Pajak 1 Konsep Dasar PPN 05112013

  1 Dwi Martani Slide Oleh: Jayu Pramudya Departemen Akuntansi FEUI Slide 8 Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

  Sistematika Hakikat dan Karakter Umum 1. Barang Kena Pajak dan Jasa 2. Kena Pajak Penghitungan PPN 3. Pengukuhan dan Faktur 4. Pajak Sistem Kredit PPN 5.

  2

  3 Hakikat dan Karakter Umum

  Hakikat PPN Dikenai Pajak Pertambahan Nilai

  Atas barang atau jasa yang terutang pajak.

  Di dalam daerah pabean.

  Kegiatan Konsumsi

  4

  Sifat Pemungutan (1)

  Dikenakan Atas Konsumsi

  Objek pengenaan adalah konsumsi di

  • dalam daerah pabean.

  Objektif Melekat kepada objek yang dikenai

  • pajak.

  Tidak Langsung Secara riil dapat dialihkan, sehingga

  • terdapat pihak penanggung jawab pajak, penanggung pajak, dan pemikul beban pajak.
  • 5

  Sifat Pemungutan (2) Multistage Dikenakan di setiap rantai produksi.

  • Metode Kredit

  Dikenal adanya PPN Keluaran dan

  • PPN Masukan yang didukung faktur pajak.

  Netral Tidak mempengaruhi pola konsumsi

  • wajib pajak.

  Menghindari Pajak Berganda

  Pajak atas konsumsi tidak akan

  • dikenakan dua kali.
  • 6

  Tipe Pemungutan Consumption Type

  Pembelian faktor

  • produksi dikurangkan

  Net Income Type dari pertambahan Pembelian barang

  • nilai. modal dikurangkan melalui depresiasi.

  Gross Product Type Pembelian barang

  • modal tidak dikurangkan sama
  • 7 sekali.

  Prinsip Pemungutan Prinsip Tempat

  Prinsip Tempat Tujuan Asal

  Dipungut di

  • Dipungut di
  • tempat tempat asal konsumsi.

  barang atau jasa.

  8

  Objek Pemungutan

Pasal 4 UU PPN Penyera

  han

  BKP Berwu jud BKP

  Tak Berwu jud (BKP-

  TB) JKP

  Impor Dipungu t Ditjen

  Bea Cukai

  BKP Pemanf aatan di dalam daerah pabean atas:

  BKP- TB dari luar daera h pabea n

  JKP dari luar daera h pabea n

  Ekspor Oleh

  Pengusa ha Kena Pajak

  BKP Berwuj ud BKP-TB

  JKP

  9

  Syarat Penyerahan Dikenai Pajak

  BKP atau JKP bersifat kena pajak.

  Penyera han Dalam

  Dikenai rangka

  Dilakuka kegiatan Pajak n di usaha daerah atau pabean. kegiatan. 10

  Pemungut PPN

   Pasal 3A Ayat (3), Pasal 16A UU PPN , KMK No. 563/ KMK.03/ 2003, PMK No. 40/ PMK.03/ 2010 Bertugas memungut, memotong, dan

  Pihak pemungut menyetorka antara lain: n PPN,

  Bendaharawan entitas

  • menggantik

  pemerintah atas an peran penyerahan kepada pemerintah.

  PKP yang Pengguna BKP-TB atau melakukan

  • JKP dari luar daerah penyerahan.

  pabean, atas pemanfaatan di dalam 11 daerah pabean.

  Penyerahan Kepada Bendaharawan Pemerintah yang Tidak Dipungut PPN

  Penyerahan bernilai < Rp 1.000.000,00 dan tidak dipecah – pecah.

  Penyerahan terkait pembebasan tanah.

  Penyerahan BBM dan non BBM oleh Pertamina.

  Penyerahan jasa telepon/ telekomunikasi.

  Penyerahan jasa angkutan udara.

  Penyerahan BKP atau JKP yang tidak dipungut atas dibebaskan dari PPN. 12

  13 Barang Kena Pajak dan Jasa Kena Pajak

  Barang Kena Pajak (BKP) BKP

  BKP Berwujud

  BKP Berwujud

  Bergerak (Misal

  Barang Dagang)

  BKP Berwujud

  Tak Bergerak

  (Misal Bangunan

  BKP Tak Berwujud

  (Misal Hak Paten,

  Lisensi, HAKI)

  BKP adalah barang yang dikenai

  PPN dan/ atau PPnBM

  14

  Lingkup BKP Tak Berwujud Hak menggunakan hak cipta, paten, desain, formula, merek

  Hak menggunakan peralatan dagang, dan HAKI lain. atau perlengkapan industrial, komersial, atau ilmiah.

  Pemberian pengetahuan di bidang industrial, komersial, atau ilmiah. Pemberian bantuan tambahan terkait ketiga point sebelumnya.

  Hak menggunakan gambar hidup, pita video, atau pita suara. Pelepasan hak yang berkenaan penggunaan HAKI dan hak yang disebutkan sebelumnya. 15

  

Lingkup Penyerahan BKP (1)

Pasal 1A Ayat (1) UU PPN Penyerahan akibat perjanjian

  jual beli, sewa, tukar menukar, dan sebaginya.

  Penyerahan akibat perjanjian sewa beli dan leasing.

  Penyerahan kepada pedagang perantara melalui juru lelang.

  Pemakaian sendiri atau pemberian cuma – cuma. 16

  

Lingkup Penyerahan BKP (2)

Pasal 1A Ayat (1) UU PPN Penjualan barang yang

  semula tidak untuk diperjualbelikan.

  Penyerahan kantor pusat – cabang atau antar cabang.

  Penyerahan konsinyasi. 17

  Penyerahan yang Bukan Penyerahan BKP

   Pasal 1A Ayat (2), Pasal 16D UU PPN Penyerahan kepada makelar. Penyerahan untuk jaminan utang piutang. Penyerahan kantor pusat – cabang atau antar kantor cabang, jika terdapat pemusatan tempat terutang. Pengalihan akibat penggabungan, peleburan, penekanan, pemecahan, dan pengambilalihan usaha antara dua PKP.

  Penyerahan barang yang semula tidak untuk diperjualbelikan dan Pajak Masukannya tidak dapat dikreditkan. 18

  Barang Tidak Dikenai PPN

Pasal 4A Ayat (2) UU PPN Hasil pertambangan dan

  pengeboran yang daimbil langsung dari sumbernya.

  Minyak, gas, batubara, panas bumi, bijih

  • logam dan mineral batuan.

  Barang kebutuhan pokok yang dibutuhkan masayarakat banyak.

  Beras, gabah, jagung, sagu, kedelai, garam,

  • daging, telur, susu, buah – buahan, dan sayur – sayuran.

  Hidangan yang disajikan di hotel dan restoran atau oleh katering.

  Uang, emas batangan, dan surat berharga.

  19

  

Penyerahan dan Impor BKP

Dibebaskan dari PPN

  

PP No. 38 Tahun 2003

Rumah Sederhana,

  RSS, Rusun Sederhana, pondok boro, asrama mahasiswa. Senjata, amunisi, alat angkutan diterima

  Kemhan, TNI, dan Polri.

  Vaksin polio.

  

Buku

pelajaran

dan kitab

suci.

  

Kapal, suku

cadang dan

alat

keselamatan

diterima

Perusahaan

  

Pelayaran

Niaga

Nasional.

  

Pesawat,

suku cadang

dan alat

keselamatan

diterima

Perusahaan

  

Angkutan

Udara Niaga

Nasional.

  Kereta api dan suku cadang diterima PT.

  KAI. Peralatan dan suku cadang untuk penyediaan data batas dan foto udara wilayah NKRI.

  20

  

Syarat RS, RSS, dan Rusun

Sederhana

Dibebaskan dari PPN

  

PMK No. 31/ PMK.03/ 2011

Rusun RS dan

  Sederhan RSS a

  

Berluas < 36 Berluas < 21

meter persegi. meter persegi.

  

Berharga jual Berharga jual

< Rp < Rp

70.000.000,00 75.000.000,00

  

Merupakan unit Merupakan unit

pertama yang pertama yang

dimiliki dan untuk dimiliki dan untuk

ditinggali sendiri. ditinggali sendiri.

21

  

Penyerahan dan Impor BKP

Syarat rusunami

  

Strategis

yang dibebaskan

  

Dibebaskan dari PPN

dari PPN:

  Barang modal berupa mesin

PP No. 31 Tahun 2007 , PMK No. 31/ PMK.03/ 2008

dan peralatan, tidak

   Berluas antara 21 termasuk suku cadang.

  • – 36 meter

  (Perlu Surat Keterangan persegi.

  Bebas PPN) Makanan ternak, unggas, dan

  Berharga tidak ikan, berikut bahan bakunya. melebihi Rp

  Air bersih yang dialirkan 144.000.000,00.

  Perusahaan Air Minum.

  Diperuntukkan WP Listrik perumahan dengan

  OP berpenghasilan daya < 6.600 Watt.

  Barang hasil pertanian, maksimal Rp perkebunan, kehutanan,

  4.500.000,00 per peternakan, dan perikanan.

  Bibit dan benih pertanian, bulan. perkebunan, kehutanan,

  Merupakan unit peternakan, dan perikanan. pertama yang

  Rumah susun sederhana milik (rusunami). dimiliki dan 22 digunakan sendiri.

   Dibangun sesuai Peraturan Menteri

  

Ketentuan Khusus:

  Apabila:

  

Penyerahan dan Impor

   Kapal, suku cadang, dan alat keselamatan

  

Dibebaskan dari PPN

  yang diterima Perusahaan Pelayaran Niaga Nasional.

   Pesawat, suku cadang, dan alat keselamatan yang diterima Perusahaan Angkutan Udara Nasional.

   Kereta api dan suku cadang yang diterima PT. KAI.

   Barang modal berupa mesin dan peralatan pabrik.

   Rumah susun sederhana milik (rusunami). Dipergunakan tidak sesuai tujuan semula atau dipindahtangankan sebelum 5 tahun berlalu, maka PPN yang semula dibebaskan 23 menjadi wajib dibayar.

  Pengertian Jasa Kena Pajak (JKP)

  JKP adalah kegiatan pelayanan yang menyebabkan suatu fasilitas, kemudahan atau hak menjadi tersedia untuk dipakai.

  Pengertian meliputi pula jasa untuk berproduksi dengan material dan berdasar petunjuk pemesan (maklon).

  JKP tersebut dikenai PPN. 24

  Lingkup JKP dari Luar Daerah Pabean

  JKP dari Luar Daera h Pabea n

  Jasa melekat pada benda tak bergerak di daerah pabean.

  Contoh: Jasa desain konstruksi bangunan.

  Jasa melekat pada benda bergerak di daerah pabean.

  Contoh: Jasa persewaan mesin produksi.

  Jasa yang dilakukan secara di daerah pabean.

  Contoh: Jasa pengacara, akuntan, surveyor.

  25

  Jasa Tidak Dikenai PPN (1)

Pasal 4A Ayat (3) UU PPN Jasa Medik Jasa Pelayana

  n Sosial Jasa Keagam aan

  Jasa Pendidik an

  

Jasa

Kesenian Jasa Penyiara n Non Iklan

  Jasa Angkuta n Umum

Jasa

  Perhotel an Jasa Katering

  26

  Jasa Tidak Dikenai PPN (2)

  an

Jasa

Asuran si

  Jasa Layana n Pemeri ntah Jasa

Pasal 4A Ayat (3) UU PPN Jasa Keuang

  Wesel

Jasa

Surat

  Berpera ngko Jasa Telepon

  Umum Koin Jasa Tempat

  Parkir Jasa Tenaga Kerja 27

  

Penyerahan JKP Dibebaskan dari

PPN

   PP No. 38 Tahun 2003 Jasa sewa kapal, reparasi, dan kepelabuhan an diterima Perusahaan

  Pelayaran Niaga Nasional.

  

Jasa sewa

pesawat dan

diterima

Perusahaan

  

Angkutan

Udara Niaga

Nasional.

  Jasa reparasi kereta api diterima PT.

  KAI.

  Jasa pemboronga n RS, RSS, Rusun

  Sederhana, pondok boro, asrama mahasiswa, dan tempat ibadah.

  

Jasa

persewaan

RS, RSS, dan

Rusun

  

Sederhana.

Jasa terkait penyediaan data batas dan foto udara diterima

  Kemhan atau TNI. 28

  Jasa Maklon, yang Ekspor Jasa Dikenai PPN PMK No. 30/ PMK.03/ 2011 berkarakteristik:

  Pemesan berada di luar

  • daerah pabean dan tidak memiliki BUT. Spesifikasi dan bahan
  • disediakan pemesan. Kepemilikan barang adalah
  • hak pemesan.

  Jasa yang Barang dikirimkan ke luar Jasa yang

  • daerah pabean setelah selesai

  melekat melekat pengerjaannya. terhadap terhadap benda tak benda bergerak di bergerak di luar daerah luar daerah 29 pabean. pabean.

  30 Penghitungan PPN

  Dasar Pengenaan Pajak (DPP)

Pasal 2, 8A UU PPN Harga jual atas BKP,. Tidak termasuk PPN dan potongan harga. Penggantian atas JKP. Tidak termasuk PPN dan potongan harga. Nilai Ekspor. Berdasar dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) Nilai Impor. CIF ditambah biaya dan pungutan kepabeanan. Nilai Lain.

  31 DPP tidak mengakui pembayaran

di atas atau di bawah kewajaran

akibat hubungan istimewa.

  DPP: Nilai Lain (1) PMK No. 75/ PMK.03/ 2010

Untuk penyerahan pusat – cabang

atau antar cabang

  

Harga Pokok Penjualan atau

harga perolehan.

  

Untuk BKP yang semula tidak hendak

diperjualbelikan.

  Harga pasar wajar.

  

Untuk pemakaian sendiri dan

pemberian cuma – cuma.

  

Harga jual atau penggantian,

dikurangi laba kotor.

  32

  

DPP: Nilai Lain (2)

PMK No. 75/ PMK.03/ 2010

  

Untuk penyerahan jasa pengiriman paket, biro

perjalanan, dan biro pariwisata.

  

10% dari jumlah tagihan. Pajak

Masukan tidak dapat dikreditkan.

  Untuk penyerahan melalui juru lelang.

  Harga lelang.

  

Untuk penyerahan kepada pedagang

perantara.

  Nilai kesepakatan dengan pembeli.

  33 PT. Bawakaraeng melakukan penyerahan

  

Ilustrasi

  BKP melalui beberapa transaksi sebagai berikut.

  

Dasar Pengenaan Pajak A

   Penjualan produk kepada konsumen, dengan HPP Rp 625.000.000,00, profit margin 20%, dan diskon tunai 2%. Seperempat dari penjualan dilaksanakan secara tunai. Di samping itu, BKP dikenai pula PPnBM 20%.

   Pemberian in kind produk bagi pegawai yang sebenarnya dapat dijual dengan harga Rp 180.000.000,00.

   Penyumbangan produk bagi korban bencana, dengan nilai penjualan potensial Rp 330.000.000,00.

   Transfer produk dari pabrik ke gudang di 34 provinsi berbeda, untuk kemudian dijual dengan harga Rp 945.000.000,00.

  Jawaban :

 DPP Penjualan = Harga Jual sebelum diskon

dan pajak = 120% x 625.000.000 = 750.000.000

 DPP Pemakaian Sendiri = Harga Jual –

Keuntungan = 100/ 120 x 180.000.000 = 150.000.000

 DPP Pemberian Cuma – Cuma = Harga Jual –

Keuntungan = 100/ 120 x 330.000.000 =275.000.000

 DPP Transfer Antar Cabang = Harga Pokok

Penjualan = 100/ 120 x 945.000.000 = 157.500.000

  

Pembahasan Ilustrasi

Dasar Pengenaan Pajak A

  35

  

Ilustrasi

  Fa. Cikurai merupakan memiliki usaha biro perjalanan yang mencatatkan transaksi

  

Dasar Pengenaan Pajak B

bisnis berikut.

   Melayani paket liburan dengan total transaksi Rp 1.575.000.000,00. Profit margin perusahaan 5%.

   Melayani pemesanan hotel dengan total transaksi Rp 365.000.000,00. Komisi rata - rata yang diperoleh sebesar 15%. Seperlima transaksi dilakukan dengan pelanggan berkala yang memperoleh diskon 3%.

   Menjual gedung kantor lama yang memiliki nilai buku Rp 310.000.000,00 dan akumulasi depresiasi Rp 150.000.000,00 36 dengan harga Rp 215.000.000,00.

  Berapakah nilai DPP untuk masing - masing

  

Pembahasan Ilustrasi

Dasar Pengenaan Pajak B

  Jawaban :

 DPP Biro Perjalanan = 10% x Penggantian

sebelum diskon dan pajak = 10% x1.575.000.000 = 157.500.000 = 10% x Penggantian  DPP Biro Perjalanan sebelum diskon dan pajak = 10% x 365.000.000 = 36.500.000

 DPP Pelepasan Aset Semula Tak Untuk Dijual

= Nilai Wajar

  = 215.000.000

  37

  

Nilai Penyerahan Menggunakan

Valuta Asing PP No. 1 Tahun 2012

  Kurs KMK Saat Pembuatan Faktur

  Dipergun akan untuk konversi atas setiap jenis penyerah an.

  38

  

Ilustrasi

  CV. Gamkonora melakukan impor

  

Dasar Pengenaan Pajak C

  persediaan dengan nilai pembelian $ 3650, biaya pengangkutan $ 250, dan premi asuransi 15% dari nilai pembelian. Impor tersebut dikenai Bea Masuk 10%, Bea Masuk Tambahan Rp 2.150.000,00, PPh 22 dengan tarif 2,5%, serta PPnBM dengan tarif 30%.

  Kurs KMK saat pemasukan barang adalah Rp 9.100/ $, sedangkan saat melakukan pembayaran kepada penjual adalah Rp 9.200/ $. Berapakah DPP transaksi impor tersebut?

  39

  Pembahasan Ilustrasi Dasar Pengenaan Pajak C

  Jawaban : Cost 3.650 Insurance 250 Freight (15% Cost) 547,50 CIF 4.447,50 Bea Masuk (10%) 444,75 Bea Masuk Lainnya 2.150.000

  • DPP Impor = CIF Pungutan Kepabeanan = 4.447,50 x 9.100 +((444,75 x

  9.100) + 2.150.000) = 40.472.250 + (4.047.225 +

  2.150.000) 40 = 40.472.250 + 6.197.225 = 46.669.475

  Tarif

Pasal 7 UU PPN Berlaku atas

  penyerahan

10 Tarif dapat diubah

  secara

  menjadi minimal umum.

  Berlaku atas

  5% dan maksimal

  % 15% dengan PP. ekspor. Pajak Masukan bersifat dapat

  % 41 dikreditkan.

   Apabila dalam naskah kontrak tidak Ketentuan Khusus: diketahui apakah komponen PPN atau

  

Nilai PPN Terutang

  PPnBM telah termasuk di dalam nilai kontrak, maka diasumsikan bahwa nilai kontrak tersebut belum termasuk komponen PPN atau PPnBM.

   Penghapusan piutang atau ketidakmampuan penagihan piutang oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP), serta musnahnya BKP tidak mempengaruhi besaran PPN terutang.

   Apabila terjadi kesalahan pemungutan PPN, maka pihak yang dapat mengajukan 42 permohonan restitusi adalah pihak yang dipungut PPN, sepanjang PPN belum

  Koperasi Halimun memiliki usaha produksi

Ilustrasi

mobnas dan melakukan penyerahan atas

  

Nilai PPN

berbagai transaksi berikut.

  

 Penjualan kepada konsumen akhir dalam

negeri senilai Rp 3.775.000.000,00.

  

 Ekspor ke pasar luar negeri senilai Rp

6.115.000.000,00.

  

 Penyerahan kepada konsumen korporat

dengan nilai kontrak Rp 5.750.000.000,00. Atas nilai kontrak tersebut telah termasuk PPnBM dengan tarif 20%, PPh 22 industri otomotif dengan tarif 0,45%, dan diskon kuantitas 5,45%.

  

 Penyerahan kepada bendaharawan pemda

dengan kas diterima Rp 3.425.000.000,00. Atas pembayaran tersebut telah dipotong 43 PPN, PPnBM dengan tarif 20%, dan PPh 22 bendaharawan negara dengan tarif 1,5%.

  

Berapakah nilai PPN terutang atas setiap

  

Pembahasan Ilustrasi

Nilai PPN

  Jawaban :

 PPN Penyerahan Dalam Negeri = 10% x

3.775.000.000 = 377.500.000 = 0% x 6.115.000.000  PPN Ekspor = 0  PPN Konsumen Korporat = 10/ (100 + 20 + 0,45 – 5,45) x 5.750.000.000 = 10/ 115 x 5.750.000.000 = 500.000.000  PPN Penyerahan Bendaharawan = 10/ (100 – 10 – 20 – 1.5) x 3.425.000.000 44 = 10/ 68.5 x 3.425.000.000

  = 500.000.000

  Saat Terutang

Pasal 11 UU PPN Saat penyerahan, impor, pemanfaatan, atau ekspor. Saat pembayaran, jika dilaksanakan lebih dahulu. Saat – saat lain. Untuk BKP Berwujud, saat

  • penyerahan kepada pihak pengirim. Untuk BKP Tak Berwujud, saat
  • pengakuan piutang, penagihan, atau saat penandatangan kontrak.
  • 45 Untuk penyerahan akibat peru
  • bentuk, penggabungan, atau pemekaran usaha, saat hasil RUPS

  Saat Penyetoran dan Pelaporan

Pasal 15A UU PPN Satu hari

  setelah terutang.

  Batas penyetoran PPN dipungut atas impor.

  Tanggal 7 bulan berikutnya setelah terutang.

  Batas penyetoran PPN dipungut bendaharawan pemerintah. Tanggal 15 bulan berikutnya setelah terutang.

  Batas penyetoran PPN yang berlaku secara umum.

  Akhir bulan berikutnya setelah terutang.

  Batas pelaporan SPT Masa PPN. 46

  Tempat Terutang

Pasal 12 Ayat (3), (4) UU PPN

  Tempat pengukuhan PKP.

  • Berlaku atas penyerahan BKP atau JKP.
  • Berlaku atas Impor Tempat dimasukkannya BKP.

  Tempat kedudukan pihak yang memanfaatkan.

  • Berlaku atas pemanfaatan BKP-TB atau JKP di dalam daerah pabean.

  Tempat bangunan didirikan.

  • Berlaku atas kegiatan membangun sendiri.

  Tempat kedudukan kantor cabang

  • Berlaku atas penyerahan antar cabang.

  47

  Pemusatan Tempat Terutang

Pasal 12 Ayat (1), (2) UU PPN Berad PKP

  a di memiliki bawa

  PKP satu h memil tempat naung iki terutang an beber PPN.

  PKP

  Berad PKP satu apa

  memiliki

  a di memohon KPP. tempa

  satu pusat

  bawa pemusata t

  tempat

  h n tempat kedud

  terutang

  naung terutang. ukan

  PKP tidak PKP PPN. an usaha mengajuk memiliki beber

  . an beberapa apa permohon tempat KPP. an. terutang. 48

  Kriteria Pusat Tempat Terutang PER No. 19/ PJ./ 2010

  Berada di kawasa n berikat.

  Tidak dapat

  Mendap

  dijadika

  at Berada

  n pusat,

  kemuda di

  apabila:

  han Kawasa impor n untuk

  Ekonomi tujuan Khusus. 49 ekspor.

  50 Pengukuhan dan Faktur Pajak

  Pengukuhan PKP

  • Dilarang mengenak an PPN atas penyeraha n.
  • Berkewaji ban mengenak an PPN atas penyeraha n.

  Pengusah a yang belum dikukuhka n.

  Pengusah a dikukuhka n sebagai

  PKP.

  • Tidak dapat mengkredi tkan PPN Masukan.
  • Dapat mengkredi tkan PPN

  51

  

Ketentuan Khusus:

   Agar dapat dikukuhkan, pengusaha harus

  

Pengukuhan PKP

  melapor kepada KPP yang menaungi tempat

  

Pasal 3A Ayat (1a), (2) UU PPN, PMK No. 68/ PMK.03/

2010

  kedudukan usaha, dalam jangka waktu paling lambat 1 bulan setelah usaha dilaksanakan.

   Pengusaha kecil dapat memilih untuk dikukuhkan sebagai PKP atau tidak. Pengusaha kecil adalah pengusaha dengan peredaran bruto < Rp 600.000.000,00 per tahun.

   Pengukuhan secara jabatan merupakan pengukuhan yang diberikan kepada pengusaha yang memiliki peredaran bruto 52 melebihi batasan pengusaha kecil, namun belum mengajukan permohonan

  Pencabutan Pengukuhan Sebagai PKP

  Pengusaha memindahk an tempat kedudukan usaha ke wilayah KPP lain.

  Pengusaha berhenti berusaha.

  Pengusaha tidak lagi memenuhi syarat diwajibkannya pengukuhan.

  Tidak lagi melakukan penyerahan BKP atau JKP. Memiiki peredaran 53

  Faktur Pajak

Pasal 13 Ayat (1), (6) UU PPN, PER No. 27/ PJ./ 2011 Faktur pajak merupakan bukti

  pemungutan PPN yang dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak atau Ditjen Bea Cukai (atas impor).

  Faktur pajak merupakan bukti administratif yang memungkinkan PKP melakukan pengkreditan PPN Masukan.

  Faktur dapat berupa bukti transaksi umum yang dipersamakan. 54

  Konten Faktur Pajak

Pasal 13 Ayat (5) UU PPN Identitas PKP Penjual Tanda Identitas

  tangan PKP verifikasi. Pembeli

  Kode, nomor Jenis dan seri, dan Nilai BKP tanggal.

  Nilai PPN dan PPnBM 55

  Saat Pembuatan Faktur Pajak

Pasal 13 Ayat (1a), (2), (2a) UU PPN, PER No. 65/ PJ./

2010

  Saat penyerahan BKP atau JKP.

  Saat pembayaran, jika mendahului penyerahan.

  Saat pembayaran termin, untuk penyerahan bertahap.

  Saat penyampaian tagihan, untuk penyerahan kepada Pemungut PPN.

  

Saat akhir bulan

terutang, untuk

Faktur Pajak

Gabungan. 56

  

Fa. Leuser melakukan penyerahan BKP dengan

rincian penanggalan berikut.

  

Ilustrasi

 5 Januari mengirimkan barang kepada PT.

  

Saat Pemfakturan

Lalakon, pembayaran diterima tanggal 4 Februari.

  

 13 Februari menerima pembayaran di muka dari

PT. Lamajang. Pengiriman dilakukan tiga hari setelahnya.

  

 22 Maret menerima 20% pembayaran atas

pemesanan PT. Lampobattang, tanggal 3 April sebesar 40%, tanggal 16 April sebesar 20%, dan tanggal 21 April untuk sisanya. Pengiriman dilakukan secara bertahap sesuai tanggal pembayaran.

  

 30 Mei menerima pesanan dari Pemkot, barang

dikirimkan tanggal 2 Juni, tagihan dikirimkan tanggal 5 Juni, pemeriksaan dilaksanakan tanggal 11 Juni, dan pembayaran diterima tanggal 17 Juni.

  

 1 Juni menerima pesanan dari PT. Lokon. Klien ini

57 merupakan pelanggan berkala yang sepanjang Juni melakukan pemesanan di tanggal 3, 6, 18, 23, dan 29 Juni.

  Pembahasan Ilustrasi Saat Pemfakturan

  Jawaban :

  N Penerim Tanggal Saat o. a Faktur Faktur Pemfakturan 1. PT.

  

5 Januari Saat

Lalakon penyerahan.

  2. PT.

  

13 Saat

Lamajang Februari pembayaran yang mendahului penyerahan.

  3. PT.

  

22 Maret, Saat

Lampobat 3 16, dan pembayaran tang

21 April termin untuk

  58 pembayaran berkala.

  4. Pemkot

  

5 Juni Saat

  Aspek Konfirmasi Faktur Pajak Apakah faktur diterbitkan PKP yang telah dikukuhkan.

  Apakah faktur diterbitkan terkait BKP atau JKP yang terutang PPN.

  Apakah faktur dilaporkan PKP penerbit sebagai PPN Keluaran .

  59

   Keabsahan faktur pajak ditentukan

  

Ketentuan Khusus: Faktur Pajak

  berdasar ketentuan material (kelengkapan

  

Pasal 13 Ayat (8), (9), Pasal 14 UU PPN, PMK No. 38/

PMK.03/ 2010,

  konten) dan ketentuan formal (kebenaran

  

PER No. 65/ PJ./ 2010

cara pengisian).

   Batas keterlambatan pembuatan adalah 3 bulan dengan konsekuensi denda 2% DPP. Selepas itu, faktur pajak dianggap bukan faktur pajak.

   Pengusaha non PKP dilarang membuat faktur pajak. Jika telah dibuat, PPN harus disetorkan dan pengusaha dikenai sanksi administrasi dan pidana.

   Kategori faktur pajak tidak biasa, meliputi: 60  Faktur Pajak Khusus (atas penyerahan kepada WP OP Luar Negeri).

  61 Sistem Kredit PPN

  

Sistem Kredit PPN

Pasal 9 Ayat (2), (3), (4), (4a) UU PPN PPN PPN PPN PPN Lebih Kurang Keluaran Masukan Bayar Bayar

  • Merupak Merupak Ketika Ketika • an PPN an PPN PPN PPN

    yang yang Keluaran Masuka

    dipungu dibayark melebihi n t PKP an PKP PPN melebihi Penjual Pembeli Masuka PPN atas kepada n. Keluaran penyera PKP .

  Selisih

  • han Penjual tersebut Selisih • kepada atas harus tersebut PKP penyera disetork dikompe Pembeli. han an nsasi di yang kepada masa
  • 62 diminta kas pajak nya. negara. berikut atau

      

    Syarat Umum Pengkreditan PPN

    Masukan

    Pasal 9 Ayat (9) UU PPN BKP atau JKP

      dimanfaatkan Berkaitan untuk langsung penyerahan dengan yang bersifat kegiatan usaha.

      

    PPN

    terutang PPN.

      Dikreditkan

    Masukan

    Dibuktikan oleh maksimal 3 faktur pajak bulan setelah yang absah penyerahan secara material BKP atau JKP. dan formal. 63

      PPN Masukan yang Tidak Dapat Dikreditkan

    Pasal 9 Ayat (8) UU PPN Berasal dari perolehan BKP atau JKP sebelum dikukuhkan sebagai PKP. Tidak berkaitan langsung dengan

      kegiatan produksi, distribusi, dan manajemen.

      Dimanfaatkan untuk penyerahan yang tidak terutang atau Berasal dari perolehan dan dibebaskan dari PPN. pemeliharaan kendaraan sedan, jeep, station wagon, van, atau kombi.

      Faktur pajak cacat atau hilang.

      PPN Masukan ditagih dengan Surat Ketetapan Pajak (SKP).

      Tidak dilaporkan dalam SPT Masa PPN. 64

      

    Ilustrasi

    PPN Kurang (Lebih) Bayar

      CV. Malabar sepanjang triwulan IV tahun 2012 mencatatkan nilai PPN Keluaran dan PPN  Masukan sebagai berikut.

      N Masa PPN PPN o. Pajak Keluara Masukan

    n

      1. Septembe 23.150.0 21.565.000 r

      

    00

      2. Oktober 31.750.0 33.955.000

      

    00

    Berapakah besaran PPN kurang (lebih) bayar

      3. Novembe 17.225.0 11.595.000

      di akhir setiap masa? Bagaimana status dan

      r

      

    00

      perlakuannya?

      4. Desembe 45.825.0 50.775.000 65 r

      

    00 Jawaban :

      Pembahasan Ilustrasi PPN Kurang (Lebih) Bayar

      66 N o.

      Masa Pajak PPN Kelua ran PPN Masu kan PPN Kurang (Lebih) Bayar Perlakuan

      1. Septe mber 23.15 0.000

      21.56 5.000 1.585.00 Wajib disetor maksimal 15

      Oktober.

      2. Oktob er 31.75 0.000

      33.95 5.000 (2.205.0 00)

      Dikompensas ikan ke masa November.

      3. Nove mber 17.22 5.000

      11.59 5.000 3.425.00 Wajib disetor maksimal 15

      Desember.

      4. Dese mber 45.82 5.000

      50.77 5.000 (4.950.0 00)

      Dapat dimohonkan

      PPN Tidak Dipungut dan PPN

    Dibebaskan

    Pasal 16B UU PPN Pajak Masukan

    • PPN

      bersifat dapat Tidak dikreditkan.

      Dipun gut Pajak Masukan

    • PPN

      bersifat tidak Dibeba dapat dikreditkan. skan

      67

      

    Nilai Kredit PPN Masukan untuk

    Penyerahan Terutang dan Tidak

      

    Terutang PPN

      

    Pasal 9 Ayat (5), (6) UU PPN, PMK No. 78/ PMK.03/

    2010

    BKP atau JKP yang diperoleh seringkali

    dimanfaatkan untuk melakukan kedua jenis

    penyerahan sekaligus. nilai PPN Masukan

    yang dapat dikreditkan adalah:

      Nilai _ Penyerahan _ Teru tan g _ PPN

    Untuk non barang modal

    xPPN _ Masukan

       Nilai _ Penyerahan _ Total

    Nilai _ Penyerahan _ Teru tan g _ PPN PPN _ Masukan

      

    Untuk barang modal non tanah dan

    x

       Nilai _ Penyerahan _ Total

      4

    bangunan, per tahun

      

    Nilai _ Penyerahan _ Teru tan g _ PPN PPN _ Masukan

    x

      

    Untuk barang modal tanah dan bangunan,

    Nilai _ Penyerahan _ Total

      10 68

    per tahun

      

    Ilustrasi

    Pengkreditan PPN Masukan A

      Koperasi Panderman melakukan pembelian suku cadang dikenai yang PPN untuk perawatan mesin percetakan. Koperasi mencetak kitab suci yang penyerahannya dibebaskan dari PPN dan buku agenda yang penyerahannya terutang PPN.

      

    N Tah Pembeli Penjual Penjual

    o. un an Suku an an Buku

    Cadang Kitab Agenda Suci

      

    1. 201 65.000.0 1.250.00 1.250.00

      2 00 0.000 0.000

    2. 201 80.500.0 1.500.00 500.000.

      3 00 0.000 000 69 Berapakah nilai PPN Masukan yang dapat

    3. 201 32.125.0 1.150.00 3.450.00

      dikreditkan untuk setiap periode?

      4 00 0.000 0.000

    4. 201 45.750.0 1.650.00 825.000. Jawaban :

      Pembahasan Ilustrasi Pengkreditan PPN Masukan A

      70 N o.

      Tah un PPN  Masukan Proporsi Penyerahan Terutang PPN PPN Masukan Dapat Dikreditka n 1. 201

      2 6.500.000 1.250.000.00 0/ 2.500.000.00

      0 = 50% 3.250.000 2. 201

      3 8.050.000 500.000.000/ 2.000.000.00 0 = 25%

      4.012.500 3. 201 4 3.212.500 3.450.000/

      4.600.000.00 0 = 75% 2.409.375

      

    Ilustrasi

    PT. Rajabasa melakukan pembelian gedung untuk unit penjualan produk daging yang penyerahannya Pengkreditan PPN Masukan B

    tidak dikenai PPN dan pupuk kandang yang

    penyerahannya dikenai PPN. Gedung diperoleh

    dengan nilai Rp 1.265.000.000,00 termasuk PPN,

    didepresiasikan secara akuntansi didepresiasikan

    selama 15 tahun dengan nilai sisa Rp 65.000.000,00.

      

    Berikut merupakan data penyerahan yang dilakukan

    PT. Rajabasa.

      

    N Tah Tonase Harga Tonase Harga

    o. un Daging @ Pupuk @

    1. 201 675 61.500 1.425 31.500

    2 .000 .000

    2. 201 515 62.250 1.500 32.125

    3 .000 .000

    3. 201 730 63.150 1.375 33.150

    PT. Rajabasa mengkreditkan PPN Masukan setiap

      4 .000 .000 71

    awal tahun, berdasar asumsi 50% penyerahan

    4. 201 765 64.000 1.725 34.000

    terutang PPN. Bagaimanakah penghitungan kembali

      5 .000 .000 PPN Masukan? Jawaban : PPN Masukan dikreditkan setiap awal tahun = % Penyerahan Terutang x PPN Masukan / 10 = 50% x (10/ 110 x 1.265.000.000) / 10 = 5.750.000

      

    Pembahasan Ilustrasi

    Pengkreditan PPN Masukan B

      72 N o.

      Tah un Penyera han Tak Terutan g (Milliar) Penyer ahan Teruta ng (Milliar ) Persen tase Penyer ahan Teruta ng PPN Masuk an Dapat Dikredi tkan Korek si Kredi t 1. 201

      2 41.5125 44.8875 51.95% 5.974.2 50 244.2

      50 2. 201 3 32.0587

      5 48.1875 60.05% 6.905.7 50 1.155.

      750 3. 201 4 46.0995 45.5812

      5 49.72% 5.717.8 00 (32.20

      0)

      

    Ilustrasi

    Fa. Sanggabuana melakukan pembelian truk untuk operasional dan sedan untuk pemasaran Pengkreditan PPN Masukan C

    dengan nilai perolehan masing – masing Rp

    540.000.000,00 dan Rp 360.000.000,00, termasuk

    PPN dan PPnBM dengan tarif 10%. Perusahaan

    melayani jasa reparasi kereta api bagi PT. KAI yang

    tidak terutang PPN dan jasa reparasi bus bagi PT.

      

    Damri. Berikut merupakan data pendapatan

    perusahaan.

      

    No Tah Pendapat Penghap Pendapa Penghap

    . un an dari usan tan dari usan PT. KAI Piutang PT. Piutang Damri

      

    1. 201 425.000.00 15.000.00 910.000.0 5.250.000

      2 00

    2. 201 475.000.00 10.000.00 850.000.0 9.000.000

      3

      00 Fa. Sanggabuana mengkreditkan PPN Masukan

    3. 201 400.000.00 22.500.00 930.000.0 6.500.000

    73

      4

      00

    setiap awal tahun, berdasar asumsi 65% penyerahan

    terutang PPN. Bagaimanakah penghitungan kembali

      

    4. 201 525.000.00 7.500.000 995.000.0 3.500.000

    PPN Masukan?

      5

      00 Jawaban :

    PPN Masukan dikreditkan setiap awal tahun (hanya

    atas truk operasional) = % Penyerahan Terutang x PPN Masukan / 4 = 65% x (10/ 120 x 540.000.000) / 4

      = 7.312.500

    Pembahasan Ilustrasi

      

    Pengkreditan PPN Masukan C

      74 N o.

      Tah un Penyer ahan Teruta ng Penyera han Tak Terutan g Persen tase Penyer ahan Teruta ng PPN Masuk an Dapat Dikredi tkan Korek si Kredi t 1. 201

      2 910.000 .000 425.000.

      000 68,18% 7.670.2 50 354.7

      50 2. 201 3 850.000

      .000 475.000.

      000 64,15% 7.216.8 75 (95.62

      5) 3. 201 4 930.000

      .000 400.000.

      000 69,92% 7.866.0 00 553.5

      00

      Retur BKP

    PMK No. 65/ PMK.03/ 2010

      Mengurangi PPN Keluaran PKP

      Penjual, jika sebelumnya telah dilaporkan. Diperhitungkan saat nota retur diterima.

      Mengurangi PPN Masukan PKP

      Pembeli, jika sebelumnya telah dikreditkan. Diperhitungkan saat nota retur dibuat.

      Mengurangi harta atau biaya PKP Pembeli, jika PPN Masukan tidak dapat dikreditkan sehingga dilakukan kapitalisasi atau pembebanan.

      Mengurangi harta atau biaya, jika sebelumnya telah dilakukan kapitalisasi atau pembebanan oleh pembeli non PKP.

      

    Pengaruh

    Retur

      75

      

    Nota Retur

    Dibuat oleh PKP Pembeli yang

    • Pem melakukan retur.

      buat

      Dibuat di saat bersamaan dengan

    • Wakt pengembalian BKP.

      u

      Memuat nomor nota, nomor faktur

    • pajak, identitas PKP Pembeli dan Penjual, deskripsi dan nilai BKP, serta Isi nilai PPN terutang. Nota retur tidak dibuat, jika PKP
    • Penjual melakukan penggantian atas

      Cata BKP yang dikembalikan. tan

      76 PT. Kabaena di bulan Juni 2012 melakukan

    Ilustrasi

    penyerahan BKPsebagai berikut.

      

    Retur

     Kepada PT. Karangetang dengan nilai kontrak

    Rp 385.000.000,00 tidak termasuk PPN.

      

     Kepada PT. Kerinci dengan nilai kontrak Rp

    715.000.000,00 termasuk PPN.

      Koperasi Kelud yang bukan  Kepada merupakan PKP dengan nilai kontrak Rp 275.000.000,00 termasuk PPN.

      

    PT. Kabaena melaporkan PPN Keluaran atas