PENERAPAN METODE SIMULASI SISTEM DINAMIK UNTUK MENGANALISIS KEBUTUHAN LISTRIK SEKTOR RUMAH TANGGA PADA TIAP AREA DI JAWA TIMUR
DINAMIK UNTUK MENGANALISIS KEBUTUHAN LISTRIK SEKTOR RUMAH TANGGA PADA TIAP AREA DI JAWA TIMUR Luh Made Wisnu Satyaninggrat
BAB 1 Pendahuluan
BELAKANG masyarakat Indonesia pada era globalisasi dan modernisasi saat ini
Dari 173.990,75 GWh kebutuhan listrik di Indonesia, Pulau Jawa memiliki jumlah kebutuhan listrik yang paling banyak yaitu 128.513,21 GWh. (PT PLN (Persero), 2012)
Jawa Timur adalah provinsi terluas di Pulau Jawa (47.154 km²) dan memiliki jumlah penduduk terbanyak kedua di Indonesia (37.476.757 jiwa (Statistik, 2010)).
Selama lima tahun terakhir, mulai 2003-2007, alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian berupa perumahan atau bangunan rata-rata seluas 879,9 hektare. (DPRD Provinsi Jawa Timur, 2011)
Masih ada penduduk di Jatim belum menggunakan listrik PLN sebesar 0.44% karena faktor geografis Jawa Timur (banyak pulau kecil dan berpegunungan) dengan sarana insfrastruktur yang tidak mendukung.
2010 = 8.555,29 GWh 2011 = 9.085,44 GWh 2012 = 9.876,67 GWh 2013 = 10,589.17 GWh (PT. PLN (Persero), 2013). Metode yang BELAKANG cocok digunakan: keuntungan dari sistem dinamik yang telah
Simulasi Sistem dibandingkan dengan yang lain adalah kemampuan
Dinamik untuk melihat loop umpan balik antar variabel dalam sistem (Sorasalmi, Dynamic Modeling of
Household Electricity, 2012).
Permasalahan sejenis yang diselesaikan dengan Ford telah membuat
Sistem Dinamik: pengamatan yang
1. Permasalahan konsumsi listrik rumah tangga di menarik tentang mengapa Finlandia (Sorasalmi, 2012) dinamika sistem cocok
2. Permasalahan daya listrik industri di California untuk pemodelan (Ford, 1997) lingkungan dan bisnis,
MASALAH Apa saja variabel yang dapat mempengaruhi jumlah kebutuhan listrik di Jawa Timur? merancang skenariosasi model sistem dinamik dari kebutuhan listrik sektor Rumah Tangga sehingga dapat memberikan proyeksi yang memiliki nilai error rendah?
Bagaimana proyeksi pertumbuhan kebutuhan listrik sektor Rumah
Bagaimana menentukan perencanaan kapasitas pembangkit untuk memenuhi pertumbuhan Mengetahui dan mengidentifikasi Merancang skenariosasi model sistem variabel-variabel yang dapat dinamik dari kebutuhan listrik sektor mempengaruhi jumlah kebutuhan Rumah Tangga di Jawa Timur sehingga
1
3
listrik sektor Rumah Tangga di Jawa dapat memberikan proyeksi pada masa Timur mendatang
Menentukan perencanaan kapasitas Merancang model sistem dinamik pembangkit untuk memenuhi proyeksi kebutuhan listrik sektor
2
kebutuhan energi listrik di masa
4 Rumah Tangga di wilayah Jawa
MANFAAT
1. Menganalisis perhitungan yang kurang tepat dari proyeksi kebutuhan listrik sektor Rumah Tangga di Jawa Timur
2. Merencanakan pengembangan model sistem dinamik untuk memenuhi kebutuhan listrik sektor Rumah Tangga di Jawa Timur
3. Memberikan alternatif untuk memenuhi kebutuhan listrik sektor Rumah Tangga di Jawa Timur untuk masa mendatang dengan menggunakan rancangan skenariosasi model yang
Wilayah yang menjadi obyek pada tugas akhir ini adalah
3 seluruh wilayah di Jawa Timur
Data pendukung dalam tugas akhir ini
1 adalah data laporan
Data pendukung
2 perusahaan PT. dalam tugas akhir ini
Pembangkitan Jawa-
BAB 2 Tinjauan Pustaka
PUSTAKA
1. Demand Energi Listrik di Indonesia
2. Demand Energi Listrik di Jawa Timur
3. Pembangkit Listrik di Jawa Timur
4. Simulasi dan Pemodelan
- Simulasi • Pemodelan
5. Sistem Dinamik
PUSTAKA
1. Demand Energi Listrik di Indonesia
PUSTAKA
2. Demand Energi Listrik di Jawa Timur
PUSTAKA
3. Pembangkit Listrik di Jawa Timur
Pembangkit listrik adalah suatu alat yang dapat membangkitkan dan
memproduksi tegangan listrik dengan cara mengubah suatu energi
menjadi energi listrik.PUSTAKA
3. Pembangkit Listrik di Jawa Timur
10
9
9 8 9 Total Kapasitas Terpasang di 25 7 pembangkit = 8.774,7 MW
6 5 Total Daya Mampu di 25
4 4 pembangkit = 8.189,1 MW 2 3
3
PUSTAKA
4. Simulasi dan Pemodelan
- Simulasi Teknik meniru operasi-operasi atau proses-proses yang terjadi dalam suatu sistem dengan bantuan perangkat komputer dan dilandasi oleh beberapa asumsi tertentu sehingga sistem tersebut bisa dipelajari secara ilmiah (Law & Kelton, 1991).
- Pemodelan
Pemodelan adalah proses menghasilkan model. Model adalah representasi
dari suatu objek, benda, atau ide-ide dalam bentuk yang disederhanakan yang sangat berguna untuk menganalisis maupun merancang sistem. Salah satu
PUSTAKA
5. Sistem Dinamik
- Dikembangkan oleh Jay W. Forrester pada tahun 1950
- SD merupakan suatu pendekatan untuk mempelajari dinamik dari perilaku sistem untuk menganalisis dan mendesain public dan
private policy dan untuk membantu meningkatkan/memperbaiki pengambilan keputusan dan formasi kebijakan
- SD menggunakan model simulasi computer untuk membantu kita belajar tentang kompleksitas dinamik, dan merancang kebijakan
PUSTAKA
6. Causal Loop Diagram
Causal Loop Diagram (CLD) adalah diagram sebab akibat yang membantu dalam memvisualisasikan bagaimana variabel-variabel yang berbeda dalam suatu sistem yang saling terkait.
BAB 3 Metodologi Tugas Akhir
PENELITIAN Penarikan Pembuatan model
Studi Literatur kesimpulan sistem dinamik
Pengumpulan data Penyusunan dan informasi laporan tugas Tidak
Verifikasi akhir & validasi Menganalisis data
Ya Pendefinisian Pembuatan skenario sistem model sistem dinamik
BAB 4 Pemodelan dan Implementasi
PT. PLN
Data
Jumlah rumah
Distribusi
tangga untuk
Jawa
seluruh area di
Data Timur
Jawa Timur Jumlah pelanggan
Statistik
dari tahun setiap golongan
PT PLN
2001
- – 2012
Jumlah kapasitas tarif pada sektor pembangkit (Persero) rumah tangga listrik di Jawa
Jumlah daya untuk seluruh area Jumlah tenaga
Timur dari tahun tersambung setiap di Jawa Timur dari listrik terjual pada
2001
- – 2012 golongan tarif tahun 2001
- – 2012 sektor komersial,
Data
pada sektor rumah publik, dan industri tangga untuk untuk seluruh area
Statistik
Jumlah produksi Jumlah tenaga listrik seluruh area di di Jawa Timur dari listrik oleh PLTA, terjual setiap
PT PJB
Jawa Timur dari tahun 2001
- – 2012
PLTU, PLTG, dan golongan tarif pada tahun 2001
- – 2012
Pembagian area di Jawa Timur oleh PT PLN Distribusi Jawa Timur terdiri dari 16 Gresik Area, yaitu:
Kediri Ponorogo Malang Sidoarjo Surabaya Utara Jember Madiun Situbondo Pasuruan Surabaya Selatan Bojonegoro Banyuwangi Surabaya Barat
Menganalisis
Dari enam belas area tersebut,
ada beberapa area yang memiliki
karakteristik wilayah,
pertumbuhan pelanggan,
pertumbuhan kebutuhan listrik
yang mirip.
Menganalisis
Rate rumah tangga ini digunakan untuk membentuk pola pertumbuhan jumlah rumah tangga di seluruh area Jawa Timur.
No Nama Area Rate Rumah Tangga
1 Surabaya 0.015
2 Malang Pasuruan 0.015
3 Gresik Sidoarjo 0.011
4 Jember 0.010
5 Pamekasan 0.009
6 Mojokerto 0.008
7 Situbondo Banyuwangi 0.006
8 Ponorogo Madiun 0.005 Menganalisis seluruh area di Jawa Timur
Nilai dari rate jumlah pelanggan seluruh golongan tarif rumah tangga ini didapat dari rata-rata dari hasil jumlah pelanggan golongan tarif tahun ini dikurang jumlah pelanggan golongan tarif tahun lalu dibagi dengan jumlah pelanggan golongan tarif tahun lalu, selama 12 tahun dari tahun 2001 hingga tahun 2012.
Menganalisis golongan tarif sektor rumah tangga seluruh area di Jawa Timur
Golongan tarif: R-1/TR batas daya s.d 450 VA R-1/TR batas daya 900 VA R-1/TR batas daya 1300 VA
Jawa Timur
Rasio elektrifikasi dari setiap area di Jawa Timur, dapat diketahui dengan melihat seberapa banyak penduduk yang menikmati listrik jika dibandingkan dengan jumlah penduduk. Semakin
Semakin rendah rasio
Semakin rendah rasio
tinggi rasio elektrifikasi suatu area, maka elektrifikasi suatu elektrifikasi suatu tingkat perekonomian dan
daerah, hal tersebut
daerah, hal tersebut kesejahteraan penduduk di area
menandakan masih
menandakan masih tersebut juga semakin besar.
banyak sekali penduduk
banyak sekali
yang belum menikmati Menganalisis
golongan tarif sektor rumah tangga di Jawa Timur Jam nyala ini sangat
Jam nyala berkaitan dengan nilai kebutuhan listrik merupakan waktu seluruh area di Jawa dimana pelanggan
Timur. Semakin tinggi rumah tangga nilai jam nyala, maka menggunakan
Menganalisis
Menganalisis tarif sektor rumah tangga di Jawa Timur
Kebutuhan listrik untuk setiap golongan tarif sektor rumah tangga ini sangat berkaitan dengan jam nyala dan daya tersambung.
Daya tersambung ini merupakan banyaknya daya yang terpasang pada pelanggan rumah tangga. Semakin tinggi jam nyala dan semakin banyak daya tersambung, maka kebutuhan listrik juga akan semakin banyak.
No Nama Area Rate Kebutuhan listrik non Rumah Tangga
1 Jember 0.114
2 Ponorogo Madiun 0.108
3 Gresik Sidoarjo 0.105
4 Mojokerto 0.105
5 Pamekasan 0.102
6 Situbondo Banyuwangi 0.079
7 Bojonegoro 0.078
Menganalisis area di Jawa Timur rumah tangga untuk seluruh area di Jawa Timur
Kebutuhan listrik Non Rumah tangga ini terdiri dari kebutuhan listrik komersil, publik, dan industri. Sistem
2. Kapasitas pembangkit
1.Kebutuhan listrik sektor rumah
- Kebutuhan listrik tangga
- Total hasil prod>Populasi
- Jumlah pemban>Jumlah RT
- Pelanggan RT
- Daya tersambung
- Tarif listrik
- Penggunaan peralatan listrik RT
Sistem
Kausatik diagram sebab akibat yang membantu dalam memvisualisasikan bagaimana variabel- variabel yang berbeda dalam suatu sistem yang
Kausatik Variabel yang dipengaruhi
Kausatik Variabel yang dipengaruhi Variabel yang mempengaruhi
Kausatik Variabel yang mempengaruhi
Variabel yang dipengaruhi
Flow SBY ratio sisa kapasitas pemenuhan kebutuhan listrik kebutuhan listrik produksi maksimum PLTU produksi maksimum PLTG produksi maksimum PLTGU produksi maksimum PLTA PLTU jumlah hari 1 tahun kapasitas terpasang kapasitas terpasang PLTG kapasitas terpasang PLTGU kapasitas terpasang PLTA PLTA waktu operasi waktu operasi PLTGU waktu operasi PLTG waktu operasi PLTU kebutuhan listrik MLG PSR <kebutuhan listrik RT SBY> kebutuhan listrik KDR kebutuhan non RT KDR rate non RT KDR <kebutuhan listrik RT KDR> kebutuhan listrik MJK kebutuhan non RT MJK rate non RT MJK <kebutuhan listrik RT MJK> kebutuhan listrik JBR kebutuhan non RT JBR rate non RT JBR <kebutuhan listrik RT JBR> kebutuhan listrik BJN kebutuhan non RT BJN rate non RT BJN <kebutuhan listrik RT BJN> kebutuhan listrik PKS kebutuhan non RT PKS rate non RT PKS <kebutuhan listrik RT PKS> kebutuhan listrik kebutuhan listrik STB kebutuhan listrik PRG MDN keb listrik Jawa Timur desain kapasitas rasio pemenuhan Base Model <total produksi BM> Flow Flow
Flow <Time> produksi PLTA produksi PLTU produksi PLTGU produksi total produksi
<desain kapasitas> rasio pengoptimalan kapasitas pembangkit
Flow
Kebutuhan listrik RT Surabaya Mean comparison
0.86% VALID (< 5%) Error variance
Kebutuhan listrik RT Malang Pasuruan Mean comparison (< 5%) 0.78% VALID Error variance
Kebutuhan listrik RT Mojokerto Mean comparison (< 5%) 1.43% VALID Error variance
Kebutuhan listrik RT Kediri Mean comparison (< 5%) 1.24% VALID Error variance
Kebutuhan listrik RT Jember Mean comparison (< 5%) 2.49% VALID Error variance
Kebutuhan listrik RT Bojonegoro Mean comparison (< 5%) 2.36% VALID Error variance
Kebutuhan listrik RT Pamekasan Mean comparison (< 5%) 0.93% VALID Error variance
Kebutuhan listrik RT Gresik Sidoarjo Mean comparison (< 5%) 1.29% VALID Error variance
Kebutuhan listrik RT Situbondo Banyuwangi Mean comparison (< 5%) 1.71% VALID Error variance
Kebutuhan listrik RT Ponorogo Madiun Mean comparison (< 5%) 1.12% VALID Error variance
Produksi Listrik oleh PLTA Mean comparison (< 5%) 0.83% VALID Error variance
Produksi Listrik oleh PLTG Mean comparison (< 5%) 0.046% VALID Error variance
Produksi Listrik oleh PLTGU Mean comparison (< 5%) 0.23% VALID Error variance
Produksi Listrik oleh PLTU Mean comparison (< 5%) 0.89% VALID Error variance
BAB 5 Pembuatan Skenario dan Analisis Hasil
Sistem Dinamik Pengembangan model sistem dinamik ini merupakan tahap
lanjutan setelah base model berhasil dibuat. Pada tahap ini akan
dilakukan pengembangan dengan cara menambahkan skenario yang mungkin terjadi di masa mendatang.Pesimistis 35 variabel dirubah nilainya Surabaya
rate pelanggan 450 VA: -0.037 menjadi -0.5 rate pelanggan 1300 VA: 0.052 menjadi 0.0001 rate pelanggan 2200 VA: 0.044 menjadi 0.0001 rate pelanggan R3 VA: 0.098 menjadi 0.0001
Mojokerto
rate pelanggan 450 VA: 0.005 menjadi -0.01 rate pelanggan 900 VA: 0.117 menjadi 0.005 rate pelanggan 1300 VA: 0.0398 menjadi 0.002 rate pelanggan 2200 VA: 0.102 menjadi 0.003
Jember
rate pelanggan 450 VA: 0.034 menjadi 0.002 rate pelanggan 1300 VA: 0.0142 menjadi 0.005 rate pelanggan 2200 VA: 0.068 menjadi 0.002 rate pelanggan R2 VA: 0.115 menjadi 0.005 rate pelanggan R3 VA: 0.114 menjadi 0.002
Bojonegoro
rate pelanggan 450 VA: 0.01 menjadi -0.2
Pamekasan
rate pelanggan R2 VA: 0.089 menjadi 0.005 rate pelanggan R3 VA: 0.236 menjadi 0.002
35 variabel dirubah nilainya Pesimistis Malang Pasuruan
rate pelanggan 450 VA: -0.0029 menjadi -0.7 rate pelanggan 2200 VA: 0.075 menjadi 0.003
Ponorogo Madiun
rate pelanggan R2 VA: 0.066 menjadi 0.001 rate pelanggan 2200 VA: 0.117 menjadi 0.0031 rate pelanggan R3 VA: 0.148 menjadi 0.003 rate pelanggan R2 VA: 0.099 menjadi 0.0023 rate pelanggan R3 VA: 0.25 menjadi 0.005
Gresik Sidoarjo
rate pelanggan 900 VA: 0.0985 menjadi 0.002 rate pelanggan 2200 VA: 0.107 menjadi 0.002 Situbondo Banyuwangi rate pelanggan R2 VA: 0.134 menjadi 0.005 rate pelanggan R2 VA: 0.095 menjadi 0.005 rate pelanggan R3 VA: 0.037 menjadi 0.002 rate pelanggan R3 VA: 0.156 menjadi 0.005
Pesimistis
Kebutuhan listrik mulai tahun 2018 tidak terpenuhi
2012 Optimistis Pamekasan
rate pelanggan 1300 VA: 0.036 menjadi 0.1 rate pelanggan 2200 VA: 0.092 menjadi 0.5 rate pelanggan R2 VA: 0.089 menjadi 0.5
Kebutuhan listrik mulai tahun 2017
Situbondo Banyuwangi
tidak terpenuhi rate pelanggan 1300 VA: 0.038 menjadi 0.2 Rate pelanggan 2200 VA: 0.097 menjadi 0.35
Bojonegoro
rate pelanggan 1300 VA: 0.0477 menjadi 0.1 rate pelanggan 2200 VA: 0.1066 menjadi 0.35 rate pelanggan R3 VA: 0.19 menjadi 0.4
2012 Most-Likely
Situbondo Banyuwangi
Kebutuhan listrik rate pelanggan 1300 VA: 0.038 menjadi 0.06 mulai tahun 2017 rate pelanggan 2200 VA: 0.097 menjadi 0.15 tidak terpenuhi
Pamekasan
rate pelanggan 2200 VA: 0.092 menjadi 0.15 rate pelanggan R2 VA: 0.089 menjadi 0.108
Bojonegoro
rate pelanggan 1300 VA: 0.0477 menjadi 0.075
(FTP2) 2x200MW 2022 PLTP Ijen awar awar 2 PLTU Tanjung mengacu pada 2x55MW 2019 350MW 2014 dokumen RUPTL PT. PLTP Wilis/ngebel 3x55MW 2020 <Time> operasi PLTU waktu PLN (Persero) Penambahan Argopuro 55MW PLTP Iyang 2020 produksi Produksi terpasang kapasitas Kapasitas maksimum PLTP maksimum PLTU PLTU Pembangkit Listrik <Time> maksimum produksi PLTG operasi PLTG waktu jumlah hari kapasitas desain <Time> terpasang kapasitas 1 tahun
Berdasarkan pasal 28 dan pasal 29 PLTG Undang-Undang Nomor 30 tahun 2009 a s produksi waktu tentang Ketenagalistrikan maksimum operasi
, “PLN selaku an an <Time> PLTGU PLTGU Pemegang Ijin Usaha Penyediaan produksi terpasang kapasitas
Tenaga Listrik untuk Umum wajib PLTA K.Konto-PS maksimum PLTA PLTGU menyediakan tenaga listrik secara terus-
Desain kapasitas
Penambahan
mampu memenuhi
Kapasitas
kebutuhan listrik
Pembangkit Listrik
Perbandingan hasil desain kapasitas dan kebutuhan Listrik Jawa
Timur
Total produksi tidak
Penambahan
memenuhi kebutuhan
Kapasitas
listrik Jawa Timur
Pembangkit Listrik
Perbandingan hasil desain kapasitas, total produksi, dan kebutuhan Listrik Jawa produksi PLTA produksi produksi PLTU PLTGU produksi PLTG Penambahan produksi produksi Variabel pada PLTA scn produksi produksi growth PLTU scn PLTGU scn produksi growth PLTG scn produksi Produksi Listrik PLTA scn total produksi growth PLTU scn produksi total total produksi PLTGU scn PLTG scn produksi growth (scn) produksi PLTA scn <Time> PLTU scn PLTGU scn <Time> produksi PLTG total scn
Penambahan variabel akan berlaku kapasitas> <desain setelah 2012. Hal tersebut dilakukan agar tidak merubah nilai produksi rasio listrik tiap pembangkit di tahun pengoptimalan 2001-2012. kapasitas
Total produksi mampu
Penambahan
memenuhi kebutuhan
Variabel pada
listrik Jawa Timur
Produksi Listrik (scn)
Perbandingan hasil desain kapasitas, total produksi, dan kebutuhan Listrik Jawa
Skenario kapasitas pembangkit Tipe pertumbuhan Penambahan desain desain kebutuhan kapasitas (%) pembangkit Pesimistis
6.53 Tidak ada Defisit dimulai pada Optimistis tahun 2018.
7.48 Tidak ada Defisit dimulai pada Most-likely tahun 2017.
6.92 Tidak ada Defisit dimulai pada Struktur tahun 2017.
6.92 PLTU Tanjung awar awar Cukup 2x350 MW, PLTU Madura hingga tahun (FTP2) 2x200 MW, PLTP Ijen 2027 2x55 MW, PLTP Wilis/Ngebel 3x55 MW, PLTP Iyang Argopuro 55 MW, PLTGU Grati 350 MW, PLTGU Grati
Analisis 150 MW, PLTGU Jawa-1 800
Perbandingan
Analisis Kebutuhan Listrik Rumah Tangga di Jawa Timur
Analisis Pelanggan Rumah Tangga di Jawa Timur Elektrifikasi
hingga wilayah pelosok dapat teraliri listrik sehingga rasio
di Jawa elektrifikasi mencapai 100% di tahun 2020. Timur
rasio elektrifikasi > 100%, artinya jumlah rumah yang teraliri listrik lebih banyak dari jumlah rumah tangga yang ada.
Analisis pembangkit di Jawa Timur No Pembangkit Tahun dibuat Tahun selesai
1 PLTU Tanjung awar awar 2x350 MW 2010 2014
2 PLTU Madura (FTP2) 2x200 MW 2017 2022
3 PLTP Ijen 2x55 MW 2015 2019
4 PLTP Wilis/Ngebel 3x55 MW 2015 2020
5 PLTP Iyang Argopuro 55 MW 2015 2020
6 PLTGU Grati 350 MW 2011 2015
7 PLTGU Grati 150 MW 2012 2016
8 PLTGU Jawa-1 800 MW 2017 2023 Analisis Untuk membangun suatu pembangkit listrik diperlukan waktu
≥4 tahun tergantung dengan kapasitas pembangkit dan perijinan pembangunan. maksimum yang dimiliki oleh pembangkit untuk menghasilkan energi listrik. penambahan kapasitas
memenuhi kebutuhan listrik pada tahun
pembangkit untuk
2001 - 2027
pemenuhan kebutuhan listrik di masa mendatang belum diperlukan. Namun, apabila sisa kapasitas pembangkit semakin sedikit,berarti desain kapasitas tersebut tidak cukup di masa depan dan segera membutuhkan desain kapasitas yang baru.
Analisis perbandingan
Rasio
antara total
pengoptimalan
produksi listrik dan
pembangkit
desain kapasitas
pada tahun
pembangkit yang
2001-2027 ada.
Dalam kurun waktu 27 tahun, penggunaan pembangkit listrik dengan Analisis sangat optimal, sangat jarang terjadi. Nilai rata-rata pengoptimalan perbandingan antara total produksi listrik dan kebutuhan listrik
Jawa Timur pada yang ada. tahun 2001 - 2027 Nilai = 100%.
Artinya menandakan bahwa antara produksi listrik dan kebutuhan listrik seimbang.
Analisis kebutuhan listrik. Kemungkinan adanya kebutuhan listrik yang
Jawa Timur pada tidak terpenuhi sangat sedikit. tahun 2001 - 2027 Analisis memenuhi kebutuhan listrik yang ada. Maka diperlukan
Jawa Timur pada penambahan produksi untuk memenuhi kebutuhan listrik. tahun 2001 - 2027 Analisis
BAB 6 Penutup
KESIMPULAN
1. Dalam pemodelan dan simulasi dengan metode Sistem Dinamik ini, melalui beberapa tahapan yaitu studi literatur, pengumpulan data, menganalisis data, pendefinisian sistem, pembuatan diagram kausatik, pembuatan model sistem dinamik, verifikasi dan validasi, pembuatan skenario model sistem dinamik, analisis dan evaluasi skenario.
2. Pemahaman sistem sangat berpengaruh dan paling dibutuhkan dalam membuat pemodelan. Semakin baik dalam memahami
KESIMPULAN
3. Urutan kebutuhan listrik paling banyak hingga paling sedikit sebagai berikut Surabaya, Malang Pasuruan, Gresik Sidoarjo, Kediri, Mojokerto, Ponorogo Madiun, Jember, Bojonegoro, Situbondo Banyuwangi, dan Pamekasan. Dimana perbedaan kebutuhan listrik tersebut dipengaruhi oleh jumlah pelanggan, daya tersambung, jam nyala, dan kondisi geografis.
KESIMPULAN
4. Kapasitas pembangkit saat ini tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan listrik di tahun 2017. Agar bisa memenuhi kebutuhan di masa mendatang, maka diperlukan penambahan kapasitas pembangkit. Penambahan kapasitas pembangkit dilakukan dengan cara membangun pembangkit PLTU Tanjung awar awar 2x350 MW, PLTU Madura (FTP2) 2x200 MW, PLTP Ijen 2x55 MW, PLTP Wilis/Ngebel 3x55 MW, PLTP Iyang Argopuro 55 MW, PLTGU Grati 350 MW, PLTGU Grati 150 MW, PLTGU Jawa-1 800 MW, PLTA Kalikonto 2 62 MW, PLTA Karangkates ext 100 MW, PLTA Grindulu-ps-
KESIMPULAN
5. Untuk memenuhi kebutuhan listrik di Jawa Timur, masing-masing pembangkit harus meningkatkan hasil produksinya untuk tahun 2012 ke atas. Pada produksi PLTA pertumbuhan produksi meningkat sebanyak 0.064, produksi PLTU meningkat sebanyak 0.004, produksi PLTGU meningkat sebanyak 0.003, dan produksi PLTG meningkat sebanyak 0.14.
SARAN
1. Pemahaman mengenai sistem yang akan dibuat, harus benar-benar baik agar tidak salah dalam menentukan variabel dan melihat keterkaitan satu variabel dengan variabel lainnya dan dapat mencerminkan kondisi nyata yang ada di lapangan.
2. Konsep dan model dari analisis kebutuhan listrik Jawa Timur ini dapat diimplementasikan di provinsi lain dengan melakukan penyesuaian terhadap objeknya. Karena secara umum, kebutuhan listrik itu dipengaruhi oleh jumlah pelanggan, daya tersambung, dan
SARAN
3. Penambahan kapasitas pembangkit dapat dilakukan dengan mempertimbangkan untuk menggunakan energi terbarukan yang belum dimanfaatkan dengan baik untuk saat ini. Contoh panas bumi dan tenaga air. Karena apabila secara terus menerus dan berlebihan menggunakan batubara sebagai bahan pokok dalam produksi listrik, hal tersebut dapat merusak lingkungan.
SARAN
4. Agar pembangkit dapat beroperasi sesuai dengan waktu yang ditargetkan, maka pembangunan pembangkit listrik tersebut harus dilaksanakan pada waktu sebagai berikut: PLTU Tanjung Awar-awar 2x350 MW tahun 2010, PLTGU Grati 350 MW tahun 2011, PLTGU Grati 150 MW tahun 2012, PLTA Kalikonto 2 62 MW tahun 2011, PLTA Karangkates ext 100 MW tahun 2013, PLTP Ijen 2x55 MW tahun 2015, PLTP Wilis/Ngebel 2x55 MW tahun 2015, PLTP Iyang Argopuro 55 MW tahun 2015, PLTA Grindulu-ps-3 1000 MW tahun 2016, PLTU Madura (FTP2) 2X200 MW tahun 2017, PLTGU Jawa-1
PUSTAKA
- Anderson, E. G., & Black, L. J. (2007). Accumulations of Legitimacy: Exploring. 25th International Conference of the System Dynamics Society, (pp. 60-61). Boston, Massachusetts.
- Ansori, A. I. (2013, September 19). Pembangkit Tenaga Listrik. Retrieved from Dunia Elektro: All about Electrical Engineering: http://insyaansori.blogspot.com/2013/09/pembangkit-tenaga- listrik.html
- Axela, O., & Suryani, E. (2012). Aplikasi Model Sistem Dinamik untuk Menganalisis Permintaan dan
Ketersediaan Listrik Sektor Industri (Studi Kasus: Jawa Timur). Surabaya: JURNAL TEKNIK ITS.
- Badan Pusat Statistik Jawa Timur. (2013). Statistik Daerah Provinsi Jawa Timur. Retrieved from http://jatim.bps.go.id/index.php?hal=publikasi_detil&id=2 • D.Sterman, J. (2000). Business Dynamics: Systems Thinking and Modeling for a Complex World.
McGraw Hill/Irwin.
PUSTAKA
- Ford, A. (1997). System Dynamics and the Electric Power Industry. Retrieved from http://public.wsu.edu/: http://public.wsu.edu/~forda/SDRSpring97.pdf
• Hillier, F. S., & Lieberman, G. J. (2010). Introduction to Operations Research, 9/e. McGraw-Hill
Companies.- Law, A. M., & Kelton, W. D. (1991). Simulation Modelling and Analysis. McGraw-Hill.
- Lawrence, K. D., Klimberg, R. K., & Lawrence, S. M. (2009). Fundamentals of Forecasting Using Excel.
New York: Industrial Press Inc.
- Maria, A. (1997). Introduction to Modeling And Simulation. New York, United States of America.
- PLN, P. (2013). Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2013 - 2022. Jakarta: PT PLN (Persero).
PUSTAKA • PT PLN (Persero). (2013). Statistik PLN. Jakarta: Sekretariat PT PLN (Persero).
- PT. PLN (Persero). (2013). Statistik 2013. Jakarta: Sekretariat Perusahaan PT. PLN (Persero).
- Sherwood, D. (2002). Seeing the Forest for the Trees: A Manager's Guide to Applying Systems Thinking.
Boston, London: Nicholas Brealey. Retrieved Maret 2013, from http://www.joiningdots.net/Library/Systems/causal_loops.html