Modul METODE PENELITIAN SOSIAL - Bina Darma e-Journal

PERTEMUAN KE- 1
SILABUS
METODE PENELITIAN SOSIAL
PENDAHULUAN
 PENGERTIAN PENELITIAN
 JENIS-JENIS PENELITIAN
 TUJUAN DAN PERANAN PENELITIAN
 METODE DAN METODOLOGI PENELITIAN
 PROSES PENELITIAN ILMIAH
LANDASAN FILOSOFIS DAN TEORITIK METODOLOGI
PENELITIAN SOSIAL
 METODOLOGI PENELITIAN POSITIVISTIK (KUANTITATIF) DAN
KARAKTERISTIKNYA
 METODOLOGI PENELITIAN POST POSITIVISTIK/
PHENOMENOLOGY (KUALITATIF) DAN KARAKTERISTIKNYA
DESAIN DAN PROPOSAL PENELITIAN
a. PENGERTIAN&BENTUK DESIGN PENELITIAN
b. PENGERTIAN&BENTUK PROPOSAL PENELITIAN
c. PROPOSAL SKRIPSI
PENGGUNAAN TEORI DALAM PENELITIAN SOSIAL
a. HUBUNGAN ANTARA PARADIGMA,TEORI DAN METODOLOGI

b. STRUKTUR TEORI
TOPIK, MASALAH PENELITIAN, JUDUL, TUJUAN DAN
KEGUNAAN PENELITIAN SOSIAL
a. TOPIK DAN MASALAH PENELITIAN
b. JUDUL PENELITIAN
c. RUMUSAN MASALAH PENELITIAN
d. TUJUAN PENELITIAN
STUDI KEPUSTAKAAN
a. PENGERTIAN STUDI KEPUSTAKAAN
b. FUNGSI STUDI KEPUSTAKAAN
c. CARA MELAKUKAN STUDI KEPUSTAKAAN
d. LANDASAN TEORI/KERANGKA TEORI
e. KERANGKA FIKIR
f.

KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN DAN HIPOTESIS
PENELITIAN
a. KONSEP PENELITIAN
b. VARIABEL PENELITIAN
c. HIPOTESIS PENELITIAN

POPULASI PENELITIAN,SAMPEL/INFORMAN DAN TEHNIK
SAMPLING/INFORMAN
a. PENGERTIAN POPULASI-SAMPEL DAN SUBYEK-INFORMAN
b. ALASAN PEMILIHAN SAMPEL/INFORMAN
c. SYARAT DAN UKURAN SAMPEL/INFORMAN
d. TEHNIK-TEHNIK PENGAMBILAN SAMPEL/INFORMAN
METODE PENGUMPULAN DATA
a. PENGERTIAN DATA DAN JENISNYA
b. PENGUMPULAN DATA
PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS DATA
MENYUSUN RANCANGAN PENELITIAN

2

PERTEMUAN KE- 2 DAN 3
PENELITIAN SOSIAL (SOCIAL RESEARCH)
RISET berasal dari kata Re=kembali, Search=mencari.
RISET atau PENELITIAN adalah:
Kegiatan mencari ulang, mengungkapkan kembali gejala atau
kenyataan yang sudah ada untuk direkonstruksi guna

memperoleh kebenaran tentang sesuatu yang dipertanyakan
dalam riset (5 W+1H)dengan tujuan mendapatkan pengetahuan
baru.
Secara garis besar, kategori riset dapat dibedakan menjadi 2
kelompok keilmuan, yaitu:
A. Riset untuk ilmu-ilmu eksakta (ilmu pasti).
B. Riset untuk ilmu-ilmu sosial (rumpun ilmu humaniora).
Apa perbedaan keduanya:
Substansi
Sifat Objek

Ilmu Eksakta
Materi
Berwujud
Bisa dimanipulasi dan
direkayasa

Sifat Kebenaran

Absolut (relatif pasti)


Sifat Ukuran

Kuantitas

3

Ilmu Sosial
Manusia (Sifat dan
Perilaku)
Abstrak
Sulit atau bahkan tidak
mungkin dimanipulasi
dan direkayasa
Kebenaran ganda
(tergantung konteks)
Kualitas

PROSES BERFIKIR ILMIAH:
BERFIKIR INDUKTIF & DEDUKTIF


GAMBAR 1
KOMPONEN INFORMASI, KONTROL METODOLOGIS DAN TRANSFORMASI
INFORMASI DALAM PROSES ILMIAH

TAHAP 1: BERTEORI (Deduktif)
Peneliti berteori terhadap persoalan yang sedang dihadapi.
Misalnya: Peneliti melihat pertumbuhan jumlah kaki lima (ini
dilihat sebagai suatu gejala masalah pengangguran yang
kemudian akan menelusuri berbagai literatur yang ada, terutama
teori sosial dan ekonomi, kemudian mulai menjelaskan (berteori)
mengenai kaki lima tersebut)
TAHAP 2: BERHIPOTESIS
Peneliti diarahkan oleh produk berpikir deduktif untuk memberi
jawaban logis terhadap apa yang sedang menjadi pusat
perhatian dalam penelitian, dan akhirnya produk berpikir
deduktif menjadi jawaban sementara terhadap apa yang
dipertanyakan dalam penelitian dan menjadi perhatian itu.
Jawaban tersebut dinamakan hipotesis.
Hipotesis bukan jawaban final penelitian, akan tetapi merupakan

jawaban sementara tentang hubungan antara gejala-gejala yang

4

menjadi permasalahan dalam proses penelitian. Hipotesis
diajukan dalam bentuk dugaan kerja atau dugaan teoretis yang
merupakan dasar dalam menjelaskan kemungkinan adanya
hubungan tersebut.
TAHAP 3: PENYEDIAAN PERANGKAT PENELITIAN
Berupa : Metode Penelitian, yaitu sebuah proses yang terdiri dari:
 Rangkaian tata cara pengumpulan data;
 Diteruskan dengan merekam data di lapangan (hipotesis
diadili);
 Penerimaan atau penolakan hipotesis. Hipotesis penelitian
diterima berarti fakta "menolak" hipotesis, sedang apabila
"diterima" berarti sebaliknya.
TAHAP 4: PROSES ANALISIS INDUKTIF
 Simpulan-simpulan fakta atas hipotesis menjadi jawaban
"sebenarnya" pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti kali
ini. Namun belum berhenti sampai suatu proses ilmiah dari

penelitian tersebut.
 Karena setelah selesai mengumpulkan data dan pengujianpengujian hipotesis, peneliti harus melakukan serangkaian
proses analisis. Berarti peneliti berjalan dari hal-hal yang
khusus (fakta) menuju kepada hal-hal yang umum, yaitu teori
keilmuan yang merupakan sumber hipotesis dalam proses
ilmiah ini.
 Inilah
bobot
proses
dari
penelitian
dan
ilmu
pengetahuan yang sempurna, yang membuat keduanya
tak mungkin dipisahkan satu sama lain.
CONTOH KASUS AWAL PENELITIAN
 Masyarakat di beberapa kelurahan sekitar pembangunan
jembatan Surabaya-Madura merasa terganggu atas isu
penculikan anak untuk dijadikan tumbal pembangunan
jembatan tersebut. Banyak ibu-ibu yang bertanya-tanya

benarkah isu tersebut. Untuk menghindari risiko mereka
terpaksa meningkatkan perhatiannya terhadap anak-anak
mereka.
 Seorang gadis yang menyenangi seorang pemuda, juga
bertanya-tanya apakah pemuda tersebut juga menyukai
dirinya, atau mungkin pemuda itu telah memiliki pacar,
bahkan perlukah dia yang lebih dulu mengungkapkan isi hati
kepada pemuda pujaannya.
 Seorang sarjana ekonomi, ia selalu gagal memulai usaha
bisnisnya. Setiap memulai usaha selalu ada saja hambatannya,
begitu pula modal yang ada selalu saja habis, akhirya berkali-

5

kali ia memindahkan usahanya dari satu tempat ke tempat
lain, dari satu usaha ke usaha lainnya. la kemudian bertanyatanya, mungkinkah ia tidak memiliki bakat berwiraswasta, atau
secara magis ia dihalang-halangi oleh kekuatan tertentu dalam
menjalankan usahanya.

SIKAP PEMBUKTIAN PENELITIAN

 Ibu-ibu akan mengambil jalan pintas dalam pembuktiannya
dengan cukup hanya mendatangi dukun, dan bertanya apakah
benar peristiwa itu benar-benar terjadi di sekelilingnya.
 Sang gadis, ia dapat menggunakan seseorang untuk
mengetahui keadaan sebenarnya dari sang pemuda. Dicarilah
teman dekat pemuda itu dan darinya ia mengorek banyak
informasi mengenai pemuda yang ditaksir itu, ia pun dapat
memperoleh jawaban dari informasi tersebut.
 Sarjana ekonomi yang gagal berusaha, ia menginginkan caracara yang lebih masuk akal untuk menjawab persoalannya.
Sebagai sarjana dia menginginkan cara-cara pembuktian yang
ilmiah sehingga dia menggunakan cara yang kompleks. la
kemudian menggunakan metode evaluasi diri untuk mengukur
kemampuan dirinya, kemudian ia memulai menghimpun
berbagai informasi mengenai berbagai peluang-peluang usaha
untuk memulai usaha baru, ia pun mulai mengamati
lingkungan masyarakat untuk menganalisis kemungkinan
membuka usaha di tempat itu. Langkah ini belum pernah
dilakukan sebelumnya, sejak ia memulai usaha yang lama
sampai ia berkali-kali gagal. Akhirnya ia memutuskan
menggunakan metode penelitian iimiah untuk membuktikan

dan menjawab rasa ingin tahunya.
KESIMPULANNYA:
 Semua orang telah melakukan penelitian. Penelitian tidak
dilakukan oleh kalangan-kalangan ilmuwan saja, tetapi juga
sering dilakukan oleh kalangan awam. Kita tinggal
membatasinya, tingkat penelitian mana yang dilakukan oleh
kalangan awam dan tingkat penelitian mana yang pula
dilakukan oleh kalangan ilmuwan
KALANGAN ILMUWAN= Penggunaan cara-cara ilmiah dalam
sebuah aktivitas menjawab rasa ingin tahu, tidak saja
memerhatikan kebenaran ilmiah (scientific truth) , akan tetapi
juga
mempertimbangkan
cara-cara
untuk
memperoleh

6

kebenaran ilmiah itu, cara itu adalah penelitian ilmiah (scientifk

research) atau disebut dengan metode penelitian

PERSPEKTIF/PARADIGMA/PENDEKATAN
DALAM PENELITIAN SOSIAL
1.

2.

Positivist (Deduktif-Umum Khusus): Mencari fakta atau
sebab musabab gejala sosial dengan tidak memperhatikan
keadaan subjek individu, bertolak dari hal yang umum (teori,
hukum, dalil).
Post-Positivist (Induktif-Khusus Umum): Memahami
perilaku manusia dari kerangka berfikir pelaku, bertolak dari
hal yang khusus, kenyataan tertentu, fenomena tertentu

Apa Perbedaan Keduanya?
No

Substans
i

1.

Konsep/
Teori

Positivist/Kuantitatif
Sangat penting sebagai landasan
perumusan hipotesis (teori, hukum,
dalil, model).
Variabel dan hipotesis suatu
kemutlakan
Uji teori (hipotesis)

2.

Data/
Informasi

Didominasi data angka dan
sesuatunya cenderung dikuantifikasi

3.

Format
Proposal
Kerangka
Pikir

Kaku, rigit dan sangat ketat

Metode
Riset

Kuantitatif (sebutkan secara khusus)

4.

5.

Lebih menunjukkan hubungan antar
variabel (XYZ)

7

PostPositivist/
Kualitatif
Tidak terlalu
penting, pijakan
awal
pemahaman
Tidak mengenal
istilah variabel
dan hipotesis
Merumuskan
teori melalui
proposisi
Dominan data
verbal (teks,
wawancara).
Angka hanya
untuk
penyebutan
Fleksibel dan
tentatif
Lebih
menunjukkan
kronologis
fakta/fenomena
yang disertai
konsep/teori/
model untuk
memahaminya
Kualitatif
(sebutkan
secara khusus)

Instrumen
Pengump
ulan Data

Angket yang sudah didesain sesuai
variabel dan manipulasi indikator
(utama)

Informasi tambahan diperoleh melalui
dokumen, wawancara dan observasi

Penjabara
n Masalah
Penyajian
data

Pembaha
san
(Analisis
dan
interpreta
si)

Definisi Konseptual
Definisi Operasional
Variabel Penelitian
Indikator
Tabulasi angka (table sheet)

Menggunakan bantuan statistik sesuai
dengan karakter masalah, jenis dan
skala data.
Uraian singkat tentang arti hasil
perhitungan dan
mengkomparasikannya dengan teori.

Peneliti
dilengkapi
guide interview
untuk
melakukan
wawancara
mendalam
Observasi dan
penilaian
subyek
(informan)
penelitian
terhadap
fenomena/fakta
tertentu.
Fokus
Penelitian
Dimensi yang
dikaji
Tabulasi teks
(verbal hasil
wawancara,
observasi dan
pengakuan
subyek)
Double
heurmenetic
(penyampaian
prolog emic/
meaning;
kupasan prolog
etic dan perang
tanding data
dengan teori
untuk ‘value
loaden data’ è
proposisi

LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN SOSIAL SECARA UMUM
1. Mencari data dan sumber informasi awal melalui (studi
pustaka dan pra-riset)
2. Identifikasi dan perumusan masalah awal
3. Penyusunan rancangan penelitian:
 Penentuan Topik; Latar Belakang; Rumusan Masalah;
Tujuan dan Kegunaan
 Kajian Pustaka dan Kerangka Pikir
 Metode Penelitian yang senafas dengan kajian
 Menentukan Jadual Riset

8

Menentukan sumberdaya yang diperlukan untuk
pelaksanaan riset
4. Observasi untuk memperoleh data empiris
5. Penyajian dan Analisis data
6. Pembuatan laporan penelitian


PERTEMUAN KE- 4 dan 5
PENDEKATAN POSITIVISTIK : LANDASAN FILOSOFIS
METODE KUANTITATIF
1. Metodologi penelitian kuantitatif + teknik statistiknya (abad
ke-18, Aguste Comte- abad ini). Didukung teknologi komputer,
berkembang teknik-teknik analisis statistik yang mendukung
pengembangan penelitian kuantitatif.
2. Metodologi penelitian kuantitatif statistik menjadi lebih
bergengsi,
lebih-lebih
sejumlah
kenyataan
calon
ilmuwan+mahasiswa menggunakan metodologi kualitatif,
alasan dan bukti menunjukkan ketidakmampuan para
mahasiswa mmenguasai teknik-teknik analisis statistik
3. Positivisme mengembangkan metodologi ke dalam logika
matematik; dan dikembangkan lebih jauh lagi dalam logika
induktif, yaitu: ilmu itu bergerak naik dari fakta-fakta khusus
fenomenal ke generalisasi teoretik.

9

PENELITIAN KUANTITATIF (PENGERTIAN)
 Metode penelitian yang mengejar sesuatu yang terukur,
teramati, yang menggunakan logika matematik, dan
membuat generalisasi atas rerata; mengakomodasi deskripsi
verbal menggantikan angka, atau menggabungkan olahan
statistik dengan olahan verbal dengan pola pikir tetap
kuantitatif.
CIRI-CIRI METODOLOGI PENELITIAN KUANTITATIF :
1. Mengejar hal yang terukur, teramati
2. Generalisasi atas rerata keragaman individual atau rerata
frekuensi
3. Rancangan penelitian yang menspesifikkan obyeknya secara
eksplisit dieliminasikan dari obyek-obyek lain yang tidak
diteliti.
4. Tata fikir logik, yaitu: korelasi, kausalitas, dan interaktif
TAHAPAN
METODOLOGI
PENELITIAN
KUANTITATIF
(DIRANCANG SEBELUM TERJUN KE LAPANGAN)
1. Penetapan obyek studi yang spesifik, dieliminasikan dari
totalitas atau konteks besarnya; sehingga eksplisit jelas obyek
studinya.
2. Disusun kerangka teori sesuai dengan obyek studi spesifiknya.
3. Dari situ ditelorkan hipotesis atau problematik penelitian,
instrumentasi pengumpulan data, dan teknik sampling serta
teknik analisisnya;
4. Juga rancangan metodologik lain, seperti: penetapan batas
signifikansi, teknik-teknik penyesuaian bila ada kekurangan
atau kekeliruan dalam hal data, administrasi, analisis, dan
semacamnya.
PROSES PENELITIAN KUANTITATIF

Proses penelitian = kerangka kerja peneliti yang dimulai dari
masalah sampai laporan penelitian.
Proses-prosesnya:
1. Mengeksplorasi, perumusan, dan penentuan masalah yang
akan diteliti.
2. Mendesain model penelitian dan parameter penelitian.
3. Mendesain instrumen pengumpulan data penelitian.
4. Melakukan pengumpulan data penelitian.

10

5. Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian.
6. Mendesain laporan hasil penelitian.
TOPIK-TOPIK YANG MENGGUNAKAN METODE PENELITIAN
KUANTITATIF
1. Pengaruh Mutasi Terhadap Semangat Kerja PNS BKD Kab.
OKU;
2. Hubungan Kualitas Sumberdaya Aparatur dengan Kinerja
Aparatur (Studi tentang Pelayanan Bidang Kependudukan di
Kec. Baturaja Timur);
3. Pengaruh Pelatihan MSDM terhadap Produktivitas Karyawan
PT. Telkom Cabang Baturaja;
4. Tingkat Kepuasan Masyarakat (Studi Tentang Tanggapan
Pelanggan Di Kec. Peninjauan Terhadap Mutu Pelayanan PT.
PLN Ranting Baturaja)
PENDEKATAN POSTPOSITIVISTIK :
LANDASAN FILOSOFIS METODE KUALITATIF
PENELITIAN KUALITATIF (PENGERTIAN)
Menurut Bogdan&Taylor,1975
 Proses
penelitian
yang
bertujuan
mengumpulkan,
mendeskrisikan, menganalisis data deskriptif berupa: tulisan,
ungkapan dan prilaku manusia yang diamati;
 Tidak bertujuan menguji teori/hipotesis, namun menyusun,
mengembangkan
teori/hipotesis dan mendeskripsikan
kenyataan sosial;
 Mengumpulkan, menganalisis bukti empirik (data) secara
sistematik untuk memahami dan menjelaskan kehidupan
sosial yang dikaji secara mendalam;
 Data yang dikumpulkan yang berupa angka, melainkan katakata, kalimat, ungkapan panjang (walau data numerik tidak
diharamkan), dan;
 Fokus: Subjective meaning, makna-makna, simbol, deskripsi
kasus khusus atas berbagai kehidup sosial.
CIRI-CIRI METODOLOGI PENELITIAN KUALITATIF
Menurut Newman (1996)
 Mengutamakan konteks sosial, di mana tindakan sosial itu
terjadi, setting alamiah dan kerangka pikir subjek (contoh:
kawin lari di Lampung, sambung ayam di Bali)
 Pendekatan studi kasus: kumpulkan sejumlah besar
informasi pada beberapa (sejumlah kecil) kasus, masuk ke

11






dalam, mendetail untuk temukan pola, tindakan, sikap orangorang dalam konteks sosial secara utuh.
Mengutamakan integritas peneliti: hubungan dekat
dengan subjek tidak terjebak pada subjektivitas.
Membangun teori dr data: berangkat dr masalah
penelitian,bukan teori
Mencermati proses : Mengamati proses, urutan peristiwa
dari kasus yang diteliti untuk lihat perkembangan kasus terus
menerus (waktu agak lama).
Intepretasi kaya dan mendalam, mulai dari:
a) The first interpretation menginterpretasikan data
dengan cara menemukan bagaimana orang-orang yang
diteliti memberi makna atas dunia mereka sendiri;
b) The second interpretation, peneliti mengkonstruksikan
makna tadi dalam kaitannya dengan makna lain sesuai
konteksnya;
c) The third interpretation, Peneliti bergerak lebih jauh,
yaitu menghubungkan interpretasi tahap-tahap dengan
teori umum (general theory).

TAHAPAN METODOLOGI PENEL KUALITATIF
Menurut Lincoln dan Guba;
1. NATURAL SETTING, Dimulai dengan menetapkan masalah
dan tujuan penelitian, kemudian tetapkan setting alamiahnya;
2. HUMAN INSTRUMENT, Manusia peneliti utama untuk atasi
situasi tidak terduga, karena: a) punya kepekaan untuk
interaksi, adaptasi dengan lingkungan; b) mampu menangkap
sesuatu secara utuh; c) mampu memproses data secara
cepat; d) mampu merespon hal-hal unik/tidak lazim; e)
Menggunakan keterampilan untuk pahami latar sosial;
3. QUALITATIVE
METHODS
&
TACIT
KNOWLEDGE,
Menggunakan metode kualitatif dengan manusia sebagai
intrumen, untuk mengungkap pengetahuan tak terkatakan/
tersembunyi agar dapat diinterpretasikan, diberi makna dan
dikomunikasikan dengan orang lain;
4. PURPOSIVE SAMPLING, Untuk mengungkap dan interpretasi
tacit knowledge, menggunakan sampel yang bertujuan untuk
dapat informasi sebanyak-banyak sesuai dengan konteks
untuk tujuan penyusun teori (beberapa teknik sampel dan key
informan);
5. EMERGENT DESIGN, Desain bersifat sementara, karena
makna ditentukan konteks, eksistensi realitas ganda yang
bisa hambat desain atas 1 konstruksi peneliti (pembentukan

12

6.

7.
8.

9.

makna bersama hanya dapat dilakukan setelah dilihat jelas
dan dihayati bersama);
INDUKTIVE DATA ANALYSIS, Dianalisis secara induktif
untuk temukan kategori inti dengan prosesnya; a) Unitizingdata mentah ditransformasikan dalam unit-unit sehingga
dapat memberikan deskripsi yang tepat tentang karakteristik
isi fenomena; b) Categorizing-data di atas diorganisasikan
dalam kategori-kategori dalam latar/konteks di mana data itu
berasal;
GROUNDED THEORI, Menyusun teori dari dasar, yang
bersumber dari data;
KEABSAHAN DATA, Untuk mendapatkan generalisasi
dengan
melakukan:
cridibility
(triangulasi,
ketekunan
pengamatan, kaji kasus negatif), transferability (uraian
cermat, dalam, kesamaan etic-emic), dependability (proses
audit), confirmability (konfirmasi dengan pihak ketiga, pakar,
teori), dan;
LAPORAN HASIL PENELITIAN.

TOPIK-TOPIK YANG MENGGUNAKAN METODE PENELITIAN
KUALITATIF
1. IMPLEMENTASI PELAKSANAAN PROGRAM RASKIN DI
KEC GADINGREJO TAHUN 2005
2. FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT PENGGUNAAN SIAKAD
ONLINE DALAM PEMBERIAN LAYANAN AKADEMIK PADA
MAHASISWA DI UNILA TA. 2000-2002
3. KEBIJAKAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PEMKOT
BANDAR LAMPUNG TA.2004 (STUDI IMPLEMENTASI
PROGRAM TERPADU PENINGKATAN PERAN PEREMPUAN
MENUJU KELUARGA SEJAHTERA)
Catatan: Buat topik-topik/judul-judul berkaitan dengan
pendekatan kualitatif
PERBEDAAN POSITIVIS DAN POST POSITIVIS
UNSUR
POLA PIKIR
PENDEKATAN
PENELITIAN
JENIS PENELITIAN
SAMPEL

POSITIVIS/
KUANTITATIF
Deduktif : bertolak dari
hal
umum
(teori,
hukum,dalil)
Kuantitatif, uji hipotesis,
teori
Deskriptif dan eksplanasi
Representatif
terhadap
populasinya
(random,
stratifikasi, cluster)

13

POST/KUALITATIF
Induktif : bertolak dari
hal khusus (kenyataan,
fenomena tt)
Kualitatif, tidak harus
ada hipotesis
Deskriptif,
historis,
grounded research
Representatif
thd
makna
obyek
(purposive,
theoritik,

PENGUMPULAN DATA

ANALISA DATA

DIMENSI
DIGUNAKAN

YANG

LEVEL ABSTRAKSI

PENEKANAN
GEJALA
YANG DITELITI
PROSES ANALISIS
KETERLIBATAN
PENELITI

Prioritas
kuesioner,
ditunjang
interview,observasi,lebih
cepat
dalam
pengumpulan data
Menggunakan
statistik
parametik
dan
non
parametik
Etik,
pemahaman
si
peneliti,
kesimpulan
mengarah ke makro
Menjawab “what” sampai
pada
inference
(kesimpulan)
dan
generalisasi
Menekankan produk/hasil
Proses analisis dimulai stl
data telah terkumpul
Non partipan

snowball, saturated)
Prioritas
observasi,
ditunjang
interview,
kuesioner, lebih lama
dalam
pengambilan
keputusan
Tidak
menggunakan
statistik
parametik,
mendeskripsikan
(proporsi, persentase,
rata-rata)
Emik, pemahaman dari
yang
diteliti
dan
peneliti,
kesimpulan
mengarah ke mikro
Menjawab
“Why”
sampai pada isi/uraian
dan
reduksi
(mereduksi, sintesa)
Menekankan
pada
proses
Proses Analisis dimulai
sejak
peneliti
mengamati data
Terlibat, ikut mewarnai
kondisi

PERTEMUAN KE- 6
== K U I S ==

14

PERTEMUAN 7 DAN 8
UNSUR-UNSUR PENELITIAN ILMIAH
KONSEP
 UNSUR
PENELITIAN
YANG
TERPENTING
DAN
MERUPAKAN DEFINISI YANG DIPAKAI PENELITI UNTUK
MENGGAMBARKAN
SECARA
ABSTRAK
FENOMENA
SOSIAL
Contoh:
 Menggambarkan pencurian, pemerkosaan, pembunuhan
dengan konsep KRIMINALITAS;
 Mengonsepsi perilaku salah prosedur dalam birokrasi sebagai
kategori dari fenomena penyalahgunaan wewenang;
 Kebiasaan membolos kerja sebagai kategori dari fenomena
ketidakdisiplinan;
 Kebiasaan melakukan pencatatan terhadap pengeluaran
aliran keuangan perusahaan sebagai kategori manajemen
keuangan perusahaan yang baik.
PROPOSISI
 PERNYATAAN TENTANG SIFAT DARI REALITAS YANG
DAPAT DIUJI KEBENARANNYA (BIASANYA BERUPA
PERNYATAAN TENTANG HUBUNGAN 2 KONSEP /LEBIH)
Contoh:
Penerimaan Kontrasepsi modern oleh suami istri di pedesaan
dipengaruhi oleh persepsi mereka tentang nilai ekonomis anak
TEORI
 RANGKAIAN LOGIS DARI SATU PROPOSISI/LEBIH YANG
MENYATAKAN
HUBUNGAN
SISTEMATIS
ANTARA
FENOMENA SOSIAL YANG HENDAK DITELITI
VARIABEL
 KONSEP YANG MEMILIKI VARIASI NILAI, KONGKRIT DAN
OPERASIONAL

15

Contoh:
 Fenomena jenis kelamin manusia. Kalau dikelompokkan
hanya ada dua jenis kelamin, yaitu manusia laki-laki dan
manusia perempuan.
 Tingkat Pendidikan, Status Keluarga.

JUDUL PENELITIAN:
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT HARGA DASAR MINYAK
TERHADAP TINGKAT HARGA SEMBAKO
VARIABEL :Tingkat harga dasar minyak dan
VARIABEL: Tingkat harga Sembako
HIPOTESIS
 KESIMPULAN
SEMENTARA/PROPOSISI
TENTATIF
TENTANG HUBUNGAN ANTARA 2 VARIABEL/LEBIH
Contoh:
 Tingkat penggunaan Kontrasepsi modern oleh suami istri di
pedesaan dipengaruhi oleh persepsi mereka tentang nilai
ekonomis anak;
 Semakin Positif persepsi suami istri pedesaan tentang nilai
ekonomis anak semakin tinggi penggunaan kontrasepsi oleh
mereka;
 Ada hubungan positif antara tingkat harga dasar minyak
dengan tingkat harga sembako, dan;
 Naiknya harga dasar minyak akan diikuti oleh naiknya harga
sembako.

DEFINISI OPERASIONAL
 PENGUKURAN
DARI
SUATU
PARAMETER/INDIKATOR
Contoh:
 KONSEP STATUS SOSIAL EKONOMI
Variabel (Operasionalisasi
Konsep)
Berbagai
penghasilan
seseorang
Semua kekayaan material
seseorang
Kedudukan
seseorang

VARIABEL

MELALUI

Indikator






16

Penghasilan tetap sebulan
Penghasilan tidak tetap sebulan
Harta carian
Harta bawaan
Kedudukan formal

dimasyarakat



Kedudukan informal

 HUBUNGAN ANTARA TINGKAT HARGA DASAR MINYAK
TERHADAP TINGKAT HARGA SEMBAKO
VARIABEL
TINGKAT
HARGA
OPERASIONALISASINYA:
 Isu politik
 Harga minyak internasional
 Kepentingan dalam negeri
 Tekanan dalam negeri
VARIABEL
TINGKAT
OPERASIONALISASINYA:
 Prilaku spekulan
 Prilaku konsumen
 Kondisi pasar

DASAR

HARGA

MINYAK,

SEMBAKO,

PEMILIHAN DAN PERUMUSAN MASALAH
PENELITIAN
MASALAH PENELITIAN:
 KETIDAKSERASIAN/KESENJANGAN
ANTARA
KEADAAN
SEHARUSNYA (DAS SOLLEN) DAN KEADAAN SENYATANYA
(DAS SEIN) SEHINGGA MENIMBULKAN KETIDAKPUASAN,
KEINGINTAHUAN
 KONTRADIKSI DATA EMPIRIS, PENGALAMAN ,KONSEP/
TEORI, KEBUDAYAAN,PERATURAN/KEBIJAKAN DAN
UNSUR-UNSUR LAINNYA.
SUMBER MASALAH PENELITIAN:
 Pengamatan terhadap alam sekitar (lingkungan)
 Kegiatan manusia yang didorong oleh rasa ingin tahu.
 Membaca referensi dan sumber informasi lain (buku, koran,
majalah, jurnal dll).
 Dorongan dalam diri yang memunculkan intuisi.
 Yang penting adalah eksplorasi :
1. Seseorang dapat menemukan topik penelitian ketika di
kamar tidurnya, atau sehabis bangun tidur, atau pada
saat minum kopi di pagi hari;

17

2. Dari
pengalaman
berinteraksi
dengan
anggota
masyarakat, di mana saja dan kapan saja;
3. Semakin banyak orang membaca (iqra) lingkungannya,
semakin banyak dan mudah pula dia menemukan topiktopik penelitian. Lingkungan sebenarnya memberi
peluang yang amat sangat luas bagi kegiatan eksplorasi
ini. Lingkungan adalah sumber aspirasi manusia untuk
berkarya,
dan
dari
lingkungannyalah
seseorang
menemukan dirinya;
4. Dalam aktivitas formal eksplorasi sumber topik dan
masalah penelitian dapat dilakukan terhadap berbagai
lembaga riset yang ada di perguruan tinggi, instansi
swasta maupun instansi pemerintah;
5. Selain itu pula, topik-topik penelitian dapat dieksplorasi
dari berbagai diskusi dengan orang-orang tertentu,
seperti calon sponsor, calon konsultan atau calon
pembimbing2, atau juga dengan calon promo tor atau
copromotor, dan;
6. Dapat juga berdiskusi dengan teman sejawat atau teman
mahasiswa seangkatan.
PERTIMBANGAN DALAM MEMILIH MASALAH
1. Pertimbangan Objektif
Didasari
kualitas
masalah
dikonseptualisasikan.

dan

dapatnya

masalah

Ciri-Ciri Kualitas Masalah:
(1) Nilai penemuan yang tinggi
(2) Dirasakan kebanyakan orang adanya masalah
(3) Bukan replikasi (pengulangan),
(4) Memiliki referensi teoretis yang jelas,
Ciri-Ciri
Masalah
dapat
dikonseptualisikan
apabila
masalah tersebut dapat menjawab pertanyaan di bawah
ini:
1. Apakah masalah itu memiliki batasan-batasan yang jelas;
2. Bagaimana bobot dimensi operasional dari masalah itu;
3. Apakah masalah penelitian itu dapat dihipotesiskan
seandainya diuji nanti;
4. Apakah masalah penelitian memiliki sumber data yang jelas
seandainya diteliti;
5. Apakah masalah itu dapat ukur sehingga dapat didesain alat
ukur yang jelas;

18

6. Apakah masalah itu memberi peluang peneliti menggunakan
alat analisis statistik yang jelas apabila diuji nanti.
2. Pertimbangan Subjektif
Berkisar kredibilitas peneliti (calon peneliti) terbadap apa yang
akan ditelitinya yaitu:
1. Sesuai minat peneliti;
2. Sesuai keahlian dan disiplin ilmu peneliti;
3. Peneliti memiliki kemampuan penguasaan teoretis;
4. Cukup banyak hasil-hasil penelitian sebelumnya;
5. Cukup waktu;
6. Biaya yang tersedia, dan;
7. Alasan-alasan
politik
dan
situasional
masyarakat
(pemerintah).
CONTOH MASALAH PENELITIAN:
JUDUL PENELITIAN :
Responsivitas Perusahaan Daerah Air Minum Kota
Baturaja
dalam
Meningkatkan
Kualitas
Pelayanan
Pengadaan Air Bersih bagi Pelanggan tahun 2009-2010.
Realitas sosial Buruknya Pelayanan (PDAM):
 Air tidak rutin keluar;
 Air berbau dan berwarna;
 Pembayaran rutin dilakukan;
 Media pengaduan tidak jalan;
 Proses rumit;
 kompetensi petugas rendah;
 Konflik masyarakat dan PDAM;
 UU Konsumerisme.
Realitas sosial ketidakdisiplinan birokrat
 Sering bolos;
 Datang terlambat, pulang cepat;
 Media kontrol tidak jalan;
 Sanksi tidak tegas;
 Keluar saat jam kerja (pasar, mall, berkunjung ke instansi lain);
 Keluhan masyarakat akan pelayanan birokrat lamban, tidak
ada ditempat.
Realitas Penganggaran bias Gender (APBD)
 Penyusunan RASK/SKPD tidak didasari kepentingan perempuan
dan laki-laki;
 Perspektif/pemahaman keliru terhadap peran dan posisi
perempuan;

19

 Tidak
dijalankannya
pengarusutamaan
jender
(Inpres
No.9/2000);
 Tim panang legislatif dan eksekutif didominasi laki-laki;
 Konflik internal legislatif dan eksekutif;

JUDUL PENELITIAN
JUDUL PENELITIAN
 Identitas atau cermin jiwa penelitian.
 Wujudnya merupakan kalimat pernyataan bukan kalimat
pertanyaan; kata-katanya konkrit bukan kata-kata umum.
 Jelas (tidak kabur); singkat (tidak bertele-tele); deskriptif
(berkaitan/runtut); tidak terlalu puitis/bombastis; dan dibuat
semenarik mungkin; informatif.
FUNGSI UTAMA JUDUL PENELITIAN
 Bagi peneliti: kompas dalam melakukan penelitian
(penentu data yang diperlukan, sumber, instrumen dan
teknik pengumpulan data) dan menyusul laporan riset
(pengolahan, penyajian data, dan analis data).
 Bagi pembaca: memberikan informasi singkat tentang
obyek/substansi telaah, wilayah dan metode riset.
DASAR PERUMUSAN JUDUL PENELITIAN:
 Mengetahui status sesuatu.
Contoh: Tanggapan masyarakat tentang pelaksanaan
Otonomi Daerah bagi peningkatan kualitas layanan publik.
 Membandingkan dua fenomena atau lebih.
Contoh: mekanisme penyusunan APBD Berdasarkan Perda
dan Kepmendagri
 Mengetahui hubungan atau pengaruh dua fenomena atau
lebih.
Contoh:
Hubungan
antara
Diklat
Pegawai
dengan
Kemampuan Aparatur Publik.
UNSUR-UNSUR JUDUL PENELITIAN
 Sifat dan jenis penelitian.
 Objek telaah/substansi yang diteliti.
 Subjek penelitian.
 Lokasi.
 Tahun/waktu terjadinya pristiwa.
CONTOH :

20

Responsivitas Perusahaan Daerah Air Minum Kota
Baturaja
dalam
Meningkatkan
Kualitas
Pelayanan
Pengadaan Air Bersih bagi Pelanggan tahun 2009-2010.
 Kualitatif : Sifat/Jenis Penelitian.
 Responsivitas: Objek telaah.
 PDAM Baturaja: Subjek penelitian.
 Pelanggan: Subjek penelitian
 PDAM Baturaja OKU: Lokasi penelitian.
 Tahun 2009-2010: Rentang waktu kejadian yang diteliti.
Hubungan antara Diklat Pegawai dengan Kemampuan
Aparatur Publik di Pemkab OKU Tahun 2010
 Kuantitatif : Sifat/Jenis Penelitian.
 Diklat dan Kemampuan aparatur: Objek telaah.
 Pegawai: Subjek penelitian.
 Pemkab OKU: Lokasi penelitian.
 Tahun 2010: Rentang waktu kejadian yang diteliti.
TUGAS:
1. Buat/angkat 5 macam realitas sosial tertentu.
2. Dari 5 realitas tadi, buat judulnya masing-masing.
3. Buat perumusan masalah masing-masing.
4. Buat tujuan masing.

PERUMUSAN MASALAH
PERUMUSAN MASALAH :
 Pernyataan masalah (statement of problem), yaitu pernyataan
singkat tentang masalah yang akan diteliti.
CARA MERUMUSKAN MASALAH:
 Dinyatakan dalam bentuk pertanyaan (kalimat tanya: apa,
mengapa, bagaimana, seberapa besar, adakah).
 Singkat (padat) dan jelas (informatif).
 Memiliki
implikasi
tentang
ketersediaan data
untuk
memecahkan masalah.
 Merupakan dasar penentuan hipotesis.
TUJUAN PERUMUSAN MASALAH:
 Dasar pemecahan masalah riset sebelumnya dan dasar riset
selanjutnya
 Mencari sesuatu untuk memuaskan hasrat akademis
seseorang (kelompok).
 Mencari pengetahuan tentang hal-hal baru.
 Memenuhi tuntutan sosial dan lingkungan.
 Menyediakan sesuatu yang bermanfaat.

21

CONTOH:

Bagaimanakah Responsivitas Perusahaan Daerah Air
Baturaja Kab. OKU dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan
Pengadaan Air Bersih bagi Pelanggan tahun 2009-2010?


Apakah ada Hubungan antara Diklat Pegawai dengan
Kemampuan Aparatur Publik di Kantor Pemberdayaan
Masyarakat Desa (PMD) Kab. OKU Tahun 2009.



Seberapa Besar Hubungan antara Diklat Pegawai dengan
Kemampuan Aparatur Publik di Kantor Pemberdayaan
Masyarakat Desa (PMD) Kab. OKU Tahun 2009.

TUJUAN PENELITIAN
TUJUAN PENELITIAN
 Berkaitan dengan rumusan masalah penelitian.
 Rumusan kalimat yang menunjukkan adanya sesuatu hal yang
diperoleh setelah penelitian selesai.
 Jawaban yang dikehendaki atas rumusan masalah.
SIFAT YANG HARUS DIPENUHI TUJUAN PENELITIAN
(RUMUSAN TUJUAN RISET YANG BAIK):
 Spesifik
 Terbatas
 Dapat diukur
 Dapat diperiksa dengan melihat hasil penelitian.
CONTOH
 Untuk menjelaskan bentuk hubungan antara diklat dengan
kemampuan aparatur publik.
 Untuk menemukan besarnya pengaruh diklat terhadap
kinerja aparatur publik.
 Untuk mendeskripsikan dan menganalisis Responsivitas
Perusahaan Daerah Air Minum Way Rilau Kota Bandar
Lampung dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Pengadaan
Air Bersih bagi Pelanggan

22

PERTEMUAN KE- 9
== MID TEST ==

23

PERTEMUAN KE- 10 DAN 11
STUDI KEPUSTAKAAN
(PENELUSURAN PUSTAKA, LANDASAN TEORITIS &
KERANGKA PIKIR PENELITIAN)
A. STUDI KEPUSTAKAAN
PENGERTIAN STUDI KEPUSTAKAAN/PENELUSURAN
PUSTAKA
 Kegiatan melakukan ‘penelusuran kepustakaan dan
menelaahnya’. Karenanya seorang peneliti yang mendalami,
mencermati, menelaah, dan mengidentifikasi pengetahuan
yang ada dalam kepustakaan (sumber bacaan, buku-buku
referensi atau hasil penelitian lain) untuk menunjang
penelitiannya disebut mengkaji bahan pustaka
KRITERIA STUDI KEPUSTAKAAN YANG BAIK :
1. Relevansi : kecocokan antara hal-hal (variabel-variabel) yang
diteliti dengan teori-teori yang dikemukakan.
2. Kelengkapan : banyaknya kepustakaan yang dibaca.
3. Kemutakhiran : berkenaan dengan dimensi waktu (baru
atau lama) kepustakaan yang digunakan. Makin baru
kepustakaan yang digunakan, makin mutakhir kepustakaan
tersebut, makin baik studi kepustakaan.
FUNGSI STUDI KEPUSTAKAAN
1. Untuk mempertajam permasalahan, artinya dengan adanya
studi kepustakaan itu, maka permasalahan yang dikemukan
akan semakin jelas arah dan bentuknya.
2. Untuk mencari dukungan fakta, informasi atau teori-teori
dalam menentukan landasan teori atau kerangka berpikir atau
alasan bagi penelitiannya.
3. Untuk mengetahui dengan pasti apakah permasalahan yang
dipilih belum pernah diteliti ataukah sudah pernah diteliti oleh
peneliti-peneliti terdahulu.
4. Untuk mengetahui, apakah terdapat masalah-masalah lain
yang mungkin lebih menarik dari masalah yang sedang
diteliti.
5. Untuk memperlancar penyelesaian penelitian.
6. Untuk mengetahui kekurangan-kekurangan yang mungkin
ada.
MANFAAT STUDI KEPUSTAKAAN

24

1. Menggali teori-teori dasar dan konsep yang telah ditemukan
oleh para ahli terdahulu;
2. Mengikuti perkembangan penelitian dalam bidang yang akan
diteliti;
3. Memperoleh orientasi yang lebih luas mengenai topik yang
dipilih (mempertajam masalah /mengetahui apakah ada
permasalahan yang lebih menarik) ;
4. Memanfaatkan data sekunder;
5. Menghindarkan duplikasi penelitian(permasalahan pernah
diteliti sebelumnya);
6. Manfaat lain yang cukup penting adalah ‘dapat mempelajari
bagaimana cara mengungkapkan buah pikiran secara
sistematis, kritis dan ekonomis’.
CARA MELAKUKAN STUDI KEPUSTAKAAN
1. Mengetahui jenis pustaka, yang dibutuhkan yaitu:
a. berdasarkan bentuk pustaka, dibedakan atas:
(i) sumber tertulis, seperti buku-buku pengetahuan, surat kabar,
majalah, dan lain-lain.
(ii) sumber tidak tertulis, seperti film, slide, manuskrip, relief, dan
sebagainya,
b. berdasarkan isi pustaka, dibedakan atas:
1. sumber
primer,
merupakan
sumber
bahan
yang
dikemukakan sendiri oleh orang/pihak pada waktu
terjadinya peristiwa/mengalami peristiwa itu sendiri,
seperti buku harian, notulen rapat, dan sebagainya,
2. sumber sekunder, merupakan sumber bahan kajian yang
dikemukakan oleh orang atau pihak yang hadir pada saat
terjadinya peristiwa/tidak menga-lami langsung peristiwa
itu sendiri, seperti buku-buku teks.
2. Mengkaji dan mengumpulkan bahan pustaka.
Menggunakan alat bantu yang disebut kartu bibliografi atau
kartu kutipan. Kartu ini, biasanya terbuat dari kertas manila
warna-warni
yang
berukuran
kira-kira
10X15
cm.
Pengelompokkan dilakukan sesuai dengan jenis warna.
Pengkajian dan pengumpulan hasil kajian dalam kartu bibliografi
minimal harus mencakup:
1. nama variabel atau pokok masalah,
2. nama pengarang atau pencetus ide tentang pokok
masalah,
3. nama sumber di mana dimuat penjelasan tentang variabel
atau pokok masalah,

25

4. tahun yang menunjukkan pada waktu sumber tersebut
dibuat atau diterbitkan,
5. nama instansi (lembaga, unit, penerbit dan sebagainya)
yang bertanggung- jawab atas penerbitan sumber kajian,
6. nama kota tempat penulisan atau penerbitan sumber
kajian,
7. isi penjelasan tentang variabel atau pokok masalah.

3. Menyajikan studi kepustakaan.
Penyajian studi kepustakaan dapat dilakukan dengan dua
cara, yaitu;
 Cara kutipan langsung, yaitu jika dalam menuangkan hasil
kajian, peneliti memindahkan hasil karya orang lain masih
dalam bentuk asli, baik utuh maupun sebagian, dan
 Cara kutipan tidak langsung, yaitu jika dalam menuangkan
hasil kajian, peneliti terlebih dahulu meramu atau mengambil
intisari dari beberapa sumber kajian.
B.

LANDASAN
PUSTAKA

TEORI/KERANGKA

TEORI/

TINJAUAN

PENGERTIAN
 Bagian dari penelitian yang memuat teori-teori dan hasil-hasil
penelitian yang berasal dari studi kepustakaan yang berfungsi
sebagai kerangka teori dalam menyelesaikan pekerjaan
penelitian.
 Berisi deskripsi teori, yaitu uraian sistematis mengenai teoriteori dan hasil penelitian yang relevan dengan topik kajian/
variabel yang sedang diteliti. Melalui ini, dikemukakan/
dijelaskan variabel atau fokus yang diteliti, melalui
pendifinisian, dan uraian lengkap serta mendalam, sehingga
ruang lingkup, kedudukan dan prediksi terhadap hubungan
antar variabel/fokus penelitian. Dengan demikian, variabel/
fokus penelitian menjadi ‘lebih jelas dan terarah’.
 Landasan teori sering disebut kerangka teori atau tinjauan
pustaka.
 Kegiatan
ini
merupakan
langkah
setelah
dirumuskannya masalah penelitian yang selanjutnya
adalah
mencari
teori-teori,
konsep-konsep,
generalisasi yang dapat dijadikan landasan teoritis
bagi penelitian yang akan dilakukan dan menjadi bekal

26

teori yang
penelitian.

akan

digunakan

dalam

pembahasan

SYARAT LANDASAN TEORI
1. Landasan teori hendaknya lengkap, meliputi konsep-konsep
variabel pokok/fokus yang ada dalam permasalahan
penelitian.
2. Landasan teori bukan hanya langsung memberikan penjelasan
tentang variabel yang dimaksud, tetapi mulai dari beberapa
penjelasan umum kemudian mengarah pada alternatif yang
dimaksud.
3. Landasan teori tidak selalu hanya dicari dari sumber yang
menyangkut bidang yang diterangkan, tetapi dapat juga
diambil dari bidang-bidang lain yang relevan,
4. Hendaknya diusahakan agar sumber kajian pustaka bukan
hanya yang berbahasa Indonesia.
5. Hendaknya diusahakan agar terdapat imbangan yang serasi
antara jumlah kutipan yang bersifat teori dengan kutipan hasil
penelitian.

OPERASIONALISASI MENYUSUN LANDASAN TEORI
 Tetapkan nama variabel/fokus yang akan diteliti.
 Cari sumber bacaan (buku, kamus keilmuan, jurnal, laporan
penelitian yang relevan).
 Lihat daftar isi setiap buku, dan pilih topik yang relevan
dengan variabel/fokus yang diteliti.
 Cari definisi setiap variabel/fokus penelitian, bandingkan
dengan sumber lainnya, pilih definisi yang sesuai.
 Baca seluruh isi topik buku, lakukan analisis, renungkan dan
buatlah rumusan dengan bahasa sendiri.
 Deskripsikan teori yang sudah dibaca kedalam bentuk
tulisan dengan bahasa sendiri.
IMPLEMENTASI PROGRAM K3 DI SUMATERA SELATAN
OBJEK/VARIABEL: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN/PROGRAM
TEORI-TEORI :
1. KEBIJAKAN PUBLIK
2. IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PUBLIK
3. MSDAP
4. PROGRAM K3
5. HASIL PENELITIAN RELEVAN

C. KERANGKA BERPIKIR

27

PENGERTIAN
 Penggambaran alur fikir peneliti yang memberikan penjelasan
tentang
objek
(Variabel/fokus)
permasalahan,mengapa
peneliti memiliki anggapan sebagaimana diutarakan dalam
hipotesis.
 Sintesis tentang hubungan antarvariabel yang disusun dari
berbagai teori yang telah dideskripsikan.
MANFAAT KERANGKA BERFIKIR :
 Kerangka menentukan apa dan siapa yang akan atau tidak
akan dikaji;
 Kerangka menegaskan adanya hubungan yang ditunjukkan
dengan tanda panah;
 Dasar rumusan hipotesis;
 Penjelasan
tentang hal-hal yang berhubungan dengan
variabel pokok, sub variabel pokok/pokok masalah yang ada
dalam penelitian.
ISI KERANGKA BERFIKIR :
 Variabel-variabel atau dimensi/fokus kajian yang akan diteliti;
 Hubungan antar variabel dan ada teori yang mendasarinya;
 Menampakkan apakah hubungan (+) atau (-), berbentuk
simetris, kausal atau timbal balik;
 Menampakkan pelaku dan aktivitasnya akan dikaji;
 Hubungan dan hasil yang diharapkan.
ANJURAN BENTUK KERANGKA BERFIKIR
 Kerangka berpikir sebaiknya memanfaatkan bentuk diagram,
grafik daripada teks;
 Seluruh kerangka digambarkan pada satu halaman saja,
sehingga menggiring peneliti untuk
menemukan bingkaibingkai/model yang merangkum fenomena yang jelas,
memetakan hubungan-hubungan, membagi variabel yang
berbeda secara konseptual dan fungsional dan meneliti
dengan seluruh informasi sekaligus.
TAHAPAN PEMBUATAN KERANGKA BERFIKIR
(1) Menetapkan variabel/fokus kajian yang akan diteliti;
(2) Membaca buku dan hasil penelitian;
(3) Deskripsi teori dan hasil penelitian;
(4) Analisis kritis terhadap teori dan hasil penelitian;
(5) Analisis komparatif terhadap teori dan hasil penelitian;
(6) Sintesis/kesimpulan yang sifatnya sementara;
(7) Buat kerangka Berpikir;
(8) Buah hipotesis penelitian.

28

A.

VARIABEL,
SKALA
PENGUKURAN
HUBUNGAN ANTAR VARIABEL

DAN

A. JENIS & MACAM VARIABEL PENELITIAN
1. VARIABEL
BEBAS/INDEPENDENT VARIABLE: Variabel
yang menentukan arah atau perubahan tertentu pada
variabel tergantung dan bebas/lepas dari posisi variabel
tergantung;
2. VARIABEL
TERGANTUNG
TERIKAT/TERPENGARUH/
DEPENDENT VARIABLE: Variabel yang dipengaruhi oleh
variabel bebas;
Contoh:

Hubungan
antara
Diklat
Pegawai
dengan
Kemampuan Aparatur Publik di Pemkab OKU Tahun 2006;

Tingkat kualitas kebijakan tergantung pada proses
perumusan kebijakan (dengan kata lain proses yang baik
akan mengakibatkan meningkatnya kualitas kebijakan,
sedangkan kualitas kebijakan menurun apabila proses
perumusan jelek).
3.

VARIABEL
PENYELA/ANTARA
(INTERVENING
VARIABLE): Variabel yang berada diantara variabel bebas
dan terikat, ia mempengaruhi variabel tergantung, tapi
berada di luar pengaruh variabel bebas. Hal ini terjadi karna
adakalanya perubahan yang terjadi pada variabel terikat
tidak semata-mata disebabkan oleh variabeL bebas.
Contoh:
Tingkat penerimaan dan kesiapan birokrasi di Sumsel
terhadap Teknologi Informasi (TI). Salah satu variabel yang
mempengaruhi tingkat penerimaan dan kesiapan birokrasi
di Sumsel terhadap TI adalah budaya asal birokrat. Maka
diukur pula variabel penyela, yaitu ketersediaan perangkat
TI dan kebijakan.

4.

VARIABLE KONTROL (CONTROL VARIABLE): Variabel
yang tidak banyak dipengaruhi oleh variabel bebas dan
merupakan variabel tandingan dari variabel tergantung
Contoh:
Kualitas keterampilan Karyawan FISIP UNBARA (VB) -Pelatihan khusus karyawan, kualitas mesin, kesejahteraan,
lingkungan kerja(VK) ---------Kualitas produk pelayanan
Karyawan Fisip Unila(VT)

B. OPERASIONALISASI& SKALAPENGUKURAN VARIABEL

29

OPERASIONALISASI VARIABEL
 PENGUKURAN
DARI
SUATU
PARAMETER/INDIKATOR

VARIABEL

MELALUI

Contoh:

 KONSEP STATUS SOSIAL EKONOMI
Variabel
Indikator
(Operasionalisasi
Konsep)
Berbagai penghasilan  Penghasilan tetap sebulan
seseorang
 Penghasilan tidak tetap
sebulan
Semua
kekayaan  Harta carian
material seseorang
 Harta bawaan
Kedudukan seseorang  Kedudukan formal
dimasyarakat
 Kedudukan informal
 HUBUNGAN ANTARA TINGKAT HARGA DASAR MINYAK
TERHADAP TINGKAT HARGA SEMBAKO
VARIABEL
TINGKAT
HARGA
DASAR
MINYAK,OPERASIONALISASINYA :
 Isu politik
 Harga minyak internasional
 Kepentingan dalam negeri
 Tekanan dalam negeri
VARIABEL
TINGKAT
HARGA
SEMBAKO,
OPERASIONALISASINYA :
 Prilaku spekulan
 Prilaku konsumen
 Kondisi pasar
SKALA PENGUKURAN VARIABEL
PENGERTIAN
 Bagaimana peneliti mengukur indikator variabel melalui skalaskala pengukuran
 Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang dijadikan
acuan menentukan panjang pendeknya interval yang ada
dalam alat ukur yang akan menghasilkan data kuantitatif
JENIS SKALA PENGUKURAN
1. SKALA/PENGUKURAN NOMINAL: Skala yang diberikan
pada objek/kategori yang sifatnya hanya sekedar label saja
Contoh : Jenis kelamin, status pekerjaan, status
perumahan, daerah asal;

30

2.

3.

4.

SKALA/PENGUKURAN ORDINAL: Skala yang diberikan
pada objek/kategori yang sifatnya menyatakan tingkat
dengan jarak/rentang yang tidak harus sama atau data
didasari atas jenjang dalam atribut tertentu, jenjang
tertinggi dan terendah ditetapkan menurut kesepakatan dan
jaraknya/satuan pengukurannya tidak tetap. Contoh
Tingkat kehadiran pegawai, frekuensi menonton
acara TV.
SKALA/PENGUKURAN INTERVAL: Skala yang diberikan
pada objek/kategori yang sifatnya menyatakan tingkat
dengan jarak/rentang yang harus sama, namun tidak
terdapat titik absolut (dapat dikalikan, dibagi, dijumlah
namun selisih tetap). Contoh: Mengukur pendapatan
dalam setahun
PENGUKURAN RATIO: Skala yang diberikan pada objek/
kategori yang sifatnya menghimpun semua sifat dari ke-3
skala lainnya dan memiliki permulaan angka nol mutlak.
Contoh Umur : 0, 1, 2, 3; tinggi bayi di tahun
pertama.

Variabel
Disiplin
pegawai
Frekuensi
menonton TV
Tingkat
penjualan

Indikator
Kehadiran di tempat
kerja
Seberapa sering
menonton TV
Jumlah produk
terjual dalam sehari

Pengukuran
Nominal

Alat Ukur
Hadir-tidak hadir

Ordinal

Kualitas
produksi

Jumlah produksi
perhari

Rasio

1,2,3,4 . . .
Dalam sehari
0-100
100-200
dst
120, 140, 150,
160,170

Interval

C. JENIS HUBUNGAN ANTAR VARIABEL
MACAM HUBUNGAN VARIABEL
1. HUBUNGAN SIMETRIS : Apabila variabel yang satu
tidak disebabkan/dipengaruhi oleh yang lainnya.
Contoh:

Jantung berdenyut cepat dibarengi keluar
keringat tanda kecemasan
 Meningkatnya pelayanan kesehatan dibarengi oleh
meningkatnya jumlah pesawat udara

Seorang bayi yang ditimbang meninggal
keseesokan harinya
2. HUBUNGAN TIMBAL BALIK : Apabila variabel yang satu
dapat menjadi sebab dan juga akibat dari variabel
lainnya

31

Contoh :

Penanaman modal mendatangkan
keuntungan (bisa berlaku sebaliknya)
3. HUBUNGAN ASIMETRIS : Apabila variabel yang satu
menjadi sebab/mempengaruhi variabel lainnya (hub
variabel pengaruh&terpengaruh)
Contoh :

Pengaruh Metode mengajar dengan
prestasi belajar

Hubungan
antara
kepercayaan
dengan kecenderungan memakai obat tradisional

Hubungan antara jumlah jam
belajar dengan nilai ujian yang diperoleh
MACAM HUBUNGAN ASIMETRIS
1. HUB ASIMETRIS 2 VARIABEL (HUB BIVARIAT)
Contoh:
Frekuensi menonton TV --------Sikap keterbukaan ide baru
(X)
(Y)
2. HUB ASIMETRIS 2 VARIABEL (HUB MULTIVARIAT)
a) Harga (X1)
b) Promosi (X2)
c) Tempat/pasar (X3)
d) Produk (X4)
Tkt penjualan
e) Kebutuhan&keinginan(X5) ----- Produk tas
f) Biaya pelanggan(X6)
Merk JJ (Y)
g) Kemudahan(X7)
h) Komunikasi(X8)

PERTEMUAN KE- 12 DAN 13
POPULASI PENELITIAN, SAMPEL DAN TEKNIK
SAMPLING PENELITIAN

32

POPULASI PENELITIAN
Populasi = serumpun atau sekelompok objek yang menjadi
sasaran penelitian.
Populasi penelitian = keseluruhan (universum) dari objek
penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuhtumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan
sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data
penelitian
RAGAM POPULASI
1. Dilihat dari penentuan sumber data, maka populasi
dapat dibedakan:
a) Populasi terbatas, yaitu populasi yang memiliki sumber
data yang jelas batas-batasnya secara kuantitatif. Misalnya.
jumlah murid (remaja) SLTA di Surabaya pada tahun 2004
sebanyak 150.000 siswa, terdiri dari 78.000 murid putra dan
72.000 murid putri.
b) Populasi tak terhingga, yaitu populasi yang memiliki
sumber data yang tidak dapat ditentukan batas-batasnya
secara kuantitatif. Oleh karenanya, luas populasi bersifat tak
terhingga dan hanya dapat dijelaskan secara kualitatif.
Misalnya, jumlah gelandangan di Indonesia. Ini berarti harus
dihitung jumlah gelandangan di Indonesia dari tahun ke
tahun, dan tiap kota.
2. Dilihat dari kompleksitas objek populasi, maka populasi
dapat dibedakan:
a) Populasi homogen: Yaitu keseluruhan individu yang
menjadi anggota populasi, memiliki sifat-sifat yang relatif
sama satu sama lainnya.
Contohnya:
 Seorang
ibu
membuat
secangkir
kopi,
untuk
mengetahui kadar gula yang diinginkan. Secangkir kopi
tersebut, cukup hanya dengan mencoba setitik cairan
kopi.
 Ciri yang menonjol dan populasi homogen:tidak ada
perbedaan basil tes dari jumlah tes populasi yang
berbeda.
b) Populasi heterogen: Yaitu keseluruhan individu anggota
populasi relatif memiliki sifat-sifat individual, di mana sifat
tersebut membedakan individu anggota populasi yang satu
dengan yang lainnya.
Contohnya:

33

 Seorang
ibu
membuat
secangkir
kopi,
untuk
mengetahui kadar gula yang diinginkan. secangkir kopi
tersebut, cukup hanya dengan mencoba setitik cairan
kopi.
 Ciri yang menonjol dan populasi homogen:tidak ada
perbedaan basil tes dari jumlah tes populasi yang
berbeda
3. Selain pembedaan-pembedaan di atas, populasi juga dapat
dibedakan antara populasi sampling dan populasi
sasaran.
Contoh:
apabila kita mcngambil rumah tangga sebagai sampel,
sedangkan yang diteliti hanyalah rumah tangga yang bekerja
sebagai nelayan, maka keseluruhan rumah tangga dalam
wilayah penelitian disebut populasi sampling, sedang: seluruh
nelayan dalam wilayah penelitian disebut populasi sasaran.
SAMPEL PENELITIAN
Dalam penelitian sosial, dikenal hukum kemungkinan — hukum
probabilitas — yaitu kesimpulan yang ditarik dari sampel dapat
digeneralisasikan kepada seluruh populasi. Kesimpulan ini dapat
dilakukan karena pengambilan sampel dimaksud adalah untuk
mewakili seluruh populasi.
Sampel = wakil semua unit strata dan sebagainya yang
ada di dalam populasi.
Tidak semua penelitian menggunakan sampel sebagai sasaran
penelitian pada penelitian tertentu dengan skala kecil, yang
hanya memerlukan beberapa orang sebagai objek penelitian,
ataupun beberapa penelitian kuantitatif yang dilakukan terhadap
objek atau populasi kecil, biasanya penggunaan sampel
penelitian tidak diperlukan. Hal tersebut karena keseluruhan
objek penelitian dapat dijangkau oleh peneliti. Objek penelitian
yang kecil ini disebut sebagai sampel total, yaitu,keseluruhan
populasi merangkap sebagai sampel penelitian.
Penelitian yang tidak bertujuan membangun suatu
generalisasi, cenderung tidak menggunakan sampel
penelitian. Penelitian yang membangun generalisasi hasil
penelitian, biasanya digunakan teknik analisis statistik
inferensial
untuk
membuktikan
kebenaran
hukum

34

kemungkinan
penelitian.

cenderung

menggunakan

sampel

Jelasnya apabila suatu penelitian menggunakan suatu sampel
penelitian, maka penelitian tersebut menganalisis hasil
penelitiannya melalui statistik inferensial, dan berarti hasil
penelitian tersebut adalah suatu generalisasi.
Untuk mencapai pada generalisasi yang baik maka yang perlu
diperhatikan :
 tata cara penarikan kesimpulan diperhatikan,
 bobot sampel harus dapat dipertanggungjawabkan.

35

Untuk penjelasan ini, dapat dilihat dalam gambar berikut ini:

MERANCANG SAMPEL PENELITIAN
Untuk merancang sampel penelitian perlu ditekankan memiliki
bobot representatif yang diharapkan. Untuk mencapai bobot
yang
diharapkan,
ada
beberapa
faktor
yang
harus
dipertimbangkan dalam menentukan sampel dalam suatu
penelitian, yaitu:
1.Derajat keseragaman (degree of homogeneity) populasi.
 Populasi homogen cenderung memudahkan penarikan
sampel, sampai pada menentukan besar kecil sampel yang
dibutuhkan.
 Semakin homogen populasi, maka semakin besar
kemungkinan penggunaan sampel dalam jumlah kecil.
Pada populasi heterogen, kecenderungan menggunakan
sampel besar kemungkinan sulit dihindari, karena sampel
harus dipenuhi oleh wakil-wakil unit populasi. Oleh karena
itu, semakin kompleks atau semakin tinggi derajat
keberagamran, maka semakin besar pula sampel
penelitian.
2.
Derajat kemampuan peneliti mengenal sifat-sifat
khusus populasi.

Peneliti juga harus mampu mengenal ciri-ciri khusus
populasi yang sedang atau akan diteliti.

36

3. Presisi (kesaksamaan) yang dikehendaki penelit