TINJAUAN YURIDIS EKSEKUSI OBYEK JAMINAN FIDUSIA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 42 TAHUN 1999 TENTANG JAMINAN FIDUSIA DAN FATWA DSN 25/DSN-MUI/III/2002 TENTANG RAHN. DI PT. FEDERAL INTERNASIONAL FINANCE KOTA SALATIGA - Test Repository

TINJAUAN YURIDIS EKSEKUSI OBYEK JAMINAN FIDUSIA
MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 42 TAHUN 1999 TENTANG
JAMINAN FIDUSIA DAN FATWA DSN 25/DSN-MUI/III/2002 TENTANG
RAHN.
DI PT. FEDERAL INTERNASIONAL FINANCE KOTA SALATIGA

SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Dalam Hukum Islam (S.H.)

Disusun Oleh :
Agung Kardoyono
NIM. 21412025

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARI’AH
FAKULTAS SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2017

ii


iii

iv

MOTTO
The real power comes from the heart.
Kekuatan yang sesungguhnya bersumber dari dalam hati.

v

PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
 Ibuku tercinta yang senantiasa mendo’akan dan memberikan dukungan.
 Kakak-kakak dan teman-temaku yang selalu mendukung, mendo'akan dan
memberikan segalanya, baik moral maupun spritual bagi kelancaran studi,
semoga Allah senantiasa meridhoinya.
 Dosen pembimbingku yang setia dan sabar dalam memberikan arahan
sampai dengan selesainya penyusunan skripsi ini, serta teman-teman
mahasiswa IAIN Salatiga.

 Almamater IAIN Salatiga dan teman-teman S1 Hukum Ekonomi Syari’ah
semuanya.

vi

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat-Nya yang
melimpah, sehingga dapat menyelesaikan sekripsi ini yang berjudul : “TINJAUAN
YURIDIS EKSEKUSI OBYEK JAMINAN FIDUSIA MENURUT UNDANGUNDANG NOMOR 42 TAHUN 1999 DAN HUKUM ISLAM DI PT
FEDERAL INTERNASIONAL FINANCE KOTA SALATIGA”.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan laporan ini tidak dapat
diselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan yang baik ini penulis mengucapkan terima kasih yang sedalamdalamnya kepada:
1. Dr. Rahmat Hariyadi M.Pd, Rektor IAIN Salatiga.
2. Dr. Siti Zumrotun M.Ag, Dekan Fakultas Syari’ah.
3. Evi Ariyani S.H,.M.H, Ketua Program Studi Hukum Ekonomi Syari’ah.
4. Pembimbing skripsi Luthfiana Zahriani, S.H,.M.H. yang telah
memberikan banyak pencerahan baik saran, pengarahan dan masukan
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik dan sesuai yang

diharapkan.
5. Bapak dan ibu dosen Fakultas Syari’ah yang telah memberikan ilmunya
selama menempuh pendidikan S1 Hukum Ekonomi Syari’ah.
6. Ayah, Ibu dan kakak-kakakku : Alm. Bp. Hadi widodo, Ibu Siti
Munawaroh, kakak Sri Bulatmi Handayani, Tri Joko Kamseno,
Purwaingsih Sanjaya Putri, Widiyani Wulan Surani, Indarto yang telah
memberikan banyak bantuan baik secara moral maupun finansial.

vii

viii

ABSTRAK
Kardoyono, Agung. 2017. Tinjauan Yuridis Eksekusi Obyek Jaminan Fidusia
Menurut Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia Dan
Hukum Islam di PT. Federal Internasional Finance Kota Salatiga. Skripsi Fakultas
Syari’ah. Program Studi Hukum Ekonomi Syari’ah. Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Salatiga. Pembimbing: Luthfiana Zahriani, S.H.,M.H.
Kata Kunci: Prosedur, Eksekusi Obyek Jaminan Fidusia dan Undang-Undang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prosedur pelaksanaan eksekusi

terhadap obyek jaminan fidusia di PT. Federal Internasional Finance kantor cabang
Kota Salatiga, guna mengetahui tinjauan yuridis eksekusi obyek jaminan fidusia di
PT. Federal Internasional Finance menurut Undang-Undang Nomor 42 tahun 1999
Tentang Jaminan Fidusia dan guna mengetahui tinjauan yuridis eksekusi obyek
jaminan fidusia di PT. Federal Internasional Finance menurut Fatwa DSN 25/DSNMUI/III/2002 TENTANG RAHN.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian lapangan (field
research) yang bersifat deskriptif kualitatif, dengan pendekatan yuridis sosiologis,
dan dengan tekhnik pengumpulan data observasi, wawancara, dokumentasi.
Dimana tujuanya adalah guna mendapatkan gambaran tentang pokok penelitian
secara jelas sehingga dapat memberikan data yang efesien dan efektif guna
dijadikan tinjauan terhadap pokkok penelitian dan peraturan dalam UndangUndang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia dan Fatwa DSN 25/DSNMUI/III/2002 tentang Rahn.
Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa : 1. Prosuder
eksekusi obyek jaminan fidusia yang dilakukan PT. Federal Internasional Finance
sebelum melakukan penarikan terhadap obyek jaminan (Unit) PT. Federal
Internasional Finance melakukan langkah-langkah persuasif terlebih dahulu dengan
cara melakukan monitoring melalui petugas lapangan dari PT. Federal Internasional
Finance (Debtcollector), memberikan Surat Peringatan (Somasi) kepada debitur ,
Surat Peringatan (Somasi) diberikan berturut-turut selama tiga kali. Dan apabila
debitur tidak menghiraukan Surat Peringatan ke-tiga (Somasi 3) maka PT. Federal
Internasional Finance akan memberikat Surat Panggilan Terahir (SPT),

musyawarah, dan apabila tidak ditemukan mufakat dari musyawarah tersebut maka
PT. Federal Internasional Finance melalui petugas Legal Office akan melakukan
penjualan terhadap obyek jaminan melalui pelelangan umum. 2. Pelaksanaan
Eksekusi Obyek Jaminan Fidusia Di PT. Federal Internasional Finance Menurut
Undang-Undang Nomor 42 tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia dengan cara
melakukan penjualan terhadap obyek jaminan fidusia oleh PT. Federal
Internasional Finance melalui pelelangan umum telah sesuai dengan Pasal 29 ayat
1 huruf b Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia. 3.
Eksekusi Obyek Jaminan Fidusia di PT. Federal Intenasional Finance menurut
hukum Islam telah sesuai dengan Fatwa Dewan Syari’ah Nasional Pasal 5 huruf b
dan c Fatwa DSN 25/DSN-MUI/III/2002 tentang Rahn.

ix

Daftar Isi

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................... Error! Bookmark not defined.
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ........................................................... iv

MOTTO ................................................................................................................ vi
PERSEMBAHAN ................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
ABSTRAK ............................................................................................................ix
DAFTAR ISI ..........................................................................................................x
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 6
E. Penegasan Istilah ........................................................................................... 7
F. Tinjauan Pustaka............................................................................................ 7
G. Metode Penelitian ........................................................................................ 11
H. Sistematika penulisan .................................................................................. 18
BAB II .................................................................................................................. 21
TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 21
A. Tinjauan Umum Tentang Jaminan Fidusia .................................................. 21
1. Pengertian Jaminan ................................................................................. 21
2. Pengertian Jaminan Fidusia .................................................................... 22

3. Asas-Asas Dalam Jaminan Fidusia ......................................................... 23
4. Obyek Jaminan Fidusia ........................................................................... 26
5. Fungsi Yuridis Jaminan Fidusia Sebagai Pengaman Kredit Bank.......... 27
6. Perubahan Status Yuridis Atas kepemilikan Benda Jaminan Fidusia .... 29
7. Pendaftaran Fidusia ................................................................................. 29

x

8. Tekhnis Pendaftaran Jaminan Fidusia Menurut Peraturan Pemerintah
Nomor 21 Tahun 2015 ............................................................................ 32
9. Dasar Hukum Jaminan Fidusia Menurut Undang-Undang Dan Fatwa DSN
25/DSN-MUI/III/2002 tentang Rahn. ..................................................... 43
B. Tinjauan Umum Tentang Eksekusi Obyek Jaminan Fidusia ....................... 44
1. Tinjauan Umum Tentang Eksekusi ......................................................... 46
2. Ruang Ligkup Eksekusi Pada Umumnya ............................................... 47
3. Tinjauan Umum Eksekusi Obyek Jaminan Fidusia Menurut UndangUndang nomor 42 Tahun 1999 ............................................................... 48
4. Jenis-Jenis eksekusi ................................................................................ 52
5. Macam-macam jenis Lelang ................................................................... 53
6. Prosedur Lelang ...................................................................................... 57
7. Hapusnya Fidusia .................................................................................... 58

8. Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Jaminan Fidusia .................. 59
C. Tinjauan Umum Jaminan dalam Hukum Islam (Rahn atau Rungguhan) ... 60
1. Penerapan Jaminan Dalam Jual Beli Dalam Hukum Islam .................... 60
2. Macam-Macam Aqad atau Perjanjian Dalam Hukum Islam .................. 66
3. Pengertian Gadai (al-rahn) ...................................................................... 67
4. Dasar Hukum Jaminan Dalam Hukum Islam ......................................... 68
BAB III ................................................................................................................. 70
PROSEDUR EKSEKUSI OBYEK JAMINAN FIDUSIA .............................. 70
DI PT. FEDERAL INTERNASIONAL FINANCE KANTOR CABANG
KOTA SALATIGA ............................................................................................. 70
A. Pemberian Jaminan Secara Fidusia Oleh Debitur Kepada PT. Federal
Internasional Finance ................................................................................... 70
B. Prosedur Eksekusi Obyek Jaminan Fidusia Di PT. Federal Internasional
Finance......................................................................................................... 71
1. Monitoring melalui petugas lapangan (Debtcollector), .......................... 72
2. Surat Pernyataan Kesanggupan dan Janji Bayar ..................................... 73
3. Surat Peringatan (Somasi)....................................................................... 76
4. Surat Panggilan Terahir (SPT) ................................................................ 80
5. Eksekusi Terhadap Obyek jaminan Fidusia oleh PT. Federal Internasional
Finance. ................................................................................................... 81

BAB IV ................................................................................................................. 82
xi

PEMBAHASAN .................................................................................................. 82
A. Tinjauan Yuridis Eksekusi Obyek Jaminan Fidusia Di PT. Federal
Internasional Finance Menurut Undang-Undang Nomor 42 tahun 1999
Tentang Jaminan Fidusia. ............................................................................ 82
B. Tinjauan Yuridis Eksekusi Obyek Jaminan Fidusia Di PT. Federal
Intenasional Finance Menurut Fatwa DSN 25/DSN-MUI/III/2002 Tentang
Rahn ............................................................................................................. 87
BAB V................................................................................................................... 93
PENUTUP ............................................................................................................ 93
A. Kesimpulan ................................................................................................. 94
B. Saran ........................................................................................................... 94
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 95
LAMPIRAN..........................................................................................................99

xii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Persaingan usaha di dunia semakin meningkat seiring dengan kemajuan
tekhnologi dan ilmu pengetahuan manusia yang semakin maju disetiap tahun.
Inovasi terus menerus dilakukan antar perusahaan guna meningkatkan kualitas
barang atau jasa demi memaksimalkan layanan dan/atau produk yang dihasilkan
sehingga mampu tetap bertahan dan bersaing dengan perusahaan lain di pasar.
Berbagai konsep ilmu ekonomi dijadikan strategi untuk menganalisa dan
mengikuti perkembangan dunia usaha.
Di samping berkompetisi dalam berinovasi dan meningkatkan strategi
pemasaran perusahaan juga wajib menyeimbangkan atau membuat cara-cara
dalam melakukan usahanya sesuai dengan peraturan pemerintah yang
dituangkan dalam undang-undang, hal inilah yang membatasi pergerakan roda
perusahaan untuk memperolah pendapatan (income) yang berlebih dikarenakan
kewajiban-kewajiban yang wajib dipatuhi dan tidak jarang larangan dan/atau
peraturan pemerintah adalah metode yang tepat untuk dijadikan strategi
perusahaan dalam memperoleh keuntungan. Dalam menyikapi hal ini tidak
jarang perusahaan menggunakan cara-cara yang melanggar peraturan
perundang-undangan demi dalih mendapatkan keuntungan dan tetap bisa

bertahan di pasar.
Terlebih kusus pada perusaan pembiayaan yang menjalankan roda
perusahaanya harus terus berhubungan dengan dengan konsumen dalam skala

1

waktu yang panjang, Metode yang digunakan tidak jarang jadi bahan perhatian
masyarakat dan dijadikan silang pendapat antara kebenaran atau penyimpangan.
Tidak jarang Peran penting yang telah diberiksn perusahaan pembiayaan
telah banyak membantu untuk meringankan beban masyarakat yang kurang
mampu dari segi finansial dan secara otomatis telah meningkatkan daya beli
konsumen baik itu perorangan maupun organisasi atau badan usaha dengan cara
memfasilitasi pembiayaan tidak diperhatikan oleh Masyarakat jika telah terjadi
wanprestasi.
Wanprestasi merupakan salah satu persoalan yang sering terjadi dalam
usaha pembiayaan dan hal itu bisa menjadikan perusahaan pembiayaan menjadi
bangkrut. Karena pada dasarnya perusahaan pembiayaan merupakan
perusahaan bisnis jadi perusahaan pembiayaan tetap akan melakukan berbagai
hal untuk menghindari kebangkrutan tersebut. Kata bangkrut, yang dalam
bahasa inggris disebut bankrupt berasal dari Undang-Undang di Italia yang
disebut dengan banca rupta. Pada abad pertengahan di Eropa, terjadi praktik
kebangkrutan yang dilakukan dengan menghancurkan bangku-bangku dari para
bankir atau pedagang yang melarikan diri secara diam-diam dengan membawa
harta para krediturnya.(Jono,2013:1). Sejarah demikian ini tentunya akan
menjadikan suatu pelajaran yang sangat berharga bagi perusahaan-perusahaan
pembiayaan, dan guna menghindari kejadian serupa perusahaan pembiayaan
akan lebih memperhatikan persoalan-persoalan yang timbul akibat itikad yang
tidak baik dari para debiturnya yang tentunya akan mengakibatkan kerugian
atau bahkan kebangkrutan bagi perusahaan pembiayaan.

2

Salah satunya adalah PT Federal International Finance yang merupakan
salah satu perusahaan pembiayaan terbesar di Indonesia dengan mempunuyai
puluhan cabang yang tersebar di seluruh provinsi dan kota besar di Indonesia,
Salah satunya terdapat di kota Salatiga.
Dalam implementasi kerjanya perusahaan pembiayaan telah diatur dalam
Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 serta Peraturan Pemerintah Nomor 21
Tahun 2015 yang mana dalam melakukan kegiatan usahanya terkhusus pada
eksekusi atau eksekutorial terhadap obyek jaminan fidusia telah diatur dalam
Pasal 15 ayat 2 Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 dan dalam hal tata cara
pendaftaran dam biaya pendaftaran fidusia telah diatur dalam Perturan
Pemerintah Nomor 21 Tahun 2015. Undang-Undang ini harus dan wajib
hukumnya untuk dipenuhi atau dilaksanakan oleh lembaga pembiayaan yang
melakukan kegiatan pembiayaan dengan menjaminkan kepastian hukum
dengan mendaftarkan fidusia. Peraturan perumdang-undangan secara langsung
mencegah terjadinya kesewenang-wenangan antara perusahaan dengan debitur.
PT Federal International Finance ialah perusahaan pembiayaan sepeda
motor dan elektronik, PT. Federal International Finance merupakan perusahaan
pembiayaan yang tergolong baru namum mampu berkembang dengan pesat
karena terus menerus menyusun strategi guna mendapatkan pencitraan yang
lebih baik untuk pengembangan bisnisnya agar dapat memberikan kontribusi
dan manfaat bagi kehidupan masyarakat Indonesia.
Kantor cabang PT. Federal Internasional Finance yang berada di Kota
Salatiga merupakan salah satu lembaga pembiayaan yang telah membantu
memberikan jasa pembiayaan kepada banyak masyarakat di kota Salatiga dan

3

sekitarnya, maka dari itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
pelaksanaan kerja di kantor cabang PT. Federal Internasional Finance yang
berada di kota Salatiga, lebih tepatnya bertempat di Jalan Fatmawati Blotongan
Blok F-G No. 188 Salatiga Regency.
Penelitian ini guna mengetahui lebih dalam bagaimanakah pelaksanaan
eksekusi secara langsung oleh kantor cabang PT. Federal Internasional Finance
di Salatiga terhadap obyek jaminan fidusia yang berada dibawah kekuasaan
debitur apabila debitur telah cacat janji atau wanprestasi ditinjau dari UndangUndang Nomor 42 Tahun 1999 dan hukum Islam?
Karena persoalan eksekusi obyek jaminan oleh perusahaan pembiayaan
merupakan hal yang tergolong sering terjadi di Kota Salatiga sekitar dan
menjadikan perhatian masyarakat dan menjadikan silang pendapat antara
masyarakat dengan pihak perusahaan, maka peneliti tertarik untuk mengkaji
lebih dalam mengenai eksekusi obyek jaminan fidusia tersebut. Permasalahan
eksekusi obyek jaminan fidusia merupakan perkara hukum yang bisa
menimbulkan berbagai macam akibat hukum, dan dalam melakukan eksekusi
guna mendapatkan kepastian hukum yang pasti pada dasarnya harus memenuhi
berbagai peraturan perundang-undangan maka dari itu penulis tertarik untuk
meneliti lebih jauh mengenai tinjauan yuridis eksekusi obyek jaminan fidusia
menurut Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang jaminan fidusia dan
hukum Islam yang dilakukan oleh PT. Federal Internasional Finance kantor
Cabang Kota Salatiga.

4

B. Rumusan Masalah
Pada penelitian ini penulis hendak mengambil pokok pembahasan yang
akan dijadikan sebagai rumusan masalah diantaranya sebagai berikut :
1.

Bagaimanakah prosedur eksekusi obyek jaminan fidusia di PT. Federal
Internasional Finance kantor cabang Kota Salatiga ?

2.

Bagaimanakah tinjauan yuridis terhadap eksekusi obyek jaminan fidusia
di PT. Federal Internasional Finance menurut Undang-Undang Nomor 42
tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia ?

3.

Bagaimanakah tinjauan yuridis terhadap eksekusi obyek jaminan fidusia
di PT. Federal Internasional Finance menurut Fatwa DSN 25/DSNMUI/III/2002 Tentang Rahn?

C. Tujuan Penelitian
Dengan dilakukannya penelitian tentang pelaksanaan eksekusi obyek
jaminan fidusia di PT. Federal Internasional Finance ini diharapkan dapat
memahami secara benar mengenai beberapa persoalan diantaranya sebagai
berikut:
1.

Guna mengetahui prosedur pelaksanaan eksekusi terhadap obyek jaminan
fidusia di PT. Federal Internasional Finance kantor cabang Kota Salatiga.

2.

Guna mengetahui tinjauan yuridis eksekusi obyek jaminan fidusia di PT.
Federal Internasional Finance menurut Undang-Undang Nomor 42 tahun
1999 Tentang Jaminan Fidudsia.

3.

Guna mengetahui tinjauan yuridis eksekusi obyek jaminan fidusia di PT.
Federal Internasional Finance menurut Fatwa DSN 25/DSN-MUI/III/2002
Tentang Rahn.

5

D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
baru dan/atau sebagai referensi bagi:
1.

Manfaat teoritis
a.

Manfaat bagi Penulis
Manfaat

penelitian

ini

diharapkan

untuk

menambah

pengetahuan bagi penulis untuk mengetahui prosedur pelaksanaan
eksekusi terhadap obyek jaminan fidusia di PT. Federal Internasional
Finance kantor cabang Kota Salatiga dan guna mengetahui tinjauan
yuridis eksekusi obyek jaminan fidusia di PT. Federal Internasional
Finance menurut Undang-Undang Nomor 42 tahun 1999 Tentang
Jaminan Fidudsia serta mengetahui tinjauan yuridis eksekusi menurut
hukum Islam.
2.

Manfaat praktis
a.

Manfaat Bagi Lembaga Pendidikan
Sebagai masukan yang membangun guna meningkatkan kualitas
lembaga pendidikan dalam hal menimbang kesesuain toeri dengan
praktik perusahaan pembiayaan untuk dijadikan pembelajaran
tersendiri dalam praktik belajar mengajar.

b.

Manfaat Bagi Ilmu Pengetahuan
Guna

dijadikan

reverensi

mengembangkan pengetahuan.
c.

Manfaat Bagi Peneliti Selanjutnya

6

sebagai

rujukan

dalam

hal

Dapat dijadikan rujukan atau referensi dan/atau dikembangkan
dalam penelitian sejenis yang selanjutnya.
E. Penegasan Istilah
Guna menghindari salah penafsiran mengenai arti dan maksud dari pokok
pembahasan

dalam

penulisan

penelitian

ini

maka

penulis

hendak

menyampaikan bebebrapa istilah beserta penjelasan sebagai penegasan makna.
Diantaranya sebagai berikut :
1.

Tinjauan yuridis adalah tinjauan hukum atas suatu perbuatan.

2.

Eksekusi adalah penarikan dan penjualan obyek jaminan.

3.

Fidusia adalah pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar
kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda yang hak kepemilikanya
dialihkan tersebut tetap dalam penguasaan pemilik benda.

4.

Jaminan Fidusia adalah hak jaminan atas benda bergerak baik yang
berwujud maupun tidak berwujud dan benda tidak bergerak khususnya
bangunan yang tidak dapat dibebani hak tanggungan sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang nomor 4 tahun 1996 tentang jaminan
fidusia.

F. Tinjauan Pustaka
Penelitian terkait dengan eksekusi obyek jaminan fidusia oleh perusahaan
pembiayaan telah banyak dilakukan. Diantaranya adalah penelitian tentang
Fidusia sebagai jaminan dalam pemberian kredit di Perusda BPR Bank pasar
Klaten yang dilakukan oleh Sheeny Adhisti tahun 2009 mahasiswi Fakultas
Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta. Pada penelitianya ini Sheeny
Adhisti memfokuskan penelitianya mengenai bagaimanakah prosedur

7

pemberian kredit dengan jaminan fidusia di Perusda BPR Bank pasar Klaten
khususnya dalam hal pelaksanaannya, apa saja hak dan kewajiban pemberi dan
penerima jaminan fidusia terutama apabila terjadi wanprestasi dan risiko dalam
pemberian kredit di Perusda BPR Bank pasar Klaten, dan apa saja yang menjadi
permasalahan dalam pemberian kredit yang menggunakan jaminan fidusia di
Perusda BPR Bank Pasar Klaten dan bagaimana penyelesaiannya. Adapun
kesimpulan dari Sheeny Adhisti dalam penelitianya ini adalah dalam
pelaksanaan pemberian kredit dengan jaminan fidusia Perusda BPR Bank pasar
Klaten mempunyai tahapan ataupun prosedur–prosedur yang harus dilakukan
terlebih dulu, setelah melalui tahapan prosedur pemberian dengan jaminan
fidusia maka selanjutnya harus dibuat akta fidusia di notaris untuk memberikan
kepastian hukum. Apabila debitur wanprestasi dan resiko, bila wanprestasi
dapat dilakukan secara lelang atau penjualan bawah tangan, sedangkan bila
terjadi resiko barang rusak atau hilang maka diganti dengan barang jaminan
yang sama nilainya dengan barang jaminan sebelumnya. Permasalahan –
permasalahan yang timbul dalam pemberian kredit dengan jaminan fidusia
adalah apabila kreditur dari pemberi jaminan bertambah jumlahnya dengan
obyek jaminan yang sama, dan bila kreditur tersebut wanprestasi, obyek
jaminan fidusia tersebut harus dibagi dengan kreditur – kreditur lain. Dapat pula
timbul permasalahan apabila nilai penjaminan atau nilai taksiran yang dibuat
oleh Account Officer (AO) berdasarkan kondisi barang agunan / obyek jaminan
berubah atau nilai transaksi barang berubah serta bilamana debitur wanprestasi
atau cidera janji sehingga mengalami kredit macet. Apabila kredit macet dengan
jaminan fidusia terjadi maka pihak Perusda BPR Bank pasar Klaten dapat

8

melakukan eksekusi terhadap obyek jaminan fidusia yang dilakukan dengan dua
cara, yaitu dengan penjualan di bawah tangan oleh Perusda BPR Bank pasar
Klaten maupun dengan penjualan obyek jaminan fidusia melalui pelelangan
umum oleh Kantor Lelang di Surakarta.
Selanjutnya penelitan yang dilakukan oleh Shinta Andriyani.S.H mahasiswi
program pascasarjana Universitas Dponegoro Semarang Tahun 2007 dalam
tesis dengan judul PELAKSANAAN EKSEKUSI JAMINAN FIDUSIA DI
PERUM PEGADAIAN KOTA SEMARANG (Study di Pegadaian cabang
Mrican dan cabang Depok). Dalam penelitianya ini Shinta Andriyani.S.H
memfokuskan penelitianya mengenai bagaimana pelaksanaan eksekusi Jaminan
fidusia berdasarkan PASAL 29 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 42
Tahun 1999 di Perum Pegadaian cabang Depok dan cabang Mrican dan
bagaimana keabsahan eksekusi di bawah tangan yang dilakukan oleh Perum
Pegadaian di Perum Pegadaian Cabang Depok dan Cabang Mrican.
Berdasarkan hasil dari penelitianya, Shinta Aandriyani S.H menarik kesimpulan
sebagai berikut : Dalam hal debitur wanprestasi maka pihak pegadaian tidak
akan langsung melakukan eksekusi terhadap obyek jaminan dari debitur ,
pegadaian lebih ke upaya persuasif dan lebih mengedepankan musyarawarah
agar tetap terjalin hubungan baik dengan nasabah. Praktik di lapangan
membuktikan bahwa pelaksanaan eksekusi jaminan fidusia yang digunakan
pihak pegadaian cenderung melakukan penjualan di bawah tangan dengan
berdasar pada kesepakatan para pihak. Eksekusi Jaminan Fidusia atas dasar title
eksekutorial maupun melalui pelelangan umum akan memakan waktu yang
lama dan biaya yang cukup mahal.

9

Tesis dengan judul Eksekusi Jaminan Fidusia yang tidak didaftarkan ke
kantor pendaftaran jaminan fidusia yang dilakukan oleh Ilda Agnes mahasiswi
Program Study Magister Kenotariatan Program Pasca Sarjana Universitas
Diponegoro Semarang tahun 2009. Pada penelitianya ini Ilda Agnes
memfokuskan penelitianya dalam hal, Bagaimana pelaksanaan jaminan fidusia
dalam perjanjian kredit Bank Perkreditan Rakyat Arthaprima Dana jasa Bekasi
dan Apa keuntungan secara yuridis terhadap surat kuasa jual atas obyek jaminan
fidusia yang dipersyaratkan untuk diwaarmerking oleh Notaris. Adapun
kesimpulan dari penelitian yang dilakukan oleh Ilda Agnes ini adalah :
Pelaksanaan jaminan fidusia dalam perjanjian kredit Bank Perkreditan Rakyat
Arthaprima Danajasa Bekasi dapat diketahui melalui klausula penyerahan hak
milik secara kepercayaan (fidusia). Keuntungan secara yuridis terhadap surat
kuasa jual atas obyek jaminan fidusia yang dipersyaratkan untuk
diwaarmerking oleh Notaris merupakan keuntungan yuridis administratif yang
sesuai dengan hasil penelitian yaitu berkaitan erat dengan Peraturan Bank
Indonesia Nomor 8/19/PBI/2006 Pasal 12 sebagai dasar hukum yang
mewajibkan BPR membentuk PPAP, Pasal 13 ayat (1) huruf e peraturan BI
tersebut menilai agunan kendaraan bermotor yang diikat sesuai ketentuan
Undang-Undang Jabatan Notaris (UUJF) diperhitungkan 50 % dari nilai pasar
sebagai pengurang pembentukan PPAP sehingga sesuai Surat Edaran Deputi
Gubernur Bank Indonesia Nomor 9/1/DpG/DPBPR Tanggal 2 Mei 2007 maka
agunan berupa kendaraan bermotor yang disertai bukti kepemilikan dan diikat
berdasarkan surat kuasa menjual yang dinotariilkan, dinilai 30 % dari harga

10

pasar sebagai pengurang pembentukan PPAP sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 13 ayat (1).
Jadi perbedaan penelitian-penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah
selain perbedaan pada lokasi atau tempat tujuan penelitian, perbedaan
selanjutnya adalah tentang fokus penelitian, pada penelitian ini fokus penelitian
difokuskan kepada tinjauan yuridis terhadap prosedur pelaksanaan eksekusi
obyek jaminan fidusia di PT. Federal Internasional Finance terhadap obyek
jaminan fidusia ditinjau dari Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang
Jaminan Fidusia, serta tinjauan yurudis eksekusi obyek jaminan fidusia di PT.
Federal Internasioanal Finance ditinjau dari hukum Islam.
G. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian guna
mengefektifkan penelitian, Metode penelitian yang digunakan penulis dalam
penelitian ini adalah :
1.

Pendekatan dan Jenis Penelitian
a. Pendekatan
a) Guna mengefektifkan penelitian penulis menggunakan metode
pendekatan Yuridis Sosiologis. Dimana pengertian dari Yuridis
Sosiologis adalah suatu penelitian yang didasarkan pada suatu
ketentuan hukum dan fenomena atau kejadian yang terjadi
dilapangan

(Soekanto,

1986:26).

Dengan

menggunakan

pendekatan yurudis sosiologis maka peneliti akan lebih jelas
dalam melakukan pengamatan guna menyelesaikan penelitian
dengan hasil yang efektif atau sesuai dengan fenomena yang

11

terjadi dilapangan,

sehingga peneliti dapat menyampaikan

kesesuaian praktik yang terjadi di lapangan pada pelaksanaan
kerja lembaga pembiayaan terhadap Undang-Undang Nomor 42
Tahun 1999 Tentang Fidusia dan Fatwa DSN 25/DSNMUI/III/2002 tentang Rahn.
b. Jenis Penelitian
Pada penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian
lapangan (field research) yang bersifat deskriptif kualitatif. (Ruslan,
2010: 32). Yang maksudnya adalah guna mendapatkan gambaran
tentang pokok penelitian secara jelas sehingga dapat memberikan data
yang efesien dan efektif guna dijadikan tinjauan terhadap UndangUndang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Fidusia dan Fatwa DSN
25/DSN-MUI/III/2002 tentang Rahn.
2.

Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini tenpat yang dijadikan tujuan penelitian adalah
Perusahaan pembiayaan yang cukup terkenal di kota Salatiga yaitu PT.
Federal Internasional Finance (FIF) yang berada di Jalan Fatmawati
Blotongan Blok F-G No. 188 Salatiga Regency.

3.

Sumber Data
Adapun sumber data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini
adalah sumber data primer dan sumber data sekunder diantaranya sebagai
berikut:
a. Data Primer (primary data)

12

Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari
obyek penelitian perorangan, kelompok, dan organisasi. (Ruslan,
2010:29). Dan pada penelitian ini data primer yang digunakan adalah:
a) Informan
Informan

adalah

orang

yang

dimanfaatkan

untuk

memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian.
(Moleong, 2002:90). Dan pada penelitian ini yang menjadi
informan dalam upaya untuk menggali sumber informasi adalah
pihak-pihak dari kreditur yaitu petugas dari PT. Federal
Internasional Finance kantor cabang Salatiga yang mana akan
dimintai informasi mengenai tugas dan prosedur melakukan
eksekusi obyek jaminan fidusia, adapun petugas yang dimintai
informasi adalah petugas bagian debtcollector, dimana tugas dari
debtcollector diantaranya melakukan monitoring menangani
debitur

yang cacat janji atau tidak dapat memenuhi prestasi

dan/atau wanprestasi dengan cara turun langsung ke lapangan dan
petugas legal office yang menangani persoalan wanprestasi dan
eksekusi obyek jaminan fidusia.
b) Dokumen
Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa
dokumen guna memperjelas penelitian, diantaranya adalah
dokumen-dokumen yang terkait dengan jaminan fidusia, UndangUndang Nomor 42 Tahun 1999 tentang jaminan fidusia dan
Hukum Islam.

13

b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data dalam bentuk yang sudah jadi (tersedia)
melalui publikasi dan informasi yang dikeluarkan di berbagai
organisasi atau perusahaan, (Ruslan, 2010:30). Dan selanjutnya pada
penelitian ini peneliti menggunakan beberapa data sekunder,
Diantaranya adalah :
a) Fatwa DSN 25/DSN-MUI/III/2002 tentang Rahn.
b) Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia
c) Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2015 Tentang tatacara dan
Biaya pendaftaran Fidusia.
d) Dokumen-dokumen pendukung yang digunakan PT. Federal
Internasional Finance dalam hal melaksanakan eksekusi obyek
jaminan atau pra-eksekusi
4.

Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data (input) adalah suatu langkah dalam metode ilmiah
melalui prosedur sistematik, logis, dan proses pencarian data yang valid,
baik diperoleh secara langsung (primer) atau tidak langsung (sekunder)
untuk keperluan analisis dan pelaksanaan pembahasan (process) suatu
riset secara benar untuk menentukan kesimpulan, memperoleh jawaban
(output) dan sebagai upaya untuk memecahkan suatu persoalan yang
dihadapi oleh peneliti, (Ruslan, 2010:27). Dan selanjutnya adapun
beberapa tekhnik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam
mengentaskan penelitian ini, diantaranya adalah :
a) Observasi

14

Observasi adalah teknik pengumpulan data dimana peneliti
mengadakan pengamatan secara langsung atau tanpa alat terhadap
gejala-gejala subyek yang diselidiki baik pengamatan itu dilakukan
dalam situasi sebenarnya maupun dilakukan dalam situasi buatan,
yang khusus diadakan. (Ashshofa, 2013:26)
Dan pada tahap observasi dalam penelitian ini peneliti melakukan
observasi dengan cara melakukan pengamatan secara langsung dalam
praktik kerja petugas debtcollector dalam melakukan monitoring
terhadap debitur yang terlambat dalam membayar angsuran.
b) Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.
Percakapanitu dilakukaan oleh dua pihak yaitu
(interviewer)

yang

mengajukan

diwawancarai

(interviewee)

yang

pertanyaan
memberikan

pewawancara
dengan
jawaban

yanng
atas

pertanyaan itu. (Moleong, 2002:132).
Selanjutnya

guna

memaksimalkan

penelitian

ini

selain

melakukan pengamatan peneliti juga melakukan wawancara terhadap
petugas dari PT. Federal Internasional Finance yang meliputi petugas
collektor, yaitu petugas yang bertugas melakukan monitoring
pembayaran, Petugas legal office yaitu petugas yang melakukan
penanganan terhadap perkara perdata apabila terjadi wanprestasi dan
melakukan eksekusi obyek jaminan fidusia.
c) Dokumentasi

15

Dokumentasi adalah mencari data berupa catatan, transkrip,
buku-buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger,
agenda dan sebagainya (Arikunto, 2010 : 274). Guna mendapatkan
data sesuai yang dibutuhkan pada penelitian ini peneliti melakukan
dokumentasi data ke Satreskrim Polres Salatiga dengan cara
mengambil salinan dokumen-dokumen yang dijadikan bukti
administratif dalam perkara perdata PT. Federal Internasional Finance
yang mana dokumen tersebut merupakan dokumen yang dijadikan
dasar hukum bagi perusahaan pembiayaan untuk mendapatkan
kepastian hukum dan dijadikan dasar untuk melaksanakan tindakan
eksekutorial secara langsung terhadap obyek jaminan fidusia yang
berada di bawah kekuasaan debitur apabila debitur telah ingkar janji
atau tidak memenuhi prestasi.
5.

Analisis Data
Analisis Data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan
data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat
ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang
disarankan oleh data. (Moleong, 2002: 103). Berdasarkan referensi diatas
peneliti akan melakukan analisis data dalam penelitian ini dengan cara
mengatur, mengurutkan, mengelompokan, memberikan kode, dan
mengategorikan data.

6.

Pengecekan Keabsahan Data
Dalam suatu penelitian guna mendapatkan hasil ahir penelitian yang
efisien serta efektif maka dibutuhkan validalitas data. Dan pada penelitian

16

ini guna memperoleh data yang valid maka penulis menggunakan tekhnik
Triangulasi.
Triangulasi adalah tekhnik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil wawancara
terhadap obyek penelitian. (Moleong, 2004:330) sebagaimana dikutip oleh
(Ruslan, 2010:219). Selanjutnya pada tahap validalitas data dalam
penelitian ini peneliti melakukan perbandingan antara data yang diperioleh
melalui wawancara secara langsung (Interview guide) dengan data
pendukung yang dijadikan dasar melakukan eksekusi obyek jaminan
fidusia di PT. Federal Internasional Finance Kota Salatiga dengan
Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Fidusia, Peraturan
Pemerintah Nomor 21 Tahun 2015 Tentang tatacara dan Biaya
Pendaftaran Fidusia serta Undang-Undang Jabatan Notaris Pasal 16 ayat
(1) huruf i yang mengatur tentang kewajiban notaris untuk membacakan
akta dihadapan penghadap dengan dihadiri paling sedikit 2 (dua) orang
saksi dan ditandatangani saat itu juga oleh penghadap, saksi dan notaris
dan Undang-Undang jabatan notaris Pasal 44 yang menyatakan bahwa
segera setelah akta dibacakan akta tersebut ditandatangani oleh
penghadap, saksi dan notaris, terkecuali apabila ada penghadap yang tidak
bisa membubuhkan tanda tangan tanda tangan dengan menyebutkan
alasanya ketentuan pembacaan dan penandatanganan tersebut adalah satu
kesatuan dari peresmian akta, serta membandingkan dengan peraturan
dalam Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia
dan Fatwa DSN 25/DSN-MUI/III/2002 Tentang Rahn.

17

7.

Tahap-Tahap Penelitian
Adapun langkah awal dari penelitian ini adalah menetukan tema
penelitian, Dalam menentukan tema pada penelitian ini peneliti
mengedepankan unsur manfaat penelitian, baik unsur manfaat secara
teoritik maupun unsur manfaat secara praktik. Dan pada tahap selanjutnya
peneliti melakukan penelitian pendahuluan guna mendapatkan pokokpokok pembahasan dalam penelitian yang terlihat urgen, dengan
melakukan pengamatan secara langsung serta melakukan wawancara
(Interview guide) kepada informan, dan selanjutnya peneliti melakukan
pengumpulan data serta melakukan analisa terhadap validalitas data.

H. Sistematika penulisan
Dalam hal penyusunan penelitian ini penulis menggunakan metode
penelitian sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan yang meliputi :
Latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian dan manfaat penelitian yang meliputi : Manfaat secara teoritik dan
manfaat secara praktik, penegasan istilah, metode penelitian yang meliputi :
pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, sumber data yang terdiri dari:
sumber data primer, sumber data sekunder, prosedur dan pengumpulan data
yang meliputi : observasi, wawancara, dokumentasi, analisis data, pengecekan
keabsahan data, dan tahap-tahap penelitian.
BAB II Tinjauan Pustaka
Yang terdiri dari beberapa bab, bab yang pertama terdiri dari : Tinjauan
umum tentang jaminan fidusia dengan di dalamnya berisikan pengertian

18

jaminan, pengertian jaminan fidusia, asas-asas dalam jaminan fidusia, obyek
jaminan fidusia, fungsi yuridis jaminan fidusia sebagai pengaman kredit bank,
perubahan status yuridis atas kepemilikan benda jaminan fidusia, pendaftaran
jaminan fidusia, tekhnis pendaftaran jaminan fidusia menurut Peraturan
Pemerintah Nomor 21 Tahun 2015, dan dasar hukum jaminan fidusia,
selanjutnya pada bab kedua berisikan tinjauan umum tentang eksekusi obyek
jaminan fidusia, yang terdiri dari beberapa sub bab diantaranya mengenai
tinjauan umum tentang eksekusi, ruang lingkup eksekusi pada umumnya,
tinjauan umum eksekusi obyek jaminan fidusia menurut Undang-Undang
Nomor 42 tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia, jenis-jenis eksekusi, macammacam jenis lelang, prosedur lelang, hapusnya fidusia, ketentuan pidana dalam
Undang-Undang Jaminan Fidusia. Selanjutnya pada bab ketiga berisikan
tentang tinjauan umum jaminan dalam hukum Islam, dengan terdiri dari
beberapa sub-bab di dalamnya, diantaranya adalah penerapan jaminan dalam
jual beli dengan prinsip Syari’ah, macam-macam akad atau perjanjian dalam
hukum Islam, Pengertian gadai (Al-Rahn) dan dasar hukum jaminan dalam
hukum Islam.
BAB III Hasil Penelitian
Meliputi pemberian jaminan secara fidusia oleh debitur dalam perjanjian
pembiayaan konsumen, bentuk-bentuk wanprestasi dalam pembiayaan
konsumen, eksekusi obyek jaminan fidusia di PT. Federal Internasional Finance
BAB IV Pembahasan
Merupakan pembahasan mengenai prosedur eksekusi obyek jaminan fidusia
di PT. Federal Internasional Finance Kantor cabang Kota Salatiga, tinjauan

19

yuridis pelaksanaan eksekusi obyek jaminan fidusia di PT. Federal
Internasional Finance Menurut Undang-Undang Nomor 42 tahun 1999 Tentang
Jaminan Fidusia dan tinjauan yuridis eksekusi obyek jaminan fidusia di PT.
Federal Intenasional Finance menurut Fatwa DSN 25/DSN-MUI/III/2002
tentang Rahn.
BAB V Penutup
Terdiri dari seluruh rangkaian pembahasan, memuat tentang kesimpulan
dari apa yang diteliti dan juga memberikan kritik dan saran. Dan bagian akhir
dari skripsi memuat daftar pustaka serta lampiran-lampiran.

20

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.

Tinjauan Umum Tentang Jaminan Fidusia
1. Pengertian Jaminan
Istilah jaminan merupakan terjemahan dari bahasa Belanda, yaitu
zekerheid atau cautie. Zekerheid atau cautie mencakup secara umum cara
kreditur menjamin dipenuhinya tagihannya, di samping pertanggungan
jawab umum debitur terhadap barang-barangnya. Selain istilah jaminan,
dikenal juga dengan agunan. Istilah agunan dapat di lihat di dalam Pasal
1 angka 23 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan
atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, yaitu
agunan adalah Jaminan tambahan diserahkan debitur
dalam

rangka

mendapatkan

fasilitas

kredit

atau

kepada bank
pembiayaan

berdasarkann prinsip Syari’ah.
Adapun tujuan agunan adalah untuk mendapatkan fasilitas dari
bank. Jaminan ini diserahkan oleh debitur kepada bank.
Jadi unsur-unsur dari agunan adalah :
a. Jaminan tambahan
b. Diserahkan oleh debitur kepada bank
c. Untuk mendapatkan fasilitas kredit atau pembiayaan.
(Badrulzaman, 1987 :227)
Istilah yang digunakan oleh M.Bahsan adalah jaminan. M. Bahsan
berpendapat bahwa jaminan adalah “Segala sesuatu yang diterima

21

kreditur dan diserahkan debitur untuk menjamin suatu utang piutang
dalam masyarakat. (M. Bahsan,2005 :148)
2. Pengertian Jaminan Fidusia
Istilah fidusia berasal dari bahasa Belanda, yaitu fiducie, sedangkan
dalam bahasa Inggris disebut fiduciary transfer of ownership, yang
artinya kepercayaan. Di dalam berbagai literatur fidusia lazim disebut
dengan istilah fiduciare eigendom overdrachttot zekerheid (FEO) yaitu
penyerahan hak milik berdasarkan atas kepercayaan. (Salim,2004 :55).
Jaminan adalah sesuatu yang diterima kreditur dan diserahkan kepada
debitur untuk menjamin suatu utang piutang dalam masyarakat. (M.
Bahsan,2005: 148).
Fidusia adalah pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar
kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda yang hak kepemilikannya
dialihkan tersebut tetap dalam penguasaan pemilik benda.
Jaminan fidusia adalah hak jaminan atas benda bergerak baik yang
berwujud maupun yang tidak berwujud dan benda tidak bergerak
khususnya bangunan yang tidak dapat dibebani hak tanggungan
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996
tentang hak tanggungan yang tetap berada dalam penguasaan pemberi
fidusia, sebagai agunan bagi pelunasan utang tertentu, yang memberikan
kedudukan yang diutamakan kepada penerima fidusia terhadap kreditur
lainnya.(Pasal 1 dan 2 Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999)

22

3. Asas-Asas Dalam Jaminan Fidusia
a. Jaminan Fidusia Bersifat Assesoir
J. Satrio menyebutkan bahwa perjanjian assesoir merupakan
suatu

perjanjian

yang

lahir

adanya

perpindahan

dan

berahir/hapusnya bergantung pada perjanjian pokoknya. Perumusan
tersebut memang benar jika tidak dimaknai bahwa kesepakatan
tentang jaminan fidusia itu lahir sebagai akibat dari lahirnya
kesepakatan utang-piutang karena sesungguhnya yang terjadi dalam
praktik adalah kesepakatan jaminan itu selalu mendahului sebelum
kemudian disepakati perjanjian utang-piutangnya.
Beberapa ketentuan Undang-Undang yang memberikan makna
bahwa perjanjian jaminan merupakan perjanjian assesoir, antara lain :
a) Pasal 1821 KUH Perdata : “Tiada penanggungan jika tiada
perikatan yang sah menurut Undang-Undang.”
b) Pasal 1822 KUH Perdata : “Seorang penanggung tidak dapat
mengikatkan diri dalam perjanjian atau dengan syarat-syarat
yang lebih berat dari perikatan yang dibuat oleh debitur ”
c) Pasal 1151 KUH Perdata tentang gadai :“perjanjian gadai
harus dibuktikan dengan alat yang diperkenankan untuk
membuktikan perjanjian pokoknya”
d) Pasal 1209 KUH Perdata tentang Hipotek :“Hipotek hapus
karena perikatan pokoknya”

23

e) Pasal 18 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996
:“ Hak tanggungan hapus karena hal-hal sebagai berikut : a.
Hapusnya utang yang dijaminkan dengan hak tanggungan.
f) Pasal 4 Undang-Undang Nomor 42 tahun 1999 Tentang fidusia
:“Jaminan fidusia merupakan perjanjian ikutan dari suatu
perjanjian pokoknya yang menimbulkan kewajiban bagi para
pihak untuk memenuhi suatu prestasi”.
Sifat

assesoir

pada

perjanjian

jaminan

menimbulkan

konsekuensi bahwa jika perjanjian pokok yang pada umumnya
adalah perjanjian utang-piutang atau kredit dinyatakan batal
atau hapus, maka perjanjian jaminanya demi hukum juga
menjadi batal atau hapus.
b. Jamina fidusia bersifat absolut
Menurut Sri Soedewi Masjchoen Sofwan mengatakan bahwa
yang dimaksud hak kebendaan (zakelijkrecht) ialah hak mutlak atas
suatu benda dan dapat dipertahankan terhadap siapapun juga. Hak
kebendaan itu bersifat absolut karena selain bisa dipertahankan
kepada siapa saja pemegang hak tersebut dapat menuntut kepada
siapa saja yang menganggu haknya atau menghalang-halangi
sipemegang hak dalam menikmati dan memanfaatkan hak tersebut.
c. Asas Droit De Suite Dalam Jaminan fidusia
Setiap hak kebendaan memiliki sifat “Droit De Suite” yaitu
suatu hak yang selalu mengikuti bendanya ditangan siapapun benda
itu berada. Sifat “Droit De Suite” terkandung dalam Pasal 7

24

Undang-Undang

Hak

Tanggungan

yang

berbunyi

:“Hak

tanggungan tetap mengikuti obyeknya ditangan siapapun obyek
tersebut berada”. Sedangkan dalam lemmbaga jaminan fidusia
sebagaimana diatur dalam Pasal 20 Undang-Undang fidusia
menyebutkan : “Jaminan fidusia tetap mengikuti obyek yang
menjadi jaminan fidudsia, dalam tangan siapapun obyek tersebut
berada kecuali pengalihan atas benda persediaan yang menjadi
obyek jaminan fidusia”.
d. Asas Droit De Preference dalam jaminan fidusia
Setiap kreditur pemegang jaminan kebendaan pada umumnya
selalu memiliki hak untuk mendahului, atau memiliki kedudukan
yang didahulukan dari kreditur-kreditur lainya.
Dalam Undang-Undang Fidusia pada Pasal 1 angka 2 mengatakan
:“ Jaminnan fidusia adalah jaminan hak atas benda bergerak baik
yang berwujud maupun yang tidak berwujud dan berda tidak
bergerak khususnya bangunan yang tidak dapat hak tanggungan”
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun
1996 tentang hak tanggungan yang tetap berada dalam penguasaan
pemberi fidusia, sebagai agunan bagi pelunasan utang tertentu, yang
memberikan kedudukan yang diutamakan kepada penerima fidusia
terhadap kreditur lainya. Pendapat serupa disampaikan oleh Tan
Kamello bahwa kreditur sebagai penerima jaminan fidusia memiliki
hak preferen. (Kamello,2014: 324)

25

e. Asas Spesialitas Dalam Obyek Jaminan Fidusia
Asas spesialitas pada obyek jaminan mengandung pengertian
bahwa obyek yang dibebankan menjadi jaminan ditentukan secara
spesifik, hal ini sebagaimana asas spesialitas yang diatur dalam Pasal
1174 KUH Perdata Tentang hipotek yang berbunyi :“Akta dalam
mana diletakkan hipotek harus memuat suatu penyebutan khusus
tentang benda yang dibebani, begitu pula tentang sifat dan letaknya,
penyebutan mana sedapat-dapatnya harus didasarkan pada
pengukuran-pengukuran resmi”.
f. Asas Publisitas
Asas publisitas artinya bahwa setiap pembebanan jaminan
dilakukan secara terbuka dan tegas, tidak dilakukan secara diamdiam dan tersembunyi, menurut asas publisitas ini setiap
pembebanan jaminan wajib didaftarkan ditempat dimana UndangUndang telah menunjuk tempat pendaftaran tersebut. (Witanto,
2015 :105-117)
4. Obyek Jaminan Fidusia
Obyek jaminan fidusia adalah benda-benda apa saja yang dijadikan
jaminan utang dengan dibebani jaminan fidusia. Benda-benda yang dapat
dibebani jaminan fidusia yaitu :
a.

Benda bergerak berwujud, contohnya;
a)

kendaraan bermotor seperti mobil, truk, bus dan sepeda motor

b) mesin-mesin pabrik yang tidak melekat pada tanah atau
bangunan pabrik, alat-alat inventaris kantor

26

c)

perhiasan

d) persediaan barang atau inventori, stock barang, stock barang
dagangan dengan daftar mutasi barang
e)

kapal laut berukuran dibawah 20 m

f)

perkakas rumah tangga seperti mebel, radio, televisi, almari es
dan mesin jahit

g) alat-alat perhiasan seperti traktor pembajak sawah dan mesin
penyedot air.
b.

Benda bergerak tidak berwujud, contohnya:
a)

wesel

b) sertifikat deposito
c)

saham

d) obligasi
e)

konosemen

f)

piutang ynag diperoleh pada saat jaminan diberikan atau yang
diperoleh kemudian.

g) deposito berjangka.
5. Fungsi Yuridis Jaminan Fidusia Sebagai Pengaman Kredit Bank
Sebelum memberikan kredit bank harus memberikan penilaian
yang seksama terhadap watak, kemampuan, modal, agunan dan prospek
usaha dari nasabah (debitur ). Walaupun ada perbedaan istilah dan
substansi yang dipakai, tetapi dalam praktik Bank di Sumatra Utara
selalu digunakan penilaian dengan prinsip 5 C’s yakni : Charakter

27

(Watak, Kepribadian), Capital (modal), Collateral (Jaminan,agunan),
Capacity (Kemampuan), dan Condition of economic (Kondisi ekonomi).
Dari 5 faktor penilaian yang dilakukan bank, faktor terpenting yang
digunakan sebagai pengaman yuridis dari kredit yang disalurkan adalah
jaminan kredit. Fungsi yuridis ini berkaitan erat dengan tujuan jaminan
yakni sebagaimana dikatakan bahwa the purpose of a security interest is
to confer property rights upon someone to whom a depis due.
Fungsi yuridis pengikatan benda jaminan fidusia dalam akta jaminan
fidusia merupakan bagian y