PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY-TWO STRAY TERHADAP HASIL BELAJAR IPA FISIKA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 6 PADANG Mega Mustika
JURNAL RISET FISIKA EDUKASI DAN SAINS
Educ a t ion a nd Sc ie nc e Physic s J ourna l
E- ISSN : 2503-3425
P- ISSN : 2407-3563
JRFES Vol 2, No 2 (2016) 83 – 89
http://ejournal.stkip-pgri-sumbar.ac.id/index.php/JRFES
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO
STAY-TWO STRAY TERHADAP HASIL BELAJAR IPA FISIKA SISWA
KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 6 PADANG
Mega Mustika
Guru SMP Muhammadiyah 6 Padang
Megamustika1005@gmail.com
http://dx.doi.org/10.22202/jrfes.2016.v2i2.2437
ABSTRACT
The backround of this research is the low learning outcome of students in
class VIII (second grade) junior hight school Muhammadiyah 6 Padang. The
porpuse of the research is knowing about influence the practice cooperative
learning model type two stay-two stray on learning outcome of natural science.
The research type is Quasi Experimental Research. The sampling method was
Cluster Random Sampling, selected on class VIII.4 as on experiment and class
VIII.3 the control class. The last test instrument used the essay, based on the result
of data analysis, the average of learning outcome students experimental class
71,65 and control class 67,77. So the conclusion is practice cooperative learning
model type two stay-two stray effect on learning outcome natural science students
in class VIII junior hight school Muhammadiyah 6 Padang.
Keywords: Cooperative learning, learning outcome of natural science, two staytwo stray
.ABSTRAK
Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa kelas VIII (kelas
dua) SMP Muhammadiyah 6 Padang. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui
tentang pengaruh praktik pembelajaran kooperatif model tipe two stay-two stray
terhadap hasil belajar ilmu pengetahuan alam. Jenis penelitiannya adalah Quasi
Experimental Research. Metode pengambilan sampel adalah Cluster Random
Sampling, dipilih pada kelas VIII.4 seperti pada kelas eksperimen dan kelas VIII.3.
Alat uji terakhir menggunakan esai, berdasarkan hasil analisis data, rata-rata hasil
belajar siswa kelas eksperimen 71,65 dan kelas kontrol 67,77. Jadi kesimpulannya
adalah praktek model pembelajaran kooperatif tipe two stay-dua efek berpengaruh
pada hasil belajar siswa sains di kelas VIII sekolah menengah pertama
Muhammadiyah 6 Padang
Kata kunci : Pembelajaran kooperarif, Hasil Belajar IPA, Two stay – two
stray
83
I.
PENDAHULUAN
masalah yang terjadi di alam sekitar.
Pendidikan mempunyai posisi
Berdasarkan hasil observasi dan
strategis dalam kemajuan suatu bangsa.
wawancara di SMP Muhammadiyah 6
Pendidikan nasional sebagai upaya
Padang didapatkan data rendahnya
bersama seluruh komponen pemerintah
hasil belajar IPA fisika disebabkan oleh
dan masyarakat yang dilakukan secara
terencana
mewujudkan
dan
sistematis
siswa
secara
beberapa hal, diantaranya siswa kurang
untuk
aktif dalam proses pembelajaran dan
aktif
siswa lebih suka ribut dengan teman di
mengembangkan potensinya. Pendidikan
sebelahnya dari pada mendengarkan
merupakan sebuah proses perubahan
penjelasan guru.
dari tidak tahu menjadi tahu, namun
lebih
dari
itu
pendidikan
Untuk mengatasi masalah tersebut
juga
perlu adanya perbaikan dalam proses
merupakan sebuah proses perubahan
belajar dengan mengikutsertakan seluruh
sikap dari tidak baik menjadi baik.
pendidikan
berfungsi
tidak
siswa agar hasil belajar siswa dapat
hanya
ditingkatkan yaitu menggunakan model
sekedar sebuah upaya mengembangkan
pembelajaran
kemampuan siswa, tetapi pendidikan
pembelajaran
juga diharapkan dapat membentuk
model
karakter serta peradaban bangsa yang
pengetahuan
alam
dapat
yang
ilmu
hidup,
kemampuan
dapat
berfikir
serta
pada
kerja
siswa
yang
kemampuan sedang atau
kooperatif ini dapat membantu siswa
dalam menyelesaikan Lembar Diskusi
Siswa (LDS) yang diberikan guru
mengembangkan
siswa
lebih
tinggi. Penerapan model pembelajaran
alam semesta. Salah satu cabang dari
yang
yang
ketinggalan dari siswa yang berkemampuan
fenomena-fenomena yang terjadi di
IPA
merupakan
rendah supaya siswa tidak terlalu jauh
sains yang mengkaji tentang bumi
makhluk
siswa
menjembatani
memiliki
wajib
dipelajari, karena IPA merupakan ilmu
antariksa,
pembelajaran
Model
dalam kelompok belajar, sehingga
kehidupan bangsa.
merupakan
kooperatif
mengedepankan
bermartabat dalam rangka mencerdaskan
IPA
kooperatif.
dengan cara bekerja sama dalam
adalah
kelompok, agar siswa yang berkemampuan
fisika. fisika merupakan salah satu
cabang dari sains yang mengembangkan
rendahmampu memahami materi.
Salah satu model pembelajaran
kemampuan berfikir siswa, sehingga
kooperatif yang bisa mengikutsertakan
siswa dapat memecahkan masalah-
seluruh siswa adalah model pembelajaran
84
kooperatif tipe two stay-two stray.
dalam model pembelajaran ini adalah
Model pembelajaran kooperatif tipe
sebagai berikut :
two stay-two stray merupakan model
1. Siswa
pembelajaran yang memberikan kesempatan
bekerja
sama
dalam
kelompok berempat seperti biasa.
kepada siswa untuk melakukan diskusi
2.
Setelah selesai, dua siswa dari
dua kali. Model pembelajaran kooperatif
masing-masing
tipe two stay-two stray dilengkapi
meninggalkan kelompoknya dan
dengan
masing-masing
LDS
yang
bertujuan
untuk
meningkatkan aktivitas siswa dalam
kelompok
akan
bertamu
ke
kelompok yang lain.
proses belajar mengajar. Kelebihan dari
3.
Dua siswa yang tinggal dalam
model ini adalah siswa lebih aktif
kelompok bertugas membagikan
dalam proses belajar mengajar dan
hasil kerja dan informasi mereka
pembelajaran menjadi lebih bermakna
ke tamu mereka.
sehingga dapat meningkatkan hasil
4.
belajar siswa.
Tujuan
Tamu mohon diri dan kembali ke
kelompok
penelitian
ini
yaitu
5. Kelompok mencocokkan dan membahas
stay-two stray terhadap hasil belajar
hasil-hasil kerja mereka.
IPA fisika siswa kelas VIII di SMP
Hasil belajar merupakan tolak
Muhammadiyah 6 Padang.
ukur yang digunakan untuk mengetahui
Model pembelajaran kooperatif
keberhasilan siswa dalam memahami
tipe two stay-two stray ini merupakan
suatu pelajaran. Sedangkan menurut
salah satu model pembelajaran yang
Sudjana (2014: 22) hasil belajar adalah
berpusat kepada siswa. Menurut Lie
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
(2010:61) “Tipe two stay-two stray
setelah
(dua tinggal dua tamu) merupakan
model.
pembelajaran
menerima
pengalaman
Penelitian ini relevan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Genta
kesempatan kepada anggota kelompok
Okta Viani dengan judul “Pengaruh
yang berdiskusi untuk membagi hasil
penerapan model pembelajaran kooperatif
dan informasi kepada kelompok lain”.
Tukiran
ia
belajar.
kooperatif yang dapat memberikan
Menurut
dan
kelompok lain.
model pembelajaran kooperatif tipe two
satu
sendiri
melaporkan temuan mereka dari
untuk mengetahui pengaruh penerapan
salah
mereka
tipe
(2013:121)
two
stay-two
stray
pemahaman konsep matematika
langkah-langkah yang dapat ditempuh
85
terhadap
siswa
kelas VII SMPN Kecamatan Mungka
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
Tahun
Hasil
yang dimiliki oleh populasi yang diteliti.
bahwa
Pengambilan sampel dilakukan dengan
hasil belajar matematika siswa yang
cluster random sampling. Kelas VIII.3
menggunakan
sebagai kelas eksperimen dan kelas
Ajaran
penelitiannya
2011/2012”.
menunjukkan
model
pembelajaran
VIII.4 sebagai kelas kontrol.
kooperatif tipe two stay-to stray lebih
baik
dari
pada
pembelajaran
Instrumen yang digunakan dalam
konvensional.
penelitian ini adalah tes akhir dalam
bentuk essay Teknik pengumpulan data
II.
dalam penelitian ini antara lain berupa
METODE PENELITIAN
tahap
Penelitian ini telah dilaksanakan
persiapan,
yaitu
dengan
Penelitian dilakukan di kelas VIII
mempersiapkan segala sesuatu yang
SMP Muhammadiyah 6
berkaitan dengan pelaksanaan penelitian,
Padang. Jenis penelitian ini
selanjutnya tahap pelaksanaan dengan
adalah penelitian kuasi eksperimen
menerapkan model pembelajaran kooperatif
(quasi experimental research). Desain
tipe two stay-two stray pada kelas
yang digunakan adalah
eksperimen dan pembelajaran konvensional
Randomized
Control Group Only Desain. Menurut
pada
Arikunto (2014:161) “Variabel adalah
selanjutnya adalah tahap akhir, yaitu
objek penelitian, atau apa yang menjadi
dengan mengadakan tes akhir pada
titik
kedua
perhatian
suatu
penelitian”.
kelas
kelas
kontrol
sampel
dan
dan
tahap
menarik
Variabel yang di teliti dalam penelitian
kesimpulan dari hasil yang didapatkan
in adalah variabel bebas dan variabel
sesuai
terikat. Variabel
digunakan.
bebas
adalah
dengan
analisis
data
yang
penerapan model pembelajaran kooperatif
III.
tipe two stay-two stray di kelas
eksprimen. Sedangkan variabel terikat
eksperimen yang sesuai dengan tahap
adalah hasil belajar.
Menurut
Arikunto
(2014:
model pembelajaran kooperatif tipe
173)
two stay-two stray sedangkan pada kelas
“Populasi adalah keseluruhan subjek
kontrol dengan menggunakan model
penelitian”. Populasi dalam peneltian
pembelajaran
ini adalah seluruh siswa kelas VIII
SMP
Muhammadiyah
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian dilakukan pada kelas
6
konvensional.
Pada
pelaksanaannya siswa dibagi dalam
Padang.
bentuk kelompok dimana satu kelompok
Menurut Arikunto (2014:174) “Sampel
86
terdiri dari empat orang, kemudian dua
bahwa hasil belajar IPA fisika siswa
orang dari masing- masing kelompok
kelas eksprimen dengan menggunakan
menjadi tamu ke kelompok yang lain,
model pembelajaran kooperatif tipe two
sedangkan dua orang yang tinggal dalam
stay-two stray lebih tinggi dari pada
kelompok bertugas
Pada tahap ini
menerima
tamu.
hasil belajar IPA fisika siswa
masing-masing
siswa
kelas kontrol yang menggunakan model
pada
bertugas untuk membandingkan hasil
pembelajaran
kerja dan informasi ke kelompok lain.
baku kelas eksprimen lebih tinggi dari
Selanjutnya
pada simpangan baku kelas kontrol.
tamu
mohon
diri
dan
kembali ke kelompok mereka sendiri dan
melaporkan
temuan
Simpangan
Berdasarkan analisis data yang telah
dari
dilakukan, hasil belajar IPA fisika siswa
materi
menunjukkan bahwa setelah diberikan
pembelajaran diajarkan selama tiga kali
perlakuan yang berbeda, nilai rata-rata
pertemuan maka dilaksanakan
kelas eksperimen lebih baik daripada
kelompok
lain.
mereka
konvensional.
Setelah
tes
akhir pada kedua kelas sampel.
Hasil
penelitiannya
adalah
nilai rata-rata kelas kontrol. Nilai ratasetelah
rata pada kelas eksperimen 71,65,
dilaksanakan tes akhir diperolah data
sedangkan nilai rata-rata pada kelas
hasil belajar pada kelas eksperimen
kontrol
dan kelas kontrol. Dari skor tes akhir
kelas eksperimen 91,4 sedangkan nilai
belajar IPA fisika siswa pada kedua
tertinggi di kelas kontrol 82,8 dan nilai
kelas ini dilakukan perhitungan rata- rata
terendah pada kelas eksperimen 31
(x), simpangan baku (S), skor tertinggi
sedangkan pada kelas kontrol 48,5.
(Xmaks) dan skor terendah (Xmin).
Hal
67,77.
ini
Nilai
sesuai
tertinggi pada
dengan
yang
dikemukakan oleh (Ulya, 2014) bahwa
Tabel 1. Perhitungan rata-rata
(x), simpangan baku
(s), skor tertinggi
(xmaks)
dan
skor
terendah (xmin).
prestasi belajar fisika siswa yang belajar
dengan model pembelajaran kooperatif
tipe two stay-two stray lebih tinggi
dari pada siswa yang belajar secara
Hasil
x
S
xmaks
Eksperimen
71,65
16,70
91,4
Kontrol
67,77
10,17
82,8
konvensional.
xmin
31
48,5
ditolak, maka dilakukan uji normalitas
Dari
tabel
dapat
kita
Untuk mengetahui apakah hipotesis
dalam penelitian ini diterima atau
dan uji homogenitas terlebih dahulu
lihat
87
terhadap hasil tes akhir kedua kelas
dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah
sampel. Hasil perhitungan uji normalitas
ini.
Tabel 2. Uji Normalitas
Hasil
Lo
Eksperimen kontrol
0,1795
0,0853
+
+
dengan taraf signifikan
Lt
0,213
hipotesis
≥
0,195
Berdasarkan tabel di atas dapat
hipotesis
nol (H0)
0,05,
ditolak
maka
dan
pertama (H1) diterima. Jadi
dilihat hasil uji normalitas yang telah
dapat
dilakukan diperoleh bahwa
penelitian ini diterima yaitu terdapat
Lo< Lt,
disimpulkan
hipotesis
maka dapat disimpulkan skor hasil
pengaruh
belajar IPA fisika siswa pada kelas
pembelajaran kooperatif tipe two stay-
sampel berdistribusi normal, sedangkan
two stray terhadap hasil belajar IPA
hasil perhitungan uji homogenitas yang
fisika kelas VIII SMP Muhammadiyah 6
dilakukan menggunakan uji F diperoleh
Padang
Fhitung = 2,694, F(0,95)(15)(18) = 0,347
dan
F(0,025)(15)(18)
menunjukkan
=2,67.
penerapan
dalam
model
IV.
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis data yang
Hasil
telah
F(0,95)(15)(18) < Fh <
dikemukakan
maka
dapat
disimpulkan tes hasil belajar IPA
F(0,025)(15)(18
fisika dalam penelitian ini diperoleh
hal ini berarti data kedua kelas
sampel mempunyai varians yang tidak
homogen.
Setelah dilakukan uji normalitas dan
kesimpulan bahwa hasil belajar IPA
fisika dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe two stay-
uji homogenitas diketahui bahwa hasil
two stray ini lebih baik dibandingkan
belajar fisika siswa pada kelas sampel
dengan hasil belajar IPA fisika dengan
terdistribusi normal dan memiliki variansi
menggunakan pembelajaran konvensional.
yang tidak homogen. Maka langkah
Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata
selanjutnya yaitu melakukan perhitungan
hasil belajar IPA
dengan pengujian hipotesis, adapun uji
eksperimen lebih tinggi daripada kelas
hipotesis yang dilakukan yaitu dengan
kontrol.
Maka
fisika siswa kelas
dapat
disimpulkan
hasil
bahwa terdapat pengaruh penerapan
perhitungannya yaitu diperoleh nilai
model pembelajaran kooperatif tipe
t’ sebesar 0,81.
two stay-two stray terhadap hasil
menggunakan uji t’. Adapun
belajar IPA fisika siswa kelas VIII di
Karena nilai :
88
00
SMP Muhammadiyah 6 Padang.
F84EE8EDF0B.pdf.
[diakses 1Agustus 2015].
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2014). Prosedur
Penelitian. Jakarta : PT. Rineka
Cipta.
Anis, Lailatul, Ulya, dkk. (2014).
Pengaruh Penerapan Model
Pembelajaran tipe Two StayTwo Stray (TSTS) Terhadap
Prestasi Belajar Fisika Siswa
Kelas X SMKN 5 Malang,
Jurusan
Fisika
PMIPA,
Universitas
Negri Malang.
(online)
Tersedia
:
http://jurnalonline.um.ac.id/data/
ar
tikel523B24AAA9D566B5EA0
Lie, Anita. (2010). Cooperative Learning.
Jakarta: Grasindo.
Sudjana, N. (2014). Penilaian Proses
Hasil Belajar Mengajar. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Taniredja, Tukiran, dkk. (2013). Model
pembelajaran inovatif dan efektif.
Bandung: Alfabeta
89
Educ a t ion a nd Sc ie nc e Physic s J ourna l
E- ISSN : 2503-3425
P- ISSN : 2407-3563
JRFES Vol 2, No 2 (2016) 83 – 89
http://ejournal.stkip-pgri-sumbar.ac.id/index.php/JRFES
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO
STAY-TWO STRAY TERHADAP HASIL BELAJAR IPA FISIKA SISWA
KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 6 PADANG
Mega Mustika
Guru SMP Muhammadiyah 6 Padang
Megamustika1005@gmail.com
http://dx.doi.org/10.22202/jrfes.2016.v2i2.2437
ABSTRACT
The backround of this research is the low learning outcome of students in
class VIII (second grade) junior hight school Muhammadiyah 6 Padang. The
porpuse of the research is knowing about influence the practice cooperative
learning model type two stay-two stray on learning outcome of natural science.
The research type is Quasi Experimental Research. The sampling method was
Cluster Random Sampling, selected on class VIII.4 as on experiment and class
VIII.3 the control class. The last test instrument used the essay, based on the result
of data analysis, the average of learning outcome students experimental class
71,65 and control class 67,77. So the conclusion is practice cooperative learning
model type two stay-two stray effect on learning outcome natural science students
in class VIII junior hight school Muhammadiyah 6 Padang.
Keywords: Cooperative learning, learning outcome of natural science, two staytwo stray
.ABSTRAK
Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa kelas VIII (kelas
dua) SMP Muhammadiyah 6 Padang. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui
tentang pengaruh praktik pembelajaran kooperatif model tipe two stay-two stray
terhadap hasil belajar ilmu pengetahuan alam. Jenis penelitiannya adalah Quasi
Experimental Research. Metode pengambilan sampel adalah Cluster Random
Sampling, dipilih pada kelas VIII.4 seperti pada kelas eksperimen dan kelas VIII.3.
Alat uji terakhir menggunakan esai, berdasarkan hasil analisis data, rata-rata hasil
belajar siswa kelas eksperimen 71,65 dan kelas kontrol 67,77. Jadi kesimpulannya
adalah praktek model pembelajaran kooperatif tipe two stay-dua efek berpengaruh
pada hasil belajar siswa sains di kelas VIII sekolah menengah pertama
Muhammadiyah 6 Padang
Kata kunci : Pembelajaran kooperarif, Hasil Belajar IPA, Two stay – two
stray
83
I.
PENDAHULUAN
masalah yang terjadi di alam sekitar.
Pendidikan mempunyai posisi
Berdasarkan hasil observasi dan
strategis dalam kemajuan suatu bangsa.
wawancara di SMP Muhammadiyah 6
Pendidikan nasional sebagai upaya
Padang didapatkan data rendahnya
bersama seluruh komponen pemerintah
hasil belajar IPA fisika disebabkan oleh
dan masyarakat yang dilakukan secara
terencana
mewujudkan
dan
sistematis
siswa
secara
beberapa hal, diantaranya siswa kurang
untuk
aktif dalam proses pembelajaran dan
aktif
siswa lebih suka ribut dengan teman di
mengembangkan potensinya. Pendidikan
sebelahnya dari pada mendengarkan
merupakan sebuah proses perubahan
penjelasan guru.
dari tidak tahu menjadi tahu, namun
lebih
dari
itu
pendidikan
Untuk mengatasi masalah tersebut
juga
perlu adanya perbaikan dalam proses
merupakan sebuah proses perubahan
belajar dengan mengikutsertakan seluruh
sikap dari tidak baik menjadi baik.
pendidikan
berfungsi
tidak
siswa agar hasil belajar siswa dapat
hanya
ditingkatkan yaitu menggunakan model
sekedar sebuah upaya mengembangkan
pembelajaran
kemampuan siswa, tetapi pendidikan
pembelajaran
juga diharapkan dapat membentuk
model
karakter serta peradaban bangsa yang
pengetahuan
alam
dapat
yang
ilmu
hidup,
kemampuan
dapat
berfikir
serta
pada
kerja
siswa
yang
kemampuan sedang atau
kooperatif ini dapat membantu siswa
dalam menyelesaikan Lembar Diskusi
Siswa (LDS) yang diberikan guru
mengembangkan
siswa
lebih
tinggi. Penerapan model pembelajaran
alam semesta. Salah satu cabang dari
yang
yang
ketinggalan dari siswa yang berkemampuan
fenomena-fenomena yang terjadi di
IPA
merupakan
rendah supaya siswa tidak terlalu jauh
sains yang mengkaji tentang bumi
makhluk
siswa
menjembatani
memiliki
wajib
dipelajari, karena IPA merupakan ilmu
antariksa,
pembelajaran
Model
dalam kelompok belajar, sehingga
kehidupan bangsa.
merupakan
kooperatif
mengedepankan
bermartabat dalam rangka mencerdaskan
IPA
kooperatif.
dengan cara bekerja sama dalam
adalah
kelompok, agar siswa yang berkemampuan
fisika. fisika merupakan salah satu
cabang dari sains yang mengembangkan
rendahmampu memahami materi.
Salah satu model pembelajaran
kemampuan berfikir siswa, sehingga
kooperatif yang bisa mengikutsertakan
siswa dapat memecahkan masalah-
seluruh siswa adalah model pembelajaran
84
kooperatif tipe two stay-two stray.
dalam model pembelajaran ini adalah
Model pembelajaran kooperatif tipe
sebagai berikut :
two stay-two stray merupakan model
1. Siswa
pembelajaran yang memberikan kesempatan
bekerja
sama
dalam
kelompok berempat seperti biasa.
kepada siswa untuk melakukan diskusi
2.
Setelah selesai, dua siswa dari
dua kali. Model pembelajaran kooperatif
masing-masing
tipe two stay-two stray dilengkapi
meninggalkan kelompoknya dan
dengan
masing-masing
LDS
yang
bertujuan
untuk
meningkatkan aktivitas siswa dalam
kelompok
akan
bertamu
ke
kelompok yang lain.
proses belajar mengajar. Kelebihan dari
3.
Dua siswa yang tinggal dalam
model ini adalah siswa lebih aktif
kelompok bertugas membagikan
dalam proses belajar mengajar dan
hasil kerja dan informasi mereka
pembelajaran menjadi lebih bermakna
ke tamu mereka.
sehingga dapat meningkatkan hasil
4.
belajar siswa.
Tujuan
Tamu mohon diri dan kembali ke
kelompok
penelitian
ini
yaitu
5. Kelompok mencocokkan dan membahas
stay-two stray terhadap hasil belajar
hasil-hasil kerja mereka.
IPA fisika siswa kelas VIII di SMP
Hasil belajar merupakan tolak
Muhammadiyah 6 Padang.
ukur yang digunakan untuk mengetahui
Model pembelajaran kooperatif
keberhasilan siswa dalam memahami
tipe two stay-two stray ini merupakan
suatu pelajaran. Sedangkan menurut
salah satu model pembelajaran yang
Sudjana (2014: 22) hasil belajar adalah
berpusat kepada siswa. Menurut Lie
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
(2010:61) “Tipe two stay-two stray
setelah
(dua tinggal dua tamu) merupakan
model.
pembelajaran
menerima
pengalaman
Penelitian ini relevan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Genta
kesempatan kepada anggota kelompok
Okta Viani dengan judul “Pengaruh
yang berdiskusi untuk membagi hasil
penerapan model pembelajaran kooperatif
dan informasi kepada kelompok lain”.
Tukiran
ia
belajar.
kooperatif yang dapat memberikan
Menurut
dan
kelompok lain.
model pembelajaran kooperatif tipe two
satu
sendiri
melaporkan temuan mereka dari
untuk mengetahui pengaruh penerapan
salah
mereka
tipe
(2013:121)
two
stay-two
stray
pemahaman konsep matematika
langkah-langkah yang dapat ditempuh
85
terhadap
siswa
kelas VII SMPN Kecamatan Mungka
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
Tahun
Hasil
yang dimiliki oleh populasi yang diteliti.
bahwa
Pengambilan sampel dilakukan dengan
hasil belajar matematika siswa yang
cluster random sampling. Kelas VIII.3
menggunakan
sebagai kelas eksperimen dan kelas
Ajaran
penelitiannya
2011/2012”.
menunjukkan
model
pembelajaran
VIII.4 sebagai kelas kontrol.
kooperatif tipe two stay-to stray lebih
baik
dari
pada
pembelajaran
Instrumen yang digunakan dalam
konvensional.
penelitian ini adalah tes akhir dalam
bentuk essay Teknik pengumpulan data
II.
dalam penelitian ini antara lain berupa
METODE PENELITIAN
tahap
Penelitian ini telah dilaksanakan
persiapan,
yaitu
dengan
Penelitian dilakukan di kelas VIII
mempersiapkan segala sesuatu yang
SMP Muhammadiyah 6
berkaitan dengan pelaksanaan penelitian,
Padang. Jenis penelitian ini
selanjutnya tahap pelaksanaan dengan
adalah penelitian kuasi eksperimen
menerapkan model pembelajaran kooperatif
(quasi experimental research). Desain
tipe two stay-two stray pada kelas
yang digunakan adalah
eksperimen dan pembelajaran konvensional
Randomized
Control Group Only Desain. Menurut
pada
Arikunto (2014:161) “Variabel adalah
selanjutnya adalah tahap akhir, yaitu
objek penelitian, atau apa yang menjadi
dengan mengadakan tes akhir pada
titik
kedua
perhatian
suatu
penelitian”.
kelas
kelas
kontrol
sampel
dan
dan
tahap
menarik
Variabel yang di teliti dalam penelitian
kesimpulan dari hasil yang didapatkan
in adalah variabel bebas dan variabel
sesuai
terikat. Variabel
digunakan.
bebas
adalah
dengan
analisis
data
yang
penerapan model pembelajaran kooperatif
III.
tipe two stay-two stray di kelas
eksprimen. Sedangkan variabel terikat
eksperimen yang sesuai dengan tahap
adalah hasil belajar.
Menurut
Arikunto
(2014:
model pembelajaran kooperatif tipe
173)
two stay-two stray sedangkan pada kelas
“Populasi adalah keseluruhan subjek
kontrol dengan menggunakan model
penelitian”. Populasi dalam peneltian
pembelajaran
ini adalah seluruh siswa kelas VIII
SMP
Muhammadiyah
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian dilakukan pada kelas
6
konvensional.
Pada
pelaksanaannya siswa dibagi dalam
Padang.
bentuk kelompok dimana satu kelompok
Menurut Arikunto (2014:174) “Sampel
86
terdiri dari empat orang, kemudian dua
bahwa hasil belajar IPA fisika siswa
orang dari masing- masing kelompok
kelas eksprimen dengan menggunakan
menjadi tamu ke kelompok yang lain,
model pembelajaran kooperatif tipe two
sedangkan dua orang yang tinggal dalam
stay-two stray lebih tinggi dari pada
kelompok bertugas
Pada tahap ini
menerima
tamu.
hasil belajar IPA fisika siswa
masing-masing
siswa
kelas kontrol yang menggunakan model
pada
bertugas untuk membandingkan hasil
pembelajaran
kerja dan informasi ke kelompok lain.
baku kelas eksprimen lebih tinggi dari
Selanjutnya
pada simpangan baku kelas kontrol.
tamu
mohon
diri
dan
kembali ke kelompok mereka sendiri dan
melaporkan
temuan
Simpangan
Berdasarkan analisis data yang telah
dari
dilakukan, hasil belajar IPA fisika siswa
materi
menunjukkan bahwa setelah diberikan
pembelajaran diajarkan selama tiga kali
perlakuan yang berbeda, nilai rata-rata
pertemuan maka dilaksanakan
kelas eksperimen lebih baik daripada
kelompok
lain.
mereka
konvensional.
Setelah
tes
akhir pada kedua kelas sampel.
Hasil
penelitiannya
adalah
nilai rata-rata kelas kontrol. Nilai ratasetelah
rata pada kelas eksperimen 71,65,
dilaksanakan tes akhir diperolah data
sedangkan nilai rata-rata pada kelas
hasil belajar pada kelas eksperimen
kontrol
dan kelas kontrol. Dari skor tes akhir
kelas eksperimen 91,4 sedangkan nilai
belajar IPA fisika siswa pada kedua
tertinggi di kelas kontrol 82,8 dan nilai
kelas ini dilakukan perhitungan rata- rata
terendah pada kelas eksperimen 31
(x), simpangan baku (S), skor tertinggi
sedangkan pada kelas kontrol 48,5.
(Xmaks) dan skor terendah (Xmin).
Hal
67,77.
ini
Nilai
sesuai
tertinggi pada
dengan
yang
dikemukakan oleh (Ulya, 2014) bahwa
Tabel 1. Perhitungan rata-rata
(x), simpangan baku
(s), skor tertinggi
(xmaks)
dan
skor
terendah (xmin).
prestasi belajar fisika siswa yang belajar
dengan model pembelajaran kooperatif
tipe two stay-two stray lebih tinggi
dari pada siswa yang belajar secara
Hasil
x
S
xmaks
Eksperimen
71,65
16,70
91,4
Kontrol
67,77
10,17
82,8
konvensional.
xmin
31
48,5
ditolak, maka dilakukan uji normalitas
Dari
tabel
dapat
kita
Untuk mengetahui apakah hipotesis
dalam penelitian ini diterima atau
dan uji homogenitas terlebih dahulu
lihat
87
terhadap hasil tes akhir kedua kelas
dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah
sampel. Hasil perhitungan uji normalitas
ini.
Tabel 2. Uji Normalitas
Hasil
Lo
Eksperimen kontrol
0,1795
0,0853
+
+
dengan taraf signifikan
Lt
0,213
hipotesis
≥
0,195
Berdasarkan tabel di atas dapat
hipotesis
nol (H0)
0,05,
ditolak
maka
dan
pertama (H1) diterima. Jadi
dilihat hasil uji normalitas yang telah
dapat
dilakukan diperoleh bahwa
penelitian ini diterima yaitu terdapat
Lo< Lt,
disimpulkan
hipotesis
maka dapat disimpulkan skor hasil
pengaruh
belajar IPA fisika siswa pada kelas
pembelajaran kooperatif tipe two stay-
sampel berdistribusi normal, sedangkan
two stray terhadap hasil belajar IPA
hasil perhitungan uji homogenitas yang
fisika kelas VIII SMP Muhammadiyah 6
dilakukan menggunakan uji F diperoleh
Padang
Fhitung = 2,694, F(0,95)(15)(18) = 0,347
dan
F(0,025)(15)(18)
menunjukkan
=2,67.
penerapan
dalam
model
IV.
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis data yang
Hasil
telah
F(0,95)(15)(18) < Fh <
dikemukakan
maka
dapat
disimpulkan tes hasil belajar IPA
F(0,025)(15)(18
fisika dalam penelitian ini diperoleh
hal ini berarti data kedua kelas
sampel mempunyai varians yang tidak
homogen.
Setelah dilakukan uji normalitas dan
kesimpulan bahwa hasil belajar IPA
fisika dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe two stay-
uji homogenitas diketahui bahwa hasil
two stray ini lebih baik dibandingkan
belajar fisika siswa pada kelas sampel
dengan hasil belajar IPA fisika dengan
terdistribusi normal dan memiliki variansi
menggunakan pembelajaran konvensional.
yang tidak homogen. Maka langkah
Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata
selanjutnya yaitu melakukan perhitungan
hasil belajar IPA
dengan pengujian hipotesis, adapun uji
eksperimen lebih tinggi daripada kelas
hipotesis yang dilakukan yaitu dengan
kontrol.
Maka
fisika siswa kelas
dapat
disimpulkan
hasil
bahwa terdapat pengaruh penerapan
perhitungannya yaitu diperoleh nilai
model pembelajaran kooperatif tipe
t’ sebesar 0,81.
two stay-two stray terhadap hasil
menggunakan uji t’. Adapun
belajar IPA fisika siswa kelas VIII di
Karena nilai :
88
00
SMP Muhammadiyah 6 Padang.
F84EE8EDF0B.pdf.
[diakses 1Agustus 2015].
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2014). Prosedur
Penelitian. Jakarta : PT. Rineka
Cipta.
Anis, Lailatul, Ulya, dkk. (2014).
Pengaruh Penerapan Model
Pembelajaran tipe Two StayTwo Stray (TSTS) Terhadap
Prestasi Belajar Fisika Siswa
Kelas X SMKN 5 Malang,
Jurusan
Fisika
PMIPA,
Universitas
Negri Malang.
(online)
Tersedia
:
http://jurnalonline.um.ac.id/data/
ar
tikel523B24AAA9D566B5EA0
Lie, Anita. (2010). Cooperative Learning.
Jakarta: Grasindo.
Sudjana, N. (2014). Penilaian Proses
Hasil Belajar Mengajar. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Taniredja, Tukiran, dkk. (2013). Model
pembelajaran inovatif dan efektif.
Bandung: Alfabeta
89