HALAMAN PENGESAHAN……………………………………… iii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………………. iv ABSTRAK…………………………………………………………. v ABSTRAC………………………………………………………….. vi HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN……………………… vii KATA PENGANTAR……………………………………………… viii DAFTAR ISI……………………………………………………….. x DAFTAR TABEL…………………………………………………... xiii DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………. xiv

  BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………

  1 A. Latar Belakang Masalah…………………………………………

  1 B. Rumusaan Masalah………………………………………………

  3 C. Tujuan Penelitian………………………………………………..

  4 D. Manfaat Penelitian……………………………………………….

  4 E. Batasan Istilah dan Variabel Penelitian…………………………. 4 F. Hipotesis Penelitian……………………………………………...

  5 BAB II. KAJIAN PUSTAKA………………………………………

  6 A. Belajar Bahasa Indonesia……………………………………….

  6

  2. Belajar Siswa Di Sekolah…………………………………..

  7 3. Metode Belajar Dan Sumber Belajar……………………….

  7 B. Unsur-Unsur Pokok Belajar Bahasa Indonesia…………………

  9 1. Materi Pelajaran Bahasa Indonesia………………………….

  9 2. ketrampilan dalam belajar Bahasa Indonesia………………..

  12 C. Kesulitan Belajar Bahasa Indonesia……………………………..

  16 1. Faktor Kemampuan Siswa…………………………………. .

  16 2. Lingkungan belajar ………………………………………….

  18 3. Faktor jenis Kelamin ……………………………………….

  20 D. Bimbingan Belajar ………………………………………………

  21 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

  A. Jenis Penelitian …………………………………………………

  24 B. Populasi Penelitian dan Sampel Penelitian ……………………..

  24 C. Alat Pengumpul Data …………………………………………..

  25 D. Teknik Analisis Data …………………………………………...

  27 1. Reliabilitas dan Validitas …………………………………..

  27 a. Reliabilitas ……………………………………………..

  27

  1. Perhitungan reliabilitas uji coba kuesioner tingkat kesulitan kegiatan belajar siswa dalam mata pelajaran bahasa Indonesia…….………………………………

  27

  2. Perhitungan reliabilitas hasil penelitian kuesioner tingkat kesulitan kegiatan belajar siswa dalam mata b. Validitas …………………………………………………

  30

  1. Perhitungan validitas uji coba kuesioner tingkat kesulitan kegiatan belajar siswa dalam mata pelajaran bahasa Indonesia ……………………………………

  30

  2. Perhitungan validitas hasil penelitian kuesioner tingkat kesulitan kegiatan belajar siswa dalam mata pelajaran bahasa Indonesia …………….. ……………………

  31 2. Uji Hipotesis : Chi-Kuadrat ………………………………..

  32 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL

  A. Tingkat Kesulitan Kegiaatan Belajar Dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia………………………………………………

  34 1. Sampel Penelitian …………………………………………..

  34

  2. Tingkat Kesulitan Kegiatan Belajar Dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia ………………………………………….

  35

  3. Tingkat Kesulitan Kegiatan Belajar Dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia berdasarkan jenis kelamin……………….

  36 4. Penegasan Hipotesis Statistik dan Hipotesis Nol …………..

  37 B. Pembahasan Hasil Penelitian……………………………………

  39 C. Bimbingan Belajar…………………………………………….…

  41 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan……………………………………………………..

  43 B. Saran…………………………………………………………….

  44 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………….

  45

  

DAFTAR TABEL

  Halaman 1. Daftar Jumlah Sampel Penelitian………………………………..

  25

  2. Isi Kuesioner……………………………………………………. 26

  3. Klasifikasi Koefisien korelasi…………………………………… 31

  4. Koefisien Korelasi dan Validitas Hasil Uji Coba dan Penelitian……………………………………………………….. 31

  5. Jadwal Pengumpulan Data penelitian…………………………… 33

  6. Data Sampel Penelitian………………………………………….. 35

  7. Jumlah dan Prosentase Tingkat kesulitan Kegiatan Belajar Dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMU Bopkri II Yogyakarta kelas II Tahun Ajaran 2003/2004……………………………….

  35

  8. Jumlah dan Prosentase Tingkat Kesulitan Kegiatan Belajar Dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa kelas II Berdasarkan Jenis Kelamin SMU Bopkri II Yogyakarta Tahun Ajaran 2003/2004…. 36

DAFTAR LAMPIRAN

  Halaman

  1. Kuesioner…………………………………………………………

  48 2. Skor Hasil Uji Coba Penelitian………………………………… ..

  54 3. Skor Hasil Penelitian……………………………………………..

  55 4. Kategori Skor Hasil Penelitian…………………………………...

  60

  5. Surat Keterangan Mengadakan Penelitian…………………………

  66

  

ABSTRAK

TINGKAT KESULITAN KEGIATAN BELAJAR DALAM

MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA BERDASARKAN

JENIS KELAMIN SISWA KELAS II SMU BOPKRI II

YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2003/2004

Fransiska Ambar Suherni

  

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2004

  Penelitian ini adalah penelitian deskriptif bidang bimbingan belajar dengan menggunakan metode survey. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai tingkat kesulitan kegiatan belajar dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Subyek penelitian adalah SMU Bopkri II Yogyakarta tahun ajaran 2003/2004 dengan populasi penelitian berjumlah 238 siswa. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner tingkat kesulitan kegiatan belajar siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia .

  Masalah pertama yang diteliti adalah bagaimana tingkat kesulitan kegiatan belajar dalam mata pelajaran Bahasa Inonesia siswa kelas II SMU Bopkri II Yogyakarta tahun ajaran 2003/2004? Masalah kedua adalah apakah ada perbedaan tingkat kesulitan kegiatan belajar dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia berdasarkan jenis kelamin siswa kelas II SMU Bopkri II Yogyakarta tahun ajaran 2003/2004? Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) Teknik statistik dengan dasar kategorisasi dan tabulasi skor-skor dalam kuesioner tingkat kesulitan kegiatan belajar dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. (2) Teknik statistik Chi-Kuadrat untuk menguji hipotesis dengan taraf signifikansi 5%.

  Hasil penelitian ini adalah (1) jumlah siswa yang mengalami tingkat kesulitan kegiatan belajar rendah dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia lebih banyak dari pada jumlah siswa yang mengalami tingkat kesulitan kegiatan belajar tinggi dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. (2) Tidak ada perbedaan tingkat kesulitan kegiatan belajar siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia berdasarkan jenis kelamin.

  

ABSTRACT

LEVEL OF DIFFICULTY IN LEARNING ACTIVITY OF

THE INDONESIAN LANGUAGE LEARNING BASED ON GENDRES

EXPERIENCED BY THE SECOND GRADE STUDENTS OF SMU BOPKRI II

YOGYAKARTA DURING THE ACADEMIC YEAR 2003/2004

Fransiska Ambar Suherni

  

Sanata Dharma University

Yogyakarta

2004

  This is a descriptive research in study guidance by using survey method. This research is aimed to get a clear image of the students’ level of difficulty in learning Indonesian language. The subject of this research is SMU Bopkri II Yogyakarta during the academic year 2003/2004 with 274 students as the number of research population and 238 students as the population sample. The instrument used in this research is questionnaire on the students’ level of difficulty in learning Indonesian language.

  The first problem, how is the students’ level of difficulty in learning Indonesian language which is experienced by the second grade students of SMU Bopkri II Yogyakarta during the academic year 2003/2004? The second problem, are there any differences in the students’ level of difficulty in learning Indonesian language which is experienced by the second grade students of SMU Bopkri II Yogyakarta based on genders during the academic year 2003/2004? The data processing technique which are used in this research are (1) Statistical technique based on categorization and scores tabulation in the questionnaire of the students’ level of difficulty in learning Indonesian language. (2) Statistical technique to count the reliability and validity of the questionnaire. (3) Chi-Square technique to test the hypothesis in significance level of 5%.

  The results of this research are (1) The number of students who are in the low level of difficulty in learning Indonesian language is larger than they are who are in the higher level of difficulty in learning Indonesian language. (2) There is no distinction in the students’ level of difficulty in learning Indonesian language based on genders.

BAB I PENDAHULUAN Dalam Bab ini dibahas latar belakang masalah, perumusan, masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah dan variabel, hipotesis penelitian. A. Latar Belakang Masalah Kegiatan belajar dilakukan oleh siswa dengan tujuan ia memperoleh

  pengetahuan baru, keterampilan baru, sikap baru. Kegiatan belajar siswa itu terikat pada pendidikan sekolah yang ditempuh.

  Ada siswa yang mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan belajar dan ada siswa yang tidak mengalami kesulitan. Siswa yang mengalami kesulitan maupun siswa yang tidak mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan belajar berharap akan memperoleh pengetahuan baru, ketrampilan baru, dan sikap baru; Selain itu ada pula perbedaan tingkat kesulitan belajar siswa, sebab kemampuan siswa yang satu berbeda dengan siswa yang lain.

  Kesulitan belajar siswa menunjuk pada suatu keadaan yang menandakan siswa tidak lancar melakukan kegiatan belajar. Keadaan ini dapat menjadi sebab hasil belajar yang diperoleh siswa rendah. Kesulitan belajar dapat dipengaruhi kemampuan memahami yang rendah dari siswa; siswa tidak punya waktu sebab terlalu sibuk; siswa malas; siswa menderita penyakit kronis dan lain-lain. Pembahasan selanjutnya dipusatkan pada kesulitan kegiatan belajar siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.

  Bahasa Indonesia adalah bahasa pengantar kegiatan pendidikan sekolah, baik lisan maupun tertulis. Hal ini ditegaskan dalam Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional No.2 tahun 1989, pasal 41 sebagai berikut: “Bahasa pengantar dalam pendidikan nasional adalah Bahasa Indonesia”.

  Bahasa Indonesia juga merupakan mata pelajaran.

  Tujuan pengajaran Bahasa Indonesia di SMU, menurut kurikulum 1994 adalah:

  1. Siswa menghargai dan mengembangkan Bahasa indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara.

  2. Siswa memahami Bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna, dan fungsi, serta menggunakannya dengan tepat untuk bermacam-macam tujuan, keperluan, dan keadaan.

  3. Siswa memiliki kemampuan berbahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual (berpikir kreatif, menggunakan akal sehat, menerapkan pengetahuan yang berguna, memecahkan masalah), kematangan emosional, dan sosial.

  4. Siswa mampu menikmati, memahami dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa (Depdikbud:1995).

  Kesulitan kegiatan belajar dapat diatasi dengan cara memberikan bimbingan belajar baik secara individual maupun kelompok kepada siswa.

  Seorang pembimbing dapat mengajak siswa untuk memahami dirinya sendiri, dengan memahami diri sendiri, siswa diharapkan dapat mengetahui penyebab kesulitan kegiatan belajar yang dialaminya. Setelah siswa dibantu mengetahui penyebab kesulitan kegiatan belajar seorang pembimbing juga membantu menemukan cara belajar yang tepat untuk siswa. Pembimbing juga mengadakan layanan konseling bagi siswa yang benar-benar membutuhkan layanan konseling untuk mengatasi kesulitan belajarnnya. Guru pembimbing berperanan mendampingi dan memberikan layanan bimbingan dan konseling baik secara individual maupun kelompok dalam penguasaan cara-cara belajar.

  Siswa yang sudah mengetahui penyebab kesulitan kegiatan belajar yang dialaminya serta mengetahui cara-cara belajar yang tepat diharapkan dapat mengembangkan keterampilan-keterampilan belajar berbahasa seperti keterampilan berbicara, keterampilan membaca , keterampilan menulis.

B. Perumusan Masalah

  Perumusan masalah penelitian dirumuskan sebagai berikut :

  1. Bagaimana tingkat kesulitan kegiatan belajar para siswa kelas II SMU Bopkri II dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ?

  2. Apakah ada perbedaan tingkat kesulitan kegiatan belajar antara siswa putra dan putri kelas II SMU Bopkri II dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ?

  C. Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan memperoleh :

  1. Gambaran tentang tingkat kesulitan kegiatan belajar siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.

  2. Gambaran tentang perbedaan tingkat kesulitan kegiatan belajar dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia dan jenis kelamin.

  D. Manfaat Penelitian

  Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru pembimbing sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun progam bimbingan belajar untuk siswa kelas

  II SMU Bopkri II Yogyakarta tahun ajaran 2003-2004.

  E. Batasan Istilah dan Variabel

  1. Batasan istilah

  a. Belajar siswa di sekolah adalah suatu kegiatan siswa mempelajari dan mengolah bahan pelajaran, pembimbingan, pelatihan, sehingga siswa mengalami perubahan dalam tingkah laku.

  b. Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia merupakan bahasa negara dan bahasa persatuan nasional Republik Indonesia dan bahasa pengantar di sekolah-sekolah.

  c. Kesulitan belajar siswa Kesulitan belajar siswa berarti menunjuk pada suatu keadaan yang menandakan siswa tidak lancar melakukan kegiatan belajar.

  2. Batasan Variabel

  a. Tingkat Kesulitan kegiatan belajar siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan suatu keadaan yang dialami siswa, sehingga ia tidak lancar melakukan kegiatan belajar Bahasa Indonesia. Tingkat kesulitan kegiatan belajar siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup kegiatan belajar membaca, menulis, mendengarkan. Ada dua kategori tingkat kesulitan kegiatan belajar siswa yaitu kategori rendah dan kategori tinggi.

  b. Jenis kelamin siswa adalah siswa putra dan putri.

F. Hipotesis Penelitian

  Hipotesis penelitian adalah “Ada perbedaan tingkat kesulitan kegiatan belajar dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia berdasarkan jenis kelamin siswa kelas II SMU Bopkri II Yogyakarta tahun ajaran 2003/2004”.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini memuat tinjauan pustaka mengenai masalah yang akan diteliti. Dalam bab ini meliputi belajar Bahasa Indonesia, belajar di sekolah, unsur-unsur

  belajar Bahasa Indonesia, kesulitan-kesulitan yang dialami dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, bimbingan belajar Bahasa Indonesia.

A. Belajar Bahasa Indonesia

  Pengertian belajar terutama belajar Bahasa Indonesia sebaiknya dibahas lebih mendalam agar tidak terjadi salah persepsi. Berikut ini disajikan pengertian belajar dan belajar Bahasa Indonesia.

  1. Pengertian Belajar dan Belajar Bahasa Indonesia Sebagai langkah awal untuk memahami kesulitan-kesulitan belajar yang dialami siswa kelas II dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia terlebih dahulu dikemukakan untuk memahami definisi tentang belajar. Belajar merupakan salah satu kegiatan utama yang dilaksanakan tiap individu manusia selama hidupnya. Menurut Hamalik Oemar (1983) belajar adalah :

  Suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Tingkah laku yang baru, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, timbul pengertian-pengertian yang baru dan perubahan dalam sikap.

  Belajar juga dapat di rumuskan sebagai kegiatan mengolah bahan ajar sehingga memperoleh pengetahuan baru, ketrampilan dan sikap baru atau menyempurnakan pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang sudah dimiliki. Proses belajar berlangsung secara kontinu dan dalam bentuk latihan-latihan.

  2. Belajar Siswa di sekolah Belajar siswa di sekolah dapat diartikan sebagai kegiatan siswa mengolah bahan pelajaran, pembimbingan, pelatihan, sehingga siswa mengalami perubahan dalam tingkah laku. Ada siswa yang mengalami kesulitan dan ada pula siswa yang tidak mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan kemampuan siswa yang satu berbeda dengan kemampuan siswa yang lain. Oleh karena itu siswa masih memerlukan bimbingan dalam melaksanakan kegiatan belajar.

  Dalam kegiatan belajar, siswa menggunakan strategi dalam melakukan kegiatan belajar sehingga kegiatan belajar dapat dilakukan dengan baik. Suwarna (2002), menyatakan bahwa strategi diaratikan suatu cara, teknik, taktik, dan siasat yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang guna mencapai tujuan yang telah ditentukan.

  3. Metode Belajar dan Sumber Belajar

  a. Metode Belajar Metode belajar merupakan serangkaian kegiatan-kegiatan

  (latihan atau praktek atau pemecahan masalah) yang harus dilakukan dengan tujuan ia memperoleh kemampuan-kemampuan baru. Ada beberapa jenis metode dalam belajar , antara lain : 1) Bahan informasi dasar : Metode Belajar Menghafal. Latihan menghafal dilakukan dengan cara diulang-ulang.

  2) Bahan ketrampilan dasar : Metode Belajar Latihan Praktik. Latihan praktik dilakukan dengan cara diulang-ulang.

  3) Bahan konsep, prinsip, nilai : Metode Coba-Coba. Cara yang ditempuh belum diyakini akan membawa hasil yang diharapkan oleh karena itu digunakan cara mencari-mencoba berulang-ulang sampai menemukan cara yang membawa hasil yang diharapkan.

  Cara ini jelas membutuhkan banyak waktu dan tenaga. Namun harus dipahami dan diakui bahwa cara ini kiranya sangat berarti bagi individu yang menggunakannya. 4) Bahan konsep, prinsip, nilai : Metode Pemahaman. Cara yang ditempuh adalah mengikuti langkah-langkah sistematik yang mengutamakan penalaran, baik penalaran deduktif, maupun penalaran induktif. Lasimnya metode ini dipelajari terlebih dahulu oleh siswa sebelum menggunakannya.

  b. Sumber belajar Sumber belajar berarti sesuatu (manusia, benda, masyarakat) yang secara langsung dan tidak langsung menyajikan bahan pelajaran yang dibutuhkan oleh individu yang berlatih untuk memperoleh

  1) Manusia.

  Manusia terutama para guru pengajar, guru pembimbing, guru pelatih, tenaga adminisrtasi menjadi sumber belajar siswa. Manusia menjadi sumber informasi dan juga cara menyajkan informasi. 2) Bahan cetak

  Bahan cetak merupakan sumber belajar kedua bagi siswa. Bahan cetak berupa buku, buku pelajaran, majalah, surat kabar, dan lain- lain. 3) Bahan Rekaman Bahan rekaman merupakan sumber belajar ketiga bagi siswa.

  Bahan rekaman berupa foto, film, vidio, slide, kaset rekaman, komputer, dll.

  4) Masyarakat Masyarakat menjadi sumber belajar keempat bagi siswa.

  Masyarakat mencakup unsur sosial (manusia), unsur budaya, unsur fisik (alam sekitar).

B. Unsur-Unsur Pokok Belajar Bahasa Indonesia

  1. Materi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Materi pelajaran Bahasa Indonesia telah disusun berdasarkan kurikulum sekolah. Kurikulum sekolah berisi kegiatan akademik dan non akademik. Kurikulum sekolah adalah suatu program pendidikan yang tertentu. Kurikulum sekolah merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan sekolah.

  Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar (Depdikbud:1993)

  Kurikulum Bahasa Indonesia dari Sekolah Menengah Umum memberi tekanan pada pengembangan pengetahuan, ketrampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap Bahasa Indonesia. Pengajaran Bahasa Indonesia menggunakan pendekatan komunikatif. Pendekatan komunikatif bertujuan membantu siswa berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia.

  Pengajaran Bahasa Indonesia mencakup aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Tema-tema yang disajikan sebagai bahan pelajaran Bahasa Indonesia berkisar pada: teknologi, ekonomi, pariwisata, kesehatan dan lain-lain. Tema-tema ini dapat digunakan sebagai bahan bacaan yang mengungkapkan ide-ide secara tertulis.

  Dalam belajar Bahasa Indonesia siswa berusaha membaca pelajaran lalu memahami isi, menggaris bawahi kata-kata dan kalimat-kalimat penting, dapat juga siswa mencatat atau membuat rangkuman dari bahan bacaan tersebut. Siswa juga berusaha mendengarkan apa yang dibacakan oleh guru ataupun teman, mendengarkan penjelasan guru, membuat catatan tentang hal-hal yang dengarkan dari pelajaran. Siswa berusaha pertanyaan-pertanyaan, menjawab soal, mengungkapkan ide-ide pada saat pelajaran di kelas, siswa berusaha menggunakan Bahasa Indonesia.

  Kegiatan belajar Bahasa Indonesia, antara lain :

  a. Kegiatan membaca Kegiatan pertama yang harus dikembangkan dan dikuasai oleh siswa dalam belajar Bahasa Indonesia adalah membaca buku pelajaran dan bacaan tambahan. Membaca merupakan suatu kegiatan belajar siswa yang paling banyak memakan waktu dan memerlukan pemikiran sepenuhnya. The Liang Gie (1994), merumuskan membaca adalah serangkaian kegiatan pikiran seseorang yang dilakukan dengan penuh perhatian untuk memahami makna suatu karangan yang disajiakan kepada indra penglihatan dalam bentuk lambang huruf dan tanda lainnya.

  b. Kegiatan menulis karangan Mengarang merupakan keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca. Ada empat unsur pokok dalam mengarang yaitu gagasan penuturan, tatanan dan tata bahasa. Siswa harus dapat menyusun kalimat yang tepat. Kalimat yang tepat merupakan kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran penulis.

  Dalam menulis siswa diharapkan memiliki kemampuan memilih kata dan kalimat dengan tepat. Siswa harus memperhatikan tanda baca, susunan kalimat, menemukan ide. Siswa yang tidak memperhatikan hal-hal ini dapat mengalami kesulitan didalam membuat karangan.

  c. Berbicara menggunakan Bahasa Indonesia. Kemahiran bahasa seseorang berkaitan erat dengan kemampuan pikirannya. Keterampilan berbahasa yang baik pada siswa, memperlancar penyusunan kalimat dan pemilihan kata untuk mengungkapkan sesuatu gagasan dan akan meningkatkan kemampuan berpikir siswa. Siswa yang semakin lancar dalam berbicara, akan memperlancar pula dalam mengungkapkan ide, menjawab pertanyaan, berkomunikasi dengan orang lain. Siswa yang melakukan latihan secara bertahap dan kontinu akan mendapatkan hasil bahwa ia menjadi terampil dalam berbicara.

  2. Keterampilan dalam Belajar Bahasa Indonesia The Liang Gie (1994) membagi empat ketrampilan belajar yang sangat mendukung didalam kegiatan belajar Bahasa Indonesia. Empat ketrampilan belajar ini sangat mendukung didalam melatih siswa dalam belajar berbahasa Indonesia, dua ketrampilan belajar diantaranya adalah, ketrampilan akademis, ketrampilan pendukung. a. Keterampilan Akademis Keterampilan akademik menyangkut persyaratan akademik meliputi kemampuan-kemampuan mengikuti pelajaran, membuat catatan, memakai perpustakaan, dan menempuh ujian. 1) Keterampilan Mengikuti Pelajaran

  Di sekolah siswa dituntut untuk mengikuti semua pelajaran dari awal sampai akhir, siswa datang ke sekolah tidak hanya duduk, diam, mendengar guru, lalu pulang. Selama proses belajar siswa dituntut aktif yaitu mendengar guru mengajar, bertanya jawab mengenai pelajaran yang dibahas, membuat catatan tentang pelajaran yang dibahas. Sebaliknya siswa yang hanya duduk, diam, mendengar guru bicara lalu pulang akan menjadi siswa yang pasif. 2) Keterampilan Mencatat Pelajaran

  Dalam proses belajar, kegiatan yang harus dilakukan adalah membaca buku, baik buku pelajaran, atau buku yang diwajibkan maupun buku-buku penunjang. Setelah membaca siswa diharapkan mampu mengambil manfaat dari isi bacaan yang dibacanya dan mencatat hal-hal penting. Hal ini juga membantu siswa untuk terampil berbahasa Indonesia karena dengan catatan yang baik, tulisan yang rapi dan sistimatis, siswa akan lebih mudah untuk membaca dan memahami tulisan sendiri sehingga kegiatan belajar tidak tergangagu oleh tulisan yang tidak bisa dibaca.

  3) Keterampilan Menggunakan Perpustakaan Sumber-sumber belajar bisa didapat di perpustakaan sekolah.

  Sekolah menyediakan buku-buku dan siswa dapat memanfaatkan fasilitas yang ada. Ketrampilan menggunakan perpustakan menyangkut ketrampilan siswa dalam kegiatan belajar yaitu dengan cara mencari sumber-sumber bacaan yang diperlukan di perpustakaan, mencari data-data yang diperlukan di perpustakaan. 4) Keterampilan Menempuh Ujian

  Tes atau ulangan dimaksudkan untuk mengukur penguasaan siswa terhadap ilmu yang dipelajarinya. Siswa dituntut siap dalam menghadapi ulangan maupun ujian. Kesiapan siswa sangat diperlukan dalam setiap situasi, jadi siswa melakukan kegiatan belajar tidak hanya waktu-waktu ujian namun setiap hari. Setiap hari siswa dituntut untuk belajar secara rutin sehinga pada waktu ujian siswa sudah siap.

  b. Keterampilan pendukung Keterampilan pendukung akan menunjang tercapainya sukses di sekolah menengah dan meliputi kemampuan konsentrasi, menghafal, mengelola waktu, dan mengatur diri. Misalnya tanpa kemampuan konsentrasi, seseorang siswa tidak bisa membaca buku atau mengikuti pelajaran.

  1) Keterampilan konsentrasi Konsentrasi merupakan syarat pertama dalam melakukan kegiatan belajar. Tanpa mampu berkonsentrasi siswa akan mengalami kesulitan didalam memahami materi yang sedang dipalajarinya. Konsentrasi sendiri merupakan pemusatan pikiran pada satu hal dan seandainya pikiran terpecah-pecah siswa akan mengalami kesulitan dalam kegiatan belajarnya. 2) Keterampilan menghafal pelajaran

  Dalam belajar Bahasa Indonesia keterampilan menghafal juga diperlukan. Dengan menghafal materi-materi yang dipelajari maka materi akan tersimpan dan tidak mudah dilupakan. 3) Keterampilan mengelola waktu

  Seorang siswa harus mampu mengeola waktu yang tersedia, seorang siswa juga harus bisa membuat prioritas mana yang belum penting dikerjakan dan mendesak tentu segera dilaksanakan dalam kegiatan belajar. Tugas-tugas belajar yang perlu dikerjakan harus segera dikerjakan sehingga tidak tertunda-tunda. 4) Keterampilan mengatur diri

  Dalam kegiatan belajar siswa harus terampil mengatur dirinya sendiri; siswa harus terampil mendorong diri untuk belajar, mengelola diri dengan mengatur pikiran, tenaga, waktu, tempat, benda dan hal-hal lain untuk belajar. Mengendalikan diri untuk mampu membina kedisiplinan, menyemangati diri, menghimpun tenaga untuk benar-benar mampu mengerjakan apa yang harus dikerjakan dalam belajar.

C. Kesulitan Belajar Bahasa Indonesia

  Menurut tim instruktur BK DIY(1997:19) kesulitan belajar adalah : Suatu kondisi dalam proses belajar yang ditandai oleh adanya hambatan-hambatan tertentu dalam mencapai hasil belajar yang optimal. Hambatan-hambatan itu mungkin disadari mungkin juga tidak disadari oleh orang yang mengalaminya, dapat bersifat psikologis, sosiologis, ataupun fisiologis dalam keseluruhan proses belajar. Kesulitan belajar siswa menunjuk pada suatu keadaan yang menandakan siswa tidak lancar dalam belajar. Ketidak lancaran kegiatan belajar siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor kemampuan siswa, faktor lingkungan belajar, faktor kebiasaan berbahasa di masyarakat.

  1. Faktor Kemampuan Siswa

  a. Pengindraan Dalam belajar berbahasa Indonesia, pengindraan memiliki fungsi seperti membaca, menulis, mendengar, berbicara. Kegiatan belajar bahasa Indonesia akan dapat berhasil dengan baik jika alat pengindraan dari siswa berfungsi dengan baik. Namun sebaliknya siswa yang mengalami gangguan pada alat indra seperti pendengaran, penglihatan, dapat menimbulkan gangguan dalam kegiatan belajar siswa. b. Perhatian Perhatian merupakan cara seseorang dalam memfokuskan diri pada satu objek. Dalam kegiatan belajar perhatian pada suatu bahan

  /materi yang dipelajari sangat penting. Perhatian dengan sungguh- sungguh terhadap meteri pelajaran membantu siswa untuk dapat mengerti dan memahami materi yang sedang dipelajarinya. Perhatian membantu siswa untuk dapat memahami, mengerti, dan mengetahui bagian-bagian materi yang sulit dan perlu dipertanyakan. Dan sebaliknya siswa yang tidak memperhatikan materi yang sedang diajarkan oleh guru dan yang dipelajarinya sendiri dapat menjadi penyebab siswa mengalami kesulitan dalam kegiatan belajarnya.

  Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika tidak memperhatikan bahan pelajaran maka siswa akan mengalami kesulitan untuk memahami bahan pelajaran tersebut.

  c. Minat Hilgard (Slameto:1988) memberikan rumusan tentang minat adalah sebagai berikut: “Interes is persisting tendency to pay attention

  to and enjoy some activity or content”.

  Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan kecendrungan melakukan kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang diperhatikan terus-menerus yang disertai rasa senang.

  Siswa yang kurang memiliki minat dalam belajar mata pelajaran tertentu, ia tidak tertarik dengan bahan pelajarannya dan ia segan- segan belajar, ia tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran itu.

  d. Kemampuan mengingat Semua siswa memiliki memori, memori berperanan untuk menyimpan materi atau bahan pelajaran yang dipelajarinya. Kemapuan mengingat untuk setiap siswa berbeda-beda; ada siswa yang mudah mengingat materi yang sudah dipelajarinya ada pula siswa yang mengalami kesuliatan didalam mempelajari materi.

  2. Lingkungan Belajar

  a. Lingkungan belajar di sekolah Kegiatan belajar siswa di sekolah yaitu kegiatan belajar dimana siswa mendapat mendampingan dari guru, siswa belajar dengan tuntunan guru. Di dalam proses kegiatan belajar siswa diharapkan mengikuti pelajaran dengan sungguh-sungguh, sehingga siswa datang ke sekolah tidak hanya duduk, diam. Dalam belajar Bahasa Indonesia siswa mengerjakan latihan-latihan yang diberikan oleh guru, membaca buku yang dianjurkan oleh guru, menanyakan bahan yang dirasa sulit. Siswa yang sering membolos, tidak mengerjakan latihan-latihan, hanya mencontek pekerjaan rumah, mengalami kesulitan didalam mengikuti pelajaran. b. Lingkungan belajar di dalam keluarga Keluarga merupakan lingkungan belajar pertama yang memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan belajar anak.

  Anak pertama kali mengalami proses sosialisasi dengan keluarga. Proses sosialisasi anak salah satunya nampak dalam cara berbahasa. Pada umumnya mereka meniru cara berbahasa orang tua dan orang dewasa lainnya yang bergaul dengan mereka.

  Suasana rumahpun dapat berpengaruh dalam kegiatan belajar anak. Suasaan rumah yang gaduh/ramai dan semrawut tidak akan memberikan ketenangan pada anak yang sedang melakukan kegiatan belajar. Suasaan tersebut dapat terjadi pada keluarga yang besar.

  Suasana rumah yang tegang, ribut dan sering terjadi cekcok, pertengkaran antara anggota keluarga akan berakibat anak menjadi bosan di rumah, suka keluar rumah. Akibatnya kegiatan belajar anak terganggu. Suasana rumah yang tenang dan tentram akan mendukung anak dalam belajar.

  c. Lingkungan belajar di masyarakat Proses sosialisasi anak tidak hanya di lingkungan keluarga tetapi juga dalam masyarakat. Sosialisasi anak di lingkungan masyarakat akan mempengaruhi perkembangan berbahasa anak. Cara berbahasa setiap daerah berbeda-beda. Hal ini tergantung pula pada setiap suku.

  Hal ini juga dapat menjadi penyebab kesulitan siswa dalam berbahasa

  Proses sosialisasi anak berbahasa juga melalui media elektronik (tv, radio), media cetak. Hal ini memberikan pengaruh terhadap perkembangan bahasa anak. Teman bergaul juga mempunyai pengaruh yang besar. Anak berkomunikasi dengan teman bergaulnya dan bahasa yang digunakan sehari-hari sebagai alat komunikasi dengan teman akan menjadi sebuah kebiasaan. Kebiasaan itulah yang dapat berpengaruh dalam kegiatan anak belajar bahasa.

  3. Faktor jenis kelamin Perkembangan antara anak perempuan dan laki-laki jelas memiliki banyak perbedaan. Anak perempuan diharapkan berperilaku feminim dan laki-laki diharapkan berperilaku maskulin, tidaklah mengherankan minat anak perempuan berbeda dari anak laki-laki selama masa remaja (Hurlock,1980). Salah satu kondisi yang menimbulkan perbedaan dalam belajar berbicara adalah jenis kelamin. Dibandingkan dengan anak perempuan, anak laki-laki tertinggal dalam belajar berbicara. Pada setiap jenjang umur, kalimat laki-laki lebih pendek dan kurang betul tata bahasanya, kosa kata yang diucapkan lebih sedikit, dan pengucapannya kurang tepat ketimbang anak perempuan (Hurlock,1997). Dari usia keusia, anak perempuan biasanya menambah lebih banyak kosa kata dari pada anak laki-laki (Hurlock,1980). Sebagai kelompok, anak perempuan lebih banyak berbicara ketimbang anak laki-laki (Hurlock,1997). Konsep- konsep dari Hurlock memberikan dasar bahwa ada perbedaan yang karena itu tingkat kesulitan yang hadapi antara laki-laki dan perempuan dalam belajar bahasa jelas berbeda. Landasan teori inilah yang mendasari penelitian tingkat kesulitan kegiatan belajar dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia berdasarkan jenis kelamin.

  D. Bimbingan Belajar Bimbingan belajar adalah pelayanan bimbingan konseling yang membantu siswa dalam mengembangkan diri, sikap dan cara belajar yang baik (Najib:1995). Bimbingan dalam belajar Bahasa Indonesia itu, bisa dilakukan dengan membantu siswa untuk belajar cara mempelajari teks (sumber tertulis) dengan menggunakan metode SQ3R, metode SQ3R yang dikemukakan oleh Francis P. Robinson, 1961, dari Ohio State University, merupakan metode yang digunakan untuk mempelajari bahan-bahan tertulis (buku, dll) dalam bentuk belajar mandiri (independent study).

  Langkah-langkah penggunaan buku teks sebagai berikut : 1. Langkah orientasi (Survey / S).

  Pada langkah ini siswa mengamati secara keseluruhan untuk memperoleh orientasi atau gambaran secara umum mengenai isi tiap judul dengan memusatkan diri pada tiap bagian dari judul itu. Tujuan utama langkah ini adalah siswa memperoleh gambaran mengenai apa saja yang dibahas. Siswa belum mempelajari secara mendalam.

  Bagian yang harus diamati oleh siswa dalam suatu judul adalah : a. Bagian-bagian menurut nomer urut.

  b. Kesimpulan dan rangkuman.

  c. Gambar dan grafik.

  d. Daftar kata-kata yang sering dicantumkan pada akhir judul.

  2. Langkah bertanya (Question / Q) Siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang didasarkan pada hasil orientsi. Jawaban pertanyaan-pertanyaan ini akan dicari lebih lanjut.

  Pertanyaan dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya mengenai tiap-tiap bagian dari judul tersebut. Cara ini membutuhkan waktu dan perhatian.

  Oleh karena itu ada banyak orang cenderung mengabaikannya. Kekeliruan ini harus diperbaiki, sebab kegiatan yang disadari terletak terutama pada “apa yang dihadapi dan bagaimana cara menyelesaikannya?” Pertanyaan-pertanyaan dirumuskan secara tertulis dan dipusatkan secara berurutan mengikuti bagian-bagian bahan tertulis itu.

3. Langkah membaca (Read / R)

  Siswa membaca untuk mencari jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang sudah dirumuskan. Ia membaca secara berurutan mengikuti bahan tertulis dan pertanyaan mengenai itu. Tujuan utama kegiatan membaca dengan cara ini adalah siswa memahami secara terinci isi bacaan.

  4. Langkah merumuskan (Recite / R)

  Siswa merumuskan kembali dalam bahasa sendiri. Disini terletak makna “mereproduksi”. Dengan langkah ini siswa dibiasakan bertanggung jawab atas apa yang ia baca. Apa yang diketahui siswa benar atau tidak dilihat dari isi bacaan. Pengetahuan dan pengertian siswa terhadap isi bahan menjadi jelas dan tegas. Jika ada kesalahan, maka dengan mudah dan cepat dapat diperbaiki. Hendaknya merumuskan dengan menggunakan kata-kata, pemahaman sendiri. Jangan menurun dari buku.

  5. Langkah merangkum (Review / R)

  Siswa merangkum atau memadukan semua yang sudah dirumuskan menjadi satu keseluruhan. Siswa memperdalam pengetahuan dan pengertiannya terutama tentang hubungan-hubungan isi bahan satu sama lain; juga dengan pengetahuan dan pengertian yang sudah dimiliki sebelumnya ( Singer and Donlan,1980:77-78). Bimbingan belajar yang diberikan adalah bimbingan dengan cara memberikan petunjuk mengenai metode belajar dengan menggunakan teks tertulis yaitu metode SQ3R (Survey/S, Question/Q, Read/R, Recite/R,

  

Review/R) . Bimbingan dilakukan dengan cara membentuk kelompok, setiap

  kelompok tiga orang siswa, setiap kelompok diajak mendalami setiap metode. Bimbingan dilakukan secara bertahap sampai siswa menguasai cara-cara tersebut.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini dibahas jenis penelitian, Populasi dan sample penelitian, alat pengumpul data, Teknik analisis data, dan Pengumpulan data. A. Jenis Penelitian Jenis Penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan metode survei. Dalam penelitian survei, informasi dikumpulkan dari responden dengan

  menggunakan suatu kuesioner (Singarimbun dan Effendi, 1989). Penelitian deskriptif dirancang untuk memperoleh informasi tentang suatu gejala pada saat penelitian dilakukan (Furchan, 1982:415). Sejalan dengan itu, Sudjana dan Ibrahim (1989) mendefinisikan penelitian deskriptif adalah “ penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian, pada saat sekarang”.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

  Populasi penelitian ini adalah populasi terbatas, yaitu seluruh siswa laki- laki dan perempuan kelas II SMU BOPKRI II Yogyakarta Tahun Ajaran 2003/2004. Sampel penelitian adalah sebagian dari anggota populasi yang diteliti yang berjumlah 274; sampel penelitian berjumlah 238 siswa; ada 36 siswa yang tidak terlibat dalam penelitian; hal ini disebabkan ada siswa yang tidak masuk pada saat diadakan penelitian. Penelitian deskriptif biasanya mengambil 10 sampai 20 persen dari populasi yang dapat dijangkau (Furchan,1982). Jumlah siswa yang terlibat dalam penelitian telah mewakili jumlah siswa yang ada. Populasi dan sampel penelitian adalah sebagai berikut: Tabel I. Daftar jumlah sampel penelitian SMU Bopkri II Yogyakarta tahun ajaran 2003/2004

  Jumlah siswa yang direncanaka untuk diteliti Jumlah siswa yang hadir pada saat penelitian Kelas putra putri Jumlah putra putri Jumlah

  IIE 25 10 35 14 7 21

  Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner kesulitan kegiatan belajar dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Kuesioner ini disusun sendiri oleh peneliti. Kuesioner ini terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian yang pertama berisi identitas, yang kedua

  1. Kuesioner Kesulitan Kegiatan Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

  Total 160 114 274 137 101 238

  IIH 16 17 33 15 13 28

  IIG 16 17 33 14 12 26

  IIF 21 13 34 21 13 34

  IID 21 13 34 20 13 33

Dokumen yang terkait

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DALAM SOAL UKK SD MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA TAHUN 2011/ 2012 KABUPATEN SITUBONDO

0 7 16

ANALISIS PENGGUNAAN PIRANTI KOHESI DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS II SMU NEGERI KENCONG TAHUN AJARAN 2000/2001

0 27 42

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN LKS UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN EKONOMI I DI SMU NEGERI I RAMBIPUJI JEMBER TAHUN AJARAN 2000/2001

0 4 73

FAKTOR-FAKTOR PENURUNAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS IX D SMP MUHAMMADIYAH 1 JEMBER DALAM MENERIMA PELAJARAN BAHASA INGGRIS TAHUN AJARAN 2010/2011

0 2 12

PENGARUH TINGKAT INTENSITAS PEMBERIAN LATIHAN SOAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN PKn KELAS VII SMP NEGERI 21 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2012/2013

4 52 64

MENINGKATKAN MINAT MENYIMAK SASTRA (DONGENG) MELALUI PENDEKATAN CTL SISWA KELAS VII SMPN 4 MATARAM PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA TAHUN AJARAN 2009/2010

0 0 12

ANALISIS KESULITAN BELAJAR BAHASA ARAB SISWA KELAS IX MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 2 SLEMAN YOGYAKARTA

1 4 150

MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS X DI SMA NEGERI 1 BALAESANG

0 1 14

PERAN GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR MEMBACA SISWA KELAS II DI MI NU MANAFIUL ULUM 02 GETASSRABI GEBOG KUDUS TAHUN AJARAN 2016/2017 - STAIN Kudus Repository

0 1 6

PERAN GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR MEMBACA SISWA KELAS II DI MI NU MANAFIUL ULUM 02 GETASSRABI GEBOG KUDUS TAHUN AJARAN 2016/2017 - STAIN Kudus Repository

0 0 21