PR Planning GAK gerakan anti korupsi lin

PROPOSAL
PROGRAM KAMPANYE

GERAKAN ANTI KORUPSI (GAK)
Alumni Lintas Perguruan Negeri

1

2

By Anastasya Carmelita

VINOVO PR AGENCY

I certify that the attached assignment is my own work and that any material obtained
from other sources has been acknowledged.

I grant permission to the London School of Public Relations to make copies of
assignments for assessment, review and/or record keeping purposes. I note that the London
School of Public Relations reserves the right to check my assignment for plagiarism.


Anastasya Carmelita P. Sinaga
Jakarta, 4 November 2015

3

PHASE ONE
Formative Research

1. Analisa Situasi

Masalah korupsi politik di Indonesia terus menjadi berita utama (headline) setiap hari di
media Indonesia dan menimbulkan banyak perdebatan panas dan diskusi sengit. Di
kalangan akademik para cendekiawan telah secara terus-menerus mencari jawaban atas
pertanyaan apakah korupsi ini sudah memiliki akarnya di masyarakat tradisional prakolonial, zaman penjajahan Belanda, pendudukan Jepang yang relatif singkat (1942-1945)
atau pemerintah Indonesia yang merdeka berikutnya. Meskipun demikian, jawaban tegas
belum ditemukan.

Kegiatan korupsi di Indonesia memang sudah merajalela, mulai dari kaum akar rumput
hingga para petinggi negara pun tak sedikit yang terlibat kasus korupsi, selain kolusi dan


4

nepotisme. Korupsi di Indonesia berkembang secara sistematik dan turun temurun, bagi
banyak orang korupsi bukan lagi dianggap pelanggaran hukum, melainkan suatu hal yang
lumrah. Berbagai kebijakan yang dikeluarkan pemerintah pun tak juga mampu memberantas
praktek korupsi ini.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) adalah lembaga negara yang dibentuk dengan
tujuan meningkatkan daya guna dan hasil guna terhadap upaya pemberantasan tindak
pidana korupsi. KPK bersifat independen dan bebas dari pengaruh kekuasaan manapun
dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya. Komisi ini didirikan berdasarkan kepada
Undang-Undang

Republik

Indonesia

Nomor

30


Tahun

2002

mengenai

Komisi

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Dalam pelaksanaan tugasnya, KPK berpedoman
kepada lima asas, yaitu: kepastian hukum, keterbukaan, akuntabilitas, kepentingan umum,
dan proporsionalitas. KPK bertanggung jawab kepada publik dan menyampaikan
laporannya secara terbuka dan berkala kepadaPresiden, DPR, dan BPK.

Salah satu organisasi non-pemerintah atau NGO yang bergerak dalam bidang anti
korupsi adalah ICW atau yang disebut Indonesia Corruption Watch. ICW memiliki misi untuk
mengawasi dan melaporkan kepada publik mengenai aksi korupsi yang terjadi di Indonesia.
ICW adalah lembaga nirlaba yang terdiri dari sekumpulan orang yang memiliki komitmen
untuk memberantas korupsi melalui usaha - usaha pemberdayaan rakyat untuk terlibat/
berpartisipasi aktif melakukan perlawanan terhadap praktik korupsi. ICW berdiri sejak

tanggal 21 Juni 1998 di Jakarta. Di tengah gerakan reformasi yang menghendaki
pemerintahan pasca Soeharto yang demokratis bersih dan bebas korupsi.

Lembaga Indonesia Corruption Watch (ICW) mengatakan bahwa dari laporan kepolisian
dan KPK, tercatat 629 kasus korupsi dengan berbagai jenis seperti suap, penyalahgunaan

5

wewenang, penyalahgunaan dana serta pemalsuan data. Dari semua jenis kasus korupsi
tersebut, terdapat lebih dari 1300 orang yang telah ditetapkan tersangka. Data tahun 2014
ini lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah kasus korupsi tahun 2013 sebanyak 560
kasus dengan 1271 orang tersangka.

Transparency International, institusi non-partisan yang berbasis di Berlin
(Jerman) menerbitkan Indeks Persepsi Korupsi tahunan (berdasarkan polling)
yang menilai "sejauh mana korupsi dianggap terjadi di kalangan pejabat publik
dan politisi" di semua negara seluruh dunia. Indeks Persepsi Korupsi Tahunan ini
menggunakan skala dari satu sampai sepuluh. Semakin tinggi hasilnya, semakin
sedikit (dianggap) korupsi yang terjadi. Dalam daftar terbaru mereka tahun 2014
Indonesia menempati peringkat 107 (dari total 175 negara). Meskipun demikian,

perlu ditekankan bahwa tidak ada metode yang akurat 100 persen untuk
6

mengukur korupsi karena sifat korupsi (sering tersembunyi untuk umum). Oleh
karena itu, angka-angka di bawah ini hanya menunjukkan tingkat persepsi
korupsi oleh para pemilih yang berpartisipasi dalam jajak pendapat dari negara
tertentu. Namun karena masyarakat biasanya memiliki pemahaman yang baik
tentang apa yang terjadi di negeranya, angka-angka ini mengindikasikan
sesuatu hal yang menarik.

1

Denmark

9,2

2

Selandia Baru


9,1

3

Finland

8,9

4

Swedia

8,7

5

Norwegia

8,6


-

Swiss

8,6

107

Indonesia

3,4

2. Analisa Organisasi

2.1 Latar Belakang Organisasi

Latar belakang berdirinya GAK berawal dari spontanitas reaksi para alumni Perguruan
Tinggi dan Mahasiswa yang melakukan aski demo di Gedung KPK, atas kriminalisasi
terhadap salah satu Komisioner Ketua KPK yaitu Bambang Wijoyanto; dengan cara - cara


7

yang menunjukan kesewenang - wenangan Para Penegak hukum khususnya Polri.
Keprihatinan tersebut mendorong ratusan mahasiswa, guru besar dan alumni beberapa
perguruan tinggi termasuk UI, ITB, IPB, UGM, ITS, UNPAD, USAKTI, IKJ, UPN Veteran,
Unhas, UNDIP, dan dari sejumlah perguruan tinggi lain, termasuk dari luar negeri
mendatangi KPK pada tanggal 18 Februari 2015, untuk berorasi memberikan dukungan
kepada Pimpinan KPK dengan motto “Save KPK, Reformasi Polri, dan hentikan
Kriminalisasi KPK”.

Aksi tersebut dilanjutkan dengan aksi - aksi lain diantaranya aksi di Bundaran Hotel
Indonesia 22 Februari 2015, sebagai ajakan untuk membangun institusi Polri yang bersih
dan beraudiensi dengan Pimpinan Polri dan jajarannya di Mabes Polri. Civitas Academica
sejumlah Perguruan Tinggi menyambut dengan aski keprihatinan “Indonesia Gawat Korupsi”
pada maret 2015, termasuk oleh Unibraw Malang, ITS Surabaya, Unpad Bandung, UNDIP
Semarang, IPB Bogor, Unila Lampung, Unsoed Purwokerto, UIN Suska Pekanbaru, ITB
Bandung, dan rapat akbar UI Jakarta.

Sampai saat ini sudah banyak kegiatan yang telah dilakukan GAK, antara lain
beraudiensi dengan Ketua KPK pengganti Abraham Samad, mengawal pembentukan

PANSEL KPK dengan melakukan pertemuan dengan Presiden Jokowi pada tanggal 25 Mei
2015, melakukan bedah kasus Deni Indrayana, diskusi publik tentang putusan pra-peradilan
dan aksi - aksi lainnya. Sehubungan dengan hal tersebut GAK bermaksud meresmikan
keberadaan Gerakan Anti Korupsi (GAK) Alumni Lintas Perguruan Tinggi kepada
masyarakat luas dengan melaksanakan deklarasi; yang menunjukan bahwa alumni
Perguruan Tinggi ada dan perduli terhadap keadaan nasib bangsa Indonesia.

2.2 Visi Dan Misi
8

2.2.1 Visi
Mewujudkan cita - cita Indonesia tanpa korupsi, kolusi dan nepotisme maupun segala
bentuk penyalahgunaan kekuasaan sehingga tercipta masyarakat yang adil, makmur dan
sejahtera.

2.2.2 Misi
Bersama masyarakat mengikis fikiran, sikap dan perilaku korupsi, kolusi dan nepotisme
dimulai dari keluarga, dalam membangun budaya transparansi, akuntabilitas dan integritas
di semua aspek kehidupan berbangsa, bernegara, berorganisasi, dan bermasyarakat.


2.3 Nilai - Nilai
- Transparansi
- Akuntabilitas
- Integritas
- Solidaritas
- Jujur, Benar dan Berani
- Keadilan
- Demokrasi
- Kolaborasi dan Kerjasama

2.4 Prinsip Dasar
9

1. Sebagai sebuah gerakan moral berbasis intelektual dan masyarakat madai non-partai
yang didukung alumni berbagai perguruan tinggi, GAK bersama masyarakat
mendukung

dan

mengawal


Polri,

Kejaksaan,

dan

KPK

sebagai

Trisula

penanggulangan korupsi, seta bekerja sama dengan Koalisi Masyarakat Sipil Anti
Korupsi, dan organisasi maupun perorangan, baik dari dalam maupun luar negeri,
nirlaba maupun bukan, yang berkomitmen sama yaitu mewujudkan misi dan visi
GAK.
2. Penegakan hukum pidana korupsi (sebagai kejahatan luar biasa) perlu terus
didukung dan dikawal hingga tuntasnya kelangsungan proses oleh lembaga
peradilan yang jujur, adil, tanpa tebang pilih serta menjatuhkan vonis yang
memberikan efek jera, kemudian pelaksanaan hukuman harus tuntas dan tanpa
remisi.
3. Para relawan dan pegiat GAK adalah warga negara Indonesia yang berpikiran dan
bersikap terbuka, jujur, dan akuntabel dalam saling berinteraksi, kedalam maupun
luar dengan pihak lain.
4. GAK menjunjung tinggi hukum, demokrasi dan bersikap non partisian, serta
membatasi diri sebagai entitas pengawal dan penekan secara moral dan intelektual,
selalu menjaga reputasi dengan membuat distansi dan tidak terlibat dalam proses
penegakan hukum.
5. GAK mengancam segala bentuk praktek penyuapan dan korupsi, kolusi dan
nepotisme dimanapun, kapanpun, untuk alasan apapun dan oleh siapapun, terutama
para pemimpin dan penyelenggara negara.
6. Pendapat dan pandangan GAK senantiasa didasarkan pada kajian yang profesional
dan obyektif serta didukung riset yang dapat dipertanggung-jawabkan secara hukum
maupun ilmiah, guna turut menawarkan solusi yang komprehensif dan berjangka
10

panjang.
7. GAK hanya menerima bantuan sejauh tidak mengikat dan tidak mempengaruhi GAK
dalam menyatakan pendapat dan pandangannya secara bebas, obyektif dan tuntas.
8. GAK melaporkan semua kegitannya secara akurat dan tangkap kepada masyarakat
luas melalui portal yang dapat diakses dengan mudah.
9. GAK senantiasa menghormati hak azasi manusia dan menjunjung tinggi kebebasan
berpendapat warga negara Indonesia.
10. GAK mendukung penegakkan semua produk hukum yang bertujuan mencegah dan
memberantas korupsi.

2.5 Deklarasi GAK

Kami pegiat Gerakan Anti Korupsi, sebagai bagian dari elemen bangsa Indonesia
bersama ini menyatakan;
1. Korupsi menghambat pencapaian tujuan nasional, oleh karenanya seluruh elemen
bangsa wajib melawan segala bentuk korupsi.
2. Pencegahan penindakan korupsi tidak dapat dipisahkan dari tindak pencucian uang
hasil korupsi.
3. Kejujuran, integritas dan transpaaransi dalam kehidupan sehari - hari harus dimulai
dari keluarga, dan harus dijunjung tinggi sebagai basis penanggulangan korupsi,
terutama oleh para pemimpin dan penyelenggara negara.
4. Prasyarat efektivitas penanggulangan korupsi adalah kuatnya Trisula: Polri,
Kejaksaan, dan KPK yang bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme, didukung
penegak hukum lain termasuk lembaga peradilan, serta pelaksanaan hukuman yang
11

memberikan efek jera.

2.6 Rencana Program Gerakan Anti Korupsi (GAK) Lintas Alumni Perguruan Tinggi
1. Merangkul dan meningkatkan peranan media, baik media konvensional (media cetak
dan elektronika), maupun media social (blogspot, facebook, twitter, WA, dsb) dalam
mendukung gerakan anti korupsi;
2. Mendorong berbagai kegiatan dan pelatihan terkait kesadaran anti korupsi di sekolahsekolah dan di perguruan tinggi;
3. Melakukan sosialisasi serta mendorong kesadaran serta partisipasi seluruh masyarakat
tentang pentingnya pencegahan dan pemberantasan korupsi sejak dini, dimulai dari
keluarga masing-masing.
2.7 SWOT

Strength

Weakness

1. Salah satu organisasi anti korupsi yang

1. Masih kurangnya awareness dikalangan

besar di Indonesia

masyarakat

2. Memiliki prinsip - prinsip dasar yang

2. Portal website atau source di digital

kuat
Opportunity

yang kurang
Threat

1. Menjadi salah bagian dalam

1. Ancaman dari pihak yang kontra

membrantas korupsi di Indonesia
2. Mencerdaskan masyarakat akan
pentingnya Anti Korupsi

12

3. Analisa Publik

3.1 Target Publik
SEX

: Laki - laki dan perempuan.

SES

:A-C

Age

: 17 - 25

Demographic

: Indonesia (khususnya Jabodetabek)

Occupation

: Pelajar, Mahasiswa, dan First Jobbers

Target publik diatas dipilih karena memiliki potensi untuk menunjang program yang
akan dijalankan oleh Gerakan Anti Korupsi (GAK) pada point pertama yaitu, merangkul
dan meningkatkan peranan media, baik media konvensional (media cetak dan
elektronika), maupun media social (blogspot, facebook, twitter, WA, dsb) dalam
mendukung gerakan anti korupsi.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan narasumber, Ibu Betti
Alisjahbana selaku salah satu founder dari Gerakan Anti Korupsi (GAK) alumni lintas
perguruan tinggi. Beliau mengatakan bahwa hal - hal yang harus diperhatikan terlebih
dahulu untuk GAK ini adalah awareness nya dibenak masyarakat. Karena menurut beliau,
jikalau tidak ada awareness yang kuat dikalangan masyrakat maka akan berat rasanya
memberantas korupsi di negara ini.

Oleh karena hal tersebutlah target publik yang tepat untuk menciptakan awareness
Gerakan Anti Korupsi (GAK) ini adalah para mahasiswa dan first jobbers. Karena dalam usia
17 - 25 merupakan masa - masa dimana seseorang ingin belajar dan lebih banyak ingin
tahu, Dan peranan mahasiswa atau kaum muda sebagai penerus bangsa yang harus
13

memiliki dasar - dasar dalam hidup bernegara.

Peranan mahasiswa dalam mencegah tindak korupsi di Indonesia memiliki peran
penting. Peran penting mahasiswa tersebut tidak dapat dilepaskan dari karakteristik yang
mereka miliki, yaitu: intelektualitas, jiwa muda dan idealisme. Dengan kemampuan
intelektual yang tinggi, jiwa muda yang penuh semangat, dan idealisme yang murni terlah
terbukti bahwa mahasiswa selalu mengambil peran penting dalam sejarah perjalanan
bangsa ini. Mahasiswa didukung oleh kompetensi dasar yang mereka miliki, yaitu:
intelegensia, ide-ide kreatif, kemampuan berpikir kritis, dan keberanian untuk menyatakan
kebenaran. Dengan kompetensi yang mereka miliki tersebut mahasiswa diharapkan mampu
menjadi agen perubahan, mereka mampu menyuarakan kepentingan`rakyat, mampu
mengkritisi kebijakan-kebijakan yang koruptif, dan mampu menjadi watch dog lembagalembaga negara dan penegak hukum.

Untuk mendukung program yang akan dilakukan Gerakan Anti Korupsi (GAK) yaitu
merangkul dan meningkatkan peranan media, baik media konvensional (media cetak dan
elektronika), maupun media social (blogspot, facebook, twitter, WA, dsb) dalam mendukung
gerakan anti korupsi. Guna menciptakan awareness terlebih dahulu dibenak para target
publik yaitu para mahasiswa dan first jobbers melalui media konvensional dan media social.
Mengapa media konvensional dan media social? Hal ini didukung oleh riset yang dijabarkan
dibawah ini.

UNICEF, bersama dengan Kementerian Komunikasi dan Informasi, The Berkman
Center for Internet and Society, dan Harvard University, melakukan survei nasional
mengenai penggunaan dan tingkah laku internet para remaja Indonesia. Studi ini
memperlihatkan bahwa ada setidaknya 30 juta orang remaja di Indonesia yang mengakses

14

internet secara reguler. Jika masyarakat Indonesia sampai saat ini memiliki 75 juta
pengguna internet, itu berarti hampir setengahnya adalah remaja.

Menurut CNN Indonesia, data yang diperoleh 58,4% pengunna internet dan social
media di indonesia adalah mereka dengan usia 15 - 34 tahun, dan Jakarta dan Sumatera

15

merupakan pulau yang paling banyak pengguna internet. Sedangkan menurut hasil survei
APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) dan Puskakom (Pusat Kajian dan
Komunikasi) UI. Pengguna Internet di Indonesia Mayoritas Usia 18-25 Tahun. Akhir tahun
2014, jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai angka 88,1 juta orang atau
meningkat 23 persen dari tahun 2013 yang hanya 71,9 juta orang. Dari jenis kelaminnya,
pengguna wanita sedikit lebih banyak yaitu 51 persen dan pengguna pria mencapai 49
persen.

16

PHASE TWO
STRATEGY

4. Goals dan Objective

4.1 Goals
- Untuk menciptakan image dan awareness target publik terhadap Gerakan Anti Korupsi
(GAK).
- Membangun dan menciptakan konekifitas yang efektif dengan target publik.
- Sebagai jembatan antara target publik dengan lembaga anti korupsi negara yaitu KPK
dalam memberantas korupsi di Indonesia

17

4.2 Positioning
Gerakan Anti Korupsi (GAK) ingin terlihat sebagai salah satu organisasi nonpemerintahan yang mendukung program pemerintah dalam memberantas aksi korupsi yang
terjadi di Indonesia. Serta, memiliki para mahasiswa lintas perguruan tinggi di seluruh
Indonesia dalam mendukung program tersebut.

4.3 Objective
- To have an effect on awareness, untuk menciptakan awareness masyarakat dan
target publik terhadap Gerakan Anti Korupsi (GAK) melalui media konvensional dan
media online atau digital dalam periode 3 bulan.
- To have an effect of acceptance, menciptakan dan membangkitkan ketertarikan para
mahasiswa untuk bergabung dalam Gerakan Anti Korupsi (GAK) ini dalam periode 4
bulan.
- To have an effect of action, untuk mengajak target publik atau para mahasiswa dalam
setiap program kampanye yang diadakan oleh Gerakan Anti Korupsi (GAK) untuk
mendukung lembaga anti korupsi pemerintahan atau KPK serta jajaran aparat lainnya
yang bersangkutan dalam periode 6 bulan.

5. Response Strategic and Action

5.1 Strategi Kehumasan Proaktif

Untuk mendukung serta menyukseskan objective yang akan dicapai dibutuhkan
beberapa rancangan strategi. Strategi yang dinilai dapat efektif digunakan oleh Gerakan
Anti Korupsi (GAK) adalah strategi kehumasan proaktif yang terdiri dari dua strategi
18

didalamnya, yaitu Strategi Tindakan dan Strategi Komunikasi.

5.1.1 Strategi Tindakan
- Kinerja organisasi yang terstruktur dalam jadwal dan kegiatan yang telah disepakati
setiap akhir tahun untuk dijalankan di tahun berikutnya
- Membuat

berbagai

rancangan

program

publisitas

mengggunakan

media

konvensional seperti radio dan majalah serta memfokuskan kampanye menggunakan
media social seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan Youtube channel guna
menarik partisipasi target publik.
- Mengadakan berbagai event off air yang mengandung sifat Fun dan Educative.
- Bekerja sama dengan salah satu lembaga atau organisasi yang memiliki visi dan misi
yang sama dengan Gerakan Anti Korupsi (GAK) dalam membangun budaya
transparansi, akuntabilitas dan integritas di semua aspek kehidupan berbangsa,
bernegara, berorganisasi dan bermasyarakat. Sehingga tercipta masyarakat yang
adil, makmur, dan sejahtera.
- Mensponsori berbagai kegiatan kemahasiswaan diperguruan tinggi negeri dan
swasta.
- Menjadi salah satu organisasi yang bersedia menjadi sponsor untuk menyediakan
narasumber atau pembicara dalam program perduli lingkungan maupun mengenai
anti korupsi itu sendiri.

5.1.2 Strategi Komunikasi
- Membina hubungan baik dengan para rekan media. Serta mengadakan kerjasama
yang baik pula. Dengan mengadakan media gathering selama 3 bulan sekali dengan
para rekan media dan para aktivis. Hal ini guna mempererat tali silaturahmi dan
hubungan yang baik. Karena publisitas pertama kali akan dikeluarkan oleh media
19

tersebut.
- Menggandeng Key Opinion Leader dalam Gerakan Anti Korupsi (GAK) ini yang
berperan sebagai juru bicara. Hal ini bertujuan agar tercapainya informasi yang ingin
disampaikan oleh pihak GAK kepada masyrakat dan target publik.
- Memberikan informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat atau target publik selengkap
- lengkapnya dengan transparansi serta didukung oleh data - data dan sumber yang
akurat.

Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, maka kami akan menggunakan
gabungan antara strategi tindakan dan strategi komunikasi yang telah dijabarakan diatas.
Strategi ini dinilai efektif sehingga dapat mencapai objective yang akan dicapai oleh
Gerakan Anti Korupsi (GAK).

Namun dari strategi tindakan dan strategi komunikasi yang telah dijabarkan diatas,
menurut kami ada beberapa hal dalam strategi tindakan dan komunikasi tersebut yang
menjadi fokus utama. Berikut adalah beberapa penjabaran tahap - tahap dari strategi
tersebut;

STRATEGI TINDAKAN

Memfokuskan program dengan menggunakan media social sebagai starter. Yaitu,
membuat account Facebook Page ‘Gerakan Anti Korupsi (GAK)’, Instagram, Twitter, dan
Youtube Channel. Semua account media social ini akan digunakan secara aktif untuk
memberikan informasi - informasi kegiatan GAK. Setiap media social memiliki fungsi dan
cara yang berbeda untuk menciptakan awareness di target publik.
Mengadakan event off air atau below the line yang terintegrasi dengan akun sosial media
GAK. Event off air bertema fun dan educative. Salah satu contoh kegiatan event yang
akan dilakukan adalah mengadakan “Run For a Better Country”. Event tersebut adalah
20
event lari yang saat ini sedang digandrungi oleh mahasiswa. Event spesial ini adalah
sebagai salah satu aksi kepedulian mahasiswa atau target publik akan anti korupsi di
Indonesia.

Mensponsori kegiatan mahasiswa dibeberapa perguruan tinggi negeri maupun swasta
yang ada di Indonesia, khususnya di Jabodetabek. Kegiatan yang dapat disponsori dapat
berbentuk kegiatan reguler yang diadakan oleh perguruan tinggi tersebut

STRATEGI KOMUNIKASI

Membina hubungan baik dengan para rekan media. Program yang dapat dilakukan
adalah mengadakan media gathering 3 bulan sekali. Hal ini dilakukan agar Gerakan Anti
Korupsi (GAK) mendapatkan dukungan publisitas dari pihak rekan media sebagai media
antara GAK dengan para target publik.

Menggandeng atau mengajak Key Opinion Leader untuk bergabung di Gerakan Anti
Korupsi (GAK). Mengajak beberapa selebritis yang memiliki power dalam social media.
Hal ini bertujuan untuk mendapatkan exposure serta awareness di kalangan mahasiswa
dalam konteks media sosial.

Strategi Tindakan dan Strategi Komunikasi diatas merupakan salah satu contoh
kegiatan program kampanye yang kami nilai merupakan langkah awal yang harus dilakukan
21

terlebih dahulu guna menciptakan awareness dikalangan mahasiswa atau target publik dari
Gerakan Anti Korupsi (GAK).

22

Dokumen yang terkait

Analisis Metode Material Requirement Planning (MRP) Pada Usaha Mebel Soedirman Kabupaten Jember

2 49 12

ANALISIS METODE SIX SIGMA DALAM PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK ROKOK SKM PR GAGAK HITAM BONDOWOSO

11 102 51

MANAJEMEN KRISIS MELALUI STRATEGI COMMUNITY RELATIONS PERUSAHAAN (Studi Deskriptif pada Aktivitas PR PT Citra Mas Mandiri Kabupaten Kendal Pasca Dua Kali Berhenti Beroperasi)

0 36 40

PR Harus Agresif

0 11 1

Analisis Perbedaan Kualitas Pelayanan KB antara Puskesmas Tekung dan Puskesmas Randuagung di Kabupaten Lumajang (Analysis Difference of Quality Family Planning Services inTekung and Randuagung Primary Health Care, Lumajang Regency)

0 12 8

Determinan Unmet Need KB Pada Wanita Menikah di Kecamatan Klabang Kabupaten Bondowoso (Determinants for Family Planning Among Married Women at Klabang Sub District in Bondowoso)

0 6 8

GAMBARAN KARAKTERISTIK PETUGAS LAPANGAN KELUARGA BERENCANA DAN MASYARAKAT PADA PROGRAM PENDEWASAAN USIA PERKAWINAN DI KECAMATAN TAMAN KROCOK KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN 2012 (Field Officer of Family Planning and Communities Characteristic Description at Mat

0 27 4

Geographic Information System for Planning Location Modern Store in Jember City by Using AHP Method

0 7 1

Hubungan antara Kualitas Pelayanan Poli KIA/KB dengan Derajat Kesehatan Ibu dan Anak di 2 Puskesmas di Kabupaten Jember (The Correlation between Service Quality of Maternal and Child Healthcare/Family Planning Polyclinic and Degree of Maternal and Child H

0 18 6

Hubungan Masyarakat / PR

0 16 139