BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Harlina Destri Utami BAB I

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ukuran yang digunakan untuk menilai baik buruknya keadaan

  pelayanan kebidanan dalam suatu negara atau daerah ialah angka kematian ibu. Angka Kematian Ibu (AKI) mencerminkan risiko yang dihadapi ibu-ibu selama kehamilan dan melahirkan yang dipengaruhi oleh status gizi ibu, keadaan sosial ekonomi, keadaan kesehatan yang kurang baik menjelang kehamilan, kejadian berbagai komplikasi pada kehamilan dan kelahiran, tersedianya dan penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan ternasuk pelayanan prenatal dan obstetri. Tingginya angka kematian ibu menunjukkan keadaan sosial ekonomi yang rendah dan fasilitas pelayanan kesehatan termasuk pelayanan prenatal dan obstetri yang rendah pula. Kematian ibu biasanya terjadi karena tidak mempunyai akses ke pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas, terutama pelayanan kegawatdaruratan tepat waktu yang dilatarbelakangi oleh terlambat mengenal tanda bahaya dan mengambil keputusan, terlambat mencapai fasilitas kesehatan, serta terlambat mendapatkan pelayanan di fasilitas kesehatan. Selain itu penyebab kematian maternal juga tidak terlepas dari kondisi ibu itu sendiri dan merupakan salah satu dari kriteria 4 “terlalu”, yaitu terlalu tua pada saat melahirkan lebih dari 35 tahun, terlalu muda pada saat melahirkan kurang dari 20 tahun, terlalu banyak anak lebih dari 4 anak, terlalu rapat jarak kelahiran/paritas kurang dari 2 tahun (Dinkesprov jateng, 2012; h.12).

  Penyebab masalah tingginya AKI di Indonesia ada dua yaitu kematian langsung dan kematian tidak langsung. Kematian langsung adalah sebagai akibat dari perdarahan, infeksi, eklamsi, partus lama dan komplikasi abortus. Kematian tidak langsung merupakan akibat dari penyakit yang sudah ada atau penyakit yang timbul sewaktu kehamilan yang berpengaruh terhadap kehamilan, misalnya malaria, anemia, HIV/AIDS, dan penyakit kardiovaskuler (Prawirohardjo, 2009; h. 35).

  1 Setiap tahun sekitar 160 juta perempuan di seluruh dunia hamil. Sebagaian besar kehamilan ini berlangsung dengan aman. Namun, sekitar 15 % menderita komplikasi berat, dengan sepertiganya merupakan komplikasi yang mengancam jiwa ibu. Komplikasi ini mengakibatkan kematian lebih dari setengah juta ibu setiap tahun (Prawirohardjo, 2009; h. 54).

  Angka kematian ibu diprovinsi jawa tengah tahun 2012 berdasarkan laporan dari kabupaten/kota sebesar 116.34/100.000 kelahiran hidup, mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan AKI pada tahun 2011 sebesar 116,01/100.000 kelahiran hidup (Dinkesprov jateng, 2012; h. 12)

  Sekitar 6,37% kasus kematian ibu di Kabupaten Banyumas terdistribusi merata di setiap puskesmas. Pada tahun 2012, jumlah kematian maternal di Kabupaten Banyumas menempati peringkat ke-6 dari 35 Kabupaten di Jawa Tengah dengan jumlah kematian sebanyak 34 jiwa. Data yang didapatkan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas 2012, AKI sebesar 129 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB sebesar 8,11 per 1000 kelahiran penduduk. Data rujukan maternal risiko tinggi mencapai 20,05%, sedangkan jumlah rujukan neonatal risiko tinggi mencapai 5,77% (JKM, 2014; h. 354). Data yang didapatkan dari Puskesmas Karang Lewas, tahun 2014 jumlah ibu meninggal 2 kasus dan jumlah bayi meninggal 10 kasus.

  Angka kematian ibu dan bayi merupakan tolak ukur dalam menilai derajat kesehatan suatu bangsa, oleh karena itu pemerintah tengah mengupayakan program pelayanan ANC terpadu yang mencakup K1, K2,K3 dan K4. Hal ini berarti minimal dilakukan sekali kunjungan antenatal hingga usia kehamilan 28 minggu, sekali kunjungan antenatal selama kehamilan 28-36 minggu dan sebanyak dua kali kunjungan antenatal pada usia kehamilan diatas 36 minggu (Prawirohardjo, 2015; h. 279). Kemudian pelatihan asuhan persalinan normal (APN), asuhan yang bersih dan aman, dari setip tahapan persalinan dan upaya pencegahan komplikasi terutama pada perdarahan pasca persalinan dan hipotermia serta asfiksia bayi baru lahir (JNPK-KR, 2008; h. 3).

  Pasca persalinan (masa nifas) berpeluang untuk terjadinya kematian ibu sehingga perlu mendapatkan pelayanan kesehatan masa nifas dengan melakukan kunjungan oleh tenaga kesehatan minimal 3 kali setelah persalina. Pelayanan pasca persalinan harus terselenggara untuk memenuhi keutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi dini, pengobatan komplikasi dan penyakit yang mungkin akan terjadi, serta penyediaan ASI, cara menjarangkan kehamilan, imunisasi dan nutrisi bagi ibu. Cakupan pelayanan pada ibu nifas tahun 2012 yaitu 95,54% naik dibandingkan tahun 2011 93,97 % (Dinkesprof jateng, 2012;

  h. 46). Selain kunjungan pasca persalinan, dilakukan kunjungan neonatus atau bayi yang dilakukan paling sedikit 3 kali kunjungan yaitu kunjungan neonatal pada 0-2 hari, KN2 yaitu kunjungan 2-7 hari, dan KN3 kunjungan setelah 7-28 hari. Setiap bayi berhak mendapatkan pelayanan kesehatan dengan memantau pertumbuhan dan perkembangannya secara teratur setia bulan disarana kesehatan. Cakupan kunjungan bayi tingkat Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2012 sebesar 96,95%, meningkat apabila dibandingkan tahun 2011 92,64% (Dinkesprof jateng, 2012; h. 48).

  Berdasarkan hal diatas, maka peran bidan adalah memberikan pelayanan asuhan kebidanan secara komprehensif yaitu suatu pemeriksaan yang dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan laboratorium sederhana dan konseling, asuhan komprehensif mencakup empat kegiatan pemeriksaan berkesinambungan diantaranya asuhan kebidanan kehamilan, asuhan kebidanan persalinan, asuhan kebidanan masa nifas, asuhan kebidanan bayi baru lahir, dan asuhan kebidanan keluarga berencana. Dari latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan asuhan komprehensif dari kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan masa antara KB.

B. Rumusan Masalah

  Dari uraian di atas, maka rumusan masalahnya adalah “ Bagaimana Asuhan Pelayanan Kebidanan secara komprehensif pada Ny.E umur 30 tahun, mulai dari kehamilan trimester III, persalinan, bayi baru lahir , nifas dan KB yang sesuai dengan manajemen kebidanan varney.

C. Tujuan

  1. Tujuan Umum Mahasiswa mampu melakukan dan memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas dan

  KB sesuai dengan alur pikir manajemen kebidanan varney dan pendokumentasian dengan menggunakan SOAP.

  2. Tujuan Khusus

  a) Mampu melakukan asuhan kebidanan kehamilan dengan menggunakan alur pikir kebidanan varney dengan melakukan pengkajian data subjektif dan data objektif , membuat interpretasi data, mengidentifikasi masalah atau diagnosa untuk dikonsultasikan atau dikolaborasikan dengan tim kesehatan lain, merencanakan asuhan kebidanan, melakukan asuhan yang direncanakan, dan mengevaluasi asuhan kebidanan yang diberikan pada masa kehamilan trimester III.

  b) Mampu melakukan asuhan kebidanan pada persalinan dengan melakukan pengkajian data subjektif dan data objektif, menginterpretasikan data, menganalisa masalah untuk menegakkan diagnosa potensial, mengidentifikasi perlunya tindakan segera untuk dikonsultasikan dengan tim kesehatan lain, merencanakan asuhan kebidanan yang akan diberikan, melakukan asuhan kebidanan yang sudah direncanakan, mengevaluasi keefektifan dan keamanan asuhan yang diberikan pada masa persalinan dengan menggunakan pendokumentasian SOAP.

  c) Mampu melakukan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan melakukan pengkajian data subjektif dan data objektif, membuat interpretasi data, mengidentifikasikan diagnosa dan masalah potensial, mengeidentifkasi perlunya tindakan segera, merencanakan asuhan kebidanan, melakukan rencana asuhan kebidanan, dan mengevaluasi asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir dengan pendokumentasian SOAP. d) Mampu melakukan asuhan kebidanan pada masa nifas dengan melakukan pengkajian data subjektif dan data objektif, membuat interpretasi data, mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial, mengidentifikasi kebutuhan terhadap tindakan segera secara mandiri konsultasi, kolaborasi, dengan tenaga kesehatan lain, merencanakan asuhan kebidanan, melakukan rencana asuhan yang direncanakan, mengevaluasi asuhan yang diberikan pada masa nifas dengan pendokumentasian SOAP.

  e) Mampu melakukan asuhan kebidanan pada keluarga berencana dengan melakukan pengkajian data subjektif dan data objektif, membuat interpretasi data, mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial, mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera untuk dikonsultasikan atau kolaborasi dengan tim kesehatan lain, merencanakan asuhan kebidanan, melakukan asuhan yang direncanakan, mengevaluasi asuhan yang diberikan pada keluarga berencana dengan pendokumentasian SOAP.

D. Ruang Lingkup

  1. Sasaran Ny. E umur 30 tahun dalam masa Kehamilan trimester III, persalinan, Bayi Baru Lahir, nifas dan KB.

  2. Tempat Pengambilan kasus pada Ny.E dilakukan di Puskesmas karanglewas kabupaten banyumas

  3. Waktunya

  a. Penyusunan proposal dilakukan pada bulan Februari 2015

  b. Pengambilan kasus ini di lakukan Maret-Mei 2015

  c. Asuhan kebidanan di lakukan mulai tanggal 11 April 2015

  d. Penyusunan KTI ini di lakukan mulai bulan Juli 2015

  E. Manfaat

  1. Bagi Bidan Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam penatalaksanaan asuhan kebidanan kehamilan trimester III, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan KB.

  2. Bagi Mahasiswa Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam penatalaksanaan asuhan kebidanan kehamilan trimester III, persalinan, bayi baru lahir , nifas dan KB, serta sebagai proses pembelajara tahap awal penulisan karya tulis ilmiah.

  3. Bagi lahan praktik Dapat di jadikan sebagai acuan untuk dapat mempertahankan mutu pelayanan terutama dalam memberikan asuhan pelayanan kebidanan secara komprehensif.

  4. Bagi klien Klien mendapatkan asuhan kebidanan komprehensif yang sesuai dengan standar pelayanan kebidanan dan menambah pengetahuan ibu tentang kesehatan ibu selama hamil, persiapan persalinan, perawatan masa nifas, perawatan bayi baru lahir dan KB.

  F. Metode Pemerolehan Data

  1. Wawancara Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara mewawancarai langsung responden yang diteliti, metode ini memberikan hasil secara langsung. Metode dapat dilakukan apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden secara mendalam serta jumlah responden sedikit (Hidayat, 2008; h. 36).

  2. Pemeriksaan 1) Pemeriksaan fisik

  Melakukan pemeriksaan fisik yang berhubungan dengan kehamilan trimester III, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan KB klien. Dalam pemeriksaan fisik diperluka empat unsur dasar yang digunakan diantaranya : a. Inspeksi Yaitu pemeriksaan seluruh tubuh secara baik dan legeartist meliputi : tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan, jantung, paru-paru dan sebagainya (Mochtar, 2011; h.39) Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui bentuk, pembesaran/cekungan, pergerakan dengan pernafasan, kondisi kulit (tebal, mengkilat, keriput, striae, pigmentasi, gambaran vena dan parut operasi (Prawirohardjo, 2011; h.118).

  b. Palpasi Yaitu pemeriksaan yang dilakukan dengan berdiri di sebelah kanan ibu hamil dengan melakukan perabaan pada perut untuk menentukan besar dan konsistensi rahim, bagian-bagian janin, letak, presentasi, gerakan janin, kontraksi atau his (Prawirohardjo, 2011; h. 119).

  c. Perkusi pemeriksaan dengan perkusi dapat ditentukan apakah pembesaran perut disebabkan oleh tumor ataukah oleh cairan dalam perut (Prawirohardjo, 2011; h. 120).

  d. Auskultasi Pemeriksaan menggunakan stetoskop monoaural (stetoscop obstetrik) untuk mendengarkan denyut jantung janin (Mochtar, 2011; h. 41).

  2) Pemeriksaan penunjang Uji laboratorium dan pemeriksaan terkait yang meliputi analisis urin rutin, analisis tinja rutin, HB, golongan darah, gula darah, antigen hepatitis B virus, antibodi Rubela, HIV dan USG (Prawirohardjo, 2009; h.281).

  3. Observasi Cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan secara langsung kepada responden penelitian untuk mencarai perubahan atau hal-hal yang diteliti (Hidayat, 2008; h. 36).

  4. Studi dokumentasi Pengumpulan data dari catatan medis dan catatan kebidanan serta hasil pemeriksaan yang lain (Muttaqin, 2011; h. 19).

  5. Studi Kepustakaan Dengan membaca dan mempelajari buku-buku, artikel, dan jurnal (Muttaqin, 2011; h.19).

G. Sistematika Penulisan

  BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan, ruang lingkup, manfaat, metode memperoleh data dan sistematika penulisan.

  BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori Pada bab ini menguraikan teori mengenai kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan KB. B. Tinjauan teori asuhan kebidanan Menguraikan tentang asuhan kebidanan komperhensif pada pasien pada masa kehamilan, persalinan BBL, nifas dan masa antara (KB) dengan menggunakan pendekatan Manajemen kebidanan varney dan pendokumentasian kebidanan dengan metode SOAP (subjektif, objektif, assesment, planning, implementasi, dan evaluasi).

  C. Landasan hukum kewenangan bidan Aspek hukum berisi landasan hukum baik undang-undang, standar pelayanan kebidanan, dan standar kompetensi bidan sesuai dengan kewenangan bidan sesuai dengan kasus.

  BAB III : TINJAUAN KASUS Pada bab III ini menguraikan tentang pengkajian yang terdiri dari pengkajian subjektif, objektif, assesment, perencanaan asuhan menyeluruh, pelaksanaan dan evaluasi, serta uraian data perkembangan dari pasien.

  BAB IV : PEMBAHASAN Pada bab ini berisi tentang kesenjangan antara teori dan praktek asuhan kebidanan komprehensif pada kehamilan trimester III, persalinan, Bayi baru lahir, nifas dan KB

  BAB V : PENUTUP

  a. Kesimpulan Terdiri dari latar belakang, ringkasan teori, pengkajian dan interpretasi data, perencanaan asuhan, penatalaksanaan kebidanan sesuai dengan kasus dan evaluasi setelah dilakukan asuhan.

  b. Saran Terdiri dari anjuran atau masukan yang ditunjukan pada pihak-pihak yang bersangkutan.

  DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN