BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Model Pembelajaran Kreatif - Produktif A. Pengertian Model Pembelajaran Kreatif - Produktif - SIGIT GUNAWAN BAB II

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Model Pembelajaran Kreatif - Produktif A. Pengertian Model Pembelajaran Kreatif - Produktif Kreativitas merupakan hal yang sangat penting untuk dikembangkan.

  Kreativitas diperlukan dalam berbagai segi kehidupan, dalam kehidupan bermasyarakat, dunia kerja, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

  Menurut Wena (2013) kreativitas terkait langsung dengan produktivitas dan merupakan bagian esensial dalam pemecahan masalah. Kreativitas dan produktivitas merupakan hal - hal yang saling berkaitan dan dalam proses pembelajaran hal tersebut harus ditumbuhkan secara bersamaan.

  Awalnya model pembelajaran kreatif - produktif khusus dirancang untuk pembelajaran apresiasi sastra. Namun pada perkembangan kemudian, dengan berbagai modifikasi, model ini dapat digunakan untuk pembelajaran berbagai bidang studi. Jika pada awalnya model ini disebut sebagai Strategi disebut dengan strategi strata.

  kreatif - produktif

  Kemudian dengan berbagai strategi ini disebut dengan pembelajaran

  kreatif

  • – produktif. Pembelajaran kreatif - produktif merupakan strategi yang

  dikembangkan dengan mengacu pada berbagai pendekatan pembelajaran yang diasumsikan mampu meningkatkan kualitas proses belajar mengajar.

  Pendekatan tersebut antara lain belajar aktif dan kreatif (CBSA) yang juga dikenal dengan strategi inkuiri, pembelajaran konstruktif, pembelajaran kolaboratif dan kooperatif (Wena, 2011).

  9 Pembelajaran ini diharapkan dapat menantang siswa untuk menghasilkan sesuatu yang kreatif sebagai re-kreasi atau pencerminan pemahamannya terhadap masalah/topik yang dikaji. Menurut (Suryosubroto, 2009) model pembelajaran kreatif - produktif merupakan model yang dikembangkan dengan mengacu kepada berbagai pendekatan pembelajaran yang diasumsikan mampu meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar.

  Model pembelajaran kreatif - produktif merangsang siswa untuk lancar dan luwes dalam berfikir, mampu melihat suatu masalah dari berbagai sudut pandang dan mampu melahirkan banyak gagasan yang sangat menarik selama pembelajaran yang disertai usaha-usaha yang dapat menciptakan suasana yang bermakna.

  Berdasarkan pendapat para ahli di atas tentang model pembelajaran

  

kreatif - produktif, maka yang dimaksud dengan model pembelajaran kreatif -

produktif merupakan model pembelajaran yang mengajak siswa untuk

  membangun pengetahuan awal yang dimiliki dari suatu konsep/masalah yang sedang dikaji, kemudian mendorong siswa mencari dan menemukan jawaban dari pengetahuan maupun pengalaman langsung sehingga menghasilkan sesuatu yang baru atau re-kreasi sebagai hasil dari pemahamannya. Model pembelajaran kreatif - produktif mengarahkan siswa untuk berpikir kreatif, membentuk sikap tanggung jawab dan kerjasama dalam pembelajaran yang dilakukan baik secara individual maupun kelompok.

  B.

  

Dampak Instruksional dan Dampak Pengiring Model Pembelajaran

Kreatif - Produktif

  Pemilihan metode dan mengajar harus mengandung dampak langsung (instruksional) dan dampak pengiring (nurturant effects). Dampak instruksional merupakan tujuan yang secara langsung akan dicapai melalui pelaksanaan program pengajaran (satuan pelajaran) yang dilaksanakan guru setelah selesai suatu pertemuan belajar mengajar. Sedangkan dampak pengiring merupakan hasil pengajaran yang hasilnya akan berpengaruh kepada siswa dan akan mengiringi atau menyertai belakangan. Dampak pengiring ini berkaitan dengan effective domain (sikap dan nilai). Dampak intruksional yang dapat dicapai melalui model pembelajaran kreatif dan produktif menurut Suryosubroto, (2009) antara lain : 1) Pemahaman terhadap suatu nilai, konsep atau masalah tertentu. 2) Kemampuan menerapkan konsep/memecahkan masalah, serta 3) Kemampuan mengkreasikan sesuatu berdasarkan pemahaman tersebut.

  Dampak pengiring (nurturant effect), melalui model pembelajaran

  

kreatif - produktif diharapkan dapat dibentuk kemampuan berpikir kritis

  kreatif, bertanggung jawab serta bekerja sama, yang kesemuanya merupakan tujuan pembelajaran jangka panjang. Tentu saja dampak pengiring hanya mungkin terbentuk jika kesempatan untuk mencapai/menghayati berbagai kemampuan tersebut memang benar

  • – benar disediakan secara memadai. Hal tersebut akan tercapai, jika model pembelajaran ini diterapkan secara benar dan memadai.

C. Langkah - langkah Model Pembelajaran Kreatif - Produktif

  Ada lima langkah pembelajaran kreatif-produktif. Lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap tahapan pembelajaran tergantung pada jangkauan masalah yang diselesaikan. Menurut Wena (2011), kegiatan pembelajaran dibagi menjadi lima langkah yaitu orientasi, eksplorasi, interpretasi, rekreasi dan evaluasi. Setiap langkah dapat dikembangkan lebih lanjut oleh para guru dengan berpegang pada hakikat setiap langkah sebagai berikut :

  1. Orientasi Tahap ini di awali dengan orientasi untuk menyepakati tugas dan langkah pembelajaran dalam hal ini guru mengomunikasikan tujuan, materi, waktu, langkah - langkah pembelajaran, hasil akhir yang diharapkan dari siswa, serta penilaian yang diterapkan. Menurut Borich (dalam Wena, 2011) tahap orientasi sangat penting dilakukan pada awal pembelajaran, karena dapat memberi arah dan petunjuk bagi siswa tentang kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. Pada kesempatan ini siswa diberi kesempatan untuk mengungkapkan pendapat tentang langkah/cara kerja serta hasil akhir yang diharapkan serta penilaian. Dalam tahap ini terjadi negoisasi antara siswa dan guru, namun pada akhirnya diharapkan terjadi kesepakatan antara guru dan siswa.

  2. Eksplorasi Tahap ini , siswa melakukan eksplorasi terhadap masalah/konsep yang dikaji. Eksplorasi dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti membaca, melakukan observasi, wawancara, melakukan percobaan, browsing lewat internet dan sebagainya. Menurut pendapat Black (dalam Wena, 2011) melalui kegiatan eksplorasi siswa akan dirangsang untuk meningkatkan rasa ingin tahunya (curiosity) dan hal tersebut dapat memacu kegiatan belajar selanjutnya. Kegiatan ini dapat dilakukan secara individual maupun kelompok. Waktu untuk eksplorasi disesuaikan dengan luasnya cakupan bidang/bahasan yang akan dibahas. Agar eksplorasi terarah, guru harus membuat panduan singkat, yang memuat tujuan, waktu, materi, cara kerja serta hasil akhir yang diharapkan.

  3. Interpretasi Tahap ini hasil eksplorasi diinterpretasikan melalui kegiatan analisis, diskusi, tanya jawab, atau bahkan berupa percobaan kembali, jika memang hal itu diperlukan kembali. Menurut Brooks & Brooks (

  

dalam Wena,2011) tahap interpretasi sangat penting dilakukan dalam

  kegiatan pembelajaran karena melalui tahap interpretasi siswa didorong untuk berpikir tingkat tinggi (analisis, sintesis, dan evaluasi) sehingga terbiasa dalam memecahkan masalah meninjau dari berbagai aspek. Interpretasi sebaiknya dilakukan pada jam tatap muka. Jika eksplorasi dilakukan oleh kelompok, setiap kelompok selanjutnya diharuskan menyajikan hasil pemahamannya di depan kelas dengan cara masing- masing, diikuti tanggapan oleh siswa lain. Pada akhir tahap ini diharapkan semua siswa sudah memahami konsep/topik/masalah yang dikaji.

  4. Re-kreasi Tahap ini siswa ditugaskan untuk menghasilkan sesuatu yang mencerminkan pemahamannya terhadap konsep/topik/masalah yang dikaji menurut kreasinya masing-masing. Menurut Cregg & Berch (dalam Wena, 2013) pada setiap akhir suatu pembelajaran, sebaiknya siswa dituntut untuk mampu menghasilkan sesuatu sehingga apa yang telah dipelajarinya menjadi bermakna, lebih-lebih untuk memecahkan masalah yang sering dijumpai pada kehidupan sehari-hari. Re

  • –kreasi dapat dilakukan secara individual atau kelompok sesuai dengan pilihan siswa. Hasil re –kreasi merupakan produk kreatif sehingga dapat dipresentasikan, dipajang atau ditindak lanjuti.

  5. Evaluasi Menurut Wena (2013) evaluasi dilakukan selama proses pembelajaran dan pada ahkir pembelajaran. Selama proses pembelajaran evaluasi dilakukan dengan mengamati sikap dan kemampuan berpikir siswa. Hal-hal yang dinilai selama proses pembelajaran adalah kesungguhan mengerjakan tugas, hasil eksplorasi, kemampuan berpikir kritis dan logis dalam memberikan pandangan/argumentasi, kemampuan untuk bekerja sama dan memikul tanggung jawab bersama. Sedangkan evaluasi pada ahkir pembelajaran adalah evaluasi terhadap produk kreatif yang dihasilkan oleh siswa. Kriteria penilaian dapat disepakati bersama pada waktu orientasi.

  Secara operasional kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran dapat digambarkan sebagai berikut.

Tabel 2.1 Kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran menurut Wena, (2011).

  No Tahap Kegiatan Guru Kegiatan siswa

  1 Orientasi Mengkomunikasikan tujuan, waktu, langkah pembelajaran, hasil yang diharapkan dan penilaian.

  Menanggapi/mendiskusikan langkah pembelajaran, hasil yang diharapkan dan penilaian.

  2 Eksplorasi Fasilitator, motivator, mengarahkan dan memberi bimbingan belajar.

  Membaca, melakukan observasi, wawancara, melakukan percobaan, browsing lewat internet, dan sebagainya

  3 Interpretasi Membimbing, fasilitator, mengarahkan Analisis, diskusi, tanya jawab atau berupa percobaan kembali

  4 Re-kreasi Membimbing, mengarahkan, memberi dorongan, menumbuhkembangkan daya cipta

  Mengambil kesimpulan, menghasilkan sesuatu/produk baru

  5 Evaluasi Mengevaluasi, memberi balikan Mendiskusikan hasil evaluasi

  Berdasarkan pendapat tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa langkah-langkah model pembelajaran kreatif-produktif dimulai dari menyampaikan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran serta hasil akhir dan penilaian yang akan dilakukan (orientasi), mengarahkan dan memberikan bimbingan belajar menggunakan sumber belajar (eksplorasi), memfasilitasi proses diskusi baik secara individual maupun kelompok

  (interpretasi), mengarahkan siswa untuk menghasilkan produk baru dari hasil pemahamannya (re-kreasi), dan mengevaluasi proses pembelajaran (evaluasi).

D. Kelebihan dan kekurangan model Kreatif - Produktif

  Menurut Suryosubroto, (2009) Model pembelajaran kreatif -

  

produktif memiliki dampak instruksional yang dapat dicapai. Dampak

  instruksional adalah pemahaman terhadap suatu nilai, konsep, atau masalah tertentu. Kemudian mampu menerapkan konsep / memecahkan masalah serta mampu mengkreasikan sesuatu berdasarkan pemahaman tersebut. Dari segi dampak pengiring, melalui model pembelajaran kreatif - produktif diharapkan dapat dibentuk kemampuan berpikir kritis, kreatif, bertanggung jawab serta kerja sama, semuanya bertujuan untuk pembelajaran jangka panjang.

  Sesuai dengan penjelasan model kreatif

  • – produktif maka kekuatan

  / kelebihan dari model kreatif - produktif sebagai berikut: (1) dalam setiap tahap kegiatan, siswa terlibat aktif secara intelektual maupun emosional, (2) mencapai dampak intruksional, memungkinkan terbentuknya dampak pengiring, (3) siswa mendapat kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan sumber belajar, (4) kreativitas terpacu untuk menghasilkan sesuatu yang baru sesuai dengan pemahaman konsep yang sedang dikaji melalui kegiatan re-kreasi, (5) memungkinkan dilakukannya penilaian proses dan hasil belajar secara utuh dan komprehensif sepanjang kegiatan pembelajaran berlangsung ( Deo dalam Dita, 2014).

  Lebih lanjut kelemahan model kreatif - produktif sebagai berikut: (1) memerlukan kesiapan guru dan siswa, (2) memerlukan adaptasi pendidik, (3) memerlukan waktu yang panjang dan fleksibel, meskipun untuk topik-topik tertentu waktu yang diperlukan bisa dipersingkat karena tahapan eksplorasi bisa dilakukan di luar jam tatap muka dengan ditambah kegiatan terstruktur dan mandiri.

  Dengan demikian kelemahan pembelajaran menggunakan model

  

kreatif - produktif jika dapat diminimalkan maka kekuatan model

  pembelajaran ini akan membuahkan proses pembelajaran yang memacu kreatifitas anak dalam memporelah hasil belajar yang optimal. Guru sebagai fasilitator bagi anak, diharapkan dapat memanfaatkan waktu yang ada dengan sebaik mungkin agar terlaksananya tahap demi tahap untuk menjalankan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah dirancang.

2.2 Belajar

  Belajar adalah

  “key term” atau istilah kunci yang paling vital dalam

  setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan. Sebagai suatu peroses, belajar hampir selalu mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya kependidikan, dari penjabaran tersebut belajar dapat didefinisikan sebagai kegiatan yang berproses dan memerlukan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti berhasil dan gagalnya pencapain tujuan pendidikan itu tergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarga sendiri (Muhibbin, 2011). Sedangkan menurut Trianto (2011) belajar merupakan proses perubahan perilaku dari belum tahu menjadi tahu, dari tidak paham menjadi paham, dari kurang terampil menjadi trampil,dan dari kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru, serap bermanfaat bagi lingkungan maupun individu itu sendiri dan menurut Slameto (2010) belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya dalam interaksi dengan lingkunganya.

  Berdasarkan definisi

  • – definisi tersebut dapat disimpukan bahwa belajar merupakan segala perubahan yang terjadi pada siswa yang bermanfaat untuk diri sendiri maupun lingkunganya dan keberhasilan maupun kegagalan pendidikan ditentukan saat proses belajar baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Menurut Slameto (2010) terdapat dua faktor yang mempengaruhi belajar yaitu faktor intern dan eksternal. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri inivividu yang sedang belajar sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu.

  1. Faktor internal Faktor internal adalah factor yang ada pada diri individu yang sedang belajar. Ada tiga macam dalam faktor internal, yaitu : a. Faktor jasmani, meliputi factor kesehatan dan cacat tubuh, proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang tergangu.

  b. Faktor psikologi, ada tujuh factor yang tergolong dalam factor psikologi yang memperngaruhi pembelajaran. Factor factor tersebut adalah intelegensi, perhatian, minat bakat, kematangan, dan kesiapan.

  c. Faktor kelelahan, melitputi kelelahan jasmani dan kelelahan rohani.

  2. Faktor eksternal Factor eksternal adalah factor yang ada di luar individu, yaitu meliputi :

  a. Faktor keluarga Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa : Cara orang tua mendidik, hubungan antara anggota keluarga, susasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, perhatian orang tua, dan latar belakang budaya.

  b. Faktor Sekolah Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar mencakup : metode mengajar, kurikulum, relasi guru dan siswa, relasi siswa dan siswa, disiplin sekolah, alat belajar, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.

  c. Faktor masyarkat Masyarakat merupakan salah satu faktor eksternal yang berpengaruh belajar siswa. Faktor masyarakat tersebut meliputi : kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul, dan bentuk dalam kehidupan masnyarkat.

2.3 Hasil Belajar

  Setelah individu mengalami proses belajar maka akan memperoleh output atau hasil dari proses belajar yang dialaminya. Itulah yang biasa disebut dengan hasil belajar. Hasil belajar adalah kemampuan

  • – kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah menerima pengalaman belajar (Sudjana, 2010). Proses pembelajaran akan menyebabkan pengalaman belajar dan pengalaman belajar setiap siswa selalu berbeda. Setiap siswa akan memperoleh suatu pengalaman belajar yang menyenangkan pada satu mata pelajaran dan mungkin memiliki suatu pengalaman yang tidak menyenangkan pada salah satu pelajaran yang lain. Pengalam tersebut yang menjadi dasar siswa dalam berkembang.

  Perkembangan siswa terkadang menuju arah yang lebih baik, terkadang juga menjadi kurang baik dengan melihat dari hasil belajar siswa.

  Hasil belajar adalah tingkat penguasaan materi pelajaran yang dicapai oleh seorang siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. Hasil belajar ini yang sering kali berupa nilai – nilai dari suatu ujian atau ualngan. Nilai tersebut kemudian menjadi dasar penentuan dan pertimbangan dalam kenaikan kelas ataupun kelulusan siswa.

  Menurut Hamalik (2012) menyebutkan bahwa hasil belajar tampak sebagai perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat diamati dan dapat diukur dalam perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Hasil belajar sangat memungkinkan terjadinya perubahan tingkah laku. Siswa yang telah mengikuti proses belajar mengajar akan memiliki pengetahuan, pengalaman dan wawasan baru. Hal ini dapat memungkikan timbulnya sikap dan ketrampilan dan wawasan baru. Sikap dan keterampilan tersebut sedapat mungkin digunakan dalam kehidupan sehari

  • – hari baik di lingkungan sekolah, keluarga atau masyarakat. Sedangkan menurut Sudjana (2010) menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan –kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.

  Menurut Bloom dalam Nana Sudjana (2006), ada tiga ranah (domain) hasil belajar, yaitu: 1). Ranah afektif, merupakan aspek yang berkaitan dengan perasaan, emosi, sikap, derajat penerimaan atau penolakan terhadap suatu objek; 2). Ranah psikomotor, merupakan aspek yang berkaitan dengan kemampuan melakukan pekerjaan yang melibatkan anggota badan, kemampuan yang berkaitan dengan gerak fisik; 3). Ranah kognitif, merupakan aspek yang berkaitan dengan kemampuan berpikir, kemampuan memperoleh pengetahuan, kemampuan yang berkaitan dengan perolehan pengetahuan, pengenalan, pemahaman, konseptualisasi, penentuan dan penalaran.

  Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah melakukan proses pembelajaran yang dibuktikan dengan pemahaman, sikap dan keterampilan siswa.

2.4 Hakikat IPA Biologi

  Pada hakekatnya ilmu pengetahuan alam (IPA) dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah. Selain itu, IPA dipandang pula sebagai proses, sebagai produk, dan sebgai prosedur (Trianto, 2011). Sementara menurut Darmojo (1992) hakekat IPA yaitu : 1) proses dari upaya manusia untuk memahami berbagai gejala alam. Artinya bahwa diperlukan suatu cara tertentu yang sifatnya analitis, cermat, lengkap, serta menghubugkan gejala alam yang satu dengan yang lain sehingga keseluruhanya membentuk sudut pandang yang baru tentang obyek yang diamati, 2) produk dari upaya manusia untuk memahami berbagi gejala amat. Artinya produk berupa prinsip-prinsip, teori

  • – teori, hukum-hukum, konsep-konsep, maupun fakta-fakta yang semuanya ditujukan untuk menjelaskan tentang berbagai gejala alam dan 3) fakor yang dapat mengubah sikap dan pandangan manusia terhadap alam semesta.

  Mata pelajaran IPA dibagi menjadi tiga disiplin ilmu. Ketiga disiplin ilmu tersbut adalah Biologi, Fisika, dan Kimia (Trianto, 2010). Setiap disiplin ilmu memiliki cakupan matri yang berbeda - beda. Biologi sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang memfokuskan pembahasan pada masalah

  • – masalah biologi di dalam sekitar melalui proses dan sikap ilmiah. Sikap ilmiah tersebut mencakup ranah kognitif , psikomotor dan afektif.

  Berdasarkan uraian tersebut diatas jelas bahwa pembelajaran IPA biologi lebih menekankan pada sikap ilmiah yang mencakup kompetensi kognitif, psikomotor, dan afektif sehingga siswa menemukan fakta-fakta, membangun konsep

  • – konsep belajar. Pembelajaran biologi selama ini lebih banyak menghafalkan fakta, prinsip, dan teori saja. Untuk mengatasi hal tersebut perlu dikembangkan strategi pembelajaran biologi yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran untuk menemukan dan menerapkan ide – ide mereka.

2.5 Aktivitas siswa

  Aktivitas artinya “kegiatan atau keaktifan”. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktivitas. Menurut Sriyono dalam Apriyani (2011), aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani.

  Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. Segala kegiatan - kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non- fisik, merupakan suatu aktivitas. Aktivitas dalam belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan sehari - hari di dalam kelas/dalam istilah kata proses belajar mengajar. Aktivitas dalam belajar dilakukan bila keduanya hadir, adanya guru dan siswa. Aktivitas itu sendiri berupa: kehadiran, pembahasan materi pelajaran, adanya diskusi antara guru dan siswa. Pendidik akan berperan sebagai pembimbing dan mengamati bagaimana perkembangan anak-anak didiknya. Pernyataan ini menunjukkan bahwa yang lebih banyak melakukan aktivitas pembentukan diri adalah anak itu sendiri, sedang pendidik memberikan bimbingan dan merencanakan segala kegiatan yang akan diperbuat oleh anak didik.

  Dalam proses pembelajaran terjadi interaksi antara guru dengan peserta didik. Interaksi tersebut menimbulkan aktivitas. Tanpa aktivitas, proses belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik. Secara umum, belajar boleh dikatakan juga sebagai suatu proses interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya, yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori. Dalam hal ini terkandung suatu maksud bahwa proses interaksi itu adalah proses internalisasi dari sesuatu ke dalam diri yang belajar dan dilakukan secara aktif dengan segenap panca indera ikut berperan.

  Dalam pandangan psikologi modern belajar bukan hanya sekedar menghapal sejumlah fakta atau informasi, akan tetapi peristiwa mental dan proses berpengalaman. Belajar memerlukan proses dan pemahaman serta kematangan diri para siswa. Belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Baik itu dilakukan di sekolah secara formal maupun dilakukan di alam sekitar. Menurut Slameto (2010) belajar adalah proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

  Dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas belajar adalah seluruh aktivitas siswa dalam proses belajar, mulai dari kegiatan fisik sampai kegiatan psikis, kaitan antara keduanya akan membuahkan aktivitas yang optimal.

2.6 Penelitian yang terkait

  Penelitian yang dilakukan oleh yunita et al. (2009). Tentang penerapan strategi kreatif

  • – produktif untuk meningkatkan hasil belajar fisika siswa kelas

  X MAN 1 Pekanbaru pada aspek keterampilan psikomotor dan sosial. Hasilnya menunjukan bahwa model pembelajaran ini efektif dengan kategori tinggi pada aspek ketrampilan sosial.

  Penelitian yang dilakukan Nurfitri et al. (2013). Tentang penerapan model kreatif-produktif dalam pembelajaran fisik untuk maningkatkan hasil belajar siswa SMA terbukti mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

  Penelitian yang dilakukan oleh Oya, N. R. & Budiningsih, A.C. (2014). Tentang peningktan motiviasi dan hasil belajar bahasa Indonesia menggunkan model pembelajaran kreatif-produktif terbukti mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

Dokumen yang terkait

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - PenerapanModel Pembelajaran Kreatif Produktif dalam Pembelajaran Fisika Materi Gaya di Kelas VIII Semester II MTsN 2 Palangka Raya Tahun Ajaran 2013/2014. - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar - PenerapanModel Pembelajaran Kreatif Produktif dalam Pembelajaran Fisika Materi Gaya di Kelas VIII Semester II MTsN 2 Palangka Raya Tahun Ajaran 2013/2014. - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 28

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian - PenerapanModel Pembelajaran Kreatif Produktif dalam Pembelajaran Fisika Materi Gaya di Kelas VIII Semester II MTsN 2 Palangka Raya Tahun Ajaran 2013/2014. - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 19

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Aktivitas Guru dalam Pembelajaran Fisika dengan Penerapan Model Pembelajaran Kreatif Produktif - PenerapanModel Pembelajaran Kreatif Produktif dalam Pembelajaran Fisika Materi Gaya di Kelas VII

0 0 29

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Kreatif dan Produktif - Penerapan model pembelajaran kreatif dan produktif pada materi pokok zat dan wujudnya kelas VII semester I SMP-N 7 Palangka Raya tahun ajaran 2013/2014. - Digital Library IAIN Palangka Ra

0 0 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Ekonomi Kreatif - Analisis Potensi Pengembangan Ekonomi Kreatif di Kota Medan

0 7 26

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Model Pembelajaran a. Pengertian Model Pembelajaran - BAB II RANI

0 3 21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian - SIGIT PURWANTO BAB II

0 0 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja - HEBI SEPTIA GUNAWAN BAB II

0 0 28

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Tematik KTSP - Endah Novijayanti = BAB II

0 1 35