Gambar 1.1 Diagram Program Bidang Cipta Karya

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA
KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA
KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022

1.1.

Latar Belakang
Dalam rangka meningkatkan kualitas pembangunan infrastruktur, maka

diperlukan dokumen perencanaan terpadu yang baik dengan mengacu pada arahan
kebijakan nasional dan memperhatikan potensi serta masalah di daerah. Dokumen
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPIJM)
Kab/Kota Bidang Cipta Karya merupakan dokumen perencanaan yang penting dalam
pembangunan Bidang Cipta Karya, yang menjadi dasar dalam penyusunan program
dan anggaran serta mendorong proses pemerataan pembangunan infrastruktur
PU/Cipta Karya yang lebih ideal, efektif dan efisien.
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPIJM)Bidang Cipta Karya telah diinisiasi oleh penyusunan RPIJM (Rencana Program
Investasi Jangka Menengah) Bidang Cipta Karya. Sampai saat ini, hampir seluruh

Kabupaten/Kota di Indonesia telah menyusun RPIJM Bidang Cipta Karya. Jumlah
dokumen RPIJM ini harus diiringi dengan peningkatan kualitas yang lebih baik.
Dalam rangka meningkatkan kualitas pembangunan infrastruktur Bidang Cipta
Karya, maka diperlukan dokumen perencanaan terpadu bidang Cipta Karya yang baik
dengan mengacu pada arahan kebijakan nasional dan memperhatikan potensi serta
masalah di daerah. Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka
Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya perlu disusun oleh setiap Kabupaten/Kota
dengan mengacu RPIJM Bidang PU serta rencana tata ruang dan kebijakan skala
nasional, provinsi, dan kabupaten/kota.
Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya ini dimaksudkan untuk memperbarui
dan menyempurnakan penyusunan RPIJM terdahulu melalui pelaksanaan fasilitasi
DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN

I-1

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA
KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022


penyusunan/revisi RPIJM Bidang Cipta Karya kabupaten/kota di Kota Makassar
Provinsi Sulawesi Selatan.
Adapun penggunaan istilah RPIJM Bidang Cipta Karya adalah untuk mengganti
istilah RPIJM yang diharapkan dapat meningkatkan keterpaduan perencanaan dan
pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya di Kota Makassar dengan mengacu
pada arahan kebijakan nasional dan memperhatikan potensi serta masalah daerah
dan dengan pertimbangan isu strategis dan kebijakan pembangunan yang terus
berkembang di daerah, yang dikelompokkan ke dalam desain program bidang cipta
karya berada di 4 (empat) entitas, yaitu entitas regional, kabupaten/kota, kawasan,
serta lingkungan/komunitas. Khusus untuk entitas kawasan dan lingkungan,
diharapkan infrastruktur Bidang Cipta Karya sesuai dengan arahan Kawasan Strategis
Kabupaten/Kota (KSK) dalam RTRW Kabupaten/Kota.
Dalam proses pelaksanaan fasilitasi penyusunan/revisi RPIJM Bidang Cipta
Karya kabupaten/kota di Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan kedalam bentuk
dokumen RPIJM, perlu mengacu pada Rencana Pembangunan Daerah, Amanat
Penataan Ruang/Spasial, Amanat Pembangunan Nasional, dan Amanat Pembangunan
bidang PU/CK, dan Amanat Internasional. Acuan Amanat Penataan Ruang tercermin
pada UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, yaitu RTRW Nasional/KSN, RTR
Pulau Sulawesi, RTRW Provinsi Sulawesi Selatan. Acuan Amanat Pembangunan
nasional tercermin pada RPJPN 2005-2025, RPJMN 2010 – 2014, UU/PP (UU 32/2004,

PP 38/2007,dll) MP3KI, KEK, Direktif presiden. Acuan amanat pembangunan bidang
PU/CK tercermin pada UU No 1 /2011 tentang perumahan dan kawasan permukiman,
UU 20/2011 tentang rumah susun, UU 28/2002 tentang bangunan gedung, UU 18/2008
tentang pengelolaan persampahan, UU 7/2004 tentang SDA, PP 16/2005 tentang
pengembangan SPAM, PP 81/2012 tentang pengelolaan sampah RT dan sampah
sejenis, PP 36/2005 tentang peraturan pelaksanaan UU BG, SPM bidang PU dan PR.
Amanat internasional tercermin pada Agenda Habitat I dan II, RIO +20, MDGs dan
SDGs.

DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN

I-2

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA
KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022

Arahan kebijakan Ditjen Cipta Karya tahun 2014 menekankan kepada
penerapan pembangunan kawasan permukiman yang layak huni (leaveable) dan

berkelanjutan (sustainable). Pembangunan kawasan permukiman harus dimulai
dengan pendekatan entitas, serta tidak hanya sektoral. Pembangunan juga harus
melihat prospek ke depan dengan membaca perkembangan global (Agenda
Sustainable Cities and Human Settlements), serta pembangunan diwujudkan secara
inklusif, mewujudkan kelembagaan yang efektif, serta menjalin kemitraaan
internasional. Satker Randal sebagai Koordinator pelaksanaan Keciptakaryaan di
daerah memiliki tanggung jawab yang besar dalam melakukan fungsi koordinasi dan
fasilitas terhadap Kab/Kota dalam mengawal kebijakan tersebut. Randal juga
diharapkan menjadi pusat informasi dan konsolidasi data-data Keciptakaryaan (Bank
Data) yang sangat diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan serta evaluasi
pembangunan keciptakaryaan. Ditjen Cipta Karya juga telah menyusun pemrioritasan
pembangunan bidang keciptakaryaan berdasarkan 4 kluster penanganan, yaitu :
bidang keciptakaryaan berdasarkan 4 kluster penanganan, yaitu :

Klutser A (94 Kab/Kota) :
 Kab/Kota Strategis Nasional
(PKN/PKSN/KSN/MP3EI-KPI)
yang memiliki Perda RTRW dan
Perda BG.ibukota Provinsi yang
telah memiliki perda RTRW;

serta Kab/Kota Prioritas Pusat

Klutser B (80 Kab/Kota) :
 Kab/Kota Strategis Nasional
(PKN/PKSN/KSN/MP3EI-KPI)
yang hanya memiliki Perda
RTRW

Prioritas
Kab/Kota
Strategis
Nasioanal

Prioritas
Kab/Kota
Responsif
pemenuhan
SPM






Pemberdayaan
Masyarakat
Program
Kreatif








Klutser E :
Program innovasi baru di Bidang Cipta Karya.
Diusulkan oleh daerah /Stakeholder secara konpetatif dan selektif.
Ditujukan termasuk untuk memfasilitasi daerah berprestasi.




Klutser C
(Kab/KotaLainnya)
Memiliki pedoman rencana
dan program yang berkualitas
untuk memenuhi SPM Bidang
Cipta Karya di Daerah
Karakteristik daerah : rawan
bencana alam, cakupan air
minum dan sanitasi randah,
permukiman kumuh, daerah
kritis (miskin);
Memiliki komitmen tinggi dan
program yang responsif
Klutser D :
Kegiatan Pemberdayaan
masyarakat di bidang Cipta
Karya
Bertujuan untuk

penanggulangan kemiskinan
di perkotaan dan perdesaan

Gambar 1.1 Diagram Program Bidang Cipta Karya

Pengelompokan penanganan bidang Cipta Karya prioritas strategis Nasional
berdasarkan kategori Kab/Kota yang termasuk dalam PKN/PKSN/KSN/MP3EI-KPI,
memiliki perda RTRW, dan Perda BG sebagai Kab/Kota klutser A yang terdiri dari 94
DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN

I-3

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA
KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022

Kab/Kota. Sedangkan Kab/Kota yang termasuk dalam PKN/PKSN/KSN/MP3EI-KPI, dan
hanya memiliki perda RTRW sebagai Kab/Kota Klutser B yang terdiri dari 80 Kab/Kota.
Penyelenggaraan infrastruktur Bidang Cipta Karya, sesuai dengan amanat

Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan
Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara
Pemerintah,

Pemerintahan

Daerah

Provinsi,

dan

Pemerintahan

Daerah

Kabupaten/Kota, merupakan tanggung jawab bersama, antara Pemerintah Pusat,
Pemerintah Provinsi, serta Pemerintah Kabupaten/Kota, yang diselenggarakan
bersama dengan masyarakat dan dunia usaha. Pemerintah Pusat berperan dalam
pengaturan, pembinaan, dan pengawasan, sedangkan Pemerintah Provinsi dan

Kabupaten/Kota memiliki peran yang lebih besar dalam pelaksanaan pembangunan
infrastruktur Bidang Cipta Karya. Dengan kerjasama berbagai stakeholders
pembangunan Bidang Cipta Karya, diharapkan 3 (tiga) strategic goals Kementerian
Pekerjaan Umum dapat tercapai, yaitu (i) meningkatkan pertumbuhan ekonomi kota
dan desa, (ii) meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta (iii) meningkatkan
kualitas lingkungan.
Berkenaan hal tersebut, maka diperlukan kegiatan Rencana Program
Investasi Infrastruktur

Jangka Menengah (RPIJM)

Kota Makassar yang

diharapkan dapat mengakomodasikan dan merumuskan kebutuhan pembangunan
Kota Makassar, secara

spesifik

sesuai


dengan

karakteristik

dan

potensi

individual Kota Makassar.
Kebijakan

desentralisasi

dan

otonomi

daerah

telah

memberikan

kewenangan yang lebih besar kepada pemerintah daerah untuk melaksanakan dan
mengelola pembangunan di daerahnya. Dengan kewenangan yang

dimiliki

diharapkan pemerintah daerah mampu meningkatkan pelayanan publik kepada
masyarakatnya. Namun tidak jarang permasalahan yang dihadapi tersebut tidak
dapat diatasi sendiri oleh pemerintah daerah, sehingga memerlukan kerjasama
dengan pemerintah

pusat, pemerintah

daerah sekitarnya atau swasta dan

masyarakat.
DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN

I-4

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA
KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022

Perencanaan pembangunan sesuai dengan Undang-undang Nomor 25
Tahun 2004 tentang Perencanaan Pembangunan Nasional terdiri dari empat (4)
tahapan

yakni:

(1)

penyusunan

rencana;

(2) penetapan

rencana;

(3)

pengendalian pelaksanaan rencana; dan (4) evaluasi pelaksanaan rencana. Keempat
tahapan diselenggarakan
membentuk

secara berkelanjutan sehingga secara keseluruhan

satu siklus perencanaan

yang utuh. Sedangkan pengendalian

pelaksanaan rencana pembangunan dimaksudkan untuk menjamin tercapainya
tujuan

dan sasaran

pembangunan

yang tertuang

dalam

rencana melalui

kegiatan-kegiatan koreksi dan penyesuaian selama pelaksanaan rencana tersebut.
Untuk

mendorong

pembangunan

prasarana

Pemerintah

Daerah

dan sarananya

agar

khususnya

dapat

melaksanakan

bidang keciptakaryaan

melalui proses yang terpadu/terintegrasi, partisipatif, dan terkendali sangat
diperlukan adanya kerjasama pusat dan daerah. Pembangunan prasarana dan
sarana tersebut tidak dapat dilaksanakan secara sepotong-sepotong, baik secara
fisik maupun

pendanaannya.

berkepentingan

Pemerintah

Pusat

dalam

hal ini sangat

melakukan fasilitasi dan peningkatan kapasitas manajemen

pembangunan daerah melalui pemberdayaan perencanaan program investasi
infrastruktur yang terstruktur dan terprogram bersama dengan kemitraan antara
Pemerintah Pusat, Propinsi, dan Pemerintah Daerah Kota/Kabupaten, serta
kemitraan dengan dunia usaha dan masyarakat dan fasilitasi pengendalian
implementasi perencanaan investasi pembangunan bidang cipta karya baik yang
dibiayai melalui APBN, APBD, Swasta atau pun masyarakat serta pengendalian
terhadap pelaksanaan kegiatan bidang cipta karya yang teralokasi di tahun
berjalan.
Dalam
dokumen
pengaturan

penyusunan

akan ditajamkan
terkait

bidang

RPI2JM
sesuai
Cipta

Kota
dengan
Karya.

Makassar
kebijakan

yang

baru, substansi

baru dan perubahan

Selain itu, penyusunan dokumen

RPI2JM perlu mempertimbangkan kemampuan keuangan, kelembagaan daerah,
serta dampak pembangunan infrastruktur permukiman terhadap lingkungan dan
kondisi sosial setempat. Dengan adanya Pedoman RPI2JM yang baru, diharapkan
DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN

I-5

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA
KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022

Pemerintah Kota Makassar dapat menggerakkan semua sumber daya secara
optimal dalam memenuhi kebutuhan pembangunan infrastruktur permukiman,
sekaligus mendukung upaya percepatan pencapaian sasaran nasional pembangunan
bidang Cipta Karya.

1.2.

Pengertian dan Kedudukan RPIJM Bidang Cipta Karya
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka
Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya merupakan dokumen perencanaan dan
pemrograman pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya yang disusun
oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dengan jangka waktu 5 (lima) tahun, dan
dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah
Kabupaten/Kota, masyarakat, dan dunia usaha dengan mengacu pada rencana
tata ruang dan kebijakan skala nasional, provinsi, dan kabupaten kota,
untuk mewujudkan keterpaduan pembangunan permukiman yang layak huni
dan berkelanjutan.
RPIJM Bidang Cipta Karya disusun dengan mengintegrasikan berbagai
dokumen perencanaan spasial maupun sektoral, mulai dari tingkat pusat,
provinsi, hingga kabupaten/kota. RPIJM Bidang Cipta Karya disusun sebagai
dokumen teknis operasional pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya
sesuai dengan dokumen rencana yang ada, dengan perkuatan pada rencana
investasi sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas Daerah.
Gambar 1.1 memaparkan kedudukan RPIJM Bidang Cipta Karya pada sistem
perencanaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya.

DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN

I-6

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA
KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022

Sumber: Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman, 2017
Gambar 1.1
Kedudukan RPIJM Bidang Cipta Karya pada Sistem Perencanaan
Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Pada Gambar 1.1 dapat dilihat bahwa RPIJM Bidang Cipta Karya, selain
mengacu pada rencana spasial dan arah pembangunan nasional/daerah, juga
mengintegrasikan rencana sektoral Bidang Cipta Karya, antara lain Rencana
Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK),
serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), dalam rangka
mewujudkan keterpaduan pembangunan permukiman yang berkelanjutan.

DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN

I-7

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA
KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022

1.3.

Keterkaitan RPIJM Bidang Cipta Karya dengan RPI2JM Bidang PU
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka
Menengah (RPIJM) adalah rencana dan program pembangunan infrastruktur
tahunan dalam periode tiga hingga lima tahun, yang mensinkronkan kegiatan
pembangunan infrastruktur, baik yang dilaksanakan dan dibiayai pemerintah,
pemerintah daerah, maupun oleh masyarakat/dunia usaha. Khusus untuk
Bidang Cipta Karya, rencana dan program pembangunan infrastruktur yang
terdapat pada RPIJM dioperasionalkan

melalui

RPIJM

Bidang

Cipta

Karya, untuk selanjutnya dilaksanakan pembangunannya oleh seluruh pelaku
pembangunan Bidang Cipta Karya. Gambar 1.2 memaparkan Keterkaitan
RPIJM Bidang Cipta Karya dengan RPIJM Bidang Pekerjaan Umum dan
dokumen perencanaan pembangunan di daerah.

Sumber: Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman, 2017
Gambar 1.2
Keterkaitan RPIJM Bidang Cipta Karya dengan RPIJM Bidang Pekerjaan Umum dan
Dokumen Perencanaan Pembangunan di Daerah

Pada Gambar 1.2 dapat dilihat bahwa arahan kebijakan, rencana, dan
indikasi program terkait khusus untuk Bidang Cipta Karya yang tercantum

DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN

I-8

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA
KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022

pada Perda RTRWK, Perda Perbup/Perwali RPJMD, RPI2- JM Bidang PU, dan
Perda Bangunan Gedung merupakan acuan dasar integrasi rencana
pembangunan permukiman.
Integrasi rencana pembangunan permukiman berisikan arahan
kebijakan pengembangan permukiman di kabupaten/kota tersebut, untuk
selanjutnya diterjemahkan pada rencana induk masing-masing sektor, seperti
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM),Strategi

Sanitasi

Kota (SSK), dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).
Khusus untuk Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK), yaitu wilayah
yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat
penting dalam lingkup kabupaten/kota terhadap pertumbuhan ekonomi,
kesejahteraan sosial masyarakat, budaya, dan/atau lingkungan, rencana
pembangunan infrastruktur permukiman dapat dikembangkan lebih rinci
melalui Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di Kawasan Strategis
Kabupaten/Kota (RTBL KSK). RTBL KSK berisikan rencana aksi program
strategis dalam penanganan kegiatan permukiman dan pembangunan
infrastruktur Bidang Cipta Karya pada kawasan prioritas di perkotaan, dalam
hal ini di KSK berdasarkan RTRW Kabupaten/Kota.
Seluruh dokumen perencanaan yang ada selanjutnya dioperasionalkan
melalui RPIJM Bidang Cipta Karya, memuat rencana investasi yang melibatkan
Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, dunia
usaha, masyarakat, dan bantuan pembiayaan pembangunan lainnya. Seluruh
rencana

investasi,

yang

disusun

dengan

mempertimbangkan

aspek

lingkungan dan sosial, kelembagaan, serta kapasitas keuangan daerah,
kemudian disusun dalam matriks program lima tahunan dan untuk selanjutnya
dibagi dalam rencana tahunan.
1.4.

Maksud dan Tujuan
Maksud disusunnya RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Makassar adalah
untuk mewujudkan kemandirian lokal Kota Makassar dalam penyelenggaraan
infrastruktur permukiman yang berkelanjutan, baik di perkotaan maupun
perdesaan.
DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN

I-9

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA
KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022

Adapun tujuan dari disusunnya RPIJM Bidang Cipta Karya Kota
Makassar

adalah

sebagai

dokumen

acuan

dalam

perencanaan,

pemrograman, dan penganggaran pembangunan infrastruktur Bidang Cipta
Karya. RPIJM memuat rencana program dan investasi dalam jangka waktu
lima tahun yang mencakup multi sektor, multi sumber pendanaan, dan multi
stakeholders.
1.5.

Prinsip Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya
Prinsip dasar RPIJM Bidang Cipta Karya secara sederhana adalah:
a) Multi Tahun, yang diwujudkan dalam kerangka waktu 5 (lima) tahun
untuk rencana investasi yang disusun.
b) Multi Sektor, yaitu mencakup sektor/bidang pengembangan sistem
penyediaan air minum, pengembangan sistem pelayanan persampahan,
pengembangan sistem pelayanan air limbah, pengembangan sistem
pematusan kota/drainase, peningkatan kualitas kawasan kumuh dan
peremajaan permukiman, penanganan kawasan kumuh, pengembangan
kawasan dan ruang terbuka hijau, serta penanggulangan kebakaran dan
penataan bangunan gedung.
c) Multi

Sumber

Pendanaan, yaitu

memadukan sumber

pendanaan

pemerintah, sumber pendanaan swasta, dan masyarakat. Sumber
pendanaan pemerintah dapat terdiri dari APBN, APBD Provinsi, APBD
Kabupaten/Kota, sedangkan dana swasta dapat berupa Kerjasama
Pemerintah Swasta (KPS) dan Coorporate Social Responsibility (CSR).
Masyarakat dapat berkontribusi dalam pemberdayaan masyarakat, antara
lain dalam bentuk barang dan jasa.
d) Multi Stakeholder, yaitu melibatkan masyarakat, pemerintah, dan swasta
sebagai pelaku pembangunan dalam proses penyusunan RPIJM Bidang
Cipta Karya maupun pada saat pelaksanaan program.
e) Partisipatif, yaitu memperhatikan kebutuhan dan kemampuan daerah
(kabupaten/kota dan provinsi) sesuai karakteristik setempat (bottom-up).
Dengan 5 (lima) prinsip dasar tersebut, diharapkan kemandirian daerah
dapat terwujud, sehingga pembangunan yang efektif dan efisien dapat
DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN

I - 10

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA
KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022

tercapai. RPIJM Bidang Cipta Karya bersifat dinamis dan dapat dikaji (review)
setiap tahunnya dalam rangka penyesuaian dengan arahan pembangunan
yang ada sesuai dengan kebutuhan daerah.

1.6.

Muatan Dokumen RPIJM Bidang Cipta Karya Kota Makassar
Secara

substansi

muatan

RPIJM

Bidang

Cipta

Karya

Kota

M a k a s s a r terdiri 1 1 (sebelas) bab yaitu:
Bab 1

Bab 2

Pendahuluan
Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai latar belakang, maksud dan
tujuan RPIJM Bidang Cipta Karya, prinsip penyusunan RPIJM Bidang Cipta
Karya, serta mekanisme penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya.
Profil Kota Makassar
Pada bab ini berisikan penjelasan profil umum Kabupaten/Kota seperti
batas administrasi wilayah, demografi, geografi, topografi, geohidrologi,
geologi, klimatologi, serta kondisi sosial dan ekonomi wilayah.

Bab 3

Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya
Bagian ini berisikan arahan kebijakan pembangunan bidang cipta karya
dan arahan penataan ruang, kemudian dilanjtkan dengan rencana strategis
infrastruktur bidang cipta karya.

Bab 4

Analisis Sosial Ekonomi dan Lingkungan
Pada Bab ini memaparka n mengenai analisis sosial, analisis ekonomi dan
analisis lingkungan sebagai interaksi sosial ekonomi lingkungan dalam
menunjang program bidang cipta karya.

Bab 5

Kerangka Strategis Pembiayaan Infrastruktur Bidang Cipta.
Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai potensi pendanaan APBD,
potensi pendanaan APBN, alternatif sumber pendanaan dan strategi
peningkatan investasi bidang cipta karya.

Bab 6

Kerangka Kelembagaan Regulasi
Bab ini berisikan penjelasan mengenai aspek kelembagaan Cipta Karya di
daerah yang fokus kepada aspek keorganisasian, aspek ketatalaksanaan,
dan aspek sumber daya manusia. Dari ketiga aspek tersebut dijelaskan
kondisi eksisting, analisis permasalahan dan rencana pengembangannya.

DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN

I - 11

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA
KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022

Bab 7

Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya
Bagian ini memaparkan kondisi eksisting, sasaran program, serta usulan
kebutuhan program dan pembiayaan dalam rangka pencapaian gerakan
nasional 100-0-100 yang terbagi menjadi empat sektor, yaitu sektoe
pengembangan kawasan permukiman, sektor penataan bangunan dan
lingkungan, sektor pengembangan sistem penyediaan air minum dan
sektor pengembangan penyehatan lingkungan permukiman.

Bab 8

Memorandum Program Jangka Menengah Bidang Cipta Karya
Bagian ini memaparkan kenario pengembangan kabupaten/kota dan
pengembangan sektor bidang Cipta Karya, usulan kebutuhan investasi
yang disusun dengan berbasis kebutuhan, ataupun target pencapaian
sesuai dengan tujuan dan sasaran pembangunan daerah, mekanisme
pendanaan atau pembiayaan, skala prioritas penanganan, dan rencana
pelaksanaan program investasi.

1.7.

Mekanisme Penyusunan dan Penilaian RPIJM Bidang Cipta Karya
Mekanisme penyusunan dan penilaian RPIJM Bidang Cipta Karya
dipaparkan dalam 3 (tiga) bagian, yaitu hubungan kerja penyusunan RPIJM
Bidang Cipta Karya, langkah penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya, serta
Penilaian Kelayakan RPIJM Bidang Cipta Karya.

1.7.1

Hubungan Kerja Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya
Penyusunan RPIJM bidang Cipta Karya kabupaten/kota pada dasarnya
melibatkan pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah
kabupaten/kota. Pemerintah pusat, dalam hal ini Ditjen Cipta Karya,
bertindak sebagai pembina. Sedangkan, pemerintah provinsi berperan
sebagai fasilitator, dan pemerintah kabupaten/kota merupakan penyusun dari
dokumen RPIJM Bidang Cipta Karya.
Di dalam mekanisme penyusunan RPIJM Cipta Karya terdapat unit
pelaksanaan di Pusat dan Daerah. Pada tingkat pusat dibentuk Satgas
RPIJM/Randal, melalui Surat Keputusan Direktur Jenderal Cipta Karya, yang
terdiri dari pejabat yang mewakili Direktorat Bina Program, Direktorat

DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN

I - 12

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA
KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022

Pengembangan Permukiman, Direktorat Tata Bangunan dan Lingkungan,
Direktortat Pengembangan Air Minum, Direktorat Pengembangan PLP, dan
Sekretariat Ditjen Cipta Karya. Untuk kemudahan komunikasi dan koordinasi,
pada struktur Satgas terdapat juga Koordinator Wilayah (Korwil) Sumatera,
Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua-Maluku.
Pada tingkat provinsi, dibentuk satgas RPIJM yang berfungsi
memfasilitasi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam
penyusunan

RPIJM.

Satgas

Provinsi

dapat

dibentuk

melalui

SK

Gubernur/Sekda. Adapun anggotanya terdiri dari unsur Bappeda, Dinas
PU/CK/Permukiman, BPLHD, Dispenda, SKPD terkait pembangunan Cipta
Karya, dan Satker-Satker Cipta Karya Provinsi.
Sementara di tingkat kabupaten/kota, dibentuk satgas RPIJM
Kabupaten/Kota yang bertugas menyusun RPIJM. Satgas dibentuk dengan SK
Bupati/Walikota dengan anggota terdiri dari unsur Bappeda, Dinas
PU/CK/Permukiman, BPLHD, Dispenda, SKPD terkait pembangunan Cipta
Karya, dan PDAM. Gambar 1.3 memaparkan Keterkaitan Organisasi
Penyusunan RPIJM Kabupaten/Kota.
Gambar 1.3
Hubungan Kerja Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya

Sumber : Dit. KIP. DJCK 2017

DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN

I - 13

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA
KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022

Dengan melibatkan seluruh stakeholder pada penyusunan RPIJM
Bidang Cipta Karya, diharapkan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta
Karya dapat berjalan dengan efisien dan efektif dalam rangka mewujudkan
permukiman yang layak huni dan berkelanjutan.
1.7.2

Langkah Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya
Dalam penyusunannya, RPIJM Bidang Cipta Karya harus mengacu
pada dokumen perencanaan yang ada, baik dokumen pembangunan nasional,
perencanaan sektoral, maupun perencanaan spasial. Gambar 1.4 memaparkan
langkah-langkah penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya.
Gambar 1.4
Langkah Penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya

Sumber : Dit. Bina Program, DJCK 2017

Dari Gambar 1.4 dapat dilihat bahwa seluruh anggota Satgas, baik di
tingkat Pusat, Provinsi, maupun Kabupaten/Kota memiliki peran penting
dalam penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya. Prinsip bottom up planning
DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN

I - 14

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA
KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022

cukup kental pada penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya ini, agar rencana
yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan infrastruktur Bidang Cipta Karya di
daerah, dengan tetap mengacu pada kebijakan nasional.
1.7.3

Penilaian Kelayakan RPIJM Bidang Cipta Karya
Kelayakan suatu dokumen RPIJM Bidang Cipta Karya perlu dinilai
untuk

meningkatkan kualitas

substansi

dokumen tersebut.

Penilaian

kelayakan tersebut menggunakan metode skoring, dimana masing – masing
kriteria kelayakan telah ditetapkan bobot/nilainya. Indikator Penilaian
Dokumen RPIJM dinilai dari beberapa kriteria yaitu:
a) Kelengkapan Dokumen
Penilaian kelengkapan dokumen dilihat dari legalisasi dokumen RPIJM
oleh Bupati/Walikota, dan outline dokumen yang sesuai dengan buku
pedoman penyusunan RPIJM.
b) Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota dan Kawasan
Penilaian terhadap kelayakan rencana dilihat dari keterpaduan strategi
yang tertuang pada dokumen perencanaan pembangunan nasional
(RPJPN, RPJMN, peraturan perundangan Bidang Cipta Karya), perencanaan
spasial

(RTRWN,

RTR

Pulau,

RTRWP,

RTRW

KSN,

dan

RTRW

Kabupaten/Kota), dan perencanaan pengembangan kawasan khusus
(MP3EI dan KEK).
c) Kelayakan Program
Penilaian terhadap kelayakan program dalam rencana program investasi
sektor pengembangan permukiman, rencana program investasi sektor PBL,
rencana program investasi sektor PLP, rencana program investasi sektor
SPAM.
d) Kelayakan Lingkungan dan Sosial
Penilaian terkait aspek perlindungan sosial dan lingkungan dalam
pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya.
e) Kelayakan Pendanaan Penilaian kelayakan dan kesesuaian anggaran
untuk program / kegiatan RPIJM serta pemanfaatan multi sumber
pendanaan.
DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN

I - 15

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA
KOTA MAKASSAR TAHUN 2018-2022

f) Kelayakan Kelembagaan
Penilaian kelayakan kelembagaan dilihat dari kesiapan kelembagaan untuk
menyusun dan mengelola implementasi RPI2- JM di daerah.
g) Matriks Program
Penilaian kelayakan kegiatan dilihat dari penetapan prioritas program dan
matriks program berdasarkan entitas yang tertuang dalam RPIJM Bidang
Cipta Karya.

DINAS PEKERJAAN UMUM (PU)
KOTA MAKASSAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN

I - 16