KOMUNIKASI INTERPERSONAL REMAJA PELAKU SEKS PRANIKAH (Studi Kasus pada Remaja-Dewasa Pelaku Seks Pranikah di Lingkungan Desa Terate, Kecamatan Kramatwatu, Serang-Banten) - FISIP Untirta Repository

  

KOMUNIKASI INTERPERSONAL REMAJA

PELAKU SEKS PRANIKAH

(Studi Kasus pada Remaja-Dewasa Pelaku Seks

Pranikah di Lingkungan Desa Terate, Kecamatan

  

Kramatwatu, Serang-Banten)

SKRIPSI

  

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Humas

Program Studi Ilmu Komunikasi

  Oleh : YESI AFRIANTI NIM. 6662121347

  

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

BANTEN

2017

  

Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu

Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah Bacalah, dan

Tuhanmulah yang maha mulia Yang mengajar manusia dengan pena,

Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya (QS: Al-

  ’Alaq 1-5)

Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan ? (QS: Ar-Rahman 13)

Niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-

orang yang diberi ilmu beberapa derajat (QS : Al-Mujadilah 11)

  Berangkat dengan Penuh Keyakinan ... Berjalan dengan Penuh Keikhlasan ... Istiqomah dalam Menghadapi Cobaan ...

  Bismillah, Skripsi ini ku persembahkan dengan segalah hormat dan cinta kasih kepada keluarga ku, papah, mamah, suami, dan adik-adik yang luar biasa hebat menjadi sumber motivasi ku dan inspirasi ku. T hank’s for everything you gave and Love you as always *

  

ABSTRAK

Yesi Afrianti. NIM. 6662121347. Skripsi. KOMUNIKASI

  

INTERPERSONAL REMAJA PELAKU SEKS PRANIKAH (Studi Kasus

pada Remaja-Dewasa Pelaku Seks Pranikah di Lingkungan Desa Terate,

Kecamatan Keramatwatu, Serang-Banten). Pembimbing I: Ikhsan Ahmad.,

S.IP, M.Si dan Pembimbing II: Teguh Iman Prasetya, SE, M.Si.

  Perkembangan fisik pada remaja ditandai dengan kematangan seksual, dimana organ-organ seksualnya dapat berfungsi secara menyeluruh, yang mengakibatkan timbulnya dorongan dan keingintahuannya mengenai pemuasan seksual. Perilaku seksual dikalangan remaja cenderung meningkat, sehingga mengakibatkan maraknya hubungan seksual pranikah yang terjadi pada remaja. Dibalik timbulnya hubungan seksual pranikah dikalangan remaja tak luput dari komunikasi antarpribadi yang terjalin secara intensif. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui, menggambarkan, dan menjelaskan bagaimana komunikasi yang terjalin remaja pelaku seks pranikah dengan pasangannya sebelum dan sesudah melakukan hubungan seks pranikah. Dengan mengetahui proses tahapan komunikasi interpersonal dan keefektivan komunikasi interpersonal, maka teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Komunikasi Interpersonal menurut Joseph De Vito. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Subjek penelitian ini adalah remaja pelaku seks pranikah dengan pasangannya. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi partisipasi pasif dan wawancara mendalam. Hasil penelitian yang didapat dari keenam informan, komunikasi interpersonal pada ketiga informan dengan pasangannya sebelum melakukan hubungan seks pranikah terbilang efektif, jika dispesifikasikan maka pasangan informan pertama termasuk dalam efek kognitif, pasangan informan kedua termasuk dalam efek afektif, dan pasangan informan ketiga termasuk dalam efek konatif. Perubahan situasi dan kondisi komunikasi pasca terjadinya hubungan seksual pranikah pada ketiga informan dengan pasangannya memiliki dua fase perubahan, dari awalnya berada dalam komunikasi yang efektif dengan pasangannya menjadi tidak efektif.

  Kata Kunci : Remaja, Seks Pranikah, Komunikasi Interpersonal.

  

ABSTRACT

Yesi Afrianti. NIM. 6662121347. Thesis.

  INTERPERSONAL

COMMUNICATION ADOLSCENT PREMARITAL SEX OFFENDERS (A

Case Study Adolscent-Adult Premarital Sex Offender Neighborhood Terate

Village, District Kramatwatu, Serang-Banten). Guide I: Dr. Ikhsan Ahmad.,

S.IP, M.Si And Guide II: Teguh Iman Prasetya, SE, M.Si.

  

Physical development in adolescents is marked by sexual maturity, in which the

sexual organs can function as a whole, resulting in the emergence of impulse and

curiosity about sexual gratification. Sexual behavior among adolescents tend to

increase, resulting in the rise of premarital sexual relations that occur in

adolescents. Behind the incidence of premarital sexual intercourse among

adolescents are not spared from interpersonal communication that exists

intensively. The purpose of this research is to know, describe, and explain what

drives, what is the decision, and how communication is established juvenile

offender premarital sex with their partner before and after premarital sex. By

knowing the stages of the process of interpersonal communication and

interpersonal communication effectiveness, the theory used in this research is the

theory of Interpersonal Communication by Joseph De Vito. The method used in

this research is qualitative descriptive. The subjects were juvenile offender

premarital sex with their partner. Data collection techniques used in this study is

the observation of passive participation and in-depth interviews. Results of the

study were obtained from six informants, interpersonal communication on a third

informant with her partner before having sex before marriage is fairly effective, if

specified then the pair first informant included in the cognitive effects, a couple

second informant included the effects of affective and partner third informant

included the effect conative , Changes in circumstances after the occurrence of

communication premarital sexual relations with their partners in third informant

has two phases of change, from the beginning to be in effective communication

with their partner becomes ineffective.

  Keywords: Adolescent, Premarital Sex, Interpersonal Communication.

KATA PENGANTAR

  Alhamdulillah puji dan syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia yang tidak terhingga sehingga skripsi berjudul “KOMUNIKASI INTERPERSONAL REMAJA PELAKU SEKS PRANIKAH dengan Sub Judul (Studi Kasus pada Remaja-Dewasa Pelaku Seks Pranikah di Lingkungan Desa Terate, Kecamatan Kramatwatu, Serang-Banten

  )” bisa tertuntaskan dengan baik. Juga shalawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang menjadi insiprasi dan pembuka gerbang cahaya bagi umatnya hingga akhir zaman.

  Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana. Dalam penyusunannya, peneliti banyak menemukan kendala dan kesulitan, namun berkat niat dan usaha yang sungguh-sungguh serta bantuan dari berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Peneliti menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak, maka penyusunan skripsi ini akan jauh lebih sulit dari yang dijalankan. Untuk itu peneliti ingin menyampaikan terimakasih yang setulusnya kepada :

  1. Kedua orang tua tercinta, ayahanda Dulhadi dan ibunda Rohilah.

  Terima kasih atas doa tulus yang tiada henti diberikan, perhatian dan cinta yang senantiasa menjadi kekuatan terbesar bagi penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.

  2. Bapak Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd., selaku Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

  3. Bapak Dr. Agus Sjafari M. Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  4. Ibu Rahmi Winangsih Selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

  5. Bapak Ikhsan Ahmad, S.IP, M.Si., selaku dosen pembimbing I yang dengan penuh kesabaran menghadapi penulis, meluangkan waktu, memberi masukan, arahan, dan dukungan penuh kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini

  6. Bapak Teguh Iman Prasetya, SE, M.Si., selaku dosen pembimbing II, yang juga dengan penuh kesabaran menghadapi penulis serta meluangkan waktu, masukan, dan nasehat kepada penulis selama proses penyusunan tugas akhir ini.

  7. Ibu Isti Nursih, S.I.P, M.I.K., selaku Dosen Pembimbing Akademik.

  8. Dosen-dosen pengajar Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Sultan ageng tirtayasa yang telah memberikan ilmunya.

  9. Seluruh staff Program Studi Ilmu Komunikasi dan staff Fakultas Ilmu Sosial dan Imu Politik yang telah membantu penulis dalam hal kelancaran proses skripsi.

  10. Terima kasih pula untuk suami penulis: Rofiq Vidi Royansyah yang telah memberikan perhatian, dukungan, semangat dan doa selama penulis menyelesaikan skripsi.

  11. Kedua orangtua mertua penulis, ayahanda H. Sukirmadi dan Ibu Hj.

  Vivi Sumanti S.Sos, terimakasih atas pengertian, doa dan dukungannya selama penulis menyelesaikan skripsi.

  12. Keluarga besar penulis, terutama Nenek, Bibi dan Paman yang telah mendukung, mendoakan, serta memberikan perhatiannya kepada penulis selama penyelesaian skripsi.

  13. Untuk adik-adik penulis: Fajar Ramadan, Vidi Afrik Alviando, Reza Vidi Pratama, Aura Claudy Vidianita, Ella Esmalla yang telah memberikan perhatian, semangat dan doa selama penulis menyelesaikan skripsi ini.

  14. Sahabat-sahabat tercinta, Terima kasih untuk Siti Nur Faizah, Egi Winadya, Eri Husna Permata, Nefi Lidya Maita, Della Krestianti P, Adnah, Dety Kurniati dan Yurike Silvianingsih yang telah bersedia menemani dan memberi semangat. Semoga persahabatan kita selalu dijaga dan terjaga oleh allah yang telah memnyatukan kita dan semoga persahabatan ini tak akan berakhir hingga akhir. Heart you, my

  beloved friends! 15.

  Excellent Communication Society angkatan 2012, trimakasih untuk semua suka dan duka yang telah dilewati bersama. You guys such an !

  awesome family, I love you all Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari berbagai pihak atas segala kekurangan, kekeliruan, dan kesalahan dalam skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti pada khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

  Serang, 8 Februari 2017 Yesi Afrianti

  

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................. ii

LEMBAR PERSETUJUAN .............................................................................. iii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .............................................................. iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................................... v

ABSTRAK .......................................................................................................... vi

ABSTRAC .......................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xvi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvii

  BAB I PENDAHULUAN

  1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................................. 1

  1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 6

  1.3 Identifikasi Masalah ........................................................................................ 6

  1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................................ 7

  1.5 Manfaat Penelitian .......................................................................................... 7

  BAB II TINJAUAN PUSTAKA

  2.1 Kajian Teoritis ................................................................................................. 8

  2.1.1 Pengertian Komunikasi .......................................................................... 8

  2.1.2 Komunikasi Antarpibadi ...................................................................... 10

  2.1.2.1 Pengertian Komunikasi Antarpibadi ......................................... 10

  2.1.2.2 Peranan, Ciri dan Sifat Komunikasi Antarpribadi .................... 16

  2.1.2.3 Unsur-unsur Komunikasi Antarpribadi ..................................... 19

  2.1.2.4 Fungsi-fungsi Komunikasi Antarpribadi .................................. 21

  2.1.2.5 Jenis-jenis Komunikasi Antarpribadi ........................................ 22

  2.1.2.6 Tujuan Komunikasi Antarpribadi ............................................. 23

  2.1.2.7 Proses Komunikasi Antarpribadi .............................................. 25

  2.1.3 Remaja .................................................................................................. 26

  2.1.3.1 Pengertian Remaja ................................................................... 26

  2.1.3.2 Karakteristik Remaja ................................................................ 28

  2.1.4 Seksual Pranikah .................................................................................. 32

  2.1.4.1 Pengertian Seks Pranikah .......................................................... 32

  2.1.4.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Seks Pranikah Remaja ..... 33

  2.1.4.3 Dampak dari Seks Pranikah ...................................................... 35

  2.2 Kerangka Berpikir ......................................................................................... 37

  2.3 Penelitian Terdahulu ..................................................................................... 39

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN

  3.1 Metode Penelitian .......................................................................................... 47

  3.2 Fokus Penelitian ............................................................................................ 48

  3.3 Lokasi Penelitian ........................................................................................... 49

  3.4 Pendekatan ... ................................................................................................. 49

  3.5 Instrumen Penelitian ...................................................................................... 49

  3.6 Informan Penelitian ....................................................................................... 50

  3.6.1 Informan ................................................................................................ 50

  3.6.2 Key Informan ......................................................................................... 51

  3.7 Teknik Pengumpulan & Analisis Data .......................................................... 51

  3.7.1 Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 51

  3.7.1.1 Wawancara ................................................................................ 51

  3.7.1.2 Penentuan Informan .................................................................. 53

  3.7.1.3 Observasi ................................................................................... 54

  3.7.1.4 Teknik Analisis Data ................................................................. 55

  3.8 Jadwal Penelitian ........................................................................................... 57

  BAB IV HASIL PENELITIAN

  4.1 Deskripsi Obyek Penelitian ........................................................................... 58

  4.1.2 Pasangan Ranum ................................................................................... 61 4.1.3 Demas (nama samaran) .........................................................................

  61 4.1.4 Pasangan Demas ....................................................................................

  64

  4.1.5 Nuri (nama samaran) ............................................................................ 65

  4.1.6 Pasangan Nuri ...................................................................................... 67

  4.2 Pembahasan ................................................................................................... 68

  4.2.1 Komunikasi Antarpribadi Remaja dengan Pasangannya Sebelum Terjadinya Hubungan Seksual Pranikah ............................................ 69

  4.2.2 Komunikasi Antarpribadi Remaja Pasca Melakukan Hubungan Seksual Pranikah .............................................................................................. 75

  BAB V PENUTUP

  5.1 Kesimpulan ................................................................................................... 82

  5.2 Saran .............................................................................................................. 83

  5.2.1 Saran Teoritis ....................................................................................... 83

  5.2.2 Saran Praktis ........................................................................................ 84

  

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 86

LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................................... 41Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ......................................................................................... 57Tabel 4.1 Jawaban Pasangan Informan 1 tentang Komunikasi Pasca Hubungan .........................................................................................................................................

  Seks Pranikah

  75 Tabel 4.2 Jawaban Pasangan Informan 2 tentang Komunikasi Pasca Hubungan Seks Pranikah .............................................................................................. 78

Tabel 4.3 Jawaban Pasangan Informan 3 tentang Komunikasi Pasca Hubungan

  Seks Pranikah ............................................................................................. 80

  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ............................................................................ 38Gambar 3.1 Model Miles & Hiberman ............................................................... 56

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Transkip Wawancara Lampiran 2 Surat Persetujuan Wawancara Informan Lampiran 3 Kartu Bimbingan Lampiran 4 Riwayat Hidup

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

  Masa remaja merupakan masa dimana perkembangannya begitu pesat, baik secara fisik maupun psikologis. Perkembangan secara fisik ditandai dengan semakin matangnya organ-organ tubuh termasuk organ reproduksi. Sedangkan secara psikologis perkembangan ini nampak pada kematangan pribadi dan kemandirian. Masa remaja yaitu masa yang masih belum mampu menguasai dan memfungsikan secara maksimal fungsi fisik maupun psikisnya, karena masa remaja berada pada masa transisi antara masa anak-anak dan masa dewasa yang mengalami

  1 fase perkembangan menuju kematangan secara mental, emosi, fisik, dan sosial.

  Perkembangan fisik pada remaja ditandai dengan kematangan seksual, dimana organ-organ seksualnya dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengembangkan keturunan. Dengan kematangan fungsi-fungsi seksualnya, maka timbul dorongan-

  2 dorongan dan keingintahuannya mengenai pemuasan seksual.

  Seksual pranikah di kalangan remaja merupakan sebuah fenomena yang harus segera mendapatkan perhatian. Meluasnya perilaku yang semula dianggap hanya terjadi pada anak-anak di berbagai kota besar, dan kini telah merembes sampai ke 1 pelosok menunjukkan adanya persebaran pengaruh buruk yang terjadi.

  Hurlock, E.B,. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga, 1980. Hal. 18

  Salah satu faktor dari beragam faktor yang ada adalah kemajuan teknologi misalnya berupa kemudahan mendapatkan kepingan CD film-film porno atau berkembangnya kepemilikian HP dengan fasilitasi yang mampu menampung,

  3

  menerima dan menyebarluaskan film-film porno. Tidak sedikit informasi yang diperoleh remaja disalahartikan sehingga menimbulkan berbagai perilaku menyimpang yang akibatnya tidak saja merugikan remaja itu sendiri, tetapi juga dapat merugikan orang lain, seperti melakukan hubungan seks dengan pacar atau teman terdekat tanpa memperhitungkan akibat yang timbul, yaitu kehamilan, penyakit menular seksual dan tercorengnya kehormatan keluarga.

  Remaja menjadi salah satu bagian yang sangat penting terhadap penyalahgunaan seks pranikah, remaja telah mempunyai orientasi seks namun tidak dapat menyalurkannya dengan benar. Hal ini dikarenakan pada masa remaja terjadi proses perkembangan meliputi perubahan-perubahan yang berhubungan dengan perkembangan seksual. Perilaku seksual pranikah merupakan segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual yang dilakukan oleh dua orang, pria dan wanita

  4

  diluar perkawinan yang sah. Perilaku seksual pranikah terjadi karena adanya dorongan oleh hasrat seksual seperti bergandengan tangan, berciuman, bercumbu dan bersenggama yang dilakukan oleh pria dan wanita tanpa melalui proses pernikahan yang resmi menurut hukum dan agama.

  Fenomena yang terjadi di masyarakat saat ini menunjukkan bahwa perilaku seksual pranikah pada remaja terus meningkat dari tahun ke tahun. Kenyataan ini

3 Ika Wulandari. Dampak Kenakalan Remaja. 2008

  didukung dari berbagai penelitian yang telah dilakukan. Berdasarkan survei yang dilakukan Buklet Cinta Mulia yang disebarkan dan diproduksi oleh Alfatih Studio pada tahun 2014, 54% remaja di kota Bandung mengaku sudah pernah melakukan hubungan seksual diluar pernikahan. Ini angka paling tinggi dari empat kota yang disurvei. Di Jakarta, angkanya lebih rendah 1%, yaitu 51%. Di Surabaya, 47% remaja yang disurvei mengaku pernah berhubungan seks pranikah. Sedangkan di Medan, satu-satunya kota di luar Jawa dari empat kota yang datanya ditampilkan,

  5 angkanya mengalahkan Jakarta, yakni 52%.

  Masih berada didalam Kota Bandung, workshop hasil Baseline survei pengetahuan dan perilaku remaja Kota Bandung oleh 25 Messenger Jawa Barat di Wisma PKBI Jabar. Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan 25 Messenger Jabar Kristian Widya Wicaksono mengatakan, survei yang dilakukan rentang waktu bulan Juni 2012 ini melibatkan rata-rata 100 responden remaja usia 15-24 tahun yang ada di setiap kecamatan di Kota Bandung. Sedikitnya 56% remaja Kota Bandung pada rentang usia 15 hingga 24 tahun sudah pernah berhubungan seks atau making love (ML) di luar nikah. Hubungan seks dilakukan dengan pacar, teman,

  6 dan pekerja seks komersial.

  Hasil penelitian lain yang juga cukup mengagetkan, yaitu penelitian tentang perilaku seks bebas di antara generasi muda pada tahun 2006 di Makassar, mengungkap perilaku seks bebas generasi anak baru gede (ABG) kurang lebih 474 5 remaja yang dijadikan sampel penelitian, ternyata mengaku telah melakukan 6 Al Fatih. Seks Bebas Remaja Tertinggi di Bandung. 2014 Kristian Widya Wicaksono. 56% Remaja Melakukan Seks di Luar Nikah. 2012 hubungan seks tanpa nikah dan yang lebih mengagetkan lagi ternyata 40% di antara mereka melakukan hubungan seks tersebut pertama kali justru dilakukan di rumah

  7 sendiri dengan pacar mereka.

  Melihat dari data-data diatas bahwa ternyata hubungan seksual pranikah sudah tersebar dimana-mana, mulai dari kota-kota besar hingga kota kecil di Indonesia.

  Hal serupa juga terjadi pula di Povinsi Banten, yang terungkap dalam acara Seminar dan Dialog Interaktif Bina Keluarga Remaja (BKR) yang digelar di halaman Kantor Kecamatan Tangerang, Kamis (14/5). Dari data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menunjukkan, Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia 2002-2003 menyebutkan, remaja yang mengaku memiliki teman yang pernah berhubungan seksual sebelum menikah pada usia 14- 19 tahun mencapai 34,7% untuk perempuan dan 30,9% untuk laki-laki. Mereka yang berumur 20-24 tahun yang pernah melakukan hal serupa ada 48,6% untuk

  8 perempuan dan 46,5% untuk laki-laki.

  Dari kasus di atas tersebut nampak bahwa dari tahun ke tahun selalu terjadi kasus perilaku seksual remaja dan ada indikasi peningkatan yang cukup berarti.

  Kasus dari fakta-fakta tersebut ini memang bukanlah hal yang sederhana, terlebih bagi mereka yang melakukannya. Bagi masyarakat di Indonesia, seks diluar pernikahan merupakan hal yang tidak lumrah, terlebih bagi wanita remaja, seks diluar pernikahan dapat merebut kehormatan yang memang seharusnya dijaga.

  7 Rony Setiawan dan Siti Nurhidayah, Pengaruh Pacaran Terhadap Perilaku SeksPranikah. Jurnal 8 Soul, Vol. 1, No. 2. 2008. Hal. 61.

  Hendra. Perilaku Seks Pranikah Sudah Mengkhawatirkan. 2015 Selain itu menurut hukum agama dan pemerintah seks diluar pernikahan tidaklah diperbolehkan.

  Timbulnya perilaku seksual pranikah pada remaja berawal dari keingintahuannya mengenai seksual, sampai keinginannya untuk melampiaskan hasrat seksualnya dengan cara menonton situs-situs pornografi sampai melakukan hubungan seksual dengan lawan jenisnya, itu semua tak luput dari komunikasi antarpribadi yang terjalin secara intensif. Komunikasi interpersonal yang terjadi pada pelaku menimbulkan sebuah proses interaksi yang efektif, sehingga menimbulkan keinginan pelaku untuk melakukan hubungan seksual. Komunikasi interpersonal itu sendiri merupakan prosees pengiriman dan penerimaan pesan antara dua orang atau lebih secara tatap muka dan dua arah yang menimbulkan

  9

  umpan balik/feedback. Efektivitas komunikasi interpersonal pelaku adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan antara pelaku yang berlangsung secara tatap muka dan dua arah, yang disertai adanya niat kedua belah pihak untuk berperan

  10 sebagai pembicara dan pendengar sehingga menimbulkan respon dan feedback.

  Seks pranikah menjadi masalah yang pelik khususnya bagi generasi muda, karena larangan atas norma-norma agama mengenai berhubungan seks sebelum menikah masih berlaku dan dipegang teguh oleh sebagian besar kalangan masyarakat. Bagi mereka seks bukanlah semata-mata upaya mencari kesenangan (rekreasi), karena hubungan seksual pranikah merupakan sebuah dosa dan

9 Ahmad Sihabudin & Rahmi Winangsih. Komunikasi Antarmanusia. Serang : Pustaka Getok Tular.

  10 2012 Tu Opsiatisza. Efektivitas Komunikasi Interpersonal. 2014. hubungan seksual selayaknya dilakukan dalam lembaga pernikahan dengan tujuan mengembangkan keturunan.

  Penelitian ini dilakukan di Lingkungan Desa Kelurahan Terate, Kecamatan Kramatwatu, Serang-Banten. Karena penulis ingin mengetahui bagaimana komunikasi yang melatarbelakangi remaja pelaku seks pranikah di Desa Terate ini sehingga terjerumus kedalam perilaku menyimpang tersebut.

  Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Komunikasi Interpersonal Remaja Pelaku Seks Pranikah (Studi Kasus pada Remaja-Dewasa di Desa Terate, Kecamatan Kramatwatu, Serang- Banten)”.

  1.2 Rumusan Masalah

  Berdasarakan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang didapat adalah sebagai berikut : “Bagaimana komunikasi interpersonal remaja pelaku seks pranikah ?”

  1.3 Identifikasi Masalah

  Adapun identifikasi masalah dari penelitian ini sebagai berikut: 1.

  Bagaimana komunikasi interpersonal remaja sebelum melakukan hubungan seksual pranikah?

  2. Bagaimana komunikasi interpersonal remaja pasca terjadinya hubungan seksual pranikah?

1.4 Tujuan Penelitian

  Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka diketahuilah tujuan-tujuan penelitian yang ingin dilakukan, yaitu ?

  1. Untuk mengetahui, menggambarkan, dan menjelaskan komunikasi interpersonal remaja sebelum melakukan hubungan seksual pranikah.

  2. Untuk mengetahui, menggambarkan, dan menjelaskan komunikasi interpersonal remaja pasca terjadinya hubungan seksual pranikah.

1.5 Manfaat Penelitian

  1.5.1 Manfaat Teoritis Memberikan sumbangan teoritis tentang kajian perilaku menyimpang, khususnya bagi remaja dan masyarakat pada umumnya tentang terjadinya hubungan seksual pranikah.

  Memberikan dasar-dasar dan landasan bagi penelitian tentang hubungan seksual pranikah.

  1.5.2 Manfaat Praktis Memberikan pemahaman bagi masyarakat untuk lebih waspada terhadap perilaku remaja agar tidak terjadi hubungan seksual pranikah diluar pernikahan.

  Memberikan masukan bagi pihak yang berkepentingan yang ingin mengadakan penelitian sejenis.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teoritis

2.1.1 Pengertain Komunikasi

  Komunikasi adalah proses penyampaian pesan yang dilakukan oleh seorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau merubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara langsung (secara lisan) maupun tidak langsung (melalui media).

  Rumusan komunikasi yang sangat dikenal adalah rumusan yang dibuat Harold Laswell. Menurut Laswell komunikasi adalah: “who says what in which chanell to whom with what effect”. Yang jika dijabarkan, akan terdapat lima unsur atau komponen di dalam komunikasi, yaitu: 1.

  Siapa yang mengatakan (Komunikator) 2. Kepada siapa disampaikan (Komunikan) 3. Apa yang dikatakan (Pesan) 4. Media apa yang digunakan (Media) 5. Akibat apa yang terjadi (Efek)

  9

  Pengertian komunikasi secara umum dapat dilihat dari dua sebagai: 1.

  Pengertian komunikasi secara etimologis. Komunikasi berasal dari bahasa latin communication, dan bersumber juga dari kata communis yang artinya sama, dalam arti kata sama makna. Jadi komunikasi berlangsung apabila antara orang-orang yang terlibat terdapat kesamaan makna mengenai suatu hal yang dikomunikasikan.

2. Pengertian komunikasi secara terminologis. Komunikasi yang berarti

  11 penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain.

  Komunikasi menurut beberapa ahli diantaranya adalah menurut Everett

12 Rogers

  . Komunikasi didefinisikan sebagai “proses di mana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk merubah tingkah laku mereka”. Sedangkan menurut Arni Muhammad (2005:5) Komunikasi dedefinisikan sebagai “Pertukaran pesan verbal maupun non verbal antara si pengirim dengan si penerima pesan untuk mengubah tingkah laku”. Dapat disimpulkan bahwa komunikasi sebagai suatu proses pengiriman dan penyampaian pesan baik berupa verbal maupun non verbal oleh seseorang kepada orang lain untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan, maupun tidak langsung melalui media. Komunikasi yang baik harus disertai dengan adanya jalinan pengertian antara kedua belah pihak (pengirim dan penerima), sehingga yang dikomunikasikan dapat dimengerti dan dilaksanakan.

11 Hafied Canggara. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. 1998. Hal 20.

  10

2.1.2 Komunikasi Antarpribadi (Interpersonal Communication)

2.1.2.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi

  Terdapat beberapa definisi komunikasi antarpribadi menurut beberapa ahli, diantaranya adalah: Menurut Joseph A.Devito dalam bukunya The Interpersonal

  Communication Book , komunikasi antarpribadi adalah proses pengiriman

  dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau di antara sekelompok kecil orang- orang, dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika (the process of sending and receiving messages between two

  persons, or among a small group of persons, with some effect and some

  13 immediate feedback ).

  Menurut Rogers dalam Depari, komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi dari mulut ke mulut yang terjadi dalam interaksi tatap muka antara beberapa pribadi. Menurut Tan juga mengemukakan bahwa komunikasi antarpribadi adalah komunikasi tatap muka antara dua orang

  14 atau lebih.

13 Joseph A Devito. Komunikasi Antarmanusia. Tanggerang Selatan: Karisma Publishing Group. 2011. Hal. 4.

  11

  Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang menimbulkan efek tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh komunikator. Efek yang ditimbulkan oleh komunikasi dapat diklasifikasikan pada: 1.

  Efek kognitif, yaitu bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, dipersepsi oleh komunikan atau yang berkaitan dengan pikiran dan nalar/rasio. Dengan kata lain, pesan yang disampaikan ditujukan kepada pikiran komunikan.

  2. Efek afektif, yaitu bila ada perubahan pada apa yang dirasakan atau yang berhubungan dengan perasaan. Dengan kata lain, tujuan komunikator bukan saja agar komunikan tahu tapi juga tergerak hatinya.

  3. Efek konatif, yaitu perilaku yang nyata yang meliputi pola- pola tindakan, kegiatan, kebiasaan, atau dapat juga dikatakan menimbulkan itikad baik untuk berperilaku tertentu dalam arti kita melakukan suatu tindakan atau kegiatan yang bersifat fisik

  15 (jasmaniah).

  Dalam buku Komunikasi Antarpribadi, Alo Liliweri mengutip pendapat Joseph A.Devito mengenai ciri komunikasi antarpribadi yang efektif, yaitu:

  12

  a.

  Keterbukaan (openness) Kemauan menanggapi dengan senang hati informasi yang diterima di dalam menghadapi hubungan antarpribadi. Kualitas keterbukaan mengacu pada tiga aspek dari komunikasi interpersonal.

  Aspek pertama, komunikator interpersonal yang efektif harus terbuka kepada komunikannya. Ini tidaklah berarti bahwa orang harus dengan segera membukakan semua riwayat hidupnya. Memang ini mungkin menarik, tetapi biasanya tidak membantu komunikasi.

  Sebalikanya, harus ada kesediaan untuk membuka diri mengungkapkan informasi yang biasanya disembunyikan, asalkan pengungkapan diri ini patut dan wajar.

  Aspek kedua mengacu pada kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang. Orang yang diam, tidak kritis, dan tidak tanggap pada umumnya merupakan komunikan yang menjemukan. Bila ingin komunikan bereaksi terhadap apa yang komunikator ucapkan, komunikator dapat memperlihatkan keterbukaan dengan cara bereaksi secara spontan terhadap orang lain.

  Aspek ketiga menyangkut kepemilikan perasaan dan pikiran dimana komunikator mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang diungkapkannya adalah miliknya dan ia bertanggung jawab atasnya.

  b.

  Empati (empathy) Empati adalah kemampuan seseorang untuk mengetahui apa yang sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut pandang orang

  13

  lain itu, melalui kacamata orang lain itu. Berbeda dengan simpati yang artinya adalah merasakan bagi orang lain. Orang yang berempati mampu memahami motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan dan sikap mereka, serta harapan dan keinginan mereka untuk masa mendatang sehingga dapat mengkomunikasikan empati, baik secara verbal maupun non-verbal.

  c.

  Dukungan (supportiveness) Situasi yang terbuka untuk mendukung komunikasi berlangsung efektif. Hubungan interpersonal yang efektif adalah hubungan dimana terdapat sikap mendukung. Individu memperlihatkan sikap mendukung dengan bersikap deskriptif bukan evaluatif, spontan bukan strategik.

  d.

  Rasa Positif (positiveness) Seseorang harus memiliki perasaan positif terhadap dirinya, mendorong orang lain lebih aktif berpartisipasi, dan menciptakan situasi komunikasi kondusif untuk interaksi yang efektif.

  e.

  Kesetaraan (equality) Komunikasi antarpribadi akan lebih efektif bila suasananya setara.

  Artinya, ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua belah pihak menghargai, berguna, dan mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan. Kesetaraan meminta kita untuk memberikan penghargaan

  16 positif tak bersyarat kepada individu lain.

  14

  Komunikasi antarpribadi sebenarnya merupakan suatu proses sosial dimana orang-orang yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi. Proses saling mempengaruhi ini merupakan suatu proses bersifat psikologis dan karenanya juga merupakan permulaan dari ikatan psikologis antarmanusia yang memiliki suatu pribadi.

  Dalam komunikasi antar pribadi, Joseph Luft menekankan bahwa setiap orang bisa mengetahui dan tidak mengetahui tentang dirinya, maupun orang lain.

  Hal ini digambarkan dalam Johari Window (Jendela Johari) yakni:

  I II OPEN AREA BLIND AREA Known by ourselves and known by others Known by others but not known by ourselves

  III

  IV HIDDEN AREA UNKNOWN AREA Known by ourselves but not known by Not known by ourselves and not known by others others

  Berdasarkan konsep tersebut, tingkah laku manusia dapat digambarkan secara skematis seperti terlihat pada skema di atas.

  1. Bidang I, yakni Bidang Terbuka (Open Area) menunjukkan bahwa kegiatan yang dilakukan oleh seseorang disadari sepenuhnya oleh yang bersangkutan, juga oleh orang lain, yang berarti terdapat keterbukaan, dengan lain perkataan tidak ada yang disembunyikan kepada orang lain.

  15

  2. Bidang II, yakni Bidang Buta (Blind Area) menggambarkan bahwa kegiatan seseorang diketahui oleh orang lain, tetapi dirinya sendiri tidak menyadari apa yang ia lakukan.

  3. Bidang III, yakni Bidang Tersembunyi (Hidden Area) yaitu bahwa kegiatan yang dilakukan oleh seseorang disadari sepenuhnya olehnya, tetapi tidak dapat diketahui oleh orang lain. Ini berarti bahwa orang seperti itu bersikap tertutup.

  4. Bidang IV, adalah Bidang Tak Dikenal (Unknown Area). Bidang ini menggambarkan bahwa tingkah laku seseorang tidak disadari oleh

  17 dirinya sendiri dan tidak diketahui oleh orang lain.

  Berdasarkan definisi Devito, maka komunikasi antarpribadi adalah komunikasi yang terjadi secara dialogis, dimana saat seorang komunikator berbicara maka akan terjadi umpan balik dari komunikan sehingga terdapat interaksi. Dalam komunikasi dialogis, baik komunikator maupun komunikan, keduanya aktif dalam proses pertukaran informasi yang berlangsung dalam interaksi

  16

2.1.2.2 Peranan, Ciri dan Sifat Komunikasi Antarpribadi

  Johnson menunjukkan beberapa peranan yang disumbangkan oleh komunikasi antarpribadi dalam rangka menciptakan kebahagiaan hidup manusia, yakni: 1.

  Komunikasi antarpribadi membantu perkembangan intelektual dan sosial kita. Perkembangan kita sejak masa bayi sampai masa dewasa mengikuti pola semakin meluasnya ketergantungan kita pada orang lain. Diawali dengan ketergantungan atau komunikasi yang intensif dengan ibu pada masa bayi, lingkaran ketergantungan atau komunikasi itu menjadi semakin luas dengan bertambahnya usia kita. Bersamaan proses itu, perkembangan intelektual dan sosial kita sangat ditentukan oleh kualitas komunikasi kita dengan orang lain.

  2. Identitas atau jati diri kita terbentuk dalam dan lewat komunikasi dengan orang lain. Selama berkomunikasi dengan orang lain, secara sadar maupun tidak sadar kita mengamati, memperhatikan dan mencatat dalam hati semua tanggapan yang diberikan oleh orang lain terhadap diri kita. Kita menjadi tahu bagaimana pandangan orang lain itu tentang diri kita. Berkat pertolongan komunikasi dengan orang lain kita dapat menemukan diri, yaitu mengetahui siapa diri kita sebenarnya.

  3. Dalam rangka memahami realitas di sekeliling kita serta menguji kebenaran kesan-kesan dan pengertian yang kita miliki tentang dunia di sekitar kita, kita perlu membandingkannya dengan kesan-kesan dan

  17

  pembandingan sosial semacam itu hanya dapat kita lakukan lewat komunikasi dengan orang lain.

  4. Kesehatan mental kita sebagian besar juga ditentukan oleh kualitas komunikasi atau hubungan kita dengan orang lain, terlebih orang- orang yang merupakan tokoh-tokoh signifikan (significant figures) dalam hidup kita. Bila hubungan kita dengan orang lain diliputi berbagai masalah, maka tentu kita akan menderita, merasa sedih, cemas, frustrasi. Bila kemudian kita menarik diri dan menghindar dari orang lain, maka rasa sepi dan terasing yang mungkin kita alami pun tentu akan menimbulkan penderitaan, bukan hanya penderitaan emosional atau batin, bahkan mungkin juga penderitaan fisik.

  18 Dari beberapa definisi komunikasi harus ditinjau manakah ciri-

  ciri yang menunjukkan perbedaan yang khas antara komunikasi antarpribadi dengan bentuk komunikasi antarpribadi dari mereka yang saling mengenal lebih bermutu karena setiap pihak mengetahui secara baik tentang lika-liku hidup pihak lain, pikiran dan pengetahuannya, perasaannya, maupun menanggapi tingkah laku seseorang. Mereka yang sudah saling mengenal secara mendalam memiliki interaksi komunikasi yang lebih baik daripada yang belum mengenal. Kesimpulannya bahwa jika hendak menciptakan suatu komunikasi antarpribadi yang lebih bermutu maka harus didahului dengan suatu keakraban.

18 Dr. A. Supratiknya,

  18

  Bagaimanapun juga suatu batasan pengertian yang benar-benar baik tentang komunikasi antarpribadi tidak ada yang memuaskan semua orang. Semua batasan arti sangat tergantung bagaimana kita melihat dan mengetahui perilakunya. Dengan kata lain tidak semua bentuk interaksi yang dilakukan antara dua orang dapat digolongkan komunikasi antarpribadi. Ada tahap-tahap tertentu dalam interaksi antara dua orang haruslah terlewati untuk menentukan komunikasi antarpribadi benar- benar dimulai.

Dokumen yang terkait

Komunikasi Remaja Pelaku Seks Pranikah (Studi Kasus Pada Remaja Putri Pelaku Seks Pranikah Di Lingkungan XXII Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia)

1 74 100

KETERBUKAAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTARA REMAJA DENGAN ORANG TUA MENGENAI PENDIDIKAN SEKS (Studi pada Remaja dan Orang Tua di Perumahan Batumas Pandaan)

0 31 56

DINAMIKA KEPRIBADIAN REMAJA PELAKU SEKS PRANIKAH

0 6 2

DINAMIKA KEBUTUHAN PADA REMAJA PELAKU SEKS PRANIKAH

0 7 2

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA SEKS PRANIKAH ( Studi Kasus Remaja Putri di Desa Sumberarum, Kecamatan Ngraho, Kabupaten Bojonegoro)

0 4 15

PENGARUH PENDIDIKAN SEKS TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH DI SMA NEGERI RONGKOP GUNUNG KIDUL TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI - Pengaruh Pendidikan Seks terhadap Pengetahuan Remaja tentang Seks Pranikah di SMA Negeri Rongkop Gunung Kidul Tahun

0 0 10

PENGARUH PENDIDIKAN SEKS TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DALAM PENCEGAHAN SEKS PRANIKAH DI SMA N I PUNDONG BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Pengaruh Pendidikan Seks Terhadap Pengetahuan dan Sikap Remaja dalam Pencegahan Seks Pranikah di SMA N 1

0 0 11

PENGARUH PROMKES TENTANG SEKS PRANIKAH MELALUI PEER GROUP TERHADAP SIKAP REMAJA DALAM PENCEGAHAN SEKS PRANIKAH (Studi di SMA N 1 Patianrowo) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

0 1 124

HUBUNGAN SUMBER INFORMASI SEKS PRANIKAH DARI TEMAN SEBAYA DENGAN SIKAP DAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA REMAJA MAN GODEAN SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Sumber Informasi Seks Pranikah dari Teman Sebaya dengan Sikap dan Perilaku Se

0 0 10

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK PADA KASUS SEKS PRANIKAH (Studi Deskriptif Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Anak Pada Kasus Seks Pranikah di Surabaya)

0 0 18