PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015
PEDOMAN TEKNIS PENILAIAN HASIL BELAJAR BERDASARKAN KURIKULUM 2013 UNTUK MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA JENJANG SMP PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KATA PENGANTAR
Penilaian adalah bagian dari kurikulum. Penilaian merupakan alat evaluasi yang berfungsi untuk memberikan potret/gambaran mengenai pemahaman dan kemajuan belajar serta hasil belajar peserta didik dalam kaitannya dengan ketercapaian Standar Nasional. Penilaian dalam kurikulum 2013 mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk mengukur ketercapaian kompetensi untuk setiap peserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan.
Implementasi Kurikulum 2013 berimplikasi pada model penilaian kelas dalam hal pencapaian kompetensi peserta didik yang harus dilakukan oleh pendidik. Penilaian oleh pendidik, baik yang formatif maupun sumatif, harus menggunakan metode proses pembelajaran maupun instrumen penilaian hasil belajar yang bervariasi dengan tujuan agar dapat mengakomodir semua potensi peserta didik. Metode pembelajaran dan instrumen penilaian tersebut tentunya harus mengacu pada kompetensi dasarnya, materi serta indikator pembelajarannya. Untuk keperluan tersebut, diperlukan langkah-langkah perencanaan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan pengembangan instrumen penilaian hasil belajar yang tepat.
Sehubungan dengan hal tersebut, Pusat Penilaian Pendidikan – Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berinisiatif untuk menyusun buku pedoman teknis penilaian hasil belajar untuk tingkat SMP/MTs untuk beberapa mata pelajaran yang mengacu pada Kurikulum 2013. Buku pedoman teknis ini merupakan suplemen dari buku pedoman penilaian hasil belajar oleh pendidik yang sudah disesuaikan dan dikembangkan dengan beberapa kebijakan terbaru tentang penilaian oleh pendidik.
Buku pedoman teknis ini berisi contoh-contoh penilaian kelas yang memfokuskan pembahasannya pada fungsi penilaian sumatif berdasarkan Kurikulum 2013 untuk beberapa bidang studi. Contoh-contoh penilaiannya dikembangkan berdasarkan kompetensi dasar (KD) yang terintegrasi, yaitu antara kompetensi dasar dalam KI yang berbeda atau kompetensi dasar untuk setiap KI.
Dengan adanya buku pedoman teknis penilaian hasil belajar oleh pendidik per mata pelajaran, diharapkan dapat membantu pendidik dalam merancang dan mengembangkan berbagai bentuk instrumen penilaian sumatif, mengolah datanya serta melaporkan dan memanfaatkan hasilnya.
Jakarta, Januari 2016
Kepala Pusat,
Prof. Ir Nizam, M.Sc., DIC., Ph.D
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penilaian merupakan bagian dari proses pembelajaran yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana proses pembelajaran yang dilakukan berhasil atau tidak. Beragam konsep dan metode penilaian sejauh ini telah dilakukan. Seiring dengan perkembangan dunia pendidikan, maka konsep dan proses penilaian juga berkembang. Konsep dasar penilaian yang diajukan dan terdapat dalam Kurikulum saat ini diarahkan untuk menunjang dan memperkuat pencapaian kompetensi (penilain konstruktif) yang dibutuhkan oleh peserta didik di abad ke-21 yaitu menekankan pada penilaian kemampuan pengetahuan, sikap, dan keterampilan hidup peserta didik.
Berdasarkan analisis kemampuan yang dibutuhkan oleh peserta didik, maka penilaian didesain terutama untuk mendukung proses pembelajaran kreatif. Oleh karena itu, ketika menggunakan penilaian berbentuk tes atau tugas tertentu, maka pendidik hendaknya memberi ruang kreativitas jawaban yang beragam untuk melatih daya kritis dan kreativitas anak didik.Tugas yang diberikan pendidik hendaknya tidak didesain tertutup dalam arti hanya punya satu jawaban yang benar, bahkan diharapkan pendidik dapat mentolerir jawaban yang dianggap tidak biasa.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan, penilaian pencapaian kompetensi pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dilaksanakan oleh pendidik, satuan pendidikan, pemerintah dan/atau lembaga mandiri. Pencapaian kompetensi peserta didik dilakukan oleh pendidik di dalam kelas melalui penilaian kelas. Adapun tujuannya adalah untuk memantau proses dan kemajuan pembelajaran melalui penilaian pra-diagnostik dan penilaian formatif serta untuk mengetahui perkembangan pencapaian kompetensi standar oleh peserta didik melalui penilaian sumatif. Jadi penilaian pencapaian kompetensi oleh pendidik dilakukan untuk memantau proses belajar, kemajuan, dan perkembangan pencapaian kompetensi peserta didik (assessment as learning) sesuai dengan potensi yang dimiliki dan kemampuan yang diharapkan secara berkesinambungan. Selain itu, penilaian juga dapat ditujukan untuk memberikan umpan balik kepada pendidik (assessment for learning) agar dapat menyempurnakan perencanaan dan proses pembelajaran.
Penilaian pra-diagnostik dilakukan pada tahap awal proses pembelajaran untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan peserta didik terhadap tema atau topik yang akan diajarkan. Selanjutnya, fungsi formatif dari suatu penilaian dilakukan selama berlangsungnya proses Penilaian pra-diagnostik dilakukan pada tahap awal proses pembelajaran untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan peserta didik terhadap tema atau topik yang akan diajarkan. Selanjutnya, fungsi formatif dari suatu penilaian dilakukan selama berlangsungnya proses
Sedangkan fungsi penilaian sumatif yang dilakukan pada periode waktu tertentu, merupakan suatu proses yang dilakukan melalui langkah-langkah perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian kompetensi peserta didik, pengolahan data, dan pemanfaatan informasi tentang pencapaian kompetensi peserta didik. Penilaian sumatif tersebut dilakukan melalui berbagai teknik/cara, seperti tes tertulis (paper and pencil test) dan tes lisan, penilaian unjuk kerja (performance assessment), penilaian projek, penilaian produk, penilaian sikap dan penilaian melalui kumpulan hasil kerja/karya peserta didik (portfolio hasil).
Penilaian pencapaian kompetensi baik formal maupun informal harus diadakan dalam suasana yang menyenangkan, sehingga memungkinkan peserta didik menunjukkan apa yang dipahami dan mampu dikerjakannya. Pencapaian kompetensi seorang peserta didik dalam periode waktu tertentu dibandingkan dengan hasil yang dimiliki peserta didik tersebut sebelumnya dan tidak dianjurkan untuk dibandingkan dengan peserta didik lainnya. Dengan demikian peserta didik tidak merasa dihakimi oleh pendidik tetapi dibantu untuk mencapai kompetensi atau indikator yang diharapkan.
Data hasil penilaian yang diperoleh pendidik selama pembelajaran berlangsung dijaring dan dikumpulkan melalui prosedur dan alat penilaian yang sesuai dengan kompetensi atau indikator yang akan dinilai. Melalui proses tersebut, diperoleh potret/profil kemampuan peserta didik dalam mencapai sejumlah kompetensi inti dan kompetensi dasar yang dirumuskan dalam kurikulum. Dengan demikian, setelah peserta didik menempuh proses pembelajaran selama kurun waktu tertentu dapat, memengaruhi sikap, meningkatkan pengetahuannya. dan keterampilan yang telah dipelajarinya di dalam kelas maupun di luar kelas.
Diberlakukannya Kurikulum 2013 diharapkan adanya perbaikan dalam proses penilaian yang meliputi aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian perlu dilakukan secara terintegrasi dan berimbang, sehingga peserta didik diharapkan dapat meningkatkan Diberlakukannya Kurikulum 2013 diharapkan adanya perbaikan dalam proses penilaian yang meliputi aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian perlu dilakukan secara terintegrasi dan berimbang, sehingga peserta didik diharapkan dapat meningkatkan
B. Tujuan
Tujuan penyusunan pedoman teknis penilaian hasil belajar oleh pendidik untuk mata pelajaran Matematika adalah untuk membantu para pendidik untuk merancang dan mengembangkan berbagai instrumen penilaian yang harus dilakukan untuk mengukur ketercapaian kompetensi dasar pada setiap kompetensi inti berdasarkan kurikulum 2013. Buku pedoman teknis ini hanya memfokuskan pembahasan pada penilaian kelas fungsi sumatifnya saja.
C. Ruang Lingkup Buku Panduan
Ruang lingkup penilaian pada jenjang SMP mengacu Permendikbud no 54 tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL) meliputi hal-hal berikut:
DOMAIN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
Sikap memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya memiliki pengetahuan faktual, konseptual dan prosedural dalam pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan
Pengetahuan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata
Keterampilan memiliki kemampuan piker dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sejenis
Sejalan dengan penekanan arah penilaian tersebut di atas.penilaian dikembangkan dan dilakukan mengacu pada Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang menjadi dasar pendidik dalam melaksanakan proses penilaian. Kompetensi Inti (KI) dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait, yaitu berkenaan dengan sikap keagamaan/spiritual (KI-1); sikap sosial (KI-2), pengetahuan (KI-3), dan penerapan pengetahuan/keterampilan (KI-4). Keempat kolempok tersebut menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan harus dikembangkan dalam setiap proses pembelajaran dan penilaiannya sesuai dengan karakteristik mata pelajaran.
Teknik penilaian masing-masing aspek juga berbeda-beda, untuk mengetahui ketercapaian peserta didik dalam setiap Kompetensi Dasar pada setiap Kompetensi Inti, pendidik perlu menjabarkan kompetensi-komptensi dasar tersebut menjadi indikator-indikator pencapaian. Penilaian untuk setiap Kompetensi Inti dilakukan secara seimbang dan terintegrasi.Penilaian aspek pengetahuan dilakukan dengan tertulis, tes lisan, dan penugasan.Penilaian aspek keterampilan dilakukan dengan tes praktik, produk, proyek, dan portofolio.Penilaian aspek sikap dilakukan terintegrasi dengan proses pembelajaran misalnya pada saat tes praktik dan berlangsung dalam suasana kondusif, tenang, dan nyaman dengan menerapkan prinsip valid, objektif, adil, terpadu, terbuka, menyeluruh, menggunakan acuan kriteria, dan akuntabel.
BAB II. PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN
A. Langkah Pengembangan Instrumen
Penilaian adalah suatu proses pengumpulan, analisis, dan refleksi yang dilakukan secara terus menerus terhadap buki-bukti proses dan hasil pembelajaran dalam rangka memperbaiki pembelajaran peserta didik. Tujuan penilaian adalah untuk melaporkan pencapaian peserta didik dan memperbaiki pembelajaran. Sedangkan hasil penilaian bertujuan untuk melaporkan kepada pihak-pihak terkait (stakeholder).
Agar tujuan penilaian tercapai, pendidik harus menggunakan berbagai metoda dan teknik penilaian sesuai dengan tujuan pembelajaran dan karakteristik pengalaman belajar yang dilalui peserta didik, baik dalam menilai aspek sikap, aspek pengetahuan, maupun aspek keterampilan. Dalam pengembangan istrumen penilaian pendidik perlu memperhatikan hal-hal sesuai dengan karakteristik pembelajaran, baik pada mata pelajaran yang bersifat terpadu (seperti pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial) pada jenjang Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama) maupun mata pelajaran yang berdiri sendiri.
Langkah pengembangan instrumen penilaian terpadu
1) Mengkaji karakteristik Kompetensi Dasar (KD) untuk mata pelajaran serumpun yang dipadukan. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) terpadu mengacu pada Fisika, Biologi, Kimia. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) terpadu mengacu pada Geografi, Sejarah, Ekonomi, dan Sosiologi.
2) Mengkaji unit-unit tema dalam silabus IPA/ IPS terpadu yang memadukan berbagai mata
pelajaran sebagai stimulus pada instrumen penilaian.
3) Membuat peta indikator esensial dari setiap KD pada suatu unit tema
4) Menentukan teknik dan bentuk instrumen yang sesuai dengan indikator.
5) Menyusun daftar perilaku yang akan diobservasi, produk/ kinerja, kompetensi pengetahuan yang bisa mewadahi beberapa indikator esensial
6) Menyusun rambu jawaban/ rubrik penilaian
7) Menentukan frekuensi dan jadwal pelaksanaan penilaian sikap, pengetahuan, keterampilan
pada setiap semester
Langkah pengembangan instrumen penilaian tiap mata pelajaran
1) Mengkaji karakteristik Kompetensi Dasar (KD) untuk setiap mata pelajaran dan membuat
pemetaan dari kompetensi dasar tersebut.
2) Membuat indikator esensial dari setiap KD pada materi tertentu
3) Menentukan teknik dan bentuk instrumen yang sesuai dengan indikator
4) Menyusun daftar perilaku yang akan diobservasi, produk/ kinerja, tes tertulis yang bisa mewadahi beberapa indikator esensial tsb
5) Menyusun rambu jawaban/ rubrik penilaian
6) Menentukan frekuensi dan jadwal pelaksanaan penilaian sikap, pengetahuan, keterampilan
pada setiap semester
B. Penyusunan Kisi-kisi Penilaian
Sebelum menyusun soal, hendaknya pendidik menyusun kisi-kisi yang berfungsi sebagai pedoman dalam menulis soal-soal yang akan disusun. Kisi-kisi disusun berdasarkan tujuan tes, misalnya, kisi-kisi untuk tes seleksi tentunya berbeda dengan kisi-kisi untuk tes prestasi belajar.
Kisi-kisi tes prestasi belajar harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu: (1) mewakili isi kurikulum/kemampuan yang akan diujikan; (2) komponen-komponennya rinci, jelas dan mudah dipahami (komponen identitas dan komponen matrik); dan (3) dapat dibuat soalnya sesuai dengan indikator dan bentuk soal yang ditetapkan.
Dalam penulisan soal tes prestasi belajar, misalnya ulangan harian, tes formatif, sumatif, dan ujian sekolah lainnya, para penulis soal perlu memiliki pengetahuan tentang proses penjabaran kompetensi dasar menjadi indikator soal. Pengetahuan ini perlu dikuasai karena melalui indikator soal penulis soal dapat menentukan kemampuan yang hendak diukur. Indikator soal dibuat untuk melihat ketercapaian kompetensi dasar yang dituntut dalam kurikulum. Berikut adalah diagram yang menggambarkan proses penjabaran kompetensi dasar menjadi indikator.
Keterangan diagram: Kompetensi Dasar : Kemampuan minimal yang harus dikuasai peserta didik setelah
mempelajari materi pelajaran tertentu. Kompetensi dasar ini diambil dari kurikulum.
Materi : Bahan ajar yang harus dikuasai peserta didik berdasar-kan kompetensi dasar yang akan diukur. Penentuan materi (bahan ajar) yang akan diambil disesuaikan dengan indikator yang akan disusun.
Indikator Soal : Berisi ciri-ciri perilaku yang dapat diukur sebagai petunjuk untuk membuat soal. Soal
: Disusun berdasarkan indikator yang dibuat.
Contoh Kisi-kisi Matematika SMP BENTUK
KOMPETENSI DASAR
KELAS
MATERI
INDIKATOR SOAL
Membandingkan dan mengurutkan
Pecahan Mengurutkan Uraian beberapa bilangan bulat dan
VII
empat bilangan pecahan serta menerapkan operasi
yang hitung bilangan bulat dan bilangan
pecahan
dari pecahan dengan memanfaatkan
diberikan
terkecil hingga berbagai sifat operasi.
terbesar.
Menyelesaikan persamaan dan
Persama Menentukan nilai PG pertaksamaan linear satu variabel
VII
an linier varibel pada satu
persamaan linier
variabel satu variabel
Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang kesesuaian antara indikator yang disusun dan kompetensi dasar, disarankan untuk melihat kembali kompetensi dasar dan materi yang ada dalam kisi-kisi.
C. Penyusunan Instrumen Penilaian
Konsep penilaian yang diajukan dalam Kurikulum 2013 adalah penilaian yang konstruktif atau menunjang pengembangan aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik. Walaupun pada dasarnya apapun bentuk kurikulumnya, agar tujuan penilaian pencapaian kompertensi dalam kurikulum tercapai, pendidik harus menggunakan berbagai model dan teknik penilaian yang beragam sesuai dengan tujuan pembelajaran dan karakteristik pengalaman belajar peserta didik. Oleh sebab itu, pendidik hendaknya memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang berbagai metode dan teknik penilaian, sehingga dapat memilih dan melaksanakan penilaian dengan tepat metode dan teknik yang dianggap paling sesuai dengan tujuan dan proses pembelajaran, serta pengalaman belajar yang telah ditetapkan.
1. Penilaian Aspek Sikap
Sikap menurut konsep psikologi didefinisikan sebagai kecenderungan seseorang untuk bertindak secara suka atau tidak suka terhadap sesuatu objek. Sikap juga merupakan ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang.
Dalam perspektif pendidikan, pendidikan sikap merupakan proses holistik yang diarahkan pada berkembangnya sikap dan karakter peserta didik yang dilandasi nilai-nilai dasar yang diperlukan dalam hidupnya sebagai seorang individu, warga negara, dan warga masyarakat global. Sementara sikap dalam konteks pendidikan karakter tidak hanya dibatasi pada pengertian kecenderungan individu baik yang berupa aspek kognitif, afektif maupun konatif, melainkan lebih dimaknai dalam konteks internalisasi nilai, serta pembiasaan dan pembudayaan nilai sebagai landasan untuk bertindak dan berperilaku secara baik dan benar. Penilaian sikap sebagai salah satu bentuk penilaian kelas yang ditujukan untuk pendidik dalam melakukan pembinaan perilaku peserta didik.
Kurikulum 2013 membagi aspek sikap menjadi dua yaitu (1) sikap spiritual yaitu sikap yang terkait dengan pembentukan perilaku peserta didik sebagai orang yang beriman dan bertakwa, dan (2) sikap sosial yang terkait dengan pembentukan peserta didik yang berakhlak mulia, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab. Adapun sasaran penilaian hasil belajar pada aspek sikap dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Sasaran penilaian hasil belajar pada aspek sikap spiritual dan sikap sosial Tingkatan Sikap
Deskripsi
Menerima nilai Kesediaan menerima suatu nilai dan memberikan perhatian terhadap nilai tersebut
Menanggapi nilai Kesediaan menjawab suatu nilai dan ada rasa puas dalam membicarakan
nilai tersebut
Menghargai nilai Menganggap nilai tersebut baik; menyukai nilai tersebut; dan komitmen
terhadap nilai tersebut
Menghayati nilai Memasukkan nilai tersebut sebagai bagian dari sistem nilai dirinya Mengamalkan
Mengembangkan nilai tersebut sebagai ciri dirinya dalam berpikir, nilai
berkata, berkomunikasi, dan bertindak (karakter)
Penilaian Sikap Dalam Pembelajaran
Penilaian sikap sosial dan spiritual lebih tepat dinilai dengan pendekatan evaluative judgment pendidik terhadap perilaku peserta didik melalui:
1) holistic format: judgment terhadap perilaku peserta didik secara menyeluruh dengan deskripsi yang eksplisit dari perilaku ideal (sangat baik) sampai perilaku kurang ideal (kurang baik) yang mencakup semua aspek sikap yang dinilai.
2) analytic format: judgment terhadap perilaku peserta didik secara rinci untuk aspek sikap yang dinilai dengan indikator perilaku yang eksplisit yang menggambarkan perilaku ideal (sangat baik) sampai perilaku kurang ideal (kurang baik).
Deskripsi perilaku untuk holistic format (penilaian secara menyeluruh) dan indikator perilaku untuk analytic format (penilaian yang dibuat berdasarkan aspek-aspek tertentu) dirumuskan secara bersama antara pendidik dan sekolah dengan mengacu kepada nilai yang ingin dikembangkan disesuaikan dengan tahapan perkembangan moral peserta didik.
Teknik Penilaian Sikap
Penilaian sikap oleh pendidik mata pelajaran, pendidik bimbingan konseling (BK), dan wali kelas dilakukan melalui observasi yang dicatat dalam jurnal berupa catatan anekdot (anecdotal record) dan catatan kejadian tertentu (incidental record).
Dalam pelaksanaan penilaian sikap, diasumsikan setiap peserta didik memiliki perilaku yang baik, sehingga “jika tidak dijumpai perilaku yang sangat baik atau kurang baik” maka sikap peserta didik tersebut dianggap “baik”, sesuai dengan indikator yang diharapkan. Sedangkan “perilaku sangat baik atau kurang baik” yang dijumpai di kelas selama proses pembelajaran dicatat dalam jurnal pendidik mata pelajaran. Catatan pendidik mata pelajaran tersebut juga menjadi catatan bagi pendidik BK dan wali kelas. Penilaian diri dan penilaian antarteman dapat pula dilakukan pendidik sebagai penunjang dan hasilnya digunakan untuk bahan konfirmasi dalam rangka pembinaan dan pembentukan karakter peserta didik.
Adapun rangkuman hasil penilaian sikap oleh pendidik mata pelajaran dan pendidik BK selama satu semester dikumpulkan kepada wali kelas, yang kemudian menggabungkan dan merangkum dalam bentuk deskripsi yang akan diisikan ke dalam rapor setiap peserta didik di kelasnya.
Contoh Instrumen
Berikut akan diuraikan contoh-contoh instrumen yang dapat digunakan pendidik dalam menilai sikap peserta didik.
1. Lembar Observasi (terbuka/tertutup) Contoh 1: Lembar Observasi
Mata Pelajaran
Hari dan Tanggal
Kompetensi Dasar : Indikator Sikap
: Menunjukkan sikap dan perilaku keseharian dalam proses
pembelajaran Indikator sikap dan prilaku yang diamati adalah:
Ketekunan belajar; percaya diri; rasa ingin tahu; kerajinan;
kerjasama; kejujuran; disiplin; dan peduli lingkungan. Pengamatan ini dapat juga dilakukan di luar kelas bahkan di luar lingkungan sekolah selama prilaku dapat diamati guru. Pengamatan sikap dan prilaku tidak perlu untuk seluruh siswa karena akan sangat menyulitkan guru dalam implementasinya. Oleh karena itu pengamatan cukup dilakukan pada siswa yang bersikap ektsrem saja, misalnya ekstrem positif (sangat baik) atau prilaku ekstrem negatif (tidak baik), karena sesungguhnya yang rata-rata itu secara umum adalah baik (normal). Dalam setiap proses pembelajaran, tidak hanya 1 (satu) sikap yang diamati, tetapi dapat beberapa sikap teramati sekaligus. Misalnya Ali tidak disiplin, Rini tidak dapat bekerja sama, sedangkan Tuti dan Tono sangat tekun belajarnya.
Tujuan observasi : Mengamati perilaku atau sikap yang dimiliki peserta didik pada saat proses pembelajaran, saat diluar kelas atau di luar sekolah.
CONTOH LEMBAR OBSERVASI TERBUKA UNTUK PERKEMBANGAN SIKAP
No Hari
Aspek Tindak dan Tanggal Siswa
Nama
Prilaku yang teramati
Positif
Negatif
sikap lanjut
Percaya Selalu meng
dg memuji
dengan yakin
2 Rina
Sering
Rasa ingin Memberi
bertanya thd
tahu
umpan balik
hal yg belum
dan memuji
jelas
3 Dani
Sering jalan- Kerjasama Pentingnya jalan dan acuh
saling meng
dlm
diskusi
hargai dan
kelompok
membantu
dg sesama
4 Toni
Selalu aktif
Kerjasama Memujinya
dlm diskusi
sbg calon
Sering datang Disiplin Menanya
17- 08 -15
terlambat,
apa masalahnya
mengerjakan latihan dan tidak mencatat
Kerajinan Apresiasi
latihan
No Hari
Aspek Tindak dan Tanggal Siswa
Nama
Prilaku yang teramati
Positif
Negatif
sikap lanjut
Kejujuran Menasehati
19 – 08 - 15
dalam ulangan
CONTOH LEMBAR OBSERVASI TERTUTUP UNTUK PERKEMBANGAN SIKAP
Berilah tanda cek (V) pada pilihan yang disediakan sesuai dengan pengamatan guru.
Aspek yang
SSSS Bertanya kepada guru
Ya
jika ada tugas atau
Kadang
materi pelajaran
Tidak
/percobaan yang belum di pahami
Mencari sendiri bahan
Ya
materi pelajaran
Kadang
/percobaan tanpa
Tidak
diminta oleh guru Bertanya kepada guru
Ya
dan teman bila ada
Kadang
langkah percobaan
Tidak
yang belum difahami Saya lebih senang
Ya
menjadi pendengar
Kadang
yang baik dalam
Tidak
kegiatan diskusi Ketika mendapatkan
Ya
tugas dari guru, saya
Kadang
berusaha mencari
tidak
informasi dari berbagai sumber yang tersedia
Contoh 2: Lembar Observasi Sikap Tanggung Jawab Petunjuk:
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap sosial peserta didik dalam tanggung jawab. Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap tanggung jawab yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :
skor 4 apabila selalu (SL) melakukan perilaku yang dinyatakan skor 3 apabila sering (SR) melakukan perilaku yang dinyatakan skor 2 apabila kadang-kadang (KD) melakukan perilaku dinyatakan skor 1 apabila jarang (JR) melakukan perilaku yang dinyatakan.
Nama Peserta Didik
Tanggal Pengamatan
Materi Pokok
Aspek Pengamatan
1 Melaksanakan tugas individu dengan baik 2 Menerima resiko dari tindakan yang dilakukan 3 Tidak menuduh orang lain tanpa bukti yang akurat 4 Mengembalikan barang yang dipinjam 5 Meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan
Jumlah Skor
2. Penilaian Diri Contoh 1: Lembar Penilaian Diri
LEMBAR PENILAIAN DIRI
Nama Peserta didik
Kelas/Semester
Hari/TanggalPengisian :… Tahun Pelajaran
Kompetensi Dasar : Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dan bekerja sama dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan pengamatan,percobaan, dan berdiskusi
Jawaban No.
Pernyataan
1 2 3 4 1. Berusaha memperlakukan alat eksperimen dengan berhati-hati.
2 Berusaha menggunakan bahan eksperimen secara efisien. 3 Berpatisipasi menjaga kebersihan alat dan ruang praktik
4 Menunjukkan sikap peduli dalam menjaga kebersihan alat-alat eksperimen
Contoh 2: Lembar Penilaian Diri
2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan
Petunjuk Pengisian :
1. Bacalah dengan seksama pernyataan dalam angket ini
2. Berilah tanda centang ( ) pada kolom berikut sesuai dengan perasaan, pendapat dan atau pengalaman anda dengan memilih : SS = Sangat Setuju
S = Setuju TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju
Karakter yang dinilai: toleransi No
Pernyataan
SS S TS STS
1 Mengucapkan salam terlebih dahulu teman sekelompok
2 Mengucapkan terima kasih atas bantuan teman sekelompok Meminta maaf terlebih dahulu kepada teman sekelompok
3 bila melakukan kesalahan
Memberi maaf terlebih dahulu kepada teman sekelompok
4 yang berbuat salah pada kamu
Menghormati teman satu kelompok yang berbeda agama
5 dan budaya
6 Berteman dengan yang berbeda keyakinan atau budaya Menerima perbedaan pendapat anggota kelompok dengan
7 senang hati
Mendiskusikan perbedaan pendapat dengan teman
8 sekelompok secara baik
9 Menerima keputusan kelompok dengan senang hati
10 Mengemukakan pendapat sesuai dengan hati nurani Menggunakan bahasa Indonesia bila bertemu teman
11 sekelompok yang berasal dari daerah lain
Memilih teman hanya yang sama keyakinan dan budayanya
12 untuk membentuk kelompok kerja
13 Bekerjasama dengan teman yang pandai di kelas
14 Meminjamkan pekerjaan rumah pada teman yang kesulitan Meminjamkan buku catatan kepada teman dengan senang
15 hati
16 Teman satu kelompok harus yang sama status sosialnya
TOTAL SKOR : __________________________________ INTERPRETASI NILAI : _________________________
2. Penilaian Aspek Pengetahuan
Penilaian pencapaian aspek pengetahuan merupakan penilaian yang dilakukan pendidik untuk mengukur kemampuan peserta didik sesuai dengan kompetensi-kompetensi dasar sebagaimana tertuang dalam kurikulum yang meliputi pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural, serta kecakapan berpikir tingkat rendah hingga tinggi. Penilaian pengetahuan, selain untuk mengetahui apakah peserta didik telah mencapai ketuntasan belajar (mastery learning), juga untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan penguasaan pengetahuan peserta didik dalam proses pembelajaran (diagnostic). Untuk itu, pemberian umpan balik (feedback) kepada peserta didik maupun bagi pendidik merupakan hal yang sangat penting, sehingga hasil penilaian dapat segera digunakan untuk perbaikan mutu pembelajaran. Catatan pendidik pada setiap penilaian yang dilakukan sangat berharga bagi perbaikan proses belajar peserta didik.
Cakupan Penilaian Pengetahuan
Di dalam standar kompetensi lulusan (SKL) penilaian hasil belajar mencakup kemampuan berpikir (proses) dan kemampuan pengetahuan. Sasaran Penilaian Hasil Belajar pada ranah pengetahuan oleh Pendidik pada kemampuan berpikir (proses) adalah sebagai berikut.
Kemampuan Berpikir
Deskripsi
Mengingat Mengemukakan kembali apa yang sudah dipelajari dari pendidik, buku, sumber lainnya sebagaimana aslinya, tanpa melakukan perubahan
Memahami Sudah ada proses pengolahan dari bentuk aslinya tetapi arti dari kata, istilah, tulisan, grafik, tabel, gambar, foto tidak berubah.
Menerapkan Menggunakan informasi, konsep, prosedur, prinsip, hukum, teori yang sudah dipelajari untuk sesuatu yang baru/belum dipelajari
Menganalisis Menggunakan keterampilan yang telah dipelajarinya terhadap suatu informasi yang belum diketahuinya dalam mengelompokkan informasi, menentukan keterhubungan antara satu kelompok/ informasi dengan kelompok/ informasi lainnya, antara fakta dengan konsep, antara argumentasi dengan kesimpulan, benang merah pemikiran antara satu karya dengan karya lainnya
Mengevaluasi Menentukan nilai suatu benda atau informasi berdasarkan suatu kriteria
Mencipta Membuat sesuatu yang baru dari apa yang sudah ada sehingga hasil tersebut merupakan satu kesatuan utuh dan berbeda dari komponen yang digunakan untuk membentuknya
Sasaran penilaian hasil belajar pada aspek pengetahuan Dimensi Pengetahuan
Deskripsi
Faktual Pengetahuan tentang istilah, nama orang, nama benda, angka tahun, dan hal-hal yang terkait secara khusus dengan suatu mata pelajaran.
Konseptual Pengetahuan tentang kategori, klasifikasi, keterkaitan antara satu kategori dengan lainnya, hukum kausalita, definisi, teori
Prosedur Pengetahuan tentang Prosedur dan proses khusus dari suatu mata pelajaran seperti algoritma, teknik, metoda, dan kriteria untuk menentukan ketepatan penggunaan suatu prosedur.
Penyusunan Instrumen
Bentuk penilaian yang dapat digunakan pendidik dalam menilai aspek pengetahuan peserta didik adalah dengan menggunakan Penilaian Tertulis dan lisan. Penilaian tertulis dilakukan dengan tes tertulis (paper and pencil test), sedangkan penilaian lisan dilakukan secara lisan. Tes Bentuk penilaian yang dapat digunakan pendidik dalam menilai aspek pengetahuan peserta didik adalah dengan menggunakan Penilaian Tertulis dan lisan. Penilaian tertulis dilakukan dengan tes tertulis (paper and pencil test), sedangkan penilaian lisan dilakukan secara lisan. Tes
Contoh Kisi-kisi
Jenjang Sekolah : SMP
Jumlah Soal
Mata Pelajaran : Matematika
Kompetensi Dasar
Materi
Indikator
Bentuk Soal
Membandingkan dan
Uraian mengurutkan beberapa
Pecahan
Mengurutkan empat
bilangan pecahan yang bilangan bulat dan
diberikan dari terkecil
pecahan serta menerapkan
hingga terbesar.
operasi hitung bilangan bulat dan bilangan pecahan dengan memanfaatkan berbagai sifat operasi.
Menyelesaikan persamaan Persamaan Linier Menentukan nilai varibel Pilihan dan pertaksamaan linear
pada persamaan linier Ganda satu variabel
Satu Variabel
satu variabel
Memahami konsep
Menggambar bayangan Uraian transformasi (dilatasi,
Pencerminan
bangun datar setelah
translasi, pencerminan, dicerminkan terhadap rotasi) menggunakan
suatu garis
objek-objek geometri Mengidentifikasi unsur,
Menuliskan unsur-unsur Isian keliling, dan luas dari
lingkaran Menggunakan koordinat
Posisi Relatif Benda Menentukan letak titik Pilihan Cartesius dalam
A(a, b) ditinjau dari titik Ganda menjelaskan posisi relatif
pada Koordinat
Cartesius
B(m, n)
benda terhadap acuan tertentu
Berdasarkan kisi-kisi di atas dapat disusun soal dalam bentuk pilihan ganda, benar-salah, isian, jawaban singkat, menjodohkan, dan uraian uraian. Berikut bentuk-bentuk soal tes tertulis, kaidah penulisannya, berikut contoh-contoh soalnya.
Bentuk-bentuk Soal
1) Pilihan Ganda
Soal pilihan ganda adalah soal yang jawabannya harus dipilih dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan. Soal pilihan ganda terdiri dari pokok soal (stem) dan pilihan jawaban (option). Pokok soal memuat masalah atau materi atau kemampuan yang akan diukur atau ditanyakan kepada peserta didik (tes). Pilihan jawaban terdiri atas kunci jawaban dan pengecoh (distractor) yang berhubungan dengan materi yang diukur atau ditanyakan.
Kaidah Penulisan
Dalam menyusun soal bentuk pilihan ganda terdapat kaidah penulisan yang harus diperhatikan yaitu segi materi, konstruksi, dan bahasa sebagai berikut:
Materi
(1) Soal harus sesuai dengan indikator. (2) Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi. (3) Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar atau paling benar
Konstruksi
(4) Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas. (5) Pokok soal dilengkapi dengan stimulus dalam bentuk ilustrasi/ kasus/peristiwa/
gambar/tabel/diagram. (6) Pilihan jawaban harus merupakan pernyataan yang diperlukan saja. (7) Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar. (8) Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda (9) Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama. (10) Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan “Semua pilihan jawaban di atas salah”
atau “Semua pilihan jawaban di atas benar”. (11) Pilihan jawaban yang berbentuk angka/waktu harus disusun berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka tersebut. (12) Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus jelas dan berfungsi.
(13) Butir materi soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya.
Bahasa
(14) Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia. (15) Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat. (16) Pilihan jawaban jangan mengulang kata/frase yang sama yang bukan merupakan satu
kesatuan
Contoh Soal No
Instrumen
Skor
1 Nilai x pada 3x – 5 = 7 - x adalah ….
A. –4 B. -2 C. 2 D. 4
2 Diketahui koordinat titik P(3, -2). Koordinat titik P jika ditinjau dari titik Q(2, 1) adalah ….
A. (5, -1) B. (-5, 1) C. (1, -3) D. (-1, 3)
2) Benar-Salah
Bentuk soal ini menuntut peserta tes untuk memilih dua kemungkinan jawaban. Bentuk kemungkinan jawaban yang sering digunakan adalah “Benar dan Salah” atau “Ya dan Tidak. Peserta tes diminta untuk memilih jawaban benar atau salah untuk pernyataan yang disajikan.
Kaidah penulisan soal
(1) Hindarkan penggunaan kata: terpenting, selalu, tidak pernah, hanya, sebagian besar dan kata-kata lain sejenisnya. (2) Jumlah rumusan butir soal yang jawabannya benar dan salah hendaknya seimbang. (3) Susunan pernyataan benar dan salah secara random, tidak sistematis mengikuti pola
tertentu. (4) Hindari pengambilan kalimat langsung dari buku teks
3) Menjodohkan
Soal menjodohkan terdiri dari dua kelompok pernyataan. Kelompok pertama ditulis pada lajur sebelah kiri, biasanya merupakan pernyataan soal atau pernyataan stimulus. Kelompok kedua ditulis pada lajur sebelah kanan, biasanya merupakan pernyataan jawaban atau pernyataan respon. Peserta tes diminta untuk menjodohkan atau memilih pasangan yang tepat bagi pernyataan yang ditulis pada lajur sebelah kiri di antara pernyataan yang ditulis pada lajur sebelah kanan.
Kaidah penulisan soal
(1) Tulislah seluruh pernyataan dalan lajur kiri maupun kanan dengan materi sejenis (2) Tuliskan pernyataan jawaban lebih banyak dari pernyataan soal. (3) Susunlah jawaban yang berbentuk angka secara berurutan dari besar ke kecil atau
sebaliknya. (4) Tuliskan petunjuk mengerjakan tes yang jelas dan mudah dipahami.
4) Isian/Jawaban Singkat
Soal isian adalah soal yang menuntut peserta tes untuk memberikan jawaban singkat, berupa kata, frase, angka atau simbol.
Kaidah Penulisan Soal
(1) Soal harus sesuai dengan indikator (2) Menggunakan bahasa yang baik dan kalimat singkat dan jelas. (3) Jawaban yang dituntut oleh soal harus singkat dan pasti. (4) Tidak merupakan kalimat yang dikutip langsung dari buku. (5) Tidak memberi petunjuk ke kunci jawaban. (6) Jawaban yang dituntut soal hanya satu untuk setiap butir soal.
Contoh Soal No
Instrumen
Skor
1 Gambarlah sebuah lingkaran, kemudian tulislah unsur-unsur lingkaran!
5) Soal Uraian
Soal uraian adalah suatu soal yang jawabannya menuntut peserta didik untuk mengingat dan mengorganisasikan gagasan/hal yang telah dipelajarinya dengan cara mengemukakan/ mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis
Kaidah penulisan soal uraian yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut: (1) Soal harus sesuai dengan indikator.
(2) Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan (ruang lingkup) harus jelas (3) Isi materi sesuai dengan petunjuk pengukuran. (4) Isi materi yang ditanyakan sudah sesuai dengan jenjang, jenis sekolah, atau tingkat kelas.
(5) Rumusan kalimat soal atau pertanyaan harus menggunakan kata tanya atau perintah yang menuntut jawaban terurai: seperti mengapa, uraikan, jelaskan, bandingkan, hubungkan, tafsirkan, buktikan, hitunglah.
(6) Buatlah petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal. (7) Buatlah pedoman penskoran segera setelah soalnya ditulis dengan pendekatan benar 1
dan salah 0 (8) Hal yang menyertai soal seperti tabel, gambar, grafik, peta, atau yang sejenisnya harus disajikan dengan jelas dan terbaca, sehingga tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda dan juga harus bermakna.
(9) Rumusan butir soal menggunakan bahasa sederhana dan komunikatif, sehingga mudah dipahami oleh peserta didik. (10) Rumusan soal tidak mengandung kata-kata yang dapat menyinggung perasaan peserta didik atau kelompok tertentu. (11) Rumusan soal tidak menggunakan kata-kata/kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda atau salah pengertian. (12) Butir soal menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. (13) Rumusan soal sudah mempertimbangkan bias segi bahasa dan budaya. (14) Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat, jika soal akan digunakan untuk
daerah lain atau nasional.
Contoh Soal No
Instrumen
Skor
1 Urutkan bilangan pecahan terkecil hingga pecahan terbesar dari 0,45,
4 0,85, , dan 78% adalah ….
2 Lukislah bayangan segiempat ABCD jika diketahui titik A( -3, 2), B(5, 1),
8 C(0, 2) dan D(-3, 0) yang dicerminkan terhadap garis x = -3!
(6) Tes Lisan
Tes lisan adalah suatu bentuk tes yang menuntut respon dari peserta didik dalam bentuk bahasa lisan. Dalam tes ini, peserta didik akan menyampaikan jawaban atas pertanyaan- pertanyaan yang diajukan pendidik dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Tes lisan biasanya dilaksanakan dengan cara mengadakan percakapan antara pendidik dengan peserta didik. Tes ini termasuk kelompok tes verbal, yaitu tes yang soal dan jawabannya menggunakan bahasa lisan.
Kaidah tes lisan :
(1) Sebelum tes lisan dilaksanakan, testee sudah melakukan inventarisasi berbagai jenis soal yang akan diajukan kepada testee dalam tes lisan tersebut, sehingga tes lisan dapat diharapkan memiliki validitas yang tinggi, baik dari segi isi maupun konstruksinya.
(2) Setiap butir soal yang telah ditetapkan untuk diajukan dalam tes lisan itu, juga harus disiapkan sekaligus pedoman atau ancar – ancar jawaban betulnya. (3) Skor atau nilai hasil tes lisan sudah dapat ditentukan disaat masing – masing testee selesai di tes (4) Tes hasil belajar yang dilaksanakan secara lisan hendaknya jangan sampai menyimpang atau berubah arah dari evaluasi menjadi diskusi. (5) Sebaiknya dalam melakukan tes lisan pendidik berfungsi sebagai penggali informasi, bukan hakim yang mengadili, dan bukan pula pendidik yang sedang mengajar di kelas, sehingga tidak salah menempatkan diri.
(7) Penugasan
Penugasan atau pemberian tugas adalah cara dalam proses pembelajaran dengan cara memberi tugas kepada peserta didik. Tugas-tugas tersebut dapat berupa mengikhtisarkan karangan (dari surat kabar, majalah atau buku bacaan), membuat kliping, mengumpulkan gambar, perangko, dan dapat pula menyusun karangan. Pelaksanaannya dapat diberikan secara individual maupun kelompok.
Dalam proses pembelajaran, peserta didik hendaknya didorong untuk melakukan kegiatan yang dapat menumbuhkan proses kegiatan kreatif. Oleh karena itu metode pemberian tugas dapat dipergunakan untuk mendukung metode pembelajaran yang lain. Penggunaan metode pemberian tugas bertujuan antara lain: menumbuhkan proses pembelajaran yang eksploratif, mendorong perilaku kreatif, membiasakan berpikir komprehensif, dan memupuk kemandirian dalam proses pembelajaran
3. Penilaian Aspek Keterampilan
Aspek keterampilan dapat dinilai melalui penilaian kinerja. Penilaian kinerja merupakan penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan pengetahuan bagaimana melakukan sesuatu dan/atau keterampilan tertentu. Penilaian kinerja dapat dilakukan melalui tes praktik, penilaian produk, penilaian proyek, dan penilaian portofolio.Lembar penilaian berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik.
Cakupan Penilaian Keterampilan
Standar Kompetensi kelulusan untuk ranah keterampilan menyatakan bahwa peserta didik harus memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sesuai yang dipelajari di sekolah dan sumber lain sejenis.
Sasaran Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada keterampilan abstrak
Kemampuan Belajar
Deskripsi
Mengamati Perhatian pada waktu mengamati suatu objek/membaca suatu tulisan/mendengar suatu penjelasan, catatan yang dibuat tentang yang diamati, kesabaran, waktu (on task) yang digunakan untuk mengamati
Menanya Jenis, kualitas, dan jumlah pertanyaan yang diajukan peserta didik (pertanyaan faktual, konseptual, prosedural, dan hipotetik)
Mengumpulkan Jumlah dan kualitas sumber yang dikaji/digunakan, informasi/mencoba
kelengkapan informasi, validitas informasi yang dikumpulkan, dan instrumen/alat yang digunakan untuk mengumpulkan data.
Menalar/meng-asosiasi Mengembangkan interpretasi, argumentasi dan kesimpulan mengenai keterkaitan informasi dari dua fakta/konsep, interpretasi argumentasi dan kesimpulan mengenai keterkaitan lebih dari dua fakta/konsep/teori, mensintesis dan argumentasi serta kesimpulan keterkaitan antar berbagai jenis fakta/konsep/teori/ pendapat; mengembang- kan interpretasi, struktur baru, argumentasi, dan kesimpulan yang menunjukkan hubungan fakta/ konsep/teori dari dua sumber atau lebih yang tidak bertentangan; mengembangkan interpretasi, struktur baru, argumentasi dan kesimpulan dari konsep/teori/pendapat yang berbeda dari berbagai jenis sumber.
Mengomunikasikan Menyajikan hasil kajian dalam bentuk tulisan, grafis, media elektronik, multi media dan lain-lain.
Sasaran Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada keterampilan kongkret.
Keterampilan konkret
Deskripsi
Persepsi Menunjukan perhatian untuk melakukan suatu gerakan Kesiapan
Menunjukan kesiapan mental dan fisik untuk melakukan suatu gerakan
Meniru
Meniru gerakan secara terbimbing
Membiasakan gerakan
Melakukan gerakan mekanistik
Mahir Melakukan gerakan kompleks dan termodifikasi Menjadi gerakan alami/
Menjadi gerakan alami yang diciptakan sendiri atas dasar adaptasi
gerakan yang sudah dikuasai sebelumnya
Menjadi tindakan orisinal Menjadi gerakan baru yang orisinal dan sukar ditiru oleh orang lain dan menjadi ciri khasnya
Penyusunan Instrumen Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan atau kinerja merupakan penilaian yang menuntut peserta tes untuk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan ke dalam berbagai macam konteks sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Penilaian ini dilakukan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang mengharuskan peserta didik menunjukkan kinerjanya. Cara penilaian ini dianggap lebih otentik daripada tes tertulis karena apa yang dinilai lebih mencerminkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya.Penilaian kemampuan kinerja dapat dilakukan dengan cara yang paling sederhana yaitu menggunakan daftar cek (checklist) dan skala rentang (rating scale)
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam penyusunan penilaian kinerja: (1) Identifikasi langkah-langkah kinerja yang diharapkan sesuai dengan tuntutan kompetensi.
(2) Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja tersebut. (3) Upayakan kemampuan yang dinilai tidak terlalu banyak agar dapat diamati. (4) Kemampuan yang dinilai diurutkan berdasarkan urutan yang diamati
Dalam penerapannya di lapangan beberapa penilaian dapat dikategorikan ke dalam penilaian kinerja yaitu penilaian praktek (tes praktek), penilaian produk, dan penilaian proyek.
1) Penilaian Praktik
Penilaian praktik (performance assessment) adalah penilaian yang meminta peserta didik untuk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan ke dalam berbagai macam konteks sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Karakteristik dasarnya adalah peserta diminta untuk mendemontrasikan kemampuannya dalam mengkreasikan suatu produk atau terlibat Penilaian praktik (performance assessment) adalah penilaian yang meminta peserta didik untuk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan ke dalam berbagai macam konteks sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Karakteristik dasarnya adalah peserta diminta untuk mendemontrasikan kemampuannya dalam mengkreasikan suatu produk atau terlibat
Dalam kegiatan praktik, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu suatu bahan praktik harus dapat digeneralisasikan pada tugas-tugas lain yang sering dihadapi dalam kehidupan sehari-hari, mengukur lebih dari satu kemampuan, materi praktik relevan dengan materi pelajaran hingga dapat dilaksanakan, dapat diskor dengan akurat dan reliabel, dan penilaiannya harus adil untuk semua peserta tes,
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam membuat soal praktik: (1) Identifikasi semua langkah penting yang diperlukan.
(2) Tuliskan perilaku kemampuan spesifik yang penting. (3) Usahakan kriteria kemampuan yg diukur tidak terlalu banyak. (4) Definisikan kriteria kemampuan yang akan diukur. (5) Urutkan kriteria kemampuan yang diukur. (6) Periksa kembali dan bandingkan dengan kriteria-kriteria kemampuan yang sudah dibuat
sebelumnya.
Contoh Soal :
Contoh Penilaian Keterampilan Untuk Praktik
Kompetensi Dasar : 4.1. Menggunakan pola dan generalisasi untuk
menyelesaikan masalah
Indikator Pencapaian Kompetensi : Menggunakan segitiga Pascal dalam menyelesaikan
masalah.
No Nama
Menggambar-kan Menggunakan
Menunjukkan
Total
pola pada segitiga strategi
yang kemampuan
dan mempertahankan
beragam
pendapat
Keterangan Skor
Kriteria
A = Total Skor 12-16 Baik
Sangat baik
B = Total Skor 8-12 Cukup
C = Total Skor4-8
Kurang
D = Total Skor 4
Rumus untuk menghitung nilai akhir:
Jumlah skor yang diperoleh
Nilai =
X 100
Skor maksimal
2) Penilaian Produk
Penilaian produk atau hasil kerja (product assessment) adalah penilaian terhadap keterampilan peserta didik dalam membuat suatu produk benda tertentu dan kualitas produk tersebut. Hasil kerja yang dimaksud disini adalah produk kerja peserta didik dengan menggunakan motoriknya seperti aransemen musik, koreografi, melukis, menyulam, menyusun karangan termasuk hasil kerja (produk). Dalam penilaian ini yang lebih diutamakan adalah produk atau hasil akhir dari peserta didik.
Tahapan yang perlu dilakukan dalam penilaian produk: (1) Tahap persiapan meliputi penilaian terhadap kemampuan peserta didik dalam
merencana-kan, menggali, mengembangkan gagasan, dan mendesain produk. (2) Tahap pembuatan (produk) meliputi penilaian terhadap kemampuan peserta didik dalam menyeleksi, menggunakan bahan, alat dan teknik. (3) Tahap penilaian meliputi penilaian terhadap kemampuan peserta didik membuat produk sesuai dengan yang diharapkan.
Kriteria yang digunakan untuk menentukan hasil kerja adalah kualitas bahan yang digunakan, relevansi, dan mewakili kompetensi yang diukur, kualitas hasil kerja akhir, jumlah dan objektivitas hasil kerja. Sedang intrumen yang dapat digunakan pendidik dalam penilaian hasil kerja peserta didik dapat berupa anecdotal record (catatan yang dibuat pendidik selama melakukan pengamatan pada waktu proses tahapan produksi); checklist atau lembar observasi (catatan yang berisi sejumlah keterampilan akan diukur, kemudian menilai apakah selama menyelesaikan tugas peserta didik sudah menunjukkan keterampilan yang diharapkan.
3) Penilaian Proyek
Penilaian proyek (project assessment) adalah tugas yang harus diselesaikan dalam periode tertentu. Langkah-langkah dalam mengerjakan soal proyek ini adalah peserta didik harus mengumpulkan data, mengorganisasikan, mengevaluasi, dan menyajikan data dalam bentuk tulisan laporan. Dalam perencanaan penilaian proyek perlu diperhatikan kemampuan pengelolaan seperti penentuan topik yang tepat, relevansi atau kesesuaian pengetahuan/ keterampilan pembelajaran, dan keaslian yaitu dukungan peserta didik pada topik yang akan diproyekkan, artinya bahwa topik yang diajukan adalah asli di sekolah itu serta dapat dilakukan peserta didik.
Dalam pelaksanaan penilaian proyek harus fokus pada proses dan produk. Untuk itu dalam perencanaan penilaian perlu diperhatikan apakah suatu proyek sesuai dengan pengetahuan/ keterampilan dan tujuan pembelajaran dengan aktifitas proyek yang direncanakan. Kemudian perlu dilakukan pembuatan spesifikasi proses suatu proyek: pemilihan topik, diagram investigasi, tahapan proses, dan pemantauan. Selain itu dalam pelaksanaan proyek pendidik harus dapat melakukan pencatatan dan penilaian untuk perbaikan proyek peserta didik, serta perkiraan perkembangan tugas dan keberhasilan tugas.
Penilaian Projek
Mata Pelajaran/Kelas
: Matematika/ VII
Kompetensi dasar : 4.2. Menggunakan konsep aljabar dalam pemecahan masalah aritmetika sosial yang sederhana. Indikator pencapaian kompetensi : Memecahkan masalah yang berkait dengan kegiatan ekonomi sederhana di warung atau pasar tradisional yang melibatkan konsep laba/rugi, harga jual, harga beli.
Uraian tugas:
a. Kerjakan tugas ini secara kelompok, dengan anggota tiap kelompok paling banyak 6 orang.
b. Lakukan wawancara terhadap paling sedikit lima pedagang kecil di suatu pasar tradisional
dengan sebelumnya membuat daftar pertanyaan untuk wawancara dan siapkan lembaran atau format untuk mencatat hasil wawancara. Terhadap setiap pedagang yang diwawancara, kumpulkan data tentang:
1. modal yang dimiliki,