Evaluasi Biaya Pengembangan Perangkat Lunak Dengan Menggunakan Metode Extended Use Case Point Dan Use Case Size Point

  

Vol. 2, No. 10, Oktober 2018, hlm. 4039-4048 http://j-ptiik.ub.ac.id

Evaluasi Biaya Pengembangan Perangkat Lunak Dengan Menggunakan

Metode Extended Use Case Point Dan Use Case Size Point

1 2 3 Farinda Ristanti , Admaja Dwi Herlambang , Mochamad Chandra Saputra

  Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya 1 2 3 Email: farindarista@gmail.com, herlambang@ub.ac.id, andra@ub.ac.id

  

Abstrak

  Dalam perhitungan estimasi biaya pengerjaan suatu proyek, softwarehouse belum memiliki standar perhitungan biaya, serta disarankan dalam setiap pengerjaan proyek mengacu pada Work Breakdown

  

Structure (WBS) agar lebih terstruktur. Tujuan penelitian ini yaitu pembagian ruang lingkup

  menggunakan pendekatan WBS dan penjadwalan menggunakan Gantt Chart berdasarkan pembagian aktivitas menggunakan metode Extended Use Case Point dan Use Case Size Point. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan penyebaran lembar penilaian pada pihak developer serta observasi software, kemudian hasilnya akan dijadikan sebagai bahan membuat use case diagram dan

  

use case skenario untuk perhitungan Extended Use Case Point dan Use Case Size Point. Pada Extended

Use Case Point menghasilkan hours of effort sebesar 118,1 jam kerja dan estimasi biaya total sebesar

  Rp. 70.252.030,00serta dikerjakan oleh 25 orang. Sedangkan perhitungan Use Case Size Point menghasilkan estimasi effort (usaha) yaitu 25 orang selama 91,2 jam kerja dan estimasi biaya total sebesar Rp 56.747.500,00. Dari hasil perbandingan kedua metode tersebut, penghitungan estimasi biaya dengan metode Use Case Size Point lebih direkomendasikan, karena memiliki tingkat akurasi yang lebih kecil dibandingkan dengan metode Extended Use Case Point, yaitu sebesar 3,1 %.

  Kata kunci: estimasi biaya, perangkat lunak, waktu, biaya, dan sumber daya manusia.

  

Abstract

In calculating the cost estimation of project, software house doesn’t have any standards, and suggested

in every construction project refers to the execution of a structured on the Work Breakdown Structure

(WBS). This research lay's out used WBS and scheduling using Gantt Chart, as well as the calculation

of the estimated costs of using metode Extended Use Case Point and Use Case Size Point. Data

collection technique was done by interviewed and deployment assessment sheet for developer and

software observation, then the result will be used as material to make use case diagram and use case

scenario for calculation of Extended Use Case Point and Use Case Size Point. Extended Use Case

Point estimated effort 25 people during 118,1 hours and the total estimated cost was Rp 70.252.030,00.

While Use Case Size Point produce the effort 25 people during 91,2 hours and the total estimated cost

is Rp 56.747.500,00. From the comparison of the two methods, the calculation of cost estimation using

the Use Case Size Point method is recommended, because it has a smaller accuracy than the method of

Extended Use Case Point, which is 3,1%.

  Keywords: cost estimation, software, duration, cost, human resource

  software dengan cara tersebut dirasa kurang baik 1. karena proses menjadi tidak transparan. Oleh

   PENDAHULUAN

  karena itu perlu adanya metode estimasi biaya Dalam rangka mengestimasi biaya yang digunakan sebagai standar untuk pengembangan perangkat lunak, software house perhitungan estimasi waktu, jumlah sumber daya melakukannya dengan cara memperkirakan manusia dan biaya pengembangan software. waktu dan jumlah sumber daya yang dibutuhkan

  Pada penelitian ini penulis menggunakan untuk mengembangkan software, kemudian beberapa metode untuk menghitung estimasi akan diperoleh estimasi total biaya yang biaya, yaitu Extended Use Case Point, dan Use dibutuhkan. Mengestimasi pengembangan

  Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya

4039

   Jumlah transakasi : 1

   Aktor sekunder

  2.0

   Aktor sekunder

  Case Size Point

  2.0 Complex

   Aktor sekunder

   Jumlah transaksi : 2-3

  2.5 Very Complex

   Aktor sekunder

   Jumlah transaksi: 4-5

  3.0 Most Complex

   Jumlah transaksi : >5

   Aktor primer

  3.5 Unadjusted Use Case Weight (UUCW)

  diperoleh dari perkalian antara jumlah masing masing tipe use case dengan bobotnya, kemudian hasil perkalian tersebut dijumlahkan. Kategori use case berdasarkan jumlah transakasi yang dilakukan aktor pada use case (Ghode et al, 2009) seperti pada Tabel 2.

  Tabel 2 Unadjusted Actor Weights (UAW) Tipe Aktor Kategori Bobot Simple

  Jumlah transaksi <= 2

  0.5 Average Jumlah transaksi antara 2 sampai 4

  1 Complex Jumlah transaksi antara 5 sampai 6

  2 Most Complex Jumlah transaksi lebih dari 6

  3 Langkah ketiga yaitu menghitung Unadjusted Use Case Narrative Weights (UNW)

  dengan cara mengalikan jumlah masing-masing parameter narasi use case dengan bobotnya, lalu hasil perkalian tersebut dijumlahkan (Ghode et al, 2009). Struktur narasi use case yang digunakan dalam metode ini yaitu input

  parameter, output parameter , predikat pada pra-

   Jumlah transaksi : >5

  1.5 Average

  Langkah selanjutnya yaitu Penghitungan

  Metode Extended Use Case Point merupakan metode untuk estimasi biaya pengembangan perangkat lunak berdasarkan use

  yang merupakan beberapa metode yang telah dimodifikasi guna menyempurnakan kekurangan pada metode Use

  Case Point yang dapat mempengaruhi

  keakuratan estimasi. Extended Use Case Point menambahkan faktor naratif Use Case pada penghitungan estimasi biayanya (Periyasamy & Ghode, 2009), sedangkan Use Case Size Points yaitu metode yang lebih berfokus pada struktur internal use case (Braz, 2006).

  Tujuan penelitian ini yaitu menjabarkan lingkup kerja berdasarkan Work Breakdown

  Stucture (WBS) yang merupakan metode

  pengorganisasian proyek menjadi stuktur pelaporan hierarkis (PMBOK). Kemudian untuk memantau kemajuan proyek, penjadwalan dilakukan dengan menggunakan Gantt Chart yaitu format standar untuk menampilkan informasi mengenai penjadwalan proyek dalam bentuk daftar kegiatan proyek serta sesuai dengan tanggal mulai dan selesai dalam bentuk kalender (Schwalbe,2014:270). Pendekatan WBS dan penjadwalan menggunakan Gantt

  Chart tersebut berdasarkan pembagian aktivitas

  pada metode Extended Use Case Point dan Use

  Case Size Point . Penelitian ini akan memberikan

  bahan pertimbangan kepada PT. DOT Indonesia dalam mengestimasi biaya pengembangan software

  case diagram dengan fokus pada rincian internal

   Jumlah transaksi : 4-5

  pada masing-masing use case yang umumnya dijelaskan pada use case narrative. (Ghode et al, 2009). Langkah pertama Extended Use Case

  Point yaitu menghitung Unadjusted Extended Use Case Point yang terdiri dari Unadjusted Actor Weights (UAW), Unadjusted Use Case Weights (UUCW), dan Unadjusted Use Case Narrative Weights

  (UNW). Unadjusted Actor

  Weights (UAW) merupakan total nilai dari

  masing

  yang diperoleh dari penjumlahan Unadjusted

  Unadjusted Extended Use Case Point (UUCP)

   Aktor primer

   Jumlah transaksi : 1-3

  1 Less average

   Aktor primer

  kondisi, predikat pada post-kondisi, exception, serta Successful scenario. Masing masing parameter narasi use case tersebut memiliki bobot 0,1, kecuali successful scenario memiliki bobot 0,2.

  • – masing tipe yang ada pada use case kemudian dikalikan bobot. (Ghode et al, 2009). Pengkategorian aktor didasarkan jenis aktor dan jumlah transakasi yang dilakukan aktor pasa use case (Tabel 1).

  Tipe Aktor Kategori Bobot Very simple Aktor primer atau aktor sekunder

  Tabel 1 Unadjusted Actor Weights (UAW)

  Actor Weights (UAW), Unadjusted Use Case Weights (UUCW) dan Unadjusted Use Case Narrative Weight (UNW).

  Penghitungan metode Extended Use Case

  Point

  ini juga menyertakan

  Technical Complexity Facto r dan Environtment Complexity Factor. Technical Complexity Factors (TCF) merupakan pengaruh faktor

  teknis terhadap produktifitas perangkat lunak. Faktor faktor beserta degan bobotnya disajikan pada Tabel 3. TCF dihitung dengan Persamaan

0.5 Simple

  2.

  1 Average Jumlah data antara 6

  = ∑

  Tabel 3 Technical Complexity Factor Technical Factor Bobot T1 Distributed Sistem Required

  2 T2 Response Time

  2 T3 End User Efficiency

  1 T4 Complex Internal Processing Required

  1 T5 Reusable Code

  1 T6 Easy to Install 0,5 T7 Easy to use 0,5 T8 Portable

  2 Complex Jumlah data >10

  Tabel 5 Total Kompleksitas Aktor Complexity Kategori UUSP Simple Jumlah data <= 5

  (6)

  =

  • – 10

  1 TCF = 0.6 + (0.01 * TFactor) (2) Environment Complexity Factor ( ECF)

  =1

  =1

  (7) Langkah ketiga yaitu mengklasifikasikan skenario utama berdasarkan jumlah entitas dan jumlah step dasar yang diperlukan untuk skenario utama, sesuai Tabel 7. Total kompleksitas skenario utama diperoleh dari Persamaan 8.

  Tabel 7. Total Komplesitas Skenario Utama Complexity Entities + steps UUSP Very simple

  5

  4 Simple 6 -10

  6 Average 11-15

  8 Complex 16-20

  12 Very complex >20

  16

  = ∑

  (8) Langkah kelima yaitu menghitung total komplesitas exception yang ditentukan dengan mengkategorikan exception berdasarkan jumlah ekspresi logis diuji untuk mendeteksi terjadinya

  ECF adalah faktor untuk memperhitungkan pertimbangan lingkungan sistem yang dihitung dengan Persamaan 3. Faktor-faktor lingkungan beserta dengan bobotnya disajikan pada Tabel 4.

  exception tersebut. Total kompleksitas exception

  (TPE) ditentukan oleh persamaan 10. Tabel 10 merupakan klasifikasi exception.

  Tabel 8 Total Kompleksitas Exception complexity Texted expression UUSP Simple 1 logical expression

  1 Average

  2

  3

  = ∑

  =1

  (10) Langkah keenam yaitu menentukan

  Kompleksitas postcondition (TPPoC) dengan pengkategorian berdasarkan jumlah entitas

  = ∑

  3

  2 Complex 3 logical expression

  0.5 E3 OO Programming Experience

  Tabel 6. Total Kompleksitas Precondition Complexity Kategori UUSP Simple 1 logical expression

  kompleksitas precondition (TCPrC) yang ditentukan oleh jumlah ekspresi logis yang diuji (Tabel 6). Total kompleksitas precondition (TPPrC) didapatkan dari persamaan 7.

  3 Langkah kedua yaitu menentukan total

  2 T9 Easy to Change

  1 T10 Concurrent

  1 T11 Security Features

  1 T12 Access for Third Parties

  1 T13 Special Training Required

  Tabel 4. Environment Complexity Factor Environment Factor Bobot E1 Familiarity With The Project

  1.5 E2 Application Experience

  1 Average 2 logical expression

1 E4 Lead Analyst Capability

0.5 E5 Motivation

1 E6 Stable Requirements

  Point atau Use case Size Point menjadi Hours of Effort , maka nilai Extended Use Case Point

  Untuk merubah nilai Extended Use Case

  pada persamaan 4. E-UCP = UUCP * TCF * ECF (4)

  Case Point dengan mengalikan Unadjusted Use Case Point dengan Complexity Factor seperti

  ECF = 1.4 + (-0.03 * EFactor) (3) Pada langkah terakhir didapatkan hasil Use

  2 E7 Part Time Staff -1 E8 Difficult Programming Language -1

  harus dikalikan dengan nilai staff-hour per use

  Metode yang kedua yaitu Use Case Size

  Point yaitu metode yang mengukur fungsi use case dengan mempertimbangkan struktur use case seperti menghitung bobot aktor, skenario, precondition dan postcondition(Braz, 2006).

  • – 3 logical expression 2 Complex >3 logical expression

  Langkah yang pertama yang dilakukan yaitu menentukan kompleksitas aktor (CA) dengan cara menentukan kategori aktor berdasarkan data yang diberikan maupun yang diterima oleh aktor. Untuk menghitung total Kompleksitas aktor (TPA) disajikan pada persamaan 6. Kategori dan bobot masing masing aktor disajikan pada tabel 5.

  case menurut Karner (1993) yaitu 20 staff hours seperti persamaan 5. Hours of Effort = metode * 20 (5)

  • – EAF)

  =1

  ) (13)

  Tabel 11. Envitontment Adjustment Factor Environment Factor Influences E1 Formal development process existence

  I1 E2 Experience with the apllication

  I2 E3 Experience of the team with the used Technologies

  I3 E4 Presence on an experienced analyst

  I4 E5 Stable Requirements

  I5

  = (0.01 ∗ ∑

  5 =1

  ) (14)

  Nilai akhir dari Use Case Size Point didapat dari persamaan 15.

  USP = UUSP * (FTA

  Point harus dibagi dengan nilai produktifitas

  (15) Untuk merubah nilai Use Case Size Point menjadi nilai effort, maka Nilai Use Case Size

  menurut Braz (2006) yaitu sebesar 0,38. Rumus peenghitungan effort disajikan pada persamaan

  16. Effort = USP / Productivity (16) Effort yang telah didapatkan pada masing masing metode dibagi menjadi dua aktifitas yaitu software development, dan ongoing

  activity. Software Development , meliputi

  analisis kebutuhan pengguna seperti pemintaan dan spesifikasi, desain, implementasi, pengujian integrasi, dan acceptance test . Sedangkan

  • TPPoC (12) Penghitungan metode Use Case Size Point juga menyertakan Technical Adjustment Factor dan Environtment Adjustment Factor. Technical

  Ongoing activity

  , atau disebut juga aktifitas yang berkesinambungan seperti manajemen proyek, manajemen konfigurasi, dokumentasi, penerimaan dan penyebaran penjaminan kualitas, evaluasi dan pengujian (Saleh, 2011).

  2. METODOLOGI

  Metodologi penelitian ini dimulai dari studi pustaka, pengumpulan data, analisis hasil, dan penarikan kesimpulan. Studi pustaka pada penelitian ini untuk menggali informasi mengenai 1) konsep estimasi biaya perangkat lunak; 2) penjelasan mengenai metode Extended

  Use Case Point dan Use Case Size Point.

  Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi dan lembar penilaian. Wawancara dilakukan dengan manajer proyek mengenai perusahaan, metode penghitungan estimasi biaya yang ada di PT. DOT Indonesia serta analisis kebutuhan fungsional sistem yang hasilnya akan dirubah ke dalam bentuk use case

  diagram. Observasi dilakukan dengan cara

  pengamatan terhadap perangkat lunak sebagai user. Pengisian lembar penilaian oleh tim pengembang untuk memperoleh skor di setiap factor teknis dan faktor lingkungan.

  = 0.65 + (0.01 ∗ ∑

  I9 T10 Complex processing I10 T11 Easiness of deploy I11 T12 Esiness operation I12 T13 Many places I13 T14 Facility Of Change I14

  kompleksitas dari semua bagian use case (Persamaan 12). UUSP = TPA + TPPrC + TPCA + TPE

  terkait (Tabel 10). Total kompleksitas

  postcondition (TPPoC) diperoleh dengan Persamaan 11.

  Tabel 9. Total Komplesitas Postcondition Complexity Klasifikasi

  UUSP Simple Jumlah entitas ≤ 3

  1 Average Jumlah entitas antara 4 sampai 6

  2 Complex Jumlah entitas > 6

  3

  = ∑

  =1

  (11) Untuk menghitung Unadjusted use-case

  Size Point (UUSP) dilakukan penjumlahan nilai

  Adjustment Factor (FTA) berisi 14 faktor (Table

  I8 T9 Reusability

  11). Setiap nilai faktor merupakan pengaruh faktor teknis terhadap produktifitas perangkat lunak. Untuk menghitung FTA menggunakan Persamaan

  13. Sedangkan Environtment

  Adjustment Factor (EAF) mewakili beberapa

  karakteristik ada di lingkungan pengembangan yang dapat mempengaruhi biaya perangkat lunak kator faktor tersebut tersaji pada Tabel 12 dan dihitungan dengan Persamaan 14.

  Tabel 10. Technical Adjustment Factors Technical Factor influences T1 Data Communication

  I1 T2 Distributed Processing

  I2 T3 Performance

  I3 T4 Heavily used configuration

  I4 T5 Transaction Capability

  I5 T6 On-line input of data

  I6 T7 User Efficiency

  I7 T8 On-line update

  Analisa hasil dalam penelitian ini yaitu dilakukan penghitungan estimasi biaya menggunakan metode Extended Use Case Point dan Use Case Size Point. Kamudian menjabarkan penjadwalan pengembangan Sistem Pelaporan Gratifikasi Online (GRANOL) menggunakan Gantt Chat dan berdasarkan Work Breakdown Structure (WBS). Langkah selanjutnya yaitu dilakukan perbandingan hasil dari kedua metode tersebut dengan penghitungan yang ada di PT. DOT Indonesia.

3. HASIL

  Setiap use case yang didefinisikan akan dijelaskan menggunakan Use Case Scenario dalam bentuk tabel yang berisi nama dan tujuan

  use case , aktor yang terkait dengan use case tersebut, skenario utama dan alternatif.

  

Gambar 1. Use Case Diagram GRANOL

Work Breakdown Structure digunakan

  untuk melakukan breakdown atau memecahkan tiap proses pekerjaan menjadi lebih detail berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan sebelumnya.

  Work Breakdown Structure proyek Sistem

  Pelaporan Gratifikasi Online (GRANOL) pada PT. DOT Indonesia. Work Breakdown Structure tersebut terdiri dari tiga level, level pertama berisi nama proyek yang dikembangkan, level kedua berisi Project Life Cycle (PLC) yaitu

  Define Project Goal , Plan Project, dan Execute Plan Project . level ketiga merupakan level Software Development Life Cycle (SDLC) yang

  terdiri dari Analysis & Planning, Analysis &

  Planning, Implementation, dan Maintainance & Support.

  Kemudian untuk mengubahnya menjadi nilai 4.

   ANALISIS

  hours of effort , maka nilai Extended Use Case Penghitungan metode Extended Use Case

  Point (E-UCP) harus dikalikan dengan nilai Point dimulai dengan menentukan nilai

  staff hour per use case point. sehingga hours of

  Unajusted Actor Weight . Hasilnya yaitu terdapat effort nya sebesar 1417 jam.

  3 (tiga) aktor yang terdiri dari admin, atasan dan Penghitungan total biaya mengacu pada pelapor yang masing masing termasuk dalam

  Guideline Shaleh (2011) yaitu dengan membagi

  kategori Average, sehingga nilai Unajusted Hours of Effort ke dalam 2 kelompok aktivitas.

  Actor Weight (UAW) yaitu 6.

  Pembagian Hours of Effort tersebut tersaji pada Selanjutnya yaitu menentukan nilai tabel 15.

  Unajusted Use Case Weight (UUCW) yang Tabel 14. Alokasi waktu dan sumber daya

  diperoleh dengan mengalikan bobot dengan

  Extended Use Case Point jumlah aktor sesuai dengan tipe Use Case.

  Penghitungan Unajusted Use Case Weight

  Kelompok Posisi Effo Hou Gaji Total Aktivitas rt rs of per (Rp) (UUCW) tersaji pada Tabel 13.

  Effo Jam Tabel 12 Nilai Unajusted Use Case Weight rt

  1 Sofware Development Tipe Bobot Jumlah Bobot X Jumlah A Requirment System 7,5 106, 43.7 4.649.531 Aktor Aktor

  Analys % 275

  50 Simple 0,5 41 20,5

  B Spesificatio System 7,5 106, 43.7 4.649.531 Average

  1 n Analys % 275

  50 Complex

  2 C Design System 10 141, 43.7 6.199.375 Most Complex

  3

3 Analys %

  7

  50 Total Unajusted Use Case Weight 20,5 D

  Implement Softwa 10 141, 31.2 4.428.125 (UUCW) ation re %

  7

  50 Unadjusted Use Case Narrative Weights Engine

  (UNW) dihitung dengan mengalikan jumlah dan er

  E Integratio Test 7,5 106, 50.0 5.313.750

  bobot masing-masing Use Case Narrative lalu

  n Testing Analys % 275

  00

  hasilnya dijumlahkan. Hasil penghitungan

  F Acceptanc Softwa 7,5 106, 31.2 3.321.093 tersaji pada tabel 14 . e & re % 275

  50 Tabel 13. Use Case Narrative Weights Deployme Engine nt er

  Narrative Bobot Jumlah Bobot X

  2 On Going Activity Aktor Jumlah Aktor A 19.062.50 Project 8, 118, 125. 14.762.50

  Input Prameter 0.1 144 14,4 Manag 34 1 000 Output Parameter

  0.1 9,1 91 er % Pre-Condition

  0.1 52 5,2 B 3.342.500 System 4, 58,9 43.7 2.576.875

  Post Conditions

  0.1 49 4,9 Analys

  16

  50 Exeption

  0.2 27 5,4 % Successfull Scenario

  0.1 34 3,4 C 2.387.500 Softwa 4, 58,9 31.2 1.840.625

  Total Unajusted Use Case Narrative Weight 42,4 re

  16

  50 (UNW) Engine % er

  D 2.387.500 Softwa 4, 58,9 31.2 1.840.625

  Nilai Unadjusted Use Case Point (UUCP)

  re

  16

  50

  diperoleh dengan cara menambahkan total bobot

  Engine % dari ketiga faktor tersebut hasilnya yaitu 110,7. er

  Penyebaran lembar penilaian Technical E 7.625.000 Softwa 8, 118,

  50.0 5.905.000 re QA

  34

  1

  00 complexity factor dan Environtment Complexity

  % Factor dilakukan pada tim developer berjumlah

  F 19.150.00 Test 20 295, 50.0 14.765.00

  4 orang. Skor dari lembar penilaian tersebut

  Analys ,8

  3

  00

  4

  kemudian dirata-rata, lalu dihitung sesuai

  %

  dengan persamaan yang telah dijelaskan

  Total 70.252.03

  sebelumnya. Hasil Technical complexity factor yaitu 1,128. Sedangkan Environtment Complexity

  Work Breakdown Structure berdasarkan Factor (ECF) yaitu 16,125.

  metode Extended Use Case Point terdiri dari 4 Nilai Extended Use Case Point (E-UCP)

  (empat) level. Level 1 yaitu nama proyek yaitu diperoleh dari perkalian Unadjustment Extended Sistem Pelaporan Gratifikasi Online. Level 2

  Use Case Point (U-EUCP), Technical

  berisi Project Life Cycle(PLC) yang terdiri dari

  Complexity Factor (TCF) dan Environtment Define Project Goal , Plan Project, Excecute Complexity Factor (ECF), hasilnya yaitu 70,8 .

  Project. Level 3 terdiri dari 2 aktivitas utama yaitu Software Development dan Ongoing

  Activity. Level keempat terdiri dar 12 aktivitas

  didapatkan dari jumlah nilai kompleksitas dari semua bagian use case, hasilnya yaitu 417.

  12 Very Complex

  16 Total 300

  Langkah selanjutnya yaitu menentukan total kompleksitas exception diperoleh dengan cara mengklasifikasikan exception. Hasilnya yaitu terdapat 32 exception dengan kategori simple, sehingga total kompleksitas exception sebesar 32. Langkah terakhir yaitu menghitung total Kompleksitas postcondition seperti yang tersaji pada tabel 18.

  Tabel 17. Total Kompleksitas Postcondition Kategori UUSP Jumlah UUSP X Jumlah Simple

  1

  44

  44 Average

  2 Complex

  3 Total

  44 Unadjusted Use Case Size Point (UUSP)

  Penyebaran lembar penilaian Technical

  1

  Adjustment Factor dan Environtment Adjustment Factor dilakukan pada tim developer

  Sistem Pelaporan Gratifikasi Online (GRANOL yang berjumlah 4 orang. Setiap faktor akan dilakukan rata-rata pada skor yang diberikan oleh tim developer. Hasil dari penghitungan skor

  Technical Adjustment factor sebesar 1,09.

  Sedangkan Environtment Adjustment Factor sebesar 0,16.

  Nilai akhir dari Use Case Size Point di dapat dari perkalian Unajusted Use Case Size Point dengan selisih nilai Environtment Adjustment Factor dan Technical Adjustment Factor. Hailnya yaitu 415,7. Untuk mendapatkan nilai

  hours of effort , maka nilai Use Case Size Point

  harus dibagi dengan nilai productivity yaitu 0,38 h/USP, hasilnya yaitu sebesar 1.094 jam.

  Penghitungan total biaya mengacu pada Guideline Shaleh (2011) yaitu dengan membagi

  Hours of Effort ke dalam 2 kelompok aktivitas yang tersaji pada tabel 19.

  Tabel 18 Alokasi SDM, waktu dan biaya Use Case Size Point. Kelompok Aktivitas Posisi % Effo rt Hou rs of Effo rt Gaji per Jam Total (Rp)

  8 Complex

  8

  yaitu Requirement, Specification, Design,

  49 Average

  Implementation, Integration Testing , Acceptance and Deployment, Project Management , Configuration Management , Support and Trainning , Quality Assurance, Evaluation and testing

  Metode yang kedua yaitu Use Case Size

  Point . Langkah pertama yang dilakukan yaitu

  dengan menghitung total kompleksitas aktor (TPA) yang diperoleh dari pengklasifikasian aktor. Hasilnya yaitu terdapat 3 aktor yaitu admin, pelapor dan atasan yang termasuk dalam tipe compleks, sehingga total kompleksitas aktor dihasilkan nilai sebesar 18.

  Langkah kedua yaitu penghitungan total kompleksitas prekondisi yang diperoleh dengan cara mengklasifikasikan prekondisi berdasarkan jumlah ekspresi logis yang diuji pada setiap use

  case scenario

  . Penghitungan total kompleksitas precondition tersaji pada table 16.

  Tabel 15 Total Kompleksitas Precondition Kategori UUSP Jumlah UUSP X Jumlah Simple

  1

  49

  2

  Average

  2

  4 Complex

  3 Total

  53 Langkah ketiga yaitu menentukan total

  kompleksitas skenario utama tersaji pada Tabel

  17. Total kompleksitas alternatif bernilai 0, karena tidak ada alternatif pada use case skenario.

  Tabel 16. Total Kompleksitas Skenario Utama Kategori UUSP Jumlah UUSP X Jumlah Very Simple

  4

  4

  16 Simple

  6 46 276

  1 Sofware Development A Requirment System Analys 7,5 % 82,02 43.75 3.588.37 Analys 5 B Spesification System 7,5% 82,02 43.75 3.588.37 Design System 5 C Analys 10 % 109,4 43.75 4.792.25 D Implementati on Softwa re Engine er 10 % 109,4 31.25 3.618.75 E Integration Testing Test Analys 7,5 % 82,02 50.00 4.010.oo o F Acceptance & Deployment Softwa re Engine er 7,5 % 82,02 31.25 2.506.25 A Project 2 On Going Activity Management Project Manag er 8,34 % 103,5 91,2 125.000 B Configuratio n Management System Analys 4,16 % 51,6 45,5 43.750 C Implementati on Softwa re Engine er 4,16 % 51,6 45,5 31.250 D Trainning & Deployment Softwa re 4,16 % 51,6 45,5 31.250 Engine er E Quality Assurance Softwa re QA 8,34 % 103,5 91,2 50.000 F Evaluating & Testing Test Analys 20,8 4 % 258,8 227,9 8 50.000 Total 56.747.5 00 Work Breakdown Structure berdasarkan

  metode Use Case Size Point terdiri dari 4 (empat) level. Level 1 yaitu nama proyek yaitu Sistem Pelaporan gratifikasi online. Level 2 berisi Project Life Cycle(PLC) yang terdiri dari

  Pada penelitian ini Work Breakdown Structure pada metode Extended Use Case Pont dan Use Case Size Point memiliki kesamaan struktur karena pembagian aktifitas dari kedua metode tersebut sama-sama menggunakan pembagian aktifitas menurut Kassem Saleh (2011). Sehingga perbandingan Work Breakdown Structure dilakukan menurut PT.

  total kompleksitas precondition , total kompleksitas skenario utama, total kompleksitas

  exception serta total kompleksitas postcondition;

  (2) Technical factor pada Use Case Size Point berjumlah 14 faktor, sedangkan environtment

  factor berjumlah 5 faktor; (3) Penghitungan

  effort diperoleh dari nilai Use Case Size Point dibagi dengan nilai produktivitas menurut penelitian Braz (2006) yaitu sebesar 0,38; (4) Gaji sesuai dengan Indonesia Salary Guide 2017 yang diterbitkan oleh Kelly Service.

  Waktu yang dibutuhkan untuk mengembangkan perangkat lunak sistem pelaporan gratifikasi online menurut penghitungan estimasi PT. DOT Indonesia yaitu 60 hari (3 bulan) dengan biaya antara Rp. 50.000.000,00 s/d Rp. 60.000.000,00 dan jumlah sumber daya sebanyak 4 orang. Nilai tersebut lebih kecil jika dibandingkah dengan penghitungan metode Extended Use Case Point dan Use Case Size Point, Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, yaitu: (1) Terdapat seorang staff yang memiliki peran ganda; (2) Terkadang staff bekerja lebih dari 8 jam; (3) Pengerjaan dokumen perancangan dibantu oleh anak magang

  .

  DOT Indonesia dan Work Breakdown Structure menuruh kedua metode tersebut. Hasil dari perbandingan tersebut yaitu: (1) Work

  Penghitungan Unadjustment Use Case Size

  Breakdown Structure milik PT. DOT Indonesia

  terdiri dari 3 level. Level pertama berisi nama proyek yang dikembangkan yaitu Sistem Pelaporan Gratifikasi Online. Level kedua berisi

  Project Life Cycle (PLC). Level ketiga

  merupakan level Software Development Life

  Cycle (SDLC) Sistem Pelaporan Gratifikasi

  Online (GRANOL) (2) WBS Extended Use Case Point dan Use Case Size Point terdiri dari 4 level. level pertama merupakan nama proyek yang dikembangkan yaitu Sistem Pelpaoran Gratifikasi Online. Level kedua merupakan

  Project Life Cycle (PLC). Level ketiga

  Point diperoleh dari total kompleksitas aktor,

  penghitungan penghitungan estimasi PT. DOT Indonesia, hal ini disebabkan oleh (1)

  Define Project Goal , Plan Project, Excecute Project. Level 3 terdiri dari 2 aktivitas utama

  PT. DOT Indonesia, hal ini disebabkan oleh:

  yaitu Software Development dan Ongoing

  Activity. Level keempat terdiri dar 12 aktivitas yaitu Requirement, Specification, Design, Implementation, Integration Testing, Acceptance and Deployment, Project Management, Configuration Management , Support and Trainning , Quality Assurance, Evaluation and testing 5.

   PEMBAHASAN

  Waktu pengerjaan yang dibutuhkan untuk pengembangan perangkat lunak Sistem Pelaporan Gratifikasi Online menurut Extended

  Use Case Point yaitu selama 118,1 jam (12 hari)

  dengan biaya sebsar Rp 70.252.030,00 dan jumlah staf sebanyak 25 orang. Nilai tersebut lebih besar dibandingkan dengan penghitungan

  Use Case Size Point dan penghitungan estimasi

  (1) P

  Use Case Point , namun lebih besar dari

  enghitungan Unadjustment Extended Use Case

  Point didapat dari Unadjustment Actor Weight, Unadjustment Use Case Weigh t, dan Unadjustment Narrative Use Case Weight; (2) Technical factor pada Extended Use Case Point

  sebanyak 13 faktor, sedangkan Environtment

  Factor berjumlah 8 factor; (3) Penghitungan

  effort didapat dari hasil perkalian antara nilai Extended Use Case Point dan Nilai staff hour menurut karner (1993) yaitu 20 staff hours; (4) Gaji sesuai dengan Indonesian salary Guide 2017 yang diterbitkan oleh Kelly Service.

  Waktu yang dibutuhkan untuk pengembangan perangkat lunak Sistem Pelaporan Gratifikasi Online menurut Use Case

  Size Point yaitu selama 91,2 jam (13 hari)

  dengan biaya sebesar Rp. 56.747.500, dan jumlah sumber daya sebnyak 25 orang. Nilai tersebut lebih kecil dari penghitungan Extended

  merupakan fase pengembangan software. Level ke 4 merupakan subfase dari fase pengembangan software tersebut.

  Gantt Chart

  Ghode, A., & Periyasamy, K., 2009. Cost Estimation using extended Use Case Point (e-UCP). Proceedings of

  (PLC) serta level ketiga merupakan level Software Development Life

  Cycle (SDLC). Sedangkan Work breakdown Structure berdasarkan metode Extended Use Case Point dan Use Case Size Point merupakan Delivered-Oriented WBS yang terdiri dari terdiri

  dari 4 level. level pertama merupakan nama proyek yang dikembangkan, level kedua merupakan Project Life Cycle (PLC), level ketiga merupakan fase pengembangan software Sistem Pelaporan Gratifikasi Online (GRANOL) dan level ke 4 merupakan subfase dari level 3.

  7. DAFTAR PUSTAKA

  Braz, R., & Vergilio, S., 2006. Software Cost Estimation Based on Use Case.

  Proceedings of the 30th Annual International Computer Software and Applications Conference. 17-21 Sept.

  Chicago .

  11-13 Dec. China Gustav Karner, Resource Estimation for

  Sistem Pelaporan Gratifikasi Online berdasarkan hasil wawancara yaitu termasuk dalam Process- Centered WBS terdiri dari 3 level. Level pertama berisi nama proyek, level kedua berisi

  Objectory Projects, Objective Systems SF

  AB , 1993.

  Kamal, M.,Ahmed, M., El-Attar. 2011. Use Case-Based Effort Estimation Approaches: A Comparison Criteria.

  

  24(1). 735-754. Marchekaw, J. 2003. Information Technology

  Project Management. John Wiley & Sons: New York. Pressman, S. 2010. Software Engineering : A Practitioner’s Approach (7th Edition).

  New York: McGraw-Hill.

  Project Life Cycle

  Work Breakdown Structure pengembangan

  pada penelitian ini disusun berdasarkan Work Breakdown Structure. Hasil perbandingan Gantt Chart dari ketiga metode tersebut yaitu: (1) Hasil penjadwalan pengembangan Sistem Pelaporan Gratifikasi Online menggunakan Gantt Chart menurut WBS PT.DOT Indonesia pada Execute project

  Use Case Point dan Use Case Size Point dengan penghitungan estimasi PT. DOT Indonesia.

  plan, membutuhkan waktu selama 60 hari

  dengan biaya antara Rp. 50.000.000,00 sampai Rp. 60.000.000,00. (2) Hasil penjadwalan pada metode Extended Use Case Point yaitu pada

  Execute Project Goal terdiri dari dua aktivitas

  utama yaitu Software Development dengan biaya yang dibutuhkan sebesar Rp. 28.561.405,00 selama 118,1 jam, sedangkan pada Ongoing

  Activity Rp. 41.690.625,00 dan membutuhkan

  durasi selama 118,1 jam. (3) Hasil penjadwalan pada metode Use Case Size Point yaitu pada tahap Execute Project Goal terdiri dari dua aktivitas utama yaitu Software Development yang membutuhkan biaya sebesar Rp.21.894.000,00 selama 91,2 jam, sedangkan pada Ongoing Activity membutuhkan biaya sebesar Rp. 36.525.250,00 dan membutuhkan durasi selama 91,2 jam.

  Tingkat akurasi pada penelitian ini yaitu dengan membandingkan biaya metode Extended

  Penghitungan dilakukan dengan cara membagi biaya estimasi model dengan Cost Model Factor (CMF) sesuai dengan Persamaan 15 (Poh & Horner, 1995):

  dengan Extended Use Case Point karena semakin kecil nilai akurasi maka estimasi tersebut akan semakin baik (Poh & Horner, 1995).

  =

  ( − )

  X 100% (15) Keterangan : Ev : Estimated bill value Av : Actual bill value

  Hasil tingkat akurasi pada metode Use Case

  Size Point lebih kecil yaitu sebesar 3,1%,

  sedangkan pada Extended Use Case Point memiliki tingkat akurasi sebesar 27%. Semakin kecil nilai akurasi maka estimasi tersebut akan semakin baik (Poh & Horner, 1995).

  Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hasil penghitungan menggunakan Use Case Size Point memiliki tingkat akurasi yang lebih kecil yaitu sebesar 3,1 % dengan waktu selama 91,2 jam, membutuhkan biaya sebesar Rp. 56.747.500, dengan jumlah staff sebanyak 25 orang. Sedangkan pada metode Extende Use Case Point memiliki tingkat akurasi sebesar 27 % dengan waktu pengerjaan selama 118,8 jam, biaya sebesar Rp. 70.525.750,00 dan jumlah staff sebanyak 25 orang . Sehingga dapat disimpulkan bahwa Use

  Case Size Point lebih baik jika dibandingkan

6. PENUTUP

  Recker, J. 2013. Scientific Research in Information Systems. Queensland: Springer-Verlag.

  Rudy, T. 2012. Manajemen Proyek Sistem Informasi, bagaimana mengolah proyek sistem informasi secara efektif & efisien: Andi Offset. Saleh, K. 2011. Effort and Cost Allocation in

  Medium to Large Software Development Projects. International Journal of Computers . vol. 5, no. 1, pp. 74-79, 2011.

  Schwalbe, Kathy .2014. Information technology Project Management (7th Edition). United State Of America: Augburgs College.

  Sholiq. 2015. Estimasi Biaya Pembuatan Modul

  Enterprise Resource Planning (ERP) Untuk Unit Bisnis Pabrik Gula Di PT.

  Perkebunan XYZ dengan Metode Use

  Case Point. Surabaya: Procedia Computer Science . 72 ( 2015 ). 78

  • – 85. Suharjito, Prasetyo. 2006. Penggunaan Model

  Function Point dalam Estimasi Biaya dan

  Usaha Proyek Pengembangan Software Sistem Informasi Bisnis. Batan: Pusat Pengembangan Informatika Nuklir.

  Tegarden, D., Denis, A. & Wixom, B. H., 2013. System Analysis and Design with UML. John Wiley & Sons: Singapore.