Analisis Kepemimpinan berdasarkan Teori (1)

Analisis Kepemimpinan berdasarkan Teori Perilaku dan Teori Penerimaan
Alif Yahya Zunaidi
Yulia Haandayani
Suprapti
Eni Winarsih
Universitas Muhamammadiyah Ponorogo
Program Pasca Sarjana
Handayaniyulia1992@gmail.com

Abstrak
Peran seorang pemimpin dalam sebuah lembaga atau organisasi menjadi kunci
pokok. Yaitu, seorang pemimpin lembaga yang mempunyai visi dan misi yang
berorientasi ke depan serta mempunyai karakter yang mampu menjadi contoh bagi
orang-orang yang dipimpinnya. Kepemimpinan pendidikan islam harus mampu
memberikan kontribusi signifikan minimal tawaran konsep bagi problematika
kependidikan instusional dan nasional terlebih dalam pendidikan islam
Seorang pemimpin yang hebat tidak lahir begitu saja melainkan ada proses
yang melandasinya, tidak ada seseorang yang tiba-tiba menjadi pemimpin yang hebat
tanpa adanya suatu proses. Seorang pemimpin yang hebat juga harus mampu menjadi
tauladan yang baik bagi para anggotanya, bukan hanya pandai dalam kepemimpinan
juga bagus dalam beragama. Disamping hebat seorang pemimpin juga harus mampu

untuk mempengaruhi para anggotannya, mempengaruhi perilaku para bawahan
sedemikian rupa sehingga mereka mau dan mampu dan bahkan menyenangi bertindak
sesuai dengan keinginan dan ahrapan pimpinan dalam rangka pencapaian tujuan
organisasi.
Dengan adanya pemimpin yang baik dan berkualitas maka akan dapat
memajukan dan mensejahterakan para anggotamya, baik dari segi materil maupun
kemajuan dan kenyamanan dalam bekerja, jika dalam suatu lembaga tersebut terdapat
pemimpin yang semena-mena ataupun otoriter maka tunggu saja kehancurannya,
karena pada dasarnya suatu organisasi atau lembaga akan menjadi maju jika
pemimpinnya tidak berlaku layaknya boss tetapi berlaku seperti leader. Berdasarkan
1

urgensi ini maka penulis mencoba menganalisis kepemimpinan kepala madrasah di
Mts Muhammadiyah 7 Bungkal Ponorogo
Keywords: Analisiss Kepemimpinan, teori perilaku, teori penerimaan
PENDAHULUAN
Tercapainya tujuan dari pendidikan, khususnya dalam pendidikan islam adalah
sebuah harapan dari semua pihak, baik dari penyelenggara pendidikan, peserta didik
dan masyarakat luas. Oleh karena itu, diperlukan sinergi yang baik di antara ketiga
pihak tersebut. Masyarakat luas yang notabene adalah konsumen atau pihak yang

membutuhkan jasa pendidikan bagi anak-anak mereka, tentu akan sangat selektif
dalam memilih lembaga pendidikan. Hal inilah yang menjadi tantangan bagi lembaga
pendidikan khususnya lembaga pendidikan islam dewasa ini. Sebab, lembaga
pendidikan islam masih sering dipandang sebelah mata oleh karena masih adanya
ketidak maskimalan dalam pengelolaannya. Tak pelak, hal ini menjadikan masingmasing lembaga pendidikan Islam berlomba-lomba untuk meningkatkan kualitas, baik
dari segi sarana prasarana, tenaga pendidikan, dan metode, serta segala sesuatu yang
dibutuhkan dalam penyelenggaraan pendidikan.
Islam memandang bahwa kepemimpinan harus dipegang oleh sosok yang
mampu dan dapat menempatkan diri sebagai pembawa obor kebenaran. Dalam asas
dan prinsip ajaran Islam; pemimpin adalah hamba Allah, membebaskan manusia dari
ketergantungan kepada siapa pun, melahirkan konsep kebersamaan antar manusia,
menyentuh aspek hubungan manusia dengan manusia dengan manusia dan alam
sekitar, membenarkan seseorang taat kepada pemimpin selama tidak bermaksiat dan
melanggar aturan Allah, mengajarkan bahwa kehidupan dunia adalah bagian dari
perjalanan akhirat, memandang kekuasaan dan kepemimpinan adalah bagian integral
ibadah. Kepemimpinan merupakan tanggung beban dan tanggung jawab, bukan
kemuliaan.Bagaimana cara seorang pemimpin itu memimpin bawahannya dan
bagaimana seorang pemimpin memerintah dan menjalankan perannya
Peran seorang pemimpin dalam sebuah lembaga atau organisasi menjadi kunci
pokok. Yaitu, seorang pemimpin lembaga yang mempunyai visi dan misi yang

berorientasi ke depan serta mempunyai karakter yang mampu menjadi contoh bagi
orang-orang yang dipimpinnya. Kepemimpinan pendidikan islam harus mampu
memberikan kontribusi signifikan minimal tawaran konsep bagi problematika

2

kependidikan instusional dan nasional terlebih dalam pendidikan islam. 1Makalah Ini
memfokuskan pembahasan tentang kepemimpinan berdasarkan teori perilaku dan
teori penerimaan
A. Pengertian kepemimpinan
Secara etimologi, kepemimpinan berasal dari kata dasar pemimpin. Dalam
bahasa inggris, leadership yang berarti kepemimpinan, dari kata dasar leader
berarti pemimpin dan akart katanya to lead yng terkandung berarti arti yang sling
erat berhubungan adalah bergerak lebih awal, berjalan di awal, mengambil
langkah awal, berbuat paling dulu, memelopori, mengasahkan mengarahkan
pikiran pendapat orang lain, membimbing, menuntut dan menggerakkan orang
lain melalui pengaruhnya. 2
Kepemimpinan adalah suatu kekuatan penting dalam rangka pengelolaan
sehingga kemampuan pemimpin secara efektif merupakan kunci keberhasilan
organisasi. Maka, esensi kepemimpinan adalah kepengikutan kemauan orang lain

untuk mengikuti keinginan pemimpin.3Sudarwan Danim sendiri mendefinisikan
kepemimpinan adalahsetiap tindakan yang dilakukan oleh individu atau
kelompok untuk mengkoordinasi dan memberi arah kepada individu atau
kelompok lain yang tergabung dalam wadah tertentu untuk mencapai tujuantujuan yang telah ditetapkan sebelumnya
Dari berbagai pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa
kepemimpinan adalah kemampuan seseorang dalam untuk mempengaruhi orang
lain agar orang tersebut mau bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Kepemimpinan telah dipelajari melalui berbagai cara yang berbeda-beda,
tergantung

pada

konsepsi

kepemimpinan

dan pilihan

metodologi


para

penelitiannya. Sehingga studi kepemimpinan hanya memperlakukan atau
dihadapkan pada satu aspek yang sempit, seperti pengaruh bawahan atau sifat
pribadi atau perilaku. Makalah ini membahas terkait analisis kepemimpinan

1 Baharuddin & Umiarso. Kepemimpinan Pendidikan Islam Antara Teori dan Praktik.(Jogjakarta: ArRuzz Media,2012), Hlm. 13.
2 Mangunharjana.Kepemimpinan, ( Yogjakarta: Kanisius, 2004), hlm.1.
3 Wahjosumidjo.Kepemimpinan Kepala Sekolah. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2008), hlm.4

3

berdasarkan teori perilaku dan teori penerimaan yang akan di uraikan sebagai
berikut:
B. Analisis kepemimpinan berdasarkan teori perilaku
Dalam penelitian mengenai perilaku pemimpin telah didominasi oleh suatu
fokus pada sejumlah kecil aspek dari perilaku. Kebanyakan studi mengenai
perilaku kepemimpinan selama periode tersebut menggunakan kuesioner untuk
mengukur perilaku yang berorientasi pada tugas dan yang berorientasi pada

hubungan. Beberapa studi telah dilakukan untuk melihat bagaimana perilaku
tersebut dihubungkan dengan kriteria tentang efektivitas kepemimpinan seperti
kepuasan dan kinerja bawahan. Peneliti-peneliti lainnya menggunakan eksperimen
laboratorium atau lapangan untuk menyelidiki bagaimana perilaku pemimpin
mempengaruhi kepuasan dan kinerja bawahan.
Teori

perilaku

kepemimpinan

(behavioral

theory

of

leadership)

ini didasari pada keyakinan bahwa pemimpin yang hebat merupakan hasil

bentukan atau dapat dibentuk, bukan dilahirkan (leader aremade, nor born).
Berakar pada teori behaviorisme,teori kepemimpinan ini berfokus pada tindakan
pemimpin, bukan pada kualitas mental atau internal. Menurut teori ini, orang bisa
belajar untuk menjadi pemimpin, misalnya, melalui pelatihan atau observasi.4
Dalam pendekatan perilaku ini memandang bahwa kepemimpinan dapat
dipelajari dari pola tingkah laku, dan bukan dari sifat-sifat (traits) pemimpin.
Alasannya sifat seseorang sukar untuk diidentifikasi. Beberapa ahli berkeyakinan
bahwa perilaku dapat dipelajari, hal ini berarti orang yang dilatih dalam perilaku
kepemimpinan yang tepat akan dapat memimpin secara efektif. 5 Namun demikian,
keefektifan perilaku kepemimpinan ini dipengaruhi oleh beberapa variabel. Jadi
perilaku tidak mutlak menentukan keberhasilan suatu kepemimpinan.
Konsep perilaku kepemimpinan ini muncul karena menganggap bahwa
konsep sifat kepemimpinan tidak mampu menghasilkan kepemimpinan yang
efektif, karena sifat sulit untuk diidentifikasi. Yulk sebagaimana yang dikutip
Marno dkk, menjelaskan bahwa perilaku pemimpin terhadap bawahan ada 4
bentuk perilaku, yaitu:
1.

ada yang lebih menekankan pada tugas


4Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), hal.
91
5Ibid.,92

4

2.

ada yang lebih mementingkan pada hubungan.

3.

ada yang mementingkan kedua-duanya

4.

ada yang mengabaikan kedua-duanya.6
Ada juga peneliti yang mengatakan bahwa perwujudan perilaku pemimpin
dengan orientasi bawahan:
1. penekanan pada hubungan atasan-bawahan,

2. perhatian pribadi pimpinan pada pemuasan kebutuhan para bawahannya
3. menerima perbedaan-perbedaan kepribadian, kemampuan dan perilaku yang
terdapat dalam diri dari para bawahan.
Pemimpin berusaha keras tidak menyakiti bawahannya. Penjabaran
perilaku pemimpin terhadap bawahan tersebut dapat dirinci sebagai berikut:
1. High-high berarti pemimpin tersebut memiliki hubungan tinggi dan orientasi
tugas yang tinggi juga.
2. High task-low relation, pemimpin tersebut memiliki orientasi tugas yang
tinggi, tetapi rendah hubungan terhadap bawahan.
3. Low task-high relation, pemimpin tersebut lebih mementingkan hubungan
dengan bawahan, dengan sedikit mengabaikan tugas. Teori ini disebut dengan
Konsiderasi yaitu kecenderungan seorang pemimpin yang menggambarkan
hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang ada dalam hal ini
seperti: membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan bersedia
berkonsultasi dengan bawahan
4. Low task-low relation, orientasi tugas lemah, hubungan dengan bawahan juga
lemah.7

C. Analisis kepemimpinan berdasarkan teori penerimaan
Pendekatan kepemimpinan berdasarkan penerimaan menganggap bahwa

kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi perilaku para bawahan
sedemikian rupa sehingga mereka mau dan mampu dan bahkan menyenangi
bertindak sesuai dengan keinginan dan

ahrapan pimpinan

dalam rangka

pencapaian tujuan organisasi.8 Agar pimpinan mampu mempengaruhi perilaku
para bawahannya, ia perlu mengenali karakteristik, kepentingan, kebutuhan,
6Marno dan Triyo Supriyatno, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam, (Bandung: Refika
Abditama, 2008), hal. 39
7Marno dan Triyo Supriyatno, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam, (Bandung: Refika
Abditama, 2008), hal. 39
8Kartono, Kartini. Pemimpin dan Kepemimpinan. (Jakarta: Rajawali Pers,2011),26.

5

kecenderungan perilaku dan kemampuan mereka. Melakukan hal tersebut jelas
sulit.

Dewasa ini telah umum diterima sebagai kebenaran ilmiah bahwa manusia
adalah makhluk sangat kompleks. Karena kali ini sengaja dilakukan pembatasan
dari materi yaitu hanya pada berbagai kepentingan dan kebutuhan manusia
dikaitkan dengan kepemimpinan. Kepentingan tersebut terbagi atas kepentingan
politik, kepentingan ekonomi, dan kepentingan social
Kegiatan manusia

secara

bersama-sama

selalu

membutuhkan

kepemimpinan. Untuk berbagai usaha dan kegiatannya diperlukan upaya yang
terencana dan sistematis dalam melatih dan mempersiapkan pemimpin baru. Oleh
karena itu, banyak studi dan penelitian dilakukan orang untuk mempelajari
masalah pemimpin dan kepemimpinan yang menghasilkan berbagai teori tentang
kepemimpinan. Teori kepemimpinan merupakan penggeneralisasian suatu seri
perilaku pemimpin dan konsep-konsep kepemimpinannya, dengan menonjolkan
latar belakang historis, sebab-sebab timbulnya kepemimpinan, persyaratan
pemimpin, sifat utama pemimpin, tugas pokok dan fungsinya serta etika profesi
kepemimpinan.9
Kepemimpinan tidak akan terjadi dalam satu kevakuman sosial atau
lingkungan. Para pemimpin mencoba melakukan pengaruhnya kepada anggota
kelompok dalam kaitannya dengan situasi yang spesifik.Karena situasi dapat
sangat bervariasi sepanjang dimensi yang berbeda, oleh karenanya hanya masuk
akal untuk memperkirakan bahwa tidak ada satu gaya atau pendekatan
kepemimpinan yang akan selalu terbaik. Namun, sebagaimana telah kita pahami
bahwa strategi yg paling efektif mungkin akan bervariasi dari satu situasi ke
situasi lainnya
Penerimaan kenyataan dasar ini melandasi teori tentang efektifitas
pemimpin yang dikembangkan oleh Fiedler, yang menerangkan teorinya sebagai
Contingency Approach.Asumsi sentral teori ini adalah bahwa kontribusi seorang
pemimpin kepada kesuksesan kinerja oleh kelompoknya adalah ditentukan oleh
kedua hal yakni karakteristik pemimpin dan dan oleh berbagai variasi kondisi

9Ibid.,27.

6

dan situasi. Untuk dapat memahami secara lengkap efektifitas pemimpin, kedua
hal tersebut harus dipertimbangkan.10
1. Aturan Penerimaan
Jika penerimaan dari satu pemecahan oleh para bawahan adalah penting dan
terdapat suatu ketidakpastian tentang akan diterimanya suatu keputusan
otokratik.
2. Aturan Konflik
Jika penerimaan dari suatu pemecahan oleh kelompok adalah pening dan
jika suatu keputusan otokratik tidak akan diterima, dan jika ada
kemungkinan ketidaksetujuan anatara bawahan yang berusaha memecahkan
persoalan, maka gaya kepemimpinan harus memberikan kesempatan
kepada pihak – pihak yang tidak setuju untuk mengatasi perbedaan mereka,
dan memberikan kepada mereka pengetahuan selengkapnya dari persoalan.
3. Aturan kewajaran
Jika penerimaan oleh kelompok penting tetapi mutu dari keputusan tdak
penting, maka gaya kepemimpinan harus memberikan peluan kepada
bawahan untuk berinteraksi dan berunding tentang apa pemecahan yang
wajar.
4. Aturan prioritas penerimaan
Jika penerimaan dari pemecahan penting, tidak dapat dipastikan sebagai
hasil dari suatu keputusan otokratik, dan jika bawahan berkemauan untuk
mengarah ke tujuan organisasi dalam mencarai suatu pemechan, maka gaya
kepemimpinan yang diinginkan adalah yang memberikan kesamaan hak
kepada anggota tanpa merugikan mutu pemecahan, karena ini akan
menghasilkan penerimaan yang lebih besar dari keputusan.
D. Analisis kepemimpinan di MTs Muhammadiyah 7 Bungkal Ponororgo
Mts Muhammadiyah terletak di jalan Puntodewo 11 Kecamatan Bungkal
Ponorogo, pada madrasah ini dipimpin oleh seorang kepala sekolah yang bernama
Sayuti, A,Ma. Kepemimpinan bapak sayuti ini sudah terbilang cukup lama hampir
tiga periode. Kondisis madrasah ini sangat berbeda dengan madrasah yang lain,
murit yang tidak begitu banyak membuat para guru harus ekstra dalam
mempromosikan sekolah, kondisis yang cukup menguras tenaga.
Dalam memimpin madarsah bapak Yuti selalu bersikap sabar, lemah
lembut dan tidak pernah marah-marah atau membentak terhadapt siswa maupun
guru yang terlambat atau melanggar peraturan, tetapi beliau lebih menunjukan suri
tauladan yang baik. Pada setiap rapat kepala madrasah selalu memberikan petuah10Kartono, Kartini. Pemimpin dan Kepemimpinan. (Jakarta: Rajawali Pers,2011),29.

7

petuah atau motivasi kepada guru utuk selalu bersemangat dalam mengajar.
Dalam mengemban amanah yang begutu berat dan diusianya yang sudah tidak
muda lagi beliau begitu semangat meskipun beliau hanya mendapat Honor seratus
ribu perbulannya.
Dibawah pimpinannya madrah ini bisa dibilang baik karena cara beliau
memimpin sangat luar biasa yaitu mengajarkan pada guru untuk selalu
ikhlas,profesional dalam mengajar, dan selalu disiplin, dibawah pimpinanya para
staf dan guru merasa nyaman dalam bekerja dan tentunya meskipun sikapnya
penyabar selalu disegani oleh para siswa dan guru. Semangat, keikhlasan dalam
berjuang dan tauladan yang baik dari beliau dan bahkan semngatnya dalam
memajukan madrasah juga patut dicontoh para pemimpin-pemimpin muda saat
ini.
Dari pemaparan data diatas kiranya dapat kita ambil kesimpulan bahwa
sanya seorang pemimpin tidak hanya harus pandai tetapi juga harus memiliki
semngat dan motivasi untuk memajukan suatu lembaga. Pemimpin yang
berkualitas bukan hanya lahir dari suatu lembaga yang besar dan mewah tetapi
lembaga-lembaga kecilpun mampun memiliki pemimpin yang berdedikasi tinggi
pula. Pemimpin yang berkualitas tidak lahir brgitu saja melainkan lahir dari
sebuah proses panjang dan pengalaman ketika dia memimpin suatu lembaga atau
organisasi.
PENUTUP
Teori perilaku kepemimpinan (behavioral theory of leadership) didasari pada
keyakinan bahwa pemimpin yang hebat merupakan hasil bentukan atau dapat
dibentuk,

bukan

dilahirkan

(leader

aremade,

nor

born).

Berakar

pada

teori behaviorisme, teori kepemimpinan ini berfokus pada tindakan pemimpin, bukan
pada kualitas mental atau internal. Menurut teori ini, orang bisa belajar untuk menjadi
pemimpin, misalnya, melalui pelatihan atau observasi.
Pendekatan kepemimpinan berdasarkan penerimaan menganggap bahwa
kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi perilaku para bawahan
sedemikian rupa sehingga mereka mau dan mampu dan bahkan menyenangi bertindak
sesuai dengan keinginan dan ahrapan pimpinan dalam rangka pencapaian tujuan
organisasi. Agar pimpinan mampu mempengaruhi perilaku para bawahannya, ia perlu
mengenali karakteristik, kepentingan, kebutuhan, kecenderungan perilaku dan
kemampuan mereka. Melakukan hal tersebut jelas sulit
8

DAFTAR PUSTAKA
Wahyosumidjo. 2002. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Raihani. 2010. Kepemimpinan Sekolah Transformatif. Yogjakarta : PT LKIS Printing
Cemerlang
Muslimin,Imam. 2013. Pemimpin Perubahan Model Kepemimpinan dalam Transisi
Perubahan Kelembagaan. Malang : UIN – MALIKI PRESS.
Fattah, Nanang. 2004. Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
Marno, Triyo Supriyatno. 2008. Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam, Bandung:
Refika Abditama, 2008
Kartono, Kartini. 2011. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: Rajawali Pers.

9

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

Analisis Konsep Peningkatan Standar Mutu Technovation Terhadap Kemampuan Bersaing UD. Kayfa Interior Funiture Jember.

2 215 9

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63