Efektifitas Peran Kepolisian Terhadap Penanganan Eksekusi Lahan DI Jalan Perintis Kemerdekaan KM.8 Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

  Efektivitas Pera Lahan Di Ja Diajukan Untuk Mem Juru FAKU eran Kepolisian Terhadap Penanganan Jalan Perintis Kemerdekaan KM. 8 M

SKRIPSI

emenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar S

  

Jurusan Hukum Pidana dan Ketatanegaraan

pada Fakultas Syariah dan Hukum UIN Alauddin Makassar

  Oleh:

A.MULTILATUL RAHMAT

  

NIM:10300111001

AKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

  

2015

nan Eksekusi Makassar Sarjana Hukum aan

  

Efektivitas Peran Kepolisian Terhadap Penanganan Eksekusi Lahan Di Jalan

Perintis Kemerdekaan KM. 8 Makassar

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Hukum

  

Jurusan Hukum Pidana dan Ketatanegaraan

pada Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Alauddin Makassar

  Oleh:

  

A.MULTILATUL RAHMAT

NIM:10300111001

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

  

2015

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

  Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : A.Multilatul Rahmat NIM : 10300111001 Tempat/tgl. Lahir : Bantaeng, 20 Oktober 1992 Jurusan : Hukum Pidana dan Ketatanegaraan Fakultas : Syariah dan Hukum Alamat : Jl. Romang Polong, Gowa Judul : Efektivitas Peran Kepolisian Terhadap Penanganan

  Eksekusi Lahan Di Jalan Perintis Kemerdekaan KM 8 Makassar

  Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya sendiri. Jika di kemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenannya batal demi hukum.

  Makassar, 21 September 2015 Penyusun,

  A.Multilatul Rahmat NIM: 10300111001

  

PENGESAHAN SKRIPSI

  Skripsi yang berjudul, “Efektivitas Peran Kepolisian Terhadap Penanganan Eksekusi Lahan Di Jalan Perintis Kemerdekaan KM. 8 Makassar” yang disusun oleh A.Multilatul Rahmat, NIM: 10300111001, mahasiswa Jurusan Hukum Pidana dan Ketatanegaraan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Alauddin Makassar, telah diuji dan dipertahankan dalam sidang munaqasah yang diselenggarakan pada hari Senin, 21 September 2015. Bertepatan dengan 10 Dzulhijjah 1436 H. Dinyatakan telah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum Islam pada Fakultas Syariah dan Hukum, Jurusan Hukum Pidana dan Ketatanegaraan (dengan beberapa perbaikan).

  Makassar, 21 September 2015 M

  10 Dzulhijjah 1436 H DEWAN PENGUJI:

  Ketua :Prof. Dr. Darussalam Syamsuddin, M.Ag (………………….) Sekretaris : Dra. Nila Sastrawati, M.Si (………….……….) Munaqisy I : Abd. Rahman, S.Ag, M.Pd (…………………..) Munaqisy II : Rahmiati, S.Pd, M.Pd (…………………..) Pembimbing I : Dr. Rahmatiah HL, M.Pd (………………..…)

  Pembimbing II : Subhan Khalik, S.Ag., M.Ag (…………………..)

  Diketahui oleh : Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Alauddin Makassar,

  Prof. Dr. Darussalam Syamsuddin, M.Ag NIP. 19621016 199003 1 003

KATA PENGANTAR

  Sebuah perjala jalanan hidup selalu memiliki awal dan akhir. khir. Ibarat dunia ini yang memiliki permul ulaan dan titik akhir. Perjalanan hidup kurang ng lebih 4 (tahun) begitu terasa dalam am sanubari. Setelah melewati perjalanan nan panjang dan melelahkan, menyita ta waktu, tenaga, dan pikiran, sehingga dapat at merampungkan skripsi ini. Oleh kar karena itu, sembari berserah diri dalam kerenda rendahan hati dan kenistaan diri sebaga gai seorang hamba, maka sepantasnyalah puj puji syukur hanya diperuntukan kepada da Sang Maha Sutradara, Allah swt. yang tela elah melimpahkan rahmat dan maghfira irah-Nya. Salawat dan salam kepada Nabi Muh Muhammad saw., suri tauladan seluruh uruh umat manusia, penyusun kirimkan shala shalawat dan salam kepada beliau serta pa para sahabat yang telah memperjuangkan Islam slam sebagai agama samawi sekaligus seba sebagai aturan hidup.

  Sebagai bagia gian dari seluruh makhluk Tuhan Allah sw swt. yang sangat membutuhkan bantua ntuan dari orang lain. maka tepatlah bila meng nghaturkan terima kasih yang setinggi- -tingginya kepada sederatan hamba Allah sw h swt. yang telah memberikan sumbang ngsih baik berupa bimbingan, dorongan, motiv otivasi dan bantuan yang diberikan, kirany anya dicatat oleh Allah swt. sebagai amal saleh.

  h. Ucapan terima kasih disampaikan ke kepada seluruh pihak yang telah membantu hi hingga selesainya penulisan skripsi ini, t ni, terutama kepada:

  1. Kedua orang g tua tercinta Ayahanda A.Sangkala P.Uddi dding dan Ibunda A.Umis Naeni eni HL, semoga Allah swt. melimpahkan Ridho idho-Nya kepada keduanya. Sebagaimana dia mendidik, merawat, membesarkan dengan penuh kasih sayang sampai dengan menyekolahkan saya sampai di bangku kuliah. Begitu besar kasih sayang dari kedua orang tua saya yang selalu mensupport setiap langkahku demi tercapainya suatu kesuksesan yang di dambakan. Dengan itu penyusun selalu memperoleh kekuatan batin dari aliran kedua orang tua saya dalam menjejaki jati diri saya yang sesungguhnya dengan hati dan usaha yang tulus.

  2. Prof. Dr. H. Musafir Pabbabari, M.Si. Selaku Rektor UIN Alauddin Makassar. Beserta seluruh Civitas Akademik atas bantuannya selama penulis mengikuti pendidikan.

  3. Bapak Prof. Dr. Darussalam Syamsuddin, M.Ag selaku Dekan Fakultas Syariah Dan Hukum Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar dan seluruh Pembantu Dekan.

  4. Ibu Dra. Nila Sastrawati, M.Si. Selaku Ketua Jurusan dan Dr. Alimuddin, S.Ag, M.Ag. Selaku Sekertaris Jurusan Hukum Pidana dan Ketatanegaraan yang telah memberikan bimbingan, nasehat, petunjuk, dan saran, sehingga penulisan skripsi ini dapat saya selesaikan.

  5. Ibu Dr. Hj. Rahmatiah HL, M.Pd dan Subhan Khalik, S.Ag., M.Ag selaku pembimbing I dan pembimbing II yang dengan penuh dedikasi, keiklasan, dan kesabaran meluangkan waktu dan pikiran untuk membimbing, memberikan masukan-masukan keilmuan yang sangat berharga hingga saat selesainya penyusunan skripsi ini.

  6. Seluruh Bapak/Ibu dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang pernah mengajar dan membimbing. Permohonan maaf apabila ada perbuatan, ucapan serta tingkah laku yang tidak sepatutnya pernah penulis lakukan.

  7. Ibu Kepala perpustakaan beserta stafnya yang telah melayani dan menyediakan referensi yang dibutuhkan selama dalam penulisan skripsi ini.

  8. Bapak BRIGPOL Riswandi S.H selaku BA. Satreskrim Polrestabes Makassar yang telah memberikan kemudahan saat melakukan penelitian di instansi tersebut.

  9. Bapak Reski Yospiah S.H., M.H selaku BA. Sub. Bagkum Polrestabes Makassar yang telah meluangkan waktunya untuk kami wawancarai dalam penelitian yang kami laksanakan beberapa hari di polrestabes Makassar.

  10. Adikku tercinta A.Habibi Mandala Putra dan A.Zulfitra Ramadhan, yang telah memotivasi saya dan mendoakan saya untuk dapat segera menyelesaikan studi dan mendapatkan hasil yang terbaik.

  11. Teman-teman seorganisasi di Ikatan Penggiat Peradilan Semu (I.P.P.S) UIN Alauddin Makassar, yang telah membantu dan memberi ruang untuk berproses sehingga dapat mengikuti Lomba di Moot Court Competision (MCC) Tingkat Nasional untuk pertama kalinya.

  12. Teman-teman seorganisasi di Organisasi Daerah FMBT (Forum Mahasiswa Butta Toa Bantaeng), GMPSS (Gerakan Mahasiswa Pemuda Sulawesi Selatan), yang telah senantiasa memberi kesempatan untuk berproses menimbah ilmu dan pengalaman.

  13. Teman-teman seperjuangan Angkatan 2011 baik dari jurusan Hukum Pidana dan Ketatanegaraan maupun jurusan lainnya yang bersama-sama menjalani suka dan duka selama menempuh pendidikan di Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Good

  Luck. Tak terkecuali semua rekan-rekan mahasiswa khususnya Fakultas

  Syariah dan Hukum, serta semua pihak yang tidak sempat saya sebutkan satu persatu, yang banyak memberikan bantuan dan motivasinya baik moril maupun materil dalam penyelesaian skripsi ini. Sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang membangun, senantiasa diharapkan. Semoga Allah Swt. Memberikan balasan yang sebesar-besarnya atas jasa-jasa, kebaikan serta bantuan yang diberikan. Akhirnya semoga skripsi ini memberi manfaat bagi semua pembaca. amin Wassalamu’ Alaikum Wr.Wb

  Makassar,

  21 September 2015

  Penyusun, A.MULTILATUL RAHMAT

  NIM: 10300111001

DAFTAR ISI

  JUDUL SKRIPSI …………………………………………………………… i PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ………………………………….. ii PENGESAHAN SKRIPSI …………………………………………………. iv KATA PENGANTAR ……………………………………………………… v DAFTAR ISI ………………………………………………………………… ix PEDOMAN TRANSLITERASI …………………………………………… xii ABSTRAK ………………………………………………………………….. xx

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………… 1-13 A. Latar Belakang Masalah …………………………………………….

  7 D. Kajian Pustaka …………………………………………………..….

  4. Pengertian dan Konsep Eksekusi…………………………………

  7 C. Deskripsi Fokus dan Fokus Penelitian. ……………………………..

  D. Pandangan Hukum Islam dalam Penanganan Konflik yang dilakukan oleh Aparat Kepolisian………………………………………...………. 43

  C. Peran Kepolisian Terhadap Penanganan Eksekusi Lahan……………… 39

  2. Strategi Penyelesaian Konflik……………………………………… 39

  1. Penyelesaian Konflik……………………………………………… 37

  36

  26 B. Teori Konflik dan Penyelesaiannya………………………………….

  16

  8 E. Tujuan dan Kegunaan ………………………………………………

  3. Pengertian Kepolisian ……………………………………………

  1 B. Rumusan Masalah …………………………………………………..

  2. Pengertian dan Teori Peran ………………………………………

  14

  1. Pengertian dan Teori Efektivitas …………………………………

  14

  A. Tinjauan Umum Efektivitas dan Peran Kepolisian Terhadap Penanganan Eksekusi Lahan………………………………………………………

  11 BAB II TINJAUAN TEORITIS …………………………………………. 14-46

  15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN…………………..……………. 47-52 A. Jenis Penelitian dan Lokasi penelitian ……………………………… 47

  58

  86

  81 BAB V KESIMPULAN…………………………………………………… 86-88 A. Kesimpulan ………………………………………………………..

  D. Analisi Hukum Islam Terhadap Peran Kepolisian dalam Penanganan Eksekusi Lahan………………………………………………………

  2. Pandangan Masyarakat…………………………………………… 79

  1. Pandangan Aparat Kepolisian……………………………….…… 77

  77

  C. Faktor –faktor yang menyebabkan terjadinya konflik ketika proses eksekusi lahan dilakukan…………………………………………….

  3. Tanggungjawab Aparat Kepolisian disisi Pengamanan dan Kerjasama………………………………………………………… 68

  62

  2. Sikap Masyarakat terhadap Peran Kepolisian……………………

  1. Jenis Penelitian …………………….……………………………

  47

  54 3. Fungsi Polrestabes……………………………………………….

  2. Tugas dan Wewenang Polrestabes Makassar……………………

  53

  1. Letak Kantor Kepolisian Polrestabes Makassar………………

  A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian………………………………… 53

  51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………………. 53-85

  50 F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ………………………………

  49 E. Instrumen Penelitian ………………………………………………

  48 D. Metode Pengumpulan Data ……………………………………….

  48 C. Sumber data ………………………………………………………

  2. Lokasi Penelitian………………………………………………….. 48 B. Pendekatan penelitian ……………………………………………...

  56 B. Efektivitas Peran Kepolisian Terhadap Penanganan Eksekusi Lahan………………………………………………………………… 56 1. Peran Polisi dalam Masyarakat…………………………………..

  

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………. 89-92

LAMPIRAN-LAMPIRAN………………………………………………… xxi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP …………………………………………… xxii

PPEDOMANTRANSLITERASI ARAB-LATIN DAN SINGKATAN

A. Transliterasi Arab-latin

  Daftar huruf bahasa Arab dan transliterasinya ke dalam huruf Latin dapat dilihat pada halaman beriku:

1. Konsonan Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

  Alif Tidakdilambangkan Tidakdilambangkan

  ا

  Ba B Be

  ب

  Ta T Te

  ت

  Sa S Es (dengantitikdiatas)

  ث

  Jim J Je

  ج

  Ha’ H Ha (dengantitik di bawah)

  ح

  Kha’ Kh Kadan ha

  خ

  Dal D De

  د

  Zal Z Zet(dengantitikdiatas)

  ذ

  Ra R Er

  ر

  Za Z Zet

  ز

  Sin S Es

  س

  Syin Sy Esdan ye

  ش

  Sad S Es (dengantitik di bawah)

  ص

  Dad D De (dengantitik di bawah)

  ض

  Ta T Te (dengantitik di bawah)

  ط

  Za Z Zet(dengantitik di bawah)

  ظ

  ‘ain ‘ apostrofterbalik

  ع

  Gain G Ge

  غ

  Fa F Ef

  ف

  Qaf Q Qi

  ق

  Kaf K Ka

  ك

  Lam L El

  ل

  Mim M Em

  م

  Nun N En

  ن

  Wawu W We

  و

  Ha H Ha

  ه

  ء

  Hamzah ’ Apostrop

  ي

  Ya’ Y Ye Hamzah (ء) yang terletak di awal kata mengikuti vokalnya tanpa diberi tanda apa pun. Jika ia terletak di tengah atau di akhir, maka ditulis dengan tanda

  (’).

2. Vokal

  َﻒـْﯿـَﻛ : kaifa َل ْﻮـَھ : haula

  Nama Huruf Latin Nama Tanda fathah a a

  ﹶ ﺍ

  kasrah i i

  Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri atas vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong. Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harakat, transliterasinya sebagai berikut: Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara harakat dan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf, yaitu: Contoh:

  dammah u u

  ﹸﺍ

  Nama Huruf Latin Nama Tanda fathahdanya a

  i

  a

  dan i

  ْﻰَـ fathahdanwau au a

  dan u

  ْﻮَـ

  ﺍ

  3. Maddah Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harkat dan huruf,

  transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu: Contoh:

  َت ﺎَـﻣ : mata ﻰـَﻣَر: rama َﻞـْﯿـِﻗ

  : qila ُت ْﻮُـﻤـَﯾ: yamutu

  4. Ta’ marbutah Transliterasi untuk ta’ marbutah ada dua, yaitu: ta’ marbutah yang hidup atau mendapat harakat fathah, kasrah, dan dammah, transliterasinya adalah [t].

  Sedangkan ta’ marbutah yang mati atau mendapat harakat sukun, transliterasinya adalah [h].

  Kalau pada kata yang berakhir dengan ta’ marbutah diikuti oleh kata yang menggunakan kata sandang al- serta bacaan kedua kata itu terpisah, maka ta’

  marbutah itu ditransliterasikan dengan ha (h).

  Contoh: ِلﺎَﻔْط ﻷا ُ ﺔـَﺿْوَر :raudah al-atfal ُ ﺔَﻠــِﺿﺎَـﻔـْﻟَا ُ ﺔـَﻨـْﯾِﺪـَﻤـْﻟَا: al-madinah al-fadilah ُ ﺔــَﻤـْﻜـِﺤْـﻟَا

  : al-hikmah Nama

  HarkatdanHuruf fathahdanalifa tauya

  َ ... ا | َ ... ى ﻰــ ِ◌ kasrahdanya dammahdanw au

  ﻮــُـ HurufdanTan da a i u

  Nama a dan garis di atas idangaris di atas udangaris di atas

  5. Syaddah (Tasydid) Syaddah atau tasydid yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan

  dengan sebuah tanda tasydid ( ّ◌ ), dalam transliterasi ini dilambangkan dengan perulangan huruf (konsonan ganda) yang diberi tanda syaddah.

  Contoh: َﺎﻨـَـّﺑَر : rabbana َﺎﻨــْﯿَـّﺠـَﻧ : najjaina ُ ّﻖـَﺤـْـﻟَا : al-haqq ُ ّﺞـَﺤـْـﻟَا : al-hajj

  : nu“ima َﻢـِـّﻌُﻧ

  : ‘aduwwun ﱞوُﺪـَﻋ

  Jika huruf ى ber-tasydid di akhir sebuah kata dan didahului oleh huruf

  kasrah ( ّﻰـِــــ), maka ia ditransliterasi seperti huruf maddah (i).

  Contoh: ﱞﻰـِﻠـَﻋ : ‘Ali (bukan ‘Aliyy atau ‘Aly) ﱡﻰـِـﺑَﺮـَﻋ : ‘Arabi (bukan ‘Arabiyy atau ‘Araby)

  6. Kata Sandang

  Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf لا

  (alif lam ma‘arifah). Dalam pedoman transliterasi ini, kata sandang ditransliterasi seperti biasa, al-, baik ketika ia diikuti oleh huruf syamsiah maupun huruf

  

qamariah . Kata sandang tidak mengikuti bunyi huruf langsung yang

  mengikutinya. Kata sandang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya dan dihubungkan dengan garis mendatar (-).

  Contoh: : al-syamsu (bukan asy-syamsu) ُﺲـْﻤَـ ّ◌ّﺶﻟَا

  : al-zalzalah (az-zalzalah) ُ ﺔـَـﻟَﺰـْـﻟﱠﺰﻟَا

  : al-falsafah ُ ﺔَﻔـﺴْﻠـَﻔـْـﻟَا

  : al-biladu ُدَﻼـِــﺒـْـﻟَا

  7. Hamzah

  Aturan transliterasi huruf hamzah menjadi apostrof (’) hanya berlaku bagi hamzah yang terletak di tengah dan akhir kata. Namun, bila hamzah terletak di awal kata, ia tidak dilambangkan, karena dalam tulisan Arab ia berupa alif.

  Contoh: َنْوُﺮـُﻣﺄَـﺗ: ta’muru>na ُءْﻮَـّﻨـْـﻟَا : al-nau’ ٌءْﻲـَﺷ : syai’un ُت ْﺮـِﻣ ُ◌ُ أ: umirtu

  

8. Penulisan Kata Arab yang Lazim digunakan dalam Bahasa Indonesia

  Kata, istilah atau kalimat Arab yang ditransliterasi adalah kata, istilah atau kalimat yang belum dibakukan dalam bahasa Indonesia. Kata, istilah atau kalimat yang sudah lazim dan menjadi bagian dari pembendaharaan bahasa Indonesia, atau sudah sering ditulis dalam tulisan bahasa Indonesia, tidak lagi ditulis menurut cara transliterasi di atas. Misalnya kata Al-Qur’an (dari al-Qur’an), alhamdulillah, dan munaqasyah. Namun, bila kata-kata tersebut menjadi bagian dari satu rangkaian teks Arab, maka mereka harus ditransliterasi secara utuh.

  Contoh: Fi Zilal al-Qur’an

  Al-Sunnah qabl al-tadwin

  9. Lafz al-Jalalah (ﷲ)

  Kata “Allah”yang didahului partikel seperti huruf jarr dan huruf lainnya atau berkedudukan sebagai mudaf ilaih (frasa nominal), ditransliterasi tanpa huruf hamzah.

  Contoh: ِﷲ ُﻦْـﯾِد dinullah

  ِﷲ ِﺎِﺑ billah Adapun ta marbutah di akhir kata yang disandarkan kepada lafz al-jalalah, ditransliterasi dengan huruf [t]. Contoh:

  ـ ُھ ِﷲ ِﺔَﻤـْــﺣَر ْﻲِﻓ ْﻢ hum fi rahmatillah

10. HurufKapital

  Walau sistem tulisan Arab tidak mengenal huruf kapital (All Caps), dalam transliterasinya huruf-huruf tersebut dikenai ketentuan tentang penggunaan huruf capital berdasarkan pedoman ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku (EYD).Huruf kapital, misalnya, digunakan untuk menuliskan huruf awal nama diri (orang, tempat, bulan) dan huruf pertama pada permulaan kalimat. Bila nama diri didahului oleh kata sandang (al-), maka yang ditulis dengan huruf capital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya. Jika terletak pada awal kalimat, maka huruf A dari kata sandang tersebut menggunakan huruf kapital (Al-). Ketentuan yang sama juga berlaku untuk huruf awal dari judul referensi yang didahului oleh kata sandang al-, baik ketika ia ditulis dalam teks maupun dalam catatan rujukan (CK, DP, CDK, dan DR).

  Contoh: Wa ma Muhammadunillarasul

  Innaawwalabaitinwudi‘alinnasilallazi bi Bakkatamubarakan Syahru Ramadan al-laziunzilafih al-Qur’a>n

  Nasir al-Din al-Tusi Abu Nasr al-Farabi Al-Gazali Al-Munqiz min al-Dalal

  Jika nama resmi seseorang menggunakan kata Ibnu (anakdari) dan Abu> (bapakdari) sebagai nama kedua terakhirnya, maka kedua nama terakhir itu harus disebutkan sebagai nama akhir dalam daftar pustaka atau daftar referensi.

  Contohnya:

  Beberapa singkatan yang dibakukan adalah: KUHP = Kita Undang-Undang Hukum Pidana UUD = Undang-Undang Dasar

  ITE = Informasi dan Teknologi Elektronik HP = handphone HAM = Hak Asasi Manusia SMS = Short Message Service swt. = Subhanau wa ta’ala saw. = Sallallahu ‘alaihi wa sallam QS…/…:… = QS al-Nisa’ / 4:145, QS al- Syu’raa’/ 26:182, dan QS al- Mutaffi/

  83:1-6 Untuk karya ilmia berbahasa Arab, terdapat beberapa singkatan berikut:

  ص = ﺔﺤﻔﺻ مد

  = نﺎﻜﻣ نوﺪﺑ

  Abu al-Walid Muhammad ibnu Rusyd, ditulis menjadi: IbnuRusyd, Abu al-Walid Muhammad (bukan: Rusyd, Abu al-Walid Muhammad Ibnu)

  Nasr Hamid Abu Zaid, ditulis menjadi: Abu Zaid, Nasr Hamid (bukan: Zaid, Nasr Hamid Abu)

B. Daftar Singkatan

  ﻢﻌﻠﺻ = ﻢﻠﺳ و ﮫﯿﻠﻋ ﷲ ﻰﻠﺻ ط

  = ﺔﻌﺒط

  ند =

  ﺮﺷﺎﻧ نوﺪﺑ ﺦﻟا

  = هﺮﺧا ﻰﻟا \ﺎھﺮﺧا ﻰﻟا

  ج = ءﺰﺟ

  

ABSTRAK

  Nama : A.Multilatul Rahmat Nim : 10300111001 Jurusan : Hukum Pidana dan Ketatanegaraan Judul : Efektivitas Peran Kepolisian Terhadap Penanganan Eksekusi Lahan Di jalan Perintis Kemerdekaan KM 8 Makassar.

  (Studi Kasus Polrestabes Makassar) Penelitian ini merujuk pada Peran Kepolisian terhadap penanganan eksekusi lahan di Jalan Perintis Kemerdekaan Km.8 Makassar. Adapun permasalahan yang diteliti penulis adalah Apakah peran kepolisian dalam penanganan eksekusi lahan sudah sesuai dengan Undang-undang Kepolisian Negara Republik Indonesia, tentang ketentuan-ketentuan pokok Kepolisian Negara Republik Indonesia, serta Faktor apakah yang menyebabkan terjadinya konflik antara pemilik lahan dan aparat kepolisian dan Bagaimana pandangan Hukum Islam terhadap peran kepolisian dalam penanganan eksekusi lahan.

  Dalam penyusunan skripsi ini, penyusun menggunakan beberapa metode penulisan baik dalam pengumpulan data maupun dalam pengolahannya. Dalam penelitian ini jenis penelitiannya adalah field research kualitatif dan penelitian pustaka yang diperoleh dari beberapa sumber baik primer maupun sekunder.

  Berdasarkan hasil analisa, diperoleh kesimpulan bahwa peran kepolisian dalam memberikan penanganan terhadap pelaksanaan eksekusi lahan sudah sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh Undang-undang Kepolisian Negara Republik Indonesia, akan tetapi masyarakat sangat mengharapkan kinerja dari aparat kepolisian untuk tidak melalukan tindakan diluar kewenangan kepolisian. Sementara faktor yang memicu terjadinya konflik antara pemilik lahan dan aparat kepolisian dipicu oleh ketidak puasan pemilik lahan akan keputusan pengadilan yang mendatangkan aparat kepolisian pada saat proses eksekusi dilakukan, aparat kepolisian seakan-akan memihak pada salah satu pihak yang sedang berperkara. Dengan demikian kita ketahui bahwa peran dari aparat kepolisian adalah mengamankan proses jalannya eksekusi lahan sebelum dan sesudah pihak pengadilan membacakan hasil putusan pengadilan

  Adapun implikasi dari penelitian yaitu diharapkan adanya aturan yang jelas dan terpenuhi agar dapat menjadi dasar pertimbangan bagi aparat kepolisian dalam menangani kasus eksekusi lahan, serta tidak menimbulkan konflik yang berkepanjangan yang segera menemui titik terang dalam memberikan pengamanan terhadap penanganan eksekusi lahan yang dihadapi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa belakangan ini persoalan eksekusi sudah merupakan masalah

  yang ramai dan tidak bisa dilepaskan dari kehidupan masyarakat dan dunia penegak hukum. Hal yang seperti ini, menurut pengamatan saya, akan semakin berkembang mengikuti laju volume perkara yang ditangani peradilan.

  Eksekusi sebagai tindakan hukum yang dilakukan oleh pengadilan kepada pihak yang kalah dalam suatu perkara merupakan aturan dan tata cara lanjutan dari proses pemeriksaan perkara. Oleh karena itu, eksekusi tiada lain dari pada tindakan yang berkesinambungan dari keseluruhan proses hukum acara perdata.

  Eksekusi merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisah dari pelaksanaan tata tertib beracara yang terkandung dalam HIR atau RBG. Setiap orang yang ingin mengetahui pedoman aturan eksekusi harus merujuk ke dalam aturan perundang-

  1 undangan dalam HIR atau RBG.

  Selain itu fenomena yang mengemuka di tengah-tengah masyarakat Indonesia saat ini adalah selalu ada perlawanan fisik di lapangan yang dilakukan oleh pihak tereksekusi dalam setiap eksekusi perkara perdata. Perlawanan fisik tersebut dilakukan dengan tujuan menghalang-halangi kelancaran proses eksekusi. Apabila tidak ada antisipasi pengamanan dalam hal ini aparat kepolisian maka dipastikan proses eksekusi akan gagal. Hal itulah yang menjadi alasan untuk 1 Harahap, M. Yahya, Ruang Lingkup Permasalahan Eksekusi Bidang Perdata. (Jakarta: melakukan analisis atas efektivitas peran kepolisian terhadap penanganan eksekusi lahan di jalan perintis kemerdekaan km 8 makassar.

  Keluhan sebagian masyarakat tentang belum tersosialisasikannya pemahaman hukum secara komprehensif, salah satunya diakibatkan oleh sulitnya warga masyarakat memahami hukum yang berlaku di Negara ini dengan bahasa relatif yang mudah dicernah. Sebagai salah satu dimensi kehidupan bangsa Indonesia, hukum Indonesia adalah suatu kebutuhan mendasar yang didambakan kehadirannya sebagai alat pengatur kehidupan, baik dalam kehidupan individual,

  2 kehidupan sosial, maupun kehidupan bernegara.

  Secara sosiologis, hukum merupakan lembaga kemasyarakatan yaitu himpunan dari pada kaedah-kaedah dari segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok di dalam kehidupan masyarakat. Hal ini disebabkan oleh karena hukum bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pokok dari pada warga-warga masyarakat akan ketertiban dan sebagai lembaga kemasyarakatan. Hukum jelas berfungsi sebagai pedoman bagaiman bertingkah laku, sebagai alat untuk menjaga keutuhan masyarakat dan sebagai suatu sistem pengendalian sosial.

  Ditinjau dari ruh syariat Hukum terhadap perusuh dan pengacau keamanan dapat di kategorikan sebagai tindakan kejahatan yang layak di sebut perusuh atau pengacau. Betapa langit yang kita tatap, bumi yang kita pijak, tak lagi bisa tersenyum karena bau anyir darah korban-korban pembunuhan yang mengalir tanpa bisa di hentikan. QS, Al-Maa-Idah/ 5:33

2 Bisri, Ilham, Sistem Hukum Indonesia, (Jakarta: Kharisma Putra Utama offset, 2004), h

               

            

             Terjemahnya: Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau di potong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya). Yang demikian itu (sebagai) suatu penghinaan untuk mereka di dunia, dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar.

  3 Ayat tersebut memberikan penilaian bahwa sesungguhnya pembalasan

  terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di bumi maka dia memperoleh siksaan yang besar di dunia dan di akhirat. Selain itu maksud dari ayat di atas menerangkan bahwa ketika kita melakukan kejahatan untuk kedua kalinya maka di potong tangan kiri dan kaki kanan setelah perbuatan itu di lakukan.

  Seorang penegak hukum, sebagaimana halnya dengan warga-warga masyarakat lainnya, lazimnya mempunyai beberapa kedudukan dan peranan sekaligus. Dengan demikian tidaklah mustahil, bahwa antara perbagai kedudukan dan peranan timbul konflik (status conflict dan conflict of roles). Namun demikian, di dalam hal ini ruang lingkup hanya dibatasi pada peranan yang seharusnya dan peranan aktual.

  Masalah peranan dianggap penting, oleh karena pembahasan mengenai penegak hukum sebenarnya lebih banyak tertuju pada diskresi. 3 Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Bandung: CV Penerbit Diponegoro,

  Di dalam penegakan hukum diskresi sangat penting, oleh karena:

  1. Tidak ada perundang-undangan yang demikian lengkapnya, sehingga dapat mengatur semua perilaku manusia.

  2. Adanya kelambatan-kelambatan untuk menyesuaikan perundang-undangan dengan perkembangan-perkembangan didalam masyarakat, sehingga menimbulkan ketidak pastian.

  3. Adanya kasus-kasus individual yang memerlukan penangan secara khusus Di samping itu, didalam undang-undang juga dirumuskan perihal peranan yang ideal. Undang-Undang Nomor 13 tahun 1961 tentang Ketentuan-Ketentuan

  Pokok Kepolisian Negara:

  a. Peranan yang ideal:

  Pasal 1 ayat 2 yang isinya adalah: “Kepolisian Negara dalam menjalankan tugasnya selalu menjunjung tinggi hak-hak asasi rakyat dan hukum Negara”.

  b. Peranan yang seharusnya:

  Pasal 1 ayat 1 yang isinya adalah: “Kepolisian Negara Republik Indonesia, selanjutnya disebut Kepolisian

  Negara,ialah alat Negara penegak hukum yang terutama bertugas memelihara keamanan di dalam negeri”.

  Pasal 2 yang isinya adalah: “dalam melaksanakan ketentuan-ketentuan dalam pasal 1 maka Kepolisian

  Negara mempunyai tugas: (1) a. Memelihara ketertiban dan menjamin keamanan umum; b. Mencegah dan memberantas menjalarnya penyakit-penyakit masyarakat

  c. Memelihara keselamatan Negara terhadap gangguan dari dalam;

  d. Memelihara keselamatan orang, benda dan masyarakat, termasuk memberi perlindungan dan pertolongan; dan e. Mengusahakan ketaatan warga Negara dan masyarakat terhadap peraturan-peraturan Negara.

  (2) Mengawasi aliran-aliran kepercayaan yang dapat membahayakan masyarakat dan Negara (3) Melaksanakan tugas-tugas khusus lain yang diberikan kepadanya oleh suatu peraturan Negara

  Selain itu ada beberapa tugas dan wewenang kepolisian Negara Republik Indonesia dalam bab III adalah:

  A. pasal 13 adalah: Tugas pokok Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah:

  1. Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat;

  2. Menegakkan hukum; dan 3. Memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan masyarakat.

  B. Pasal 14 adalah:

  1. Melaksanakan pengaturan, penjagaan, pengawalan, dan patrol terhadap kegiatan masyarakat dan pemerintah sesuai kebutuhan.

  2. Menyelenggarakan segala kegiatan dalam menjamin keamanan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas di jalan.

  3. Membina masyarakat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, kesadaran hukum masyarakat serta ketaatan warga masyarakat terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan.

  4. Turut serta dalam pembinaan hukum nasional

  5. Memelihara ketertiban dan menjamin keamanan umum

  6. Melindungi keselamatan jiwa raga, harta benda, masyarakat, dan lingkungan hidup dari gangguan ketertiban dan/atau bencana termasuk memberikan bantuan dan pertolongan dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia

  7. Memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan kepentongannya dalam lingkup tugas kepolisian.

  Adapun fungsi dari Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah:

  Pasal 2 Undang-undang Kepolisian Negara Republik Indonesia: Fungsi kepolisian adalah salah satu fungsi pemerintahan Negara di bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum,

  4 perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.

  B . Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang yang diuraikan penulis dalam hubungannya dalam skripsi, maka penulis mengemukakan masalah pokok yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

  1. Bagaimana Peran Kepolisian dalam penanganan Eksekusi Lahan?

  2. Faktor apakah yang menyebabkan terjadinya konflik antara pemilik lahan 4 dan aparat kepolisian?

  Soerjono Soekanto, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum. (Jakarta:

  3. Bagaimana pandangan hukum Islam terhadap peran kepolisian dalam penanganan eksekusi lahan?

  C . Deskripsi fokus dan fokus penelitian

  1. Deskripsi fokus penelitian

  Dari latar belakang diatas pada kesempatan ini penulis akan menjelaskan satu persatu definisi dari judul draft skripsi ini. Adapun istilah yang digunakan yaitu:

  a. Efektivitas : keaktifan, daya guna, adanya kesesuaian dalam suatu kegiatan

  5 orang yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju.

  b. Peran : Bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan

  c. Kepolisian : Segala hal ihwal yang berkaitan dengan fungsi dan lembaga polisi

  6

  sesuai dengan peraturan perundang-undangan

  d. Penanganan: Proses, cara, perbuatan menangani

  e. Eksekusi : Pelaksanaan terhadap putusan hakim baik keputusan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap maupun yang belum mempunyai kekuatan

  7 hukum tetap.

  2. Fokus penelitian

  Dalam penelitian, peneliti memfokuskan penelitiannya mengenai Efektivitas Peran Kepolisian Terhadap Penanganan Eksekusi Lahan Di Jalan Perintis Kemerdekaan Km.8 Makassar.

  5 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia untuk pelajar (Surabaya: Amelia Surabaya 2003), h. 129. 6 Undang-undang Kepolisian Negara Republik Indonesia, Ketentuan-ketentuan Pokok Kepolisian Negara Republik Indonesia (Jakarta: Redaksi Sinar Pustaka 2000), h.3. 7 Adapun Deskripsi Fokus dalam penelitian ini adalah untuk mengupayakan peran dari kepolisian untuk menangani kasus sengketa lahan yang terletak di Jalan Perintis Kemerdekaan Km. 8 Makassar. Dalam arti mengantisipasi konflik yang terjadi ditengah-tengah masyarakat.

  Seperti membentuk blokade massa, menjaga keamanan lokasi tempat eksekusi berlangsung.

D. Kajian Pustaka

  Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa literatur yang masih berkaitan dengan pembahasan yang dimaksud diantaranya adalah sebagai berikut:

  1. M. Yahya Harahap S.H. dalam bukunya Ruang Lingkup Permasalahan

  Eksekusi Bidang Perdata. Yang penulis tangkap dalam buku ini adalah

  eksekusi sebagai tindakan hukum yang dilakukan oleh pengadilan kepada pihak yang kalah dalam suatu perkara merupakan aturan dan tata cara lanjutan dari proses pemeriksaan perkara. Oleh karena itu, eksekusi tiada lain dari pada tindakan yang berkesinambungan dari keseluruhan proses hukum acara perdata. Sering orang berbicara tentang eksekusi, tetapi tidak tau secara tepat di dalam perundang-undangan mana hal itu di atur.

  Akibatnya, terjadilah tindakan cara-cara eksekusi yang menyimpang, oleh karena pejabat yang melaksanaakan tidak berpedoman pada ketentuan perundang-undangan. Demikian pula halnya dengan eksekusi yang ditinjau dari segi fungsi, bertujuan untuk membicarakan makna eksekusi secara umum, dan kapan tindakan eksekusi merupakan suatu keharusan.

  2. Ilham Bisri, S.H., M.Pd. Sistem Hukum Indonesia yang penulis tangkap dalam buku ini membahas tentang keluhan sebagian masyarakat tentang belum tersosialisasikannya pemahaman hukum secara komprehensif, salah satunya diakibatkan oleh sulitnya warga masyarakat memahami hukum yang berlaku di Negara ini dengan bahasa yang relatif mudah dicernah. Oleh karena itu Sebagai salah satu dimensi kehidupan bangsa Indonesia, hukum Indonesia adalah suatu kebutuhan mendasar yang di dambakan kehadirannya sebagai alat pengatur kehidupan, baik dalam kehidupan individual, kehidupan social, maupun kehidupan bernegara agar tercipta kesejahteraan bangsa.

  3. Prof. Dr. Soerjono Soekanto, S.H., M.A. dalam bukunya Faktor-Faktor

  yang Mempengaruhi Penegakan Hukum. penulis menguraikan wacana

  berikut: Seseorang yang mempunyai kedudukan tertentu, lazimnya dinamakan pemegang peranan (role occupant). Suatu hak sebenarnya merupakan wewenang untuk berbuat atau tidak berbuat , sedangkan kewajiban adalah beban atau tugas. Suatu peranan tertentu, dapat dijabarkan ke dalam unsur-unsur, sebagai berikut

  a. Peranan yang ideal (ideal role)

  b. Peranan yang seharusnya (expected role)

  c. Peranan yang dianggap diri-sendiri (perceived role)

  d. Peranan yang seharusnya di lakukan (actual role) Sudah tentu bahwa di dalam kenyataannya, peranan-peranan tadi berfungsi apabila seseorang berhubungan dengan pihak lain (di sebut role sector) atau dengan beberapa pihak (role set). Dengan demikian tidaklah mustahil, bahwa antara berbagai kedudukan dan peranan timbul konflik (status

  conflict dan conflict of role). Secara sosiologis, maka setiap penegak hukum tersebut mempunyai kedudukan (status) dan peranan (role).

  Kedudukan (social) merupakan posisi tertentu di dalam struktur kemasyarakatan, yang mungkin tinggi, sedang-sedang saja atau rendah.

  Kedudukan tersebut sebenarnya merupakan suatu wadah, yang isinya adalah hak-hak dan kewajiban-kewajiban tertentu.

  4. Soerjono Soekanto dalam bukunya Beberapa Permasalahan Hukum Dalam

  Kerangka Pembangunan Di Indonesia. yang penulis tangkap dalam buku ini

  perihal permasalahan hukum di Indonesia bahwa pembinaan hukum di artikan sebagai perkembangan hukum kearah pembentukan suatu tata hukum nasional, oleh karena setiap Negara yang merdeka dan berdaulat harus mempunyai suatu hukum nasional yang baik dalam bidang publik maupun perdata yang mencerminkan kepribadian jiwa maupun pandangan bangsa tersebut. Hal-hal yang menyangkut pembinaan suatu tata hukum nasional telah banyak menarik perhatian terutama di bidang keperdataan di mana berlaku macam kelompok-kelompok hukum, hal mana mendatangkan kesulitan-kesulitan yang tidak sedikit. Apabilah di telaah lebih lanjut, maka permasalahan yang menonjol adalah; a. Pembinaan hokum b. Permasalahan hukum sebagai alat untuk merubah masyarakat.