PROSES PRODUKSI PENGALENGAN IKAN SARDEN DALAM SAUS TOMAT, DI PT MAYA FOOD INDUSTRIES - Unika Repository

  

PROSES PRODUKSI PENGALENGAN IKAN SARDEN

DALAM SAUS TOMAT DI PT MAYA FOOD INDUSTRIES

PEKALONGAN

Oleh:

Rizka Redhitasari

  

NIM: 12.70.0071

Program Studi: Teknologi Pangan

Laporan Kerja Praktik ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan sidang

penguji pada 20 Juni 2015

  Semarang, 20 Juni 2015 Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Soegijapranata Semarang

  Pembimbing Lapangan Dekan Eko Setyadi, ST Dr. V. Kristina Ananingsih, ST, MSc. Dosen Pembimbing

  Dr. A. Rika Pratiwi, MSi

KATA PENGANTAR

  Puji syukur Penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan karunia dan berkat-Nya maka Penulis dapat melaksanakan Kerja Praktik di PT Maya Food Industries dan menyelesaikan Laporan Kerja Prakti k yang berjudul “PROSES PRODUKSI PENGALENGAN IKAN SARDEN DALAM SAUS TOMAT DI PT. MAYA FOOD INDUSTRIES PEKALONGAN

  ”. Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi kelengkapan akademis guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian, Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Dalam pelaksanaan kerja praktik dan penulisan laporan kerja praktik ini, Penulis mendapat banyak pengetahuan dan keterampilan mengenai bahan baku, proses produksi, pengemasan, penyimpanan, dan pengendalian mutu produk sarden dari ikan lemuru di PT. Maya Food Industries Pekalongan. Semua kelancaran dalam penulisan laporan ini tentu tidak lepas dari dukungan , bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, Penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.

  Orang tua yang telah memberikan dukungan doa, materi, dan moral dalam kerja praktik dan penulisan laporan kerja praktik ini.

  2. Ibu Dr. V. Kristina Ananingsih, ST, MSc. selaku Dekan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.

  3. Ibu Kartika Puspa Dwiana, S.TP, MSi. selaku koordinator Kerja Praktik Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.

  4. Ibu Dr. A. Rika Pratiwi, MSi selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing Penulis dalam penyusunan dan penulisan laporan kerja praktik ini.

  5. PT. Maya Food Industries yang telah mengizinkan Penulis melaksanakan kerja praktik.

  6. Bapak Jones B. Simbolon, SH., Bapak Eko Setyadi, ST., dan Bapak Tri Laksana B. selaku pembimbing lapangan yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing

  7. Seluruh karyawan dan staf PT. Maya Food Industries yang telah membantu terlaksanakannya kegiatan Kerja Praktik.

  8. Veronika Kris Hapsari, Elleonora Oktavia E.P., dan Novia Widyaningtyas H. yang selama 1 bulan telah belajar bersama, membantu, dan saling mendukung dalam pelaksanaan kerja praktik di PT. Maya Food Industries.

  9. Seluruh teman-teman mahasiswa jurusan Teknologi Pangan Unika Soegijapranata yang sudah mendukung.

  10. Semua pihak yang telah memberikan kritik dan saran yang sangat membantu dalam kerja praktik dan penyusunan laporan kerja praktik ini yang tidak dapat Penulis sebutkan satu per-satu. Penulis menyadari bahwa penulisan dan penyusunan laporan kerja praktik ini masih jauh dari sempurna dan banyak kekurangan karena keterbatasan Penulis. Oleh karena itu, berbagai kritik dan saran dari para pembaca dan semua pihak sangat Penulis harapkan. Akhir kata, Penulis berharap laporan kerja praktik ini dapat bermanfaat dan memberikan pengetahuan bagi seluruh pembaca dan pihak-pihak yang membutuhkan.

  Semarang 20 Juni 2015 Penulis,

  Rizka Redhitasari

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL..........................................................................................................i LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................................ii

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  DAFTAR GAMBAR

  

  DAFTAR TABEL

  

  DAFTAR LAMPIRAN

  

  

  

  

  

  

  

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Ikan merupakan komoditi perairan yang paling banyak dimanfaatkan oleh manusia.

  Selain karena jumlahnya yang melimpah, ikan juga merupakan salah satu sumber protein hewani yang mudah ditemui. Kandungan protein dalam ikan sekitar 15-24% tergantung dari jenis ikan. Selain itu, ikan memiliki daya cerna yang tinggi sekitar 95%. Karena jumlahnya yang melimpah, ikan sangat mudah didapat dengan harga yang murah dibandingkan dengan sumber protein lain (Rahayu, 1992).

  Produk perikanan memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan produk hewani lainnya. Asam amino yang terkandung dalam tubuh ikan memiliki pola yang mendekati dengan kebutuhan asam amino manusia. Daging ikan ikan mengandung sedikit tenunan pengikat (tendon) sehingga lebih mudah dicerna oleh tubuh. Selain itu, daging ikan mengandung asam-asam lemak tak jenuh dengan kadar kolesterol yang rendah dan dibutuhkan oleh tubuh manusia. Dalam daging ikan juga terkandung mineral dan vitamin dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan manusia (Adawyah, 2007).

  Di samping kelebihan yang dimiliki ikan terhadap kesehatan tubuh manusia, ikan juga memiliki beberapa kekurangan. Ikan mengandung kadar air yang tinggi (80%), pH tubuh yang mendekati netral, dagingnya yang mudah dicerna, dan tekstur daging yang lunak menyebabkan ikan menjadi media yang baik untuk pertumbuhan bakteri pembusuk. Selain itu, kandungan asam lemak tak jenuh pada daging ikan menyebabkan ikan mudah mengalami oksidasi dan timbul bau tengik. Proses pembusukan yang terjadi pada ikan disebabkan oleh aktivitas enzim, mikroorganisme, dan oksidasi pada tubuh ikan. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan bau pada ikan yang menimbulkan bau busuk, daging menjadi kaku, sorot mata menjadi pudar, dan adanya lendir pada insang meupun tubuh ikan bagian luar (Adawyah, 2007). Tak jarang kekurangan yang dimiliki ikan ini menyebabkan kerugian dan menghambat usaha pemasaran hasil perikanan. Oleh karena itu diperlukan pengolahan pada ikan untuk menambah nilai baik dari segi

  Proses perubahan pada tubuh ikan dapat disebabkan oleh aktivitas enzim, mikrooganisme, dan karena oksidasi. Proses perubahan karena kativitas enzim atau autolisis menyebabkan rusaknya organ tubuh pada ikan. Autolisis merupakan penguraian organ tubuh ikan oleh enzim yang terdapat dalam tubuh ikan itu sendiri. Kerja enzim pada tubuh ikan tidak terkontrol dan merusak organ tubuh ikan. Proses autolisis diikuti dengan bertambahnya jumlah bakteri. Hal ini disebabkan oleh hasil penguraian enzim pada proses autolisis menjadi media yang baik untuk pertumbuhan baketri dan mikroorganisme lainnya. Untuk menghindari proses autolisis, dapat

  o o

  dilakukan blanching dengan suhu 60-80 C atau menurunkan suhu hingga 0 C atau lebih rendah. Perubahan lainnya disebabkan oleh aktivitas mikroorganisme terutama bakteri. Pada tubuh ikan sangat banyak mikroorganisme yang mungkin tumbuh, ikan dalam keadaan hidup dapat mengatasi aktivitas mikroorganisme di tubuhnya sehingga tidak terlihat adanya kerusakan pada tubuh ikan. Jenis bakteri yang biasanya ditemui pada tubuh ikan antara lain Achromobacter, Pseudomonas, Flavobacter, Bacillus, dan

  

Micrococcus . Bakteri tersebut ditemui pada bagian permukaan tubuh ikan, terutama

  pada insang, kulit, dan usus. Proses perubahan selanjutnya disebabkan oleh proses oksidasi lemak. Proses ini menyebabkan timbulnya bau tengik pada ikan, hal ini dapat menyebabkan menurunnya daya jual dan mutu ikan. Cara pencegahannya yaitu dengan meminimalkan kontak antara ikan dengan udara bebas yang dapat dilakukan dengan penggunaan kemasan hampa udara, menggunakan antioksidan, atau menghilangkan unsur penyebab oksidasi (Afrianto & Liviawaty, 1989).

  Ikan segar memiliki sifat yang mudah rusak atau disebut juga perishable food. Setelah ikan ditangkap, akan timbul proses perubahan yang mengarah pada kerusakan. Agar ikan dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin, maka harus dijaga kondisinya. Salah satu cara untuk mempertahankan ikan dari proses pembusukan adalah dengan cara pengolahan. Dengan adanya proses pengolahan, aktivitas mikroorganisme perusak atau enzim penyebab kemunduran mutu dan kerusakan ikan dapat dihentikan. Pengolahan yang dapat dilakukan misalnya dengan memanfaatkan penggunaan suhu tinggi maupun suhu rendah. Pengolahan dengan suhu tinggi digunakan untuk membunuh mikroba kontaminan yang terdapat pada ikan dan juga menghentikan aktivitas enzim dalam pengasapan, dan proses sterilisasi yang biasa dilakukan dalam pengalengan ikan. Sedangkan pengolahan dengan suhu rendah lebih ditekankan untuk menjaga kesegaran ikan (Adawyah, 2007).

  Pengalengan adalah salah satu cara pengawetan bahan pangan dengan cara dikemas secara hermetis dan kemudian disterilkan. Pengemasan secara hermetis yaitu mengemas bahan pangan dalam suati wadah baik kaleng, alumunium, atau gelas yang penutupannya sangat rapat, sehingga tidak dapat ditembus udara, air, kerusakan akibat oksidasi, maupun perubahan cita rasa (Adawyah, 2007). PT. Maya Food Industries Pekalongan merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pangan, yaitu mengolah ikan dengan cara pengalengan dengan memanfaatkan ikan lemuru untuk dijadikan sarden saus tomat dalam kaleng.

1.2. Tujuan

  Tujuan dalam pelaksanaan kerja praktik di PT. Maya Food Industries adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman dalam pengolahan bahan pangan, khususnya pengolahan ikan sardin dalam kaleng, serta memperoleh pengalaman bekerja dalam situasi yang sebenarnya. Sedangkan tujuan penulisan laporan kerja praktik ini untuk membahas setiap proses pengalengan ikan lemuru saus tomat di PT. Maya Food Industries.

2. PROFIL PERUSAHAAN

  2.1. Sejarah Perusahaan

  PT. Maya Food Indusries adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan hasil perikanan. Awalnya perusahaan ini bernama PT. Bali Maya Permai yang berlokasi di pulau Bali. Dalam perkembangannnya, pada tahun 1995 muncul gagasan dari perusahaan korporasi Maya Group Singapura untuk mengakui sisi PT. Bali Maya Permai menjadi anak perusahaan Maya Group. Sehingga pada tahun tersebut PT. Bali Maya Permai berubah nama menjadi PT. Maya Food Industries dengan Akta Pendirian No : 236 Tanggal 16 November dihadapan notaris Misahardi Wilamarta, SH. yang bertempat di Jakarta dan Akta Cabang No : 36 Tanggal 10 April 1996 dihadapan notaris Issudariyah andi Mualim, SH. yang bertempat di Pekalongan. Perusahan yang berlokasi

  2 di Pekalongan ini memiliki luas area 23.000 m .

  2.2. Visi dan Misi 2.2.1. Visi

To become world class seafood processor atau dalam Bahasa Indonesia untuk menjadi

perusahaan pengolahan hasil perikanan kelas dunia.

2.2.2. Misi

  Misi PT. Maya Food Industries antara lain: 1.

  Meningkatkan fasilitas untuk ISO 22000 dan standar kelas dunia.

  2. Meningkatkan lini produk untuk memenuhi kebutuhan pasar yang ada sekarang dan di masa yang akan datang.

  3. Meningkatkan nilai perusahaan dan budaya perusahaan pada “Kualitas dan Kepuasan Konsumen

  ” dengan cara meningkatkan dan mengembangkan SDM yang profesional dan standar kelas dunia.

  4. Menerapkan prisnsip tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance ).

  5. Menjaga dan merawat lingkungan sekitar.

  2.3. Lokasi Perusahaan

  PT. Maya Food Industries berlokasi di jalan Jlamprang Krapyak Lor, Pekalongan Utara Jawa Tengah. Perusahaan ini merupakan salah satu industri pengolahan produk pengalengan ikan yang ada di Jawa Tengah. PT. Maya Food terletak dipinggiran kota Pekalongan dengan jarak sekitar 5 km menuju pusat kota dan daoat ditempuh dengan waktu kurang lebih 15 menit. Lokasi perusahaan ini tidak jauh dengan Pantai Slamaran dan pemukiman penduduk. Selain itu, di bagian samping perusahaan ini merupakan sungai besar yang menuju ke laut sehingga mempermudah pelepasan limbah cair yang telah melalui serangkaian treatment sebelumnya sehingga tidak mencemari lingkungan.

  2.4. Struktur Organisasi

  Dalam suatu perusahaan, struktur organisasi merupakan komponen yang penting agar suatu perusahaan dapat berjalan dengan baik dan lancar. Kerjasama yang baik dibutuhkan dalam suatu organisasi untuk mencapai visi dan misi perusahaan. Diharapkan setiap pekerja dapat memahami tugas yang diberikan, tanggung jawab, dan kewajiban masing-masing. Di PT. Maya Food Industries, perusahaan dipimpin oleh seorang Presiden Direktur yang dibantu oleh General Manager yang mengepalai beberapa kepala bagian. Masing-masing pada setiap bagian memiliki manager atau kepala bagian. Di perusahaan ini terdapat Manager Accounting, Manager HRD,

  

Manager Marketing, Manager M/E (Mechanic/Electric), Manager Purchasing,

Manager PPIC/WH, Manager MST, dan Manager QC. Setiap kepala bagian mengatur

  jalannya proses produksi dan kinerja pekerja, supervior, serta asisten supervisor. Setiap kepala bagian dibantu oleh supervior dan asisten supervisor yang bertugas langsung dilapangan untuk mengawasi jalannya proses produksi.

  2.5. Ketenagakerjaan

  Tenaga kerja PT. Maya Food Industries sebagian besar merupakan penduduk lokal Kota Pekalongan seperti daerah Krapyak dan Panjang. Terdapat pula tenaga kerja yang berasal dari luar Kota Pekalongan seperti Comal, Batang, dan Wates. Tenaga kerja yang berasal dari luar Kota Pekalongan akan dijemput menggunakan bus karyawan. Seluruh karyawan bekerja mulai hari Senin

  • – Sabtu, pukul 08.00 WIB sampai pukul 16.00 WIB.
Namun jika target produksi pada hari itu cukup banyak dan tidak selesai sampai pukul 16.00 WIB maka perusahaan akan menetapkan over time atau lembur.

  Tenaga kerja di perusahaan ini dibedakan menjadi 4 kelompok, yaitu: 1.

  Karyawan Bulanan Karyawan bulanan merupakan karyawan tetap dengan bayaran bulanan. Jumlah karyawan bulanan di perusahaan ini adalah sebanyak 49 orang, yaitu terdiri dari 34 orang laki-laki dan 15 orang perempuan.

  2. Karyawan Kontrak Karyawan kontrak merupakan karyawan yang dikontrak oleh perusahaan dengan masa kerja tertentu. Karyawan kontrak di perusahaan ini adalah sebanyak 95 orang yang terdiri dari 77 orang laki-laki dan 18 orang perempuan. Di awal masa kerjanya, karyawan kontrak akan melalui masa percobaan selama 3 bulan. Kemudian kontrak kerja selama 6 bulan atau 1 tahun tergantung job desk dan pendidikan. Sebelum perpanjangan masa kerja, karyawan mengalami jeda selama 1 bulan untuk dipertimbangkan oleh perusahaan apakah masih layak atau tidak dilihat dari kedisiplinan dan produktivitas selama bekerja.

  3. Karyawan Borongan Karyawan borongan merupakan karyawan yang bekerja berdasarkan besar kecilnya kuantitas pekerjaan yang diselesaikannya. Karyawan borongan di perusahaan ini adalah sebanyak 31 orang yang terdiri dari 20 orang laki-laki dan 11 orang perempuan. Biasanya karyawan borongan ditempatkan di bagian proses pemotongan, pengemasan, pembongkaran ikan, dan raw material supply. Upah yang dibayarkan pada karyawan borongan dilakukan dengan hitungan mingguan.

  4. Karyawan Musiman Karyawan musiman merupakan karyawan yang bekerja tergantung ada tidaknya produksi. Karyawan musiman di perusahaan ini adalah sebanyak 407 orang yang terdiri dari 6 orang laki-laki dan 401 orang perempuan. Karyawan musiman ini terbagi menjadi 15 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari sekitar 30 orang. Jenis karyawan ini ditempatkan di bagian pemotongan, surimi, bakso, dan MS (mackerel sardine). Upah karyawan musiman dihitung berdasarkan jumlah hari Semua karyawan PT. Maya Food Industries mendapat tunjangan kesehatan dari BPJS untuk karyawan bulanan dan kontrak, sedangkan karyawan musiman mendapat asuransi kesehatan dari In Health. Asuransi BPJS dibayarkan dengan memotong 0,5% dari upah karyawan dan 4% dari perusahaan, sedangkan asuransi In Health ditanggung sepenuhnya oleh perusahaan. Selain mendapat tunjangan kesehatan, karyawan juga mendapat tunjangan hari raya (THR) dan juga bonus khusus untuk karyawan bulanan. Setiap karyawan mendapat hak untuk cuti selama 12 hari kerja dalam 1 tahun. Selain cuti tahunan tersebut, perusahaan memberikan cuti melahirkan yaitu selama 1,5 bulan dan 0,5 bulan setelah melahirkan, serta cuti haid selama 2 hari. Fasilitas dari perusahaan guna memberi kenyamana pada karyawan antara lain sarana ibadah, tempat istirahat, loker, toilet, seragam dan perlengkapan kerja yang terdiri dari penutup kepala, sepatu boot, afron plastik, pisau, dan talenan. Karyawan dibagian ruang produksi sebagian besar adalah perempuan, mulai dari pemotongan ikan, pencucian, pengisian ikan, pemasakan awal, pengisian saus, dan bagian pengemasan. Sedangkan karyawan laki-laki ditempatkan di bagian receiving, packing , serta sterilizing. Untuk karyawan yang bekerja di ruang laboratorium diwajibkan menggunakan penutup kepala, jas lab, dan masker.

2.6. Pemasaran Produk

  Proses pemasaran produk merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu perusahaan. PT. Maya Food Industries memasarkan produknya di dalam maupun luar negeri. Produk yang dipasarkan di dalam negeri akan dikirim ke distributor dibeberapa kota besar seperti Jakarta dan Medan. Di Jakarta terdapat distributor yang bekerjasama dengan PT. Maya Food Industries, yaitu PT. Indo Maya Mas. Sedangkan distributor di Kota Medan adalah Alam Wira Jaya Sentosa. Dari distributor, prosduk baru akan didistribusikan ke toko-toko yang berada di beberapa kota. Untuk distributor di Medan, akan mendistribusikan produknya ke kota-kota di pulau Sumatera seperti Palembang dan Padang. Kaleng yang digunakan untuk produk yang dipasarkan di dalam negeri yaitu jenis round can. Sedangkan produk yang dipasarkan ke luar negeri akan dikirim ke negara tujuan sesuai permintaan pembeli di wilayah Asia - Afrika. Jenis kaleng yang jenis kaleng yang digunakan ini tergantung dari permintaan pasar dan tren yang sedang berkembang di daerah tersebut. Jumlah produk yang diproduksi oleh PT. Maya Food Industries disesuaikan dengan permintaan pembeli.

3. SPESIFIKASI PRODUK

  PT. Maya Food Industries merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri pangan yang mengolah ikan dan hasil perikanan. Beberapa produk yang diproduksi oleh perusahaan ini antara lain: 1.

  Mackerel in tomato sauce atau ikan mackerel saus tomat dalam kaleng.

  2. Sardine in tomato sauce atau ikan sarden saus tomat dalam kaleng.

  3. Mackerel in chili sauce atau ikan mackerel saus cabai dalam kaleng.

  4. Sardine in chili sauce atau ikan sarden saus cabai dalam kaleng.

  5. Mackerel in teriyaki sauce atau ikan mackerel saus teriyaki dalam kaleng.

  6. Sardine in sweet sour sauce atau ikan sarden saus asam manis dalam kaleng.

  7. Sardine in balado sauce atau ikan sarden saus balado dalam kaleng.

  8. Sardine in vegetable oil atau ikan sarden dalam minyak nabati yang dikalengkan.

  9. Sardine in brine atau ikan sarden dalam air garam yang dikalengkan.

  10. Mackerel in brine atau ikan mackerel dalam air garam yang dikalengkan. Produk

  • –produk di atas dikemas dalam kemasan primer berupa kaleng dengan jenis

  

round can dan club can. Terdapat 2 ukuran kaleng round can yang digunakan, yaitu

  ukuran 202 untuk produk dengan berat bersih 155 gram dan kaleng ukuran 300 untuk produk dengan berat bersih 425 gram. Produk yang dikemas dalam round can adalah jenis produk ikan sarden dan mackerel dengan saus tomat, cabai, asam manis, dan balado. Sedangkan jenis kaleng club can atau kaleng kotak digunakan untuk produk sarden dan mackerel dalam air garam maupun minyak nabati dengan berat bersih 125 gram. Biasanya produk dengan kemasan club can dipasarkan keluar negeri. Label yang tertera pada kemasan antara lain nama produk dan merk, nama dan alamat perusahaan, berat bersih, tanggal bulan tahun produksi, tanggal buln tagun kadaluarsa, kode produksi/no. Batch, komposisi, logo halal, nomor MD dari BPOM, dan barcode . Kemasan primer ini kemudian dikemas dalam kemasan sekunder berupa master carton yang ditutup dengan lakban transparan. Kaleng dengan ukuran 202 dikemas dalam

  

master carton dengan isi 50 dan 100 kaleng per karton. Untuk kaleng ukuran 300 dikemas dalam master carton dengan isi 24 kaleng per karton, sedangkan jenis kaleng club can dikemas dalam master carton dengan isi 50 kaleng per karton.

  Selain produk

  • – produk tersebut, PT. Maya Food Industries juga memproduksi hasil perikanan lainnya seperti bakso ikan, fish stick, dan scallop. Namun, saat ini produksinya tidak sebanyak ikan sarden dan mackerel. Produk lainnya yaitu rajungan dengan saus yang terbuat dari campuran air, gula, dan garam. Jenis kaleng yang digunakan adalah round can dengan ukuran 307. Sebelumnya, perusahaan ini pernah memproduksi surimi untuk diekspor dan pengalengan ikan tuna. Namun, saat ini surimi dan pengalengan ikan tuna sudah tidak diproduksi karena keterbatasan bahan baku.

  Gambar 1. Produk di PT. Maya Food Industries Pekalongan Sumber: PT. Maya Food Industries Pekalongan 2015

4. PROSES PRODUKSI

4.1. Diagram Alir Proses Produksi

  Ikan Beku Ikan Segar Sterilisasi Pendinginan

  Printing (Batch & Expire Date) & Pengemasan Penggunaan Label & Karton

  Inkubasi Penyimpanan Sortasi dan Penyiangan (kepala, isi perut, dan ekor)

  Pencucian Pengisian dan penimbangan Penggunaan Kaleng

  Pemasakan awal (Pre Cooking) Penirisan Pengisian Saus Penutupan Kaleng

  Penggunaan Ingredient

  Penggunaan Tutup Kaleng Pencucian Kaleng Produk Jadi

  

Cold Storage

Thawing

Kaleng & Tutup Bahan Baku Ingredient,

  Additives Penyimpanan Penerimaan

  Label & Karton Penyimpanan Pencucian Kaleng

  Penyimpanan Pembersihan sisik

4.2. Proses Produksi 4.2.1. Penerimaan Bahan Baku Bahan baku utama yang digunakan dalam industri pengalengan ikan khususnya di PT.

  Maya Food Industries adalah ikan dengan jenis lemuru (Sardinella lemuru). Bahan baku utama ini diperoleh dari pasar lokal maupun import. Ikan yang diperoleh dari pasar lokal merupakan ikan segar, dikirim dari daerah Banyuwangi, Muncar, dan Bali. Sedangkan ikan yang diimport merupakan ikan beku, ikan tersebut dikirim dari India, China, dan Pakistan. Setiap blok ikan dikemas dalam karton dengan berat 10-20 kg per karton. Dalam 1 container dapat memuat 26-28 ton ikan. Saat ini ikan yang banyak digunakan di PT. Maya Food Industries adalah ikan import karena kualitasnya lebih bagus dan harganya yang lebih murah. Namun kualitas ikan dari setiap negara berbeda- beda. Ikan yang diimport dikirim menggunakan container yang dilengkapi dengan

  o

  pendingin (-18

  C), sehingga ikan tetap beku. Pada saat bongkar muat ikan dari

  

container , tim quality control akan mengambil beberapa ikan yang digunakan sebagai

sample pengujian untuk diuji kualitasnya.

  Gambar 3. Proses bongkar muat ikan beku Sumber: PT. Maya Food Industries Pekalongan 2015

  Sedangkan bahan baku pendukung yang digunakan adalah bahan untuk membuat saus tomat yang terdiri dari pasta tomat, pati modifikasi, garam, dan air. Untuk memenuhi kebutuhan bahan-bahan pendukung tersebut, PT. Maya Food Industries bekerjasama dengan perusahaan penyedia bahan-bahan tersebut. Untuk pasta tomat dikirim oleh sebuah perusahaan yaitu Xinjhiang, China. Pati modifikasi dipasok oleh PT. Lautan Luas Tbk, Semarang, sedangkan garam dipasok oleh PT. Niaga Cemerlang Cirebon. mentah hingga waktunya bahan tersebut digunakan. Air yang digunakan di PT. Maya Food Industries berasal dari sumur artesis dengan kedalaman 120 m. Sebelum digunakan, air telah melalui water treatment system.

  Bahan-bahan lain yang diperlukan antara lain kaleng, tutup, dan karton. Bahan-bahan tersebut juga dipasok oleh perusahaan yang telah bekerjasama dengan PT. Maya Food Industries. Terdapat beberapa perusahaan penyedia kaleng dan tutup yang bekerjasama dengan perusahaan ini, antara lain PT. Ancol Terang Printing Jakarta, PT. Cometa Jakarta, United Can Company (UCC) Jakarta, dan Kian Joo Can Malaysia. Sedangkan perusahaan penyedia karton yaitu PT. Bahana Buana Box Semarang, PT. Puri Nusa Eka Persada Semarang, dan PT. Surya Renggo Container Semarang. Bahan yang diterima tidak langsung digunakan, namun masing-masing disimpan terlebih dahulu dalam gudang kaleng dan gudang karton. Saat bahan diterima dilakukan pengecekan kualitas bahan oleh tim quality control untuk menguji apakah bahan tersebut sesuai dengan standar yang ditetapkan perusahaan atau tidak.

4.2.2. Penyimpanan (Storage)

  Pada tahap ini, bahan-bahan disimpan dalam tempat penyimpanan. Bahan baku utama, yaitu ikan disimpan dalam cold storage untuk mempertahankan suhu dan mutu ikan

  o

  sebelum digunakan. Suhu cold storage maksimal adalah -18

  C. Selama penyimpanan, ikan dikarantina untuk diuji kualitasnya oleh tim quality control perusahaan dan oleh Balai Karantina Ikan, Semarang. Ikan yang dikarantina akan disegel dan tidak boleh digunakan sebelum selesai masa karantina. Lamanya masa karantina yaitu selama 5 hari. Setelah masa karantina dan lolos pengujian, segel pada ikan akan dilepas oleh Balai Karantina Ikan. Di PT. Maya Food Industries terdapat 2 cold storage dan terdiri dari 6 ruang. Masing-

  o

  masing cold storage memilliki ruang transit atau ante room dengan suhu 8-15

  C. Setiap ruang memiliki kapasitas penyimpanan ikan hingga 150 ton. Dalam 1 ruang cold

  

storage , diisi dengan 1 jenis ikan yang sama meskipun asalnya berbeda. Tempat

  penyimpanan ini memiliki sistem FIFO (First In First Out), di mana ikan yang datang pertama kali yang akan digunakan terlebih dahulu.

  Bahan pendukung lainnya disimpan dalam gudang terpisah dengan suhu ruang. Masing- masing gudang dilengkapi dengan alat pengendali hama. Hal ini dilakukan untuk menghindari kerusakan bahan akibat hama seperti semut dan tikus. Gudang bahan pendukung untuk membuat saus tomat menggunakan sistem FEFO (First Expired First

  

Out ), di mana bahan yang paling mendekati tanggal kadalursa akan digunakan terlebih

  dahulu. Setiap bahan yang disimpan dalam gudang tidak saling menempel dengan dinding maupun lantai, jarak penyimpanan bahan diatur agar tidak terjadi kerusakan maupun kontaminasi. Agar bahan tidak menempel dengan lantai, bahan dialasi dengan pallet .

4.2.3. Thawing

  Sebelum digunakan, ikan perlu dithawing untuk mencairkan es pada ikan sehingga ikan dapat digunakan untuk proses selanjutnya. Terdapat 2 jenis proses thawing yang digunakan, yaitu thawing udara dan thawing air. Thawing udara dilakukan selama 1 malam dalam suhu ruang. Sedangkan thawing air dilakukan untuk mempercepat proses

  o

  pencairan es pada ikan selama 2-3 jam. Suhu air yang digunakan yaitu 25-28 C dan mengandung klorin dengan konsentrasi 0,2 ppm. Proses thawing dengan air dilakukan dengan cara membiarkan ikan tersiram oleh air dari pipa yang terdapat di atas meja.

  o

  Suhu maksimal pada ikan yang telah di thawing adalah 4

  C. Di PT. Maya Food Industries terdapat Standar Operating Procedure (SOP) untuk thawing udara, yaitu sebagai berikut:

  1. Kondisi peralatan dalam keadaan bersih.

  2. Siapkan ikan yang akan dithawing dan susun di atas keranjang dan diletakkan di atas pallet di ruang ante room (maksimal 1 ton ikan/pallet).

  3. Ikan dithawing dengan menggunakan media udara selama 8-12 jam sebelum digunakan untuk produksi.

  4. Ikan yang selesai dithawing dipindahkan dari ante room ke ruang potong ikan diletakkan dalam keranjang di atas pallet.

  o 5.

  C. Suhu ikan pada saat akhir pelelehan maksimal 4 6.

  Jumlah ikan yang dithawing dicatat dalam formulir nota timbang.

  7. Sebagian ikan yang selesai dithawing didistribusikan ke meja-meja potong sesuai kebutuhan.

  Gambar 5. Thawing menggunakan air Sumber: PT. Maya Food Industries Pekalongan 2015 4.2.4.

   Sortasi dan Penyiangan

  Ikan yang sudah tidak beku kemudian disortir. Tahap penyortiran ini dilakukan untuk memisahkan antara ikan yang layak digunakan dan yang tidak layak digunakan. Ikan yang layak digunakan adalah ikan yang utuh dan sesuai jenisnya. Tahap sortasi dilakukan bersamaan dengan penyiangan ikan. Penyiangan ikan dilakukan secara manual menggunakan pisau dan talenan untuk menghilangkan bagian kepala, ekor, dan isi perut. Pada tahap ini, pekerja harus menggunakan masker, penutup kepala, afron, sarung tangan, dan sepatu boot. Sortasi dan penyiangan dilakukan di meja potong yang panjang, setiap meja potong terdapat 4 orang pekerja. Dalam 1 meja potong terdapat 2 bak ember berisi air dan di bagian atas meja terdapat pipa untuk mengalirkan air. Air tersebut digunakan untuk thawing ikan dan juga membersihkan ikan yang kotor.

  Standar Operating Procedure (SOP) untuk pemotongan ikan yaitu sebagai berikut: 1.

  Pastikan semua kondisi peralatan dalam keadaan bersih.

  2. Keluarkan ikan dalam basket merah kemudian diletakkan di atas meja.

  3. Ikan diambil satu per satu kemudian diletakkan di atas talenan dengan posisi di sebelah kanan dan punggung di atas.

  4. Ikan dipotong miring dan tepat di belakang kepala ke arah kiri bagian perut, kemudian pisau digerakkan ke arah kanan sampai isi perut ikut terbawa keluar, setelah itu ekor dipotong. Standar ukuran potongan ikan berdasarkan ukuran kaleng yang digunakan dapat dilihat pada tabel 1.

  Tabel 1. Standar potongan ikan berdasarkan ukuran kaleng Ukuran kaleng Standar potongan ikan 300 Ikan tetap dalam bentuk utuh/badan ikan dipotong dengan ukuran 9-11 cm 202 Badan ikan dipotong dengan ukuran 7- 8,5 cm

  Club can Badan ikan dipotong dengan ukuran 8-

  10 cm, ikan dipisahkan dari tulang (fillet) dengan ukuran 8-10 cm 5.

  Ikan disortir, ikan yang jelek di-reject dan tidak dipotong, dimasukkan dalam basket hijau.

  6. Ikan tidak sejenis tidak dipotong (dipisahkan).

  7. Bersihkan ikan dari sisa isi perut/kotoran, kemudian dicuci dan dimasukkan basket biru.

  8. Untuk menjaga kestabilan suhu ikan, dilakukan penambahan es.

  9. Limbah kepala dan isi perut ditimbang dan dicatat dalam formulit “laporan timbangan limbah”.

  Gambar 6. Proses penyiangan ikan Setiap area meja dilengkapi beberapa basket untuk menyimpan ikan yang telah dipotong, menyimpan limbah kepala dan ekor, menyimpan limbah isi perut, serta menyimpan ikan reject. Masing-masing basket memiliki warna yang berbeda tergantung fungsi penyimpanannya. Dalam 1 meja potong memiliki kapasitas 3 basket atau 60 kg ikan. Ukuran ikan yang dipotong tergantung dengan ukuran kaleng yang digunakan. Kaleng dengan ukuran 300, ikan dipotong dengan ukuran 9-11 cm. Sedangkan kaleng ukuran 202, ikan dipotong dengan ukuran 7-8,5 cm. Setiap pekerja memiliki target dalam pemotongan ikan, jumlah target tergantung produk apa yang diproduksi pada hari itu. Jika target tidak tercapai, maka pekerja akan mendapat sanksi.

4.2.5. Pembersihan Sisik

  Ikan yang sudah dipotong bagian kepala dan ekor, serta dibersihkan isi perutnya, kemudian dibersihkan sisiknya. Proses pembersihan sisik dilakukan menggunakan mesin drum rotary washer. Selain membersihkan sisik, mesin ini juga dapat membersihkan darah pada ikan. Mesin ini memilliki kapasitas sebesar 60 kg ikan atau setara dengan 3 basket ikan. Prinsip kerja mesin drum rotary washer adalah menghilangkan sisik dengan gesekan dan terdapat ulir di bagian dalam, sehingga ikan akan keluar secara otomatis saat mesin berputar. Di bagian bawah mesin terdapat penampung air yang berfungsi untuk membersihkan darah pada tubuh ikan. Air tersebut diganti saat mesin telah membersihkan 4 ton ikan. Proses pembersihan sisik berlangsung cukup singkat, yaitu kurang dari 2 menit. Berikut adalah Standar

  (SOP) untuk mesin penghilang sisik:

  Operating Procedure 1.

  Pastikan kondisi semua peralatan dalam keadaan bersih dan kran pembuangan mesin tertutup rapat.

  2. Isi tabung mesin penghilang sisik dengan air dan es sampai terisi penuh.

  3. Taken tombol ON untuk menghidupkan mesin.

  4. Masukkan ikan ke dalam mesin melalui saluran masuk ikan, tambahkan air dan es selama proses pencucian/penghilangan sisik (pergantian air dan es dilakukan setelah digunakan ± 4 ton).

  5. Setelah ikan keluar dari mesin, ikan ditampung dalam basket biru.

  6. Setelah proses pencucian selesai, tutup kran suplai air kemudian tekan tombol

  7. Pasang jaring penampung limbah sisik pada saluran pembuangan di mesin.

4.2.6. Pencucian Ikan

  4. Setelah selesai, ikan ditaruh di basket biru atau putih bersih.

  3. Jalankan pompa air dengan menekan tombol ON.

  2. Jalankan conveyor dengan menekan tombol ON.

  Isi air dalam bak sampai penuh.

  Procedure (SOP) untuk mesin pencuci kaleng: 1.

  Kaleng kosong yang belum digunakan disimpan di atas pallet kemudian dilapisi plastik agar tidak terkena debu. Sebelum digunakan, kaleng-kaleng tersebut dicuci untuk menghilangkan debu maupun kotoran yang mungkin menempel pada kaleng. Kaleng yang akan dibersihkan ditata dan diletakkan di atas wadah (pan). Pencucian kaleng ini dilakukan dalam 2 tahap pencucian, yaitu pencucian secara manual dan otomatis menggunakan mesin. Proses pencucian dilakukan menggunakan air dengan membersihkan bagian luar dan dalam kaleng. Berikut adalah Standar Operating

  5. Tambah es pada basket untuk menjaga suhu ikan.

  3. Cuci ikan dengan menggunakan air bersih dari shower atau dari bak plastik.

  8. Buka kran pembuangan air dan limbah sisik.

  2. Bersihkan ikan dari sisa isi perut/kotoran (lakukan di meja terpisah/pada meja pencucian ikan).

  Pastikan semua kondisi peralatan dalam keadaan bersih.

  Standar Operating Procedure (SOP) untuk pencucian ikan: 1.

  Setelah dibersihkan sisik dan darahnya, ikan yang ditampung dalam basket diletakkan kembali di atas meja. Kemudian ikan tersebut dibersihkan kembali secara manual dengan menyiramkana air pada tumpukan ikan. Pembersihan ini bertujuan untuk menghilangkan sisa kotoran yang masih menempel pada tubuh ikan. Berikut adalah

  11. Tutup kran pembuangan air dan limbah sisik.

  10. Bersihkan dan sanitasi mesin penghilang sisik.

  9. Lepaskan jaring penampung limbah sisik, sisik ditampung ke bak merah.

4.2.7. Pencucian Kaleng Kosong

  5. Masukkan pan berisi kaleng ke dalam mesin pencucian kaleng.

  6. Setelah selesai pencucian, matikan pompa air dengan menekan tombol OFF.

  7. Matikan conveyor dengan menekan tombol OFF.

  Setelah ikan dibersihkan dan kaleng siap digunakan, dilakukan proses pengisian ikan ke dalam kaleng. Jumlah maupun berat ikan yang diisi disesuaikan dengan spesifikasi produk. Hal yang harus diperhatikan dalam tahap ini adalah jumlah ikan per kaleng dan berat filling ikan. Pada proses pengisian harus memperhatikan head space untuk pengembangan produk. Proses pengisian dan penimbangan dilakukan secara manual oleh pekerja. Setelah kaleng diisi, kemudian ditata kembali di atas pan dan diletakkan di atas belt conveyor untuk proses penimbangan. Berikut adalah Standar Operating

  Procedure (SOP) untuk pengisian ikan: 1.

  Pastikan kondisi semua peralatan bersih.

  2. Ambil basket ikan yang sudah dicuci (bersih) dan tmpahkan di atas meja filling.

  3. Pastikan ikan bersih dari sisa isi perut/kotoran.

  4. Masukkan potongan ikan ke dalam kaleng sesuai spesifikasi produk.

  5. Bila jumlah potongan ikan lebih dari 2, maka potongan tersebut dimasukkan ke dalam rongga potongan badan.

  6. Bila ditemukan ikan yang tidak sesuai standar, masukkan dalam basket warna hijau (ikan jelek).

  7. Bila sejumlah kaleng di atas pan sudah diisi ikan, letakkan pan di atas conveyor dan diberi nomor identitas regu.

  Gambar 7. Mesin pencuci kaleng otomatis Sumber: PT. Maya Food Industries Pekalongan 2015

4.2.8. Pengisian dan Penimbangan

  Penimbangan akan dilakukan dengan mengambil beberapa kaleng berisi ikan dalam 1

  

pan secara acak oleh tim quality control. Jika berat tidak sesuai maka akan disesuaikan

  dengan cara mengurangi atau menambah jumlah ikan dalam kaleng hingga beratnya sesuai dengan standar yang ditetapkan. Selain mengecek berat kaleng, tim quality

  

control juga mengecek kebersihan ikan dalam kaleng. Berikut adalah Standar

Operating Procedure (SOP) untuk penimbangan ikan secara sampling:

  1. Ambil beberapa kaleng dalam 1 pan secara acak.

  2. Timbang kaleng tersebut, kemudian cek kesesuaian hasil timbangan dengan standar berat pengisian.

  3. Bila hasil pengecekan timbangan sesuai, maka dinyatakan lolos untuk proses berikutnya.

  4. Bila timbangan lebih dari standar, maka kelompok yang bersangkutan harus memperbaiki pengisian (potongan diganti dengan ukuran yang lebih kecil).

  5. Bila timbangan kurang dari standar, maka kelompok yang bersangkutan harus memperbaiki pengisian (potongan diganti dengan ukuran yang lebih besar).

  Gambar 8. Proses pengisian ikan ke dalam kaleng Sumber: PT. Maya Food Industries Pekalongan 2015

4.2.9. Pemasakan Awal (Pre Cooking)

  Kaleng berisi ikan yang telah melalui tahap penimbangan kemudian dilakukan proses pemasakan awal atau pre cooking yang dilakukan dalam exhaust box. Tujuan pemasakan awal adalah untuk membunuh mikroorganisme patogen dan mematangkan

  o

  ikan. Lamanya proses pemasakan awal yaitu selama 20 menit dengan suhu 90 C.

  

Exhaust box ini menggunakan panas dari uap yang dihasilkan boiler. Dari proses

o

  pemasakan awal ini diharapkan suhu pusat ikan minimal 70

  C. Jika suhu tidak

  o

  mencapai 70

  C, maka akan dilakukan pemasakan ulang hingga dicapai suhu yang diharapkan. Berikut adalah Standar Operating Procedure (SOP) untuk pemasakan awal:

  1. Tekan tombol ON untuk menjalankan conveyor pada mesin.

  2. Atur kecepatan conveyor (18-22 menit/putaran).

  o 3.

  C. Buka kran uap sampai mencapai suhu 90 4.

  Buka kran air pencucian bagian bawah kaleng (kecuali club can).

  5. Ambil kaleng berisi ikan di atas pan, kemudian letakkan di atas conveyor satu per satu berjajar sesuai lebar conveyor (untuk kaleng club can dimasukkan dengan pan).

  6. Tutup kran uap dan kran air pencucian bila sudah keluar semua.

  7. Tekan tombol OFF untuk mematikan conveyor.

  Gambar 10. Proses pemasakan awal Sumber: PT. Maya Food Industries Pekalongan 2015 4.2.10.

   Penirisan Dari proses pemasakan awal akan dihasilkan air maupun minyak yang keluar dari ikan.

  Air dan minyak yang dihasilkan akan dikeluarkan dengan cara penirisan. Proses penirisan dilakukan secara otomatis menggunakan conveyor dengan kemiringan tertentu menjadi limbah dan ditampung untuk diolah lebih lanjut di bagian pengolahan limbah. Tujuan dari proses penirisan adalah agar saus yang ditambah tidak menjadi encer dan tidak mengubah cita rasa saus yang ditambahkan.

4.2.11. Pengisian Saus

  Sebelum pengisian saus, dilakukan proses pembuatan saus terlebih dahulu. Saus dibuat dengan mencampurkan bahan-bahan yang terdiri dari pasta tomat, pati modifikasi, garam, dan air. Pencampuran bahan dilakukan di dalam tanki besar dengan kapasitas 750 liter yang terdapat pengaduk di bagian dalamnya. Proses pencampuran bahan

  o

  menggunakan uap panas dari boiler dengan suhu uap 90

  C. Setelah proses pemasakan saus selesai, saus langsung dialirkan melalui pipa menuju mesin pengisi saus. Pengisian dilakukan secara otomatis menggunakan kran yang terdapat di bagian atas mesin

  o

  pengisi saus. Suhu saus saat masuk ke dalam kaleng minimal 70

  C. Setelah kaleng melewati kran pengisi saus, aliran kaleng di atas conveyor diatur kemiringannya sehingga saus akan tumpah dan diperoleh head space yang diinginkan. Head space yang dihasilkan dari kemiringan tersebut adalah 6-10% dari tinggi kaleng. Saus yang tumpah akan ditampung dalam tanki yang kemudian dialirkan kembali ke tanki pemasakan saus untuk dipanaskan kembali. Saus yang dipanaskan tersebut akan digunakan kembali untuk diisikan ke dalam kaleng. Berikut adalah Standar Operating

  Procedure (SOP) untuk pipa pengisian saus tomat: 1.

  Buka kran pipa media untuk membuang sisa air yang kemungkinan terkandung dalam pipa hingga keluar media yang panas.

  2. Tutup kran pipa media.

  3. Stel kemiringan conveyor sampai mencapai standar head space 3-4 mm.

  4. Tekan tombol ON untuk menjalankan conveyor pembawa kaleng.

  5. Buka pipa kran media (kaleng akan diisi secara otomatis melalui kran).

  6. Jika isi media kurang, maka ditambah dengan menggunakan cangkir.

  7. Jika isi media terlalu banyak/penuh, maka isi dikurangi dengan menggunakan sendok stainless.

  8. Tutup pipa kran media apabila semua kaleng sudah terisi.

9. Tekan tombol OFF untuk menghentikan conveyor.

  Gambar 11. Proses pengisian media Sumber: PT. Maya Food Industries Pekalongan 2015 4.2.12.

   Penutupan Kaleng (Seaming)

Dokumen yang terkait

ANALISIS KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA INDUSTRI PENGALENGAN IKAN DI KECAMATAN MUNCAR BANYUWANGI

0 22 17

KEBIJAKAN PENGENDALIAN PERSEDIAN BAHAN BAKU IKAN LEMURU PADA PROSES PENGALENGAN IKAN PT. BLAMBANGAN FOOD PACKERS INDONESIA (PT. BFPI) MUNCAR BANYUWANGI

0 5 15

KEBIJAKAN PENGENDALIAN PERSEDIAN BAHAN BAKU IKAN LEMURU PADA PROSES PENGALENGAN IKAN PT. BLAMBANGAN FOOD PACKERS INDONESIA (PT. BFPI) MUNCAR BANYUWANGI

0 2 15

ANALISIS Critical Control Point (CCP) PADA PROSES PENGALENGAN IKAN LEMURU (Sardinella lemuru) DI PT MAYA FOOD INDUSTRIES KOTA PEKALONGAN PROPINSI JAWA TENGAH PRAKTEK KERJA LAPANG PROGRAM STUDI S-1 BUDIDAYA PERAIRAN

0 2 17

PENERAPAN SANITASI DAN HIGIENE DALAM PRODUKSI IKAN KALENG DI PT. MAYA MUNCAR BANYUWANGI JAWA TIMUR Repository - UNAIR REPOSITORY

0 4 13

MANAJEMEN PERSONAL HYGIENE PEKERJA DALAM PROSES PRODUKSI FILLET IKAN KAKAP SAWO (Lutjanus sp.) DI PT. KELOLA MINA LAUT GRESIK Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 15

IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA PADA PROSES PENGALENGAN IKAN LEMURU (Sardinella longiceps) DALAM PENERAPAN HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) di PT. MAYA MUNCAR, BANYUWANGI-JAWA TIMUR Repository - UNAIR REPOSITORY

1 7 15

PENGGUNAAN BENTONIT SEBAGAI ADSORBEN PADA PROSES PEMURNIAN MINYAK IKAN KASAR (Crude Fish Oil) HASIL SAMPING INDUSTRI PENGALENGAN IKAN LEMURU (Sardinella lemuru)

0 1 79

I PENDAHULUAN - HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI (SELF EFFICACY) DAN MOTIVASI DENGAN PRESTASI KERJA PADA KARYAWAN PT DUNIA DAGING FOOD INDUSTRIES (DDFI) DI JAKARTA TIMUR - Repository Fakultas Ekonomi UNJ

0 1 8

LAPORAN TUGAS AKHIR PROSES PRODUKSI BAKSO IKAN GABUS

0 0 12