Size Representation (Jumlah Bit)

CPU ARITHMATIC

  Size Representation (Jumlah Bit)

Berdasarkam Jumlah Bit :::: (Ref : Prosesor

Intel)

  • Nybble : 4 bit
  • Byte : 8 bit ------ DB (DEFINE BYTE)
  • Word : 16 bit ----- DW (DEFINE WORD)
  • Double Word : 32 bit --- DD (DEFINE DOUBLE

  WORD)

  • • Quad Word : 64 bit --- DQ (DEFINE QUAD WORD)

  • Ten Bytes : 80 bit ---- DT (DEFINE TEN BYTES)

  

Data representation

Berdasarkan Representasi ::::

  • Integer Representation • Floating Point Representation

  Berdasarkan Sign (Tanda) ::::

  • • Unsign (tidak mengenal bilangan negatif)

  • Sign (mengenal bilangan positif dan negatif)

  Format Integer Representation

  • • Sign Magnitude

    • Complement 1

  • • Complement 2

  

Contoh : Representasi 8 bit

  • 42 des = 0101010
    • 42 des = 1 0101010

  Contoh : Representasi 8 bit

  • 42 des = 00101010
    • 42 des = 11010101

  Representasi biner 4 bit

Bil. Desimal Sign Magnitude One Complement Two Complement

  • 8
  • 7
  • 6
  • 5
  • 4
  • 3
  • 2
  • 1
  • 0
    • 0
    • 1
    • 2
    • 3
    • 4
    • 5
    • 6
    ALU (Arithmetic and Logic Unit)

    Unit Aritmetika dan Logika merupakan bagian

    pengolah bilangan dari sebuah komputer. Di dalam operasi aritmetika ini sendiri terdiri dari berbagai macam operasi diantaranya

    adalah operasi penjumlahan, pengurangan,

    perkalian, dan pembagian. Mendesain ALU juga memiliki cara yang

    hampir sama dengan mendesain enkoder,

    dekoder, multiplexer, dan demultiplexer. Rangkaian utama yang digunakan untuk

    melakukan perhitungan ALU adalah Adder.

  Ada 2 jenis Adder :

  1. Rangkaian Adder yang hanya

menjumlahkan dua bit disebut Half

Adder.

  

2. Rangkaian Adder yang menjumlahkan

tiga bit disebut Full Adder.

  

3. Rangkaian Adder yang menjumlahkan

banyak bit disebut paralel Adder

Half Adder & Full Adder

SUDAH DIKETAHUI SEBELUMNYA

  Parallel Adder Parallel Adder adalah rangkaian Full Adder yang disusun secara parallel dan berfungsi untuk menjumlah bilangan biner berapapun bitnya, tergantung

jumlah Full Adder yang diparallelkan.

  

Gambar berikut menunjukkan Parallel

Adder yang terdiri dari 4 buah Full Adder yang tersusun parallel sehingga membentuk sebuah penjumlah 4 bit.

  Penjumlahan Biner

Ada 4 kondisi yang terjadi pada penjumlahan

biner yaitu apabila 0 + 0, 0 + 1, 1 + 0,dan

  1 + 1. Jika yang terjadi adalah 1 + 1, kita tidak dapat menyatakan hasil jumlah dalam satu digit. Tetapi kita harus melakukan

penyimpanan (Carry Out) kedalam kolom

yang lebih tinggi. Ini berlaku untuk seluruh sistem bilangan.

  Sebagai contoh pada bilangan desimal 2 + 5 = 7 dengan carry out = 0, 9 + 9 = 8 dengan carry out = 1.

OPERASI PENGURANGAN

  diubah dalam operasi

penjumlahan

Jika 824d – 278d = 546d akan sama jika 824d + (–278d) = 546d

  824 721 Negatif bil desimal dengan 2 cara :

  1 545 komplemen9 dan komplemen 10

  1

  • 278d 721d

  Komplemen9 546

  Komplemen10

  • 278d 722d

  Negatif bil Biner dengan 2 cara :

  komplemen1 dan komplemen2 0110

  0110 0110

  0011 1100

  1101 _____ - _____ + _____ +

  00100101 00001100 _________ - ................

  Lakukan hal yang sama dengan

mengubah menjadi operasi penjumlahan

dengan komplemen1 dan komplemen2 !

OPERASI PERKALIAN

  • • Dibanding operasi + dan -, mempunyai

    kompleks baik dari Hardware dan Software.
  • Coba dikalikan

  X 1011 1101 = … ???

  

Operasi perkalian pada

bilangan integer un-sign

  Diagram operasi perkalian

  START

  Algoritma

  Inisialisasi Count n à jumlah bit C: 0, A:0

  Perkalian

  Q : Multiplier M : Multipilcand

  Bilangan Un-Sign

  Register C A Q C A3 A2 A1 A0 Q3 Q2 Q1 Q0 Y

  Q0 = 1 A ← A+M

  ? N

  SHIFT Right C ←0 N n = 0 ?

  Y Product :

  

Rule Algoritma :

Control Logic membaca bit-bit multiplier satu persatu.

  1. Jika bit Q0 = 1, maka multiplikan ditambahkan ke reg A (perintah ADD)

Setelah itu seluruh bit pada reg C, A,

Q digeser kekanan 1 bit ( perintah

  SHIFT)

2. Bila Q0=0, maka hanya perintah SHIFT saja, tidak terjadi penambahan.

  Contoh Perkalian pada Bilangan Unsign 1011 X 1101 = … ???

  Nilai 1101 disimpan dalam register Q sebagai Multiplier .

  Nilai 1011 disimpan dalam register M sebagai Multiplikan.

  Contoh Hasil Perkalian Q=1101 dan M=1011

  C A Q

  0 0000 1101 inisialisasi nilai 0 1011 1101 A←A+M 0 0101 1110 SHIFT Right, c←0 ----- siklus 1 0 0010 1111 SHIFT Right , c←0 ---- siklus 2 0 1101 1111 A←A+M 0 0110 1111 SHIFT Right , c←0 ---- Siklus 3 1 0001 1111 A←A+M 0 1000 1111 SHIFT Right , c←0 ----- siklus 4

ALGORITMA BOOTH

  • Algoritma di atas, hanya digunakan

    untuk bilangan Unsign (Tidak Bertanda).

  • Untuk bilangan Bertanda (Sign), yaitu Bilangan dengan komplemen-2, perlu ALGORITMA BOOTH. Contoh : 1101 bilangan unsign senilai dgn 13d 1101 bilangan komplemen ’2 senilai dgn -3d

  START Algoritma Booth Inisialisasi

  à operasi Count n à jumlah bit Q: Multiplier A:0, Q :0 -1 perkalian pada M : Multipilcand bilangan Sign A3 A2 A1 A0 Q3 Q2 Q1 Q0 Q A Q Register

  • -1

  N A ← A-M Q0 dan Q Q0 = 1 dan Sama bit? Q = 0? -1 N -1 SHIFT right A3←0 SHIFT Right Y Y SHIFT right A ← A+M A3←1 N n = 0 ? Register A, Q Product : Y Algoritma Booth Pada Bilangan Sign

  1. Multiplier dan Multiplikan di reg Q dan M

  2. Terdapat 1 reg di sebelah kanan Q0 sehingga Q3 Q2 Q1 Q0 Q -1

  3. Hasil perkalian muncul di reg A dan Q

  4. Pertama kali (Inisialisasi), Reg A dan Q -1 diinisialisasi Nol

  5. Contol Logic mengecek bit pada Q0 dan Q -1

  a. Bila sama (1 dan 1 atau 0 dan 0), maka bit pada reg A, Q, Q -1 digeser kekanan 1 bit. (perintah SHIFT Right saja).

  b. Bila BEDA 1 dan 0 maka multiplikan ditambahkan ke reg A, lalu SHIFT

  • – insert di A3 dng bit 1 0 dan 1 maka A dikurangi dengan M, lalu SHIFT.
  • – insert di A3 dng bit 0
Contoh Perkalian Bilangan Sign Q = 0011 ( 3des) dan M = 1001 (- 7des) A Q Q -1

  0000 0011 0 initial 1001 0011 0 A←A+M 1100 1001 1 SHIFT Right, A3←1, --- siklus 1 1110 0100 1 SHIFT Rihgt, A3←1, ---- siklus 2 0101 0100 1 A←A-M 0010 1010 0 SHIFT Right, A3←0, -------- siklus 3

  0001 0101

  0 SHIFT Right, A3←0, ----- siklus 4

  Product di A dan Q  00010101 = + 21d  Selanjutnta dilakukan komplemen2 menjadi

  1101x0110 .Pada Bilangan Sign(Komplemen2)

  Contoh

  • Pada Bilangan UnSign

  1010x0101

  • • 128 64 32 16 8 4 2 1

  • 32
  • 1 0 0 0 1 0 =
  • dimana +30 = 11110 komplemen 1 = 00001

  Komplemen 2 = 00010 JADI SALAH CING Untuk data 8 bit ==

  • 30 = 00011110
    • 30 = ……..???? komplemen 1 = 11100001 ---- komplemen 2 = 11100010

OPERASI PEMBAGIAN

  • Kebalikan dari perkalian,
  • Operasi PEMBAGIAN (Division) adalah suatu bentuk dari pengurangan yang dilakukan berulang-ulang.
  • D = V x Q + R dimana D = dividend,

  V=divisor, Q=Quotient, R = Remainder

  • • Proses ini juga dapat dilakukan pada rangkaian

    Digital (logika) dengan cara pengurangan dan

    penggeseran ke kiri (menggunakan shift left register).
  • Algoritma Booth pada Operasi Pembagian dilakukan seperti Flowchart berikut :

  Contoh  Bilangan 7 : 3  quotient = 2, remainder = 1

  A Q Keterangan

  0000 0111 Initial Value

  0000 1110 Shift Left 1101 A←A-M Siklus 1

  0000 1110 Krn A<0  A←A+M dan Qo←0

  0001 1100 Shift Left 1110 A←A-M

  Siklus 2

  0001 1100 Krn A<0  A←A+M dan Qo←0

  0011 1000 Shift Left Siklus 3

  0000 A←A-M 0000 1001 Krn A≥0  Qo←1

  0001 0010 Shift Left

  Siklus 4

  1110 A←A-M

  

Contoh Lain untuk LATIHAN

  • Coba Uraikan Algoritma Booth untuk operasi Pembagian

  5 : 5 5 : 1

TUGAS MTE

  1. Tuliskan representasi biner 8 bit dengan Sign Magnitude,

komplemen1 dan Komplemen2 pada bilangan positif dan negatifnya :

42, 47, 52, 57, 62, 67, 72, 77, 82, 87, 92, 97, 102, 107, 112, 117, 122, 126 55 109

2. Urutkan langkah perkalian bilangan sign dengan algoritma Booth:

  0001x0111 1001 x 0101 0110 x 1000 0101 x 0100 1000 x 0010 0011x0111 1010x0101 0110 x 1011 0101 x 0101 1111 x 0010 0101x0111 1100x 0101 0110x 1111 0101 x 0110 1001x 1100 0111x0111 1101x 0101 0110x 1100 0110 x 0111 1011x 1010

  

3. Urutkan langkah pembagian bilangan biner dari bilangan desimal

berikut: 7:6 6:6 5:5 7:1 5:1 7:5 6:5 5:4 6:2 4:4 7:4 6:4 5:3 6:1 4:3 7:2 6:3 5:2 7:7 4:2

  

EXPLANATION

DIVISION PROCESS

  

Integer Division

  • Once you have committed to implementing multiplication, implementing division is a relatively easy next step that utilizes much of the same hardware
  • Want to fnd quotient, Q, and remainder, R, such that

  D = Q x V + R

  • Restoring division for unsigned integers o Algorithm adapted from the traditional “pen and paper” approach o Algorithm is of time complexity O(n) for n-bit dividend o Uses essentially the same ALU hardware as the Booth multiplication algorithm
  • » Adder / subtractor unit
  • » Double wide shift register AQ that can be shifted to the left
  • » Register for the divisor
  • » Control logic
  • For two’s complement numbers, must deal with the sign extension “problem”
  • Algorithm: o Load M with divisor, AQ with dividend (using sign bit extension) o Shift AQ left 1 position o If M and A have same sign, A<--A-M, otherwise A<--A+M o Q0<--1 if sign bit of A has not changed or (A=0 AND Q=0), otherwise Q0=0 and restore *A o Repeat shift and +/- operations for all bits in Q o Remainder is in A, quotient in Q » If the signs of the divisor and the dividend were the same, quotient is correct, otherwise, Q is the 2’s complement of the quotien

  ALGORITMA PEMBAGIAN LAINNYA :

  • • Kurangkan bilangan pembagi (Divisor) dari

    MSB bilangan yang akan dibagi (Dividend), lihat hasil pengurangan.

  Bila hasil carry-nya 1 atau tandanya positif :

  • Berarti hasil pembagian (Product) adalah

  1. Setelah itu hasil pengurangan digeser ke kiri satu bit, dan dimulai lagi pengurangan oleh bilangan pembagi (Divisor).

  Bila hasil carry-nya 0 atau tandanya negatif : • Berarti hasil pembagian (Product) adalah 0.

  

Dalam hal ini sebelum digeser ke kiri harus

ditambah dulu dengan bilangan pembagi (Divisor).

  • Setelah digeser ke kiri satu bit, dimulai lagi proses pengurangan oleh bilangan pembagi.
  • Pengurangan oleh bilangan pembagi dilakukan dengan penjumlahan komplemen2.
  • Bila dalam penjumlahan tersebut terdapat pindahan (Carry), maka carry tersebut diabaikan.

  FLOWCHART

  START

PROSES PEMBAGIAN

  DIVIDENd+ (- DIVISOR) PROSES PEMBAGIA Y

  PRINT “ HASIL END N BAGI”

  = 0 ? (0000)

  T

  GESER DIVIDENd + HASIL

  T

  KEKIRI DIVISOR Y BAGI SATU BIT

  = 1 ? Perhatikan contoh berikut :

  10

  10 : 4

  10 = 1010

  2 : 100

  2 Tambah dgn bil.

  • 10 des
  • 10 des
    • 4 des
    • 4 des

  pembagi

  • 4 des
  • 4 des

  

Test Pemahaman Diri

  

1. Tentukan represenstasi sign magnitude, komplemen 1, dan komplemen

2 untuk bilangan desimal berikut : A. 26, -26, 119. -119

  B. 31, -31, 107, -107

  

2. Kurangkan bilangan biner berikut dengan komplemen 1 dan komplemen

  2 A. 01100101 – 00011010

B. 01101010 – 00100111

3. Proses perkalian

  A. 1001 x 1110

  B. 1010 x 1100

4. Tentukan hasil representasi foating point 32 bit untuk bilangan :

  A. – 0,00011000001

  B. - 0,00001001101

Dokumen yang terkait

Perbandingan Komposisi Ukuran Serat Batang Aren Dengan Pasir Sebagai Substrat Hidroponik Selada Comparison Size Arenga Wood Fiber Composition with Sand as a Substrate Hydroponic for Lettuce

0 0 7

Pembuatan Sistem Pakar Untuk Pendeteksian dan Penanganan Dini Pada Penyakit Sapi Berbasis Mobile Android Dengan Kajian Kinerja Teknik Knowledge Representation

0 1 6

View of Perbandingan Kecepatan Pencacahan Antara Timer 0 (8 Bit) Dengan Timer 1 (16 Bit) Pada Sistem Mikrokontroler

0 0 8

Analisis Pengaruh Financing To Deposit Ratio (FDR), Non Performing Financing (NPF), Suku Bunga Dan Bank Size Terhadap Pembiayaan KPR Syariah (Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah di Indonesia dan Malaysia Periode 2010-2016)

0 0 14

Analisis Sentimen pada Ulasan Hotel dengan Fitur Score Representation dan Identifikasi Aspek pada Ulasan Menggunakan K-Modes

0 0 6

Evaluasi Biaya Pengembangan Perangkat Lunak Dengan Menggunakan Metode Extended Use Case Point Dan Use Case Size Point

0 0 10

Hubungan Perbedaan Ukuran Mata Bor Terhadap Produksi Getah Pinus merkusii Jungh Et De Vriese Correlation of Drill Size Defferences on Resin Production of Pinus merkusii Jungh Et De Vriese

0 0 5

View of Modifikasi Variabel Step Size MPPT dari Algoritma Perturb and Observe pada Konverter Interleaved Flyback 250W

0 0 6

Effect of Particle Size Variation of Corn Flour on Physicochemical Characteristics of Instant Corn Noodles

0 0 11

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, BONUS PLAN, DAN FIRM SIZE TERHADAP MANAJEMEN LABA (Influence of Corporate Governance, Bonus Plan, and Firm Size on Earnings Management) Maduretno Widowati )

0 0 13