Makalah Seni Rupa (1) Seni Rupa

Tugas Pendidikan Seni
SENI RUPA

Kelompok 3 :
Septian Galeh E.S.

(A1B313028)

Nur Safitri

(A1B313022)

Ratna

(A1B313025)

Rosma

(A1B313027)

Siti Anisa


(A1B313030)

Nursenja Safitri

(A1B313023)

Rini Purnamsari Sari

(A1B313026)

Puji Rahayu

(A1B313024)

Sherli

(A1B313029)

Nurlili


(A1B313021)

Nini

(A1B313020)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015
1

Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa yang telah memberikan
rahmat, taufik, dan hidayahnya sehingga makalah yang berjudul “Seni Rupa” ini dapat
terselesaikan.
Kami atas nama kelompok 3 menyadari banyak kekurangan dalam penulisan makalah

ini, itu dikarenakan kemampuan kami yang terbatas. Namun berkat bantuan dan dorongan dari
berbagai pihak, akhirnya pembuatan makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Penulis berharap dengan penulisan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami
sendiri dan bagi para penbaca umumnya serta semoga dapat menjadi bahan pertimbangan untuk
mengembangkan dan meningkatkan prestasi di masa yang akan datang

Kendari, 24 Februari 2015
Penyusun

Kelompok 3

2

Daftar Isi
Halaman Judul…………………………………………………………………..1
Kata Pengantar…………………………………………………………………..2
Daftar Isi………………………………………………………………………....3
BAB I Pendahuluan
a.


Latar Belakang………....………………………………………...4

b.

Rumusan Masalah…………………………………………….....4

BAB II Pembahasan
a. Bahan dan Teknik Berkarya Seni Rupa………………………...5
b. Berkarya Seni Rupa Dua Dimensi……………………………….8
c. Berkarya Seni Rupa Tiga Dimensi………………………………11
d. Perencanaan dan Penyelengaraan Pameran Seni Rupa………..17
e. Pameran dan Pagelaran sebagai Media Pembelajran Seni……..20
BAB III Penutup
a. Kesimpulan………………………………………………………..23
b. Saran………………………………………………………………23
Daftar Pustaka……………………………………………………………………24

3

BAB I Pendahuluan

a. Latar Belakang
Mungkin setiap kita sudah mengenal seni dan ini sudah diterapkan dalam kehidupan
sehari - hari, hal ini sudah menjadi suatu kebutuhan manusia dan sudah ada terdapat pada diri
manusia tersebut, mungkin tanpa disadari alam semesta ini juga terciptakan dari unsur seni dan
Tuhan juga memberikan sifat seni pada makhluk ciptaan-Nya sehingga seni pun dapat dikaitkan
dengan hal spiritual atau religi dalam suatu unsur kebudayaan , namun seni itu berupa ekspresi
manusia yang berunsurkan keindahan yang di ungkapkan melalui suatu media yang bersifat
nyata dan dapat dinikmati oleh kelima panca indera manusia. Berikut ini adalah beberapa
pengertian Seni yang saya dapatkan dari beberapa situs
Seni berasal dari kata sani (Sanskerta) yang berarti pemujaan, persembahan dan
pelayanan. Kata tersebut berkaitan erat dengan upacara keagamaan yang disebut kesenian.
Menurut Padmapusphita, kata seni berasal dari bahasa Belanda “genie” dalam bahasa Latin
disebut “genius”, artinya kemampuan luar biasa yang dibawa sejak lahir , menurut kajian ilmu di
eropa mengatakan “ART” yang berarti artivisual yaitu adalah suatu media yang melakukan suatu
kegiatan tertentu. Seni adalah ungkapan perasaan seseorang yang dituangkan kedalam kreasi
dalam bentuk gerak, rupa, nada, syair, yang mengandung unsue-unsur keindahan, dan dapat
mempengaruhi perasaan orang lain.
Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa
ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah konsep
garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan acuan estetika. Seni rupa

dibedakan ke dalam tiga kategori, yaitu seni rupa murni atau seni murni, kriya, dan desain. Seni
rupa murni mengacu kepada karya-karya yang hanya untuk tujuan pemuasan eksresi pribadi,
sementara kriya dan desain lebih menitikberatkan fungsi dan kemudahan produksi.
b. Rumusan Masalah
1. Apa saja bahan , alat, dan alat, dan teknis dalam berkarya seni rupa?
2. Bagaimanakah perencanaan dan penyelenggarakan pameran dalam seni rupa ?

4

BAB II Pembahasan
Pembahasan
a. Bahan dan Teknik Berkarya Seni Rupa
Dari konsep seni rupa, kita akan mempelajari dan memerhatikan bagaimana proses
berkarya seni rupa. Dalam hal ini, kita banyak mempelajari tentang teknik dan bahan
berkaryasenirupa serta tema pokok yang tampil dalam karya.
Teknik adalah cara seseorang mewujudkan gagasan (ide) menjadi sesuatu yang menarik
sehingga mempunyai nilai perwujudan dengan pengunaan media yang berupa alat dan bahan seni
rupa. Teknik berkarya adalah teknik yang digunakan dalam memberi bentuk atau wujud yang
berbeda.
Bahan untuk berkarya seni rupa tidak hanya berupa kertas gambar, kanvas, cat air, cat

minyak, dan pastel, tetapi sangat beragam dan tidak terbatas. Kemampuan menggunakan bahan
tergantung dari keahlian individu dalam berkarya.
Bahan yang digunakan untuk berkarya seni rupa, antara lain sebagai berikut :
1. Warna (cat), meliputi sebagai berikut :
a. Cat air, seperti water colour, cat plakat (poster colour), cat tembok, cat
batik/sablon/printing, wenter/naptol, spidol dan air
b. Cat minyak, seperti cat kayu, cat besi, cat cetak (tinta cetak), cat lukis, dan cat
duko.
c. Cat kristal atau cat kering, contohnya pensil (B, HB, H), pastel, krayon, pulas,
dan conte.
2. Kertas, seperti kertas kado, kertas perak, kertas tulis (CD. HVS), kertas karton, kertas
minyak, kertas gambar, duplicator, kertas duplek, kertas krep, kertas asturo, kertas
marmer dan kertas kalkir.
3. Kanvas (kain khusus sebagai bidang melukis).
4. Tanah liat adalah bahan yang digunakan untuk seni patung atau pembentuk dan seni
keramik.

5

5. Batu adalah bahan yang digunakan untuk seni patung, seni bangun, seni kriya, dan seni

taman. Jenis batu yang sering dipakai, antara lain batu cadas, kapur, pualam, granit, dan
permata.
6. Kayu digunakan untuk seni bangun, patung, kerajinan, dan seni kriya lainnya. Jenis kayu
yang sering dipakai antara lain : jati, sawo, nangka, mahoni, sonokeling, eben, dan
sengon.
7. Logam adalah bahan untuk membuat seni kerajinan, seni patung, seni hias, dan seni
industri. Jenis logam, antara lain : emas, perak, perunggu, tembaga, besi, dan aluminium.
8. Semen adalah bahan yang digunakan untuk membuat seni patung, seni bangun, dan seni
kriya. Jenis semen, antara lain : semen kelabu dan semen putih (dapat diwarna dengan
pigmen khusus).
9. Gips (batu-tahu), yaitu bahan untuk membuat seni patung, relief, seni hias, dan barang
hias lainnya. Gips mirip semen putih, tetapi cepat kering, mudah pecah, dan dapat
diwarnai.
10. Plywood (tripleks atau multipleks)
11. Bambu
12. Rotan
13. Viberglass
14. Bahan-bahan lain, seperti kain perca, biji-bijian, daun pandan, tali rami, bulu plastik, dan
karet busa.Menurut saya, Bahan dan Teknik yang digunakan dalam membuat karya seni
rupa itu akan berpengaruh pada karya seni yang dihasilkan, baik itu dari segi bentuk,

corak dan keindahan yang dihasilkan.

6

Pendapat:

Menurut Ratna, “Bahan dan Teknik yang digunakan dalam membuat karya seni rupa itu akan
berpengaruh pada karya seni yang dihasilkan, baik itu dari segi bentuk, corak dan keindahan
yang dihasilkan.”

Menurut Nurlili “Seni merupakan salah satu kebutuhan psikis manusia yang secara sadar
maupun tidak sadar sebenarnya sering melakukan dan sering bertatapan dengan seni.”

b. Berkarya Seni Rupa Dua Dimensi
7

Istilah "Seni Rupa" seringkali kalian jumpai baik dalam bentuk tulisan maupun yang
diperbincangkan secara lisan. Apa itu seni rupa, seni rupa adalah cabang seni yang membentuk
karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan, Demikian pula
karya seni rupa 2 Dimensi, adalah Karya seni rupa yang hanya memiliki dimensi panjang dan

lebar atau karya yang hanya dapat dilihat dari satu arah pandang saja.
a) Unsur Dan Objek Karya Seni Rupa 2 Dimensi
Seorang perupa (seniman, designer, dll) mengolah unsur-unsur seni rupa fisik dan nonfisik sesuai dengan keterampilan dan kepekaan yang dimiliki dalam mewujudkan sebuah karya
seni rupa.
Berikut ini unsur-unsur rupa:
1. Garis (line)
Garis adalah unsur fisik yang mendasar dan penting dalam mewujudkan sebuah
karya seni rupa .Garis memiliki dimensi memanjang dan mempunyai arah serta sifat"
khusus seperti : pendek, panjang, vertikal, horizontal, lurus, melengkung ,dan berombak.
2. Raut
Unsur rupa lainnya adalah " raut " yang merupakan tampak, potongan/wujud dari
suatu objek
3. Ruang
Unsur ruang dalam sebuah karya seni rupa 2 dimensi menunjukan kesan dimensi
dari objek yang terdapat pada karya seni rupa tersebut
4. Tekstur
Tektsur / Barik adalah unsur rupa yang menunjukan kualitas taktis dari suatu
permukaan suatu object pada karya seni rupa. Berdasarkan wujudnya, teksturnya dapat
dibedakan menjadi 2 yaitu tektsur asli dan buatan


5. Warna
8

Warna adalah unsur rupa yang paling menarik perhatian dalam berkarya seni rupa
terdapat beberapa teknik penggunaan warna ,yaitu harmonis , murni dan seterusnya
6. Gelap – Terang
Unsur gelap terang pada karya seni rupa timbul karena adanya perbedaan
intensitas cahaya yang jatuh pada permukaan benda. Bagian yang terkena cahaya lebih
terang dari yang tidak terkena .
b) Medium, Bahan, Dan Teknik
Bahan utama (Medium) dan bahan penunjang dalam pembuatan seni rupa,
contohnya pada umumnya perupa membuat karya lukisan menggunakan kanvas dan
cat sebagai bahan utamanya serta kayu dan paku sebagai bahan penunjang.
Bahan untuk membuat karya seni di kategorikan

menjadi 2 yaitu bahan alami

dan bahan sintesis berdasarkan sumber bahan dan proses pembuatanya. Karya seni
rupa ada juga yang dinamai berdasarkan teknik utama yang digunakan dalam
pembuatannya. Seni kriya batik misalnya, menunjukan jenis karya seni rupa yang
dibuat dengan teknik membatik, begitu pula kriya seni rupa anyam yang menggunakan
teknik menganyam

Pendapat:
9

Menurut Nursenja Safitri “seni rupa 2 dimensi merupakan suatu karya seni yang di lukis sesuai
naluri dalam hati yang bisa menghasilkan karya seni.”

Menurut Nini “Karya Seni dua dimensi merupakan karya seni yang hanya dapat dilihat melalui
satu arah dan memiliki dua dimensi yaitu panjang dan lebar”

c. Berkarya Seni Rupa Tiga Dimensi
10

Seperti juga karya seni rupa 2 dimensi, pada karya seni rupa 3 dimensi juga mengandung
unsur garis, bentuk, bidang, warna disusun sedemikian rupa sehingga membentuk obyek tertentu.
Karya seni rupa 3 dimensi ada yang memiliki fungsi pakai dan ada yang memiliki fungsi hias
saja. Untuk berkarya seni rupa 3 dimensi ini kita dapat memilih dan mencoba berbagai bahan,
teknik dan medium sesuai dengan obyek dan fungsi yang kita inginkan.
Unsur ruang merupakan salah satu ciri pembeda antara karya dua dimensi dengan tiga
dimensi. Obyek karya seni rupa dua dimensi hanya bisa di lihat dari satu sisi saja, tetapi karya
tiga dimensi dapat di lihat lebih dari dua sisi. Seperti juga karya seni rupa dua dimensi, dilihat
dari fungsinya karya seni rupa tiga dimensi dibedakan menjadi karya yang memiliki fungsi pakai
(seni rupa terapan - applied art) dan karya seni rupa yang hanya memiliki fungsi ekspresi saja.
Perbedaan fungsi ditentukan oleh tujuan pembuatannya. Karya seni rupa sebagai benda pakai
yang memiliki fungsi praktis dibuat dengan pertimbangan kegunaannya. Dengan demikian
bentuk benda atau karya seni rupa tersebut akan semakin indah dilihat dan semakin nyaman
digunakan. Mobil yang kita tumpangi, kursi yang kita duduki, telepon genggam yang kita
gunakan adalah juga karya seni rupa tiga dimensi.
a) Simbol Dalam Karya Seni Rupa 3 Dimensi
Simbol merupakan lambang yang mengandung makna atau arti. Kata simbol
dalam bahasa Inggris: symbol; Latin symbolium, berasal dari bahasa Yunani symbolon
(symballo) yang berarti menarik kesimpulan, bermakna atau memberi kesan. Secara
konseptual, kata simbol ini memiliki beberapa pengertian sebagai berikut.
1. Sesuatu yang biasanya merupakan tanda yang kelihatan yang menggantikan
gagasan atau objek tertentu.
2. Kata; tanda, isyarat, yang digunakan untuk mewakili sesuatu yang lain: arti,
kualitas, abstraksi, gagasan, objek.
3. Apa saja yang diberikan arti dengan persetujuan umum dan/ atau dengan
kesepakatan atau kebiasaan. Misalnya, lampu lalu lintas.
4. Tanda konvensional, yakni sesuatu yang dibangun oleh masyarakat atau individuindividu dengan arti tertentu yang kurang lebih standar yang disepakati atau
dipakai anggota masyarakat itu. Arti simbol dalam konteks ini sering dilawankan
dengan tanda alamiah.
11

Dalam seni rupa, simbol dapat dijumpai pada karya dua dimensi maupun tiga
dimensi. Patung, tugu dan monumen misalnya, adalah karya seni rupa tiga dimensi
yang dapat memiliki makna dan simbol tertentu. Kebiasaan untuk membuat patung,
tugu dan monumen yang melambangkan sesuatu sudah dilakukan orang sejak jaman
dahulu. Tugu dan monumen ada yang terbuat dari batu dan logam. Biasanya
berukuran besar dan dibangun untuk memperingati peristiwa-perisitiwa penting atau
tempat-tempat bersejarah. Sebagai contoh, tugu Proklamasi di Jakarta adalah simbol
dari kemerdekaan dan perjuangan rakyat Indonesia. Tugu katulistiwa di Pontianak
Kalimantan Barat untuk menandai tempat yang dilalui garis katulistiwa.
Pahlawan atau orang yang berjasa dan orang yang dihormati sering dibuatkan
patungnya. Patung itu menjadi simbol kekuatan, kepahlawanan dan perjuangannya.
Banyak pahlawan dan orang yang berjasa di Negara kita. Kepahlawanan dan
perjuangan orang –orang tersebut dikenang hingga saat ini, dijadikan tauladan bagi
masyarakat dan bangsa. Karya seni rupa tiga dimensi memiliki unsur-unsur rupa
seperti warna, garis, bidang dan bentuk. Unsur-unsur rupa itu digunakan selain untuk
memperindah bentuknya, unsur rupa pada karya seni rupa tiga dimensi ini dapat saja
memiliki makna simbolik. Garis tebal, garis tipis, garis lurus, garis lengkung
memiliki makna simbolik yang berbedabeda. Warna merah, hitam, putih dan
sebagainya juga memiliki makna simbolik yang berbeda-beda. Makna-makna
simbolik ini mungkin saja berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya. Sebagai
contoh, warna hitam seringkali digunakan sebagai lambang duka cita, tetapi suku
bangsa tertentu menggunakan warna kuning atau putih sebagai lambang berduka cita.
Nilai estetis obyektif memandang keindahan karya seni rupa berada pada wujud
karya seni itu sendiri artinya keindahan tampak kasat mata. Sesungguhnya keindahan
sebuah karya seni rupa tersusun dari komposisi yang baik, perpaduan warna yang
sesuai, penempatan obyek yang membentuk kesatuan dan sebagainya. Keselarasan
dalam menata unsur-unsur visual inilah yang mewujudkan sebuah karya seni rupa.
Tidak demikian halnya dengan nilai estetis yang bersifat subyektif, keindahan tidak
hanya pada unsur-unsur fisik yang diserap oleh mata secara visual, tetapi ditentukan
oleh selera penikmatnya atau orang yang melihatnya.
12

Sebagai contoh ketika kita melihat sebuah karya seni lukis atau seni patung
abstrak, kita dapat menemukan nilai estetis dari penataan unsur rupa pada karya
tersebut. Kita merasa tertarik pada apa yang ditampilkan dalam karya tersebut dan
merasa senang untuk terus melihatnya bahkan ingin memilikinya walaupun kita tidak
tahu obyek apa yang ditunjukkan oleh karya tersebut. Teman kita mungkin tidak
tertarik pada karya tersebut dan lebih tertarik pada karya lainnya. Perbedaan inilah
yang menunjukkan bahwa nilai estetis sebuah karya seni rupa dapat bersifat
subyektif.
b) Berkarya Seni Rupa 3 Dimensi
Pembuatan karya seni rupa tiga dimensi yang paling sederhana sekalipun
dilakukan dalam sebuah proses berkarya. Tahapan dalam berkarya akan berbedabeda sesuai dengan karakteristik bahan, teknik, alat dan medium yang digunakan
untuk mewujudkan karya seni rupa tersebut. Tahapan dalam berkarya seni rupa
tiga dimensi ini seperti juga karya seni rupa pada umumnya, dimulai dari adanya
motivasi untuk berkarya. Motivasi ini dapat berasal dari dalam maupun diri
perupanya. Ide atau gagasan berkarya seni rupa tiga dimensi dapat diperoleh dari
berbagai sumber.

Perhatikan bagan langkah-langkah dalam proses berkarya seni rupa tiga
dimensi berikut;

13

Keindahan sebuah karya tidak hanya kemiripan bentuknya saja, tetapi kesunguhan
dalam membuat karya tersebut akan menjadikan karya kita unik dan menarik. Setiap
manusia memiliki karakter dan keunikan yang berbeda-beda, demikian juga dengan
karya yang dibuat. Cobalah menulis rencana karya yang akan kita buat. Tuliskan
alasan dalam memilih model yang akan dicontoh serta alasan memilih bahan,
medium, dan teknik yang akan digunakan. Cobalah juga membuat rencana dan
berkarya menggunakan berbagai model, bahan, teknik dan medium yang berbedabeda. Rasakan dan kemukakan obyek mana yang menurut kita paling menarik, bahan,
media, dan teknik apa yang paling disukai. Jelaskan mengapa obyek tersebut menarik
dan bahan, media serta teknik tersebut disukai. Sajikan karya tersebut, kemudian
berilah tanggapan tidak hanya pada karya yang kita buat tetapi karya yang dibuat
teman yang lain juga.

Pendapat:

14

Menurut Puji Rahayu “seni rupa 3 dimensi adalah seni rupa

yang Bisa dimanfaatkan

Kegunaanya dan diciptakan oleh seseorang yang memiliki keterampilan dan memiliki jiwa seni
dalam menciptakan karya seni rupa 3 dimensi yang keindahan dari hasil karya yang diciptakan
itu dapat bermanfaat bagi orang lain yang menikmatinya misalnya contoh karya 3 dimensi
Misalnya pada sebuah kursi yang berfungsi sebagai tempat duduk sekaligus juga sebagai
keindahan dengan ukuran yang ada pada kursi tersebut dan keindahan motiv yang dimiliki kursi
tersebut.”

Menurut Rini Purnamasari “karya tiga dimensi adalah hasil cipta karya yang dimiliki seseorang
manusia yang memiliki keterampilan dan imajinasi serta kreatifitas yang tinggi dalam
menciptakan karya seni tanpa meniru karya orang lain, dengan menuangkan ide-idenya untuk
memuaskan hasrat jiwa seni yang dimiliki dan

hasil karyanya dapat diliat dan dinikmati

keindahannya dari segala arah oleh orang lain”

15

Menurut Nur Safitri “Karya 3 dimensi merupakan Karya seni rupa yang memiliki dimensi
panjang, lebar dan tinggi, atau karya yang memiliki volume dan menempati ruang. Contoh : seni
patung, seni kriya, seni keramik, seni arsitektur dan berbagai desain produk lainnya.”

d. Perencanaan dan Penyelengaraan Pameran Seni Rupa
Rencana sebuah pameran perlu dirancang secara sistematis dan logis agar pada waktu
pelaksanaannya berjalan lancar. Tanpa perencanaan yang sistematis sebuah pameran tidak dapat
berjalan lancar sesuai dengan yang diharapkan. Urutan kegiatan dalam merencanakan pameran
seni rupa adalah:
16

1. Menentukan Tujuan Pameran
Langkah awal yang harus diperhatikan dalam menyusun program pameran adalah
menetapkan terlebih dahulu tujuan pameran tersebut. Penyelenggaraan pameran dapat
saja bertujuan untuk menggalang dana yang bersifat komersial, sosial atau kemanusiaan.
Cobalah diskusikan dengan teman-teman kalian tujuan penyelenggaraan yang paling
tepat untuk kegiatan pameran dalam pekan seni akhir semester atau tahun ajaran yang
akan datang.
2. Menentukan Tema Pameran
Tema pameran kita tentukan setelah tujuan pameran dirumuskan. Penentuan tema
berfungsi untuk memperjelas tujuan yang akan dicapai, dengan adanya tema dapat
memperjelas misi pameran yang akan dilaksanakan. Setelah rumusan tujuan dan tema
telah kita tetapkan, langkah berikutnya adalah menyusun kepanitiaan pameran.
3. Menyusun Kepanitiaan Kegiatan Pameran
Untuk mendukung kelancaran penyelenggaraan pameran agar berjalan dengan
lancar perlu dibuat kepanitiaan dalam sebuah organisasi kepanitiaan pameran.
Penyusunan struktur organisasi kepanitiaan pameran disesuaikan dengan tingkat
kebutuhan, situasi, dan kondisi. Umumnya struktur kepanitiaan sebuah pameran terdiri
dari panitian inti dan dibantu dengan seksi-seksi. Penyelenggaraan pameran seni rupa
akan berjalan lancar bila ada pembagian tugas kepanitian yang jelas. Hal ini dilakukan
agar masing-masing orang yang terlibat dalam kepanitiaan pameran memiliki rasa
tanggung jawab dan kebersamaan.

4. Menentukan Waktu dan Tempat Kegiatan Pameran
Penentuan waktu pameran yang diselenggarakan bersamaan dengan pekan seni di
sekolah biasanya dilakukan saat tidak ada kegiatan pembelajaran di kelas seperti pada
akhir semester atau tahun ajaran menjelang hingga saat pembagian raport. Hal ini

17

dimaksudkan agar penyelenggaraan pameran tidak mengganggu kegiatan belajar dan
dapat diikuti serta disaksikan oleh segenap warga sekolah.
Penentuan tempat pameran disesuaikan dengan kondisi sekolah dan ukuran,
jumlah serta karakteristik karya yang akan dipamerkan, apakah akan dilakukan di kelas,
di aula, gedung serba guna, di halaman sekolah atau tempat lain di luar sekolah.
5. Menyusun Agenda Kegiatan Kegiatan Pameran
Penyusuan agenda kegiatan dimaksudkan untuk memberikan kejelasan waktu
pelaksanaan kepada semua fihak yang berkaitan dengan proses penyelenggaraan
pameran. Agenda kegiatan disusun dalam sebuah tabel dengan mencantumkan komponen
jenis kegiatan dan waktu (biasanya dalam bulan, minggu dan tanggal).
6. Menyusun Proposal Kegiatan Pameran
Penyusunan proposal kegiatan sangat bermanfaat dalam kegiatan persiapan
pameran. Proposal kegiatan dapat digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pameran. Selain itu, proposal ini juga dapat digunakan untuk mencari dana dari berbagai
pihak (sponsorship) untuk membantu kelancaran penyelenggaraan pameran. Secara
umum sistematika isi proposal biasanya mencakup: latar belakang, tema, nama kegiatan,
landasan/dasar penyelenggaraan, tujuan kegiatan, susunan panitia, anggaran biaya, jadwal
kegiatan, ketentuan sponsorship, dan lain-lain.

Pendapat:

18

Menurut Serli “pengertian Pameran seni rupa merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
seniman baik secara perorangan maupun kelompok untuk menyampaiakn ide atau
gagasannya kepada publik melalui media karya seni rupa sehingga melalui kegiatan
pameran tersebut diharapkan terjadi komunikasi antara seniman yang diwakili oleh karya
seninya dengan apresiator.”

Menurut Siti Anisa “Pameran dan pergelaran merupakan tempat pertunjukan yang
menyelenggarakan kegiatan pengapresiasi karya seni, sehingga para pemirsa dapat
mengamatinya dengan nyaman untuk mendapatkan pengalaman estetis dan pemahaman
nilai -nilai seni yang di pamerkan.”

e. Pameran dan Pagelaran sebagai Media Pembelajran Seni

19

Peran seni sebagai media pendidikan. Seni memiliki peran sebagai media pendidikan
salah satunya yaitu sebagai alat peraga untuk memperlancar proses belajar supaya lebih mudah
memahaminya. Seni memiliki peranan dalam pembentukan pribadi peserta didik yang harmonis
dengan memperhatikan kebutuhan perkembangan anak dalam mencapai multikecerdasan yang
terdiri atas kecerdasan intrapersonal, interpersonal, visual spasial, musikal, linguistik, logik
matematik, naturalis serta kecerdasan adversitas, kecerdasan kreativitas, kecerdasan spiritual dan
moral, dan kecerdasan emosional.
Bidang seni rupa, musik, tari, dan keterampilan memiliki kekhasan tersendiri sesuai
dengan kaidah keilmuan masing-masing. Dalam pendidikan seni dan keterampilan, aktivitas
berkesenian harus menampung kekhasan tersebut yang tertuang dalam pemberian pengalaman
mengembangkan konsepsi, apresiasi, dan kreasi. Semua ini diperoleh melalui upaya eksplorasi
elemen, prinsip, proses, dan teknik berkarya dalam konteks budaya masyarakat yang beragam.
Misalnya di dalam seni teater, pendidikan budi pekerti ini sangat kentara dalam pemunculan
karakter tokoh-tokoh yang dilakonkan.
Pembelajaran Seni Budaya ini tidak ingin mendidik siswa agar menjadi seniman,
melainkan agar siswa dapat lebih menghayati peran kehidupan dalam mengarungi peradaban.
Jika ia tertarik lebih dalam terhadap teater, ia bisa memilih sanggar-sanggar teater di luar sekolah
untuk menampung bakatnya tersebut.
Contoh lainnya antara lain ramainya pergelaran seni baik berupa show atau pergelaran
seni pertunjukan maupun berupa pameran senirupa yang terjadi selama masa liburan sekolah
belakangan ini, ternyata memberikan arti tersendiri bagi kebersinambungan proses kependidikan
yang selama tahun ajaran di bangku sekolah.
Setidaknya, kependidikan akan arti nilai-nilai kehidupan dan humaniora kepada generasi
muda dan publik luas pada umumnya, bisa terus berlanjut selalu meskipun di luar jam pelajaran
sekolah Selalu ramainya publik yang menjadi penonton dan pengunjung pergelaran atau helatan
kesenian yang dihelat selama masa liburan ini sudah cukup menjadi indikator betapa animo
publik begitu besar atas sarana pendidikan alternatif yang jauh lebih enterteinis atau menghibur.

20

Berbagai macam materi dan disiplin ilmu sesungguhnya telah tersirat maupun tersurat
sebagai pesan moral dalam karya-karya kreatif kesenian yang disajikan para kreator di
panggung-panggung teater, film, musik dan tari dan berbagai bentuk seni pertunjukan lainnya.
Atau di arena dan ruang-ruang pameran lukisan, fotografi, otomotif, fashion, disain dan
maket miniatur arsitektur, dan lain sebagainya Helatan seni tersebut tidak saja tertumpu di pusat
pagelaran seni. Keberadaan mall dan swalayan pun yang lebih bersentuhan langsung dengan
publik luas kini pun mulai dilirik. Inilah efektif ekonomi kreatif yang tengah gencar di
kampanyekan pemerintah saat ini. Nilai-nilai-nilai kehidupan dan nilai-nilai keilmuan dengan
sendirinya termaktub dalam karya-karya seni yang tersajikan tersebut sebagai pesan moral yang
disampaikan sang kreator kepada audiensnya.

21

Pendapat:

Menurut Septian Galeh E.S. “Perencanaan penyelenggaraan pameran seni sangat bermanfaat
bagi peserta didik karena dengan adanya pameran seni rupa siswa dapat melihat langsung karyakarya seni rupa yang sedang dipamerkan, siswa juga dapat pengalaman yang berharga dan
termotivasi untuk berkarya seni”

Menurut Rosma “seni merupakan suatu kebiasaan yang tidak bias dipisahkan dari kehidupan
seseorang karena seni merupakan sesuatu yang nyata, yang memiliki nilai social yang dapat
mempengaruhi kehidupan dan tingkah laku seseorang, karena seni merupakan ungkapan
perasaan seseorang yang dituangkan kedalam sebuah buku, lagu, novel atau tingkah laku. Yang
dapat menggerakkan hati seseorang yang menikmatinya.

22

BAB III Penutup
a. Kesimpulan
Seni pada mulanya adalah proses dari manusia, Seni sangat sulit untuk dijelaskan dan
juga sulit dinilai. Bahwa masing-masing individu artis memilih sendiri peraturan dan parameter
yang menuntunnya atau kerjanya
Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa
ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah konsep
garis, bidang,bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan acuan estetika.
b. Saran
kita sebagai guru pada saat mengajar seharusnya bersifat horizontal bukan vertical. Sifat
mengajar yang horisontal berarti kita sebagai tentor menempatkan diri sama tinggi dengan siswa
kita. Kita berbicara sebagai orang yang lebih dahulu tahu, bukan lebih pintar. Kita mentransfer
ilmu, bukan memberi ilmu. Saya seringnya mengatakan seperti ini setelah perkenalan:
“Saya berdiri di depan anda sekalian bukan karena saya lebih pintar dari anda, namun hanya
karena saya mengenal ilmu ini lebih dahulu daripada anda. Mungkin suatu saat diantara anda
sekalian ada yang lebih mengerti ilmu ini daripada saya. Saya berkeyakinan kuat akan hal ini.”
Pernyataan diatas sudah memberikan dorongan kepada siswa untuk lebih santai dan lebih
menikmati kebersamaannya dengan anda. Jika kelas sudah santai dan dinikmati, maka pelajaran
mudah diberikan. Dalam memberikan pelajaran, anggaplah kita sedang bercerita tentang
pengalaman sehingga ilmu apapun itu tidak terkesan menyeramkan.

23

Daftar Pustaka
http://www.notepedia.info/2013/08/pengertian-seni-serta-penjelasannya.html
http://cepspenza.blogspot.com/2007/06/seni-adalah-ungkapan-perasaan-seseorang.html
http://yokimirantiyo.blogspot.com/2013/04/pengertian-seni-rupa-dan-cabang.html
http://tk-likemasker.blogspot.com/2011/11/pengetahuan-seni-rupa.html
http://www.masterseni.web.id/2012/01/seni-rupa-keragaman-teknik-bahan-dan.html
http://Azmijaka.blogspot.com/2007/06/Seni-rupa-2-dimensi.html
http://www.ipapedia.web.id/2014/12/berkarya-seni-rupa-tiga-dimensi-3d.html
http://sma-senibudaya.blogspot.com/2014/12/merencanakan-pameran-seni-rupa.html
http://tripangesti.blogspot.com/2011/02/makalah-seni-sebagai-media-pembelajaran.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Seni
https://hanyalewat.com/20131070/trik-mengajar-supaya-siswa-tertarik-dan-termotivasi.html

24