PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN SERANG - FISIP Untirta Repository

  PULAU TUNDA SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA BAHARI KABUPATEN SERANG Skripsi

  Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Humas

  Program Studi Ilmu Komunikasi Oleh

  Asri Sulistian NIM 6662120761

FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG, AGUSTUS 2016

  Semua yang ada di langit dan yang ada di bumi

selalu meminta kepada-Nya. Setiap waktu Dia dalam

kesibukan. {Ar-Rahman, 55:29} Persiapan saja tidak cukup untuk tujuan besar, maka tambahkan disiplin, konsistensi, pengorbanan dan senyum termanis untuk akhir yang sempurna

  • Asri Sulistian- “Aku persembahkan Skripsi ini untuk Orang Tuaku tersayang, Adik-Adiku yang sangat membanggakan dan Orang-Orang yang membuatku tersenyum, bersemangat dan mengajariku arti bahagia”

  

ABSTRAK

Asri Sulistian NIM 120761. Skripsi. Pulau Tunda sebagai Daerah Tujuan

Wisata Bahari Kabupaten Serang. Pembimbing I: Iman Mukhroman., M.Si

dan Pembimbing II: Ronny Yudhi Septa., M.Si

  Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Pulau Tunda sebagai daerah tujuan wisata bahari Kabupaten Serang yang ditinjau dengan menggunakan analisis SWOT. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi, studi dokumentasi, dan focus

  

group discussion . Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa Pulau

  Tunda sebagai objek wisata bahari Kabupaten Serang memiliki kekuatan berupa keindahan bawah laut yang berbeda dengan daerah pulau lain di Kabupaten Serang, selain itu Pulau Tunda pun memiliki peluang yang cukup besar dari segi lokasi yang strategis dan tidak jauh dari pusat kota. Namun Pulau Tunda memiliki kelemahan berupa kualitas sumberdaya manusia dan sadar wisata yang rendah serta permasalahan sampah yang berada di pesisir Pulau Tunda. Sementara itu tantangan yang dihadapi Pulau Tunda adalah kelestarian taman bawah laut yang dapat terancam ketika banyaknya wisatawan yang datang dan melakukan kegiatan wisata. Kata Kunci : SWOT, wisata bahari, Pulau Tunda

  

ABSTRACT

Asri Sulistian NIM 120761. Mini Thesis. Tunda Island as a Marine Tourism

Destination In Serang District. Advisor I: Iman Mukhroman., M.Si and Advisor

  II: Ronny Yudhi Septa., M.Si

This study was conducted to determine the Tunda Island as a maritime tourism

destination Serang regency were reviewed by using SWOT analysis. This study

uses qualitative research methods with data collection techniques such as

interviews, observation, documentation studies, and focus group discussion.

Results of research conducted shows that the Island Tunda as a maritime tourist

attraction Serang District has the power in the form of underwater beauty of

different regions island other in Serang regency, besides Island Tunda also have a

big opportunity in terms of strategic location and not far from the center city. But

Tunda Island has a weakness in the form of human resource and tourism

awareness is low and the waste problem which is on the coast of the island

Snooze. While the challenges facing the Tunda Island is the preservation of

underwater parks that can be threatened when many tourists who come and

tourism activities. Keywords: SWOT, Marine Tourism, Pulau Tunda

KATA PENGANTAR

  Alhamdulillahirobbil‟allamin, puji syukur tercurahkan kepada Allah SWT

  yang memberikan saya kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Sholawat beserta salam senantiasa terucapkan kepada manusia biasa yang diberikan anugerah sebagai pembawa cahaya baginda Rosulallah Muhammad SAW.

  Skripsi ini berjudul Pulau Tunda Sebagai Daerah Tujuan Wisata

  

Bahari Kabupaten Serang. Penelitian ini dilakukan sebagai pemenuhan atas

  syarat kelulusan yang ditetapkan oleh jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Tema besar dalam penelitian ini adalah komunikasi pemasaran pariwisata. Secara garis besar skripsi ini mencoba untuk mengetahui potensi Pulau Tunda sebagai daerah tujuan wisata yang ditinjau dengan menggunakan analisis SWOT. Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian kualitatif, dengan teknik pengumpulan data wawancara, observasi, focus group discussion dan studi dokumentasi.

  Selesainya skripsi ini tentu bukan hanya kerja keras yang dilakukan penulis namun ada banyak bantuan-bantuan yang penulis dapatkan selama proses penyusunan skripsi ini, maka dari itu dari dalam lubuk hati dengan penuh kasih penulis sampaikan rasa terima kasih yang tak terucapkan kepada :

  1. Bapak Prof.H.Sholeh Hidayat.,M.Pd selaku Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  2. Bapak Dr.Agus Sjafari.,M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  3. Ibu Dr.Rahmi Winangsih.,M.Si Selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Fisip Untirta, terima kasih atas motivasi yang berikan selama ini.

  4. Bapak Darwis Sagita.,M.Si Selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Komunikasi Fisip Untirta, terima kasih atas motivasi yang berikan selama ini.

  5. Bapak Iman Mukhroman.,M.Si selaku dosen pembimbing skripsi I, terima kasih atas bimbingan, motivasi dan semangat yang diberikan hingga selesainya skripsi ini.

  6. Bapak Ronny Yudhi Septa Priatna.,M.Si selaku dosen pembimbing skripsi II sekaligus penguji skripsi, terima kasih atas bimbingan, motivasi dan semangat yang diberikan hingga selesainya skripsi ini.

  7. Naniek Afrilla Framanik, M.Si dan Neka Fitriyah., M.Si selaku penguji skripsi, terimaksih atas saran dan arahan untuk perbaikan hasil skripsi ini.

  8. Bapak Ari Pandu Witantra.,S.Sos selaku dosen pembimbing akademik terimakasih atas bimbingan yang diberikan selama ini.

  9. Ibu Nurprapti Wahyu Widyastuti M.Si, Naniek Afrilla Framanik, M.Si dan Dr.Rahmi Winangsih, M.Si selaku salah satu yang menjadi inspirasi dalam penelitian ini, terima kasih untuk karya yang menginspirasi.

  10. Dosen Ilmu Komunikasi Fisip Untirta, terima kasih atas ilmu yang telah diberikan kepada penulis. Semoga ilmu ini senantiasa dapat bermanfaat.

  11. Muktiyono dan Iis Damayanti selaku orang tua penulis, Sugianto selaku bapak kandung penulis, terima kasih atas doa, dukungan dan pengajaran hidup yang selama ini diberikan. Ugi Sugian, U.Maya Zazqia, Umar Said, Triyana Rahmawati sebagai adik-adikku yang selalu membuatku bangga dan seluruh keluarga besarku.

  12. Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga. Dinas Kelautan, Perikanan, Energi dan Sumber daya Mineral. Pemerintah Desa Pulau Tunda.

  Travel Wisata Bahari Pulau Tunda, Travel Tundive, Karang Taruna Pulau Tunda, Novia, Pephit, Hilda Yunike, Ida Yanti,S.Ikom, Ramdhan yang telah bersedia menjadi narasumber dalam skripsi ini.

  13. Bojak-bojak: Ardi Purwadi, Dian Lestari, Eko Prayogo S.Ikom, Nina Prasetyaningsih, Rachel Mutia Nurdalilah Simatupang, Raudhatul Jannah, Yohana Arta Ully selaku sahabat sekaligus keluarga baru di kampus Untirta terimakasih atas tawa canda dan semangat yang kalian berikan.

  14. Jasmine girl: Andi Natoya Nuraisyah, Annisa Asriani S.Pd, Astri widyanti, Iin Samsiah Nurfajria, Intan Putri Suciani, Mutiara Dwi Setianingsih, Ranita Dahlan, Siti Mulyana S.Pd, Yusi Intan terimakasih untuk kehangatan keluarga yang kalian berikan selama ini.

  15. Kakak Istiqoma Ridloti, Kakak Iden Salman, Irma Yanuaristi, Arya Dwi Cahyo, Erlin Pratiwiningtias, Abdul Nashir, Bayu Teja Kusuma, Hari Agustian, Revandhika, terima kasih untuk motivasi dan dukungan yang diberikan.

  16. Teman-Teman KKM: Teguh Kurniawan S.Pd, Sucia Kartika S.E, Novi Mugianti S.E, Aprizal Haryadi S.E, Dona Mahardika S.E, Muhammad

  S.E, Raudhatul Jannah, Isah Kholisah, terima kasih untuk semua kenangan indah dan pengalaman menyenangkan yang begitu berkesan.

  17. Dede Irma, Benny Prayoga Sopian, Eneng Gustiani, Firda Yuandara, Tiffani Aspa, Khalida Putri Pertiwi, Lia Purnamasari, Jamaludin, terimakasih untuk doa dan motivasi yang kalian berikan.

  18. FoSMaI Fisip Untirta terima kasih untuk pengajaran dan ilmu serta doa yang selama ini diberikan.

  19. Himakom 2014-2015 terimakasih untuk pengalaman yang berkesan 20.

  Rekan-rekan mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2012 yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih untuk masa-masa menyenangkan yang penuh kesan.

  21. Firman Hakiki, Husaini Bayusagara S.Pd, Nana Suharna S.E, Bapak Gunawan, terima kasih atas waktu, tempat, dan bantuan yang diberikan selama proses pencarian data skripsi ini.

  Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Atas segala kekurangan yang menjadi kelemahan dalam skripsi penulis akan sangat berterima kasih jika ada yang berkenan untuk memberikan kritik dan saran guna perbaikan pada kesempatan lain.

  Hormat Saya, Asri Sulistian

  DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................... ii LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................ iii LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v ABSTRAK .......................................................................................................... vi ABSTRACT ........................................................................................................ vii KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvi

  BAB 1 PENDAHULUAN

  1.1 Latar belakang ................................................................................................ 1

  1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 7

  1.3 Identifikasi Masalah ........................................................................................ 8

  1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................................ 8

  1.5 Manfaat penelitian ........................................................................................... 8

  1.5.1 Manfaat Teoritis ..................................................................................... 9

  1.5.2 Manfaat Praktis ...................................................................................... 9

  BAB 2 KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR

  2.1 Kajian Teori ................................................................................................. 10

  2.1.1 Komunikasi Pemasaran ........................................................................ 10

  2.1.2 Pariwisata ............................................................................................. 11

  2.1.3 Komunikasi dan Brand ....................................................................... 13

  2.1.4 Analisis SWOT .................................................................................... 17

  2.2 Kerangka Berfikir ......................................................................................... 19

  2.3 Penelitian Terdahulu ..................................................................................... 21

  BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

  3.1 Metode Penelitian ......................................................................................... 29

  3.2 Paradigma Penelitian ..................................................................................... 31

  3.3 Metode Pengumpulan data ............................................................................ 32

  3.3.1 Wawancara Mendalam ......................................................................... 32

  3.3.2 Observasi .............................................................................................. 33

  3.3.3 Studi Dokumentasi ............................................................................... 34

  3.3.4 Focus Group Discussion ...................................................................... 34

  3.4 Narasumber Penelitian .................................................................................. 35

  3.5 Fokus penelitian ............................................................................................ 36

  3.6 Teknik Analisis Data .................................................................................... 37

  3.6.1 Pengecekan Keabsahan Data................................................................ 37

  3.6 Tempat Penelitian.......................................................................................... 39

  3.7 Waktu Penelitian ........................................................................................... 39

  BAB IV ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN

  4.1 Deskripsi Objek Penelitian ............................................................................ 40

  4.2 Analisis Data Penelitian ................................................................................ 44

  4.2.1 Analisis SWOT .................................................................................... 46

  4.2.1.1 Kekuatan / Strength Pulau Tunda ............................................ 47

  4.2.1.2 Kelemahan / Weakness Pulau Tunda ....................................... 50

  4.2.1.3 Peluang / Opportunities Pulau Tunda ...................................... 55

  4.2.1.4 Tantangan / Threats Pulau Tunda ............................................ 56

  4.2.2 Identifikasi Potensi Pulau Tunda ......................................................... 59

  4.3 Pembahasan ................................................................................................... 69

  4.4.1 SWOT Pulau Tunda ............................................................................. 70

  4.4.2 Potensi Pulau Tunda sebagai Objek Wisata Bahari ............................. 74

  BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

  5.1 Simpulan ....................................................................................................... 80

  5.2 Saran .............................................................................................................. 81

  5.2.1 Saran Praktis ........................................................................................ 81

  5.2.2 Saran Teoritis ....................................................................................... 82 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 84 LAMPIRAN ........................................................................................................ 87 RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. 153

  DAFTAR TABEL

  Hamalan 1.

Tabel 2.1 Tabel Penelitian Terdahulu ..................................................... 36 2.Tabel 3.1 Waktu Penelitian .................................................................... 47

  DARFTAR GAMBAR

  Halaman 1.

Gambar 2.1 Model Komunikasi Pemasaran..................................................... 11 2.Gambar 2.2 Kerangka Berfikir ......................................................................... 20 3.Gambar 4.1 Sistem Informasi Pariwisata Kabupaten Serang .......................... 50 4.Gambar 4.2 Sampah di Pesisir Pulau Tunda .................................................... 54 5.Gambar 4.4 Terumbu Karang .......................................................................... 63 6.Gambar 4.4 Ikan Karang .................................................................................. 64 7.Gambar 4.5 Kapal Penyeberangan Reguler ..................................................... 66 8.Gambar 4.6 Kapal Sewa untuk Wisatawan ...................................................... 66 9.Gambar 4.7 Jalan Desa ..................................................................................... 67 10.Gambar 4.8 Villa di Bagian Barat .................................................................... 68 11.Gambar 4.9 Matrik Analisis SWOT................................................................. 70

  DAFTAR LAMPIRAN

  Halaman 1. Pedoman Wawancara .............................................................................. 87 2. Pedoman Observasi ................................................................................. 90 3. Surat Ijin Penelitian ................................................................................. 91 4. Surat Pernyataan Kesediaan Menjadi Narasumber ................................. 94 5. Catatan Observasi.................................................................................... 104 6. Tranaskip Wawancara ............................................................................. 106 7. Notulensi Diskusi .................................................................................... 144 8. Artikel Terkait Penelitian ........................................................................ 150 9. Catatan Bimbingan .................................................................................. 152 10.

  Riwayat Hidup Peneliti ........................................................................... 154

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Pariwisata secara sederhana diartikan sebagai kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok ke suatu tempat untuk tujuan bersenang- senang. Pandangan lain mengartikan pariwisata sebagai kegiatan jasa (trade a

  

service ), di mana jasa dijadikan sebagai produk yang dipasarkan, seperti jasa

  penginapan, jasa angkut, jasa makanan dan hiburan, termasuk jasa pengenalan budaya dan tradisi masyarakat. Pariwisata sebagai sebuah industri mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat, meningkatkan standar hidup serta memberikan dorongan kepada sektor-sektor produktif lain untuk terus berkembang.

  Pariwisata di Indonesia menjadi salah satu dari empat sektor penyumbang devisa terbesar yang mencapai 10 miliar dolar AS (Kompas, 28 Oktober 2015).

  Jumlah ini dapat terus ditingkatkan dengan melakukan pengelolahan pariwisata yang konsisten dan bersifat integratif antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah dan pelaku usaha. Di tengah lesunya perkembangan sektor produktif seperti manufaktur, perdagangan, dan lainnya yang disebabkan oleh krisis ekonomi global yang saat ini sedang dialami oleh hampir seluruh negara berkembang, mengembangkan sektor pariwisata dapat menjadi alternatif pemecahan masalah yang terjadi. Eksistensi pariwisata dapat dikatakan stabil bahkan cenderung meningkat, karena semakin lama kegiatan pariwisata menjadi kebutuhan bagi kehidupan masyarakat modern. Seseorang tidak lagi berwisata untuk bersenang-senang tetapi juga untuk melepaskan diri dari rutinitas keseharian, mencari inspirasi, menambah pengetahuan serta motif lain yang menjadikan pariwisata semakin berkembang.

  Indonesia memiliki banyak daerah yang potensial untuk mengembangkan pariwisata. Bali merupakan contoh daerah yang sejak lama konsisten mengembangkan daerahnya melalui pariwisata. Sejak jaman pemerintahan Belanda wisata Bali sudah dikenal terutama mengenai keindahan panorama alam yang ditawarkannya. Selepas itu di masa awal kemerdekaan, wisata Bali pun menjadi icon untuk menarik perhatian warga negara lain untuk berkunjung ke Indonesia dan hingga kini pemerintah Bali menjadikan pariwisata sebagai penggerak perekonomian daerah. Sektor usaha pariwisata yang meliputi penyedia akomodasi, makan dan minum menyumbangkan lebih dari 20% dari total PDRB Provinsi Bali sejak tahun 2014 pada triwulan ke II hingga tahun 2015 pada triwulan ke II (Data BPS Provinsi Bali Agustus 2015).

  Selain Bali, Provinsi Banten merupakan daerah yang juga potensial untuk mengembangkan pariwisata. Keindahan alam, budaya hingga peninggalan sejarah yang terdapat di Provinsi Banten dapat dijadikan modal awal untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat Banten melalui pengembangan pariwisata. Pemikiran mengenai pengembangan sektor pariwisata untuk Provinsi Banten pun disampaikan oleh Hj. Rano Karno dalam sebuah pemberitaan yang dimuat oleh media nasional surat kabar Tempo Pada Oktober 2015 yang menyampaikan bahwa revitalisasi sektor pariwisata merupakan upaya dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat Provinsi Banten.

  “Revitalisasi sektor pariwisata dilakukan karena Banten memiliki sekitar

526 objek pariwisata potensial. Dengan meningkatkan jumlah wisatawan sudah

barang tentu akan memberikan dampak ekonomis yang sangat signifikan dalam

waktu dekat. Komitmen Pemprov Banten dalam mengembangkan industri

pariwisata salah satunya adalah “ menjual” Banten keluar.” Tempo, 15 Oktober

  2015 hal. 3 Berdasarkan peraturan daerah No.9 tahun 2005 tentang rencana induk pengembangan pariwisata Provinsi Banten, pengembangan wisata di Banten terbagi menjadi tiga bagian wilayah pengembangan pariwisata. Pertama, wilayah pengembangan pariwisata A dengan satuan kawasan pengembangan pariwisata melingkupi Tangerang, Pantai Utara dan Serang. Kedua, wilayah pengembangan pariwisata B dengan satuan kawasan pengembangan pariwisata melingkupi Cilegon, Pantai Barat, dan Ujung Kulon. Tiga, wilayah pengembangan pariwisata C dengan satuan kawasan pengembangan pariwisata melingkupi Banten Tengah dan Pantai Selatan. Saat ini salah satu yang menjadi prioritas pengembangan kepariwisataan di Provinsi Banten terdapat wilayah Kabupaten Serang, yang sebagian besar berupa pengembangan pariwisata berjenis pariwisata bahari.

  Pariwisata bahari adalah kegiatan wisata yang berkaitan langsung dengan sumber daya kelautan, baik di atas permukaan laut maupun kegiatan yang dilakukan di bawah permukaan laut. Kabupaten Serang memang memiliki keindahan bahari yang dapat diperhitungkan, contohnya adalah kawasan wisata bahari Pantai Anyer yang sudah terkenal sejak lama menjadi tujuan wisata saat berlibur, kawasan wisata bahari Pulau Sangiang yang juga merupakan kawasan konservasi, dan kawasan wisata Pulau Tunda yang sempat menjadi perbincangan mengenai keindahan terumbu karang dan beragam jenis ikan yang terdapat di pulau tersebut.

  Pembangunan pariwisata bahari yang dilakukan oleh pemerintah daerah Kabupaten Serang masih menjadikan Pantai Anyer sebagai prioritas pengembangan wisata bahari. Namun dari wawancara yang dilakukan peneliti dengan Kepala Bidang Destinasi Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Serang yang membenarkan bahwa Pantai Anyer menjadi prioritas pengembangan tetapi selain Pantai Anyer pengembangan pariwisata pun dilakukan di kawasan Pulau Tunda.

  Pulau Tunda merupakan wilayah terluar dari Kabupaten Serang yang secara geografis terletak di 106050‟00”- 105051‟51” BT dan 5056‟15”- 5059‟00” LS Desa Wargasara Kecamatan Tirtayasa yang dikelilingi oleh Laut Jawa (RJPMD Kabupaten Serang 2010-2015). Pulau Tunda menyimpan keindahan taman bawah laut yang berpotensi dikembangkan menjadi sebuah objek wisata bahari. Disekeliling pulau ditemukan karang dengan tipe pertumbuhan karang tepi atau Fringing Reef. Terumbu karang tersebut tumbuh pada kedalaman 1-10 meter.

  Daerah Pulau Tunda sebelah timur merupakan daerah dengan arus yang besar sehingga sering digunakan untuk diving dan juga snorkeling, selain itu pada area timur juga dapat ditemukan clown fish dan binatang laut lainnya, daerah timur pun memiliki visibility (Jarak Pandang) yang cukup baik yaitu sekitar 10 meter.

  Daerah utara pulau dihiasi dengan beragam karang dengan visibility sekitar 12 meter pada bagian utara ini belum banyak tersentuh oleh aktifitas manusia sehingga karangnya pun masih alami. Meskipun tidak seperti di Kilauan yang dapat setiap hari melihat atraksi lumba-lumba, namun pada waktu-waktu tertentu di Pulau Tunda pun dapat ditemukan atraksi dari ikan lumba-lumba, hal ini dikarenakan Pulau Tunda menjadi jalur migrasi lumba-lumba. Beberapa jenis ikan yang dapat ditemukan di pulau ini adalah ikan nemo merah yang juga disebut

  

maroon clownfish (premnas biaculeatus) , ikan nemo badut atau false

percula/common clownfish (amphiprion ocellaris) , ikan nemo kuning

(yellow/orange skunk clownfish/amphiprion sandaracinos) , ikan remora (sucker

fish) , ikan butterfly fish, ikan damsel, ikan sergeant fish, ikan batfish, dan crinoid

  atau lily laut.

  Potensi yang dimiliki oleh Pulau Tunda tersebut saat ini banyak di bicarakan oleh wisatawan di akun media sosial mereka. Bahkan ada yang secara khusus membuat akun media sosial yang berisikan informasi seputar Pulau Tunda. Ramai dibicarakan sebagai objek wisata, Pulau Tunda menjadi semakin dikenal. Kenyataan bahwa Pulau Tunda sebagai objek wisata yang kian dikenal dapat membawa pengaruh yang positif untuk pengembangan daerah Kabupaten Serang khususnya.

  Hasil pra penelitan yang dilakukan oleh peneliti mengenai objek wisata Pulau Tunda menunjukan bahwa Pulau Tunda memang benar merupakan objek wisata yang diakui oleh Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Serang dan menjadi daerah prioritas pengembangan wisata bagian utara Kabupaten Serang. Selain itu hasil pra observasi yang dilakukan peneliti menunjukan bahwa Pulau Tunda sebagai objek wisata belum memiliki dukungan secara penuh dalam pengelolaannya dari pemerintah setempat. Hal ini di buktikan dengan keadaan Pulau Tunda yang terbilang minim dengan fasilitas wisata. Pemasaran Pulau Tunda sebagai objek wisata pun terkesan tidak maksimal. Hal ini di tunjukkan dengan tidak dibentuknya pesan pemasaran yang secara khusus bertujuan untuk “menjual” objek wisata Pulau Tunda. Selain itu perbedaan pandangan mengenai pariwisata yang terdapat di Pulau Tunda diantara para warga dan pelaku usaha wisata di Pulau Tunda dikhawatirkan akan menghambat pengelolaan Pulau Tunda sebagai objek wisata.

  Pengelolaan Pulau Tunda sebagai destinasi wisata perlu memperhatikan bahwa produk destinasi memiliki sesuatu yang bersifat tangible atau nyata yang berkaitan dengan aspek rasional atau yang berbentuk fisik dan dapat dirasakan langsung oleh konsumen ketika ia mengonsumsi produk destinasi misalnya keadaan hotel dan home stay yang bersih dengan dekorasi yang unik, dan ketersediaan fasilitas lain yang dibutuhkan oleh konsumen/ pengunjung. Selain itu pengelolaan Pulau Tunda juga perlu memperhatikan hal-hal bersifat intangible atau tidak dapat dilihat kasat mata yang berkaitan dengan emosional dan persepsi konsumen terhadap Pulau Tunda misalnya seperti perasaan bahagia, segar, ataupun bertambah bersemangat setelah mengunjungi Pulau Tunda. Unsur

  intangible ini salah satunya berhubungan dengan brand.

  Kotler dan Pfoertsch (2006) dalam Burhan Bungin (2015) menjelaskan bahwa brand adalah konsep yang tidak terukur, sering kali dipahami atau sering kali dianggap mengkontruksi citra sosial sehingga produk pelayanan atau nilai terkesan lebih baik dari yang sebenarnya. Brand dapat membantu seseorang untuk mengambil keputusan saat dihadapkan dengan berbagai pilihan yang serupa. Hal ini dikarenakan Pulau Tunda bukanlah satu-satunya objek wisata bahari, di Provinsi Banten terdapat beberapa objek wisata yang menawarkan wisata bahari serupa dengan Pulau Tunda, yakni Pulau Umang yang terletak di Kabupaten Pandeglang, di Kabupaten Serang Pulau Tunda dihadapkan dengan Pulau Sangiang yang lebih dulu dikenal sebagai objek wisata. Selain itu Pulau Tunda juga harus dapat bersaing dengan objek wisata Kepulauan Seribu yang letaknya tidak terlalu jauh dan sudah lebih dulu dikenal sebagai objek wisata bahari. Adiwijaya (2007) mengatakan bahwa Brand yang dilihat audience akan merangsang pembelian. Sehingga Brand yang terdapat di Pulau Tunda dapat menjadi pertimbangan bagi seseorang dalam melakukan keputusan untuk mengujungi Pulau Tunda.

  Burhan Bungin (2015) mengatakan bahwa brand haruslah disampaikan dan diketahui oleh publik. Branding merupakan suatu tindakan yang bertujuan untuk memperkenalkan suatu produk yang selanjutnya mempengaruhi mereka dalam pengambilan keputusan terhadap produk tersebut (Naniek, Nurprapti, Rahmi 2012). Sehingga usaha untuk memasarkan suatu brand dari suatu produk/ destinasi (tempat tujuan) agar produk tersebut menjadi lebih berkesan, lebih berharga, dan lebih bernilai tersebut dikenal dengan istilah branding.

  Branding ini digunakan untuk menunjukan Pulau Tunda kepada publik sehingga publik dapat tertarik mengunjungi Pulau Tunda. Brand dan branding pada saat ini penting untuk di perhatikan dalam menjadikan Pulau Tunda sebagai destinasi wisata karena dalam persaingan bisnis wisata yang semakin meluas menunjukan perbedaan diri dari yang lain diperlukan untuk menarik perhatian publik yang dihadapkan dengan berbagai pilihan.

  Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Pulau Tunda sebagai daerah tujuan wisata bahari Kabupaten Serang.

  1.2 Rumusan Masalah

  Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana Pulau Tunda menjadi daerah tujuan wisata bahari Kabupaten Serang.

  1.3 Identifikasi Masalah

  Adapun Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah 1.

  Bagaimana Analisis SWOT Pulau Tunda sebagai objek pariwisata bahari ?

2. Bagaimana Identifikasi Potensi wisata yang dimiliki Pulau Tunda ?

1.4 Tujuan Penelitian

  Tujuan dari penelitian ini adalah 1.

  Mengetahui kekuatan (S), kelemahan (W), peluang (O), dan tantangan (T) yang dimiliki objek wisata Pulau Tunda sebagai objek wisata bahari di Kabupaten Serang.

  2. Mengetahui potensi yang dimiliki Pulau Tunda sehingga dapat dikembangkan untuk pengembangan wisata di Pulau Tunda

1.5 Manfaat Penelitian

  1.5.1 Manfaat Teoritis

  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk perkembangan ilmu komunikasi dan dapat memperkaya kajian-kajian seputar ilmu komunikasi terutama yang berikatan dengan Pariwisata dan komunikasi pemasaran.

  1.5.2 Manfaat Praktis

  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis berupa : 1. Bahan pertimbangan untuk menyusun program Pengembangan wisata Pulau Tunda.

2. Dapat menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya yang memiliki objek penelitian serupa.

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Komunikasi Pemasaran

  Komunikasi dekat dengan berbagai disiplin ilmu dan dalam pengaruhnya kini komunikasi pun berpengaruh pada bidang pemasaran.

  Keberadaan komunikasi dalam bidang pemasaran terus berkembang menjadi sutu bidang baru yaitu Komunikasi Pemasran. Komunikasi pemasaran adalah semua elemen-elemen promosi dan marketing mix yang melibatkan komunikasi antar organisasi dan target audience pada segala bentuknya yang ditujukan untuk performance pemasaran (Prisgunanto, 2006). Komunikasi pemasaran diartikan sebagai proses komunikasi yang terjadi antara pembeli dan penjual yang di dalamnya meliputi pemberian stimulus dengan harapan memperoleh respon yang diinginkan dan dapat digunakan digunakan dalam mengambil keputusan pemasaran.

  Secara singkat, komunikasi pemasaran adalah proses penyebaran informasi tentang perusahan dan apa yang hendak ditawarkannya (offering) pada pasar sasaran. Seiring perkembangannya komunikasi dalam pemasaran bukan lagi terbatas untuk mendorong pembelian pertama, namun juga memastikan kepuasan paska pembelian sehingga meningkatkan kemungkinan terjadi pembelian berulang dan pembeli tersebut menjadi pelanggan yang royal (Sulaksana, 2005). Sehingga dapat digambarkan model komunikasi sebgai berikut :

Gambar 2.1 Model Komunikasi Pemasaran

  Umpan balik Umpan balik Umpan balik TIdak langsung Langsung Source

  Encodin Transmission Decoding Action

  Media Mesa/ Toko/ Biro Iklan/pemasar/ Pemasaran

  Komsumen

Tanaga Penjual

Tenaga Penjual

  Sumber : Sulaksana, 2005 Komunikasi pemasaran tidak hanya digunakan dalam pemasaran produk-produk konsumsi, tetapi juga pada pemasaran produk jasa ataupun produk pelayanan seperti halnya yang terjadi pada pemasaran untuk dunia pariwisata. Serupa dengan tujuan komunikasi pemasaran pada umumnya, komunikasi pemasaran pariwisata bertujuan untuk merangsang seseorang melakukan kegiatan wisata.

2.1.2 Pariwisata

  Pariwisata merupakan aktifitas, pelayanan, dan produk hasil industri pariwisata yang mampu menciptakan pengalaman perjalanan, bagi wisatawan. McIntosh (1995) dalam Muljadi (2012) menyatakan bahwa pariwisata,

  “a composite of activites, service and industries that deliver a travel

experience: transportation, accommodation, eating, and drinking

establishment, shop, entertainment, activity and other that are away from

home

  ”.

  Undang-undang No. 9 Tahun 1990 Tentang Kepariwisataan mengartikan pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha- usaha lain yang terkait bidang ini. Sedangkan Undang-Undang No 10 Tahun 2009 mengartikan pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas dan layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah. Salah satu istilah dalam pariwisata adalah objek wisata. Objek wisata adalah sesuatu yang menjadi pusat daya tarik wisatawan dan dapat membentuk kepuasan kepada wisatawan yang dapat berasal dari alam, hasil budaya, maupun yang merupakan kegiatan keseharian masyarakat.

  Pariwisata memiliki beragam jenis wisata seperti wisata alam, wisata religi, wisata sejarah, wisata pendidikan dan lain sebagainya. Penelitian ini memfokuskan pada pariwisata berjenis bahari. Pariwisata bahari adalah kegiatan wisata yang dilakukan diatas ataupun di bawah permukaan laut dan yang menjadi daya tarik utama dari wisata bahari adalah keindahan pemandangan yang bersumber pada daerah pantai dan laut. Direktorat Jenderal Pariwisata mengartikan bahwa pariwisata bahari adalah kegiatan wisata yang berkaitan langsung dengan sumber daya kelautan, baik di atas permukaan laut maupun kegiatan yang dilakukan di bawah permukaan laut.

  Unsur pembentuk pengalaman perjalanan wisatawan adalah daya tarik yang dimiliki oleh suatu tempat atau lokasi yang menjadi tujuan wisata. Oka A. Yoeti dalam Muljadi (2012) menyampaikan bahwa daya tarik wisata yang merupakan aspek perencanaan pariwisata harus memenuhi tiga syarat agar mampu memberikan kepuasan kepada wisatawan atau pengunjung. Ketiga syarat itu adalah 1) apa yang akan dilihat (Something to see), 2) apa yang akan dilakukan (Something to do), 3) apa yang dapat dibeli (Something to buy). Pariwisata yang kini menjadi bisnis modern juga perlu memperhatikan konsep pemasaran modern dalam perencanaan pariwisata. Saat membicarakan mengenai pemasaran modern, maka akan terdapat istilah brand di dalamnya. Hermawan (2007) mengatakan bahwa brand harus menjadi pertimbangan utama apabila kita membicarakan produk modern, produk harus mengkontruksi suatu citra sosial tentang kemewahan terhadap suatu produk. Keberadaan brand dalam perencanaan pariwisata akan memberikan banyak keuntungan bagi pariwisata ketika dapat menempatkan brand pada posisi yang tepat.

2.1.3 Komunikasi dan Brand

  Williem Al Big dalam Siahaan (1990) mengatakan bahwa komuniksi adalah proses transmisi dalam memaknakan simbol-simbol dintara individu. Proses komunikasi adalah proses sosial yang terjadi diantara dua orang atau lebih , dimana mereka saling mengirim dan bertukar simbol- simbol satu dan lainnya (Bungin, 2015). Proses pertukaran ini pun terjadi dalam mengkomunikasikan brand. Brand adalah merek, nama, istilah, tanda simbol atau desain atau kombinasi dari semua itu untuk mengidentifikasi barang dan jasa dari sebuah perusahaan dan untuk membedakannya dari pesaing (Kotler 2009 dalam Bugin 2015).

  Litteljhon (2009) ada fenomena penting dalam komunikasi yaitu: “Komunikator (sumber); pesan; media (sistem) dan penyampai; tujuan atau sasaran”. Fenomena ini sama penting dalam komunikasi tergantung strategi apa yang digunakan dalam berkomunikasi. Kennady dan Soemanegara (2006), strategi komunikasi (termasuk pula komunikasi pemasaran) memiliki tiga sasaran perubahan, yaitu mengubah kesadaran, perhatian, dan kesetian”. Bungin (2015) brand adalah produk pesan yang memiliki konten yang rumit. Brand memiliki sifat untuk diberitahukan kepada publik, dengan demikian brand memiliki sifat publisitas, karena itu brand hanya hidup dalam ruang komunikasi (Bungin, 2015).

  Brand membuat suatu produk berbeda dengan produk lain di pasaran. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, penelitian mengenai brand terus berkambang dan memunculkan makna baru bagi

  

brand . Brand kini bukan hanya sekedar merek atau simbol yang terdapat

  pada suatu produk. Kapferer (1997) dalam Moilenen dan Rainisto (2009) mengatakan bahwa brand bukan hanya simbol dari suatu produk, tetapi semua atribut yang berasal dari pemikiran konsumen ketika mereka berfikir mengenai brand, yakni atribut tangible, intangible, psychological dan sociological yang berhubungan dengan produk tersebut. Sementara Chiaravelle dan Schenck (2007) memberikan pengertian bahwa brand adalah sebuah janji yang diberikan kepada konsumen. Dengan demikian

  

brand merupakan kesan yang dirasakan oleh konsumen terhadap produk

  tersebut. Kesan ini didapatkan dari keseluruhan komponen yang terdapat dalam produk baik yang bersifat tangible maupun yang bersifat intangible yang membuat produk tersebut menjadi unik.

  Chiaravelle dan Schenck (2007) menyatakan keberhasilan brand terjadi ketika mampu memuaskan keperluan rasional dan emosional serta ekspetasi konsumen. Fill (2013) mengatakan bahwa brand yang sukses akan memberikan efek domino yang kuat, positif dan selalu diingat serta dirasakan oleh masyarakat sebagai nilai kepribadian yang kukuh dari sebuah produk. Brand berhubungan dengan persepsi yang berada dibenak konsumen, untuk itu diperlukan konsistensi dalam penyampaian brand.

  

Brand yang dikatakan berhasil akan mampu bertahan dalam jangka waktu

  yang lama dan memberikan keuntugan yang berlipat dan bahkan akan menjadi sebuah aset yang lebih berharga dibandingkan dengan aset lainya.

  Pemikiran brand saat ini tidak hanya eksis dalam pembahasan produk manufaktur atau consumer products, namun terus berkembang hingga mencapai wilayah institusi politik seperti pemerintahan, daerah, wilayah dan juga negara (Bungin, 2015). Hal ini tentunya menjadi seuatu yang wajar ditengah krisis global yang secara tidak langsung mendorong setiap wilayah untuk berkompetisi dalam meningkatkan pendapatan keuangan guna meningkatkan kesejahteraan wilayahnya. Selain itu sumber daya alam tidak terbarukan yang beberapa waktu lalu menjadi sumber pendapatan kini mulai habis karena eksploitasi yang dilakukan sejak lama, membuat setiap wilayah dituntut untuk mulai memikirkan alternatif sumber pendapatan lain yang dapat menggantikan sumber pendapatan sebelumnya. Salah satu alternatif yang kini mulai diperhatikan di beberapa daerah yang juga menjadi femonema ekonomi dan sosial adalah pariwisata. Perubahan gaya hidup pada kalangan konsumen pariwisata yang menjadikan pariwisata bukan lagi sekedar kegiatan jalan-jalan tetapi menjadi suatu kebutuhan yang harus terpenuhi, membuat pariwisata menjadi sektor yang dapat memberikan keuntungan bagi pendapatan keuangan di suatu wilayah. Pariwisata kini telah berubah menjadi bisnis modern. Sehingga produk pariwisata perlu didesain sebagai produk bisnis yang dikemas dengan menarik, mengagumkan, dan juga berkesan.

  Brand untuk destinasi diperlukan untuk dapat menjadi daya tarik

  bagi calon pengunjung. Brand destinasi berkaitan dengan persaingan identitas yang dimiliki suatu tempat agar tempat tersebut memiliki perbedaan dengan yang lainnya (Sinom 2009). Destination brand berkenaan dengan kualitas dari tempat yang menarik untuk dikunjungi.

  Beragam alasan diberikan untuk mengunjungi suatu tempat, namun alasan yang beragam ini tidak membawa pengaruh yang cukup besar untuk menjadikan suatu tempat tujuan untuk terus dikunjungi. Sementaara itu pengalaman pengunjung pada suatu tempat dapat memberikan pengaruh untuk tempat tersebut.

  Sinom 2009 dalam ETC/UNTWO Handbook On Tourism

  

Destination Branding mengatakan hal ini karena pengunjung dapat menjadi

sales promotion officer sales atau prevention officer untuk destinasi.

  Pengalaman saat berkunjung akan dibawa pulang oleh pengunjung dan pengunjung akan membicarakan pengalaman yang didapatkannya. Jika pengalaman tersebut berkesan baik, memungkinkan pengunjung tersebut merekomendasikan untuk pergi ketempat tersebut diwaktu lain.

  Brand mempengaruhi bagaimana konsumen berfikir dan membeli

  suatu produk (Chiaravalle, 2007). Dengan demikian brand destinasi dapat mendorong seseorang melakukan pengambilan keputusan pada saat dihadapkan dengan berbagai pilihan destinasi. Brand bukanah suatu yang dibuat sembarang oleh pemilik brand, dalam pembuatannya agar brand yang terbentuk menjadi kuat diperlukan analisis terhadap berbagai aspek yang terlibat dalam brand tersebut. analisis tersebut dapat di mulai dengan melakukan analisi situasi. Analisis situasi ini dapat dilakukan salah satunya dengan menggunakan SWOT.

2.1.4 Analisis SWOT

  Analisis Situasi merupakan awal proses perumusan strategi. Analisis situasi dilakukan untuk dapat menemukan kesesuaian strategi antara peluang-peluang eksternal dan kekuatan-kukuatan internal, serta memperhatikan ancaman-ancaman ekstrnal dan kelemahan-kelemahan internal. SWOT adalah akronim untuk strengths, weakness, opportunities, dan threats dari organisasi, yang semuanya merupakan faktor-faktor strategis (J David Hunger dan Thomas L Wheleen 2010). Analisis SWOT membantu memberikan informasi untuk mengsingkronkan sumberdaya dan kemampuan organisasi dengan lingkungan eksternal organisasi/perusahaan (SWOT Analysis Strategy Skill 2013).