BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Transpotasi Tradisional - BAYU PRAYOGA BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A.

   Transpotasi Tradisional

  Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya, dengan menggunakan sebuah wahana yang digerakkan oleh manusia, hewan, dan mesin. Transportasi merupakan sebuah proses yakni proses pindah, proses gerak, proses mengangkut, dan mengalihkan dimana proses ini tidak dapat dilepaskan dari keperluan akan alat pendukung untuk menjamin lancarnya proses perpindahan sesuai dengan waktu yang diinginkan.

  Transportasi dapat diartikan sebagai usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut, atau mengalihkan suatu objek dari suatu tempat ke tempat lain, dimana objek tersebut dapat lebih bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan- tujuan tertentu.

  Tradisional adalah suatu peradaban unsur nasionalisme yang mengangkat nilai-nilai budaya dan kultur kekhasan suatu negara dan daerah yang beraneka ragam jenisnya, masyarakat dunia telah mengenal budaya tradisional sejak manusia pertama diciptakan.

  Transportasi tradisional merupakan kegiatan perpindahan dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan alat pengangkutan secara tradisional, baik yang digerakkan oleh tenaga manusia, hewan (kuda, sapi, kerbau), yang sangat berperan dalam pembangunan secara menyeluruh. di desa maupun di kota.

B. Jenis Transportasi Tradisional

  Indonesia mempunyai banyak sejarah dan kultul kebudayaan tradisional, seperti alat transportasinya seperti dokar. Dokar mempunyai kategori sebutan lain seperti: delman, andong, bendi, cidomo dan sado. Bedanya, dokar mempunyai 2 roda, sedangkan andong mempunyai empat roda. Menurut PP No. 55 tahun 2012 tentang kendaraan bab I pasal 1 disebutkan bahwa kendaraan adalah suatu sarana angkut di jalan yang terdiri atas kendaraan bermotor dan kendaraan tidak bermotor. Dalam pasal 4 ditegaskan bahwa kendaraan tidak bermotor adalah setiap kendaraan yang digerakkan oleh tenaga manusia atau hewan. Kendaraan tidak bermotor yang digerakkan oleh tenaga orang terdiri atas sepeda, becak, dan kereta dorong. Adapun kendaraan tidak bermotor yang ditarik oleh tenaga hewan dapat berupa dokar, delman, dan cikar.

  Dokar merupakan kendaraan tradisional beroda 2 yang ditarik kuda, Pengemudi dokar disebut kusir yang menggunakan atau memakai pakaian tradisional. Dokar ini dilengkapi dengan suara bel dengan bunyi yang khas dan dua buah lampu pada kedua belah sisi, bunyi atau irama derap langkah kuda atau cemeti yang digunakan untuk mengendalikan kuda akan menimbulkan suasana santai. Pada zaman dahulu, dokar hanya digunakan oleh keluarga bangsawan, dokar dapat ditemui pada daerah-daerah sekitar alun - alun Purwokerto. Dokar merupakan alat transportasi tradisional yang pengerak, disini dokar menggunakan kuda sebagai alat utama pengeraknya, dan kusir sebagai pengemudi untuk mengerakkan kuda. Dokar merupakan alat transportasi tradisional yang masih ada, keberadaanya masih bisa ditemui di Purwokerto, dokar saat ini hanya dikategorikan sebagai alat transportasi tradisional.

C. Sistem Transportasi

  Transportasi dapat diartikan sebagai pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Proses pengakutan pengangkutan merupakan gerakan dari tempat asal, dari mana kegiatan angkutan dimulai, ke tempat tujuan, ke mana kegiatan pengangkutan di akhiri (Nasution,2004)

  Transportasi sebagai perpindahan orang dan/atau barang dengan menggunakan kendaraan atau alat lain dari dan ke tempat-tempat terpisah secara geografis (Steenbrink, 1974). Transportasi adalah kegiatan memindahkan atau mengangkut sesuatu dari suatu tempat ke tempat lain (Morlok, 1978). Transportasi adalah perpindahan barang atau penumpang dari suatu tempat ke tempat lain, dengan produk yang dipindahkan ke tempat tujuan yang dibutuhkan (Bowersox, 1981)

  Menurut Rustian Kamaluddin (2003), transportasi merupakan pemindahan barang dan penumpang dari suatu tempat ke tempat yang lain.

  Unsur unsur transportasi meliputi :

  1. Manusia yang membutuhkan

  2. Barang yang di butuhkan

  4. Jalan dan terminal sebagai prasarana transportasi

  5. Organisasi pengengola transportasi D.

   Komponen Transportasi

  Menurut Kamaluddin (2003: 17) terdapat empat unsur pokok transportasi yaitu:

  1. Jalan, merupakan suatu kebutuhan yang paling esensial dalam transportasi.

  Jalan ditujukan dan disediakan sebagai basis bagi alat angkutan untuk bergerak dari suatu tempat asal ke tempat tujuannya.

  2. Alat angkutan, merupakan unsur transpor yang penting. Alat angkutan dapat dibagi dalam jenis-jenis alat angkutan darat, alat angkutan jalan aur, dan alat angkutan udara.

  3. Tenaga penggerak, adalah tenaga atau energi yang dipergunakan untuk menarik atau mendorong alat angkutan.

  4. Tenaga pemberhentian atau terminal, adalah tempat di mana suatu perjalanan transportasi dimulai maupun berhenti atau berakhir sebagai tempat tujuannya.

E. Klasifikasi Transportasi

  Transportasi dapat diklasifikasikan menurut macam atau jenisnya yang lebih lanjut dapat ditinjau dari Kamaludin , 1987 (dalam Sidiq, 2015). Dari segi barang yang diangkut, transporatasi diklasifikasikan atas :

  1. Angkatan penumpang (Passanger), yaitu angkutan yang akan mengangkut setiap penumpang diantara lokasi

  • – lokasi pada rutenya dengan ongkos

  (Sidiq, 2015)

  2. Angkutan Barang (Goods), yaitu suatu angkatan yang mengangkut muatan tunggal atau jamak dari asal ke tujuan , baik untuk penugasan menerus ataupun untuk penuntasan bertahap.

  3. Angkutan pos (Mail), angkutan muatan tidak langsung yang bertanggung jawab atas transport muatan, menarik ongkosnya, dan sebagainya, tetapi pada kenyataannya tidak mengangkut sendiri muatan tadi dari asal tujuannya. Dimana yang mengangkut muatan tadi adalah angkutan

  • – angkutan yang lain (misalnya kereta api atau perusahaan penerbangan).

  F. Pelayanan Angkutan Umum

  Tujuan dasar dan penyediaan angkutan umum , Wells (1975) mengatakan, adalah menyediakan pelayanan angkutan yang baik-andal , nyaman, aman, cepat, murah, untuk umum. Secara umum dapat dikatakan angkutan umum selalu kalah bersaing dengan kendaraan pribadi. Dari beberapa studi mengenai angkutan umum Harries (1976) menyatakan pelayanan angkutan umum dapat diusahakan mendekati angkutan pribadi untuk membuat angkutan umum menjadi lebih menarik dan pemakai angkutan pribadi tertarik berpindah ke angkutan umum. Hal ini dapat diukur secara relatif dari kepuasan pelayanan.

  G. Karakteristik Angkutan Umum

  Menurut LPM ITB, 1997: II-1 terdapat 2 sistem pemakaian angkutan umum, yaitu: oleh penyewa, dalam hal ini tidak ada rute dan jadwal tertentu yang harus diikuti oleh pemakai. Sistem ini sering disebut juga sebagai demand

  responsive system , karena penggunaannya yang tergantung pada adanya pemintaan.

  2. Sistem penggunaan bersama, yaitu kendaraan dioperasikan oleh operator dengan rute dan jadwal yang biasanya tetap. Sistem ini dikenal sebagai

  transit system. Terdapat 2 jenis sistem transit, yaitu:

  a. Paratransit, yaitu tidak ada jadwal yang pasti dan kendaraan dapat berhenti (menaikkan/ menurunkan penumpang) disepanjang rutenya.

  b. Mass transit, yaitu jadwal dan tempat pemberhentiannya lebih pasti.

H. Angkutan Umum Paratransit

  Angkutan umum paratransit adalah bentuk transportasi penumpang intraurban (di dalam kota) yang dapat digunakan oleh masyarakat umum tetapi berbeda dari angkutan umum biasa (kereta api dan bus yang terjadwal) serta dapat beroperasi di luar sistem jalan dan jalan raya besar (Kirby, 1995 dalam Sidiq, 2015). Cervero (2000) membagi kelas kendaraan paratransit dan jasa yang beroperasi secara informal sebagai berikut:

Tabel 2.1. Kelas kendaraan paratransit dan jasa yang beroperasi secara informal.

  No Kelas Fitur Pelayanan Penumpang Kapasitas

  Layanan Cakupan Pelayanan Rute Jadwal

  

1 Minibus Tetap Semi Tetap 12-24 Campuran Sub Kawasan

  

2 Microbus/ Pick Up Tetap Semi Tetap 4-11 Distribusi Sub Kawasan

  3 Bajai/Sepeda Motor Tidak tetap Tidak tetap 1-4 Pengisi Lingkungan

  4 Becak/Dokar Tidak tetap Tidak tetap 1-6 Pengisi Lingkungan

  Sumber : Cervero,2000 (dalam Yuliana,2014)

   Peraturan Pemerintah No 15 Tahun 2002 Tentang Kendaraan

  Menurut PP No. 55 tahun 2012 tentang Kendaraan Bab I Pasal 1 disebutkan bahwa kendaraan adalah suatu sarana angkut di jalan yang terdiri atas kendaraan bermotor dan kendaraan tidak bermotor. Dalam pasal 4 ditegaskan bahwa kendaraan tidak bermotor adalah setiap kendaraan yang digerakkan oleh tenaga manusia dan/atau hewan. Kendaraan tidak bermotor yang digerakkan oleh tenaga orang terdiri atas sepeda, becak, dan kereta dorong. Adapun kendaraan tidak bermotor yang ditarik oleh tenaga hewan dapat berupa dokar, delman, dan cikar atau nama lainnya.

  Kendaraan tidak bermotor di atur dalam Bab V mulai pasal 114 sampai dengan pasal 120. Kendaraan tidak bermotor yang di tarik hewan di atur dalam pasal 118 dan 119 yang mengatur tentang ukuran dan alat bantu kendaraan tidak bermotor yang di tarik hewan. Adapun isi dari dari pasal 118 dan 119 adalah sebagai berikut :

  1. Pasal 118 ayat 1 menyatakan Kendaraan Tidak Bermotor yang ditarik oleh tenaga hewan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 114 ayat 2 untuk mengangkut orang memiliki ukuran:

  a. untuk yang ditarik dengan 1 (satu) ekor hewan: 1) lebar maksimum 1.700 (seribu tujuh ratus) milimeter; 2) tinggi maksimum 2.250 (dua ribu dua ratus lima puluh) milimeter; 3) panjang maksimum 5.250 (lima ribu dua ratus lima puluh) milimeter. yang ditarik dengan tenaga hewan harus dilengkapi dengan alat bantu yang berfungsi untuk memperlambat kecepatan Kendaraan sebagai pengganti rem. Ayat 2 menyatakan Alat bantu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dapat dikendalikan dari tempat duduk pengemudi tanpa mengganggu pengemudi dalam mengendalikan atau mengemudikan Kendaraan.

  J. Kepuasan Pelanggan

  1. Pengertian Kepuasan Pelanggan Kepuasan pelanggan setiap individu berbeda dengan individu lainnya, walaupun jasa yang diterima memiliki kualitas yang sama. Sehingga kepuasan pelanggan bersifat subjektif masing masing pelanggan. Berikut ini merupakan definisi kepuasan dari beberapa ahli yaitu :

  (Kotler dan Amstrong, 2001) dalam (Sidiq, 2015) mengemukakan bahwa kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja yang ia rasakan dibandingkan dengan harapan. Sedangkan menurut (Tsc dan Wilton, 1988) dalam (Sidiq, 2015) menyatakan bahwa kepuasan atau ketidak puasan penumpang adalah respon penumpang terhadap evaluasi ketidak sesuaian yang dirasakan antara harapan dan kinerja pelayanan setelah penggunaan.

  Dari kedua pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya kepuasan pelanggan merupakan kesesuaian antara harapan dan kinerja suatu jasa yang diperoleh pelanggan. kunci dalam mempertahankan pelanggan adalah kepuasan pelanggan. Keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan jika pelanggan merasa puas akan kinerja perusahaan adalah sebagai berikut : a. Membeli lebih banyak dan setia lebih lama

  b. Membeli jenis produk baru atau produk yang disempurnakan dari perusahaan c. Mengumpulkan pujian bagi perusahaan dan produknya kepada orang lain.

  d. Kurang memperhatikan mereka dan iklan pesaing, serta kurang sensitif terhadap harga.

  e. Memberikan gagasan baru atas barang atau jasa perusahaan.

  f. Lebih murah biaya pelayanannya baru karena transaksinya sudah rutin.

  2. Tolak ukur kepuasan pelanggan Kepuasan pelanggan merupakan salah satu hal yang penting dalam menjaga eksistensi dan keberlangsungan suatu produk atau jasa. Karena kepuasan pelanggan merupakan salah satu tolak ukur agar pelanggan tetap bersedia menjadi mitra bisnis sehingga dapat memenangkan sutau persaingan dan menjaga keberlangsungan suatu produk atau jasa.

  Dalam hal ini menurut Kotler 1996, (dalam Irwan ,2015) ada beberapa metode yang digunakan setiap perusahaan untuk mengukur dan memantau kepuasan pelanggannya yaitu :

  a. Sistem keluhan dan saran oriented) perlu memberikan kesempatan seluas

  • –luasnya bagi pelanggannya untuk menyampaikan saran, pendapat, dan keluhan mereka. Informasi yang diperoleh melalui metode ini dapat memberikan ide
  • – ide baru dan masukan bagi perkembangan perusahaan, sehingga dapat memungkinkannya untuk memberikan respon secara cepat dan tanggap terhadap setiap masalah yang timbul.

  b. Survei kepuasan pelanggan Melalui survei, perusahaan akan memperoleh tanggapan dan umpan balik secara langsung dari pelanggan sekaligus memberikan tanda signal positif bagi perusahaan terhadap pelanggannya. Pengukuran kepuasan pelanggan melalui metode ini dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu : 1) Directly reported satidfaction

  Pengukuran dilakukan secara langsung melalui ungkapan pernyataan dengan kata

  • – kata seperti : sangat tidak puas, tidak puas, netral, puas, sangat puas.

  2) Derived dissatisfaction Pertanyaan yang diajukan menyangkut 2 hal utama yakni , besarnya harapan pelanggan terhadap atribut tertentu dan besarnya kinerja yang mereka rasakan

  3) Problem analysis Pelanggan yang dijadikan responden diminta untuk mengungkapkan 2 hal pokok. Pertama , masalah

  • – masalah yang mereka hadapi berkaitan dengan
  • – saran untuk melakukan perbaikan

  4) Importance performance analysis Dalam teknik pengukuran, responden diminta untuk memberi peringkat berbagai elemen (atribut) dari penawaran berdasarkan derajat pentingnya setiap elemen tersebut. 5) Ghost Shopping

  Metode ini dilaksanakan dengan cara memperkejakan beberapa orang (ghost shopping) untuk berperan atau bersikap sebagai pelanggan atau pembeli potensial produk perusahaan dan pesaing. Lalu ghost shopping tersebut menyampaikan temuan

  • – temuannya mengenai kekuatan dan kelemahan produk perusahaan dan pesaing berdasarkan pengalaman dalam pembelian produk –produk tersebut.

  6) Last customer analysis Metode ini sedikit unik. Perusahaan berusaha menghubungi para pelanggannya yang telah berhenti membeli atau yang telah beralih pemasok yang diharapkan adalah akan diperolehnya informasi penyebab terjadinya hal tersebut. Informasi ini nantinya sangat bermanfaat bagi perusahaan untuk mengambil kebijakan selanjutnya dalam rangka meningkatkan dan mempertahankan kepuasan pelanggan.

  Dengan beberapa metode diatas, maka perusahaan dapat mengukur dan memantau seberapa besar kepuasan pelanggan dalam menggunakan jasa menjadikan suatu kelebihan untuk mendapatkan loyalitas dari pelanggannya.

  K. Metode Service Quality (SERVQUAL)

  Metode servqual adalah suatu kuisioner yang digunakan untuk mengukur kualitas jasa. Cara ini mulai dikembangkan pada tahun 1980-an oleh Zeithaml, Parasuraman & Berry, dan telah digunakan dalam mengukur berbagai kualitas jasa. Dengan kuisioner ini , kita bisa mengetahui seberapa besar celah (Gap) yang ada diantara kinerja pelayanan dokar wisata dan harapan/persepsi penumpang terhadap suatu perusahaan jasa. Kuisioner servqual dapat dirubah

  • – ubah (disesuaikan ) agar cocok dengan industri yang berbeda pula.

  Metode servqual merupakan metode yang digunakan untuk mengukur kualitas layanan dari atribut masing

  • – masing dimensi , sehingga akan diperoleh nilai gap (kesenjangan) yang merupakan selisih antara persepsi konsumen terhadap layanan yang telah diterima dengan harapan terhadap yang akan diterima. Pengukurannya metode ini dengan mengukur kualitas layanan dari atribut masing
  • – masing dimensi sehingga akan diperoleh nilai gap yang merupakan selisih antara persepsi penumpang terhadap layanan yang diterima dengan harapan konsumen terhadap layanan yang akan diterima.

  Skala servqual meliputi lima dimensi kualitas jasa yaitu : Reliability, Responsiveness, Assurance, Empathy dan Tangibles. akurat, memuaskan, dan berkualitas.

  2. Daya tanggap (responsiveness), yaitu keinginan para kusir untuk membantu penumpang dan memberikan pelayanan dengan tanggap.

  3. Jaminan (assurance), yaitu mencakup pengetahuan , kemampuan, dan sifat yang dapat dipercaya yang dimiliki kusir , bebas dari bahaya , resiko, atau keragu-raguan dan kebersihan kendaraan.

  4. Empati (empathy), meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan , komunikasi yang baik, perhatian pribadi dan memahami kebutuhan para penumpang.

  5. Bukti langsung (tangible), yaitu meliputi fasilitas fisik dan perlengkapan dalam dokar wisata.

  L. Metode Pengolahan Data

  1. Teknik Pengukuran Berbagai jenis skala yang dapat digunakan dalam mengukur fenomena sosial dan dapat dianalisis menggunakan statistik yaitu : skala untuk mengukur intelegensi, sikap, status sosial, institusional (kelembagaan) dan berbagai tipe lainnya. Salah satu skala yang yang biasa digunakan dalam pengukuran sikap adalah skala Likert.

  Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti yang disebut dengan variable penelitian. menjadi subvariable. Kemudian dijabarkan menjadi komponen

  • – komponen yang dapat diukur. Kemudian dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item instrumen yang dapat berupa pertanyaan dan pernyataan yang akan dijawab oleh responden.

  Jawaban setiap item instrument yang menggunakan skala likert memiliki tingkatan dari yang paling rendah sampai tingkatan yang paling tinggi dalam bentuk kata – kata yang memiliki urutan angka 1 sampai 5. Dimana instrument penelitian yang berisi skala ini diisi oleh responden dengan salah satu tanggapan yang telah disediakan.

  M. Penelitian Sebelumnya

  Penelitian sebelumnya digunakan sebagai pembanding dalam penelitian ini, terutama penelitian tentang kendaraan tidak bermotor dan kepuasan pelanggan. Hal ini bertujuan untuk menentukan metode yang akan di gunakan dalam penelitian ini. Penelitian sebelumnya dapat dilihat pada

tabel 2.2 sebagai berikut : No Judul Tahun Penulis Metode Hasil

  1 Karakteristik Pengemudi, Layanan, Serta Fisik Becak Dan andong Di DIY

  2015 Risdiyanto, Ishviati, dan Erni Ummi Wawancara Layanan dokar baik dan fisik andong sesuai peraturan

  2 Keberadaan Moda Transportasi Umum Tidak Bermotor Dalam Mendukung Aktivitas Pariwisata Di Kawasan Malioboro, Yogyakarta

  2014 Yuliana Trisnawati dan Broto Sunaryo

  Kualitatif, wawancara dan snowball sampling Masih dipertahankan sebagai daya tarik bagi wisatawan.

  3 Analisis Kepuasan Wisatawan Nusantara Terhadap Jasa Transportasi Andong di Kawasan Maliobro Yogyakarta

  2014 Fransiska Yunitasari Kuisioner menggunak an metode sampling accindental Wisatawan Nusantara tidak puas dengan pelayanan andong

  4 Analisis pelayanan Angkutan Umum dalam kota (angkot) berdasarkan presepsi penumpang di Purwokerto 2015 Yudhitira

  Irwan Susanto Service Qualty (SERVQU AL)

  Penumpang tidak puas terhadap pelayanan angkot di Purwokerto

  5 Measuring Passenger Car Equivalents For Nonmotorized

  Vehicle (Rickshaws) At Mid-Block Sections

  2005 Mizanur Rahman dan Fumihiko Nakamura

  Estimate Passanger Car Equivalent (PCE) Value

  Keberadaan kendaraan NonMotorized di jalan, mengakibatkan kecepatan mobil penumpang menurun.