I005-1 KAJIAN AWAL PENGEMBANGAN MODEL TACIT KNOWLEDGE TERHADAP INOVASI DALAM AKTIVITAS PENGAJARAN PADA PERGURUAN TINGGI

  

KAJIAN AWAL PENGEMBANGAN MODEL TACIT KNOWLEDGE TERHADAP

  

INOVASI DALAM AKTIVITAS PENGAJARAN

PADA PERGURUAN TINGGI

1) 2) 1)

Augustina Asih Rumanti , Iwan Inrawan Wiratmadja , Trifenaus Prabu Hidayat

1 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta 2 Email

Program Studi Teknik dan Manajemen Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Bandung

  

Email

Abstrak

  

Tacit knowledge merupakan aset penting untuk menghasilkan inovasi pada suatu organisasi, sehingga

pada kondisi persaingan ekonomi yang semakin ketat organisasi tetap bisa bertahan. Penelitian ini

merupakan kajian awal yang mengembangkan model konseptual tacit knowledge terhadap inovasi

yang akan diterapkan pada beberapa perguruan tinggi. Model penelitian dikembangkan berdasarkan

model dasar pengukuran atribut individual tacit knowledge dikembangkan oleh Rumanti (2009) yang

menjelaskan bahwa tacit knowledge mempengaruhi inovasi pada organisasi korporasi yang kemudian

dielaborasi dengan model Plessis (2007) dan Aulawi, dkk. (2009). Melalui penelitian ini akan

dihasilkan suatu model awal yang dapat menggambarkan suatu hubungan ataupun pengaruh antara

tacit knowledge dengan inovasi terutama dalam aktivitas pengajaran di perguruan tinggi.

  Kata kunci : tacit knowledge, inovasi, individual innovation capability Pendahuluan

  Perekonomian dunia yang semakin sulit mendorong banyaknya persaingan yang terjadi antara satu organisasi dengan organisasi yang lain terutama organisasi yang menghasilkan produk- produk yang sejenis. Hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan inovasi pun tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain terutama di dalam kondisi persaingan yang ketat. Saat ini organisasi dituntut untuk melakukan inovasi terhadap produk yang dihasilkan sesuai dengan tuntutan pasar atau konsumen. Schumpeter (1949) menjelaskan bahwa inovasi terdiri dari lima unsur yaitu: (1) memperkenalkan produk baru atau perubahan kualitatif pada produk yang sudah ada, (2) memperkenalkan proses baru ke industri, (3) membuka pasar baru, (4) mengembangkan sumber pasokan baru pada bahan baku atau masukan lainnya, dan (5) perubahan pada organisasi industri (Hermana, 2005). Menurut Kukkonen et al. (2006), inovasi bukan sekedar membuat sesuatu yang baru, tetapi kesuksesan dari inovasi adalah membuat sesuatu menjadi lebih baik dari sebelumnya. Inovasi merupakan salah satu indikator penting bagi organisasi untuk bertahan dalam persaingan yang semakin ketat, sehingga keberadaan inovasi diharapkan dapat lebih baik dari sebelumnya yang dikaitkan dengan inovasi produk, metode, atau target pasar.

  Pengetahuan didefinisikan sebagai sesuatu yang khas (unik), berupa informasi, dan data (Nonaka dan Takeuchi, 1995). Pengetahuan yang dimiliki oleh seorang individu ditransformasikan menjadi sebuah produk dan jasa yang baru ataupun produk atau jasa yang dimodifikasi (Hermana, 2005). Pengetahuan dapat dibagi menjadi dua bagian yakni pengetahuan individu yang dapat dibahasakan (explicit knowledge), dan pengetahuan individu yang tidak dapat dibahasakan (tacit

  

knowledge ) (Nonaka dan Takeuchi, 1995). Tacit knowledge memiliki sifat yang susah untuk

  dibahasakan, dibagikan, dan diserap oleh individu lain, sehingga perlu diperhatikan oleh organisasi dalam pengembangan terutama pada inovasi produk yang akan dilakukan. Perhatian organisasi terhadap tacit knowledge berupa sistem manajemen pengetahuan sehingga pengetahuan yang tidak dapat dibahasakan (tacit knowledge) terutama yang bersifat individual dapat dikelola dan dikembangkan untuk membantu organisasi menuju tahap inovatif.

  Individual Tacit Knowledge

  Polanyi pada tahun 1958 menjelaskan bahwa tacit knowledge merupakan salah satu tipe pengetahuan manusia yang sangat sulit untuk diungkapkan secara penuh (utuh), bahkan bisa dikatakan bahwa ciri khas dari tacit knowledge adalah sukarnya pengetahuan untuk dideskripsikan dengan kata-kata (Nonaka dan Takeuchi, 1995). Tacit knowledge terbentuk dari keterampilan individu yang dilakuakn secara rutin, artinya individual tacit knowledge didapat dengan melakukan praktek di lapangan bukan dengan mempelajarinya secara teoritis (Koskinen, 2003).

  Menurut Li (2006), tacit knowledge dibagi menjadi dua jenis yaitu: (a) Organization tacit

  

knowledge yang didapat dari kerjasama tim dan semangat kerja yang terbentuk dari tim tersebut,

dan (b) individual tacit knowledge yang didapat dari pengalaman pribadi dan keterampilan pribadi.

  Organization tacit knowledge dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu: cognitive tacit

knowledge yang berhubungan dengan nilai individu dan special tacit knowledge yang berhubungan

  dengan skill, emotion, dan teknik. Individual tacit knowledge dapat bersifat spesial/unik, sehingga pengetahuan ini tidak akan sama antara satu orang dengan orang yang lain walaupun orang tersebut bekerja di dalam lingkungan kerja yang sama. Individual tacit knowledge menambah nilai pribadi seseorang dimana pengetahuan tacit ini dapat meningkatkan performansi kerja seseorang.

  

Individual tacit knowledge dibagi menjadi (a) general tacit knowledge dimana pengetahuan ini

  biasanya berada dalam lingkungan kerja pada umumnya, dan (b) special tacit knowledge dimana pengetahuan ini biasanya ada di dalam suatu pekerjaan yang bersifat lebih khusus dan sulit jika kondisi pekerjaan harus berubah (Li, 2006).

  Inovasi

  Auernhammer (2001) menjelaskan bahwa inovasi dapat dianggap sebagai suatu proses dimana organisasi mengidentifikasi masalah yang terjadi dan mencari cara baru untuk menyelesaikan masalah tersebut.

  Menurut Hill C.W.L dan Jones G.R. (1998), inovasi produk atau proses yang berhasil dilakukan dapat memberikan suatu keunikan kepada organisasi, dimana keunikan tersebut tidak dimiliki oleh pesaing sehingga keunikan tersebut bisa menjadi kelemahan bagi pesaing. Oleh karena itu, pada era globalisasi dan persaingan ekonomi yang ketat, dianggap penting oleh organisasi untuk menjaga posisi di pasar dengan cara menambah market share dan meningkatkan profit yang dihasilkan. Inovasi secara sederhana dapat diartikan sebagai proses pembuatan sesuatu yang baru. Inovasi dapat berbentuk produk baru maupun metode baru yang akan diimplementasikan kepada organisasi. Pengertian inovasi dapat menjadi luas tetapi pengertian inovasi berbeda dengan invensi. Invensi merupakan perwujudan dari ide baru, sedangkan sesuatu dapat dikatakan berinovasi apabila suatu ide sukses dilakukan melalui proses aplication/adopsi (Kukkonen et al., 2006). Proses adopsi menjadi perhatian utama pada organisasi dalam menjalankan keberlangsungan inovasi selanjutnya.

  Inovasi berdasarkan cakupan dan kompleksitasnya terbagi menjadi dua yaitu:

  

radical/disruptive innovation dan incremental/evolutionary innovation (Plessis, 2007). Peran

  pengetahuan pada inovasi adalah penting karena inovasi secara tidak langsung merupakan hasil dari pengetahuan yang produktif baik pengetahuan itu bersifat baru ataupun penggabungan berbagai pengetahuan yang ada sebelumnya (Klimasauskiene, 2003). Pada inovasi yang bersifat

  

radical , pengetahuan baru dibutuhkan dan digunakan dalam berbagai konteks yang berbeda

  sedangkan pada inovasi yang bersifat incremental, pengetahuan yang sudah ada digunakan kembali dalam berbagai aspek misalnya dalam produk desain, manufaktur dan pengiriman produk. Pengetahuan dapat terbentuk ataupun masuk ke dalam organisasi melalui berbagai macam cara, seperti melalui sekumpulan (kelompok) kerja, membaca, ataupun komunikasi dengan konsumen dan supplier (Sanchez, 2005).

  Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan untuk melakukan kajian awal yang berkaitan dengan model tacit

  

knowledge dan inovasi. Model konseptual yang digunakan merupakan proses elaborasi untuk

menentukan keterkaitan antar model tersebut.

  Metodologi Penelitian

  Penelitian ini menggunakan model dasar pengukuran atribut individual tacit knowledge yang dikembangkan dengan menggunakan beberapa jurnal tambahan melalui proses elaborasi. Model dasar penelitian yang dilakukan oleh Rumanti (2009) kemudian dikembangkan dengan menggunakan literatur penelitian yang dilakukan oleh Plessis (2007) dan Aulawi (2009). Referensi yang diadopsi membahas tentang sumber-sumber tacit knowledge dan sumber-sumber inovasi organisasi. Berikut ini adalah skema pengembangan model penelitian yang disajikan pada Gambar1

  Sumber Tacit Knowledge Tacit Knowledge Atribut Individual Tacit Knowledge Hasil Pengukuran Atribut Individual Tacit Knowledge Pengukuran Atribut Individual Tacit Knowledge Rumanti (2009) “ Analisis Korelasi Individual Tacit Knowledge terhadap Competitive Advantage Organisasi “ Rumanti (2009) “ Analisis Korelasi Individual Tacit Knowledge terhadap Competitive Advantage Organisasi “ Sumber Inovasi Inovasi Kondisi Individual Tacit Knowledge saat ini. Individual Tacit Knowledge yang berasal dari kemampuan berinovasi individu Sumber Individual Innovation Capability Individual Innovation Capability Aulawi (2009) “ Hubungan Knowledge ... Sanchez (2005)Tacit Knowledge versus Explicit Knowledge

  Plessis (2007) “The Role of Knowledge Management in Innovation Wolfe (2006)Knowledge and Innovation Kemampuan Berinovasi secara Individu Yuliazmi (2005) “Penerapan Knowledge Management pada Perusahaan Reasuransi ...... ” Gap Individual Tacit Knowledge

  Gambar 1. Skema Pengembangan Model Penelitian

  Hasil dan Pembahasan

  Berdasarkan hasil elaborasi model melalui pengembangan model yang telah dilakukan (sesuai dengan Gambar 1), maka diperoleh beberapa variabel dan atribut yang digunakan dalam model tersebut. Variabel dan atribut tersebut adalah sebagai berikut: a.

  Variabel yang menjadi sumber tacit knowledge (Rumanti, 2009) adalah : pengalaman, interaksi sosial, komunitas, situasi, informal, target oriented, transfer

  knowledge, kondisi lingkungan kerja b.

  Variabel yang menjadi sumber dari inovasi adalah: research (Katz, 2006), strategi (Auernhammer et al., 2001), knowledge (Albers dan Brewer, 2003), pengalaman (Autor,D.H., Levy, F., Murnane, R,J., (2003)), dan uniqueness (Hill dan Jones, 1998) c. Variabel yang menjadi sumber dari individual innovation capability adalah pengalaman (Ussahawanitchakit, 2007), situasi (Ussahawanitchakit, 2007), perubahan teknologi (Ussahawanitchakit (2007), dan knowledge (Aulawi, dkk., 2009)

  Konstruk endogen dan konstruk eksogen pada model penelitian ini adalah : 1.

  Tacit Knowledge, dengan konstruk eksogen meliputi : pengalaman, interaksi personal, situasi, target oriented, komunitas, informal, kondisi lingkungan kerja dan transfer

  knowledge .

  2. Inovasi, dengan konstruk eksogen meliputi : research, strategi, knowledge, pengalaman dan uniqueness.

  3. Individual innovation capability, dengan konstruk eksogen meliputi : pengalaman, situasi, perubahan teknologi dan knowledge. Elaborasi model tersebut diformulasikan sebagai model penelitian dengan konstruk endogan dan konstruk eksogen seperti yang disajikan pada Gambar 2 berikut ini: Gambar 2. Hasil Pengembangan Model Penelitian

  Kesimpulan

  Berdasarkan hasil pembahasan dalam penelitian ini maka terdapat beberapa hal yang dapat disimpulkan yaitu: a)

  Setiap model konseptual yang tersusun atas konstruk endogen yang mewakili karakter dari model b)

  Proses elaborasi model dilakukan berdasarkan pengembangan setiap model konseptual yang diadopsi, yaitu model Sanchez (2005), Yuliazmi (2005), Wolfe (2006), Plessis (2007), Aulawi (2009), dan Rumanti (20090

  c) Pengembangan model penelitian menghasilkan variabel endogen berupa tacit

  knowledge, individual innovation capability dan inovasi Daftar Pustaka

  Albers, J.A., Brewer,S., (2003): Knowledge Management and the Innovation Process : The Eco- Innovation Model, Journal of Knowledge Management Practice, June 2003 Alwis, R.S., Hartmann,E., Gemünden, H.G., (2004): The role of tacit knowledge innovation th management, Competitive Paper Submitted to the 20 Annual IMP Conference in Copenhagen Auernhammer,K., Neumann,M., Leslie, A., Lettice, F., (2001): Creation of Innovation by

  

Knowledge Management: A Case Study of A Learning Software Organisation , Industrial

  Engineering IAO, Fraunhofer Institute Aulawi,H., Govindaraju, R., Suryadi,K., Sudirman,I., (2009): Hubungan Knowledge Sharing Behavior dan Individual Innovation Capability, Jurnal Teknik Industri, Vol.11, No.2, Desember

  

2009 , Fakultas Teknologi, Program Studi Teknik Industri, Institut Teknologi Bandung, Jawa Barat

  Autor,D.H., Levy, F., Murnane, R,J., (2003) : The Skill Content of Recent Technological Change : An Empirical Exploration, Quarterly Journal of Economics, 118(4), November 2003 Hermana, B., (2005): Mendorong Daya Saing di Era Informasi dan Globalisasi : Pemanfaatan

  

Modal Intelektual dan Teknologi Informasi sebaga Basis Inovasi di Perusahaan , Universitas

  Gunadarma , Jakarta Hill, C.W.L., Jones, G.R., (1998) Strategic Management and Integrated Approach, ChrisJane Books, United Kingdom Katz, M.L., (2006) Crafting an Agentive Self : Case Studies of Digital Storytelling, Sonoma State University, California, USA Klimasauskiene, R., (2003): Enchancing Science-Base Innovation through Knowledge Mobility

  

between Higher Education and Educational Practice , Kaunas University of Technology, Lithuania

  Koskinen,K.U., (2003): Evaluation of tacit knowledge utilization in work units, Journal of

  Knowledge Management, Vol.7 No.5

  Kukkonen, H.O., Räisänen, T., (2006): Innovation and Knowledge-Applying the 7C Knowledge

  

Creation Approach to Innovation and Re-defining innovation through Social Web , Department of

  Information Processing Science, University of Oulu, Finland Li, Z.X., Qian,W., Lianzhong, C., (2006): An Analysis of the Structure and Evaluation Methods of

  

Individual Tacit Knowledge , Department of Management, Shenyang Institute of Aeronautical

  Engineering, China Nonaka, I., Takeuchi, (1995): The Knowledge-Creating Company, Oxford University Press, England Plessis, M., (2007): The Role of Knowledge Management in Innovation, Lyttelton, South Africa Rumanti, A.A., (2009): Analisis Korelasi Individual Tacit Knowledge terhadap Competitive

  Advantage , Institut Teknologi Bandung, Jawa Barat

  Rumanti, A.A., (2009) : Analyzing the Correlation Between Individual Tacit Knowledge and the Company’s Competitive Advantage, Proceeding International Seminar Asia Pacific Conference on

  Manufacturing System (APCOMS) , Yogyakarta, Indonesia

  Sanchez, R.,(2005) : Tacit Knowledge vs Explicit Knowledge, Department of Industrial Economics and Strategy, Oxford University Press, England Ussahawanitchakit, P., (2007) : Innovation Capability and Export Performance: An Empirical Study of Textile Business in Thailand, International Journal of Business Strategy, 7(1): 1-9. Wolfe, D.A., (2006) : Knowledge and Innovation, Discussion Paper of Program on Globalization

  and Regional Innovation Systems , Munk Center for international Studies, University of Toronto

  Yuliazmi, (2005) : Penerapan Knowledge Management pada Perusahaan Reasuransi : Studi Kasus

  

PT.Reasuransi Nasional Indonesia , Program Studi Magister Ilmu Komputer, Fakultas

  Pascasarjana, Universitas Budi Luhur, Jakarta