HUBUNGAN ANTARA PERILAKU POSITIVE DEVIANCE IBU DENGAN STATUS EKONOMI RENDAH DENGAN STATUS GIZI BALITA UMUR 12-59 BULAN DI DESA LOMBA KARYA KECAMATAN LEDO KABUPATEN BENGKAYANG TAHUN 2016

  

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU POSITIVE DEVIANCE IBU HUBUNGAN ANTARA PERILAKU POSITIVE DEVIANCE IBU HUBUNGAN ANTARA PERILAKU POSITIVE DEVIANCE IBU

DENGAN STATUS EKONOMI RENDAH DENGAN STATUS DENGAN STATUS EKONOMI RENDAH DENGAN STATUS DENGAN STATUS EKONOMI RENDAH DENGAN STATUS

GIZI BALITA UMUR 12-59 BULAN DI DESA LOMBA KARYA GIZI BALITA UMUR 12-59 BULAN DI DESA LOMBA KARYA GIZI BALITA UMUR 12-59 BULAN DI DESA LOMBA KARYA

KECAMATAN LEDO KABUPATEN BENGKAYANG KECAMATAN LEDO KABUPATEN BENGKAYANG KECAMATAN LEDO KABUPATEN BENGKAYANG

  

TAHUN 2016 TAHUN 2016 TAHUN 2016

SKRIPSI SKRIPSI SKRIPSI

Oleh: Oleh: Oleh:

  

HENGKY IRAWAN HENGKY IRAWAN HENGKY IRAWAN

NIM: 091510015 NIM: 091510015 NIM: 091510015

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KESEHATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH PONTIANAK UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH PONTIANAK UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH PONTIANAK

  

2017 2017 2017

HUBUNGAN ANTARA PERILAKUPOSITIVE DEVIANCE

  Diajukan Untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan Menjadi Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) Oleh:

HENGKY IRAWAN NIM: 1091510015 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH PONTIANAK 2017

BIODATA PENULIS

  Nama : Hengky Irawan Tempat, Tanggal Lahir : Serukam, 6 Juni 1980 Jenis Kelamin : Laki-Laki Agama : Kristen Protestan Nama Orang Tua : Bapak : Albert Bakus Ibu : Djunaidah Alamat : Dusun Anggrek, Desa Pasti Jaya,

  Kecamatan Samalantan, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat

JENJANG PENDIDIKAN

  • TK : TK Bethesda Serukam (1985-1986)
  • SD : SDN No.11 Serukam (1986-1992)
  • SMP : SMPN 1 Bengkayang (1992-1993),

  SMPN 1 Samalantan (1993-1995)

  • SMF : Sekolah Menengah Farmasi BPK Penabur Jakarta (1995-1998)

PENGALAMAN KERJA

  a. Pegawai Swasta pada Rumah Sakit Umum Bethesda Serukam (1998-2003)

  b. Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bengkayang (2005-

  

ABSTRAK

  FAKULTAS ILMU KESEHATAN SKRIPSI, 21 Februari 2017 HENGKY IRAWAN HUBUNGAN ANTARA PERILAKU POSITIVE DEVIANCE IBU DENGAN STATUS EKONOMI RENDAH DENGAN STATUS GIZI BALITA UMUR 12-59 BULAN DI DESA LOMBA KARYA KECAMATAN LEDO KABUPATEN BENGKAYANG TAHUN 2016 xiv + 61 halaman + 23 tabel + 18 gambar + 7 lampiran Latar belakang, di Desa Lomba Karya Kecamatan Ledo Kabupaten Bengkayang terdapat 131 keluarga miskin dengan proporsi balita umur 12-59 bulan dengan gizi normal sebanyak 94,20%. Data tersebut menunjukan bahwa keluarga dengan ekonomi rendah tidak selalu mempunyai anak balita dengan status gizi balita kurang baik. Tujuan penelitian, untuk mengetahui hubungan antara positive deviance pada ibu dengan ekonomi rendah terhadap status gizi balita umur 12-59 bulan di Desa Lomba Karya Kecamatan Ledo Kabupaten Bengkayang. Metode penelitian, menggunakan case control study. Sampel sebanyak 36 orang, dengan kasus sebanyak 24 orang dan kontrol sebanyak 12 orang. Pengukuran balita menggunakan microtoise dan timbangan balita. Hasil, tidak ada hubungan antara kebiasaan pengasuhan dengan status gizi balita usia 12-59 bulan (p> 0,05) dan OR 3,4 (0,8 – 14,4), ada hubungan antara kebiasaan pemberian makan dengan status gizi balita usia 12-59 bulan (p < 0,05) dan OR 18,3 (2,0 - 166,7), tidak ada hubungan antara kebiasaan kebersihan dengan status gizi balita usia 12-59 bulan (p > 0,05) dan OR 1,4 (0,35 – 5,64), tidak ada hubungan antara pelayanan kesehatan dengan status gizi balita usia 12-59 bulan (p > 0,05) dan OR 3,7 (0,52 – 25,78).

  Kesimpulan, tidak ada hubungan, kebiasaan kebersihan, dan kebiasaan pelayanan kesehatan, tetapi ada hubungan yang signifikan antara kebiasaan pemberian makan dengan status gizi balita umur 12-59 bulan. Rekomendasi, membentuk pos gizi bagi masyarakat, para ibu menyebarluaskan kebiasaan-kebiasaan yang bermanfaat bagi masyarakat yang memiliki balita dengan status gizi kurang baik di sekitarnya. Kata Kunci : Positive deviance, balita umur 12-59 bulan, status ekonomi rendah, kebiasaan pemberian makan Pustaka : 41 (1999 – 2016)

  ABSTRACT FACULTY OF HEALTH SCIENCES SCIENTIFIC PAPER, 21 Februari 2017 HENGKY IRAWAN THE CORRELATION BETWEEN POSITVE DEVIANCE BEHAVIOR MOTHER IN LOW ECONOMIC STATUS MOTHER WITH THE NUTRITIONAL STATUS OF CHILDREN AGED 12-59 MONTHS IN LOMBA KARYA VILLAGE LEDO DISTRICT BENGKAYANG COUNTRY DISTRICT 2016 xiv + 61 pages + 23 tables + 18 images + 7 attachment Background, in the village of Lomba Karya Ledo District Bengkayang Country District there are 131 poor families with the proportion of children aged 12-59 months with normal nutrition as much as 94.20%. The data shows that families with low income do not always have young children with poor nutritional status. The purpose of this study is to determine the correlation between positive deviance behavior mother in low economic status mother with the nutritional status of children aged 12-59 months in Lomba Karya Village Ledo District Bengkayang Country District. Method, this study used case control study. A sample of 36 people with low economic status who have chilrdren aged 12-59 months. Measurement toddler using microtoise and weight toddler tools. Result, there is no correlation between parenting habit with the nutrional status of children aged 12-59 months (p> 0,05) and OR 3,4 (0,8 – 14,4), there is a correlation between feeding habit with the nutritional status of children aged 12-59 months (p < 0,05) and OR 18,3 (2,0 - 166,7), there is no correlation between hygiene habit with the nutritional status of children aged 12-59 months (p > 0,05) dan OR 1,4 (0,35 – 5,64), there is no correlation between the health services habit with the nutritional status of children aged 12-59 months (p > 0,05) dan OR 3,7 (0,52 – 25,78). In conclusion, there is no correlation between parenting habit, hygiene habit, and health services habit, but there is a significant relationship between feeding habit with the nutritional status of children aged 12-59 months. Recommendation, build nutrition for the community, the mother in the village of Lomba Karya disseminate habits helpul to families who have children with poor nutritional status in vicinity.

Keywords : Positive deviance, children aged 12-59 months, low economic

status, feeding habit Divining Manual : 41 (1999 – 2016)

KATA PENGANTAR

  Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesai penyusunan skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Perilaku Positive Deviance Ibu Dengan Status

  

Ekonomi Rendah Dengan Status Gizi Balita Umur 12-59 Bulan Di Desa Lomba

Karya Kecamatan Ledo Kabupaten Bengkayang Tahun 2016”.

  Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak memperoleh bimbingan, arahan dan dukungan dari beberapa pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tiada terhingga kepada Marlenywati, S.Si,

  

M.KMselaku pembimbing utama dan Dedy Alamsyah, SKM, M.Kes (Epid)selaku

  pembimbing pendamping yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran, serta dengan penuh kesabaran memberikan pengarahan dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

  1. Rektor Universitas Muhammadiyah Pontianak, Bapak Helman Fachri, SE, MM atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Sarjana di Universitas Muhammadiyah Pontianak.

  2. Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pontianak, Ibu Indah Budiastutik, SKM, M.Kes atas kesempatan yang diberikan untuk menjadi mahasiswa Program Sarjana Universitas Muhammadiyah Pontianak..

  3. Ketua Program Studi Gizi Kesehatan Masyarakat, Ibu Marlenywati, S.Si, M.KM yang telah memberikan ide, dan masukan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Program Sarjana dengan baik.

  4. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkayang, Drs. Stefanus Salikin, M.Si yang telah membantu dan mendukung penulis dalam proses perijinan.

  5. Kepala Puskesmas Ledo Tadius, SKM yang telah memberikan ijin, dan bahan kepada penulis untuk melakukan penelitian.

  6. Para Kepala Desa di Kecamatan Ledo, Kabupaten Bengkayang yang telah

  7. Masyarakat Kecamatan Ledo, Kabupaten Bengkayang, yang telah bersedia menjadi subyek penelitian.

  8. Para staf Puskesmas Ledo sebagai enumerator, yang telah membantu dalam pengambilan data penelitian.

  9. Orang tua yang terhormat, Ayahnda dan Ibunda, serta isteri dan anak-anak tercinta yang senantiasa bergelut dengan doa-doa tulusnya untuk keberhasilan dan kebahagiaan ananda.

  10. Rekan-rekan satu angkatan di Prodi Kesmas, yang telah banyak mengisi waktu bersama dengan penuh keakraban selama menjalani proses belajar di program studi ini, serta telah banyak membantu penulis selama masa pendidikan. Juga kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga amal kebaikannya mendapat imbalan yang terhingga dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis berharap dapat memperoleh saran, masukan dan kritikan yang membangun demi kesempurnaan penyusunan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak demi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan khususnya pada Program Gizi Kesehatan Masyarakat.

  Pontianak, 21Februari 2017 Penulis

  DAFTAR ISI

  28 IV.1 Desain Penelitian ................................................................

  48 V.2 Pembahasan .......................................................................

  42 V.1.5 Analisis Bivariat ................................................

  40 V.1.4 Analisis Univariat ............................................

  37 V.1.3 Karakteristik Responden ..................................

  35 V.1.2 Gambaran Proses Penelitian ..............................

  35 V.1.1 Gambaran Umum Lokasi ...................................

  35 V.1 Hasil ..................................................................................

  32 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................

  30 IV.6 Teknik Analisa Data ........................................................

  29 1V.5 Teknik Pengolahan dan Penyampaian Data ......................

  28 1V.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data .........................

  28 IV.3 Populasi dan Sampel ...........................................................

  28 IV.2 Waktu dan Tempat Penelitian ............................................

  27 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ....................................................

  Halaman HALAMAN JUDUL ............................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iii PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ............................................... iv BIODATA ..................................................................................................... v ABSTRAK ..................................................................................................... Vi KATA PENGANTAR ................................................................................. Vii DAFTAR ISI .................................................................................................. x DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiv DAFTAR ISTILAH ....................................................................................... xiv DAFTAR SINGKATAN ................................................................................ xv BAB I PENDAHULUAN .........................................................................

  24 III.4 Hipotesis ............................................................................

  24 III.3 Definisi Operasional ...........................................................

  24 III.2 Variabel Penelitian .............................................................

  24 III.1 Kerangka Konsep ................................................................

  23 BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ....................................................

  12 II.2 Kerangka Teori ..................................................................

  12 II.1 Teori Tinjauan Pustaka ......................................................

  10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................

  8 I.5 Keaslian Penelitian .............................................................

  7 I.4 Manfaat Penelitian .............................................................

  7 I.3 Tujuan Penelitian ...............................................................

  1 I.2 Rumusan Masalah ...............................................................

  1 I.1 Latar Belakang ....................................................................

  54

  BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................

  63 VI.1 Kesimpulan .........................................................................

  63 VI.2 Saran ...................................................................................

  64 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

  66 LAMPIRAN .................................................................................................

  DAFTAR TABEL I.1 Keaslian Penelitian .........................

  44 V.8 Gambaran Status Gizi Balita Umur 12-59 Berdasarkan Penggolongan (BB/TB) .........................

  51 V.16 Analisis Hubungan Antara Kebiasaan Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Dengan Status Gizi Balita Usia 12-59 Bulan .........................

  50 V.15 Analisis Hubungan Antara Kebiasaan Kebersihan Dengan Status Gizi Balita Usia 12-59 Bulan .........................

  48 V.14 Analisis Hubungan Antara Kebiasaan Pemberian Makan Dengan Status Gizi Balita Usia 12-59 Bulan .........................

  48 V.13 Analisis Hubungan Antara Kebiasaan Pengasuhan Dengan Status Gizi Balita Usia 12-59 Bulan .........................

  47 V.12 Gambaran Kebiasaan Mendapatkan Pelayanan Kesehatan pada Balita Usia 12-59 Bulan .........................

  46 V.11 Gambaran Kebiasaan Kebersihan Berdasarkan pada Balita Usia 12-59 Bulan .........................

  45 V.10 Gambaran Kebiasaan Pemberian makanpada Balita Usia 12-59 Bulan .........................

  45 V.9 Gambaran Kebiasaan Pengasuhan Pada Balita Usia 12-59 Bulan .........................

  43 V.7 Gambaran Status Gizi Balita Umur 12-59 Bulan Berdasarkan Berat Badan Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB) .........................

  10 II.1 Klasifikasi Status Gizi Anak Bawah Lima Tahun (Kepmenkes RI) .........................

  42 V.6 Gambaran Status Gizi Balita Umur 12-59 Bulan Berdasarkan Tinggi Badan Per Umur (TB/U) .........................

  41 V.5 Gambaran Status Gizi Balita Umur 12-59 Bulan Berdasarkan Berat Badan Per Umur (BB/U) .........................

  40 V.4 Gambaran Karakteristik Tingkat Pendidikan Ibu .........................

  40 V.3 Gambaran Karakteristik Umur Ibu .........................

  36 V.2 Gambaran Karakteristik Pekerjaan ibu .........................

  25 V.1 Data Penduduk Di Wilayah Kerja Puskesmas Ledo Tahun 2015 .........................

  14 II.1 Variabel dan Definisi Operasional .........................

  12 II.3 Klasifikasi Status Gizi Anak Bawah Lima Tahun (WHO) .........................

  13 II.2 Kebaikan dan Kelemahan Indeks Antopometri .........................

  52

  

DAFTAR GAMBAR

  II.1 Kerangka Teori Faktor-Faktor Penyebab Kekurangan Gizi ................... 23 III.1 Kerangka Konsep .................................................................................

  24 V.1 Alur Penelitian .......................................................................................

  39 V.3 Gambaran Karakteristik Umur Ibu .....................................................

  40 V.4 Gambaran Karakteristik Tingkat Pendidikan Ibu .................................

  41 V.5 Gambaran Status Gizi Balita Umur 12-59 Bulan Berdasarkan Berat Badan Per Umur (BB/U) .........................

  42 V.6 Gambaran Status Gizi Balita Umur 12-59 Bulan Berdasarkan Tinggi Badan Per Umur (TB/U) .........................

  43 V.7 Gambaran Status Gizi Balita Umur 12-59 Bulan Berdasarkan Berat Badan Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB) .........................

  44 V.8 Gambaran Status Gizi Balita Umur 12-59

  45 Berdasarkan Penggolongan (BB/TB) .........................

  V.9 Gambaran Kebiasaan Pengasuhan Pada Balita Usia 12-59 Bulan .........................

  46 V.10 Gambaran Kebiasaan Pemberian makanpada Balita Usia 12-59 Bulan .........................

  46 V.11 Gambaran Kebiasaan Kebersihan Berdasarkan pada Balita Usia 12-59 Bulan ......................... 47

  V.12 Gambaran Kebiasaan Mendapatkan Pelayanan Kesehatan pada Balita Usia 12-59 Bulan .........................

  48 V.13 Analisis Hubungan Antara Kebiasaan Pengasuhan Dengan Status Gizi Balita Usia 12-59 Bulan .........................

  49 V.14 Analisis Hubungan Antara Kebiasaan Pemberian Makan Dengan Status Gizi Balita Usia 12-59 Bulan .........................

  50 V.15 Analisis Hubungan Antara Kebiasaan Kebersihan Dengan Status Gizi Balita Usia 12-59 Bulan .........................

  51 V.16 Analisis Hubungan Antara Kebiasaan Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Dengan Status Gizi Balita Usia 12-59 Bulan .........................

  52

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden (informed consent) Lampiran 2 : Instrumen Penelitian (Kuesioner) Lampiran 3 : Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 4 : Surat Penelitian Lampiran 5 : Rekapitulasi Hasil Penelitian Lampiran 6 : Hasil Analisis Statistik Lampiran 7 : Dokumentasi Penelitian

DAFTAR ISTILAH

  Positive Deviance Suatu pendekatan pengembangan yang berbasis

  masyarakat, berdasarkan kenyataan bahwa pemecahan masalah yang dihadapi masyarakat pada prinsipnya dapat ditemukan didalam masyarakat itu sendiri

  Nutriture Masalah keseimbangan, tidak terlalu banyak atau

  (gizi baik) terlalu sedikit yang menentukan status gizi Antopometri Studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia

  cut off point Ambang batas point time approach pengumpulan data sekaligus pada suatu saat

DAFTAR SINGKATAN

  PD Positive Deviance

  IPM Indeks pembangunan Manusia Riskesdas Riset Kesehatan Dasar Depkes Departemen Kesehatan PSG Pemantauan Status Gizi BOK Bantuan Operasional Kesehatan Puskesmas Pusat Kesehatan Masyarakat Pustu Puskesmas Pembantu Posyandu Pos Pelayanan Terpadu BPS Badan Pusat Statistik CORE Child Survival Collaboration And Resource Group DO Defenisi Operasional BB/TB Berat Badan Per Tinggi Badan TB/U Tinggi Badan Per Umur BB/U Berat Badan Per Umur WHO World Health Organization NCHS National Center for Health Statistic

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah gizi terjadi di setiap siklus kehidupan, dimulai sejak dalam

  kandungan (janin), bayi, anak, dewasa dan usia lanjut. Usia 12-59 bulan merupakan masa yang penting sekaligus masa yang kritis dalam proses tumbuh kembang balita, baik fisik maupun kecerdasan, oleh karena itu setiap balita pada masa ini harus memperoleh perawatan kesehatan dan asupan gizi sesuai dengan kebutuhannya (Lubaid dkk, 2010).

  Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi ada dua yaitu faktor tidak langsung dan faktor langsung. Faktor tidak langsung antara lain adalah kemiskinan, pendidikan, dan pengetahuan yang mempengaruhi ketersediaan pangan dan pelayanan kesehatan. Faktor langsung antara lain asupan makanan dan penyakit infeksi. Kedua faktor tersebut sangat mempengaruhi status gizi seseorang (Turnip dkk, 2008).

  Penyediaan makanan yang memenuhi syarat di tingkat keluarga dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap dan perilaku terutama ibu tentang gizi dan kesehatan. Pengetahuan ibu yang baik tentang gizi dan kesehatan diharapkan dapat mempengaruhi sikap dan perilakunya dalam menyediakan danmendistribusikan makanan dalam keluarganya yang dapat mempengaruhi konsumsi makan sehari-harinya dan dampak lebih lanjutnya adalah pada status gizi (Turnip dkk, 2008).

  Pembangunan Nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang dilakukan secara keberlanjutan. Upaya peningkatan kualitas SDM dimulai dengan pemenuhan kebutuhan dasar manusia dengan perhatian utama pada proses tumbuh kembang anak sejak pembuahan sampai mencapai dewasa. Pada masa tumbuh kembang ini, pemenuhan kebutuhan dasar anak seperti perawatan dan makanan bergizi yang diberikan secara baik dan benar dapat membentuk SDM yang sehat, cerdas dan produktif. Berdasarkan angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) untuk Provinsi Kalimantan Barat tahun 2014 sebesar 64,89 dan dengan perhitungan dengan metode baru (terbalik) kondisi IPM Kabupaten Bengkayang menduduki peringkat ke 11 dari 14kabupaten/kotadi Provinsi Kalimantan Barat yaitu sebesar 64,40 (BPS Kalimantan Barat, 2015).

  Data Global Nutrition Report (2014) menyebutkan bahwa Indonesia termasuk negara yang memiliki masalah gizi yang kompleks. Hal ini ditunjukkan dengan tingginya prevalensi stunting,prevalensi wasting, dan masalah gizi lebih.Datatersebut juga menempatkan Indonesia diantara 31 negara yang tidak akan mencapai target global untuk menurunkan angka kurang gizi di tahun 2025.

  Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2013) menunjukkan terdapat 37% anak balita menderita stunting, 12% menderita wasting (terlalu kurus untuk tinggi badan mereka) dan 12% mengalami kelebihan berat badan, serta prevalensi gizi kurang pada balita fluktuatif dari 18,4% pada 2007, menurun menjadi 17,9% pada 2010 namun meningkat lagi menjadi 19,6% pada 2013.

  Upaya untuk menurunkan angka kurang gizi di Indonesia sejak tahun 2007 belum menunjukkan hasil yang berarti, ini berarti jumlah anak penderita kurang gizi terus meningkat seiring dengan bertumbuhnya jumlah penduduk.

  Berdasarkan hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) di Kalimantan Barat menunjukkan Prevalensi Gizi Buruk tahun 2011 sebesar 3,29%, sedangkanpada tahun 2012 menjadi 3,8%. Jumlah kematian balita gizi buruk pada tahun 2010– 2012 mengalami penurunan dari 10 kematian balita gizi buruk menjadi 7 kematian balita gizi buruk (Dinkes Provinsi Kalbar, 2013).

  Untuk menanggulangi masalah gizi di Provinsi Kalimantan Barat, upaya yangdilakukan Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat saat ini meliputi upayajangkapendek, yaitu dengan melakukan pelacakan kasus gizi buruk di kabupaten dan kota. Jikaditemukan kasus gizi buruk segera dirujuk kerumah sakit umum kelas III denganbiaya gratis bagi masyarakat miskin. Selain itu juga dilakukan dengan peningkatankualitas sumber daya manusia serta pelatihan bagi petugas.Untuk jangka menengah dilakukan revitalisasi pos pelayanan terpadu(Posyandu) dengan meningkatkan kembali tim pangan dan gizi serta mengintensifkanperan Puskesmas dalam upaya preventif dan promotif melalui Program Bantuan Operasional Kesehatan (BOK). Sedangkan program jangkapanjang yakni dengan memberdayakan keluarga dalam penanggulangankemiskinan.

  Gizi kurang merupakan masalah kompleks danpenanganannyamemerlukan

pendekatan menyeluruh berupa penyembuhan, pemulihan,pencegahan,serta

  

peningkatan untuk menjaga atau mempertahankan anak sehatuntuk tetap sehat.

Solusi pencegahan yangtepat yaitu dengan memberdayakan keluarga.

  Upaya alternatif yang dapat dilakukan adalah penerapanpendekatan

positive deviance (PD) yang sudah terbukti menurunkan gizi buruk di Vietnam,

Myanmar, Bolivia dan negara lainnya (Buletin FKM UI, 2016). Positive deviance

(PD) dipakai untuk menjelaskan suatu keadaanpenyimpangan positif berkaitan

dengan kesehatan, pertumbuhan danperkembangan anak-anak tertentudi dalam

lingkungan masyarakat atau keluarga.Praktik yang dimaksud dapat berupa

perilakupemberian makan, pengasuhan, kebersihan, danpelayanan kesehatan

(CORE, 2003).

  Penelitian maupun pendekatanpositive deviance belum pernah dilakukan

di Kabupaten Bengkayang. Wilayah kerja Puskesmas Ledo dipilih oleh peneliti

karena memiliki populasi keluarga dengan status ekonomi rendah dengan proporsi

status gizi balita baik relatif lebih banyak dibandingkan dengan status gizi balita

kurang baik. Data BPS Kabupaten Bengkayang 2016 menunjukkan terdapat 833

keluarga miskin di Kecamatan Ledo (Status Kesejahteraan Terendah 40%). Dari

  

12 Desa di di Kecamatan Ledo, desa dengan keluarga miskin terbanyak yaitu

Desa Lomba Karya 131 keluarga (15,73%), (BPS Kabupaten Bengkayang, 2016),

dengan proporsi balita umur 12-59 bulan dengan gizi normal sebanyak 94,20%

(Data PSG Puskesmas Ledo, 2016).

  Sebelum melaksanakan penelitian, harus ditemukan dan ditentukan

kebiasaan yang berhubungan dengan masalah yang akan dihadapi. Penelitian ini

dilakukan dengan mengidentifikasi kebiasaan keluarga yang menguntungkan yang

  

menjadi potensi bagi keluarga tersebut untuk dapat meningkatkan status kesehatan

keluarganya masing-masing. Kebiasaan keluarga yang menguntungkan sebagai

inti program positive deviance dibagi menjadi empat kategori utama yaitu

pemberian makan, pengasuhan, kebersihan, dan mendapatkan pelayanan

kesehatan (CORE, 2003).

  Makanan akan mempengaruhi pertumbuhan serta perkembangan fisik dan mental balita, oleh karena itu makanan yang diberikan harus memenuhi kebutuhan gizi balita. Balita dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya ditentukan oleh makanan yang dimakan sehari-hari, untuk tumbuh optimal membutuhkan asupan makanan yang baik yaitu beragam, jumlah yang cukup, bergizi dan seimbang (Depkes RI,2002). Asupan makanan yang tidak baik kemungkinan mempunyai pengaruh terhadap status gizi di Kecamatan Ledo. Data di Puskesmas Ledo menunjukkan walalupun angka terjadi penurunan angka balita kurus dari 8,24% pada tahun 2012 menjadi 7,03% pada tahun 2015, angka penurunan tidak terlalu signifikan, bahkan terdapat 14,04% balita kurus pada tahun 2013 (PSG Puskesmas Ledo, 2016).

  Peranan determinan pola asuhan terhadap pertumbuhan bayi cukup besar, dimana pola asuhan yang baik dapat meningkatkan tingkat kecukupan gizi dan kesehatan bayi. Determinan pola asuhan dan kesehatan berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan bayi (Nasution dkk, 2012).

  Kondisi lingkungan anak harus benar-benar diperhatikan agar tidak merusak kesehatan. Kebersihan perorangan yang kurang akan memudahkan terjadinya penyakit-penyakit kulit dan saluran pencernaan seperti diare dan cacingan. Sedangkan kebersihan lingkungan erat hubungannya dengan penyakit saluran pernafasan, saluran pencernaan, serta penyakit yang ditularkan melalui nyamuk. Oleh karena itu penting membuat lingkungan menjadi layak untuk tumbuh kembang anak sehingga meningkatkan rasa aman bagi ibu atau pengasuh anak dalam menyediakan kesempatan bagi anaknya untuk mengeksplorasi lingkungan (Widaninggar,2003).Data di Puskesmas Ledo tahun 2012 menunjukkan bahwa terdapat 57,7% rumah yang berperilaku hidup bersih (PHBS), 51,1% keluarga yang memiliki sumber air terlindungi, 57,7% rumah bebas jentik, dan 78% keluarga yang memilik jamban sehat. Data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar keluarga masih belum memenuhi syarat kesehatan rumah tangga yang memungkinkan terjadinya penurunan status gizi balita.

  Praktek perawatan kesehatan anak yang baik dapat ditempuh dengan cara memperhatikan keadaan gizi anak, kelengkapan imunisasi,dan upaya ibu dalam hal mencari pengobatan terhadap anak apabila sakit ibu membawa anak ke tempat pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, klinik, puskesmas, polindes (Zeitlin, 1990). Pelayanan gizi dan kesehatan untuk anak balita dapat dilaksanakan dengan pemantauan pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan balita melalui sarana kesehatan yang baik meliputi posyandu, puskesmas, program kesehatan keluarga danprogram lainnya. Data Puskesmas Ledo pada tahun 2015 menunjukkan bahwa cakupan kunjungan balita usia 12-59 bulan (yang mendapatkan pelayanan kesehatan minimal 8 kali)sebesar 41,7%. Data tersebut menunjukkan bahwamasih kurangnya kesadaran orang tua dalam membiasakan pemeriksaan kesehatan anak balitanya di fasilitas pelayanan kesehatan.

  I.2. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atasdapat dikatakan bahwa masalah gizi merupakan masalah kita bersama, khususnya bagi balita usia 12-59 bulan yang merupakan masa krisis pertumbuhan dan perkembangan anak.

  Upaya perbaikan gizi anak dapat dilakukan dengan banyak cara, salah satunya dengan pendekatan positive deviance. Sebelum dilakukan pendekatan, perlu dilakukan penelitian tentang kebiasaan keluarga yang menguntungkan

  

sebagai inti program positive deviance yaitu pemberian makan, pengasuhan,

kebersihan, dan mendapatkan pelayanan kesehatan.

  Berdasarkan hal tersebut di atas dapat dirumuskan permasalahan yaitu: “Apakah ada hubungan antara perilaku positive deviance ibu dengan status ekonomi rendah dengan status gizi anak usia 12–59 bulan di Desa Lomba Karya Kecamatan Ledo Kabupaten Bengkayang?”

  I.3. Tujuan Penelitian

  Adapun tujuan dalam penelitian ini mencakup tujuan umum dan tujuan khusus, yaitu:

  I.3.1. Tujuan Umum

  Tujuan umum penelitian adalah untuk mengetahuihubungan antara perilaku positive deviance ibudengan dengan status ekonomi rendahdengan status gizi balita usia 12–59 bulan di Desa Lomba Karya Kecamatan Ledo Kabupaten BengkayangTahun 2016.

  I.3.2. Tujuan Khusus

  Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

  1. Mengetahui gambaran status gizi balita usia 12–59 bulan dari keluarga dengan status ekonomirendahdi Desa Lomba KaryaKecamatan Ledo Kabupaten Bengkayang.

  2. Mengetahui hubungan antara kebiasaan pengasuhan dengan status gizi balita usia 12-59 bulan di Desa Lomba Karya Kecamatan Ledo Kabupaten Bengkayang.

  3. Mengetahui hubungan antara kebiasaan pemberian makan dengan status gizi balita usia 12-59 bulan di Desa Lomba Karya Kecamatan Ledo Kabupaten Bengkayang.

  4. Mengetahui hubungan antara kebiasaan kebersihandengan status gizi balita usia 12-59 bulan di Desa Lomba Karya Kecamatan Ledo Kabupaten Bengkayang.

  5. Mengetahui hubungan antara kebiasaan mendapatkan pelayanan kesehatan dengan status gizi balita usia 12-59 bulan di Desa Lomba Karya Kecamatan Ledo Kabupaten Bengkayang.

  6. Mengetahui gambaran perilaku positive deviance ibuterhadap status gizi balita usia 12-59 bulan di Desa Lomba Karya Kecamatan Ledo Kabupaten Bengkayang.

  I.4. Manfaat Penelitian

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak sebagai masukan dalam pengambilan keputusan, antara lain: I.4.1. Bagi Pemerintah Sebagai dasar penyusunan rencana dan pengembangan program penanggulangan masalah gizi, dan sebagai bahan masukan dalam menentukan alternatif penanggulangan masalah gizi.

  I.4.2. Bagi Masyarakat Untuk meyakinkan masyarakat maupun individu tentang potensi diri yang dimiliki dalam rangka menanggulangi masalah gizi kurang, sehingga diharapkan dapat meningkatkan status kesehatan masyarakat.

  I.4.3. Bagi Peneliti Menambah khasanah ilmu pengetahuan dalam penanggulangan masalah gizi kurang sekaligus dapat menunjang tugas dan tanggung jawab pekerjaan.

  I.5. Keaslian Penelitian Tabel I.1. Keaslian Penelitian No Peneliti (th) Judul Penelitian Metode

Penelitian

Variabel Penelitian Hasil Penelitian

  1 Frisda Turnip (2007) Pengaruh Positive deviance Pada Ibu dari Keluarga Miskin Terhadap Status Gizi Balita usia 12-24 Bulan di Kabupaten Dairi, Sumatera Utara penelitian observasional dengan

rancangan case

control

  Interaksi Sosial, Kebiasaan Pemberian Makan, Pengasuhan, Kebiasaan Kebersihan, Kebiasaan Mendapatkan Pelayanan Kesehatan,

  Adanya perbedaan antara Kebiasaan Pemberian Makan terhadap status gizi baik dan tidak baik (OR = 4,3), Adanya perbedaan antara Kebiasaan Pola Asuh terhadap status gizi baik dan tidak baik (OR = 9,2), Adanya perbedaan antara Kebiasaan Kebersihan terhadap status gizi baik dan tidak baik (OR = 5,9), Adanya perbedaan antara Kebiasaan Kebiasaan Pelayanan Kesehatan terhadap status gizi baik dan tidak baik (OR = 11)

  2 Pepi Hapitria (2010) Positive deviance Pada Status Gizi Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Astanajapura Kabupaten Cirebon Tahun 2010 case controlstudy dengan pendekatan

kualitatif dan

kuantitatif

  Kuantitatif: Tingkat pendidikan ibu, umur balita Kualitatif: Pola asuh, kebersihan, perawatan kesehatan, konsumsi makanan Status gizi baik pada anak balita mempunyai hubungan yang signifikan dengan perilaku Positive deviance (OR=7,43)

  3 Tri Wiji Lestari dkk (2013) Pengaruh Pemberian

  Makan Balita Dan Pengetahuan Ibu Terhadap Status Gizi Balita di Kelurahan Meteseh Kecamatan Tembalang Kota Semarang Penelitian kuantitatif dengan pendekatan crossectional

  Praktik pemberian makan, pengetahuan ibu tentang gizi balita ada hubungan antara Praktik Pemberian makan balita dengan status gizi balita (p=0,001)

  4 Ritayani Lubis (2008) Hubungan Pola Asuh Ibu Dengan Status Gizi Anak Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Pantai Cermin Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat Tahun 2008

studi potong

lintang (Cross–

Sectional)

  Perhatian / dukungan Ibu terhadap anak dalam praktek pemberian makanan :Pemberian makanan pendamping pada anak serta persiapan dan penyimpanan makanan, Rangsangan Psikososial, Perawatan kesehatan : praktek kebersihan / hygiene dan sanitasi lingkungan serta perawatan balita dalam keadaaan sakit

  Berdasarkan pola asuh hanya rangsangan psikososial yang tidak mempunyai hubungan dengan status kesehatan. Sedangkan perhatian/dukungan ibu terhadap praktek pemberian makan dan perawatan kesehatan mempunyai hubungan yang erat dengan status gizi. Originalitas penelitian ini bisa dilihat dari variabel penelitian, metodologi penelitian, waktu dan tempat penelitian:

  1. Variabel Penelitian; Penelitian memiliki kesamaan dengan penelitian sebelumnya dilihat dari variabel yaitu kebiasaan pemberian makan, kebiasaan pengasuhan, kebiasaan kebersihan, dan kebiasaan mendapatkan pelayanan kesehatan.

  2. Metodologi penelitian;metodologi penelitian memiliki kesamaan dengan penelitian sebelumnya yaitu menggunakan desain casecontrol study.

  3. Waktu dan Tempat Penelitian; Penelitian berbeda dari segi waktu dan tempat.

  Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Ledo, Kecamatan Ledo, Kabupaten Bengkayang pada bulan Agustus sampai dengan bulan Nopember 2016.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Teori Tinjauan Pustaka II.1.1. Status Gizi Menurut Hasdianah dkk (2014), status gizi adalah keadaan tubuh akibat

  fungsi makanan dan penggunaan antara lain: gizi buruk, kurang, baik, dan lebih.Status gizi juga dapat diartikan sebagai dari keadaan keseimbangan zat gizi dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu. Ada tiga konsep yang harus dipahami tentang status gizi, ketiga konsep tersebut yaitu:

  a. Prosedur dari organisasi dalam menggunakan bahan makanan melalui proses pencernaan, penyerapan, transportasi, penyimpanan metabolisme, pembuangan untuk pemeliharaan hidup, pertumbuhan, fungsi organ tubuh, dan produksi energi. Proses ini disebut gizi.

  b. Keadaan yang diakibatkan oleh keseimbangan antara pemasukan zat gizi disatu pihak dan pengeluaran organisme dipihak lain. Keadaan ini disebut nutriture.

  c. Tanda atau penampilan yang diakibatkan oleh nutriture dapat terlihat melalui variabel tertentu.

II.1.2. Penentuan Status Gizi

  Penentuan status gizi dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu secara biokimia, dietetik, klinik dan antropometri (cara paling umum dan mudah digunakan untuk mengukur status gizi di lapangan). Indeks antopometri yang dapat digunakan adalah berat badan per umur (BB/U), tinggi badan per umur

  (TB/U), beratbadan per tinggi badan (BB/TB), (Depkes RI, 2002) dapat dilihat pada Tabel 2.1 dan Tabel 2.2.

  Tabel II.1. Klasifikasi Status Gizi Anak Bawah Lima Tahun Indikator Status Gizi Ambang Batas

  Berat Badan Menurut Umur (BB/U) Gizi Lebih >+2SD untuk menilai status gizi secara umum Gizi Baik ≥-2SD sampai ≥+2SD dan bersifat kronis, yang berhubungan Gizi Kurang <-2SD sampai ≥3SD dengan kesejahteraan masyarakat Gizi Buruk <-3SD Tinggi Badan menurut Umur (TB/U), Normal ≥2SD untuk mengukur perubahan yang Pendek (stunted) <-2SD terjadi pada waktu lampau Berat Badan Menurut Tinggi Badan Gemuk >+2SD (BB/TB) untuk menilai keadaan gizi Normal ≥- 2SD sampai +2SD saat ini Kurus (wasted) <-2SD sampai ≥-3SD

  Kurus sekali <-3SD

  Sumber: Kepmenkes RI Nomor:920/Menkes/SK/VIII/2002 Tabel II.2 Kebaikan dan Kelemahan Indeks Antopometri Indeks Kebaikan Kekurangan

  • Baik untuk status gizi akut/kronis - Umur sering sulit ditaksir

BB/U

  • Berat Badan dapat berfluktuasi dengan tepat
  • Sangat sensitif terhadap perubahan kecil

  

TB/U - Baik untuk menilai gizi masa lampau - Tinggi badan tidak cepat naik

  • Ukuran panjang dapat dibuat sendiri bahkan tidak mungkin turun
  • Murah dan mudah dibawa - Pengukuran relatif sulit dilakukan karena anak harus ber
  • Ketetapan umur sulit
  • Membutuhkan 2 macam alat

  BB/TB - Tidak memerlukan data umur

  Dapat membedakan proporsi badan ukur

  • Pengukuran relatif lebih lama
  • Membutuhkan 2 orang untuk melakukannya

  Sumber: Kepmenkes RI Nomor:920/Menkes/SK/VIII/2002

  Penentuan status gizi di lapangan pada awalnya masih menggunakan klasifikasi yang berbeda-beda sehingga data yang dihasilkan sulit untuk dianalisis Pemantauan dan evaluasi serta sistem pencatatan dan pelaporan yang berkaitan dengan status gizi sangat memerlukan standar nasional untuk klasifikasi status gizi. Oleh karena itu sesuai dengan perkembangan ilmu, teknologi serta hasil temu pakar gizi di Indonesia pada bulan Mei 2000 di Semarang disepakati bahwa standar baku antropometri yang digunakan secara nasional di Indonesia menggunakan standar baku World Health Organization-National Center for

  Health Statistic (WHO-NCHS), dapat dilihat dari tabel 2.3.

  

Tabel II.3Klasifikasi Status Gizi Anak Bawah Lima Tahun (BALITA) :

INDEKS STATUS GIZI AMBANG BATAS (SD)*

  Berat Badan Menurut Gizi lebih > +2 SD Umur (BB/U)

  Gizi Baik ≥ -2 SD sampai +2 SD Gizi Kurang < -2 SD sampai ≥ -3 SD Gizi Buruk < -3 SD

  Tinggi Badan Menurut Normal ≥ 2 SD Umur (TB/U)

  Pendek (stunted) < -2 SD Berat Badan Menurut Gemuk > +2 SD Tinggi Badan (BB/TB)

  Normal ≥ -2 SD sampai +2 SD Kurus (wasted) < -2 SD sampai ≥ -3 SD Kurus sekali < -3 SD

  • SD = Standar Deviasi

  Sumber : WHO

  Cara penilaian status gizi :

  a. Nilai indeks antropometri (BB/U, TB/U atau BB/TB) dibandingkan dengan nilai rujukan WHO-NCHS.

  b. Dengan menggunakan batas ambang (cut off point) untuk masing-masing indeks, maka status gizi anak dapat ditentukan.

  c. Istilah status gizi dibedakan untuk setiap indeks yang digunakan agar tidak terjadi kerancuan dalam interpretasi.

  Rujukan antopometri dibentuk berdasarkan sebaran normal nilai indikator pada populasi sehat, tidak mempunyai masalah sosial ekonomi. Pertimbangan dalam menetapkan batas ambang (cut off point) status gizi didasarkan pada asumsi kesehatan 1. antara -2 SD sampai +2 SD tidak memiliki atau beresiko paling ringan untuk menderita masalah kesehatan.

  2. antara -2 SD sampai +2 SD tidak memiliki atau beresiko paling ringan untuk menderita masalah kesehatan 3. antara -2 SD sampai -3 SD atau antara +2 SD sampai +3 SD memiliki resiko cukup tinggi (“moderate”) untuk menderita masalah kesehatan 4. dibawah -3 SD atau diatas +3 SD memiliki resiko tinggi untuk menderita masalah kesehatan

II.1.3. Permasalahan Gizi Balita

  Salah satu permasalahan kesehatan di Indonesia adalah kematian anak usia bawah lima tahun (balita). Angka kematian balita di negara-negara berkembang khususnya Indonesia masih cukup tinggi. Salah satu penyebab yang menonjol diantaranya karena keadaan gizi yang kurang baik atau bahkan buruk. Kondisi gizi anak-anak Indonesia rata-rata lebih buruk dibanding gizi anak-anak dunia dan bahkan juga dari anak-anak Afrika (Anonim, 2006).

  Tercatat satu dari tiga anak di dunia meninggal setiap tahun akibat buruknya kualitas nutrisi. Sebuah riset juga menunjukkan setidaknya 3,5 juta anak meninggal tiap tahun karena kekurangan gizi serta buruknya kualitas makanan (Anonim, 2008).

  Badan kesehatan dunia (WHO) memperkirakan bahwa 54 persen kematian anak disebabkan oleh keadaan gizi yang buruk. Sementara masalah gizi di Indonesia mengakibatkan lebih dari 80 persen kematian anak (WHO, 2011).

  Status gizi buruk pada balita dapat menimbulkan pengaruh yang sangat menghambat pertumbuhan fisik, mental maupun kemampuan berpikir yang pada akhirnya akan menurunkan produktivitas kerja. Balita hidup penderita gizi buruk dapat mengalami penurunan kecerdasan (IQ) hingga 10 persen. Keadaan ini memberikan petunjuk bahwa pada hakikatnya gizi yang buruk atau kurang akan berdampak pada menurunnya kualitas sumber daya manusia. Selain itu, penyakit rawan yang dapat diderita balita gizi buruk adalah diabetes (kencing manis) dan penyakit jantung koroner. Dampak paling buruk yang diterima adalah kematian pada umur yang sangat dini (Samsul, 2011).

II.1.4. Kemiskinan

  Data BPS (2016) menunjukkan data bahwa, pada bulan Maret 2015 jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Indonesia mencapai 28,59 juta orang (11,22 persen), bertambah sebesar 0,86 juta orang dibandingkan dengan kondisi September 2014 yang sebesar 27,73 juta orang (10,96 persen).