FITOREMEDIASI TANAH TERCEMAR LOGAM Cr DE

FITOREMEDIASI TANAH TERCEMAR LOGAM Cr DENGAN TUMBUHAN AKAR WANGI PADA MEDIA TANAH BERKOMPOS

Moh. Prayudi T.A. 1

D 121 10 275 Achmad Zubair 2 Iskandar Maricar 3

1 Mahasiswa S1 Program Studi Teknik Lingkungan Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Staf pengajar Jurusan Sipil Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin 2, 3

Abstrak

Pencemaran logam berat merupakan masalah yang serius terhadap kondisi lingkungan saat ini. Kadmium (Cd) dan kromium (Cr) merupakan buangan limbah berbahaya yang mencemari lingkungan, untuk itu tindakan pemulihan perlu dilakukan agar tanah yang tercemar dapat digunakan kembali dengan aman melalui proses fitoremediasi.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis besarnya penurunan logam berat Cd dan Cr pada tanah lanau setelah proses fitoremediasi menggunakan tanaman akar wangi (Vetivera Zizanioides), dan menganalisis pengaruh variasi jumlah tanaman terhadap efektivitas tanaman akar wangi (Vetivera Zizanioides)dalam penyerapan logam berat Cddan Cr dalam tanah.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang terdiri dari 4 variabel penelitian. Pertama, variasi konsentrasi Cddan Cr yang digunakan yaitu 60 ppm dan 80 ppm untuk logam Cd, 600ppm dan 800 ppm untuk logam Cr. Kedua, variasi jumlah tanaman yaitu 3 batang, 6 batang, dan 9 batang. Ketiga, variasi waktu tinggal yaitu selama 7 hari, 14 hari, 21 hari, dan 28 hari. Keempat, Tanaman kontrol (Q) yang dilakukan pada konsentrasi Cd 80 ppm dan Cr 800 ppm dengan jumlah tanaman 6 batang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara penurunan kadar logam Cd dan Cr pada tanah dan penyerapan logam Cd dan Cr pada tanaman akar wangi (Vetiveria zizanioides) dimana semakin tinggi penurunan kadar Cd dan Cr pada tanah diikuti oleh peningkatan kadar Cd dan Cr pada tanaman akar wangi (Vetiveria zizanioides). Untuk penurunan kadar logam Cd terbaik diperoleh pada perlakuan jumlah tanaman 9 batang dengan waktu detensi 28 hari, yaitu dengan penurunan kadar logam Cd 20,2 ppm (78,60%) untuk kadar logam pencemar Cd 60 ppm dan dengan penurunan kadar logam Cd 29,88 ppm (73,88%) untuk kadar logam pencemar Cd 80 ppm, sedangkan penurunan Cr terbaik diperoleh pada perlakuan jumlah tanaman 9 batang dengan waktu detensi 28 hari, yaitu dengan penurunan kadar logam Cr 170,75 ppm (73%) untuk kadar logam pencemar Cr 600 ppm dan dengan penurunan kadar logam Cr 197,91 ppm (76,26%) untuk kadar logam pencemar Cr 800 ppm.

Kata Kunci :Cd, Cr, Fitoremediasi, Akar Wangi, Tanah Lanau

Pendahuluan

kelangsungan hidup mahluk hidup. Bukan hanya

fungsinya sebagai tempat Tanah adalah salah satu sistem bumi,

berjangkarnya tanaman, penyedia sumber yang bersamaan dengan sistem bumi yang

daya penting dan tempat berpijak tetapi juga lain yaitu air dan atmosfer, menjadi inti,

fungsinya sebagai suatu bagian dari fungsi,

ekosistem. Selain itu, tanah juga merupakan ekosistem. Tanah berkedudukan khas dalam

suatu ekosistem tersendiri. Penurunan fungsi masalah lingkungan hidup, merupakan kimia

dapat menyebabkan lingkungan dan membentuk landasan hakiki

tanah

tersebut

ekosistem di sekitarnya bagi manusia (Notohadiprawiro, 1998).

terganggunya

termasuk juga di dalamnya juga manusia Tanah merupakan sumber daya alam yang

(Sutanto, 2005).

sangat berfungsi

penting

dalam

Pencemaran pada tanah oleh logam melalui konsumsi hewan dari tanaman berat merupakan salah satu persoalan

tersebut.

lingkungan yang sangat serius. Toksikan Keuntungan fitoremediasi selain mudah yang sangat berbahaya umumnya berasal

juga merupakan alternatif yang murah dari buangan industri, terutama yang

dibandingkan dengan cara remediasi fisik- melibatkan logam berat dalam proses

bioremediasi yang produksinya

kimia

maupun

mikroorganisme (bakteri, Beberapa jenis logam berat yang mencemari

kapang dan jamur). Adapun keterbatasan lingkungan

sistem fitoremediasi adalah terutama yang diantaranya adalah Cd, Cu, Cr, Fe, Hg, Mn,

dan perairan

Indonesia

berhubungan dengan batasan konsentrasi Pb dan Zn . Menurut Machbub dan Mulyadi

kontaminan yang dapat ditolerir oleh (2000), cemaran logam berat yang paling

tanaman, masalah kebocoran kontaminan dominan

yang sangat larut dalam air dan lamanya perairan di Indonesia dan telah melampaui

mencemari lingkungan

serta

waktu yang diperlukan pada fitoremediasi ambang batas sesuai PP no.82 Tahun 2001

tanah yang tercemar (Subroto, 1996). Ada adalah Cr dan Mn.

banyak tanaman yang dapat dipakai sebagai Logam Cr atau krom merupakan unsur

tanaman fitoremediasi, salah satunya adalah penting dalam makanan tetapi bila kelebihan

tanaman akar wangi (Vetiveria Zizanioides). terjadi pada penderita diabetes, malnutrisi

Akar wangi (Vetiveria Zizanioides) dan mereka yang mendapat makanan

merupakan tanaman tahunan berbentuk melalui parenteral. Faktor utama terjadinya

rumpun dengan perakaran yang rimbun dan toksisitas dari krom adalah oxidation state

tumbuh lurus kedalam tanah. Tanaman ini dan daya larutnya. Krom mudah menembus

berasal dari negeri India, Asia Tenggara dan membran sel dan akan terjadi reduksi

tropis (Maffei, 2002). didalamnya. Organ utama yang terserang

Afrika bagian

Tanaman ini tahan terhadap logam berat, karena krom adalah terhisap oleh paru-paru,

salinitas dan dapat tumbuh pada pH antara organ ain yang bias terserang adalah ginjal,

3-11,5 sehingga dapat digunakan untuk liver, kulit dan system imunitas. Dampak

merehabilitasi kondisi fisik dan kimia tanah kesehatan akibat kromium ini yakni efek

yang rusak. Selain itu, dengan perakarannya fisiologi, efek pada kulit, efek pada saluran

yang rimbun, tanaman ini dapat digunakan pernapasan, efek pada ginjal, efek pada hati,

sebagai penahan erosi. karsinogenik, pertumbuhan dan reproduksi

Olehnya itu peneliti berkeinginan untu (Candra dkk, 2007).

memcoba melakukan penelitian, yaitu : Beberapa metode remediasi logam berat

"Fitoremediasi Tanah Tercemar Logam Cr yang ada saat ini antara lain adalah metode

dengan Tumbuhan Akar Wangi Pada Media isolasi,

imobilisasi,

penurunan

Tanah Kompos".

toksisitas/mobilitas, pemisahan fisika dan metode ekstraksi. Salah satu metode

Metode

penurunan toksisitas/mobilitas logam berat yang aplikatif baik secara in situ maupun ex

A. Jenis Penelitian

situ , mudah pengerjaannya, relatif murah Jenis penelitian yang dilakukan adalah dan bersahabat dengan lingkungan adalah

penelitian eksperimen yang dilanjutkan teknik fitoremediasi.

dengan analisis sampel di Laboratorium Keuntungan

untuk mengetahui kemampuan pengolahan fitoremediasi dibandingkan dengan sistem

tanah lanau yang tercemar logam berat Cd remediasi lainnya menurut Miller (1996)

Cr (krom) dengan adalah kemampuannya untuk menghasilkan

(kadmium)dan

tanaman Akar Wangi buangan sekunder yang lebih rendah sifat

memanfaatkan

(Vetiveria zizanioides). tosisitasnya,

lebih bersahabat

dengan

lingkungan serta

lebih

ekonomis.

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

Kelemahan fitoremediasi adalah dari segi

ini dilakukan sempai waktu yang dibutuhkan lebih lama dan juga

Penelitian

tanaman mencapai titik jenuh yang dimulai terdapat

bulan Februari 2015. Lokasi aklimatisasi kontaminan ke dalam rantai makanan

kemungkinan

masuknya

tanaman, pembuatan limbah pencemar, pengambilan sampel, pemeriksaan sampel tanaman, pembuatan limbah pencemar, pengambilan sampel, pemeriksaan sampel

dalam penelitian ini yaitu : Pertanian Maros – Sulawesi Selatan.

a) Alat :

1) Reaktor Proses

C. Desain Penelitian

2) Spoit

3) Timbangan laboratorium dengan metode penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam skala

4) Mistar

eksperimental, yaitu mengadakan percobaan

b) Bahan:

untuk melihat pengaruh variabel yang

1) Tanah lanau sebagai media tanam diteliti. Adapun variabel penelitian adalah

2) Tanaman akar wangi sebagai berikut :

3) Limbah buatan yang berasal dari

1. Variasi Konsentrasi Pencemar larutan induk dengan konsentrasi

a) K1 = Cr 600 ppm Cd (Cadmium) dengan

b) K2 = Cr 800 ppm konsentrasi 60 ppm dan 80 ppm,

2. Variasi Kompos Krom (Cr) dengan konsentrasi600

a) M1 = Kompos 40 : 60 Tanah ppm dan 800 ppm.

b) M2 = Kompos 60 : 40 Tanah

Bahan

yang digunakan dalam

3. Variasi Jumlah Tanaman penelitian ini adalah limbah buatan sendiri

a) R1 = 3 batang (artifisial) yakni air limbah yang dibuat

b) R2 = 6 batang

dengan

melarutkan sejumlah logam

c) R3 = 9 batang pencemar ke dalam air sehingga didapatkan

4. Variasi Waktu Tinggal konsentrasi yang diinginkan.

a) T1 = 7 hari Pembuatan b) T2 = 14 hari air limbah c) T3 = 21 hari artificial

b) T2 = 14 hari mengandung logam berat Cr pada penelitian

c) T3 = 21 hari ini TT dilakukan berdasarkan rumus

d) T4 = 28 hari

pengenceran yaitu :

e) T5 = 35 hari

e) T5 = 35 hari M 1 .V 1 = M 2 .V 2

3. Penelitian Pendahulua

E. Metode Kerja

a. Tahap Aklimatisasi

Pelaksanaan penelitian terdiri dari Tujuan tahap ini agar tumbuhan uji tujuh tahapan yaitu :

tersebut dapat menyesuaikan diri dengan

kondisi lingkungan tempat percobaan. Studi literatur yang dilakukan yakni

1. Studi Literatur

Proses aklimatisasi dilakukan dengan cara mengumpulkan teori melalui jurnal-jurnal

penanaman tumbuhan selama 1 bulan pada ilmiah, skripsi, tesis, penelitian terdahulu,

tanpa pencemar untuk dan buku teks yang relevan dengan

media

tanah

tumbuhan agar penelitian, yakni mengenai fitoremediasi,

mengkondisikan

stabil.Tanaman disiram 100 ml per hari agar pencemaran tanah, logam berat Cr, serta

pertumbuhan tanaman dapat cepat mencapai tanaman akar wangi (Vetivera zizanioides).

kondisi normal.

2. Persiapan Alat dan Bahan

b. Pengujian

Awal Fisik Media

Penelitian dilakukan dalam skala

Tumbuh dan Tanaman

laboratorium menggunakan reaktor proses Tahap ini merupakan pemeriksaan berupa pot 20 buah dengan dimensi diameter

sampel

tanah

tercemar.Pengukuran

20 cm dan tinggi 16 cm, serta berat tanah 4 karakteristik fisik pada media tumbuh kg. Bahan yang digunakan dalam penelitian

dilakukan untuk mengetahui kandungan ini adalah limbah buatan sendiri yakni Krom

logam Cr yang terdapat di dalam tanah (Cr) dengan konsentrasi 600 ppm dan 800

sebelum dilakukan pencemaran dengan ppm.

limbah buatan serta untuk mengetahui jenis merujuk pada penelitian yang dilakukan

Pemilihan konsentrasi

tersebut

tanah sebagai media tumbuh.Pengukuran sebelumnya.

karakteristik fisik pada tanaman untuk Tanaman

kandungan logam dalam Zizanioides ) diambil dari Balai Pengkajian

tanaman sebelum dan sesudah diberikan Teknologi Pertanian Maros.Ukuran tanaman

perlakuan penambahan limbah buatan. akar wangi yang digunakan dengan tinggi

sampel dilakukan di yang seragam.

Pemeriksaan

Laboratorium Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maros – sulawesi Selatan.

4. Perlakuan

Pada penelitian ini, pencemar berupa larutan induk logam Cr dimasukkan kedalam reaktor proses berupa pot dengan cara diinjeksikan menggunakan spoit secara merata

pada media

tanam.

Volume

pencemar yang digunakan sebesar 100 ml untuk setiap media tanam pada pot berbeda.Setiap minggu tanaman akar wangi disiram dengan air sebanyak 150 ml per minggu untuk menjaga kondisi tanaman agar tetap stabil.

Gambar 1. Ilustrasi tanaman yang diberi perlakuan

Gambar 2. Ilustrasi tanaman kontrol tiap minggu

6. Pengujian

Pada penelitian ini pengujian akan dilakukan 7 hari sekali dengan pengamatan berupa penurunan konsentrasi Cr didalam media tumbuh dan tanaman kontrol yang diuji setiap 7 hari sekali sampai penyerapan logam pada tanah mencapai titik jenuh atau tanaman mengalami kematian dan analisa berat kering tumbuhan yang dilakukan di minggu terakhir perlakuan. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara mengambil sampel tanah pada 20 titik yang tersebar dalam satu pot. Aspek yang diuji berupa pengujian konsentrasi logam Cr di media tanam dan pada hari ke- 35 (tanaman telah mati) akan dilakukan pengukuran kadar logam Cr pada tanaman, serta analisa berat kering tanaman tersebut. Setiap 7 hari dari dimulainya diberi bahan pencemar pada media tanam, t (konsentrasi tertinggi dari

Cr 600 ppm (K:T 40:60)

6 Batang

Cr 600 ppm

(K:T 40:60)

9 Batang

Cr 800 ppm (K:T 40:60)

3 Batang

Cr 800 ppm (K:T 40:60)

6 Batang

Cr 800 ppm

(K:T 40:60)

9 Batang

Cr 600 ppm (K:T 60:40)

6 Batang

Cr 800 ppm (K:T 60:40)

6 Batang

Cr 600 ppm (K:T 60:40)

3 Batang

Cr 600 ppm

(K:T 60:40)

9 Batang

Cr 800 ppm

(K:T 60:40)

9 Batang

Cr 800 ppm (K:T 60:40)

3 Batang

Cr 600 ppm (K:T 40:60)

3 Batang

Cr 800 ppm (K:T 40:60)

(K:T 40:60)

Cr 800 ppm (K:T 40:60)

6 Batang

Cr 800 ppm (K:T 40:60)

6 Batang

Minggu 4

Cr 800 ppm (K:T 40:60)

6 Batang

Minggu 5

logam Cr) yang diuji kandungan logamnya 2 Bila harga R mendekati angka 1, terdapat diluar dari 12 pot yang setiap 7 hari diambil

hubungan yang sangat kuat antara y dengan sampel tanahnya. 2 x. Hubungan kategori sedang bila nilai R

Selanjutnya masing-masing sampel antara 0,4 s/d 0,6, sedangkan bila harga R 2 < akan

0,4 hubungan antara y dengan x sangat Spektrofotometer Serapan Atom (SSA).

diuji dengan

menggunakan

lemah (Purwanto, 2003 dalam Supradata, Adapun prosedur pengujian yaitu sampel

dicampur rata dan diambil 0,5 gr, kemudian

a)

Efektivitas Fitoremediasi

Efektivitas Fitoremediasi merupakan HNO3, setelah itu sampel diaduk rata dan

ditambahkan dengan 0,5 ml HClO 4 dan 5 ml

keberhasilan tanaman dalam didestruksi

tingkat

menyerap kadar logam Cr dan Mn dengan kemudian sampel yang telah didestruksi

konsentrasi yang berbeda. Hal ini dapat disaring dengan kertas saring, kemudian

dilihat dari besarnya nilai removal efectifity sampel diencerkan sampai 10 ml dan

(efektifitas penyisihan) logam Cr dan Mn ditambahkan dengan aquabides sampai garis

pada tanah. Efektifitas penyisihan kadar batas pada labu ukur. Sampel siap dianalisis

logam pada proses fitoremediasi tanah dengan menggunakan alat AAS.

tercemar logam Cr dan Mn dihitung dengan Cara uji kadar logam berat Cr dilakukan

menggunakan rumus : berdasarkan

Soil Survey

Laboratory

RE(%)=

x100 % 616-643.

Methodh Manual USDA 2004 p.167-365,

konsentrasi

awal −konsentrasi akhir konsentrasi

awal

7. Analisa Data

Berdasarkan hasil pengujian laboratorium,

Efektifitas Penyerapan Tanaman akan didapatkan beberapa data primer Efektifitas penyerapan oleh tanaman melalui pemeriksaan kadar Cr pada media

b)

tanam dan tanaman itu sendiri. Pengujian merupakan informasi selanjutnya yang menggambarkan

kemampuan tanaman dilakukan di Balai Pengkajian Teknologi

Pertanian Maros, Sulawesi Selatan. dalam menyerap logam Cr dan Mn. Perhitungan efesiensi penyerapan didasarkan

Dari penelitian tersebut akan dilakukan analisis dan grafik menggunakan perangkat

pada konsentrasi logam Cr dan Mn dalam tanaman serta konsentrasi logam Cr dan Mn

lunak (software)

EXCEL

untuk

membandingkan data yang tersedia. Dan yang ditambahkan ke dalam tanah. Adapun rumus yang digunakan adalah :

didapatkan data sekunder

EfektifitasPenyerapan= penelusuran kepustakaan berupa referensi

melalui

hasil penelitian sebelumnya serta laporan –

laporan pemeriksaan kadar parameter yang

x 100%

diuji. Data-data yang dianalisis meliputi pengaruh

Hasil dan Pembahasan

jumlah tanaman dan waktu detensi terhadap penurunan kadar

logam pada

tanah,

A. Analisis Pendahuluan

pengaruh efisiensi penyerapan

Sebelum dilakukan penelitian, terlebih terhadap waktu detensi, Pengaruh jumlah

logam

dahulu dilakukan pengujian terhadap media tanaman

tanam (tanah berkompos) dan tanaman akar tanaman akar wangi

terhadap kadar logam

pada

zizanioides ) untuk Berdasarkan grafik dari hasil analisa data

wangi

(Vetiveria

mengetahui kandungan logam yang terdapat akan diperoleh bentuk persamaan garis

pada tanah dan tanaman. Pengujian awal sesuai dengan model yang digunakan dan

kadar logam berat Cr pada tanaman regresi dihitung berdasrkan kuadrat terkecil

diperlukan untuk mengetahui besarnya nilai (least square). Untuk menguji apakah

konsentrasi kadar logam berat Cr pada hubungan antar variabel y dan x tersebut

tanaman akar wangi (Vetiveria zizanioides) kuat atau malah tidak ada korelasi, dapat

yang akan digunakan dan juga untuk dilakukan dengan perhitungan koefisien

2 2 mengetahui apakah tanah dan tanaman yang regresi atau koefisien korelasi yaitu (R ). R akan digunakan layak untuk diteliti.

merupakan perbandingan antara varian y Keberadaan logam Cr di tanah sangat terhadap varian x.

berpengaruh dengan berbagai aktivitas berpengaruh dengan berbagai aktivitas

Tabel 4.2. Tekstur media tanam. Tekstur

logam berat Cr sebelum dimulainya

Nama Sampel Pasir

Debu

Liat

perlakuan dalam penelitian.

Pengujian dilakukan di Laboratorium Balai %

Tanah:Kompos

Pengkajian Teknologi Pertanian Maros - 40:60 60 23 17 Sulawesi Selatan. Dalam proses penelitian

Tanah:Kompos

73 23 ini, digunakan 12 pot dengan 1 logam 4

kompos dan variasi jumlah tanaman.

(Sumber : Hasil Penelitian, 2015)

Hasil pengujian laboratorium terhadap pengukuran konsentrasi logam berat Cr yang terdapat pada tanah dan tanaman sebelum perlakuan dapat dilihat pada Tabel

Tabel 4.1. Pengamatan awal kadar logam berat Cr dan pada tanah dan tanaman akar wangi

Logam Pencemar Analisis

Konsentrasi Logam (ppm)

Tanah Berkompos

Cr (Tanah 40:60 Kompos)

Tanaman Akar Wangi

Keterangan:

Tanah Berkompos (Tanah 30,72 = Tanah 40% : Kompos 60% Cr 60:40 Kompos)

= Tanah 60% :Kompos 40% Tanaman Akar Wangi

(Sumber : Hasil Penelitian, 2015) Tabel 4.3 Konsentrasi awal kadar kimia Dari data awal pengujian kadar

media tanam

logam berat Cr menunjukkan bahwa

Ph (1 : Bahan

Ekstrak HCl

Organik 25% Olsen/Bry-I

sebelum dilakukan perlakuan, tanah dan

Nama Sampel Cr Mn H 2 KC C N

tanaman yang akan

digunakan telah

ppm

% Mg/100 gr ppm

mengandung logam berat Cr. Namun,

40:60 2 - 6,59 5,85 3,97 0,73 87 87 67 476 menurut

Tanah:Kompos

Troung Paul

Tanah:Kompos 30,7

76 72 menyatakan bahwa tingkat ambang logam 439

berat Cr pada tanah 200-600 ppm, dan pada tanaman akar wangi (Vetiveria zizanioides)

(Sumber : Hasil Penelitian, 2015) 5-18 ppm. Berdasarkan data pengujian awal

Tabel 4.4 Nilai tukar kation tanah kompos yang telah dilakukan menunjukkan bahwa tanah yang telah diuji layak dijadikan media

Nama Sampel Ekstrak KCl 1N Nilai Tukar Kation

tumbuh tanaman akar wangi (Vetiveria

Kemasa AI- H- Kation-Kation Tukar KTK KB

Na Juml CEC zizanioides BS ).

man

Tukar Tukar Ca Mg K

ah

Selain pengujian logam pada media tanam

me/100gram

15,64 5,03 1,02 1,17 22,86 30,88 74 tekstur tanah untuk mengetahui jenis tanah

dan tanaman, dilakukan pula pengujian

Tanah:Kompos 0,00

atau media tanam yang digunakan selama

22,21 0,36 0,94 0,69 24,20 29,97 81 penelitian. Tabel 4.2 menunjukkan bahwa

Tanah:Kompos 0,00

media tanam yang digunakan merupakan

(Sumber : Hasil Penelitian, 2015)

tanah berkompos.

B. Pengaruh Jumlah Tanaman terhadap

tanah. Untuk Cr 800 ppm terlihat pada

Penurunan Kadar Kromium (Cr )

Gambar 4.2.

pada Tanah dan Tanaman

1. Logam Kromium (Cr) pada Tanah Kompos 60%:40%

Setelah dilakukan penumbuhan, pemberian pencemar dan pemeliharaan tanaman akar wangi (Vetiveria Zizanioides) pada media penelitian, serta pengambilan sampel tanah pada hari ke-7, 14, 21, 28 dan hari ke-35 dimana

tanaman akar

wangi

telah

menguning dan layu. Maka dilakukan

pengujian untuk melihat

penurunan

konsentrasi Cr yang

Gambar 4.2. Grafik hubungan waktu detensi minggunya.

tersisa

setiap

terhadap penurunan kadar Cr 800 ppm pada Penurunan kadar konsentrasi Cr pada media

tanah kompos 60%:40% tanah untuk masing-masing sampel dapat

Gambar 4.1 dan Gambar 4.2 menunjukkan dilihat pada Tabel 4.5 berikut.

adanya hubungan lamanya waktu detensi Tabel 4.5. Pengaruh jumlah tanaman

dengan penurunan kadar logam pencemar Cr terhadap penurunan kadar kromium (Cr)

di dalam tanah. Semakin lama waktu detensi pada tanah kompos 60%:40%

maka semakin besar pula penurunan

Konsentrasi

konsentrasi logam di dalam tanah.

Awal Penurunan kadar Cr (ppm) pada tanah

Tabel 4.6 Analisa regresi hubungan jumlah No. Perlakuan tanaman dan waktu detensi terhadap

14 28 35 (hari)

penurunan kadar Cr pada tanah

7 (hari) (hari) 21 (hari) (hari)

Perlakuan

1 K1M1R1 630.72 235,31 203,2

K1M1R1

0.841x 2 2 - 39.05x + 574.4 0.887

2 K1M1R2 630.72

194,64 166,15 135,23 123,92 161,15 0.887x

K1M1R2

- 41.63x + 565.3 0.873

K1M1R3

0.950x 2

- 44.77x + 556.3 0.862

3 K1M1R3

K2M1R1

K2M1R2

1.223x 2 - 57.13x + 731.4 0.847

4 K2M1R1 830.72 219,57 192,23 176,24 161,31 219,11

K2M1R3

1.295x 2 - 59.50x + 724.4 0.835

5 K2M1R2 830.72 207,55 180,05 154,75 136,3 177,49 Berdasarkan grafik yang terbentuk akan

6 K2M1R3 830.72 179,83 141,66 143,98 123,97 169,34 diperoleh persamaan garis sesuai dengan model yang digunakan dan regresi dihitung

(Sumber : Hasil Penelitian, 2015) berdasarkan kuadrat terkecil (last square).

Dari Tabel 4.5, dapat dibuatkan grafik Untuk menguji apakah hubungan antar penurunan konsentrasi kromium (Cr) pada

variabel y dan x tersebut kuat atau malah tanah seperti pada Gambar 4.1 dan Gambar

tidak ada korelasi, dapat dilakukan dengan

4.2. perhitungan koefisien regresi atau koefisien

560 y = 0.8415x 2 R² = 0.8873 - 39.054x + 574.42

korelasi

yaitu

(R ). R merupakan

K1M1R1

440 500 y = 0.8875x 2 - 41.637x + 565.32

K1M1R2

perbandingan antara varian y terhadap

(p

380 y = 0.9504x 2 R² = 0.8731 - 44.776x + 556.3

r r a 320

K1M1R3

varian x. Bila harga R mendekati angka 1,

d a Poly. (K1M1R1) K Poly. (K1M1R2)

140 200 260 C R² = 0.8623

terdapat hubungan yang sangat kuat antara y

80 20 Poly. (K1M1R3) dengan x. Hubungan kategori sedang bila

0 7 14 21 28 35 42 nilai R 2 antara 0,4 s/d 0,6. Dari persamaan

regresi yang diperoleh pada Gambar 4.1 Gambar 4.1. Grafik hubungan waktu detensi

waktu detensi (hari)

maka dapat dikatakan hubungan penurunan terhadap penurunan kadar Cr 600 ppm pada

kadar logam Cr dan waktu detensi serta tanah kompos 60%:40%

jumlah tanaman memiliki korelasi yang Dari Gambar 4.1 menunjukkan bahwa kadar

kuat.

pencemar Cr 600 ppm akan terus menurun Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui di dalam tanah apabila waktu detensinya

bahwa terdapat pengaruh jumlah tanaman semakin lama. Jadi terdapat hubungan antara

akar wangi (Vetiveria Zizanioides) dan lamanya waktu detensi dengan penurunan

waktu detensi terhadap penurunan kadar kadar logam pencemar Cr 600 ppm di dalam

logam Cr pada tanah. Dari data tersebut logam Cr pada tanah. Dari data tersebut

4.5 dapat dihitung

efektifitas

penyisihan kadar logam pada proses

fitoremediasi tanah tercemar logam Cr Gambar 4.4. Grafik efektifitas penyisihan menggunakan rumus (3.2)

kadar logam Cr 800 ppm pada tanah Dengan menggunakan rumus tersebut

berkompos 60% :40% diperoleh hasil perhitungan seperti yang

ditunjukkan oleh Tabel 4.7 berikut. Tabel 4.8 Analisa regresi hubungan jumlah Tabel 4.7 Efektifitas penyisihan

tanaman dan waktu detensi terhadap fitoremediasi Cr pada tanah kompos 60:40

efektifitas penyisihan kadar Cr pada tanah

Efektifitas Penyisihan (%)

No. Perlakuan

Perlakuan Y

7 (hari) 14 (hari)

1 K1M1R1

62.83 67.90 72.78 74.52 66.69 K1M1R1 -0.133x + 6.200x + 8.95 0.886 2

2 K1M1R2

69.25 73.75 78.64 80.42 74.54 K1M1R2 -0.140x + 6.608x + 10.39 0.872

3 2 K1M1R3

75.71 81.31 84.65 86.36 82.43 K1M1R3 -0.150x + 7.104x + 11.82 0.862

4 K2M1R1

73.64 76.92 78.84 80.64 73.70 K2M1R1 -0.149x + 6.812x + 11.66 0.844

5 K2M1R2

75.08 78.39 81.42 83.64 78.69 2 K2M1R2 -0.147x + 6.882x + 11.97 0.847

6 K2M1R3

78.41 82.99 82.72 85.12 79.67 2 K2M1R3 -0.156x + 7.166x + 12.80 0.835

(Sumber : Hasil Penelitian, 2015) Dari Tabel 4.5, dapat dibuatkan grafik

Dari persamaan regresi yang diperoleh

efektifitas penyisihan kadar logam kromium pada Gambar 4.2 dapat dilihat nilai R 2 (Cr) pada tanah seperti pada Gambar 4.3

1 maka dapat dikatakan dan Gambar 4.4 berikut ini.

mendekati

hubungan efektifitas penyisihan kadar logam Cr dan waktu detensi serta jumlah tanaman memiliki korelasi yang kuat. Berdasarkan

4.1 dapat dilihat konsentrasi Cr awal sebelum perlakuan sebesar 30,72 ppm pada tanah. Setelah diberi perlakuan penambahan konsentrasi Cr 600 ppm dan 800 ppm, maka total konsentrasi pencemar pada tanah yakni Cr 630,72 ppm dan 830,72 ppm. Berdasarkan Tabel 4.5 serta Gambar 4.1 dan

Tabel

Gambar 4.3. Grafik efektifitas penyisihan Gambar 4.2 dapat dilihat penurunan kadar logam Cr 600 ppm pada tanah

konsentrasi Cr dari konsentrasi awal berkompos 60%:40%

sebelum perlakuan, sampai waktu detensi 7 Dari Gambar 4.3 menunjukkan bahwa

hari setelah perlakuan pada semua variasi efektifitas penyisihan kadar pencemar Cr

jumlah tanaman dan variasi konsentrasi 600 ppm akan terus meningkat seiring

logam terjadi penurunan kadar logam Cr dengan lamanya waktu detensi. Jadi terdapat

yang drastis. Hal ini dikarenakan masa hubungan antara lamanya waktu detensi

aklimatisasi yang lumayan lama, sehingga dengan efektifitas penyisihan kadar logam

besar kemungkinan selama rentang waktu 1 pencemar Cr 600 di dalam tanah. Untuk

bulan sebelum perlakuan dilaksanakan efektifitas

menyebabkan terserapnya logam pada pencemar logam Cr 800 ppm dapat dilihat

fitoremediasi dengan

kadar

tanaman.

pada Gambar 4.4. Dari hasil penelitian, dapat dilihat lama waktu

juga mempengaruhi penurunan kadar logam dalam tanah. Pada Tabel 4.1 dan 4.5 serta Gambar 4.1, 4.2, 4.3,

detensi detensi

85,12% untuk kadar logam pencemar Cr 800 pada pot dengan variasi jumlah tanaman 3

ppm. Sedangkan penurunan kadar logam Cr batang, 6 batang maupun 9 batang. Untuk

pada tanah yang terkecil terdapat pada kadar logam Cr 600 ppm, pada pot dengan

perlakuan variasi jumlah tanaman dengan jumlah tanaman 3 batang, pada waktu

jumlah tanaman 3 batang dengan waktu detensi 7 hari penurunan dari konsentrasi

detensi 7 hari, yakni 235,31 ppm dengan awal sebesar 235,31 ppm dengan persentase

persentase penyisihan sebesar 62,83% untuk penyisihan sebesar 62,83%, pada waktu

kadar logam pencemar Cr 600 ppm dan detensi 14 hari penurunan sebesar 203,2

219,57 ppm dengan persentase penyisihan ppm dengan persentase penyisihan sebesar

untuk kadar logam 67,90%, pada waktu detensi 21 hari

sebesar

800 ppm. Persentase penyisihan sebesar 172,32 ppm dengan

pencemar

Cr

penyisihan dihari ke-21 dengan hari ke-28 persentase penyisihan sebesar 72,78%, pada

tidak terlalu signifikan perbedaannya hal ini waktu detensi 28 hari penyisihan sebesar

dikarenakan tanaman mulai layu dan ada 161,29 ppm dengan persentase penyisihan

juga yang mati jadi kemampuan dalam sebesar 74,52% dan pada waktu detensi 35

penyerapan logam juga ikut menurun. Tetapi hari penyisihan sebesar 210,84 ppm dengan

pada pada hari ke-35 terjadi peningkatan. persentase penyisihan sebesar 66,69%.

Hal ini diduga disebabkan karena pada saat Begitupun untuk kadar logam Cr 800 ppm

akar tumbuhan melepaskan eksudat akar, mengalami penurunan hingga 72,41% dari

kontaminan dalam tanaman ikut terbawa. konsentrasi awal. Selanjutnya pada pot

adalah senyawa yang dengan jumlah tanaman 6 batang dan 9

Eksudat

akar

dikeluarkan oleh tanaman yang digunakan batang juga mengalami penurunan yang

mikroorganisme untuk signifikan pada waktu detensi 7 hari sampai

oleh

berkembangbiak. Hal ini diperkuat dengan

28 hari. Penurunan drastis kadar logam terdapatnya rayap-rayap atau hewan-hewan dalam tanah berkompos terjadi pada waktu

kecil lainnya di akar pada saat pencabutan detensi 14 hari menuju 28 hari. Penurunan

Proses eksudat akar kadar logam yang lambat ini disebabkan

tanaman.

mengakibatkan logam krom dalam tanah oleh sifat dari tanah berkompos yang tingkat

kembali meningkat.

kohesifitasnya yang

Dengan demikian terdapat pengaruh antara permeabilitasnya yang rendah sehingga

tinggi

dan

jumlah tanaman dan waktu detensi terhadap mengakibatkan bahan pencemar lambat

penurunan kadar Cr pada tanah. Semakin terserap menurun masuk kedalam tanah

banyak jumlah tanaman dan semakin lama sekitar akar.

waktu detensi maka akan semakin banyak Hasil

kadar logam Cr yang tersisihkan dalam tanaman akar wangi (Vetiveria Zizanioides)

penelitian menunjukkan

bahwa

dikarenakan adanya mampu menyerap Cr dari lingkungannya

kemampuan tanaman dalam menyerap yaitu tanah berkompos yang telah dicemari

logam berat Cr hingga sebelum tanaman oleh limbah artificial sehingga terjadi

mencapai batas waktu tertentu dan sebelum penurunan kadar logam berat Cr pada media

titik jenuh.

tanam dalam hal ini tanah berkompos yang Titik jenuh adalah batas waktu maksimum digunakan.

ditolerir tanaman dalam diketahui bahwa perlakuan dengan jumlah

yang dapat

menyerap kontaminan. Setelah melewati tanaman dan waktu detensi yang berbeda

titik jenuh, kemampuan tanaman dalam memberikan pengaruh secara signifikan

menyerap logam berat menurun bahkan terhadap penurunan logam berat. Untuk

konsentrasi logam berat dalam tanah dapat penurunan kadar logam Cr yang terbaik,

karena tanaman dapat yaitu pada perlakuan jumlah tanaman 9

meningkat

melepaskan kembali logam melalui proses batang dengan waktu detensi 28 hari, yaitu

eksudat akar. (Al Khoiriah, 2015). Pada dengan penurunan kadar logam Cr menjadi

penelitian ini tingkat penyisihan logam Cr 86,34 ppm dengan persentase penyisihan

terus naik hingga waktu detensi 28 hari, sebesar

namun pada hari ke-28 menuju hari ke-35 pencemar Cr 600 ppm dan dengan

tingkat penyisihan logam Cr berkurang penurunan kadar logam Cr menjadi 123,97

dikarenakan tanaman akar wangi (Vetiveria

Zizanioides ) mengalami kematian. Pada penelitian ini, tanaman belum mencapai titik jenuh sehingga kemampuan menyerap logam sangat baik.

2. Logam Kromium

Dalam penelitian ini, juga diuji kadar logam pencemar Cr pada semua tanaman yang diberi perlakuan dari waktu detensi 0 hari sampai waktu detensi 28 hari untuk melihat

kemampuan tanaman akar wangi (Vetiveria Gambar 4.5. Pengaruh jumlah tanaman Zizanioides ) dalam mengadsorpsi logam Cr

terhadap kadar Cr pada tanaman akar wangi seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.7.

(Vetiveria Zizanioides) Tabel 4.9. Akumulasi kadar kromium (Cr)

pada tanaman akar wangi pada tanah kompos 60%:40% (Vetiveria Zizanioides)

Akumulasi kadar Cr (ppm) pada

No. Perlakuan tanaman

0 (hari)

35 (hari)

1 K1M1R1 57,84

2 K1M1R2 57,84

Gambar 4.6. Grafik diagram Pengaruh

3 K1M1R3 57,84

jumlah tanaman terhadap kadar Cr pada

4 K2M1R1 tanaman akar wangi (Vetiveria Zizanioides) 57,84

Dari persamaan regresi yang

5 K2M1R2 57,84

diperoleh pada Gambar 4.5 dan 4.6 dapat

6 K2M1R3 2 57,84 dilihat nilai R

= 1 maka dapat dikatakan hubungan kadar logam Cr pada tanaman dan

(Sumber : Hasil Penelitian, 2015) waktu detensi serta jumlah tanaman

Berdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui memiliki korelasi yang kuat. penyerapan logam Cr tertinggi diperoleh

penyerapan oleh tanaman pada perlakuan variasi jumlah tanaman 9

Efektifitas

merupakan informasi selanjutnya yang batang dalam reaktor proses (pot) dengan

kemampuan tanaman waktu detensi 35 hari dengan akumulasi

mengGambarkan

dalam menyerap logam Cr. Perhitungan logam sebesar 596,36 ppm pada tanaman,

efektifitas penyerapan dalam penelitian ini dengan kata lain terdapat pengaruh jumlah

didasarkan pada konsentrasi logam Cr dalam tanaman akar wangi (Vetiveria Zizanioides)

tanaman serta konsentrasi logam Cr yang terhadap akumulasi kadar logam Cr pada

ditambahkan ke dalam tanah. Adapun rumus tanaman.

yang digunakan adalah rumus (2.2) Dari Tabel 4.9, dapat dibuatkan grafik

Efektifitas penyerapan logam Cr oleh pengaruh jumlah tanaman terhadap kadar

tanaman akar wangi (Vetiveria Zizanioides) kromium (Cr) pada tanaman akar wangi

dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut ini. (Vetiveria Zizanioides) seperti pada Gambar

Tabel 4.10. Efektifitas penyerapan logam Cr

4.5 dan 4.6 berikut ini.

pada tanaman

akar wangi (Vetiveria

Zizanioides )

Kandungan Logam Cr (ppm)

No. Perlakuan

Efektifitas

Penyerapan (%)

Tanah Awal

Tanaman

Awal Akhir

1 K1M1R1

2 K1M1R2

3 K1M1R3

4 K2M1R1

5 K2M1R2

K2M1R3 6 830,72

(Sumber : Hasil Penelitian, 2015)

Tabel

tanah seperti pada Gambar 4.7 dan Gambar penyerapan logam Cr tertinggi terdapat pada

4.10 terlihat bahwa

efektifitas

tanaman dengan variasi jumlah tanaman 9 batang dengan nilai 58.57% pada kadar logam pencemar Cr 600 ppm dan 64.83% pada kadar logam pencemar Cr 800 ppm. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman akar wangi (Vetiveria zizanioides) mempunyai kemampuan menyerap logam Cr dengan baik, dikarenakan tanaman tersebut memiliki volume perakaran yang banyak dan akar yang panjang, sehingga akar tanaman

tersebut menyebar keseluruh bagian tanah Gambar 4.7. Grafik Hubungan waktu detensi yang telah terkontaminasi logam Cr.

terhadap penurunan kadar Cr 600 ppm pada Tingginya efektifitas penyerapan logam Cr

tanah kompos 40% : 60% pada

tanaman akar wangi (Vetiveria

Dari Gambar 4.7 menunjukkan bahwa kadar pertumbuhan tanaman yaitu tinggi tanaman

zizanioides ) didukung

dengan

laju

pencemar Cr 600 ppm akan terus menurun terus bertambah hingga hari ke-35.

di dalam tanah apabila waktu detensinya semakin lama, Tetapi pada hari ke -35

C. Pengaruh Jumlah Tanaman terhadap

terjadi

peningkatan. Hal ini diduga

Penurunan Kadar Krom (Cr ) pada

disebabkan karena pada saat akar tumbuhan

Tanah dan Tanaman

melepaskan eksudat akar, kontaminan dalam

1. Logam Krom (Cr) pada Tanah

tanaman ikut terbawa. Jadi terdapat

hubungan antara lamanya waktu detensi Setelah dilakukan penumbuhan, pemberian

Kompos 40%:60%

dengan penurunan kadar logam pencemar Cr pencemar dan pemeliharaan tanaman akar

600 ppm di dalam tanah. Gambar 4.8 wangi (Vetiveria Zizanioides) pada media

menunjukkan grafik penurunan kadar logam penelitian, serta pengambilan sampel tanah

pencemar Cr 800 ppm dalam tanah. pada hari ke-7, 14, 21, 28 dan 35. Maka

dilakukan pengujian

untuk

melihat

penurunan konsentrasi Cr yang tersisa setiap minggunya. Penurunan kadar konsentrasi Cr pada media tanah untuk masing-masing sampel dapat dilihat pada Tabel 4.11 berikut. Tabel 4.11. Pengaruh jumlah tanaman terhadap penurunan kadar kromium (Cr)

Gambar 4.8. Grafik hubungan waktu detensi pada tanah

terhadap penurunan kadar Cr 800 ppm pada

Konsentrasi Penurunan kadar Cr (ppm) pada tanah

tanah berkompos 40% : 60%

No. Perlakuan Awal

Tabel 4.12 Analisa regresi hubungan jumlah tanaman dan waktu detensi terhadap

7 (hari) 14 (hari) 21 (hari) (hari) (hari)

penurunan kadar Cr pada tanah

Perlakuan

1 K1M2R1 633.02 262.52 240.25

K1M2R1

0.772x - 36.78x + 582.6

K1M2R2

0.810x 2 - 38.51x + 573.8

2 K1M2R2 633.02 233.41 202.99 2 166.31 161.49 186.05 K1M2R3 0.916x

2 - 43.94x + 573.0 0,904

K2M2R1

3 K1M2R3 633.02 194.27 155.31

K2M2R2

1.291x 2

2 - 59.50x + 727.5

0,826 4 K2M2R1

K2M2R3

1.335x - 61.14x + 720.4

Dari persamaan regresi yang diperoleh pada

5 K2M2R2 833.02 180.42 153.69

Gambar 4.7 dapat dilihat nilai R 2 mendekati

6 K2M2R3

1 maka dapat dikatakan hubungan

penurunan kadar logam Cr dan waktu (Sumber : Hasil Penelitian, 2015) detensi serta jumlah tanaman memiliki

Dari Tabel 4.11 dapat dibuatkan grafik korelasi yang kuat. Berdasarkan Tabel 4.12 penurunan konsentrasi kromium (Cr) pada

dapat diketahui bahwa juga terdapat dapat diketahui bahwa juga terdapat

jumlah tanaman

terhadap

efektivitas fitoremediasi Cr pada tanah. Berdasarkan pada Tabel 4.9 dapat dihitung efektifitas penyisihan kadar logam pada

proses fitoremediasi tanah tercemar logam

Cr menggunakan rumus (3.2) Gambar 4.10. Grafik efektifitas penyisihan Dengan menggunakan rumus tersebut

kadar logam Cr 800 ppm pada tanah diperoleh hasil perhitungan seperti yang

berkompos 40% :60% ditunjukkan oleh Tabel 4.13 berikut.

Tabel 4.14 Analisa regresi hubungan jumlah Tabel 4.13 Efektifitas Penyisihan

tanaman dan waktu detensi terhadap Fitoremediasi Cr pada Tanah kompos 40:60

efektifitas penyisihan kadar Cr pada tanah

Perlakuan

No. Perlakuan Efektifitas Penyisihan (%)

7 (hari) 14 (hari)

K1M2R1

-0.1218x

+ 5.8017x + 7.9238 0,9001 + 6.075x + 9.3118

K1M2R2

58.38 61.91 70.53 72.41 65.27 K1M2R3

-0.1278x 2

1 K1M2R1

-0.1446x 2 2 + 6.9359x + 9.4492 0,9048

2 K1M2R2

-0.1467x + 6.7947x + 11.541 0,8506 3 K1M2R3

62.99 67.82 73.63 74.40 70.50 K2M2R1

69.20 75.38 84.61 86.32 79.73 K2M2R2

-0.155x 2 2 + 7.1394x + 12.652

K2M2R3

-0.1602x + 7.337x + 13.505 0,8261

4 K2M2R1

Dari persamaan regresi yang diperoleh pada 5 K2M2R2 78.28 81.50 83.48 85.07 79.61

6 K2M2R3

81.71 84.25 85.56 86.57 81.60 Gambar 4.8 dapat dilihat nilai R 2 mendekati (Sumber : Hasil Penelitian, 2015)

1 maka dapat dikatakan hubungan Dari Tabel 4.13, dapat dibuatkan grafik

efektifitas penyisihan kadar logam Cr dan efektifitas penyisihan kadar logam kromium

waktu detensi serta jumlah tanaman (Cr) pada tanah seperti pada Gambar 4.9

memiliki korelasi yang kuat. dan 4.10 berikut ini.

Berdasarkan Tabel 4.11 dapat dilihat konsentrasi Cr awal sebelum perlakuan

sebesar 30,72 ppm pada tanah. Setelah diberi perlakuan penambahan konsentrasi Cr 600 ppm dan 800 ppm, maka total konsentrasi pencemar pada tanah yakni Cr 630,72 ppm dan 830,72 ppm. Berdasarkan Tabel 4.11 serta Gambar 4.7 dan 4.8 dapat dilihat penurunan konsentrasi Cr dari konsentrasi awal sebelum perlakuan, sampai waktu detensi 7 hari setelah

Gambar 4.9. Grafik efektifitas penyisihan perlakuan pada semua variasi jumlah kadar logam Cr 600 ppm pada tanah

tanaman terjadi penurunan kadar logam Cr berkompos 40% :60%

yang drastis. Hal ini juga dikarenakan masa Dari Gambar 4.9 menunjukkan bahwa kadar

aklimatisasi sehingga besar kemungkinan pencemar Cr 600 ppm akan terus meningkat

selama rentang waktu 1 bulan sebelum seiring dengan makin lamanya waktu

dilaksanakan menyebabkan detensi. Jadi terdapat hubungan antara

perlakuan

terserapnya logam pada tanaman. lamanya waktu detensi dengan penyisihan

Dari hasil penelitian, dapat dilihat lama kadar logam pencemar Cr 600 ppm di dalam

juga mempengaruhi tanah. Untuk Cr 800 ppm dapat dilihat pada

waktu

detensi

penurunan kadar logam Cr dalam tanah. Gambar 4.10.

Pada Tabel 4.11 dan 4.13 serta Gambar 4.6,

4.8, 4.9, dan 4.10 dapat dilihat bahwa penurunan kadar logam terus terjadi selama rentang waktu 28 hari baik pada pot dengan variasi jumlah tanaman 3 batang, 6 batang maupun 9 batang. Penurunan kadar logam Cr pada pot dengan jumlah tanaman 3 batang dengan waktu detensi 7 hari 4.8, 4.9, dan 4.10 dapat dilihat bahwa penurunan kadar logam terus terjadi selama rentang waktu 28 hari baik pada pot dengan variasi jumlah tanaman 3 batang, 6 batang maupun 9 batang. Penurunan kadar logam Cr pada pot dengan jumlah tanaman 3 batang dengan waktu detensi 7 hari

ppm. Sedangkan penurunan kadar Cr pada penyisihan 58,38%, kemudian pada waktu

awal dengan

persentase

tanah yang terkecil terdapat pada perlakuan detensi 14 hari penurunan kadar Cr yang

variasi jumlah tanaman dengan jumlah dialami

tanaman 3 batang dengan waktu detensi 7 persentase penyisihan sebesar 61,91%, pada

sebesar 240,25 ppm

dengan

hari, yakni 262,52 ppm dengan persentase waktu detensi 21 hari penurunan kadar Cr

sebesar 58,38% untuk sebesar 185,89 ppm dengan persentase

penyisihan

konsentrasi pencemar 600 ppm. penyisihan sebesar 70,53%, pada waktu

Dengan demikian terdapat pengaruh antara detensi 28 hari penurunan kadar Cr sebesar

jumlah tanaman dan waktu detensi terhadap 174,04 ppm dengan persentase penyisihan

penurunan kadar Cr pada tanah. Semakin sebesar 72,41% dan pada waktu detensi ke

banyak jumlah tanaman dan semakin lama

35 hari terjadi kenaikan kadar Cr sebesar waktu detensi maka akan semakin banyak 219,08 ppm dengan persentase penyisihan

kadar logam Cr yang tersisihkan pada tanah. sebesar

Hal ini dikarenakan adanya kemampuan penyerapan logam krom (Cr) oleh tanamman

65,27%. Pada

umumnya,

tanaman dalam menyerap logam berat Cr akar wangi hingga waktu detensi 28 hari

hingga pada batas waktu tertentu sebelum mengalami penurunan di dalam tanah.

titik jenuh. Pada penelitian ini tingkat Tetapi pada hari ke 35 terjadi peningkatan.

penyisihan logam Cr terus naik seiring Hal ini diduga disebabkan karena pada saat

dengan lamanya waktu detensi, kecuali pada akar tumbuhan melepaskan eksudat akar,

hari ke 35. Untuk tanaman akar wangi yang kontaminan dalam tanaman ikut terbawa.

lain, dengan waktu detensi 28 hari tanaman Eksudat

akar wangi (Vetiveria Zizanioides) belum dikeluarkan oleh tanaman yang digunakan

akar adalah

senyawa

yang

mencapai titik jenuh sehingga kemampuan oleh

dalam menyerap logam sangat baik. Tetapi berkembangbiak. Hal ini diperkuat dengan

mikroorganisme

untuk

apabila dilihat dari Gambar 4.7 dan 4.8 terdapatnya rayap-rayap atau hewan-hewan

menunjukkan gejala kejenuhan penyerapan kecil lainnya di akar pada saat pencabutan

logam yang ditandai dengan menurunnya tanaman.

kemampuan penyerapan akar wangi pada mengakibatkan logam krom dalam tanah

waktu detensi 21 hari menuju waktu detensi kembali meningkat. Selanjutnya pada pot

28 hari. Besar kemungkinan bahwa apabila dengan jumlah tanaman 6 batang dan 9

dilakukan pengujian pada 7 hari kemudian, batang juga mengalami penurunan yang

konsentrasi logam Cr pada tanah akan signifikan pada waktu detensi 7 hari sampai

meningkat sebagaimana yang ditunjukkan

28 hari.

pada hari ke 35.

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa

2. Logam

Kromium (Cr) pada

tanaman akar wangi (Vetiveria Zizanioides)

Tanaman

mampu menyerap Cr dari lingkungannya Tanaman akar wangi (Vetiveria Zizanioides) yaitu tanah lanau yang telah dicemari oleh

dapat digunakan dalam proses fitoremediasi limbah a rtificial sehingga terjadi penurunan

karena dapat mengadsorbsi logam Cr pada kadar logam Cr pada media tanam dalam hal

tanah yang tercemar. Secara lengkapnya ini tanah yang digunakan. Berdasarkan hasil

kemampuan tanaman akar wangi (Vetiveria analisis diketahui bahwa perlakuan dengan

izanioides ) dalam mengadsorpsi logam Cr jumlah tanaman dan waktu detensi yang

dapat dilihat pada Tabel 4.14 berikut ini. berbeda

Tabel 4.15 Kadar logam Cr pada tanaman signifikan terhadap penurunan logam berat.

akar wangi (Vetiveria Zizanioides) 6 batang Untuk penurunan kadar logam Cr yang

dengan konsentrasi pencemar Cr 800 ppm terbaik, yaitu pada perlakuan jumlah

(kontrol) pada tanah kompos 40%:60% tanaman 9 batang dengan waktu detensi 28 hari, yaitu dengan penurunan kadar logam Cr menjadi 127,85 ppm dengan persentase penyisihan

konsentrasi pencemar

Cr

600 ppm,

kemudian penurunan kadar logam Cr 152,89 ppm dengan persentase penyisihan sebesar kemudian penurunan kadar logam Cr 152,89 ppm dengan persentase penyisihan sebesar

Kadar Cr (ppm) pada tanaman

dalam tanaman.

konsentrasi

Tabel 4.16. Akumulasi kadar kromium (Cr)

SAMPEL Minggu

awal (ppm)

pada tanaman

akar wangi (Vetiveria

Zizanioides )

I II III IV V

Akumulasi kadar Cr (ppm) pada

Tanaman Cr 800 No. Perlakuan

tanaman

ppm 35 (hari)

6 batang 57.84 488.01 519.42 575.66 593.31 549.73

0 (hari)

K1M2R1

57.84 375.32 Dari Tabel 4.15, dapat dibuatkan grafik

(Sumber : Hasil Penelitian, 2015) 2 K1M2R2

57.84 441.39 kadar logam Cr pada tanaman akar wangi

3 K1M2R3

57.84 522.68 (Vetiveria Zizanioides) yang berjumlah 6

4 K2M2R1

57.84 564.04 batang dengan konsentrasi pencemar Cr 800

5 K2M2R2

ppm seperti pada Gambar 4.11 berikut ini.

K2M2R3

(Sumber : Hasil Penelitian, 2015) Berdasarkan Tabel 4.16 dapat diketahui penyerapan logam Cr tertinggi diperoleh pada perlakuan variasi jumlah tanaman 9 batang sebesar 441,39 ppm pada tanaman untuk logam pencemar konsentrasi Cr 600 ppm dan 608.82 ppm pada tanaman untuk logam pencemar konsentrasi Cr 800 ppm, dengan kata lain terdapat pengaruh jumlah tanaman akar wangi (Vetiveria Zizanioides)

terhadap akumulasi kadar logam Cr pada Gambar 4.11. Grafik hubungan kadar logam

tanaman seperti pada Gambar 4.12 dan 4.13 Cr pada tanaman akar wangi

berikut.

(Vetiveria Zizanioides) 6 batang

dengan waktu detensi (kontrol). Dari persamaan regresi yang diperoleh pada Gambar 4.11 dapat dilihat nilai R 2 mendekati angka 1 maka dapat dikatakan hubungan kadar logam Cr pada tanaman dan waktu detensi serta jumlah tanaman memiliki korelasi yang kuat. Dari Gambar 4.6 menunjukkan bahwa tanaman akar wangi dapat menyerap logam kromium (Cr) yang terdapat pada tanah berkompos.

Penyerapan logam yang signifikan terjadi Gambar 4.12. Pengaruh jumlah tanaman pada waktu detensi 14 hari (519,42 ppm) terhadap kadar Cr pada tanaman akar wangi menuju waktu detensi 21 hari (575,66 ppm). (Vetiveria Zizanioides) Hal ini disebabkan tanah lanau memiliki

sifat permeabilitas yang rendah dan kohesi

yang kuat sehingga larutan pencemar yang terdapat di dalam tanah lanau lambat terserap tetapi apabila telah terserap, larutan akan tersimpan lama di dalam tanah. Gambar 4.11 menunjukkan bahwa terjadi penurunan kadar logam Cr pada tanaman akar wangi, hal ini dapat disebabkan karena adanya

proses eksudat

akar

yang

mengeluarkan senyawa dari dalam tanaman melalui akar termasuk kontaminan yang mengeluarkan senyawa dari dalam tanaman melalui akar termasuk kontaminan yang

logam Cr. Tingginya efektifitas penyerapan logam Cr pada tanaman akar wangi (Vetiveria zizanioides) didukung dengan laju pertumbuhan tanaman yaitu tinggi tanaman yang terus bertambah hingga pengamatan di hari ke- 28. Dari Gambar 4.13 menunjukkan kondisi fisik tanaman tiap minggu. Terlihat bahwa pada

waktu detensi 7 – 14 hari tanaman 70% Gambar 4.13. Grafik diagram Pengaruh

masih berwarna hijau. Kemudian pada jumlah tanaman terhadap kadar Cr pada

waktu detensi 21 hari tanaman mulai tanaman akar wangi (Vetiveria Zizanioides)

menguning sekitar 40%. Selanjutnya pada Dari persamaan regresi yang

waktu detensi 28 hari atau minggu keempat, diperoleh pada Gambar 4.12 dan 4.13 dapat

tanaman 70% berwarna kuning, dan pada dilihat nilai R 2 = 1 maka dapat dikatakan

hari ke 35 atau minggu kelima, tanaman hubungan kadar logam Cr pada tanaman dan

95% berwarna kuning kecoklatan. waktu

detensi serta jumlah

tanaman

D. Perhitungan

Laju Penyerapan

memiliki korelasi yang kuat. Efektifitas

Logam pada Tanaman serta Kadar

penyerapan oleh tanaman

merupakan

Logam yang Tidak Terdeteksi

informasi selanjutnya yang menggambarkan

1. Perhitungan

laju Penyerapan

kemampuan tanaman dalam menyerap

Kromium (Cr) pada Tanaman

logam Cr. Perhitungan

efektifitas

Akar Wangi (Vetiveria Zizanioides)

penyerapan dalam penelitian ini didasarkan Kemampuan tanaman akar wangi (Vetiveria pada konsentrasi logam Cr dalam tanaman

Zizanioides ) dalam menyerap logam Cr serta

secara keseluruhan dapat dilihat dari ditambahkan ke dalam tanah. Adapun rumus

konsentrasi logam

Cr

yang

tanaman. Perhitungan laju yang digunakan adalah (2.2).

penyerapan

penyerapan didasarkan pada konsentrasi Cr Efektifitas penyerapan logam Cr oleh

yang diserap tanaman selama 28 hari serta tanaman akar wangi (Vetiveria Zizanioides)