CARABINER SNAP Makalah ini Diajukan Unt

“CARABINER SNAP”
Makalah ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah
Material Teknik

Disusun oleh :
Irfan fathurahman
Irpan Supriatna Hadi
Ruly Mulya
Stella Ratna Diani

3333140382
3333140313
3333141244
3333141260

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2015
Jl. Jend. Sudirman Km. 3 Cilegon, Kota Cilegon 42431. Telp. (0254) 395502

2


DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI......................................................................................................

ii

DAFTAR GAMBAR......................................................................................... iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................
1.2 Tujuan Penulisan..........................................................................
1.3 Rumusan Masalah........................................................................

BAB II

1
1

1

ISI
2.1 Definisi Carabiner........................................................................ 3
2.2 Fungsi Carabiner.......................................................................... 3
2.3 Spesifikasi Carabiner ................................................................... 4
2.4 Material yang Digunakan............................................................. 4
2.5 Standarisasi Carabiner.................................................................. 6
2.6 Proses Manufaktur....................................................................... 7
2.7 Kriteria Desain............................................................................. 12

BAB III KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan.................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR GAMBAR

3

Gambar


Halaman

Gambar A. Fungsi dan Jenis Carabiner........................................................ 3
Gambar B. Carabiner Snap........................................................................... 4
Gambar C. Label UIAA Standard dan EN Standard.................................... 6
Gambar D. Teknik Mendesain Carabiner..................................................... 7
Gambar E. Proses Pemotongan Carabiner.................................................... 7
Gambar F. Proses Deep Drawing.................................................................. 8
Gambar G. Proses Pemanasan Roasting....................................................... 9
Gambar H. Proses Pressing............................................................................ 9
Gambar I. Proses Pressing tahap II.................................................................. 10
Gambar J. Proses Tempering........................................................................ 10
Gambar K. Proses pendinginan dengan air (Quenching Air).............................. 11
Gambar L. Pemasangan Lock gate............................................................... 11
Gambar M. Proses Pemberian Warna........................................................... 12

BAB I

4


PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Aluminium alloy merupakan bahan logam yang kuat dan ringan sehingga
banyak digunakan untuk industri otomotif, penerbangan, maupun industri
peralatan adventure khususnya panjat tebing. Di bidang adventure industri
peralatan panjat banyak menggunakan Aluminium alloy untuk pembuatan.
Carabiner adalah alat yang digunakan untuk mengaitkan tali ke hanger, tali ke
tali atau tali ke harness, Secara definisi, Carabiner adalah lingkaran tertutup
yang dibuat dari bahan aluminium alloy. Carabiner memiliki dua jenis yaitu
Carabiner screw gate (pengunci) dan Carabiner non screw gate (tanpa pengunci)
namun Carabiner memiliki variasi yang berbeda-beda. Selama ini Carabiner
dengan variasi tertentu saja yang sering digunakan dalam pemanjatan entah
mengapa demikian. Carabiner ini terbuat dari dua bahan campuran keras, yakni
baja dan aluminium. Oleh karena itu kami tertarik untuk menulis makalah
mengenai kekuatan Carabiner Snap atau Carabiner non screw gate dalam
menopang beban.


1.2

Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui material yang digunakan untuk membuat carabiner snap.
2. Untuk mengetahui kegunaan dari carabiner snap.
3. Untuk mengetahui spesifikasi carabiner snap.
4. Untuk mengetahui proses pembuatan carabiner snap.
5. Untuk mengetahui kriteria desain yang digunakan dalam carabiner snap.
6. Untuk mengetahui standar produk yang digunakan.

1.3

Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah :

5

1. Material apa yang digunakan untuk membuat carabiner snap?

2. Apa kegunaan dari carabiner snap?
3. Apa saja spesifikasi dari carabiner snap?
4. Apa saja proses yang terjadi dalam pembuatan carabiner snap?
5. Kriteria apa saja yang digunakan dalam mendesain carabiner snap?
6. Standar apa yang digunakan dalam carabiner tersebut?

BAB II

6

ISI

2.1

Definisi Carabiner

Carabiner berasal dari kata Jerman "Karabinerhaken", yang berarti "hook
untuk karabin". The carabiner baja pertama yang dibuat khusus untuk pendakian
diciptakan pada tahun 1910 oleh seorang pendaki Jerman bernama Otto Herzog.
Carabiner adalah alat yang digunakan untuk mengaitkan tali ke hanger, tali ke

tali atau tali ke harness, Secara definisi, Carabiner adalah lingkaran tertutup yang
dibuat dari bahan aluminium alloy. Carabiner memiliki dua jenis yaitu Carabiner
screw gate (pengunci) dan Carabiner non screw gate (tanpa pengunci) namun
Carabiner memiliki variasi yang berbeda-beda. Selama ini Carabiner dengan variasi
tertentu saja yang sering digunakan dalam pemanjatan entah mengapa demikian.
Carabiner ini terbuat dari dua bahan campuran keras, yakni baja dan aluminium.
2.2

Fungsi Carabiner

Carabiner berfungsi sebagai alat safety pada saat melakukan kegiatan dialam
bebas seperti pendakian gunung, tebing, telusur goa namun bisa juga digunakan
sebagai alat safety pada saat bekerja. Biasanya carabiner digunakan dengan cara
mengaitkan tali ke hanger, ke harnes ataupun ke angker, hal ini dilakukan untuk
menjaga keamanan pengguna carabiner.
Carabiner juga dapat digunakan sebagai alat Descender (turun) atau Ascender
(naik), seperti olahraga panjat tebing yang dilakukan dengan cara naik melawati
tebing dari bawah ke atas dengan mengaitkan carabiner ke belayer ataupun kepada
climber ataupun dari tali ke angker, dalam kegiatan telusur goa carabiner digunakan
sebagai alat descender (turun) yaitu dengan mengaitkan carabiner ke angker ataupun

ke harness.
A

B

C

D

7

Gambar A. Fungsi Dan Jenis Carabiner (a) Jenis-jenis Carabiner (b) Telusur
Goa (c) Panjat Tebing (d) Pendakian Gunung
2.3

Spesifikasi Carabiner

Sejak dirilis pada tahun 1991 Carabiner model SPIRIT telah dianggap
carabiner terbaik di pasar; carabiner yang hadir dengan topping yang halus,
ergonomis dan denagn daya tahan yang sempurna. Model SPIRIT ini diproduksi

terus-menerus hingga sekarang. Carabiner ditempa untuk mengoptimalkan rasio
kekuatan menahan beratnya, Anodized (pelapisan) pada alumunium untuk
meningkatkan ketahanan korosi. Adanya sistem Keylock (pengunci otomatis).

Gate
Spesifikasi
Lock Hole
Penampang
Minor

Penampa
ng
Mayor

Penampang Beban

Gambar B. Carabiner Snap
Merek
Model
Material (s)

Sertifikasi (s)
Referensi (s)
Berat
Warna (s)
Mayor kekuatan sumbu
Terbuka kekuatan gerbang
Minor kekuatan sumbu
Gerbang pembukaan
Produksi Negara
2.4

:
:
:
:
:
:
:
:
:

:
:
:

Material yang Digunakan

PETZL
SPIRIT STRAIGHT
Aluminium 7000 yang ditempa-dipanaskan
CE EN 12275 B jenis, UIAA 121
M15 A
49 g
bingkai oranye dengan gerbang abu-abu
23 kN
9,5 kN
10 kN
20 mm
United States

8

Adapun material yang digunakan dalam pembuatan carabiner snap ialah
Alumunium dan zinc.
Aluminium alloy
Aluminium merupakan salah satu logam non ferrous. Dalam sektor
perindustrian, aluminium dikembangkan dengan begitu pesat. Dan dapat diolah
menjadi berbagai macam produk dengan lebih ekonomis. Aluminium
merupakan logam ringan dengan berat jenis 2.643 g/cm 3 dan titik cairnya 660
o
C.
Bauksit adalah salah satu sumber aluminium, dan banyak terdapat di
daerah Bintan dan Kalimantan. Bauksit dapat diolah dengan proses bayer
untuk mendapatkan alumina yang selanjutnya diolah kembali untuk
mendapatkan aluminium. Untuk menghasilkan 500kg aluminium diperlukan
550kg bauksit, 450kg NaOH, 31.5 ton H2O dan 7.5 ton uap. Bauksit dapat
juga diolah menggunakan proses elektrolisa. Untuk 1kg aluminium diperlukan
4 kg bauksit, 0.6 kg karbon, dan criolit.. Sifat–sifat umum dari aluminium
antara lain :
1.
Berat jenis rendah
2.
Konduktor listrik yang baik
3.
Tahan korosi
4.
Mudah dituang
Beberapa jenis aluminium alloy :
1. Wrough Alloy
Aluminium wrought alloy terdiri dari 2 macam yaitu aluminium wrought
alloy yang bisa diheatreatment dan aluminium wrought alloy yang tidak bisa
ditempa.
2. Casting Alloy
Aluminium casting alloy terdiri dari aluminium die casting dan aluminium
permanent casting. Beberapa macam aluminium alloy ditinjau dari bahan
campurannya, antara lain :
3. Magnal (terdiri dari campuran aluminium dan magnesium)
4. Manal (terdiri dari campuran aluminium dan mangan)
5. Siluminal (terdiri dari campuran aluminium, tembaga dan silicon)
Duraluminium terdiri dari campuran aluminium, tembaga, mangan dan
magnesium.
 Zinc Alloy
Seng diambil dari bahasa Belanda yaitu zink adalah unsur kimia dengan
lambang kimia Zn, nomor atom 30, dan massa atom relatif 65,39. Ia
merupakan unsur pertama golongan 12 pada tabel periodik. Beberapa aspek
kimiawi seng mirip dengan magnesium. Hal ini dikarenakan ion kedua unsur
ini berukuran hampir sama. Selain itu, keduanya juga memiliki keadaan
oksidasi +2. Seng merupakan unsur paling melimpah ke-24 di kerak Bumi
dan memiliki lima isotop stabil. Bijih seng yang paling banyak ditambang
adalah sfalerit (seng sulfida).


9

Seng merupakan logam yang berwarna putih kebiruan, berkilau, dan
bersifat diamagnetik. Walau demikian, kebanyakan seng mutu komersial tidak
berkilau. Seng sedikit kurang padat daripada besi dan berstruktur kristal
heksagonal.Lehto 1968, p. 826 Logam ini keras dan rapuh pada kebanyakan
suhu, namun menjadi dapat ditempa antara 100 sampai dengan 150 °C. Di
atas 210 °C, logam ini kembali menjadi rapuh dan dapat dihancurkan menjadi
bubuk dengan memukul-mukulnya. Seng juga mampu menghantarkan listrik.
Dibandingkan dengan logam-logam lainnya, seng memiliki titik lebur (420
°C) dan tidik didih (900 °C) yang relatif rendah. Dan sebenarnya pun, titik
lebur seng merupakan yang terendah di antara semua logam-logam transisi
selain raksa dan kadmium.
Terdapat banyak sekali aloi yang mengandung seng. Salah satu contohnya
adalah kuningan (aloi seng dan tembaga). Logam-logam lainnya yang juga
diketahui dapat membentuk aloi dengan seng adalah aluminium, antimon,
bismut, emas, besi, timbal, raksa, perak, timah, magnesium, kobalt, nikel,
telurium, dan natrium. Walaupun seng maupun zirkonium tidak bersifat
feromagnetik, aloi ZrZn2 memperlihatkan feromagnetisme di bawah suhu 35
K.
Tabel 1. Sifat Mekanik Zinc
Modulus Young
108 Gpa
Modulus geser
43 Gpa
Modulus ruah
70 Gpa
Nisbah Poisson
0,25
Skala kekerasan Mohs
2,5
Kekerasan Brinell
412 Mpa
Kedua bahan tersebutlah yang dapat membentuk Carabiner yang memiliki
sifat ringan dan kuat. Paduan Alumunium dan Zinc dapat membuat Carabiner
menjadi lebih kuat menahan tarikan yang terjadi pada setiap sisi carabiner.
2.5

Standarisasi Carabiner
Sebagai persyaratan hukum semua carabiner yang digunakan untuk
memanjat, dan dijual di Uni Eropa, harus mematuhi Standar EN (European
Standard), lebih jauh lagi, standar EN umumnya dianggap minimal dan paling
rendah carabiner standar persyaratan. Kriteria desain rinci didefinisikan di
bawah ini, ini adalah dibagi menjadi dua kategori - persyaratan yang ketat dan
pedoman desain. Persyaratannya terdiri dari nilai-nilai kuantitatif untuk
penilaian beban dan dimensi (berdasarkan standar), dan setiap sifat kuantitatif
lainnya (seperti suhu operasi). Pedoman desain lebih sulit untuk dihitung,
lebih seperti saran desain, yang masih sangat penting (misalnya apakah
Carabiner dapat menopang beban yang ada pada tali). Adapun standar produk

10

alat safety seperti carabiner ialah Standar UIAA (Union Internationale Des
Association’s D’Alpinisme)

2.6

Gambar C. Label UIAA standar dan EN Standard
Adapun Standard yang harus dipenuhi pada saat pembuatan carabiner
menurut standar safety UIAA ialah meliputi perangkat uji, metode yang
digunakan pada saat menguji carabiner yang meliputi berbagai macam
komponen yang diperlukan pada saat pengujian.
Proses Manufaktur
 Desain
Carabiner snap di desain dengan 2 cara, cara pertama dengan menggambar
manual atau langsung dan cara ke dua dengan menggunakan aplikasi dengan
komputer.

B

A

Gambar D. Teknik Mendesain Carabiner (A) Manual (B) Komputerisasi



Cutting ( Pemotongan)

Cutting ialah salah satu proses yang ada dalam pembuatan carabiner snap
dengan cara memotong logam / bahan pembuatan carabiner. Proses cutting di
lakukan sebelum proses deep drawing atau pencetakan bentuk. Proses
pemotongan tidak di lakukan dengan sembarang ukuran/ panjang tapi dengan
ukuran yang sudah di sesuaikan dengan standard agar nanti pada saat proses
deep drawing tidak ada bahan yg harus di potong lagi.

11

Gambar E. Proses pemotongan Carabiner


Deep Drawing

Deep drawing dan drawing pada intinya merupakan satu jenis proses produksi
namun terdapat beberapa ahli yang membedakan dengan indek ketinggian,
proses deep drawing mempunyai indek ketinggian yang lebih besar
dibandingkan dengan drawing.Selain itu terdapat proses produksi yang berbeda
dengan proses drawing tetapi juga diberi istilah drawing, proses tersebut berupa
penarikan, seperti pada pembuatan beberapa jenis bentuk kawat, untuk
membedakan kedua proses tersebut (penarikan dan pembuatan bentuk silinder)
beberapa ahli memberikan istilah yang lebih khusus.

Proses



Gambar F.
Deep
Drawing

Roasting

Adalah
proses
oksidasi
sulfida logam untuk menghasilkan logam oksida dan sulfur dioksida.
Temperatur roasting harus > 500-600 C agar mencapai kecepatan maksimum
reaksi dan < 1000C atau dibawah melting point. Roasting ada dua jenis antara
lain :

12

a.Dead roast atau sweet roast yaitu roasting untuk mengeliminasi
keseluruhan sulfur pada saat reaksi
Contoh :
b.

Partial roasting yaitu menghilangkan sejumlah sulfur pada saat
reaksi
Contoh :

.

Gambar G. Proses Pemanasan Roasting



Pressing

Pressing adalah proses dimana carabiner snap yang masih bersuhu tinggi di bentuk
sesuai yang di inginkan dengan cara meletakan carabiner snap di cetakan lalu di beri
tekanan.

13

Gambar H. Proses Pressing



Pressing Tahap II

Pressing pada tahap ini sama proses nya dengan tahap pressing sebelum nya, namun
pada tahap pressing ini carabiner di beri sejenis cairan dan pada tahap pressing ini
untuk membuang bagian carabiner yg masih kotor dan memberi bentuk yang lebih
mulus.

Gambar I. Proses Pressing tahap II

14



Tempering

Proses tempering adalah pemanasan baja sampai temperature sedikit di bawah
temperature kritis, kemudian didiamkan dalam tungku dan suhunya dipertahankan
sampai merata selama 15 menit. Selanjutnya didinginkan dalam media pendingin. Jika
kekerasan turun, maka kekuatan tarik turun pula. Dalam hal ini keuletan dan
ketangguhan baja akan meningkat. Meskipun proses ini akan menghasilkan baja yang
lebih lemah. Dalam proses ini carabiner yang sudah dalam dalam bentuk yang di
inginkan kembali di beri suhu 800⁰ C untuk meningkat kan ketahanan carabiner.

Gambar J. Proses Tempering



queching water

quenching sederhana adalah berupa pencelupan baja yang telah dipanaskan mencapai
fasa austenit ke dalam bak berisi media pendingin sehingga panas pada baja terabsorbsi
ke media pendingin yang akan menghasilkan peningkatan derajat kekerasan sebagai
akibat perubahan struktur mikronya, memiliki beberapa kelemahan.dalam proses ini
carabiner snap yg baru keluar dari pemansan langsung di masukan ke air dengan tujuan
seperti yang di jelaskan di atas.

15

Gambar K. Proses pendinginan dengan air (Quenching Air)


Pemasangan Lock Gate
Proses ini dilakukan untuk memasang gerbang pengunci yang berguna untuk

mengaitkan tali ke Carabiner, dengan cara menekan baut ke lubang yang telah dibuat di
ujung carabiner.

Gambar L. Pemasangan Lock gate


Pemberian Warna

Proses terakhir yaitu pemberian warna ke carabiner snap. Tujuan pemberian warna
pada carabiner snap adalah salah satunya agar tahan korosi dan membuat desain
Terlihat lebih menarik.

16

Gambar M. Proses Pemberian Warna
2.7

Kriteria Desain
Kriteria desain adalah karakteristik carabiner yang harus dibuat sehingga
keamanan dan kenyamanan pengguna alat tersebut terjaga.
 Untuk baut dan kompatibilitas perangkat penambatan penampang carabiner
pada setiap titik setidaknya harus muat di dalam 13 mm diameter lingkaran.
 Gate (gerbang pengunci) ukurannya ialah 15 mm ketika pintu gerbang
terbuka penuh .
 Gerbang harus dibuat menutup secara sehingga dapat dikatakan semi
otomatis dan untuk membuka gerbang setidaknya menggunakan gaya
sebesar 5N.
 Gerbang tidak boleh terhalang ketika terdapat dua tali yang berada dalam
carabiner setidaknya lebar minornya 11mm.
 Ketika kekuatan 800 N diterapkan dalam ketegangan longitudinal, carabiner
tidak harus plastis yang dapat merusak sehingga tidak bisa lagi dibuka
dengan tangan dan pintu gerbang harus tetap beroperasi (bisa membuka
dengan tangan) sementara gaya diterapkan .
 Carabiner tidak harus istirahat ketika kekuatan dari 20 kN diterapkan secara
longitudinal.
 Carabiner tidak harus istirahat ketika kekuatan dari 7 kN diterapkan
melintang.
 Carabiner tidak harus istirahat ketika kekuatan dari 7 kN diterapkan secara
longitudinal dengan pintu gerbang terbuka.
 Semua persyaratan di atas harus dapat beroperasi di suhu -40 ke+ 60 ° C.

17

BAB III
KESIMPULAN
3.1

Kesimpulan
Carabiner adalah alat yang digunakan untuk mengaitkan tali ke hanger,
tali ke tali atau tali ke harness, Secara definisi, Carabiner adalah lingkaran
tertutup yang dibuat dari bahan aluminium alloy. Carabiner memiliki dua
jenis yaitu Carabiner screw gate (pengunci) dan Carabiner non screw gate
(tanpa pengunci) namun Carabiner memiliki variasi yang berbeda-beda.
Carabiner terbuat dari dua bahan utama yaitu paduan alumunium dan
seng (zinc) yang membuat carabiner memiliki sifat mekanik seperti kuat
ditarik dan ringan. Standarisasi yang digunakan Carabiner ialah satandarisai
EN dengan standard safety UIAA.

Adapun proses manufaktur yang terjadi dalam proses
pembuatan carabiner snap ialah desain, cutting, deep drawing

18

roasting, pressing, tempering, quenching, Pemasangan Lock Gate
dan pemberian warna.

DAFTAR PUSTAKA

Ismawanto. Andy ,Syarief. Akhmad, Isworo. Hajar, SIMULASI KEKUATAN
MATERIAL PADA CARABINER DENGAN VARIASI GEOMETRI . Jurnal Ilmiah
Teknik Mesin Unlam Vol. 03 No.1 pp 52-57, 2014
Scot, Virgil. Design of a composite carabiner for rock climbing , Final year project,
MEng, Mechanical Engineering, Imperial College London. June, 2008.
http://www.theuiaa.org/safety-standards.html (diakses tanggal 1 Desember 2015)

19

https://www.academia.edu/8805867/Metalurgi_Ekstraksi_Roasting (diakses tanggal 1
Desember 2015)
https://www.academia.edu/4820389/METALLURGI_SENG
Desember 2015)

(diakses

tanggal

1