Deskripsi Fonologi Bahasa Mentawai. docx

BAB I
PENDAHULUAN

FONOLOGI
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997) dinyatakan bahwa fonologi adalah
bidang dalam linguistik yang menyelidiki bunyi – bunyi bahasa menurut fungsinya. Dengan
demikian fonologi adalah merupakan sistem bunyi dalam bahasa Indonesia atau dapat juga
dikatakan bahwa fonologi adalah ilmu tentang bunyi bahasa.
Menurut Kridalaksana (2002) dalam kamus linguistik, fonologi adalah bidang dalam
linguistik yang menyelidiki bunyi-bunyi bahasa menurut fungsinya. Dengan demikian,
fonologi adalah merupakan sistem bunyi dalam bahasa Indonesia atau dapat juga dikatan
bahwa fonologi adalah ilmu tentang bunyi bahasa.
FONETIK
Menurut Samsuri (1994), fonetik adalah studi tentang bunyi-bunyi ujar. Sedangkan
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997), fonetik diartikan: bidang linguistik tentang
pengucapan (penghasilan) bunyi ujar atau fonetik adalah sistem bunyi suatu bahasa.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa fonetik adalah ilmu bahasa yang membahas
bunyi-bunyi bahasa yang dihasilkan alat ucap manusia, serta bagaimana bunyi itu
dihasilkan.
Chaer (2007) membagi urutan proses terjadinya bunyi bahasa itu, menjadi tiga jenis
fonetik, yaitu:

1) Fonetik artikulatoris atau fonetik organis atau fonetik fisiologi, mempelajari
bagaimana mekanisme alat-alat bicara manusia bekerja dalam menghasilkan bunyi
bahasa serta bagaimana bunyi-bunyi itu diklasifikasikan.
2) Fonetik akustik mempelajari bunyi bahasa sebagai peristiwa fisis atau fenomena
alam

(bunyi-bunyi

itu

diselidiki

frekuensi

getaranya,

aplitudonya,dan

intensitasnya.
3) Fonetik auditoris mempelajari bagaimana mekanisme penerimaan bunyi bahasa

itu oleh telinga kita.
Dari ketiga jenis fonetik tersebut yang paling berurusan dengan dunia lingusitik
adalah fonetik artikulatoris, sebab fonetik inilah yang berkenaan dengan masalah
bagaimana bunyi-bunyi bahasa itu dihasilkan atau diucapkan manusia. Sedangkan fonetik
1 | Fonologi Bahasa Mentawai- Suheriadi

akustik lebih berkenaan dengan bidang fisika, dan fonetik auditoris berkenaan dengan
bidang kedokteran.

VOKOID
Vokoid
Adalah bunyi yang dihasilkan dengan adanya pelonggaran udara yang keluar dari
dalam paru-paru tanpa mendapat halangan.
Penjenisan vokoid atau perbedaan antara satu vokoid dengan vokoid lainnya ditentukan
berdasarkan beberapa kriteria, yaitu gerak lidah maju mundur, gerak lidah naik turun, posisi
bibir.
 Berdasarkan gerak lidah maju mundur (horizontal), vokoid dibedakan atas:
1. Vokoid depan

: [i], [e] dan [ε]


2. Vokoid pusat

: [a] dan [ə]

3. Vokoid belakang

: [u], [o], [ ]

 Berdasarkan lidah naik turun, yaitu jarak lidah dengan langit-langit (gerakan vertikal),
vokoid dibedakan atas:
1. Vokoid tinggi

: [i] dan [u]

2. Vokoid sedang

: [e], [ε], [ə], [o] dan [ ]

3. Vokoid rendah


: [a]

 Berdasarkan gerak maju mundur lidah dan naik turun lidah, vokoid juga ditentukan
berdasarkan posisi bibir, tatkala vokoid itu dihasilkan. Berdasarkan posisi bibir, vokoid dapat
dibedakan atas:
1. Vokoid bundar: [u], [o] dan [ ]
2. Vokoid tak bundar: [i], [e], [ε], [ə] dan [a]

KONTOID
Adalah bunyi bahasa yang dihasilkan oleh arus udara dari paru-paru yang mendapat
hambatan di rongga mulut oleh artikulasi.
2 | Fonologi Bahasa Mentawai- Suheriadi

Penggolongan, penjenisan, anatara lain berdasarkan beberapa kriteria. Kriteria itu adalah : (1)
titik artikulasi, (2) cara hambatan, (3) ikut bergetar tidaknya pita suara.


Berdasarkan titik artikulasi, didapati beberapa jenis kontoid:
1. Bilabial


: [b], [p], [m] dan [w]

2. Labiodental

: [v] dan [f]

3. Apikodental

: [θ] dan [ð]

4. Apiko alveolar

: [d], [t], [r], [L] dan [n]

5. Apiko palatal

: [d], [ţ] dan [ŗ]

6. Lamino alveolar


: [z], [s] dan [ň]

7. Medio palatal

: [j], [c] dan [y]

8. Dorso velar

: [g], [k] dan [ŋ]

9. Uvular

: [R]

10. Laringal

: [h]

11. Faringal


: [h]

12. Glotal

: [?]

 Berdasarkan cara hambatan arus udara dalam rongga mulut oleh titik artikulasi, kontoid
dapat dibedakan:
1. Kontoid hambat (stop): [b], [p], [d], [t], [d], [ţ], [g], [k] dan [?]
2. Kontoid paduan (afrikat): [j], [c] dan [y]
3. Kontoid geseran (frikatif): [v], [f], [z], [s], [h], [θ] dan [ð]
4. Kontoid getar (trill): [r]
5. Bunyi sampingan (lateral): [L]
6. Kontoid sengau (nasal): [m], [n], [ň] dan [ŋ]
7. Semi vokoid: [w] dan [y]
Penjelasan:
1.

Kontoid hambat (stop) :


Kontoid ini dihasilkan dengan menghambat arus udara sama sekali di tempat artikulasi secara
tertentu secara tiba-tiba, sesudahnya alat-alat bicara di tempat artikulasi tersebut dilepaskan
kembali.
2.

Kontoid paduan (afrikat) :

Dihasilkan seperti bunyi hambat, hanya diletupkan secara bertahap.
3.

Kontoid geseran (frikatif) :

3 | Fonologi Bahasa Mentawai- Suheriadi

Dihasikan seperti halnya binyi hambat letup, hanya udara tadi dilepaskan melalui celah
sempit udara dihembuskan.
4.

Kontoid getar (trill) :


Bunyi yang dihasilkan dengan mengartikulasikan ujung lidah pada alveolar, dan dilepaskan
cepat sekali, sehingga terjadi getaran bunyi.
5.

Bunyi sampingan (lateral):

Dihasilkan dengan menutup arus udara pada titik artikulasi, tetapi udara keluar melalui kedua
sisi (samping) lidah.
6.

Kontoid sengau (nasal) :

Dihasilkan dengan menutup arus udara ke luar melalui rongga mulut tetapi membuka jalan
agar dapat keluar melalui rongga hidung (gerak uvula turun).
7.

Kontoid semivokoid:

Bunyi semivokoid sebenarnya termasuk binyi kontoid, tetapi kualitasnya tidak hanya

ditentukan oleh alur sempit antar artikulor, tetapi oleh bangun mulut (bibir).
 Berdasarkan ikut tidaknya bergetar pita suara pada saat kontoid dihasilkan diperoleh
kontoid bersuara dan kontoid tidak bersuara. Yang tergolong kontoid bersuara adalah [b], [d],
[d], [g], [?], [j], [v], [θ], [z], [r], [ŗ], [R], [L], [m], [n], [ň], [ŋ]. Kontoid tidak bersuara adalah
[p], [t], [ţ], [k], [c], [f], [ð], [s], [h], [h].

ALOFON
Pengertian

dari

alofon

adalah

variasi

alat

bunyi


yang

lain

yang

dapat

mempengarunginya. Variasi alat bunyi yang ada alofon terdapat 5 huruf vokal yang utama
tapi semua bisa diketahui tergantung dari tempat mereka berada.
Menurut pendapat lain alofon dapat berarti sebagai suatu variasi fonem yang tidak
membedakan arti sama sekali dan kebanyakan ditulis dalam kurung siku seperti ini [ ][4].
Dalam alofon terdapat cluster dan diftong – monoftong. Cluster adalah gugus atau gabungan
antara dua konsonan yang terjadi bila keduanya berjejeran dalam satu kata atau suku kata.
Bisa juga disebut 2 huruf mati secara serempak dalam satu suku kata contohnya o-bral.
Sedang diftong adalah juga termasuk gabungan dua huruf tapi dalam bentuk vocal dalam satu
suku kata seperti kata kalau /kalaw/ tak termasuk kata ma-u karena vocal berdiri sendiri.
Monoftong adalah huruf vocal yang semula ada dua huruf menajadi satu huruf seperti
aanggouta menjadi anggota[5].
4 | Fonologi Bahasa Mentawai- Suheriadi

Jadi dalam bunyi terdapat banyak sekali perbedaan baik antara vocal bahkan konsonan
yang punya ciri khas sendiri. Berikut ini adalah perbedaan pengucapan huruf vocal yang
dimaksud :
1.

bunyi a : bunyi ini sebenarnya memiliki bermacam-macam pelafalan dalam

pengucapannya tergantung dari tempatnya tapi termasuk huruf yang tak terlalu mencolok.
Seperti a-bu, ma-ti.
2.

bunyi e : ada tiga tempat yang manjadi kemungkinan yaitu :

e tengah : kera, kena.
e depan : tempe, sehat.
e belakang : ember, pendek.
Karena dalam bahasa Indonesia pelafalan ini tidak dicantumkan oleh sebab itu untuk
mengetahuinya diperlukan pengayaan yang mendalam soal ini yaitu dengan mempelajari
buku-buku bahasa Indonesia. E tengah dalam bahasa Indonesia yang asli adalah terletak pada
kata mesra, dengan, kenal, dan kata lainnya. Jika masih ragu bisa menggunakan kamus untuk
lebih pahamnya seperti kata pejabat teras, membeli peta.
3.

bunyi i terdapat dua ucapan yaitu yang sempurna dan tak sempurna. Yang

sempurna

adalah terletak pada suku hidup dan awal kata seperti i-kan dan in-dah. Sedang yang tak
sempurna terletak pada suku terakhir seperti ambil. Jika ingin sempurna harus ditambahkan
akhiran an atau i maka pelafalannya akan menjadi sempurna seperti ambil – pengambilan –
mengambili.
4.

bunyi o juga terdapat dua ucapan seperti diatas tapi ini yang sempurna hanya terletak

pada suku hidup saja tidak terletak pada awal juga seperti to-ko, sa-do. Sedang yang tidak
sempurna terletak diantara kata yang mati seperti po-hon, to-long. Jika akan sempurna juga
sama ditambahi akhiran an saja seperti poho – pepohonan.
5.

bunyi u juga sama dengan yang diatas juga terletak pada suku hidup seperti u-lar.

Sedang yang tak sempurna terletak pada suku mati seperti mak-mur, dan jika akan sempurna
juga sama seperti turun – keturunan – menuruni[6].
Perbedaan yang terjadi dikarenakan tempat mereka berada bukan karena palafalannya
yang berbeda. Jika tempat yang mereka tempati harus berkata begini mak mereka harus
mengikuti agar mereka terlihat menjadi bagian kata itu.

DISTRIBUSI

5 | Fonologi Bahasa Mentawai- Suheriadi

UNSUR SUPRASEGMENTAL
Suprasegmental adalah sesuatu yang menyertai fonem tersebut yang itu bisa berupa tekanan
suara (intonation), panjang-pendek (pitch), dan getaran suara yang menunjukkan emosi
tertentu. Nah, kesemua yang tercakup ke dalam istilah suprasegmenal itu tidak bisa
dipisahkan dari suatu fonem.

BAB II
FONOLOGI BAHASA MENTAWAI
6 | Fonologi Bahasa Mentawai- Suheriadi

Deskripsi Bahasa
Bahasa daerah di Indonesia adalah bagian dari kebudayaan Indonesia. Sebagai
bagian kebudayaan Indonesia,bahasa daerah yang hidup dan berkembang di
wilayah tertentu harus tetap dipelihara kelestariannya. Dengan demikian,bahasa
daerah akan tetap berkembang seiring dengan perkembangan bahasa Indonesia
karena bahasa daerah juga merupakan aset nasional dalam rangka menambah
perbendaharaan kata bahasa Indonesia.
Bahasa Mentawai, sebagai bagian dari bahasa daerah yang ada di
Indonesia,merupakan bahasa daerah yang masih dipelihara dengan baik oleh
masyarakat penuturnya. Masyarakat tutur bahasa Mentawai hidup di Kabupaten
Kepulauan Mentawai,yaitu kabupaten kepulauan yang terletak memanjang dibagian
paling barat pulau Sumatera dan dikelilingi oleh Samudera Hindia
Bahasa mentawai dipergunakan sebai bahasa pergaulan dan bahasa kebudayaan.
Artinya,Bahasa Mentawai selain di gunakan sebagai sarana komunikasi
antaranggota masyarakat,juga digunakan sebagai sarana memelihara kebudayaan
lainnya,seperti upacara adat dan cerita rakyat.

Vokoid bahasa Mentawai

7 | Fonologi Bahasa Mentawai- Suheriadi

Bunyi vokoid yang dikemukakan pada tabel berikut ini semua berasal dai ucapan
informan. Setiap kata yang mengandung bunyi vokoid dipilih dan dimasukan
kedalam tabel,sesuai dengan posisi yang ditempatinya.
Tabel Posisi Bunyi vokoid Dalam kata

Bunyi
1
[i]

Posisi
Awal
2
-

[i?]

Tengah
3
[talina]

Belakang
4
[luji]

[bibo]

[biti]

[lila]

[bui]

[kaykatciu]

[muligri]

[sinu]

[masisaki]

[pitu]

[sikkeyli?]

[lima]

[ti?ti?]

[Si?siket]

[mulibbi?]

[ti?ti?]

[mabesi?]
[mateggi?]

[?i]

[?inu]
[?ina]
[?iba]
[?iba]
[?ipo]
[?iora?]

[e]

[sulet]

8 | Fonologi Bahasa Mentawai- Suheriadi

[dere]

[a]

[o]

[u]

[dere]

[Tadde]

[leppey]

[sege]

[lalep]

[kele]

[Lelek]

[gege]

[baylat]

[mata]

[Mata]

[talina]

[balka]

[lila]

[Kabey]

[bakla]

[bakla]

[toga]

[lolokat]

[bibo]

[boku]

[bokolo]

[tolat]

[liso]

[bokolo]

[manibo]

[komak]

[silo]

[nunu]

[nunu]

[Luji]

[Boku]

[bulu]

[tubu]

[subuy]

[bulu]

[kulit]

[sinu]

Bunyi Kontoid

9 | Fonologi Bahasa Mentawai- Suheriadi

Sama halnya dengan bunyi vokoid bunyi kontoid berikut ini semua berasal
dari ucapan informasi. Proses pemilihan kata dan penempatannya di dalam tabel
juga sama dengan cara yang digunakan untuk bunyi vokoid.
Bunyi
1
[p]

[b]

[m]

[t]

[d]

Posisi
Awal
2
[pabawal]

Tengah
3
[sipsip]

Belakang
4
[sipsip]

[petcut]

[lipat]

[merep]

[pana]

[Appra]

[takkep]

[polak]

[petpet]

[makaop]

[pulu]

[maponit]

[gulup]

[bakla]

[kabey]

[bibo]

[tubu]

[bulu]

[Bubukut]

[buwa]

[suban]

[biti]

[rubey]

[mata]

[komak]

[salam]

[matey]

[simantew]

[ko:m]

[merep]

[kalaleman]

[mananam]

[miyon]

[kamaman]

[tinem]

[momoy]

[mutalimow]

[?asam]

[talina]

[tatoga]

[kulit]

[tubu]

[bate]

[so:t]

[tadda]

[letlet]

[baylat]

[tolat]

[pitu]

[Nanat]

[tubu]

[potpot]

[pilet]

[dodoy]

[mukuddu]

[durukat]

[tadde]

10 | F o n o l o g i B a h a s a M e n t a w a i - S u h e r i a d i

[r]

[s]

[n]

[dorom]

[?adde]

[dompet]

[tedda?]

[dere]

[seddo?]

[rere]

[mareunan]

[?ember]

[ribbay]

[magarak]

[kasur]

[roket]

[kera]

[rape]

[pirin]

[rura]

[layjari]

[sulet]

[liso]

[tas]

[sinu]

[sipsip]

[galas]

[suban]

[posay]

[saku]

[goset]

[silak]

[musou]

[nusa]

[pama]

[sabun]

[nimpi]

[nanam]

[tulunan]

[nanam]

[punen]

[Punen]

[nenda]

[muenum]

[konan]

11 | F o n o l o g i B a h a s a M e n t a w a i - S u h e r i a d i

Distribusi Vokoid
Sesuai dengan data yang telah disajikan ternyata tidak semua vokoid bahasa
mentawai mampu menempati semua posisi dalam ucapan kata. Kemungkinan posisi
yang dapat ditempati oleh masing-masing oleh vokoid itu seperti dimuat pada tabel
berikut.

Vokoid

Posisi
Awal

Tengah

Belakang

[i]

-

+

+

[i?]

-

+

+

[e]

-

+

+

[e?]

-

+

+

[a]

-

+

+

[a?]

-

+

+

[o]

-

+

+

[?o]

+

-

-

12 | F o n o l o g i B a h a s a M e n t a w a i - S u h e r i a d i

Distribusi Kontoid
Sesuai dengan data yang telah disajikan ternyata tidak semua vokoid bahasa
mentawai mampu menempati semua posisi dalam ucapan kata. Kemungkinan posisi
yang dapat ditempati oleh masing-masing oleh vokoid itu seperti dimuat pada tabel
berikut.
Vokoid

Posisi
Awal

Tengah

Belakang

[p]

+

+

+

[b]

+

+

-

[t]

+

+

+

[d]

-

+

-

[k]

+

+

+

[g]

+

+

+

[?]

+

+

+

[r]

+

+

+

[c]

-

+

-

[j]

+

+

-

[s]

-

+

+

[m]

+

+

+

Bab III

13 | F o n o l o g i B a h a s a M e n t a w a i - S u h e r i a d i

Kesimpulan
Deskripsi Fonologi

Ya

Tidak

Keterangan

Vokoid



18

Kontoid



12

Alofon
Distribusi



20



US



-

PS



-

Daftar Pustaka

14 | F o n o l o g i B a h a s a M e n t a w a i - S u h e r i a d i

Tarigan, Henry Guntur. 1986. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Syamsiar Arifin.1990.Fonologi Bahasa Mentawai.Jakarta:Pusat Bahasa

15 | F o n o l o g i B a h a s a M e n t a w a i - S u h e r i a d i