MEKANISME PEMOTONGAN, PENYETORAN, PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 ATAS JASA LAIN PADA PT. PLN (PERSERO) AREA SURABAYA SELATAN Repository - UNAIR REPOSITORY

  ii

KATA PENGANTAR

  iii

  Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan petunjuk-Nya sehingga penulisan dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT. PLN (Persero) Surabaya Selatan dengan baik dan lancar sehingga dapat selesai tepat waktu. Laporan PKL ini disusun sebagai salah satu persyaratan akademik program Diploma III Perpajakan Fakultas Vokasi Universitas Airlangga untuk memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md.). Judul yang diambil dalam penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini adalah

  “Mekanisme Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan Pajak Panghasilan Pasal 23 Atas Jasa Lain pada PT. PLN (Persero) Area Surabaya Selatan .”

  Tidak lupa Penulis meminta maaf jika terdapat kesalahan dalam penulisan Laporan Akhir ini, serta apabila terdapat kesalahan kata dalam penulisan nama, gelar dan jabatan yang tercantum.

  Pada kesempatan ini Penulis ingin menyampaikan ungkapan terima kasih kepada pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan Laporan Akhir Praktik Kerja Lapangan. Ucapan terima kasih Penulis disampaikan kepada : 1.

  Tuhan Yang Maha Esa atas perlindungan, kemudahan, dan kelancaran yang diberikan selama proses penyelesaian laporan ini.

  2. Dr. H. Widi Hidayat, SE.,M.Si.,Ak.,CMA.,CA. Selaku Dekan Fakultas Vokasi beserta seluruh Wakil Dekan Fakultas Vokasi Universitas Airlangga.

  3. Okta Sindhu H.SE.,AK.,BKP selaku Ketua Program Studi Diploma III Perpajakan Fakultas Vokasi Universitas Airlangga Surabaya, selaku dosen penanggung jawab Mata Kuliah PKL.

  4. Khusnul Prasetyo, SE.,MM.,Ak.,CMA selaku Dosen Pembimbing. Terima kasih atas bimbingan yang telah diberikan selama penulisan Laporan Akhir ini.

  5. Bapak dan Ibu dosen yang telah mendidik dan mengarahkan selama penulis menempuh di bangku perkuliahan.

  6. Ayah, Ibu, Kakak, Adik dan seluruh keluarga yang selalu mendukung dan berdo’a selama penulis menuntut ilmu di bangku perkuliahan.

  7. Pak Edy Budiarso selaku Asisten Manajer Pelayanan dan Administrasi PT.

  PLN (Persero) Area Surabaya Selatan yang telah memberikan ijin, kepercayaan, kesempatan dan ilmu yang diberikan kepada penulis untuk belajar banyak hal tentang dunia kerja dan tantangan yang sebenarnya serta dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan.

  8. Semua staf di PT. PLN (Persero) Area Surabaya Selatan Pak Yossy, Bu Julaiha, Pak Sabar, Pak Sori, Bu Elly, Bu Puji yang sudah mau berbagi ilmu, membimbing dan sabar mengajari.

  9. Reka Cahya yang selalu ada untuk memberikan semangat dan dukungan untuk menyelesaikan Laporan Akhir ini.

  10. Teman-teman mahasiswa Program Studi Diploma III Perpajakan khususnya Theresia, Nadini, Mauhi, Ratna, serta teman-teman angkatan 2013 yang super solid.

  11. Untuk semua pihak yang membantu penulis yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

  Akhir kata dengan segala keterbatasan dan kekurangan, Penulis berharap Laporan Praktik Kerja Lapangan ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya serta dukungan berupa kritik dan saran guna lebih baiknya laporan ini.

  Surabaya, 6 Juni 2016 Gabriela Rika Akana

  iv

  MEKANISME PEMOTONGAN, PENYETORAN... GABRIELA RIKA AKANA TUGAS AKHIR

  DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... ii KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii DAFTAR ISI ..................................................................................................... v DAFTAR TABEL ............................................................................................. vii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ viii DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... ix

  BAB 1 : PENDAHULUAN

  1.1 Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan (PKL) ................................ 1

  1.1.1 Landasan Teori ........................................................................ 4

  1.1.1.1 Pengertian Pajak Penghasilan Pasal 23 ..................... 4

  1.1.1.2 Pemotong dan Penerima Penghasilan yang Dipotong PPh Pasal 23 .............................................. 4

  1.1.1.3 Tarif dan Objek PPh Pasal 23 .................................... 5

  1.1.1.4 Penghasilan yang Dikecualikan Dari Pemotongan PPh Pasal 23 .............................................................. 9

  1.1.1.5 Saat Terutang, Penyetoran dan Pelaporan PPh Pasal 23 .............................................................. 10

  1.1.1.6 Dasar Hukum Pajak Penghasilan Pasal 23 ………... 10

  1.2 Tujuan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ............................................ 11

  1.3 Manfaat Praktik Kerja Lapangan (PKL) .......................................... 12

  1.4 Rencana Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) .......................... 13

  BAB 2 : PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

  2.1 Gambaran Umum Instansi .............................................................. 15

  2.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ................................................... 15

  2.1.2 Logo Perusahaan .................................................................... 16

  2.1.3 Visi dan Misi Perusahaan ....................................................... 17

  2.1.4 Struktur Organisasi Perusahaan ............................................. 18

  v

  2.1.5 Uraian Fungsi dan Tugas Pokok pada Perusahaan ……….... 19

  2.2 Deskripsi Hasil Praktik Kerja Lapangan ........................................... 22

  2.2.1 Masa Persiapan Praktik Kerja Lapangan ................................ 22

  2.2.2 Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan ...................................... 23

  2.3 Pembahasan ....................................................................................... 23

  2.3.1 Jenis Jasa Lain yang dikenakan PPh pasal 23di PT. PLN (Persero) Area Surabaya Selatan ............................. 24

  2.3.2 Mekanisme Pemotongan PPh Pasal 23 atas Jasa Lain di PT. PLN (Persero) Area Surabaya Selatan ............................... 24

  2.3.3 Mekanisme Penyetoran PPh Pasal 23 atas Jasa Lain di PT. PLN (Persero) Area Surabaya Selatan ............................ 27

  2.3.4 Mekanisme Pelaporan PPh Pasal 23 atas Jasa Lain di PT. PLN (Persero) Area Surabaya Selatan ............................ 29

  BAB 3 : PENUTUP

  3.1 Kesimpulan ....................................................................................... 32

  3.2 Saran ................................................................................................. 32 DAFTAR PUSTAKA

  ………………………………………………………… 33 LAMPIRAN

  vi

  DAFTAR TABEL

  Halaman

Tabel 1.1 : Jadwal Praktik Kerja Lapangan (PKL) ........................................... 14Tabel 2.1 : Daftar PPh Pasal 23 atas Jasa Lain bulan Januari 2016 .................. 31

  vii

  DAFTAR GAMBAR

  Halaman

Gambar 2.1 : Logo PT. PLN (Persero) Area Surabaya Selatan ....................... 16Gambar 2.2 : Bagan Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) Area Surabaya

  Selatan ....................................................................................... 19

Gambar 2.3 : Mekanisme Pemotongan PPh Pasal 23 di PT. PLN (Persero)

  Area Surabaya Selatan ................................................................ 27

Gambar 2.4 : Mekanisme Penyetoran PPh Pasal 23 di PT. PLN (Persero)

  Area Surabaya Selatan ................................................................ 28

Gambar 2.5 : Mekanisme Pelaporan PPh Pasal 23 di PT. PLN (Persero) Area

  Surabaya Selatan ........................................................................ 30

  viii

DAFTAR LAMPIRAN

  ix

  Lampiran 1 : Surat Keterangan PKL Lampiran 2 : Daftar Nilai Selama PKL Lampiran 3 : Dokumentasi Pelaksanaan PKL Lampiran 4 : Bukti Potong PPh Pasal 23 Lampiran 5 : Bukti Penerimaan Surat Lampiran 6 : SPT PPh Pasal 23 Lampiran 7 : SSP PPh Pasal 23

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan (PKL) PT. PLN (Persero) menyelenggarakan usaha penyediaan tenaga listrik,

  yang bergerak dalam sektor pembangkitan, transmisi, dan distribusi tenaga listrik di seluruh wilayah Indonesia, baik di daerah perkotaan maupun di daerah pedesaan, baik untuk kalangan industri, komersial, rumah tangga maupun umum. PT. PLN (Persero) merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang mempunyai posisi strategis. Di samping itu PT. PLN (Persero) juga mempunyai 250 (dua ratus lima puluh) unit satuan administrasi yang terbentang dari Sabang sampai Merauke, dengan mengemban pula amanat dari pemerintah untuk menjaga pasokan tenaga listrik di seluruh tanah air Indonesia..

  PT. PLN (Persero) merupakan salah satu perusahaan milik negara dengan skala nasional yang bertanggung jawab memenuhi kebutuhan tenaga listrik di seluruh Indonesia. Area pelayanan PT. PLN (Persero) Surabaya Selatan terdapat

  5 Rayon, untuk Rayon Darmo Permai dengan luas wilayah 107,09 km dan total pelanggan pada tahun 2015 mencapai 121,928. Untuk Rayon Dukuh Kupang dengan luas wilayah 32,26 km dan total pelanggan pada tahun 2015 mencapai 77,4999. Untuk Rayon Ngagel dengan luas wilayah 35,28 km dan total pelanggan pada tahun 2015 mencapai 90,165. Untuk Rayon Rungkut dengan luas wilayah 58,49 km dan total pelanggan pada tahun 2015 mencapai 134,989. Dan untuk Rayon Gedangan dengan luas wilayah 97,71 km dan total pelanggan pada tahun 2015 mencapai 104,811.

  Visi PT. PLN (Persero) adalah Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani. Misi PT. PLN (Persero) : 1.

  Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan, dan pemegang saham.

2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.

  2 3.

  Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.

4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

  PT. PLN (Persero) Surabaya Selatan menjalankan kegiatan operasionalnya menggunakan jasa tenaga ahli atau jasa lain seperti jasa penyedia tenaga kerja (outsourcing services) cleaning services, satpam, dan sopir kendaraan dinas, adapula jasa perawatan/perbaikan/pemeliharaan mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas, AC, TV kabel, dan/atau bangunan, selain yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan inempunyai izin dan/ atau sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi.

  PT. PLN (Persero) Surabaya Selatan berhak memotong pajak penghasilan 23 atas penghasilan yang diterima oleh subjek pajak dalam negeri baik badan atau orang pribadi dan Bentuk Usaha Tetap (BUT). PT. PLN (Persero) Surabaya Selatan merupakan Pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23 karena merupakan badan pemerintah, subjek pajak badan dalam negeri, dan Bentuk Usaha Tetap (BUT). Pelaksanaan pemotongan PPh Pasal 23 harus sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Perpajakan yang berlaku. Vendor penyedia tenaga kerja yang berhak meminta bukti potong PPh Pasal 23 kepada pemotong PT. PLN (Persero) Surabaya Selatan karena telah terjadi kesepakatan antara kedua pihak bersamaan dengan pembayaran atas penggunaan jasa lain yaitu penyedia tenaga kerja

  (outsourcing services).

  Ilustrasi berikut ini akan memberikan gambaran lebih jelasnya. PT. PLN (Persero) Surabaya Selatan pada bulan Januari 2016 menggunakan jasa penyedia tenaga kerja (outsourcing services) dari PT.X dengan jumlah penghasilan bruto sekitar Rp 6,000,000,- (enam juta rupiah). Tarif pajak yang terutang menurut Undang-Undang Pajak Penghasilan Pasal 23 dan PMK 244/PMK.03/2008 adalah 2% dan 4% untuk yang tidak ber-NPWP. Berdasarkan ketentuan Pasal 2 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 80/PMK.03/2010 tanggal 1 April 2010 yang merupakan perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.03/2007, PPh Pasal 23 yang dipotong oleh PT. PLN (Persero) Surabaya Selatan sebesar Rp 120.000,- (seratus dua puluh ribu rupiah) harus disetor paling lama tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya setelah Masa Pajak

  3 berakhir (10 Februari 2016). Dalam hal tanggal jatuh tempo pembayaran atau penyetoran pajak bertepatan dengan hari libur termasuk hari Sabtu atau hari libur nasional, pembayaran atau penyetoran pajak dapat dilakukan pada hari kerja berikutnya. Dalam pengertian hari libur nasional termasuk hari yang diliburkan untuk penyelenggaraan Pemilihan Umum dan cuti bersama secara nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah.

  Pembayaran dan penyetoran pajak harus dilakukan dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) atau sarana administrasi lain yang disamakan dengan Surat Setoran Pajak. SSP ini berfungsi sebagai bukti pembayaran pajak apabila telah disahkan oleh pejabat kantor penerima pembayaran yang berwenang atau apabila telah mendapatkan validasi. SSP dianggap sah jika telah divalidasi dengan Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN). Adapun tempat pembayaran adalah Kantor Pos atau bank yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan sebagai tempat pembayaran pajak. Ketika pajak yang sudah dipotong tersebut telah dibayarkan atau disetorkan kepada Kas Negara melalui Kantor Pos atau Bank yang ditunjuk maka pencatatan akuntansinya diperlakukan seperti pembayaran hutang.

  Penyampaian Surat Pemberitahuan Masa paling lama 20 hari setelah masa pajak berakhir terdapat dalam Pasal 7 ayat (1) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.03/2007 stdtd Peraturan Menteri Keuangan Nomor 80/PMK.03/2010. Batas akhir pelaporan di atas bertepatan dengan hari libur termasuk hari Sabtu atau hari libur nasional, pelaporan dapat dilakukan pada hari kerja berikutnya. Pengertian hari libur nasional termasuk hari yang diliburkan untuk penyelenggaraan Pemilihan Umum dan cuti bersama secara nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah.

  Pemotong PPh Pasal 23 yaitu PT. PLN(Persero) Surabaya Selatan wajib memberikan tanda bukti pemotongan PPh Pasal 23 kepada orang pribadi atau badan yang dipotong setiap melakukan pemotongan atau pemungutan. Bagi penerima penghasilan, bukti pemotongan PPh Pasal 23 ini adalah bukti pelunasan PPh terutang dalam tahun tersebut yang nantinya akan dikreditkan dalam SPT Tahunannya. Apabila masa pajak telah berakhir, PT. PLN (Persero)

  4 Surabaya Selatan wajib melaporkan pemotongan yang telah dilakukan dalam masa pajak tersebut. Pelaporan ini dilakukan dengan menyampaikan SPT Masa PPh Pasal 23 ke Kantor Pelayanan Pajak Njagir Wonokromo paling lambat tanggal 20 Februari 2016.

  Berdasarkan latar belakang tersebut maka dalam penyusunan laporan tugas akhir ini penulis akan membahas tentang “Mekanisme Pemotongan,

  Penyetoran, Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 23 atas Jasa Lain pada PT. PLN (Persero) Area Surabaya Selatan ”. Dan penting dibahas bagi penulis

  karena melihat sumber pemasukan dan penerimaan negara yang utama adalah dari pajak, maka dari itu pemotongan, penyetoran, dan pelaporan pajak penghasilan Pasal 23 atas biaya penggunaan jasa lain penyedia tenaga kerja

  (outsourcing services) pada PT. PLN (Persero) Surabaya Selatan apa telah

  menjalankan kewajiban sebagai Pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23 secara baik dan benar sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku supaya tidak dikenakan sanksi.

1.1.1. Landasan Teori

  1.1.1.1. Pengertian Pajak Penghasilan Pasal 23

  Pajak Penghasilan Pasal 23 merupakan Pajak Penghasilan yang dipotong atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dalam negeri dan Bentuk Usaha Tetap yang berasal dari modal, penyerahan jasa, atau penyelenggaraan kegiatan selain yang telah dipotong Pajak Penghasilan Pasal 21, yang dibayarkan atau terutang oleh badan pemerintah atau subjek pajak dalam negeri, penyelenggara kegiatan, Bentuk Usaha Tetap atau perwakilan perusahaan luar negeri lainnya.

  1.1.1.2. Pemotong dan Penerima Penghasilan yang Dipotong PPh Pasal 23 1.

  Pemotong PPh Pasal 23: a.

  Badan pemerintah; b.

  Subjek Pajak badan dalam negeri; c. penyelenggaraan kegiatan;

  5 d. bentuk usaha tetap (BUT); e. perwakilan perusahaan luar negeri lainnya; f. Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri tertentu, yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak.

  2. Penerima penghasilan yang dipotong PPh Pasal 23: a.

  WP dalam negeri; b.

  BUT

  1.1.1.3. Tarif dan Objek PPh Pasal 23 1.

  15% dari jumlah bruto atas: a. dividen kecuali pembagian dividen kepada orang pribadi dikenakan final, bunga, dan royalti; b. hadiah dan penghargaan selain yang telah dipotong PPh pasal 21.

  2.

  2% dari jumlah bruto atas sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta kecuali sewa tanah dan/atau bangunan.

  3.

  2% dari jumlah bruto atas imbalan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi dan jasa konsultan.

  4.

  2% dari jumlah bruto atas imbalan jasa lainnya, yaitu: Peraturan Menteri Keuangan nomor 141/PMK.03/2015 yang berlaku 23

  Agustus 2015 merinci jenis-jenis jasa lain yang dikenai atau dipotong PPh Pasal 23, yaitu : 1.

  Jasa penilai (appraisal); 2. Jasa aktuaris; 3. Jasa akuntansi, pembukuan, dan atestasi laporan keuangan; 4. Jasa hukum; 5. Jasa arsitektur; 6. Jasa perencanaan kota dan arsitektur landscape; 7. Jasa perancang (design); 8. Jasa pengeboran (drilling) di bidang penambangan minyak dan gas bumi

  (migas), kecuali yang dilakukan oleh bentuk usaha tetap;

  6 9.

  Jasa penunjang di bidang usaha panas bumi dan penambangan minyak dan gas bumi (migas);

  10. Jasa penambangan dan jasa penunjang selain di bidang usaha panas bumi dan penambangan minyak dan gas bumi (migas);

  11. Jasa penunjang di bidang penerbangan dan bandar udara; 12.

  Jasa penebangan hutan; 13. Jasa pengolahan limbah; 14. Jasa penyedia tenaga kerja dan/ atau tenaga ahli (outsourcing services); 15. Jasa perantara dan/ atau keagenan; 16. Jasa di bidang perdagangan surat-surat berharga, kecuali yang dilakukan oleh Bursa Efek, Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dan Kliring

  Penjaminan Efek Indonesia (KPEI); 17. Jasa kustodian/penyimpanan/penitipan, kecuali yang dilakukan oleh

  Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI); 18. Jasa pengisian suara (dubbing) dan/atau sulih suara; 19. Jasa mixing film; 20.

  Jasa pembuatan saranan promosi film, iklan, poster, photo, slide, klise,

  banner , pamphlet, baliho dan folder; 21.

  Jasa sehubungan dengan software atau hardware atau sistem komputer, termasuk perawatan, pemeliharaan dan perbaikan;

  22. Jasa pembuatan dan/ atau pengelolaan website; 23.

  Jasa internet termasuk sambungannya; 24. Jasa penyimpanan, pengolahan, dan/atau penyaluran data, informasi, dan/atau program;

  25. Jasa instalasi/pemasangan mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas, AC, dan/atau TV kabel, selain yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan mempunyai izin dan/ atau sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi;

  26. Jasa perawatan/perbaikan/pemeliharaan mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas, AC, TV kabel, dan/atau bangunan, selain yang dilakukan oleh

  7 Wajib Pajak yang ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan inempunyai izin dan/ atau sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi;

  27. Jasa perawatan kendaraan dan/ atau alat transportasi darat, laut dan udara; 28.

  Jasa maklon; 29. Jasa penyelidikan dan keamanan; 30. Jasa penyelenggara kegiatan atau event organizer; 31. Jasa penyediaan tempat. dan/atau waktu dalam media masa, media luar ruang atau media lain untuk penyampaian informasi, dan/ atau jasa periklanan; 32. Jasa pembasmian hama; 33. Jasa kebersihan atau cleaning service; 34. Jasa sedot septic tank; 35. Jasa pemeliharaan kolam; 36. Jasa katering atau tata boga; 37. Jasa freight forwarding; 38. Jasa logistik; 39. Jasa pengurusan dokumen; 40. Jasa pengepakan; 41. Jasa loading dan unloading; 42. Jasa laboratorium dan/ atau pengujian kecuali yang dilakukan oleh lembaga atau insitusi pendidikan dalam rangka penelitian akademis;

  43. Jasa pengelolaan parkir; 44.

  Jasa penyondiran tanah pengujian 45. Jasa penyiapan dan/ atau pengolahan lahan; 46. Jasa pembibitan dan/ atau penanaman bibit; 47. Jasa pemeliharaan tanaman; 48. Jasa pemanenan; 49. Jasa pengolahan hasil pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, dan/atau perhutanan;

  50. Jasa dekorasi; 51.

  Jasa pencetakan/penerbitan;

  8 52.

  Jasa penerjemahan; 53. Jasa pengangkutan/ekspedisi kecuali yang telah diatur dalam Pasal 15

  Undang-Undang Pajak Penghasilan; 54. Jasa pelayanan kepelabuhanan; 55.

  Jasa pengangkutan melalui jalur pipa; 56. Jasa pengelolaan penitipan anak; 57. Jasa pelatihan dan/ atau kursus; 58. Jasa pengiriman dan pengisian uang ke ATM; 59. Jasa sertifikasi; 60. Jasa survey; 61. Jasa tester, dan 62. Jasa selain jasa-jasa tersebut di atas yang pembayarannya dibebankan pada

  Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Untuk yang tidak ber-NPWP dipotong 100% lebih tinggi dari tarif PPh Pasal 23 5.

  Yang dimaksud dengan jumlah bruto adalah seluruh jumlah penghasilan yang dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo pembayarannya oleh badan pemerintah, subjek pajak dalam negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, atau perwakilan perusahaan luar negeri lainnya kepada Wajib Pajak dalam negeri atau bentuk usaha tetap, tidak termasuk: a.

  Pembayaran gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan yang diabayarkan oleh WP penyedia tenaga kerja kepada tenaga kerja yang melakukan pekerjaan, berdasarkan kontrak dengan pengguna jasa; b.

  Pembayaran atas pengadaan/pembelian barang atau material (dibuktikan dengan faktur pembelian); c.

  Pembayaran kepada pihak kedua (sebagai perantara) untuk selanjutnya dibayarkan kepada pihak ketiga(dibuktikan dengan faktur tagihan pihak ketiga disertai dengan perjanjian tertulis);

  9 d.

  Pembayaran penggantian biaya (reimbursement) yaitu penggantian pembayaran sebesar jumlah yang nyata-nyata telah dibayarkan oleh pihak kedua kepada pihak ketiga (dibuktikan dengan faktur tagihan

  

1.1.1.4. Penghasilan yang Dikecualikan Dari Pemotongan PPh Pasal 23

  Terkait dengan penghasilan yang menjadi objek pemotongan PPh Pasal 23 ini, tidak boleh dilupakan bahwa terdapat pengecualian penghasilan yang dipotong PPh Pasal 23. Penghasilan-penghasilan yang tidak dipotong PPh Pasal 23 ini dicantumkan dalam Pasal 23 ayat (4) Undang-undang Pajak Penghasilan 1984. Berikut ini adalah penghasilan-penghasilan yang dikecualikan dari pemotongan PPh Pasal 23.

  1. Penghasilan yang dibayar atau terutang kepada bank.

  Pembayaran bunga ke bank misalnya tidak dapat dipotong PPh Pasal 23. Bank akan melunasi Pajak Penghasilannya melalui pembayaran Pajak Penghasilan Pasal 25.

  2. Sewa yang dibayarkan atau terutang sehubungan dengan sewa guna usaha dengan hak opsi.

  Sama halnya dengan bank, pelunasan Pajak Penghasilan perusahaan sewa guna usaha dengan hak opsi akan dilakukan dengan pembayaran Pajak Penghasilan Pasal 25.

  3. Dividen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf f dan dividen yang diterima oleh orang pribadi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2c) Undang-undang Pajak Penghasilan 1984. Dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas sebagai Wajib Pajak dalam negeri, koperasi, badan usaha milik negara, atau badan usaha milik daerah, dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia dengan syarat tertentu, bukan merupakan objek Pajak Penghasilan sehingga sewajarnya juga tidak dipotong PPh Pasal 23. Berdasarkan Pasal 17 ayat (2c) dividen yang diterima oleh Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri dikenakan pemotongan PPh final sebesar

  10 10% sehingga PPh Pasal 23 tidak melakukan pemotongan lagi terhadap jenis dividen ini.

  4. Bagian laba sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf i Undang- undang Pajak Penghasilan.

  Tidak termasuk objek Pajak Penghasilan adalah bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham, persekutuan, perkumpulan, firma, dan kongsi, termasuk pemegang unit penyertaan kontrak investasi kolektif. Oleh karena itu atas bagian laba seperti ini tidak seharusnya dipotong Pajak Penghasilan Pasal 23.

  5. Sisa hasil usaha koperasi yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggotanya;

  6. Penghasilan yang dibayar atau terutang kepada badan usaha atas jasa keuangan yang berfungsi sebagai penyalur pinjaman dan/atau pembiayaan yang diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan

  1.1.1.5. Saat Terutang, Penyetoran, dan Pelaporan PPh Pasal 23 1.

  PPh Pasal 23 terutang pada akhir bulan dilakukannya pembayaran, disediakan untuk dibayar, atau telah jatuh tempo pembayarannya, tergantung peristiwa yang terjadi terlebih dahulu.

  2. PPh Pasal 23 disetor oleh Pemotong Pajak paling lambat tanggal sepuluh bulan takwim berikutnya setelah bulan saat terutang pajak.

3. SPT Masa disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak setempat, paling lambat 20 hari setelah Masa Pajak berakhir.

  Dalam hal jatuh tempo penyetoran atau batas akhir pelaporan PPh Pasal 23 bertepatan dengan hari libur termasuk hari sabtu atau hari libur nasional, penyetoran atau pelaporan dapat dilakukan pada hari kerja berikutnya. Bukti Pemotong PPh Pasal 23. Pemotong Pajak harus memberikan Bukti Pemotongan PPh Pasal 23 kepada Wajib Pajak Orang Pribadi atau badan yang telah dipotong PPh Pasal 23.

  1.1.1.6. Dasar Hukum Pajak Penghasilan Pasal 23

  Berikut ini adalah dasar hukum Pajak Penghasilan Pasal 23 yaitu:

  11 1.

  Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 2. Peraturan Menteri Keuangan nomor 141/PMK.03/2015 yang berlaku 23

  Agustus 2015 tentang Jenis Jasa Lain yang dikenai atau dipotong PPh Pasal 23 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) huruf c angka 2 Undang- Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008.

  3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 94 Tahun 2010 tentang Penghitungan Penghasilan Kena Pajak dan Pelunasan Pajak Penghasilan dalam Tahun Berjalan.

  4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 80/PMK.03/2010 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.03/2010 tentang Penentuan Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran dan Penyetoran Pajak, Penentuan Tempat Pembayaran Pajak dan Tata Cara Pembayaran, Penyetoran dan Pelaporan Pajak, serta Tata Cara Pengangsuran dan Penundaan Pembayaran Pajak.

  5. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-53/PJ/2009 Tentang Jumlah Bruto sebagaimana dimaksud dalam pasal 23 ayat (1) huruf c angka 2 Undang- Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008.

1.2. Tujuan Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan

  Tujuan dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan antara lain adalah: a. Untuk mengetahui penerapan teori mekanisme perpajakan (pemotongan, penyetoran dan pelaporan) Pajak Penghasilan Pasal 23 atas Jasa Lain pada PT.

  PLN (Persero) Area Surabaya Selatan.

  b.

  Mengetahui penerapan teori prosedur perpajakan Pajak Penghasilan Pasal 23 yang telah dipelajari penulis selama dibangku kuliah didalam dunia kerja nyata.

  c.

  Sebagai salah satu persyaratan akademik yang wajib ditempuh oleh mahasiswa untuk meraih gelar Ahli Madya (A.Md) pada Program Studi Diploma III Perpajakan pada Fakultas Vokasi Universitas Airlangga.

  12 1.3.

   Manfaat Praktik Kerja Lapangan

  Manfaat pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan adalah sebagai berikut: 1. Bagi Penulis : a.

  Memperoleh gambaran yang jelas mengenai penerapan tentang prosedur Perpajakan Pajak Penghasilan Pasal 23 pada perusahaan.

  b.

  Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan teoritis dan wawasan mengenai Pajak Penghasilan Pasal 23 terutama atas Jasa Lain serta menambah pengalaman bagi penulis dengan membandingkan antara teori- teori yang diperoleh selama menempuh studi di Fakultas Vokasi Universitas Airlangga dengan praktik yang berlaku dilapangan.

  c.

  Memberikan gambaran kondisi kerja sebenarnya dalam perusahaan.

  d.

  Mengetahui secara langsung masalah-masalah yang berkaitan langsung dengan Pajak Penghasilan Pasal 23 terutama atas Jasa Lain pada PT. PLN (Persero) Area Surabaya Selatan.

  2. Bagi Almamater : a.

  Menjalin kerjasama antara Fakultas Vokasi Universitas Airlangga khususnya Program Studi D3 Perpajakan dengan PT. PLN (Persero) Area Surabaya Selatan.

  b.

  Membantu Mahasiswa menyelesaikan Mata kuliah Praktik Kerja Lapangan (PKL) c. Meningkatkan kualitas mahasiswa Fakultas Vokasi khususnya Program Studi D3 Perpajakan Universitas Airlangga.

  3. Bagi PT. PLN (Persero) Area Surabaya Selatan : a.

  Sebagai media untuk menjalin kerjasama antara PT. PLN (Persero) Area Surabaya Selatan dengan Fakultas Vokasi Universitas Airlangga.

  b.

  Melalui kegiatan Praktek Kerja Lapangan ini diharapkan dapat membantu baik tenaga maupun pikiran yang berguna bagi PT. PLN (Persero) Area Surabaya Selatan.

  13 4.

  Bagi Pembaca : a.

  Menambah pengetahuan dan memperluas wawasan tentang mekanisme perpajakan (pemotongan,penyetoran, dan pelaporan) Pajak Penghasilan

Pasal 23 atas Jasa Lain b. Sebagai sarana pertimbangan dan masukan untuk pelaksanaan kegiatan sejenis yang akan datang di bidang perpajakan.

1.4. Rencana Kegiatan Praktik Kerja Lapangan

  Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan di PT. PLN (Persero) Area Surabaya Selatan selama 1 bulan terhitung mulai tanggal 1 Maret 2016 sampai dengan 31 Maret 2016 dilaksanakan setiap hari pada jam kerja mulai jam 08.00 - 16.00 WIB.

  14

BAB 2 HASIL PRAKTIK KERJA LAPANGAN

  2.1 Gambaran Umum Instansi

  Pada gambaran umum ini akan diuraikan tentang sejarah singkat, logo, visi dan misi, serta struktur organisasi kantor PLN (Persero)Area Surabaya Selatan.

2.1.1 Sejarah Singkat Pembentukan PT. PLN (Persero) Area Surabaya Selatan

  Berawal di akhir abad ke

  • – 19, perkembangan ketenagalistrikan di Indonesia mulai ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda yang bergerak dibidang pabrik gula dan pabrik teh mendirikan pembangkit listrik untuk keperluan sendiri.

  Antara tahun 1942

  • – 1945 terjadi peralihan pengelolaan perusahaan – perusahaan Belanda tersebut oleh Jepang, setelah Belanda menyerah kepada pasukan tentara Jepang di awal Perang Dunia II.

  Proses Peralihan kekuasaan kembali terjadi di akhir Perang Dunia II pada Agustus 1945, saat Jepang menyerah kepada Sekutu. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh para pemuda dan buruh lisrik melalui delegasi Buruh/Pegawai Listrik dan Gas yang bersama

  • – sama dengan Pimpinan KNI Pusat berinisiatif menghadap Presiden Soekarno untuk menyerahkan perusahaan
  • – perusahaan tersebut kepada Pemerintah Republik Indonesia. Pada 27 Oktober 1945, Presiden Soekarno membentuk Jawatan Listrik dan Gas di bawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga dengan kapasitas pembangkit tenaga listrik sebesar 157, 5 MW.

  Pada tanggal 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU

  • – PLN (Badan Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di bidang listrik, gas dan kokas yang dibubarkan pada tanggal 1 Januari 1965. Pada saat yang sama, 2 (dua) perusahaan negara yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai pengelola tenaga listrik milik negara dan Perusahaan Gas Negara (PGN) sebagai pengelola gas diresmikan.

  15 Pada tahun 1972, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 17, status Perusahaan Listrik Negara (PLN) ditetapkan sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara dan sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PKUK) dengan tugas menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum.

  Seiring dengan kebijakan Pemerintah yang memberikan kesempatan kepada sektor swasta untuk bergerak dalam bisnis penyedia listrik, maka sejak tahun 1994 ststus PLN beralih dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dan juga sebagai PKUK dalam menyediakan listrik bagi kepentingan umum hingga sekarang.

2.1.2 Logo PT. PLN (Persero) Area Surabaya Selatan

  Bentuk, warna dan makna lambang Perusahaan resmi yang digunakan adalah sesuai yang tercantum pada Lampiran Surat Keputusan Direksi Perusahaan Umum Listrik Negara No. : 031/DIR/76 Tanggal : 1 Juni 1976, mengenai Pembakuan Lambang Perusahaan Umum Listrik Negara.

  

Gambar 2.1

  Logo PT. PLN (Persero) Area Surabaya Selatan Sumber : PT. PLN (Persero) Area Surabaya Selatan

  Bidang Persegi Panjang Vertikal menjadi bidang dasar bagi elemenelemen lambang lainnya, melambangkan bahwa PT PLN (Persero) merupakan wadah atau organisasi yang terorganisir dengan sempurna. Berwarna kuning untuk menggambarkan pencerahan, seperti yang diharapkan PLN bahwa listrik mampu menciptakan pencerahan bagi kehidupan masyarakat. Kuning juga melambangkan semangat yang menyala-nyala yang dimiliki tiap insan yang berkarya diperusahaan ini.

  Petir atau Kilat melambangkan tenaga listrik yang terkandung didalamnya sebagai produk jasa utama yang dihasilkan oleh perusahaan. Selain itu petir mengartikan kerja cepat dan tepat para insan PT PLN (Persero) dalam memberikan solusi terbaik bagi para pelanggannya. Warnanya yang merah melambangkan kedewasaan PLN sebagai perusahaan listrik pertama di Indonesia dan kedinamisan gerak laju perusahaan beserta tiap insan perusahaan serta keberanian dalam menghadapi tantangan perkembangan jaman.

  Tiga Gelombang memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan oleh tiga bidang usaha utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan, penyaluran, dan distribusi yang seiring sejalan dengan kerja keras para insan PT. PLN (Persero) guna memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya. Diberi warna biru untuk menampilkan kesan konstan (sesuatu yang tetap) sepert halnya listrik yang tetao diperlukan dalam kehidupan manusia. Disamping itu biru juga melambangkan keandalan yang dimiliki insan-insan perusahaan dalam memberikan layanan terbaik bagi para pelanggannya.

2.1.3 Visi dan Misi PT. PLN (Persero) Area Surabaya Selatan

  1. Visi

  Diakui sebagai Perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang, unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada Potensi Insani.

  2. Misi a.

  Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasaan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.

  b.

  Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. c.

  Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi d. kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan. Menjalankan

2.1.4 Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) Area Surabaya Selatan

  Struktur Organisasi adalah susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur Organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan pekerja antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana fungsi dan aktivitas dibatasi. Dalam struktur organisasi yang baik harus menjalankan hubungan wewenang siapa yang melapor kepada siapa yang menyusun pembagian kerja dan merupakan suatu sistem komunikasi. Dengan demikian kegiatan yang beranekaragam dalam perusahaan disusun secara teratur sehingga tujuan usaha yang ditetapkan sebelumnya dapat dicapai dengan baik.

  Dalam pelaksanaan kerja perusahaan ini memiliki struktur organisasi yang dirancang supaya dapat tersusun secara sistematis pada setiap proses kerja dalam PT. PLN (Persero) Area Surabaya Selatan.

  Gambar 2.2

BAGAN SUSUNAN STRUKTUR ORGANISASI

PT.PLN (PERSERO) AREA SURABAYA SELATAN

  MANAGER PERENCANAAN JARINGAN KONSTRUKSI TRANSAKSI MANAGER MANAGER MANAGER ASISTEN ASISTEN ASISTEN ASISTEN MANAGER MANAGER ASISTEN PELAYANAN DAN ADMINISTRASI SUPERVISOR SUPERVISOR SUPERVISOR OPERASI TRANSAKSI ENERGI LISTRIK PELANGGAN SUPERVISOR PELAYANAN PEMELIHARAAN SUPERVISOR PKB PENGENALIAN SUPERVISOR SUSUT ADMINISTRASI SUPERVISOR UMUM PEMELIHARAAN SUPERVISOR TRANSAKSI METER

Sumber : PT. PLN (Persero) Area Surabaya Selatan

2.1.5 Uraian Fungsi dan Tugas Pokok pada Unit Area PT. PLN (Persero) Area Surabaya Selatan

  1. Manajer Mengkoordinasi pengelolaan pendistrbusian dan penjualan tenaga kerja listrik dengan mengkonsolidasikan tertib Administrasi Tata Usaha Langganan, Administrasi Keuangan, Administrasi Perbekalan, serta mengelola SDM untuk menjamin tercapainya kinerja yang ditetapkan dan menghasilkan keuntungan serta citra PLN yang baik.

  2. Asisten Manajer Perencanaan dan Evaluasi Mengkoordinasikan rencana kegiatan perusahaan tahun berikutnya, mulai dari RUPTL, RKAP, LKAO, LKAI, Prakiraan beban, Master Plan Jaringan Distribusi dan kelayakan Pembangunannya untuk menunjang kegiatan Operasional dalam melaksanakan rencana jangka pendek dan menengah.

  3. Asisten Manajer Jaringan Melaksanakan koordinasi, pengendalian dan evaluasi kegiatan Operasi, Efisiensi, Pemeliharaan, Pembangkitan, PDKB TM dan fungsi lain terkait, untuk mencapai keandalan, efisiensi dan tingkat mutu pelayanan.

  a.

  Supervisor Operasi Mengatur sistem dan operasi penyaluran tenaga listrik, mengendalikan operasinya, mengkoordinir pemadaman tenaga listrik dan pemulihannya untuk mencapai standart sistem penyaluran listrik, keandalan dan tingkat mutu pelayanan yang ditetapkan.

  b.

  Supervisor Pemeliharaan Melaksanakan kegiatan pemeliharaan tenaga listrik dan pemulihannya untuk meningkatkan standart sistem penyaluran listrik yang handal sesuai tingkat mutu pelayanan yang ditetapkan.

  c.

  Supervisor PDKB Memastikan pelaksanakan kegiatan PDKB SUTM melalui Surat Perintah Pelaksanaan Pekerjaan (SP2B) dan Surat Perintah Pengawasan dan Pelaksanaan Pekerjaan (SP3B) termasuk pengujian peralatan PDKB untuk menekan jumlah dan lama padam sesuai TMP.

  4. Asisten Manajer Konstruksi Mengkoordinasi rencana kegiatan konstruksi jaringan distribusi meliputi penyusunan RAB, perencanaan dan pengadaan kebutuhan material tehnik, penyusunan TOR yang mengacu pada standart konstruksi dan spesifikasi peralatan material tehnik serta pelaksanakan dan pengendalian konstruksi jaringan distribusi sampai siap operasi untuk pembangunan/rehabilitas jaringan distribusi.

  5. Asisten Manajer Transaksi Energi Listrik Mengkoordinasikan kegiatan pembacaan meter (Fungsi II), pembuatan rekening (Fungsi III), Pengelolaan APP tediri dari (Pemasangan, Pengoperasian, Pemeliharaan dan Pengendalian) untuk memenuhi standart operasional yang berlaku dan mendapatkan hasil pengukuran yang cepat dan akurat.

  a.

  Supervisor Transaksi Energi Listrik Mengkoordinasikan kegiatan pembacaan meter (Fungsi II), pembuatan rekening (Fungsi III), Pemasangan, Pengoperasian dan Pengendalian Alat Pembatas Pengukuran (APP

  • – Mekanik), proteksi pelanggan/jaringan distribusi, Automatic Meter Reading (AMR), untuk memenuhi standart operasional yang berlaku.

  b.

  Supervisor Pengendalian Susut Melaksanakan kegiatan pengendalian efisiensi susut jaringan dan mengolah data pemakaian energi pelanggan untuk menekan susut penjualan dan mengurangi penyadapan akibat PJU ilegal dan papan reklame.

  c.

  Supervisor Pemeliharaan Meter Transaksi Memastikan kegiatan pemeliharaan meter transaksi bahwa sistem pengukuran dan pembatas daya yang masih berfungsi dengan benar berada dalam julat kelas akurasinya untuk memenuhi standart operasional yang berlaku.

  6. Asisten Manajer Pelayanan dan Adiministrasi Mengkoordinasi pelaksanakan kegiatan Fungsi I, IV, V dan VI, serta mengendalikan fungsi Administrasi untuk meningkatkan kepuasan pelayanan kepada pelanggan.

  a.

  Supervisor Pelayanan Pelanggan Memastikan kegiatan verifikasi/rekonsiliasi Fungsi Pelayanan, serta kegiatan peningkatan pelayanan kepada pelanggan melalui strategi pemasaran produk untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dan pengamanan pendapatan.

  b.

  Supervisor Administrasi Umum Memastikan dan memonitor administrasi SDM, kegiatan kesekretariatan, proses Akuntansi dan Keuangan untuk menjamin terpenuhinya tertib administrasi yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2.2 Deskripsi Hasil Praktik Kerja Lapangan

  Penyelenggara pendidikan Diploma III di Fakultas Vokasi Universitas Airlangga bertujuan untuk menyediakan sumber daya manusia sebagai tenaga ahli ( Ahli Madya ) yang terampil dan profesional di bidang perpajakan.

  Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, mahasiswa tidak hanya mengetahui ilmu pengetahuan secara teori saja tetapi juga mampu mempraktikan ilmu yang diperoleh di lapangan sehingga diperlukan sekali adanya Praktik Kerja Lapangan ( PKL ) bagi setiap mahasiswa Diploma III Perpajakan.

  Dalam sub bab ini penulis akan menguraikan tentang kegiatan pelaksanaan selama Praktik Kerja Lapangan mulai dari masa persiapan PKL hingga penulis melaksanakan kegiatan PKL dan juga mengenai hasil yang dapat penulis peroleh selama kegiatan Praktik Kerja Lapangan.

2.2.1 Masa Persiapan Praktik Kerja Lapangan

  Persiapan yang dilakukan seluruh peserta PKL adalah pencarian tempat pelaksanaan PKL. Pada tahap ini, Surat Pengantar PKL diajukan terlebih dahulu melalui pihak universitas dengan ditandatangani oleh Dekan Fakultas Vokasi Universitas Airlangga yang disertai dengan pembuatan proposal pengajuan PKL ditempat pelaksanaan PKL yang dituju. Pada tahap ini, Mahasiswa yang melaksanakan PKL diberi pembekalan oleh Dosen Penanggung Jawab Mata Kuliah PKL untuk memberikan pengarahan kepada Mahasiswa tentang apa saja yang akan dilakukan dalam kegiatan PKL, serta memberikan pandangan tentang teknik pembuatan laporan Akhir hasil Praktik Kerja Lapangan tersebut.

2.2.2 Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan

  Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan berawal dari perolehan ijin dari pihak PT. PLN (Persero) Area Surabaya Selatan. Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan dilakukan sesuai jadwal yang tertera pada proposal pengajuan Praktik Kerja Lapangan, yaitu selama kurang lebih 5 minggu terhitung dari tanggal 1 Maret 2016 sampai dengan tanggal 31 Maret 2016. PKL dilaksanakan 5 hari dalam seminggu dimulai dari pukul 07.30 WIB sampai dengan 16.00 WIB. Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan dilakukan di bagian Administrasi dan Umum tepatnya di bagian Anggaran dan Keuangan dengan bimbingan Bapak Yossy yang bertugas dalam penyelesaian kewajiban perpajakan di PT. PLN (Persero) Area Surabaya Selatan.

  Kegiatan penulis yang dilakukan di PT. PLN (Persero) Surabaya Selatan., antara lain :

Dokumen yang terkait

PROSEDUR PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PPH PASAL 23 ATAS SEWA MESIN PADA PT. PLN (PERSERO) WILAYAH ACEH

0 4 1

ATA CARA PENGENAAN, PEMBAYARAN, DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 23 ATAS JASA MAKLON KEPADA PT. SEJAHTERA USAHA BERSAMA (SUB) DENGAN PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XII (PERSERO) KANTOR WILAYAH II JEMBER

0 6 17

PENERAPAN PEMOTONGAN, PENYETORAN, DAN PELAPORAN PPH FINAL ATAS JASA KONSTRUKSI e-SPT MASA 2017

0 0 13

TUGAS AKHIR - ANALISIS PERHITUNGAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS GAJI KARYAWAN PADA PT. PLN (PERSERO)DISTRIBUSI JAWA TIMUR. - Perbanas Institutional Repository

1 5 13

ANALISIS PERHITUNGAN, PENYETORAN, DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS PEGAWAI TETAP DI PDAM BONDOWOSO - Perbanas Institutional Repository

0 0 16

ANALISIS PENERAPAN PERHITUNGAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 ATAS BIAYA JASA PADA PT.RESKA MULTI USAHA TAHUN 2016

0 1 15

PELAKSANAAN PPH PASAL 23 ATAS JASA PELAYANAN KEPELABUHANAN PADA PT PELABUHAN INDONESIA III (PERSERO) SURABAYA Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 66

PENGENAAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 DAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS JASA PEMASANGAN TIANG BETON PADA PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 61

ANALISIS PENGHITUNGAN, PEMOTONGAN, PENYETORAN, DAN PELAPORAN PPH PASAL 21 DENGAN METODE GROSS UP ATAS GAJI KARYAWAN TETAP PT. X Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 12

MEKANISME PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 YANG BERKAITAN DENGAN SEWA ALAT BERAT DI PT. JULIA JAYA RAHMA SIDOARJO Repository - UNAIR REPOSITORY

0 2 64