Laporan Praktikum Analisis Kualitatif Ka

Laporan Praktikum Analisis Kualitatif Kation

I. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk memahami prinsip-prinsip dasar yang
melatarbelakangi prosedur pemisahan kation serta mengidentifikasi jenis kation
yang ada didalam sampel.
II. Tinjauan Pustaka
Untuk tujuan analisis kualitatif sistematik kation-kation diklasifikasikan
dalam lima golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap beberapa
reagensia. Dengan memakai apa yang disebut reagensia golongan secara spesifik,
dapat kita tetapkan ada tidaknya golongan-golongan kation, dan dapat juga
memisahkan golongan-golongan ini dengan pemeriksaan lebih lanjut. Selain
merupakan cara yang tradisional untuk menyajikan bahan, urut-urutan ini juga
memudahkan dalam mempelajari reaksi-reaksi. Reagensia golongan yang dipakai
untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida,
dan amonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation
bereaksi dengan reagensia-reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak.
Jadi boleh kita katakan bahwa klasifikasi kation yang paling umum, didasarkan
atas

perbedaan


kelarutan

klorida,

sulfida,

dan

karbonat

dari

kation

tersebut(Vogel,1985:203).
Dalam analisa kualitatif cara memisahkan ion logam tertentu harus mengikuti
prosedur kerja yang khas. Zat yang diselidiki harus disiapkan atau diubah dalam
bentuk suatu larutan. Untuk zat padat kita harus memilih pelarut yang cocok. Ionion pada golongan-golongan diendapkan satu per satu, endapan dipisahkan dari
larutan dengan cara disaring atau diputar dengan centrifuga. Endapan dicuci untuk

membebaskan dari larutan pokok atau filtrat dan tiap-tiap logam yang mungkin
akan dipisahkan(Cokrosarjiwanto,1977:14).
Kation-kation golongan I adalah kation-kation yang akan mengendap bila
ditambahkan dengan asam klorida(HCl). Yaitu Ag+, Pb²+, dan Hg²+ yang akan
mengendap sebagai campuran AgCl, HgCl2 , dan PbCl2. Pengendapan ion-ion
golongan I harus pada temperatur kamar atau lebih rendah karena PbCl2 terlalu
mudah larut dalam air panas. Juga harus dijaga agar asam klorida tidak terlalu
banyak ditambahkan. Dalam larutan HCl pekat, AgCl dan PbCl2 melarut, karena
Ag+ dan Pb²+ membentuk kompleksi dapat larut (Keenan,1984:20).

Laporan Praktikum Analisis Kualitatif Kation |1

Kation golongan II tidak bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk
endapan dengan hidrogen sulfide dalam suasana asam mineral encer. Ion-ion
golongan ini adalah Merkurium (II), Tembaga, Bismut, Kadnium, Arsenik (II),
Arsenik (V), Stibium (III), Stibium (V), Timah (II), Timah (III), dan Timah (IV).
Keempat ion yang pertama merupakan sub golongan 2A dan keenam yang
terakhir sub golongan 2B. Sementara sulfida dari kation dalam golongan 2A tak
dapat larut dalam amonium polisulfida. Sulfida dari kation dalam golongan 2B
justru dapat larut. Kation golongan III tidak bereaksi dengan asam klorida encer

ataupun dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Namun,
kation ini membentuk endapan dengan amonium sulfida dalam suasana netral atau
amoniak. Kation-kation golongan ini adalah Cobalt (II), Nikel (II), Besi (II), Besi
(III), Aluminium, Zink, dan Mangan (II). Kation golongan IV tidak bereaksi
dengan reagensia golongan I, II, dan III. Kation-kation ini membentuk endapan
dengan amonium karbonat dengan adanya amonium klorida, dalam suasana netral
atau sedikit asam. Kation-kation golongan ini adalah Kalsium, Strontium, dan
Barium. Kation-kation golongan V merupakan kation-kation yang umum tidak
bereaksi dengan reagensia golongan sebulumnya. Yang termasuk anggota
golongan ini adalah ion-ion Magnesium, Natrium, Kalium, Amonium, Litium,
dan Hidrogen(Vogel,1985:203-204).
Banyak reaksi-reaksi yang menghasilkan endapan berperan penting dalam
analisa kualitatif. Endapan tersebut dapat berbentuk Kristal atau koloid dan
dengan warna yang berbeda-beda. Pemisahan endapan dapat dilakukan dengan
penyaringan ataupun sentrifugasi. Endapan tersebut terbentuk jika larutan menjadi
terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan. Kelarutan suatu endapan adalah sama
dengan konsentrasi molar dari larutan jenuhnya. Kelarutan bergantung pada
berbagai kondisi seperti tekanan, suhu, konsentrasi bahan lain dan jenis pelarut.
Perubahan larutan dengan perubahan tekanan tidak mempunyai arti penting dalam
analisa kualitatif, karena semua pekarjaan dilakukan dalam wadah terbuka pada

tekanan atmosfer. kenaikan suhu umumnya dapat memperbesar kelarutan endapan
kecuali pada beberapa endapan, seperti kalsium sulfat, berlaku sebaliknya.
Perbedaan kelarutan karena suhu ini dapat digunakan sebagai dasar pemisahan
kation. Misalnya, pemisahan kation Ag, Hg(l), dan Pb dapat dilakukan dengan
mengendapkan ketiganya sebagai garam klorida, kemudian memisahkan Pb dari
Ag dan Hg(l) dengan memberikan air panas. Kenaikan suhu akan memperbesar
kelarutan Pb sehingga endapan tersebut larut sedangkan kedua kation lainnya
tidak (Masterton, 1991).

Laporan Praktikum Analisis Kualitatif Kation |2

Kelarutan bergantung juga pada sifat dan konsentrasi bahan lain yang ada
dalam campuran larutan itu. Bahan lain tersebut dikenal dengan ion sekutu dan
ion asing. Umumnya kelarutan endapan berkurang dengan adanya ion sekutu
yang berlebih dan dalam prakteknya ini dilakukan dengan memberikan
konsentrasi pereaksi yang berlebih. Tetapi penambahan pereaksi berlebih ini pada
beberapa senyawa memberikan efek yang sebaliknya yaitu melarutkan endapan.
Hal ini terjadi karena adanya pembentukan kompleks yang dapat larut dengan ion
sekutu tersebut (Masterton,1990).
Reagnesia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum

adalah asam klorida, hidrogen sulfida, amonium sulfida, dan amonium karbonat.
Klasifikasi ini berdasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagenreagen ini dengan membentuk endapan atau tidak. Jadi boleh dikatakan bahwa
klasifikasi kation yang paling umum didasarkan pada perbedaan kelarutan dari
klorida, sulfida, dan karbonat dari kation tersebut.
Secara prinsip zat yang akan diidentifikasi dilarutkan kemudian ditambahkan
pereaksi tertentu yang sesuai, yang akan mengendapkan segolongan kation garam
yang sukar larut atau hidroksidanya. Pereaksi harus sedemikian rupa sehingga
pengendapan kation, golongan kation selanjutnya tidak terganggu atau
sebelumnya dapat dengan mudah dihilangkan dari larutan yang hendak dianalisis.
Untuk identifikasi kation senyawa organik, pada umumnya didasarkan atas
kelarutannya dalam air. Jika senyawa tidak larut dalam air, maka harus dilakukan
destruksi. Cara destruksi tergantung dari senyawa yang hendak dianalisis dan
ditentukan dengan bantuan percobaan pendahuluan. Prinsip destruksi ini terdiri
dari pelelehan campuran senyawa yang sukar larut dalam pereaksi yang sesuai
dalam jumlah yang berlebih. Akibatnya reaksi akan digeser sempurna kearah
reaksi (underwood, 1993).

Laporan Praktikum Analisis Kualitatif Kation |3

III. Cara Kerja

3.1. Identifikasi Golongan I

Laporan Praktikum Analisis Kualitatif Kation |4

3.2. Identifikasi Golongan II

3.3. Identifikasi Golongan III

Laporan Praktikum Analisis Kualitatif Kation |5

IV. Hasil Percobaan dan Pembahasan
4.1. Data Pengamatan
- Identifikasi kation sampel + reagen sama-sama 5 tetes.
Kation

Sampel + Reagent

Hasil Reaksi Kimia

Keterangan


Sampel A
Sampel

AgNO3 + NaOH

AgNO3 + NaOH →

Terdapat endapan

AgOH(s) ↓ + NaNO3(aq)

hitam AgOH(s), warna
larutannya abu-abu.

Sampel

AgNO3 + K2CrO4

2AgNO3 + K2CrO4 →


Terdapat endapan

Ag2CrO4(s) ↓ + 2KNO3(aq)

cokelat Ag2CrO4(s),
warna larutan kuning.

Sampel

AgNO3 + KI

AgNO3 + KI → AgI(s) ↓ +

Terdapat endapan

KNO3(aq)

putih susu AgI(s),
warna larutan putih

susu.

Sampel

AgNO3 + HCl → AgCl(s)↓ + Terdapat endapan

AgNO3 + HCl

HNO3(aq)

putih AgCl(s), warna
larutannya bening

Sampel

AgNO3 + NH4OH

AgNO3 + NH4OH →

Terdapat sedikit


Ag2O(s) ↓ + H2O(l) +

endapan putih

2NH4NO3(aq)

Ag2O(s), warna
larutannya bening.

Sampel B
Sampel

CuSO4.5H2O

+ CuSO4.5H2O + 2NaOH →
Cu(OH)2(s) ↓ + Na2SO4(aq)

NaOH


Terdapat endapan
biru Cu(OH)2, warna
larutannya biru muda.

Sampel

CuSO4.5H2O

+ CuSO4.5H2O + K2CrO4 →

Terdapat endapan

CuCrO4(s) ↓ + K2SO4(aq)

cokelat CuCrO4(s),

K2CrO4

warna larutannya
kuning.
Sampel

CuSO4.5H2O + KI

CuSO4.5H2O + KI → CuI(s) Terdapat endapan
↓ + K2SO4(aq)

putih CuI(s), warna
larutannya kuning.

Sampel

CuSO4.5H2O + HCl

CuSO4.5H2O + HCl →
CuCl4{2-}(aq)
SO4{2-}(aq)

+4

H{+}(aq)

Tidak terdapat
+

endapan, warna
larutannya biru
bening.

Laporan Praktikum Analisis Kualitatif Kation |6

Sampel

CuSO4.5H2O
NH4OH

+ CuSO4.5H2O + NH4OH →
Cu(NH3)4SO4(s) ↓

Terdapat endapan
biru Cu(NH3)4SO4(s),
warna larutannya
biru.

Sampel

CuSO4.5H2O + KCN CuSO4.5H2O + 2KCN →
Cu(CN)2(aq) + K2SO4(aq)

Tidak terdapat
endapan, warna
larutannya merah
coklat

Sampel C
Sampel

FeCl3 + NaOH

FeCl3 + 3NaOH →

Terdapat endapan

Fe(OH)3(s) ↓ + 3NaCl(aq)

merah kecoklatan
Fe(OH)3(s), warna
larutannya cokelat
teh.

Sampel

FeCl3 + K2CrO4

2FeCl3 + 3K2CrO4 →

Terdapat endapan

Fe2(CrO2)3(s) ↓ + 6KCl(aq)

cokelat Fe2(CrO2)3(s),
warna larutannya
jingga.

Sampel

FeCl3 + KI

FeCl3 + KI → FeCl2(aq) +

Tidak terdapat

KCl(aq) + I2(aq)

endapan, warna
larutannya cokelat
teh.

Sampel

FeCl3 + HCl

FeCl3 + HCl → FeCl3(aq) +

Tidak terdapat

HCl(aq)

endapan, warna
larutannya kuning.

Sampel

FeCl3 + NH4OH

FeCl3(aq) + 3NH4OH(aq) →

Terdapat endapan

Fe(OH)3(s) ↓ + 3NH4Cl(aq)

merah kecokelatan
Fe(OH)3(s), warna
larutannya bening.

Sampel

FeCl3 + KCN

2FeCl3 + 6KCN →

Tidak terdapat

Fe3[Fe(CN)6] (aq) + 6KCl(aq)

endapan, warna
larutannya merah
kecoklatan.

Laporan Praktikum Analisis Kualitatif Kation |7

- Identifikasi kation berlebih.
Kation

Sampel + Reagent

Hasil Reaksi Kimia

Keterangan

Sampel A
Sampel

Sampel

Sampel

AgNO3 + NaOH

AgNO3 + NaOH →

Terdapat endapan

+ Berlebih

AgOH(s) ↓ + NaNO3(aq) +

hitam AgOH(s), warna

NaOH(aq)

larutannya bening.

AgNO3 + K2CrO4

2AgNO3 + K2CrO4 →

Terdapat endapan

+ Berlebih

Ag2CrO4(s) ↓ + 2KNO3(aq) + cokelat Ag2CrO4(s),
K2CrO4(aq)

warna larutan kuning.

AgNO3 + KI

AgNO3 + KI → AgI(s) ↓ +

Terdapat endapan

+ Berlebih

KNO3(aq) + KI(aq)

putih susu AgI(s),
warna larutan putih
susu.

Sampel

AgNO3 + HCl

AgNO3 + HCl → AgCl(s)↓

Terdapat endapan

+ Berlebih

+ HNO3(aq) + HCl(aq)

putih AgCl(s), warna
larutannya bening

Sampel

AgNO3 + NH4OH

2AgNO3 + 2NH4OH →

Tidak terdapat

+ Berlebih

Ag2O(aq) + 2NH4NO3(aq) +

endapan, warna

H2O(l) + NH4OH(aq)

larutannya bening.

CuSO4.5H2O + NaOH

CuSO4.5H2O + 2NaOH →

Terdapat endapan

+ Berlebih

Cu(OH)2(s) ↓ + Na2SO4(aq)

hijau lumut Cu(OH)2,

+ NaOH(aq)

warna larutannya

Sampel B
Sampel

bening.
Sampel

CuSO4.5H2O+K2CrO4

CuSO4.5H2O + K2CrO4 →

Terdapat endapan

+ Berlebih

CuCrO4(s) ↓ + K2SO4(aq) +

cokelat CuCr2O4(s),

K2CrO4(aq)

warna larutannya
jingga.

Sampel

CuSO4.5H2O + KI
+ Berlebih

CuSO4.5H2O + KI →
CuI(s) ↓ + K2SO4(aq) +
KI(aq)

Terdapat endapan
putih CuI(s), warna
larutannya coklat.

Sampel

CuSO4.5H2O + HCl

CuSO4.5H2O + HCl →

+ Berlebih

CuCl4{2-}(aq) + 4 H{+}(aq) + endapan, warna
SO4{2-}(aq)

Tidak terdapat
larutannya biru
bening.

Sampel

CuSO4.5H2O+NH4OH CuSO4.5H2O + NH4OH → Terdapat endapan
+ Berlebih

Cu(NH3)4SO4(s) ↓ +

biru muda

Laporan Praktikum Analisis Kualitatif Kation |8

NH4OH(aq)

Cu(NH3)4SO4(s),
warna larutannya biru
muda.

Sampel

CuSO4.5H2O + KCN

CuSO4.5H2O + 2KCN →

Tidak terdapat

+ Berlebih

Cu(CN)2(aq) + K2SO4(aq) +

endapan, warna

KCN(aq)

larutannya hijau
bening.

Sampel C
Sampel

FeCl3 + NaOH

FeCl3 + 3NaOH →

Terdapat endapan

+ Berlebih

Fe(OH)3(s) ↓ + 3NaCl(aq) +

merah kecoklatan

NaOH(aq)

Fe(OH)3(s), warna
larutannya merah
kecoklatan.

Sampel

FeCl3 + K2CrO4

2FeCl3 + 3K2CrO4 →

Terdapat endapan

+ Berlebih

Fe2(CrO2)3(s) ↓ + 6KCl(aq)

cokelat Fe2(CrO2)3(s),

+ K2CrO4(aq)

warna larutannya
jingga.

Sampel

FeCl3 + KI

FeCl3 + KI → FeCl2(aq) +

Tidak terdapat

+ Berlebih

KCl(aq) + I2(aq) + KI(aq)

endapan, warna
larutannya cokelat
teh.

Sampel

FeCl3 + HCl

FeCl3 + HCl → FeCl3(aq) + Tidak terdapat

+ Berlebih

HCl(aq)

endapan, warna
larutannya hijau.

Sampel

FeCl3 + NH4OH

FeCl3(aq) + 3NH4OH(aq) →

+ Berlebih

Fe(OH)3(s) ↓ + 3NH4Cl(aq) + cokelat teh
NH4OH(aq)

Terdapat endapan
Fe(OH)3(s), warna
larutannya bening.

Sampel

FeCl3 + KCN

2FeCl3 + 6KCN →

Tidak terdapat

+ Berlebih

Fe3[Fe(CN)6] (aq) +

endapan, warna

6KCl(aq) + KCN(aq)

larutannya merah
kecoklatan.

Laporan Praktikum Analisis Kualitatif Kation |9

- Identifikasi kation setelah dilakukan pemanasan.

Kation

Sampel + Reagent

Hasil Reaksi Kimia

Keterangan

Sampel A
Sampel

AgNO3 + NaOH

AgNO3 + NaOH →

Terdapat endapan

+ Berlebih

AgOH(s) ↓ + NaNO3(aq)

hitam AgOH(s), warna

dipanaskan
Sampel

larutannya bening.

AgNO3 + K2CrO4

2AgNO3 + K2CrO4 →

Terdapat endapan

+ Berlebih

Ag2CrO4(s) ↓ + 2KNO3(aq)

cokelat Ag2CrO4(s),

dipanaskan
Sampel

warna larutan kuning.

AgNO3 + KI

AgNO3 + KI → AgI(aq) +

Tidak terdapat

+ Berlebih

KNO3(aq)

endapan, warna

dipanaskan
Sampel

larutan putih susu.

AgNO3 + HCl

AgNO3 + HCl → AgCl(s)↓ +

Terdapat endapan

+ Berlebih

HNO3(aq)

putih AgCl(s), warna

dipanaskan
Sampel

larutannya bening

AgNO3 + NH4OH

AgNO3 + NH4OH → Ag2O(s) Tidak terdapat

+ Berlebih

↓ + H2O(l) + 2NH4NO3(aq)

dipanaskan

endapan, warna
larutannya bening.

Sampel B
Sampel

Sampel

Sampel

CuSO4.5H2O +

CuSO4.5H2O + 2NaOH →

Terdapat endapan

NaOH

Cu(OH)2(s) ↓ + Na2SO4(aq)

hitam Cu(OH)2,

+ Berlebih

warna larutannya

dipanaskan

bening.

CuSO4.5H2O +

CuSO4.5H2O + K2CrO4 →

Terdapat endapan

K2CrO4

CuCrO4(s) ↓ + K2SO4(aq)

cokelat CuCrO4(s),

+ Berlebih

warna larutannya

dipanaskan

jingga.

CuSO4.5H2O + KI

CuSO4.5H2O + KI → CuI(s)

Terdapat endapan

+ Berlebih

↓ + K2SO4(aq)

putih CuI(s), warna

dipanaskan
Sampel

larutannya coklat.

CuSO4.5H2O + HCl

CuSO4.5H2O + HCl →

Tidak terdapat

+ Berlebih

CuCl4{2-}(aq) + 4 H{+}(aq) +

endapan, warna

dipanaskan

SO4{2-}(aq)

larutannya biru
bening.

Sampel

CuSO4.5H2O +

CuSO4.5H2O + NH4OH →

Terdapat endapan

NH4OH

Cu(NH3)4SO4(s) ↓

hitam

Laporan Praktikum Analisis Kualitatif Kation |10

+ Berlebih

Cu(NH3)4SO4(s),

dipanaskan

warna larutannya
bening.

Sampel

CuSO4.5H2O
KCN

+ CuSO4.5H2O + 2KCN →
Cu(CN)2(s) ↓ + K2SO4(aq)

Terdapat endapan
putih Cu(CN)2(s) ↓,

+ Berlebih

warna larutannya

dipanaskan

kuning.

Sampel C
Sampel

FeCl3 + NaOH

FeCl3 + 3NaOH →

Terdapat endapan

+ Berlebih

Fe(OH)3(s) ↓ + 3NaCl(aq)

merah kecoklatan

dipanaskan

Fe(OH)3(s), warna
larutannya bening.

Sampel

FeCl3 + K2CrO4

2FeCl3 + 3K2CrO4 →

Terdapat endapan

+ Berlebih

Fe2(CrO2)3(s) ↓ + 6KCl(aq)

cokelat Fe2(CrO2)3(s),
warna larutannya

dipanaskan

kuning.
Sampel

FeCl3 + KI

FeCl3 + KI → FeCl2(aq) +

Tidak terdapat

+ Berlebih

KCl(aq) + I2(aq)

endapan, warna

dipanaskan

larutannya cokelat
teh.

Sampel

FeCl3 + HCl

FeCl3 + HCl → FeCl3(aq) +

Tidak terdapat

+ Berlebih

HCl(aq)

endapan, warna

dipanaskan
Sampel

larutannya kuning.

FeCl3 + NH4OH

FeCl3(aq) + 3NH4OH(aq) →

Terdapat endapan

+ Berlebih

Fe(OH)3(s) ↓ + 3NH4Cl(aq)

merah kecokelatan

dipanaskan

Fe(OH)3(s), warna
larutannya bening.

Sampel

FeCl3 + KCN

2FeCl3 + 6KCN →

Tidak terdapat

+ Berlebih

Fe3[Fe(CN)6] (aq) + 6KCl(aq)

endapan, warna

dipanaskan

larutannya merah
hati.

4.3. Pembahasan
Pada praktikum analisis kation ini, sampel yang akan di uji kation
golongan berapanya adalah, AgNO3, CuSO4.5H2O, dan FeCl3. Pengujian
dilakukan dengan cara meneliti atau mengamati sampel yang telah
ditambahkan reagen akan mengalami pengendapan atau tidak. Selanjutnya
kita akan akan mengamati perbedaan penambahan reagen yang berlebih dan
Laporan Praktikum Analisis Kualitatif Kation |11

dilakukan pemanasan pada pengujian reagen yang berlebih. Pengujian ini
dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya kecocokan secara teoritis dan
pada saat pengujian atau praktikum. Adapun reagen yang kami gunakan
pada saat praktikum kemarin adalah NaOH, K2CrO4 , KI, HCl, NH4OH, dan
KCN.
Pada percobaan pertama yaitu sampel pertama AgNO3 ditambahkan
dengan NaOH, AgNO3 + NaOH → AgOH(s) ↓ + NaNO3(aq) yang
menghasilkan endapan hitam AgOH dan warna larutannya cokelat teh, tapi
pada saat berlebih warna larutannya berubah menjadi bening, setelah
keadaan berlebih kemudian di panaskan dan hasilnya sama seperti keadaan
berlebih, Hal tersebut dikarenakan NaOH yang bersifat basa kuat sehingga
sulit bereaksi dengan AgNO3 dan mengakibatkan endapan tidak larut.
Kelarutan bergantung juga pada sifat dan konsentrasi bahan lain yang ada
dalam campuran larutan itu.
Pada percobaan kedua masih menggunakan sample yang sama tetapi
reagennya berbeda, yaitu AgNO3 ditambahkan dengan K2CrO4. reaksinya
yaitu 2AgNO3 + K2CrO4 → Ag2CrO4(s) ↓ + 2KNO3(aq) yang menghasilkan
endapan warna cokelat dan larutannya berwarna kuning, pada saat keadaan
berlebih tidak ada perubahan, dan pada saat dipanaskan pun keadaannya
masih tetap sama. Hal ini tidak sesuai dengan teori, harusnya endapan
Ag2CrO4 itu endapannya berwarna merah, hal ini terjadi mungkin karena
pengaruh NO3, atau karena terkontaminasi zat lain, ntah itu di pipetnya atau
tabung reaksinya.
Pada percobaan ketiga yaitu AgNO3 ditambahkan dengan KI reaksinya
yaitu AgNO3 + KI → AgI(s) ↓ + KNO3(aq) yang menghasilkan endapan putih
susu AgI dan warna larutannya juga berwarna putih susu, pada saat keadaan
berlebih masih seperti itu, tapi pada saat pemanasan endapannya larut, hal
ini terjadi karena adanya pengaruh ion sekutu dan ion asing Umumnya
kelarutan endapan berkurang dengan adanya ion sekutu yang berlebih dan
dalam praktiknya ini dilakukan dengan memberikan konsentrasi pereaksi
yang berlebih. Tetapi penambahan pereaksi berlebih ini pada beberapa
senyawa memberikan efek yang sebaliknya yaitu melarutkan endapan. Hal
ini terjadi karena adanya pembentukkan kompleks yang dapat larut dengan
ion sekutu tersebut. Sedangkan adanya ion asing menyebabkan kelarutan
endapan menjadi sedikit bertambah, kecuali jika terjadi reaksi kimia antara
endapan dengan ion asing. Penambahan ion asing seperti penambahan asam
atau basa kuat dan ligan dapat menyebabkan endapan menjadi larut kembali.

Laporan Praktikum Analisis Kualitatif Kation |12

Pada Percobaan keempat yaitu AgNO3 ditambahkan dengan HCl adapun
reaksinya yaitu AgNO3 + HCl → AgCl(s)↓ + HNO3(aq) + HCl(aq).
Yang menghasilkan endapan putih dan larutannya tidak berwarna atau
bening, pada saat berlebih tidak terjadi perubahan, begitupun pada saat
pemanasan endapan dan warna larutannya tetap sama, hal ini sesuai dengan
teori, yaitu ion Ag+ jika di reaksikan dengan HCl akan mengendap dan
endapannya berwarna putih, dan ini termasuk kation golongan I.
Pada percobaan kelima yaitu AgNO3 ditambahkan dengan NH4OH
reaksinya yaitu AgNO3 + NH4OH → Ag2O(s) ↓ + H2O(l) + 2NH4NO3(aq)
Terdapat endapan putih warna endapannya bening, pada saat berlebih tidak
terdapat endapan dan warna larutannya bening, hal ini terjadi karena
pengaruh ion sekutu dan ion asing yang telah di jelaskan di atas.
Pada percobaan keenam yaitu CuSO4.5H2O ditambahkan dengan NaOH
reaksinya yaitu:
CuSO4.5H2O + 2NaOH → Cu(OH)2(s) ↓ + Na2SO4(aq)
Yang akan menghasilkan endapan biru Cu(OH)2, dan warna larutannya
berwarna biru muda, pada keadaan berlebih warna endapannya berwarna
hijau lumut dan warna larutannya bening, sedangkan pada keadaan setelah
dipanaskan warna endapannya berwarna hitam dan warna larutannya
bening. Hal ini tidak esuai dengan teori, didalam teori searusnya jika Cu
ditambahkan dengan NaOH akan menghasilkan endapan merah bata
Cu(OH)2, tetapi dalam percobaan ini tidak membentuk endapan yang
demikian hal ini terjadi karena pengaruh adanya unsur S yang akan
menghitamkan endapan setelah dilakukan pemanasan.
Pada percobaan ketujuh yaitu CuSO4 ditambahkan dengan K2CrO4 yang
akan menghasilkan endapan cokelat CuCrO4 adapun reaksinya yaitu
CuSO4.5H2O + K2CrO4 → CuCrO4(s) ↓ + K2SO4(aq). Pada saat keadaan
berlebih endapannya tetap berwarna cokelat namun warna larutannya
berubah dari yang tadinya kuning ke jingga.
Pada percobaan ke tujuh yaitu dengan mereaksikan CuSO4 dengan KI
reaksinya yaitu CuSO4.5H2O + KI → CuI(s) ↓ + K2SO4(aq) + KI(aq).

Yang

menghasilkan endapan putih CuI, pada saat berlebih dan pemanasan pun
endapannya tidak berubah. Hal ini sesuai dengan teori, yaitu endapan CuI
itu berwarna putih.
Pada percobaan ke delapan kami mereaksikan CuSO4 dengan HCl,
reaksinya yaitu
CuSO4.5H2O + HCl → CuCl4{2-}(aq) + 4 H{+}(aq) + SO4{2-}(aq).

Laporan Praktikum Analisis Kualitatif Kation |13

Tidak terdapat endapan, pada saat keadaan berlebih dan pemanasan pun
tidak terjadi endapan hal ini sesuai dengan teori dimana kation golongan II
tidak bereaksi dengan asam klorida.
Pada percobaan kedalan kami mereaksikan CuSO4 dengan NH4OH,
reaksinya yaitu CuSO4.5H2O + NH4OH → Cu(NH3)4SO4(s) ↓. Yang
menghasilkan endapan biru, pada kedaan berlebih warna endapannya
berubah menjadi biru bening, dan pada saat pemanasan warna endapannya
menjadi hitam. Kal ini karena pengaruh belerang dalam endapan
Cu(NH3)4SO4 yang akan menghitamkan endapan jika suhu dinaikkan.
Pada percobaan ke sembilan kami mereaksikan CuSO4 dengan KCN,
reaksinya yaitu CuSO4.5H2O + 2KCN → Cu(CN)2(aq) + K2SO4(aq). Tidak
terdapat endapan warna larutannya yang berubah pada keadaan berlebih
maupun saat pemanasan.
Pada percobaan kesepuluh kami menguji golongan III yaitu dengan
mereaksikan FeCl3 dengan NaOH, reaksinya yaitu:
FeCl3 + 3NaOH → Fe(OH)3(s) ↓ + 3NaCl(aq)
yang menghasilkan endapan coklat kemerahan, dan pada saat keadaan
berlebih maupun saat pemanasan hasil endapannya tetap sama. Hal ini
sesuai dengan teori yaitu endapan Fe(OH)3 berwarna coklat kemerahan bisa
dilihat di tabulasi kation golngan III.
Pada percobaan kesebelas kami mereaksikan FeCl3 dengan K2CrO4
adapun reaksinya yaitu 2FeCl3 + 3K2CrO4 → Fe2(CrO2)3(s) ↓ + 6KCl(aq).
Yang menghasilkan endapan cokelat Fe2(CrO2)3, pada keadaan berlebih
maupun pemanasan endapan yang dihasilkan tetap sama, tetapi warna
larutannya berubah.
Pada percobaan kedua belas kami mereaksikan FeCl3 dengan KI
reaksinya yaitu FeCl3 + KI → FeCl2(aq) + KCl(aq) + I2(aq), tidak terdapat
endapan, begitupun pada saat keadaan dan pemanasan tidak terdapat
endapan. Hal ini terjadi karena golongan III mengendap pada ammoniakal.
Sedangkan KI bukan termasuk amoniakal.
Pada percobaan ke tiga belas kami mereaksikan FeCl3 dengan HCl,
reaksinya yaitu FeCl3 + HCl → FeCl3(aq) + HCl(aq). Tidak terdapat endapan
dan warna larutannya kuning. Pada saat keadaan berlebih dan pemanasan
juga tidak terjadi endapan dan warna larutannya tetap kuning, hal ini sesuai
dengan teori, dimana kation golingan III tidak bereaksi dengan HCl maupun
H2S.
Pada percobaan keempat belas kami mereaksikan FeCl3 dengan NH4OH,
reaksinya yaitu FeCl3(aq) + 3NH4OH(aq) → Fe(OH)3(s) ↓ + 3NH4Cl(aq). yang
Laporan Praktikum Analisis Kualitatif Kation |14

menghasilkan endapan cokelat teh Fe(OH)3. Pada saat keadaan berlebih
warna endapannya tetap sama namun warna larutannya berbeda, pada saat
pemanasan warna endapannya berubah menjadi merah kecoklatan. Hal ini
sesuai dengan teori dimana kation golongan III akan mengendap pada
NH4OH.
Pada percobaan terakhir kami mereaksikan FeCl3 dengan KCN, adapun
reaksinya yaitu 2FeCl3 + 6KCN → Fe3[Fe(CN)6]

(aq)

+ 6KCl(aq). tidak

terdapat endapan, pada keadaan berlebih maupun pemanasan pun sama tidak
terdapat endapan. Hal ini membuktikan golongan III tidak bereaksi dengan
KCN.
V. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah kami lakukan dapat disimpulkan :
 Golongan I: Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam
klorida encer.
 Golongan II: Kation golongan ini bereaksi dengan asam klorida, tetapi
membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral
encer.
 Golongan III: Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida
encer,

ataupun dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral

encer. Namun kation ini membentuk endapan dengan ammonium sulfida
dalam suasana netral / amoniakal.
 Pada saat pemanasan maupun keadaan berlebih perbedaan yang terbentuk
tidak terlalu signifikan pada kebanyakan reaksi.

Laporan Praktikum Analisis Kualitatif Kation |15

VI. Daftar Pustaka
Cokrosarjiwanto. 1997. Kimia Analitik Kualitatif I. Yogyakarta : UNY Press.
Keenan, dkk. 1984. Kimia Untuk Universitas. Jakarta : Erlangga.
Day dan Underwood, A. L. 1986. Analisis Kimia Kantitatif. Erlangga: Jakarta.
Svehla, G. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro
Bagian I. PT Kalman Media Pusaka: Jakarta.
Masterlon, W.L. 1990. Analisa Kualitatif. http ://www.Chemistry.co.id.Pdf.
Didownload pada tanggal 2 Januari 2015
Vogel. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi Mikro.
Jakarta: PT. Kalman Pusaka.
http://rifnotes.blogspot.com/2013/06/laporan-dasar-kimia-analitik.html diakses 27
Desember 2014
http://adrywoper.blogspot.com/p/laporan-praktikum-kation-anion.html diakses 27
Desember 2014
http://hendracharlyskunda4nt1sk1tht1wn1t4029.blogspot.com/2013/06/laporankimia-analisis-kualitatif.html diakses pada 27 Desember 2014

Cirebon, 23 Desember 2014
Asisten Praktikan

Praktikan

Tania Avianda Gusman M,Sc.

Nurazizah Fitriyani Nahri

Laporan Praktikum Analisis Kualitatif Kation |16

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

Analisis Konsep Peningkatan Standar Mutu Technovation Terhadap Kemampuan Bersaing UD. Kayfa Interior Funiture Jember.

2 215 9

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63