MAKALAH BUDI DAYA TANAMAN KELAPA SAWIT

unik spesial
Saturday, 25 April 2015

MAKALAH BUDI DAYA TANAMAN KELAPA SAWIT
BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang
    Kelapa sawit (Elaeis guinensis jack) merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan
yang menduduki posisi terpenting di sektor pertanian, hal ini dikarenakankelapa sawit
mampu menghasilkan nilai ekonomi terbesar per hektarnya jika dibandingkan dengan
tanaman penghasil minyak atau lemak lainya . Selain itu kelapa sawit juga memiliki
banyak manfaat yaitu sebagai bahan bakar alternatif Biodisel, bahan pupuk kompos,
bahan dasar industri lainnya seperti industri kosmetik, industri makanan, dan sebagai
obat.Prospek pasar bagi olahan kelapa sawit cukup menjanjikan, karena permintaan
dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup besar, tidak hanya di dalam
negeri, tetapi juga di luar negeri. Oleh sebab itu, sebagai negara tropis yang masih
memiliki lahan yang cukup luas, Indonesia berpeluang besar untuk mengembangkan
perkebunan kelapa sawit.
Saya memilih lokasi penanaman di kota Riau karena lokasinya yang cukup luas.Riau
memiliki tanah mineral masam yang pada umumnya memiliki kandungan bahan

organik yang rendah sehingga sumber energi bagi mikroorganisme di dalam tanah
tidak tersedia menyebabkan aktivitas mikroorganisme menjadi berkurang sehingga
proses perombakan di dalam tanah menjadi berkurang pula. Upaya dalam mengatasi
masalah adalah dengan penambahan unsur hara ke dalam tanah(pemupukan) dan
melakukan pengapuran dalam meningkatkan pH tanah serta penambahan bahan
organik seperti tandan kosong kelapa sawit untuk meminimalisir biaya ekonomi.
1.2   Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah budidaya tanaman kelapa sawit ini antara
lain :
1. Mengetahui cara budidaya tanaman kelapa sawit dengan baik dan benar
2. Mengetahui dan memahami syarat tumbuh dari kelapa sawit
3. Mengetahui  estimasi produksi panen kelapa sawit
BAB II
PEMBAHASAN
A.             Botani dan Syarat Tumbuh Kelapa Sawit
    Kelapa sawit yang tumbuh tegak lurus dapat mencapai ketinggian 15 – 20 meter.
Tanaman berumah satu (monoecious) karena bunga jantan dan bunga betina terdapat

pada satu pohon.Bunga kelapa sawit terdiri dari bunga jantan dan bunga betina. Bunga
jantan memiliki bentuk lancip dan panjang sementara bunga betina terlihat lebih besar

dan mekar (Setyamidjaja,.2006).Akar  tanaman kelapa sawit mempunyai sistem
perakaran serabut. Jika aerasi cukup baik, akar tanaman kelapa sawit dapat menembus
kedalaman 8 m di dalam tanah, sedangkan yang tumbuh ke samping dapat mencapai
radius 16 m (Sastrosayono, 2003)
    Batang  tanaman diselimuti bekas pelepah hingga umur 12 tahun. Setelah umur 12
tahun pelepah kelapa sawit yang mengering akan terlepas sehingga menjadi mirip
dengan tanaman kelapa. Daun kelapa sawit merupakan daun majemuk yang di bagian
pangkal pelepah daun terbentuk dua baris duri yang sangat tajam dan keras di kedua
sisinya. Anak-anak daun (foliage leaflet) tersusun berbaris dua sampai ke ujung
daun. Buah  kelapa  sawit  terdiri  atas  beberapa  bagian,  yaitu  eksokarp,  perikarp,
mesokarp, endokarp, dan kernel. Mesokarp yang masak mengandung 45  – 50 %
minyak dan berwarna merah kuning karena mengandung karoten. Buah sawit
mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah tergantung bibit yang
digunakan (Sunarko, 2007).
1.            Syarat Tumbuh Kelapa Sawit
Habitat aslinya kelapa sawit adalah daerah semak belukar. Tanaman ini tumbuh
sempurna di ketinggian 1-500 mdpl dengan kelembaban 80-90% dan kecepatan angin 56 km/jam untuk membantu proses penyerbukan. Sawit membutuhkan iklim dengan
curah hujan stabil, 2000-2500 mm setahun. Pola curah hujan tahunan memengaruhi
perilaku pembungaan dan produksi buah sawit.Tanaman kelapa sawit memerlukan
penyinaran antara 5-7 jam/hari. Temperatur optimal untuk pertumbuhan kelapa sawit

24°C – 28°C.
Kelapa sawit dapat tumbuh  pada jenis tanah Podzolik, Latosol, Hidromorfik Kelabu,
Alluvial atau Regosol, tanah gambut saprik, dataran pantai dan muara sungai. Produksi
kelapa sawit lebih tinggi jika di tanam di daerah bertanah Podzolik. Kemiringan lahan
kebun kelapa sawit sebaiknya tidak lebih dari 15°. Jika kemiringan lahan sudah
melebihi 15° maka diperlukan tindakan konservasi tanah berupa pembuatan terasan,
tapak kuda, rorak dan parit kaki bukit.
2.            Kesesuaian lahan
Lahan yang  sesuai  untuk  kelapa  sawit  dapat  berupa  hutan  primer dan  sekunder, 
semak belukar,  bekas  perkebunan  komoditas lain  (karet,  kelapa,  kakao),  padang 
alang-alang,  atau  bahkan bekas kebun   tanaman pangan  (jagung,  singkong, padi
gogo), serta  kebun  kelapa  sawit  tua  (peremajaan).  Teknik pembukaan  lahan  dapat 
dilakukan  secara manual, mekanis, kimia atau kombinasi, tergantung keadaan
vegetasinya.
a. Ketinggian Tempat : Tanaman kelapa sawit bisa tumbuh dan berbuah hingga
ketinggian tempat 1000 mdpl. Namun, untuk produktivitas optimalnya diketinggian
400m dpl.
b. Topografi : Baik dikemiringan lereng 0°-12° atau 21%. Lahan yang kemiringannya

13°-25° masih bisa ditanami kelapa sawit, tetapi petumbuhannya kurang baik. Untuk

lahan yang kemiringannya >25° sebaiknya tidak dipilih karena menyulitkan dalam
pengangkutan buah saat panen dan beresiko terjadi erosi.
c. Drainase : Kelapa sawit memerlukan oksigen sehingga tidak menyukai daerah yang
tergenang. Drainase yang jelek dapat menghambat kelancaran penyerapan unsur hara
dan proses nitrifikasi , sehingga tanaman akan kekurangan unsur nitrogen (N).
d. Tanah : Kelapa sawit dapat tumbuh di tanah podsolik, latosol, hidromorfik kelabu,
regosol, andosol, dan alluvial. Tanah gambut juga dapat di tanami kelapa sawit asalkan
ketebalan gambutnya tidak lebih dari satu meter dan sudah tua (saphrik). Sifat tanah
yang perlu di perhatikan untuk budi daya kelapa sawit adalah sebagai berikut :
*            Sifat Fisik Tanah  : Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh baik di tanah yang
bertekstur lempung berpasir, tanah liat berat, tanah gambut memiliki ketebalan tanah
lebih dari 75 cm, dan berstruktur kuat.
*            Sifat Kimia Tanah :  Untuk mendapatkan produksi yang tinggi dibutuhkan
kandungan unsur hara yang tinggi dan pH tanah bereaksi dengan asam dengan kisaran
nilai 4,0-6,0 dan ber pH optimum 5,0-5,5.
     3. Kesesuaian iklim
                Menurut Mangoensoekarjo (2007) Sawit dapat tumbuh dengan baik di daerah
tropis (15° LU – 15° LS). Curah hujan optimal untuk tanaman kelapa sawit adalah 1 250
– 2 500 mm/tahun. Kelapa  sawit  lebih toleran  dengan  curah  hujan  yang  tinggi 
dibandingkan  dengan  jenis  tanaman lainnya. Jumlah bulan kering  lebih dari 3 bulan

merupakan  faktor pembatas berat. Adanya bulan kering  yang panjang dan curah
hujan  yang  rendah  akan  menyebabkan  terjadinya  defisit  air. Keadaan angin tidak
terlalu berpengaruh karena kelapa sawit lebih tahan terhadap angin kencang di
bandingkan tanaman lainnya (Pusat Penelitian Kelapa Sawit, 2006).
     4.Rencana.budidaya
1.Pemilihan.Benih,.Varietas.dan.Bentuk.Benih
Secara garis besar ada 3 (tiga) jenis benih kelapa sawit yang dibudidayakan menurut
ketebalan dagingnya yaitu Dura, Pisifera dan Tenera.Benih yang saya pilih adalah
benih jenis Tenera. Tenera dihasilkan dari persilangan antara induk Dura dan jantan
Pisifera. Jenis ini dianggap bibit unggul sebab melengkapi kekurangan masing-masing
induk dengan sifat cangkang buah tipis namun bunga betinanya tetap fertil. Beberapa
tenera unggul memiliki tempurung yang tipis (3-20%), ukuran biji sedang (3-15%),
persentase daging per buahnya mencapai 90%, kandungan minyak per tandannya
dapat mencapai 28%. Cara penyemaiannya, kecambah dimasukkan polibag 12×23 atau
15×23 cm berisi 1,5-2,0 kg tanah lapisan atas yang telah diayak. Kecambah ditanam
sedalam 2 cm. Tanah di polibag harus selalu lembab. Simpan polibag di bedengan
dengan diameter 120 cm. Setelah berumur 3-4 bulan dan berdaun,45,helai.bibit,dipindahtanamkan.
Bibit dari dederan dipindahkan ke dalam polibag 40×50 cm setebal 0,11 mm yang berisi
15-30 kg tanah lapisan atas yang diayak.


2. Penyiapan lahan.
1.            Pembukaan Lahan
Dilakukan dengan cara membuat jalan rintisan untuk pengukuran, membuat petakpetak hektaran(blok),menebang pohon berdiameter lebih dari 3 inch menggunakan
chainsaw. Batang pohon yang sudah di tebang, dipotong menjadi ukuran yang lebih
kecil dan di tumpuk agar lebih mudah kering. Untuk rencana peremajaan, semua
dahan dan ranting dari pohon yang sudah di tebang di potong sepanjang 5 meter lalu di
tumpuk menurut barisan yang teratur. Tanggul atau sisa pohon bekas penebangan liar
yang letaknya bertepatan dengan lubang tanaman harus di bongkar
1.            Pengolahan Tanah
Pengolah tanah dilakukan dengan cara membersihkan lahan dari gulma menggunakan
traktor dengan dua rotasi yang berurutan berupa pembajakan dan penggarukan,
arahnya tegak lurus atau paling tidak sedikit menyilang. Sementara itu, interval antara
rotasi minimum dilakukan dalam dua minggu.
2.            Pembuatan Jalan, Parit, dan Teras
Pembuatan Jalan dilakukan dengan cara mengorek, menimbun, mengeraskan bagian
lapangan, membuat bentang, dan membuat parit di sebelah kiri-kanan jalan. Jalan
utama dan jalan produksi dibuat dengan bulldozer dan atau grader. Jalan sepanjang 1
km dibuat dalam waktu 40-80 jam kerja dengan pemakaian bahan bakar 80 liter/jam
kerja. Selanjutnya, jalan di padatkan dengan menggunakan alat pemadat (bomag).
Pekerjaan ini umumnya dilakukan pada akhir musim hujan. Pembuatan parit

dikerjakan dengan menggali tanah sesuai ukuran dasar. Tanah galiannya di buang ke
tempat tertentu.Saluran air di daerah berbukit berupa saluran kebun dan saluran
utama yang menyalurkan air ke saluran drainase alam (sungai). Saluran kebun di buat
setiap 16 baris tanaman kelapa sawit dan di buat menurut kontur lahan. Saluran utama
di buat dengan lebar bagian atas 150 cm, lebar bagian bawah 80 cm. saluran kebun di
buat dengan lebar bagian atas 90 cm, lebar bagian bawah 60 cm, dan kedalaman 60 cm.
Teras individu di buat menggunakan mal berbentuk tapak kuda dengan muka teras
menhadap kearah lereng bukit. Ukuran teras 3 m x 3 m, jarak antara ajir tanaman dan
tepi muka teras selebar 1,25 m.
3. Penanaman
Penentuan.Pola,Tanaman
Pola tanam menggunakan sistem monokultur. Tanaman penutup tanah (legume cover
crop LCC) pada areal tanaman kelapa sawit sangat penting karena dapat memperbaiki
sifat-sifat fisika, kimia dan biologi tanah, mencegah erosi, mempertahankan
kelembaban tanah dan menekan pertumbuhan tanaman pengganggu (gulma).
Penanaman tanaman kacang-kacangan sebaiknya dilaksanakan segera setelah
persiapan lahan selesai.
Pembuatan.Lubang,Tanam
Pembuatan lubang dilakukan secara mekanis. Lubang  tanam  disiapkan  2  –  4 minggu 
sebelum  tanam,  sebaiknya  paling  lambat  4 minggu. Ukuran  lobang  berkisar  antara 


60  dan  90  cm  dengan kedalaman  60  cm,  tergantung  kondisi  tanah.  Jika  tanah
gembur  dan  subur,  cukup  60  x  60  x  60  cm,  tetapi  kalau tanahnya lebih padat atau
berliat dan kurang subur, sebaiknya ukuran lobang lebih besar.Jarak tanam yang
direkondasikan adalah 9x9x9 m sistem persegi panjang. Penggalian  lubang dilakukan
pada titik ajir sedemikian rupa sehingga ajir berada tepat  di  tengah  lubang  tanam. 
Buat  tanda  batas  penggalian dengan  tongkat  berukuran  tadi  sebelum  ajir  dicabut 
untuk penggalian  lubang.  Setelah  lubang  selesai,  ajir  harus dikembalikan pada
posisi tepat di tengah lubang. Tanah galian dipilah  dua  yaitu  lapisan  atas  (top  soil) 
dan  lapisan  bawah (sub  soil)  serta meletakkannya  terpisah pada  sisi  lubang yang
berbeda    (kiri – kanan atau utara –  selatan) dalam  arah yang konsisten.
Cara,Penanaman
Penanaman pada awal musim hujan yaitu bulan Oktober dan bulan November, setelah
hujan turun dengan teratur. Sehari sebelum tanam, siram bibit pada polibag. Lepaskan
plastik polybag hati-hati dan masukkan bibit ke dalam lubang. Taburkan Natural GLIO
yang sudah dikembangbiakkan dalam pupuk kandang selama + 1 minggu di sekitar
perakaran tanaman. Segera ditimbun dengan galian tanah atas. Siramkan POC NASA
secara merata dengan dosis ± 5-10 ml/ liter air setiap pohon atau semprot (dosis 3-4
tutup/tangki). Lalu gunakan 1 botol SUPER NASA yang diencerkan dalam 2 liter (2000
ml) air. Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman

setiap pohon.
B.  Estimasi produksi
a. Kriteria Matang Panen
Kelapa sawit mulai berbuah setelah 2,5 tahun dan masak 5,5 bulan setelah
penyerbukan. Dapat dipanen jika tanaman telah berumur 31 bulan, sedikitnya 60%
buah telah matang panen, dari 5 pohon terdapat 1 tandan buah matang panen. Ciri
tandan matang panen adalah sedikitnya ada 5 buah yang lepas/jatuh dari tandan yang
beratnya kurang dari 10 kg atau sedikitnya ada 10 buah yang lepas dari tandan yang
beratnya 10 kg atau lebih. Tanaman dengan umur kurang dari 10 tahun, jumlah
brondolan kuran lebih 10 butir dan tanaman dengan umur lebih 10 tahun, jumlah
brondolan sekitar 15-20 butir. Tanaman kelapa  sawit akan menghasilkan  tandan buah
segar  (TBS) yang dapat  dipanen  pada  saat  tanaman  berumur  3  atau  4  tahun.
Produksi  TBS  yang dihasilkan akan  terus bertambah  seiring  bertambahnya umur
dan akan mencapai produksi  yang  optimal dan maksimal  pada  saat  tanaman 
berumur  9 –  14  tahun, dan  setelah  itu  produksi TBS  yang  dihasilkan  akan mulai
menurun. Umumnya, tanaman kelapa  sawit akan optimal menghasilkan TBS hingga 
berumur 25 – 26 tahun.
b. Cara Panen
Pemanenan dilakukan untuk umur 7
tahun menggunakan egrek yang disambung dengan pipa alumunium atau batang

bambu. Untuk memudahkan pemanenan, sebaiknya pelepah daun yang menyangga

buah dipotong terlebih dahulu dan diatur rapi di tengah gawangan. Tandan buah yang
matang dipotong sedekat mungkin dengan pangkalnya, maksimal 2 cm. Brondolan
harus bersih dan tidak tercampur tanah atau kotoran lain. Selanjutnya tandan dan
brondolan dikumpulkan di TPH.
c.  Panen Pertama
Pemanenan pertama dilakukan setelah 4 tahun dengan hasil produksi 0,5ton/ha
perbulannya. ). Per kilo 1700 rb. 0,5 ton (500 kg) x 1700 = 850 rb.
Hasil akan naik seiring dengan umur tanaman, berikut perkiraannya :
Tahun ke 6 – 10 => 1,2 ton – 1,5 ton per HA tiap bulan
Tahun ke 11 – 15 => 1,6 ton – 2,5 ton per HA tiap bulan
  Jadi pada tahun ke 4 bisa mendapatkan hasil panen per HA per bulan sekitar 700 rb
per bulan. Jika dihitung secara sederhana 700 rb x 36 bulan = 25 jt-an.Modal yang
dikeluarkan sekitar 17 jt per HA sampai umur 4 th. Ada selisih 8 jt-an yang bisa dipakai
untuk ongkos produksi selama 3 th tersebut (dari umur 4 th – 7 th).JADI ESTIMASI saya
pada umur 7 th atau setelah sawit menghasilkan yaitu umur 4 th, dimana ini berarti
ada masa 3 tahun yang dibutuhkan supaya BEP setelah panen.
Masa BEP yang sebenarnya sendiri saat umur 7 th. Setelah umur 7 tahun dimana hasil
yang didapat untuk tiap HA juga naik sedang biaya produksi untuk pupuk,

pemangkasan daun, penyemprotan relative sama dengan sebelum 4 th. Biaya yang naik
adalah biaya ongkos panen dan ongkos transportasi (biaya untuk mengangkut hasil
panen) sampai pabrik.Dalam keadaan yang optimal, produktivitas kelapa sawit dapat
mencapai 20-25 ton TBS/ha/tahun atau sekitar 4-5 ton minyak sawit.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pada umumnya tanaman kelapa sawit tumbuh pada lahan semak belukardengan
ketinggian 1-500 mdpl dengan kelembaban 80-90% dan kecepatan angin 5-6 km/jam
untuk membantu proses penyerbukan. Sawit membutuhkan iklim dengan curah hujan
stabil, 2000-2500 mm setahun. Pola curah hujan tahunan memengaruhi perilaku
pembungaan dan produksi buah sawit.Tanaman kelapa sawit memerlukan penyinaran
antara 5-7 jam/hari. Temperatur optimal untuk pertumbuhan kelapa sawit 24°C – 28°C.
Kelapa sawit dapat tumbuh  pada jenis tanah Podzolik, Latosol, Hidromorfik Kelabu,
Alluvial atau Regosol, tanah gambut saprik, dataran pantai dan muara sungai. Produksi
kelapa sawit lebih tinggi jika di tanam di daerah bertanah Podzolik jika dibandingkan
dengan tanah berpasir dan gambut. Kemiringan lahan kebun kelapa sawit sebaiknya
tidak lebih dari 15°. Jika kemiringan lahan sudah melebihi 15° maka diperlukan

tindakan konservasi tanah berupa pembuatan terasan, tapak kuda, rorak dan parit kaki
bukit.
Tanaman kelapa sawit mulai berbuah setelah 2,5 tahun dan masak 5,5 bulan setelah
penyerbukan. Dapat dipanen jika tanaman telah berumur 31 bulan, sedikitnya 60%
buah telah matang panen, dari 5 pohon terdapat 1 tandan buah matang panen. Ciri
tandan matang panen adalah sedikitnya ada 5 buah yang lepas/jatuh dari tandan yang
beratnya kurang dari 10 kg atau sedikitnya ada 10 buah yang lepas dari tandan yang
beratnya 10 kg atau lebih. Tanaman dengan umur kurang dari 10 tahun, jumlah
brondolan kuran lebih 10 butir dan tanaman dengan umur lebih 10 tahun, jumlah
brondolan sekitar 15-20 butir. Tanaman kelapa  sawit akan menghasilkan  tandan buah
segar  (TBS) yang dapat  dipanen  pada  saat  tanaman  berumur  3  atau  4  tahun.
Pemanenan pertama dilakukan setelah 4 tahun dengan hasil produksi 0,5ton/ha
perbulannya. ). Per kilo 1700 rb. Hasil akan naik seiring dengan umur tanaman, dapat
diperkirakan pada Tahun ke 6 – 10 adalah  1,2 ton – 1,5 ton per HA tiap bulan dan tahun
ke 11 – 15 adalah  1,6 ton – 2,5 ton per HA tiap bulan
DAFTAR PUSTAKA
Anonymousa, 2013.  http://www.google.com/Estimasi-produksi-kelapa-sawit.html  diakses
pada tanggal 07 April 2013
Anonymousb ,2013.http://www.google.com/Budidaya-Tanaman-Kelapa-Sawit.html diakses
pada tanggal 07 April 2013
Lubis,  A,U.  1992.Kelapa  sawit  (Elais  guineensis  Jacq.)  di Indonesia.  Pusat  Penelitian 
Perkebunan,Marihat-Bandar Kuala.435 hal
Mangoensoekarjo,S. dan H. Semangun. 2000.  Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit.
Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 605 Hal.
Purba, R.Y.,  Susanto, A.,  Sudharto, P. 2005.    Serangga Hama Kelapa Sawit. Pusat
Penelitian Kelapa Sawit. Medan. 29 hal.
Sastrosayono, S., 2003. Budidaya Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Setyamidjaja, D. 2006. Budidaya Kelapa Sawit. Kanisius. Yogyakarta. 62 Hal.
Sunarko,  2007.  Petunjuk  Praktis  Budidaya  dan  Pengolahan  Kelapa  Sawit. Agromedia
Pustaka, Jakarta.

Industri pengolahan Sawit
Guru: Ibar, S.pd

 
 Di Susun
O
L
E
H
Ibar Rocker
   
 KELAS:XII IPS 1
SMA N 2 NGABANG
KABUPATEN LANDAK
2014/2015

BAB 1
PENDAHULUAN
§  Latar Belakang
Di Indonesia, tanaman kelapa sawit banyak dikebunkan oleh perusahaan-perusahaan besar, baik pemerintah
maupun swasta. Bahkan masyarakat pun banyak bertanam kelapa sawit. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman
kelapa sawit sangat cocok tumbuh di Indonesia. Jika Indonesia ditargetkan untuk menjadi negara penghasil minyak
kelapa sawit terbesar di dunia, tentunya banyak  orang-orang yang mengelolanya, mulai dari pembibitan,
penanaman sampai ke teknik pengelolahan hasil panen harus berlaku profesional.
§  Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut.
o   Sebagai bahan kajian siswa mengenai panen dan penanganan pasca panen pada tanaman kelapa sawit.
o   Sebagai cara untuk mempelajari berbagai cara panen dan penanganan pasca panen pada tanaman kelapa sawit.
o   Sebagai syarat untuk melaksanakan tugas individu dari guru pembimbing.
§  Rumusan Masalah
o   Apa itu Kelapa Sawit ?
o   Bagaimana karakteristik dari Kelapa Sawit ?
o   Bagaimana sejarah penyebaran Kelapa Sawit di Indonesia ?

o   Bagaimana cara pemasaran Kelapa Sawit ?
o   Apa saja kandungan yang terdapat dalam Kelapa Sawit ?
o   Apa saja manfaat Kelapa Sawit ?
o   Bagaimana cara pembudidayaan dan cara pemeliharaan Kelapa Sawit ?
o   Apa sajakah hasil olahan yang dihasilkan dari Kelapa Sawit ?

BAB 2
PEMBAHASAN
§  Pengertian Kelapa Sawit
Kelapa sawit (Elaeis) adalah tumbuhan industri penting penghasil minyak masak, minyak industri, maupun bahan
bakar (biodiesel). Perkebunannya menghasilkan keuntungan besar sehingga banyak hutan dan perkebunan lama
dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit.
§  Karakteristik Kelapa Sawit
1.    Daun
Daunnya merupakan daun yang majemuk. Berwarna hijau tua dan pelapah berwarna sedikit lebih muda.
Penampilannya sangat mirip dengan tanaman salak, hanya saja dengan duri yang tidak terlalu keras dan tajam.
bentuk daunnya termasuk majemuk menyirip, tersusun rozet pada ujung batang.
2.   Batang
Batang tanaman  diselimuti bekas pelapah hingga umur 12 tahun. Setelah umur 12 tahun pelapah yang mengering
akan terlepas sehingga menjadi mirip dengan tanaman kelapa.
3.   Akar
Akar serabut tanaman kelapa sawit mengarah ke bawah dan samping. Selain itu juga terdapat beberapa akar napas
yang tumbuh mengarah ke samping atas untuk mendapatkan tambahan aerasi.
4.   Bunga
Bunga jantan dan betina terpisah dan memiliki waktu pematangan berbeda sehingga sangat jarang terjadi
penyerbukan sendiri. Bunga jantan memiliki bentuk lancip dan panjang sementara bunga betina terlihat lebih besar
dan mekar.
Tanaman sawit dengan tipe cangkang pisifera bersifat female steril sehingga sangat jarang menghasilkan tandan
buah dan dalam produksi benih unggul digunakan sebagai tetua jantan
5.   Buah
Buah sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah tergantung bibit yang digunakan. Buah
bergerombol dalam tandan yang muncul dari tiap pelapah.
Kandungan minyak bertambah sesuai kematangan buah. Setelah melewati fase matang, kandungan asam lemak

bebas (FFA, free fatty acid) akan meningkat dan buah akan rontok dengan sendirinya.
Kelapa sawit mengandung kurang lebih 80% perikarp dan 20% persen buah yang dilapisi kulit yang tipis, kadar
minyak dalam perikarp sekitar 34 - 40 persen.
Buah terdiri dari tiga lapisan:
a.       Eksoskarp, bagian kulit buah berwarna kemerahan dan licin.
b.      Mesoskarp, serabut buah
c.       Endoskarp, cangkang pelindung inti
                                
§  Sejarah Perkembangan Kelapa Sawit di Indonesia
Pada awalnya bangsa Portugis mengenal tanaman kelapa sawit saat melakukan perjalanan ke Pantai Gading
(Ghana). Mereka heran ketika menyaksikan penduduk setempat menggunakannya untuk memasak dan sebagai
bahan kecantikan. Tanaman kelapa sawit masuk ke Indonesia dan daerah-daerah lain di Asia sebagai tanaman hias
sekitar tahun 1848. Daerah pertama di Indonesia yang diketahui sangat cocok untuk membudidayakan tanaman
kelapa sawit ini adalah Sumatera Utara.
Perkebunan kelapa sawit di Indonesia dilakukan oleh beberapa perusahaan perkebunan kelapa sawit. Di pulau
Sumatera saja hingga tahun 1920 sudah puluhan perusahaan perkebunan yang menanam kelapa sawit. Masa
suram bagi tanaman kelapa sawit sempat terjadi pada waktu penjajahan Jepang, yang mengakibatkan kebun
kelapa sawit diganti dengan tanaman pangan. Hal itu menyebabkan pabrik-pabrik pengolahan tidak lagi
berproduksi.
Potensi areal perkebunan Indonesia masih terbuka luas untuk tanaman kelapa sawit. Upaya perluasan perkebunan
komoditas kelapa sawit dilaksanakan dengan jangkauan daerah penanaman meluas ke luar dari daerah serta
kelapa sawit sebelumnya, yaitu dengan membangun perkebunan-perkebunan baru di Kalimantan, Sulawesi, dan
Papua. Data menunjukkan kecendrungan peningkatan luas areal perkebunan kelapa sawit, khususnya perkebunan
rakyat.

§  Pemasaran Kelapa Sawit
Tanaman kelapa sawit merupakan komoditi yang sangat menguntungkan, sehingga perluasan areal sangat maju
pesat. Industri pengolahan kelapa sawit di Indonesia terus mengalami peningkatan. Sejumlah pabrik dengan
kapasitas produksi minyak sawit CPO (Crude Palm Oil) tersebar hampir di seluruh provinsi di Indonesia.
Pemasaran produk kelapa sawit pada perkebunan besar negara dilakukan secara bersama melalui kantor
pemasaran yang sudah ditunjuk bersama, sedangkan untuk perkebunan besar swasta, pemasaran dilakukan oleh
masing-masing perusahaan. Pada umumnya perusahaan besar, baik negara maupun swasta menjual produk
kelapa sawit dalam bentuk olahan, yaitu minyak sawit mentah (CPO) dan minyak inti sawit (PKO). Penjualan

langsung kepada eksportir ataupun ke pedagang atau industri dalam negeri.
Perkebunan kelapa sawit yang dikelola oleh rakyat yang hasil produksinya terbatas, penjualan sulit dilakukan
apabila ingin menjualnya langsung ke industri pengolah. Oleh karena itu, petani harus menjualnya melalui
pedagang tingkat desa atau melalui KUD, kemudian berlanjut ke pedagang besar hingga ke industri pengolah.
Penjangnya rantai pemasaran hasil perkebunan rakyat ini menyebabkan tingkat keuntungan yang diperoleh para
petani relatif kecil.
§  Kandungan yang Terdapat dalam Kelapa Sawit
Kelapa sawit merupakan minyak nabati yang penting, di samping kelapa, kacang-kacangan, jagung, bunga
matahari, dan sebagainya. Komoditas kelapa sawit merupakan komoditas perdagangan yang menjanjikan. Minyak
kelapa sawit mampu menghasilkan berbagai hasil industri hilir yang dibutuhkan manusia, seperti minyak goreng,
mentega, sabun, kosmetik, dan lain sebagainya.
Minyak kelapa sawit yang mengandung asam lemak jenuh dan tidak jenuh dalam proses selanjutnya akan
menghasilkan fraksi olein, stearin, dan fatty acid. Olein dipergunakan untuk pembuatan minyak goreng, stearin
digunakan untuk pembuatan mentega, sedangkan fatty acid dalam pengembangannya dapat digunakan sebagai
bahan dasar oleokimia.
§  Manfaat Kelapa Sawit
Hasil utama tanaman kelapa sawit adalah minyak sawit atau yang sering dikenal dengan nama CPO (Crude Palm
Oil) dan inti sawit. Minyak sawit dapat dimanfaatkan di berbagai industri karena memiliki susunan dan kandungan
gizi yang cukup lengkap. Industri yang banyak menggunakan minyak sawit sebagai bahan baku adalah industri
pangan, industri kosmetik, dan farmasi. Bahkan minyak sawit telah dikembangkan sebagai sakah satu bahan bakar.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa minyak sawit memiliki keuntungan dibandingkan dengan minyak nabati
lainnya. Keunggulan tersebut antara lain:
a.    Menjadi sumber minyak nabati termurah karena efisiensi minyak kelapa sawit ini tinggi.
b.    Dibanding minyak lainnya, minyak kelapa sawit mempunyai produktivitas yang tinggi.
c.    Dibanding minyak nabati lainnya, minyak kelapa sawit mempunyai manfaat yang lebih luas, baik pada industri
pangan, maupun pada industri non pangan.
d.    Kandungan gizi minyak kelapa sawit lebih unggul daripada minyak nabati lainnya.
§  Cara Pembudidayaan Kelapa Sawit
1.  Syarat Tumbuh
Sebagai tanaman yang dibudidayakan, tanaman kelapa sawit memerlukan kondisi lingkungan yang baik atau cocok,
agar mampu tumbuh subur dan dapat berproduksi secara maksimal. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

pertumbuhan kelapa sawit antara lain keadaan iklim dan tanah. Selain itu, faktor yang juga dapat mempengaruhi
pertumbuhan kelapa sawit adalah faktor genetis, perlakuan budidaya, dan penerapan teknologi.

a.  Iklim
·         Curah Hujan dan Kelembaban
Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dengan di daerah tropik, dataran rendah yang panas, dan lembab. Curah hujan
yang baik adalah 2.500-3.000 mm per tahun yang turun merata sepanjang tahun. Daerah pertanaman yang ideal
untuk bertanam kelapa sawit adalah dataran rendah yakni antara 200-400 meter di atas permukaan laut. Pada
ketinggian tempat lebih 500 meter di atas permukaan laut, pertumbuhan kelapa sawit ini akan terhambat dan
produksinya pun akan rendah.
·         Penyinaran Matahari
Lama penyinaran matahari yang baik untuk kelapa sawit adalah 7-5 jam per hari.pertumbuhan kelapa sawit di
Sumatera Utara terkanal baik karena berkat iklim yang sesuai yaitu lama penyinaran matahari yang tinggi dan curah
hujan yang cukup. Umumnya turun pada sore atau malam hari.
·         Suhu
Suhu merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan hasil kelapa sawit. Suhu rata-rata tahunan daerah-daerah
pertanaman kelapa sawit berada antara 25-27 0C, yang menghasilkan banyak tandan. Variasi suhu yang baik
jangan terlalu tinggi. Semakin besar variasi suhu semakin rendah hasil yang diperoleh. Suhu, dingin dapat membuat
tandan bunga mengalami merata sepanjang tahun.
b.  Tanah
Pertumbuhan dan produksi kelapa sawit dalam banyak hal bergantung pada karakter lingkungan fisik tempat
pertanaman kelapa sawit itu dibudidayakan. Jenis tanah yang baik untuk bertanam kelapa sawit adalah tanah
latosol, podsolik merah kuning, hidromorf kelabu, aluvial, dan organosol/gambut tipis.
Kesesuaian tanah untuk bercocok tanam kelapa sawit ditentukan oleh dua hal, yaitu sifat-sifat fisis dan kimia tanah.
·         Sifat Fisis Tanah
Pertumbuhan kelapa sawit akan baik pada tanah yang datar atau sedikit miring, solum dalam dan mempunyai
drainase yang baik, tanah gembur, subur, permeabilitas sedang, dan lapisan padas tidak terlalu dekat dengan
permukaan tanah.
Tanah yang baik bagi pertumbuhan juga harus mampu menahan air yang cukup dan hara yang tinggi secara
alamiah maupun hara tambahan. Tanah yang kurang cocok adalah tanah pantai berpasir dan tanah gambut tebal.
Dalam menentukan batas-batas yang tajam mengenai kesesuaian sifat fisis tanah di antara tipe-tipe tanah memang
relatif sulit.
·         Sifat Kimia Tanah

Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh baik pada tanah pH 4,0-6,5 dan pH optimumnya antara 5,0-5,5. Tanah yang
memiliki pH rendah biasanya dijumpai pada daerah pasang surut, terutama tanah gambut. Tanah organosol atau
gambut mengandung lapisan yang terdiri atas lapisan mineral dengan lapisan bahan organik yang belum
terhumifikasi lebih lanjut memiliki pH rendah.
§  Cara Pemeliharaan Kelapa Sawit
Pemeliharaan tanaman merupakan hal yang sangat penting dalam usaha budidaya tanaman karena menentukan
masa perkembangan dan pertumbuhan tanaman. Perawatan tidak hanya ditujukan pada tanamannya, tetapi juga
pada media tanah pada lahan pertanaman tersebut. Perawatan tanaman kelapa sawit meliputi penyulaman,
pembuatan piringan, penanaman tanaman sela, pengendalian gulma, pemangkasan, pemupukan, dan penyerbukan
buatan.
§  Hasil Olahan dari Kelapa Sawit
Hasil utama tanaman kelapa sawit adalah minyak sawit atau yang sering dikenal dengan nama CPO (Crude Palm
Oil) dan inti sawit. Minyak sawit dapat dimanfaatkan di berbagai industri karena memiliki susunan dan kandungan
gizi yang cukup lengkap. Industri yang banyak menggunakan minyak sawit sebagai bahan baku adalah industri
pangan, industri kosmetik, dan farmasi. Bahkan minyak sawit telah dikembangkan sebagai salah satu bahan bakar.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa minyak sawit memiliki keuntungan dibandingkan dengan minyak nabati
lainnya. Keunggulan tersebut antara lain:
1.     Menjadi sumber minyak nabati termurah karena efisiensi minyak kelapa sawit ini tinggi.
2.    Dibanding minyak lainnya, minyak kelapa sawit mempunyai produktivitas yang tinggi.
3.    Dibanding minyak nabati lainnya, minyak kelapa sawit mempunyai manfaat yang lebih luas, baik pada industri
pangan, maupun pada industri non pangan.
4.    Kandungan gizi minyak kelapa sawit lebih unggul daripada minyak nabati lainnya.

BAB 3
PENUTUP
§  Kesimpulan
Dari Karya Ilmiah yang telah dibuat dapat ditarik kesimpulan bahwa :
a.    Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman yang dibudidayakan yang memerlukan kondisi lingkungan yang
baik atau cocok, agar mampu tumbuh subur dan dapat berproduksi secara maksimal.
b.    Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan kelapa sawit antara lain keadaan iklim dan tanah.

c.    Cara pemeliharan tanaman Kelapa Sawit meliputi penyulaman, pembuatan piringan, penanaman tanaman sela,
pengendalian gulma, pemangkasan, pemupukan, dan penyerbukan buatan.
d.    Hasil Olahan yang dihasilkan oleh kelapa sawit, diantaranya adalah industri pangan, industri kosmetik, dan
farmasi.

§  Saran
Kita hendaknya memelihara dan memanfaatkan Kelapa Sawit dengan baik,  karena apabila kelapa sawit diolah
dengan tepat, maka akan membuat keutungan yang cukup besar bagi negara. 
DAFTAR PUSTAKA

Sastrosayono, S., 2003. Budidaya Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Setyamidjaja, D. 2006. Budidaya Kelapa Sawit. Kanisius. Yogyakarta. 62 Hal.
Sunarko,  2008.  Petunjuk  Praktis  Budidaya  dan  Pengolahan  Kelapa  Sawit. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Setyamidjaja dan Djoehana. 1991. Budidaya Kelapa sawit. Kanisius. Yogyakarta
Pahan, I. 2006. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta. 410hal.
Perangin-angin, S.A. 2006. Pengendalian Gulma di Kebun Kelapa Sawit (Elaeis
guinensis Jacq.) Kawan Batu Estate, PT. Teguh Sempurna, Minamas  Plantation, Kalimantan Tengah.
Zaman, F.F.S.B. 2006. Manajemen Pengendalian Hama dan penyakit pada Tanaman Belum Mengahasilkan di
Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis guinensis Jacq.) PT.

muh widiyanto at 15:48
Share

0

No comments:
Post a Comment

Home

View web version
About Me

muh widiyanto
Follow

1

View my complete profile



Powered by Blogger.