BUPATI TAPIN DINAS-DINAS BADANLEMBAGA SEKRETARIS DAERAH

Penyusunan RPIJM Kabupaten Tapin 2016-2020

Bab

6

Kerangka Kelembagaan dan Regulasi
Kabupaten Tapin

6.1. ARAHAN KEBIJAKAN KELEMBAGAAN BIDANG CIPTA KARYA
1). Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Dalam UU 32/2004 disebutkan bahwa Pemerintah Daerah mengatur dan mengurus
sendiri urusan pemerintahan dan menjalankan otonomi seluas-luasnya,dengan tujuan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Untuk
membantu Kepala Daerah dalam melaksanakan otonomi, maka dibentuklah organisasi
perangkat daerah yang ditetapkan melalui Pemerintah Daerah.
Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi adalah
adanya urusan pemerintahan harus dibentuk ke dalam organisasi tersendiri. Besaran
organisasi perangkat daerah sekurang-kurangnya mempertimbangkan faktor kemampuan
keuangan, kebutuhan daerah, cakupan tugas yang meliputi sasaran tugas yang harus
diwujudkan, jenis dan banyaknya tugas, luas wilayah kerja dan kondisi geografis, jumlah dan

kepadatan penduduk, potensi daerah yang bertalian dengan urusan yang akan ditangani,
dan sarana dan prasaranapenunjang tugas. Oleh karena itu, kebutuhan akan organisasi
perangkat daerahbagi masing-masing daerah tidak senantiasa sama atau seragam.

Laporan Akhir |VI - 1

Penyusunan RPIJM Kabupaten Tapin 2016-2020

2). Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan
PP tersebut mencantumkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan bidang wajib
yang menjadi urusan pemerintah daerah, dan pemerintah berkewajiban untuk melakukan
pembinaan terhadap pemerintah kabupaten/kota.
PP 38/2007 ini juga memberikan kewenangan yang lebih besar kepadaPemerintah
Kabupaten/Kota untuk melaksanakan pembangunan di Bidang CiptaKarya. Hal ini dapat
dilihat dari Pasal 7 Bab III, yang berbunyi :
(1) Urusan wajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) adalah urusan
pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan daerah provinsi dan
pemerintahan daerah kabupaten/kota, berkaitan dengan pelayanan dasar.
(2) Urusan wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: antara lainnyaadalah

bidang pekerjaan umum”.
Dari pasal tersebut, ditetapkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan bidang wajib
yang menjadi urusan pemerintah daerah, sehingga penyusunan RPI2-JM sebagai salah satu
perangkat pembangunan daerah perlu melibatkan Pemerintah, pemerintah provinsi dan
pemerintah kabupaten/kota.

3). Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Daerah
Berdasarkan PP 41 tahun 2007, bidang PU meliputi bidang Bina Marga, Pengairan, Cipta
Karya dan Penataan Ruang. Bidang PU merupakan perumpunan urusan yang diwadahi
dalam bentuk dinas. Dinas ditetapkan terdiri dari 1 sekretariat dan paling banyak 4 bidang,
dengan sekretariat terdiri dari 3 subbagian dan masing-masing bidang terdiri dari paling
banyak 3 seksi.

4). Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014
Dalam

Buku

II


Bab

VIII

Perpres

ini

dijabarkan

tentang

upaya

untuk

meningkatkankapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi diperlukan adanya upaya
penataan kelembagaan dan ketalalaksanaan, peningkatan kualitas sumber daya manusia
aparatur, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, penyempurnaan sistem
Laporan Akhir |VI - 2


Penyusunan RPIJM Kabupaten Tapin 2016-2020

perencanaan dan penganggaran, serta pengembangan sistem akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah dan aparaturnya. Untuk mendukung penataan kelembagaan, secara beriringan
telah ditempuhupaya untuk memperkuat aspek ketatalaksanaan di lingkungan instansi
pemerintah, seperti perbaikan standar operasi dan prosedur (SOP) dan penerapan egovernment di berbagai instansi. Sejalan dengan pengembangan manajemen kinerja di
lingkungan instansi pemerintah, seluruh instansi pusat dan daerah diharapkan secara
bertahap dalam memperbaiki sistem ketatalaksanaan dengan menyiapkan perangkat SOP,
mekanisme kerja yang lebih efisien dan efektif, dan mendukung upaya peningkatan
akuntabilitas kinerja.
Diagram 6.1.
Organisasi Pemerintah Kabupaten Tapin

BUPATI TAPIN

DPRD TAPIN

SEKRETARIS DAERAH


DINAS-DINAS

BADAN/LEMBAGA

5). Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design
Reformasi Birokrasi 2010-2025
Tindak lanjut dari Peraturan Presiden ini, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara telah
mengeluarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 30 Tahun 2012
tentang Pedoman Pengusulan, Penetapan, dan Pembinaan Reformasi Birokrasi pada
Pemerintah Daerah. Berdasarkan peraturan menteri ini,reformasi birokrasi pada pemerintah
daerah dilaksanakan mulai tahun 2012, dengan dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan
sesuai dengan kemampuan pemerintah daerah. Permen ini memberikan panduan dan
kejelasan mengenai mekanisme serta prosedur dalam rangka pengusulan, penetapan, dan
pembinaan pelaksanaan reformasi birokrasi pemerintah daerah. Upaya pembenahan
Laporan Akhir |VI - 3

Penyusunan RPIJM Kabupaten Tapin 2016-2020

birokrasi di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya telah dimulai sejak tahun 2005.
Pembenahan yang dilakukan adalah menyangkut 3(tiga) pilar birokrasi, yaitu kelembagaan,

ketatalaksanaan, dan Sumber Daya Manusia (SDM). Untuk mendukung tercapainya good
governance, maka perlu dilanjutkan dan disesuaikan dengan program reformasi birokrasi
pemerintah, yang terdiri dari sembilan program, yaitu :
a. Program Manajemen Perubahan, meliputi: penyusunan strategi manajemen
perubahan dan strategi komunikasi K/L dan Pemda, sosialisasi dan internalisasi
manajemen perubahan dalam rangka reformasi birokrasi;
b. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan, meliputi: penataan berbagai
peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan/diterbitkan olehK/L dan
Pemda;
c. Program Penguatan dan Penataan Organisasi, meliputi: restrukturisasi tugas dan
fungsi unit kerja, serta penguatan unit kerja yang menangani organisasi, tata
laksana, pelayanan publik, kepegawaian dan diklat;
d. Penataan Tatalaksana, meliputi: penyusunan SOP penyelenggaraan tugas dan
fungsi, serta pembangunan dan pengembangan e-government;
e. Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur, meliputi: penataan system
rekrutmen pegawai, analisis dan evaluasi jabatan, penyusunan standar
kompetensi jabatan, asesmen individu berdasarkan kompetensi;
f. Penguatan

Pengawasan,


InternPemerintah

(SPIP)

meliputi:
dan

penerapan

Peningkatan

Sistem

peran

Pengendalian

Aparat


Pengawasan

InternPemerintah (APIP);
g. Penguatan Akuntabilitas, meliputi: penguatan akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah,

pengembangan

sistem

manajemen

kinerja

organisasi

dan

penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU);
h. Penguatan Pelayanan Publik, meliputi: penerapan standar pelayanan pada unit

kerja masing-masing, penerapan SPM pada Kab/Kota.
i.

Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan.

Laporan Akhir |VI - 4

Penyusunan RPIJM Kabupaten Tapin 2016-2020

6). Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam
Pembangunan Nasional
Di dalam Inpres ini dinyatakan bahwa pengarusutamaan gender ke dalam seluruh proses
pembangunan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan fungsional semua
instansi dan lembaga pemerintah di tingkat Pusat dan Daerah. Presiden menginstruksikan
untuk melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan,
penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, danevaluasi atas kebijakan dan program
pembangunan nasional yang berperspektif gender sesuai dengan bidang tugas dan fungsi,
serta kewenangan masing-masing. Terkait PUG, Kementerian PU dan Ditjen Cipta Karya
pada umumnya telah mulai menerapkan PUG dalam tiap program/kegiatan Keciptakaryaan.
Untuk itu perlu diperhatikan dalam pengembangan kelembagaan bidang Cipta Karya untuk

memasukkan prinsip-prinsip PUG, demikian pula di dalam pengelolaan RPI2-JM Bidang Cipta
Karya.

7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar Pelayanan
Minimum
Peraturan Menteri PU ini menekankan tentang target pelayanan dasar bidang PU yang
menjadi tanggungjawab pemerintah kabupaten/kota. Target pelayanan dasar yang
ditetapkan dalam Permen ini yaitu pada Pasal 5 ayat 2, dapat dilihat sebagai bagian dari
beban dan tanggungjawab kelembagaan yang menangani bidang ke PU an, khususnya
untuk sub bidang Cipta Karya yang dituangkan di dalam dokumen RPI2-JM.Dalam Permen ini
juga disebutkan bahwa Gubernur bertanggung jawab dalam koordinasi penyelenggaraan
pelayanan dasar bidang PU, sedangkan Bupati/Walikota bertanggung jawab dalam
penyelenggaraan pelayanan dasar bidang PU. Koordinasi dan penyelenggaraan pelayanan
dasar Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dilaksanakan oleh instansi yang
bertanggung jawab di Bidang PU dan Penataan Ruang baik provinsi maupun
kabupaten/kota.

Laporan Akhir |VI - 5

Penyusunan RPIJM Kabupaten Tapin 2016-2020


8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis
Penataan Organisasi Perangkat Daerah
Peraturan

menteri

ini

menjadi

landasan

petunjuk

teknis

dalam

penataan

perangkatdaerah.Berdasarkan Permen ini dasar hukum penetapan perangkat daerahadalah
Peraturan Daerah (Perda).Penjabaran tupoksi masing-masing SKPDProvinsi ditetapkan
dengan Pergub, dan SKPD Kab/Kota dengan Perbup/Perwali.

9. Permendagri Nomor 57 tahun 2010 tentang Pedoman Standar Pelayanan Perkotaan
Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi pemerintah daerah sebagai dasar untuk
memberikan pelayanan perkotaan bagi masyarakat. SPP adalah standar pelayanan minimal
kawasan perkotaan, yang sesuai dengan fungsi kawasan perkotaan merupakan tempat
permukiman perkotaan, termasuk di dalamnya jenis pelayanan bidang keciptakaryaan,
seperti perumahan, air minum, drainase, prasarana jalan lingkungan, persampahan, dan air
limbah.
10.

Kepmen PAN Nomor 75 tahun 2004 tentang Pedoman Perhitungan

Kebutuhan

Pegawai Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka Penyusunan Formasi Pegawai
Negeri Sipil
Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi setiap instansi pemerintah dalam
menghitung kebutuhan pegawai berdasarkan beban kerja dalam rangkapenyusunan formasi
PNS. Dalam perhitungan kebutuhan pegawai, aspek pokok yang harus diperhatikan adalah:
beban kerja, standar kemampuan rata-rata, dan waktu kerja. Dalam keputusan ini, Gubernur
melakukan pembinaan dan pengendalian pelayanan perkotaan, sedangkan Bupati/Walikota
melaksanakan dan memfasilitasi penyediaan pelayanan perkotaan. Berdasarkan peraturanperaturan di atas, maka dimungkinkan untuk mengeluarkan peraturan daerah untuk
pemantapan dan pengembangan perangkat daerah, khususnya untuk urusan pemerintahan
bidang pekerjaan umum dan lebih khusus lagitentang urusan pemerintahan pada sub
bidang Cipta Karya. Dengan adanya suatu kelembagaan yang definitif untuk menangani
urusan pemerintah pada bidang/subbidang Cipta Karya maka diharapkan dapat
meningkatkan kinerja pelayanan kelembagaan.
Laporan Akhir |VI - 6

Penyusunan RPIJM Kabupaten Tapin 2016-2020

6.2.

KERANGKA KELEMBAGAAN

6.2.1. Kondisi Keorganisasian Bidang Cipta Karya
a) Peraturan Daerah Terkait Struktur Organisasi Pemerintah Daerah
1. Peraturan Daerah Kabupaten Tapin Nomor 04 Tahun 2008 tentang Urusan
Pemerintahan Kabupaten Tapin;
2. Peraturan Daerah Kabupaten Tapin Nomor 05 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Tapin
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Tapin Nomor
08 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Tapin
Nomor 05 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja
Perangkat Daerah Kabupaten Tapin;
3. Peraturan Daerah Kabupaten Tapin Nomor 05 Tahun 2009 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Tapin 2005-2025.

b) Keorganisasian Pemerintah Daerah Kabupaten Tapin
Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Tapin berdasarkan Peraturan Daerah
Kabupaten Tapin terdiri dari
1. Sekretariat Daerah
2. Sekretariat DPRD
3. Inspektorat
4. Badan Kepegawaian Daerah
5. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa
6. Badan Pemberdayaan Per
c) Keorganisasian Bidang Cipta Karya
d) Organisasi Pelaksana Penyusunan RPI2JM
6.2.2. Kondisi Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya
Struktur kelembagaan Pemerintah Kabupaten Tapin mengacu kepada Peraturan
Daerah Kabupaten Tapin Nomor 08 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah
Kabupaten Tapin Nomor 05 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja
Laporan Akhir |VI - 7

Penyusunan RPIJM Kabupaten Tapin 2016-2020

Perangkat Daerah Kabupaten Tapin. Peraturan Daerah Kabupaten Tapin tersebut antara lain
bersandar pada Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota serta Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah.
Dalam Peraturan Daerah Nomor 05 Tahun 2008 Pasal 2 dinyatakan bahwa dengan
Peraturan Daerah ini dibentuk kembali perangkat daerah sebagai berikut:
a. Sekretariat
1) Sekretariat Daerah
2) Sekretariat DPRD
b. Dinas Daerah
1) Dinas Pendidikan
2) Dinas Kesehatan
3) Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata
4) Dinas Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
5) Dinas Pekerjaan Umum
6) Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
7) Dinas Peternakan dan Perikanan
8) Dinas Kehutanan dan Perkebunan
9) Dinas Pertambangan dan Energi
10) Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
11) Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informasi
12) Dinas Pengelolaan Pasar
13) Dinas Sosial, Kependudukan, dan Tenaga Kerja
14) Dinas Tata Kota dan Kebersihan
c. Lembaga Teknis Daerah
1) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
2) Inspektorat
3) Badan Kepegawaian Daerah
Laporan Akhir |VI - 8

Penyusunan RPIJM Kabupaten Tapin 2016-2020

4) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa
5) Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana
6) Badan Lingkungan Hidup
7) Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan
8) Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah
9) Kantor Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat
10) Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu
11) Rumah Sakit Umum Daerah Datu Sanggul Rantau
d. Kecamatan dan Kelurahan
Mengacu kepada ruang lingkup bidang PU/Cipta Karya yang mencakup air minum,
drainase, persampahan, Tata Bangunan dan Lingkungan, serta Pengembangan Lingkungan
Permukiman, dapat diidentifikasi lembaga yang terkait dengan pekerjaan tersebut, yakni:
1) Dinas Pekerjaan Umum, dengan struktur organisasi sebagai berikut:
• Sekretariat
• Bidang Pengairan
• Bidang Bina Marga
• Bidang Cipta Karya dan Tata Ruang
• Bidang Jasa Konstruksi dan Perlengkapan
• UPT
• Kelompok Jabatan Fungsional
2) Dinas Pengelolaan Pasar, dengan struktur organisasi sebagai berikut:
• Sekretariat
• Bidang Pendataan, Pemungutan, dan Pelaporan
• Bidang Data Usaha, Pengembangan, dan Pembangunan
• Bidang Penataan, Kebersihan, Keamanan, dan Ketertiban
• UPT
• Kelompok Jabatan Fungsional
3) Dinas Tata Kota dan Kebersihan, dengan struktur organisasi sebagai berikut:
• Sekretariat
Laporan Akhir |VI - 9

Penyusunan RPIJM Kabupaten Tapin 2016-2020

• Bidang Tata Ruang Kota
• Bidang Tata Bangunan
• Bidang Kebersihan Lingkungan dan Persampahan
• Bidang Pertamanan dan Penerangan Jalan Umum
• UPT
• Kelompok Jabatan Fungsional
4) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, dengan struktur organisasi sebagai
berikut:
• Sekretariat
• Bidang Fisik dan Tata Ruang
• Bidang Ekonomi
• Bidang Sosial Budaya
• Bidang Statistik, Penelitian, dan Pengembangan
• UPT
• Kelompok Jabatan Fungsional
5) Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Tapin, dengan struktur organisasi
sebagai berikut:
• Direktur
• Kepala Bagian Administrasi dan Keuangan
• Kepala Bagian Teknik

Laporan Akhir |VI - 10

Penyusunan RPIJM Kabupaten Tapin 2016-2020

Laporan Akhir |VI - 11

Penyusunan RPIJM Kabupaten Tapin 2016-2020

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI
DINAS TATA KOTA DAN KEBERSIHAN
KABUPATEN TAPIN

LAMPIRAN :

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN
NOMOR
: 05 Tahun 2008
TANGGAL
:
Pebruari 2008

KEPALA DINAS
H. RAJUDIN NOOR,S.Sos,M.AP

SEKRETARIS
H. MURYADI, ST

POKJAFUNG
KASUBAG
UMUM & KEPEGAWAIAN

KASUBAG
PROGRAM & PELAPORAN

SITI AISYAH,S.Sos

KABID
TATA RUANG KOTA
H. SUGIHARTO SUTEDJO, ST,MT

SEKSI
PENATAAN RUANG KOTA

BIDANG
TATA BANGUNAN
H. SYAIFUL ANSYARI, ST

SEKSI
PERENCANAAN BANGUNAN

Hj. KARTINAH,S.AP

BIDANG
KEBERSIHAN LINGKUNGAN &
PERSAMPAHAN

BIDANG
PERTAMANAN &
PENERANGAN JALAN UMUM

Drs. ABDUL MUIN

H. YUSDIANI, S.AP

SEKSI
KEBERSIHAN LINGKUNGAN

NOORHAYANI, ST

KASUBAG
KEUANGAN

SEKSI
PERTAMANAN

MARZUKI, S.AP

SEKSI
PENGENDALIAN TATA
RUANG KOTA

H. BAKHRIANSYAH

SEKSI
PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

SEKSI
PENGAWASAN BANGUNAN

H. HANAFI GOBETH, S.AP

SYAMSUDDIN A. S.Sos

SEKSI
PENERANGAN JALAN
UMUM

UPT

Laporan Akhir |VI - 12

Penyusunan RPIJM Kabupaten Tapin 2016-2020

Laporan Akhir |VI - 13

Penyusunan RPIJM Kabupaten Tapin 2016-2020

Tim pelaksana RPI2JM Kabupaten Tapin telah dikukuhkan dalam Surat Keputusan
Bupati

tapin

No.

188.45/208/KUM/2014

tentang

Pembentukan

Satuan

Tugas

Pendampingan Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Inftastruktur
Jangka Menengah Bidang Cipta Karya Kabupaten Tapin.

6.2.3. Kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya
Data tentang kondisi sumberdaya manusia yang mengisi lembaga/instansi yang
terkait dengan penyelenggaran Bidang PU/Cipta Karya masih belum terkumpul seluruhnya.
Data yang ada hanyalah berkenaan dengan tingkat pendidikan formal pimpinan masingmasing lembaga sebagai berikut:
a. Kepala Dinas Pekerjaan Umum berpendidikan Sarjana (S1);
b. Kasubdin Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum berpendidikan Sarjana (S1);
c. Kepala Dinas Pasar dan Kebersihan berpendidikan Sarjana (S1);
d. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah berpendidikan Sarjana (S1);
e. Kepala Bidang Fisik dan Prasarana berpendidikan Sarjana (S1);
f. Direktur Utama PDAM berpendidikan Sarjana (S1).
Selain memiliki pendidikan formal, para pejabat/pimpinan lembaga yang terkait
dengan pekerjaan bidang PU/Cipta Karya di Kabupaten Tapin juga pernah mengikuti
berbagai kursus dan pendidikan, termasuk pendidikan penjenjangan Diklatpim II bagi
pejabat eselon II dan Diklatpim III bagi mereka yang menduduki jabatan eselon III.
6.3.

ANALISIS KELEMBAGAAN

6.3.1. Analisis Keorganisasian Bidang Cipta Karya
Secara organisasional, pelayanan publik bidang PU/Cipta Karya di Kabupaten Tapin
seluruhnya dilakukan oleh organisasi pemerintah dan semi pemerintah, yakni pelayanan air
minum yang dilaksanakan perusahaan daerah. Padahal saat ini terdapat beberapa
perusahaan tambang, terutama tambang batubara yang beroperasi di Kabupaten Tapin.
Dalam waktu dekat akan beroperasi beberapa perusahaan besar kelapa sawit yang tentunya
membutuhkan pelayanan publik bidang PU/Cipta Karya. Oleh sebab itu, salah satu

Laporan Akhir |VI - 14

Penyusunan RPIJM Kabupaten Tapin 2016-2020

tantangan kedepan adalah mengupayakan keterlibatan private sektor, misalnya melalui
dana CD untuk peningkatan pelayanan publik bidang PU/Cipta Karya.

6.3.2. Analisis Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya
Dalam Peraturan Daerah Kabupaten Tapin No. 05 Tahun 2008 pasal demi pasal
secara eksplisit mencantumkan tugas pokok masing-masing SKPD, namun dalam prakteknya
masih sering terjadi tumpang tindih pekerjaan dan kekosongan personel untuk
melaksanakan suatu kegiatan. Tumpang tindih pekerjaan terlihat ketika dilaksanakan
ekspose Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Tapin
beberapa waktu lalu yang memunculkan wacana bahwa tugas penyusunan Rencana Umum
Tata Ruang Kota baiknya diserahkan kepada Dinas Pasar dan Kebersihan, padahal sesuai
Perda fungsi tersebut menjadi kewenangan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.
Sebaliknya ketika dilaksanakan penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah
(RPIJM) Bidang PU/ Cipta Karya, terjadi kekosongan personel yang terlibat dalam proses
penyusunan rencana ini. Akibatnya data yang diperlukan sebagai bahan penyusunan
rencana tidak tersedia dan harus dicari sendiri oleh fasilitator yang sesungguhnya hanya
bertugas memfasilitasi kegiatan.
Tugas-tugas bidang PU/Cipta Karya di Kabupaten Tapin pada prinsifnya terbagi habis
oleh lembaga pemerintah dan semi pemerintah yang ada. Namun dalam prakteknya banyak
tugas pelayanan yang belum terlaksana secara optimal, sehingga memunculkan masalah
seperti:
a. Kekurangan prasarana dan sarana fisik yang cukup menonjol terjadi pada operasional
lapangan. Misalnya, pelayanan sampah yang terkendala oleh keterbatasan TPS dan
truk angkutan serta alat pengolahan sampah di TPA yang teknologinya masih rendah
untuk ukuran jumlah sampah Kabupaten Tapin. Hal ini ditunjukkan oleh tidak
terangkutnya sebagian sampah pada TPS-TPS di kota Rantau.
b. Beberapa sisi yang dinilai sangat memberatkan beban lembaga pemerintah yang
melayani bidang PU/Cipta Karya antara lain persampahan; drainase; sanitasi
lingkungan; dan jalan lingkungan.

Laporan Akhir |VI - 15

Penyusunan RPIJM Kabupaten Tapin 2016-2020

c. Kawasan kumuh. Kawasan kumuh yang membutuhkan perhatian mendesak justru
ada di Kota Rantau.
d. Pelayanan Air Minum. Jangkauan pelayanan PDAM di Kabupaten Tapin baru
mencapai Kota Barabai (ibukota Kabupaten) dan beberapa kota kecamatan yang
memiliki IKK. Sementara daerah pedesaan umumnya belum tersentuh pelayanan
PDAM. Selain itu, kualitas, air yang disalurkan PDAM juga belum memenuhi standar
air minum.
e. Kualitas sumber daya manusia. Keterbatasan kuantitas dan kualitas pegawai sebagai
penyedia jasa/layanan (service provider) dibandingkan tuntutan masyarakat yang
semakin kompleks. Tidak jarang pada level ini pegawai lebih banyak mengukur
pelayanan hanya dari aspek kuantitas tanpa memperhatikan kualitas layanan sebagai
desentralisasi. Sebagai wujud pelayanan terfokus kuantitas, terlihat dari pemberian
Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) yang tidak mengindahkan kaidah-kaidah lingkungan
sehingga banyak bangunan rumah dan toko di Kabupaten Tapin yang dibangun
menutup atau mempersempit saluran drainase. Akibatnya terjadi ketidak
seimbangan ekosistem yang berdampak buruk terhadap kualitas lingkungan
permukiman.
f. Kualitas sumber daya manusia. Profesionalisme yang rendah merupakan kelemahan
lain yang dihadapi pegawai di lingkungan Pemerintah Tapin dalam pelayanan publik
bidang PU/Cipta Karya. Hal ini diduga berkaitan dengan kewenangan yang luas dari
Bupati di era otonomi yang secara periodik bisa memutasi pegawai dalam waktu
singkat. Akibatnya, belum sempat pegawai menempa diri pada posisi atau jabatan
yang diembannya, yang bersangkutan bisa terkena mutasi ke tempat baru. Memang
kondisi ini bisa mendorong pegawai memiliki keahlian general, namun bisa pula
menyebabkan pegawai menjadi kurang profesional.
Indikator di atas menunjukkan bahwa tantangan ketata laksanaan pelayanan publik
bidang PU/Cipta Karya di Kabupaten Tapin adalah bagaimana mengoptimalkan peran
lembaga-lembaga yang ada, terutama untuk masalah yang mendesak, yakni kualitas sumber
daya manusia, prasarana dan sarana fisik seperti pengelolaan sampah; penanganan kawasan
kumuh, dan penyediaan air minum dengan kuantitas dan kualitas yang lebih baik.
Laporan Akhir |VI - 16

Penyusunan RPIJM Kabupaten Tapin 2016-2020

6.3.3. Analisis Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya
Tumpang tindih dan kekosongan kegiatan dalam pelayanan publik bidang PU/ Cipta
Karya di Kabupaten Tapin terjadi akibat pemahaman yang berbeda tentang tugas dan fungsi
masing-masing SKPD, sehingga memunculkan kesan adanya ego sektoral dan kepentingan
sektor.
Jadi, tingkat pendidikan formal dan hasil pendidikan penjenjangan yang telah dilalui
pejabat di daerah belum menjamin bahwa mereka bisa memahami span of control dan
responsibility organisasi. Sisi lain yang diduga turut memperparah sikap profesional aparat
adalah terlalu seringnya terjadi mutasi pejabat dan pegawai di daerah, sehingga nyaris tidak
ada pegawai yang benar-benar profesional, khususnya dilingkungan pelayanan publik
bidang PU/Cipta Karya.
Munculnya masalah ketatalaksanaan sehingga berdampak terhadap belum
optimalnya pelayanan publik bidang PU/Cipta Karya di Kabupaten Tapin sebenarnya terkait
erat dengan keterbatasan sumberdaya aparatur dan fasilitas pendukung kerja mereka.
Jumlah aparatur dengan kualitas yang ada saat ini terlalu kecil dibandingkan dengan
pertumbuhan permukiman di kawasan kumuh kota Rantau. Demikian pula halnya dengan
produksi sampah setiap hari, khususnya di kota Rantau yang berada dijalur transportasi
Banjarmasin-Balikpapan (Kalimantan Timur). Kondisi yang relatif sama terjadi pada PDAM
yang memiliki personel terbatas, baik secara kuantitas maupun kualitas, sehingga pelayanan
air minum di Kabupaten Tapin belum optimal.
6.3.4. Analisis SWOT Kelembagaan
Analisis SWOT kelembagaan ini memperhatikan faktor internal dan faktor eksternal.
Dari sisi internal, hal yang diperhatikan adalah kekuatan dan kelemahan. Sedangkan dari sisi
eksternal, peluang dan ancaman yang menjadi focus perhatian. Pemetaan faktor internal
dan faktor eksternal ini akan mempengaruhi jenis strategi yang akan dipilih untuk
pengembangan kelembagaan pada masa yang akan datang.

Laporan Akhir |VI - 17

Penyusunan RPIJM Kabupaten Tapin 2016-2020

Tabel 6.1

Analisis SWOT Kelembagaan
Faktor
Eksternal

Ancaman (T)

Peluang (O)
a.Kebutuhan SDM tinggi

a. Permasalahan bidang cipta

b. Banyak sektor dan Sub

karya semakin banyak

Sektor yang belum tertangani

b. Penanganan KSK belum

c. Pendanaan non APBD Kab

terpadu

Kekuatan (S)

Strategi SO (Kuadran 1)

Strategi ST (Kuadran 2)

a. Seksi yang menangani bidang Cipta

1. penambahan SDM

1. Fokus penuntasan

Karya telah sesuai sektor keciptakaryaan

2. Peningkatan usulan

permasalahan keciptakaryaan di

3. Peluang pendanaan CSR,

KSK

APBN, APBD Prov

2. peningkatan keterpaduan di

Faktor
Internal

KSK prioritas

Kelemahan (W)

Strategi WO (Kuadran 3)

Strategi WT (Kuadran 4)

a. SDM sesuai bidang cipta karya masih

1. Optimalisasi SDM yang ada

1. Pemenuhan SPM pada

minim

2. Kontrak individual

kawasan perdesaan

b.Tingkat koordinasi masih minim

3. Optimalisasi koordinasi

2. Peningkatan swadaya

antar instansi terkait

masyarakat

Sumber: Hasil Analisis

6.4.

RENCANA PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN

6.4.1. Rencana Pengembangan Keorganisasian
Arah kebijakan untuk meningkatkan kinerja organisasi pemerintah daerah agar lebih efektif
dan efisien menuju good governance, melalui program pembinaan kelembagaan dan
ketatalaksanaan pemerintah daerah, dengan kegiatan:
• Penyusunan Deskripsi Pekerjaan/jabatan (job discription);
• Penyusunan Analisis Jabatan dan struktur organisasi;
• Penyusunan standar kompetensi Jabatan struktural.

Laporan Akhir |VI - 18

Penyusunan RPIJM Kabupaten Tapin 2016-2020

6.4.2. Rencana Pengembangan Tata Laksana
Rencana peningkatan mengembangkan kelembagaan dan ketatalaksanaan perangkat
daerah, dapat ditempuh melalui:
1) Program Restrukturisasi Kelembagaan Perangkat Daerah, dengan kegiatan:
• Evaluasi Struktur Organisasi Perangkat Daerah (SKPD)
• Membentuk struktur organisasi sesuai PP yang berlaku
2) Program Penataan Ketatalaksanaan Perangkat Daerah, dengan kegiatan:
• Menyusun standarisasi ketatalaksanaan perangkat daerah
• Menyusun tata naskah dinas lingkup perangkat daerah (SKPD)

6.4.3. Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)
Rencana peningkatan SDM dan fasilitas pendukung, dapat ditempuh dengan
langkah-langkah strategis sebagai berikut:
1.

Penempatan Pegawai Sesuai Minat Dan Keahlian
Kondisi pegawai yang ada perlu dievaluasi untuk menempatkan mereka
sesuai minat dan keahlian. Dalam hal ini beberapa lembaga yang jumlah pegawainya
dinilai melebihi beban kerja bisa dipindahkan ke instansi yang terkait langsung
pelayanan publik bidang PU/ Cipta Karya, sehingga secara terjadi penambahan
jumlah pegawai untuk pelayanan bidang PU/Cipta Karya.

2.

Pendidikan Dan Pelatihan
Pegawai yang ada diikut sertakan dalam pendidikan dan pelatihan khusus
atau diadakan khusus berkenaan dengan pekerjaan bidang PU/Cipta Karya. Kebijakan
ini tentu perlu disertai kebijakan lain berupa penempatan mereka harus tetap berada
dalam organisasi/instansi yang tugas dan fungsinya berkenaan dengan bidang
PU/Cipta Karya.

3.

Penambahan Pegawai Fungsional
Peraturan sekarang memungkinkan Pemerintah Daerah memiliki pegawai
fungsional lebih banyak. Pegawai tersebut bisa diarahkan menjadi tenaga-tenaga
yang memiliki keahlian spesialis, termasuk spesialis dibidang PU/Cipta Karya.
Laporan Akhir |VI - 19

Penyusunan RPIJM Kabupaten Tapin 2016-2020

Pembentukan tenaga spesialis diutamakan dari pegawai yang berstatus pegawai
negeri, dan sisanya untuk pekerjaan tertentu disektor pelayanan air bersih bisa
direkrut dalam bentuk kontrak kerja. Rekrutmen pola kontrak kerja memudahkan
pemerintah setempat mencari tenaga kerja yang cocok dengan karakteristik
pekerjaan bidang PU/Cipta Karya dan memudahkan penempatan mereka pada lokasilokasi tertentu.
4.

Penambahan Personel
Personel yang dimaksudkan disini tidak harus berstatus pegawai negeri,
tetapi bisa dalam bentuk kontrak kerja. Rekrutmen pola kontrak kerja ini diutamakan
untuk pelayanan air minum agar memudahkan pemerintah setempat menempatkan
mereka pada lokasi-lokasi tertentu yang membutuhkan pelayanan air minum.
Arah kebijakan menyiapkan ketersediaan aparatur pemerintah daerah yang

profesional dan menata keseimbangan antara jumlah dengan beban kerja di setiap SKPD
yang ditmpah melalui program peningkatan profesionalisme aparat pemerintah daerah,
dengan kegiatan:
• Rekrutment PNS;
• Penyusunan analisis kebutuhan diklat;
• Perencanaan dan pelaksanaan diklat pegawai yang dilaksanakan di daerah;
• Penyelenggaraan ujian dinas;
• Penyelenggaraan ujian kenaikan pangkat penyesuaian ijazah;
• Sosialisasi dan pelaksanaan kode etik PNS dan penegakan peraturan disiplin PNS.
Arah kebijakan untuk peningkatan kualitas manajemen dan SDM PDAM dengan
kegiatan:
• Penyesuaian penghasilan karyawan;
• Peningkatan SDM;
• Rekruitmen tenaga ahli Teknik Lingkungan, Teknik Sipil dan Akuntansi;
• Interkoneksi Jaringan antar IKK dan BNA;
• Survey Kepuasan Pelanggan secara berkala.

Laporan Akhir |VI - 20

Penyusunan RPIJM Kabupaten Tapin 2016-2020

Arah Kebijakan Meningkatkan kualitas pengelolaan Sumber Daya Aparatur
Pemerintah Daerah, diupayakan melalui Program Peningkatan Pengelolaan Administrasi
Sumber Daya Aparatur Pemerintah Daerah, dengan kegiatan:
1.

Penyusunan Data perwilayahan PNSD;

2.

Pengembangan database kepegawaian dalam bentuk penyiapan desain struktur data
kepegawaian;

3.

Penyediaan perangkat pendukung administrasi kepegawaian;

4. Pelayanan administrasi kepegawaian.
Kebijakan yang akan diterapkan untuk masa lima tahun kedepan adalah dengan
menerapkan prinsip-prinsip kepemimpinan yang baik (Good Governance), Kebijakan ini
bertujuan untuk meningkatkan kinerja personalia kepegawaian pada semua SKPD lingkup
Pemerintah yang akan dilaksanakan antara lain yaitu program kenaikan gaji berkala
otomatis (sepanjang memenuhi syaraf), program peningkatan wawasan melalui tugas
belajar, magang kerja dengan lembaga pelatihan dan perguruan tinggi dengan sasaran meningkatkan kesejahteraan pegawai, terwujudnya peningkatan pembinaan kinerja,
terwujudnya peningkafan pembinaan karier PNS dan terwujudnya peningkatan PNS yang
memiliki kompetensi sesuai bidangnya dalam kaitan reward and funishement.
Daerah Kabupaten Tapin Untuk lebih mendukung dan mendorong profesionalime
pegawai terus dilaksanakan dan ditingkatkan program penerapan hukum dan peraturan
(Law Enforcement) sekaligus program pelayanan yang cepat, murah, ramah, transpraran
dan akuntabel disetiap pelayanan publik. Secara bertahap dan berlanjut semua PNS
mempunyai kompetensi sesuai bidangnya, disiplin mencapai target kinerja dan menerapkan
polo pengembangan karier yang jelas. Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja
pegawai, mengembangkan karier pegawai dan meningkatkan profesionalitas pegawai.

Laporan Akhir |VI - 21

Penyusunan RPIJM Kabupaten Tapin 2016-2020

Contents
6.1.

ARAHAN KEBIJAKAN KELEMBAGAAN BIDANG CIPTA KARYA .................................................... 1

Diagram 6.1.................................................................................................................................................. 3
Organisasi Pemerintah Kabupaten Tapin .................................................................................................. 3
6.2.

KERANGKA KELEMBAGAAN .......................................................................................................... 7

6.2.1.
d)

Kondisi Keorganisasian Bidang Cipta Karya ............................................................................. 7

Organisasi Pelaksana Penyusunan RPI2JM........................................................................................ 7

6.2.2.

Kondisi Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya ........................................................................... 7

6.2.3.

Kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya ................................................... 14

6.3.

ANALISIS KELEMBAGAAN............................................................................................................ 14

6.3.1.

Analisis Keorganisasian Bidang Cipta Karya........................................................................... 14

6.3.2.

Analisis Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya ........................................................................ 15

6.3.3.

Analisis Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya ................................................... 17

6.3.4.

Analisis SWOT Kelembagaan ................................................................................................... 17

Tabel 6.1 ................................................................................................................................................... 18
Analisis SWOT Kelembagaan .................................................................................................................... 18
Peluang (O) ........................................................................................................................................... 18
a.Kebutuhan SDM tinggi....................................................................................................................... 18
b. Banyak sektor dan Sub Sektor yang belum tertangani .................................................................. 18
c. Pendanaan non APBD Kab ................................................................................................................ 18
Ancaman (T) .......................................................................................................................................... 18
a. Permasalahan bidang cipta karya semakin banyak ......................................................................... 18
b. Penanganan KSK belum terpadu ..................................................................................................... 18
Kekuatan (S).......................................................................................................................................... 18
a. Seksi yang menangani bidang Cipta Karya telah sesuai sektor keciptakaryaan............................ 18
Laporan Akhir |VI - 22

Penyusunan RPIJM Kabupaten Tapin 2016-2020

Strategi SO (Kuadran 1) ........................................................................................................................ 18
1. penambahan SDM ............................................................................................................................. 18
2. Peningkatan usulan ........................................................................................................................... 18
3. Peluang pendanaan CSR, APBN, APBD Prov ................................................................................... 18
Strategi ST (Kuadran 2) ........................................................................................................................ 18
1. Fokus penuntasan permasalahan keciptakaryaan di KSK ............................................................... 18
2. peningkatan keterpaduan di KSK prioritas ...................................................................................... 18
Kelemahan (W) ..................................................................................................................................... 18
a. SDM sesuai bidang cipta karya masih minim ................................................................................... 18
b.Tingkat koordinasi masih minim ....................................................................................................... 18
Strategi WO (Kuadran 3) ...................................................................................................................... 18
1. Optimalisasi SDM yang ada ............................................................................................................... 18
2. Kontrak individual ............................................................................................................................. 18
3. Optimalisasi koordinasi antar instansi terkait ................................................................................. 18
Strategi WT (Kuadran 4) ...................................................................................................................... 18
1. Pemenuhan SPM pada kawasan perdesaan .................................................................................... 18
2. Peningkatan swadaya masyarakat ................................................................................................... 18
Sumber: Hasil Analisis ............................................................................................................................... 18
6.4.

RENCANA PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN............................................................................ 18

6.4.1.

Rencana Pengembangan Keorganisasian ............................................................................... 18

6.4.2.

Rencana Pengembangan Tata Laksana................................................................................... 19

6.4.3.

Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) ....................................................... 19

1.

Penempatan Pegawai Sesuai Minat Dan Keahlian ...................................................................... 19

2.

Pendidikan Dan Pelatihan ............................................................................................................. 19

3.

Penambahan Pegawai Fungsional ............................................................................................... 19

4.

Penambahan Personel .................................................................................................................. 20
Laporan Akhir |VI - 23

Penyusunan RPIJM Kabupaten Tapin 2016-2020

Laporan Akhir |VI - 24