NIM: 10.02.3.11.000.42 EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 2012/2013 DAFTAR ISI - METPEN – Study Mengenai Karakteristik Petani Cabe Rawet Di Des

  Study Mengenai Karakteristik Petani Cabai Rawit Di Des. Bunbarat Kec. Rubaru Kab. Sumenep “(penelitian kualitatif untuk memenuhi tugas metodologi penelitian)”

DI SUSUN OLEH:

  DAFTAR ISI

  4.1. Gambaran Umum Desa Bunbarat..........................................................16 4.2. Hasil Penelitian...........................................................

  1. Observasi umum......................................................................12

  2. Eksplorasi/observasi fokus......................................................12

  3. Tahap pengumpulan data........................................................13

  3.5.2. Metode Analisis Data..................................................................13

  3.6. Uji Keabsahan Hasil Penelitian.............................................................13

  BAB IV Hasil Penelitian........................................................................................14

  4.2.1. Jenis Petani.......................................................

  3.5. Analisis Data..........................................................................................12

  4.2.2. SDM dan SDA...................................................

  4.2.3. Pemupukan cabai rawit....................................

  4.2.4. Kualitas cabe rawit...........................................

  4.2.5. Faktor yang mempengaruhi harga cabai.........

  4.2.6. Pengaruh harga terhadap pendapatan.............

  4.2.7. Penghasilan tiap panen....................................

  3.5.1. Teknik pengumpulan data............................................................12

  3.4. Sumber Dan Jenis Data..........................................................................11

  HALAMAN SAMPUL............................................................................................1 DAFTAR ISI............................................................................................................2

  2.1. Penelitian Terdahulu ...............................................................................6

  BAB I Pendahuluan..................................................................................................3

  1.1. Latar Belakang ........................................................................................3

  1.2. Rumusan Masalah....................................................................................5

  1.3. Tujuan......................................................................................................5

  1.4. Manfaat....................................................................................................5

  BAB II Tinjauan Teori.............................................................................................6

  2.2. Landasan Teori.........................................................................................6 2.2.1. Teori Ketenagakerjaan.....................................................................

  3.3. Penentuan Informan...............................................................................11

  2.2.2. Teori Konsumsi ............................................................................7

  2.2.3. Definisi Cabai Rawit Menurut Para Tokoh ..................................8

  2.2.4. Teori Kesejahteraan ......................................................................9

  2.3. Kerangka Pemikiran...............................................................................10

  BAB III Metodologi Penelitian..............................................................................11

  3.1. Pendekatan Penelitian............................................................................11

  3.2. Fokus Penelitian.....................................................................................11

  4.2.8. Penghasilan dan kesejahteraan........................

  B. Saran ......................................................................................................... Daftar Pustaka ...........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

  Berdasarkan observasi, desa bunbarat merupakan salah satu desa terpencil di kabupaten sumenep, desa ini juga dikatakan sebagai desa yang agraris, karna rata-rata di desa tersebut bermata pencaharian di sektor pertanian. dimana desa ini memiliki luas wilayah sekitar 3.45 km persegi, dengan luas tanah sawah mencapai 79.90 hektar, sedangkan luas tanah yang kering mencapai 264.66 hektar, namun tanah yang kering sebagian digunakan untuk bangunan sekitar 42.52 hektar, sebagiannya lagi digunakan untuk ladang dan perkebunan sekitar 198.29 hektar, selain dari itu lahan yang tidak digunakan mencapai 2.15 hektar saja. Berdasarkan data Administrasi Pemerintahan Desa tahun 2010, jumlah penduduk Desa bunbarat adalah 2093 jiwa, dengan rincian 988 laki-laki dan 1105 perempuan. Jumlah penduduk demikian ini tergabung dalam 516 KK. Sedangkan kepadatan penduduk mencapai

  2 607 per km .

  Agar dapat mendeskripsikan dengan lebih lengkap tentang informasi keadaan kependudukan di Desa bunbarat maka perlu diidentifikasi jumlah penduduk dengan menitikberatkan pada klasifikasi usia. Untuk memperoleh informasi ini maka perlulah dibuat tabel sebagai berikut:

Tabel 1.1.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia Tahun 2009-2010

  No Usia Jumlah 1 0-12 113 orang 2 1-5 215 orang 3 0-7 335 orang 4 7-18 410 orang 5 18-56 600 orang 6 > 56 420 orang

  Jumlah 2093 orang Total Sumber : Hasil observasi, di olah

Tabel 1.1.2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Tahun 2009-2010

  No Penduduk Jumlah

  1 Laki-laki 988

  2 Perempuan 1105

  

Jumlah 2093

Rata-rata

  4.06 Sumber: Hasil observasi, diolah Keterangan: Tabel 1.1.1 menunjukkan bahwasanya masyarakat di desa bunbarat jumlahnya lebih besar perempuan dari pada laki-laki

  Lahan di desa bunbarat yang mencapai sekitar ratusan hektar, para tenaga kerja lebih di fokuskan pada sektor pertaniannya. karna semua lahan tidak lain hanya digunakan untuk bercocok tanam terutama di jadikan sebagai tempat usaha petani di berbagai bidang, seperti bidang tanaman pangan, industri, peternakan dan perkebunan. Berikut ini adalah tabel mengenai banyaknya rumah tangga yang ber usaha di berbagai bidang menurut keadaan ekonomi:

  Tabel 1.1.3

Banyaknya Rumah Tangga Yang Ber Usaha Di Berbagai Bidang Tahun 2009/2010

  No Bidang usaha RT Jumlah

  1 Industri

  62

  2 Tanaman pangan 421

  3 Perkebunan 201

  4 Peternakan 334

  5 Kehutanan

  16

  6 Perdagangan

  44

  7 Transportasi

  11

  8 Jasa

  10

  9 Lain-lain

  24 Jumlah 1123 Sumber: Hasil observasi, diolah

  Keterangan: Tabel 1.1.3 menunjukkan bahwasanya dari sekian banyak usaha yang lakukan oleh masyarakat bunbarat yang paling banyak jumlahnya adalah usaha di bidang tanaman pangan seperti cabi rawit yang dijadikan sebagai salah satu sumber pendapatan masyarakat bunbarat, di samping itu usaha lainnya seperti jasa hanya sebagai tambahan pendapatan saja.

  Cabai rawit merupakan salah satu tumbuhan/tanaman yang di peroleh dari hasil kerja keras seorang petani di desa bunbarat sebagai salah satu sumber pendapatan masyarakat, karna salah satu tanaman yang banyak dibudidayakan di Indonesia adalah tanaman cabai merah. Cabai rawit juga dikatakan sebagai salah satu komoditas sayuran yang banyak digemari oleh masyarakat bunbarat. Ciri dari jenis sayuran ini adalah rasanya yang pedas dan aromanya yang khas, sehingga bagi orang-orang tertentu dapat membangkitkan selera makan, karena merupakan sayuran yang dikonsumsi setiap saat, maka cabai akan terus dibutuhkan dengan jumlah yang semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan perekonomian nasional (Setiawati, 2005).

  Petani merupakan salah satu buruh/pekerja di desa bunbarat yang bekerja keras demi memenuhi segala kebutuhannya.di sektor pertanian, terutama dalam bidang tanaman-tanaman tertentu, seperti cabe rawit. Petani di desa bunbarat juga sering mengeluh atas harga cabe rawit di pasaran, sehingga para petani di desa bunbarat harus mencari cara lain agar kemudian harga cabe rawit di pasaran tetap stabil.

  1.2. Rumusan Masalah

  1.4. Mamfaat

  3. Sebagai bahan rekomendasi kebijakan

  2. Sebagai alternatif kebijakan

  1. Sebagai bahan instansi bagi masyarakat bunbarat mengenai kondisi harga cabe rawit

  1.4.2. Mamfaat Praktis

  2. Memberikan tambahan wawasan mengenai penelitian yang di lakukan

  1. Pengembangan penelitian tentang karakteristik petani cabai rawit di desa bunbarat

  1.4.1. Mamfaat Teoritis

  Dengan di adakannya penelitian ini di harapkan dapat memberikan mamfaat baik secara akademik maupun non akademik, adapun mamfaatnya sebagai berikut:

  4. Untuk mengetahui kesejahteraan masyarakat bunbarat

  Sebagian besar masyarakat bunbarat sudah menjadikan cabe rawit sebagai salah satu sumber pendapatannya, selain itu cabe rawit juga bisa dijadikan sebagai bumbu dari setiap makanan. Sehingga dapat di ajukan beberapa permasalahan sebagai berikut:

  3. Untuk mengetahui pengaruh harga cabe terhadap pendatan masyarakat

  2. Untuk memetakan harga cabai rawit pada tahun berikutnya

  1. Untuk mengedentifikasi karakteristik petani di desa bunbarat

  Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

  1.3. Tujuan

  4. Bagaimana dengan kesejahteraan masyarakat bunbarat itu sendiri?

  3. Bagaimana pengaruh harga cabai di pasaran terhadap pandapatan masyarakat?

  2. Bagaimana kondisi harga cabai rawit pada tahun berikutnya?

  1. Bagaimana karakteristik petani di desa bunbarat?

  4. Memberikan pemahaman mengenai kondisi harga cabai rawit pada tahun berikutnya

BAB II TINJAUAN TEORI

  2.1. Penelitian Terdahulu

  Penelitian terdahulu merupakan penelitian yang pernah dilakukan oleh seorang peneliti yang kemudian akan menjadi sebuah perbandingan bagi penelitian yang akan dilakukan sekarang, seperti penelitian yang di lakukan oleh Nesha Prm Sitompul (2009) dalam penelitiannya yang berjudul Studi Mengenai Usahatani Cabe Merah

  (Capsicum Annum L) Di Desa Perean Tengah, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan dimana Penelitian dilakukan di Desa Perean Tengah, Baturiti, Kabupaten

  Tanbanan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pendapatan petani dan keuntungan keuntungan dari cabai pertanian biasa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah munggunakan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwasanya rata-rata pendapatan total usahatani cabe merah sebesar Rp 12.141.229,00/usahatani/musim atau Rp 86.723.064,00/ha/musim sedangkan keuntungan petani dalam berusahatani cabe merah sebesar Rp 11.703.260,00/usahatani/ musim atau Rp 83.594.714,00/ha/musim. Secara umum tujuan usahatani cabe merah pada akhirnya untuk memperoleh pendapatan dan tingkat keuntungan yang layak dari usahataninya. Kegairahan petani untuk meningkatkan kualitas produksinya akan terjadi selama harga produk berada di atas biaya produksi. Perbedaan pada penelitian ini hanya bebeda lokasi saja, sedangkan persamaan pada penelitian ini adalah sama-sama menggunakan pendekatan kualitatif serta objek penlitiannya.

  2.2. Landasan Teori

  2.2.1. Teori Ketenagakerjaan Tenaga kerja (man power) merupakan seluruh penduduk yang dianggap memiliki potensi untuk bekerja secara produktif (Adioetomo, 2010). Hal ini berarti penduduk yang mampu menghasilkan barang dan jasa dapat disebut sebagai tenaga kerja.

1. Konsep Gainful Worker Approach

  Konsep ini menjelaskan tentang akvtivitas ekonomi orang yang pernah bekerja atau biasa dilakukan seseorang (usual activity). Kata biasa dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa usaha tidak menganggap penting kegiatan-kegiatan lain yang tidak termasuk biasa dilakukan. Contohnya orang yang biasanya sekolah namun pada kondisi sekarang sedang mencari kerja maka hal ini diklasifikasikan sebagai orang yang sekolah. Teori ini tidak dapat menggambarkan secara statistic mengenai kondisi mereka yang bekerja dan sedang mencari pekerjaan sehingga angka pengangguran terbuka relative kecil.

  2. Konsep Labor Force Approach (angkatan kerja)

  A n g k a t a n k e r j a ( labor force) haruslah orang yang secara aktif bekerja atau sedang aktif mencari pekerjaan. Konsep ini masih di bagi dua a ) B e k e r j a

  b) Mencari pekerjaan (menganggur), di satu sisi sudah pernah bekerja sebelumnya, dan di sisi lain m e n c a r i p e k e r j a a n a r t i n y a b e l u m p e r n a h b e k e r j a sebelumnya). A n g k a t a n k e r j a d a p a t d i k a t a k a n s e b a g a i b a g i a n d a r i t e n a g a k e r j a y a n g sesungguhnya terlibat atau berusaha untuk terlibat dalam kegiatan produktif, yaitu memproduksi dan menkonsumsi barang dan jasa dalam kurun waktu tertentu.

  2.2.2. Teori Konsumsi

  1. Keynes

  Teori ini menyatakan tentang hubunhgan pengeluaran konsumsi dengan pendapatan nasional yang diukur berdasarkan harga konstan. adi : C = f ( Y d ) C = Konsumsi F = Fungsi Yd = Disposisi income (pendapatan yang benar-benar dapat dinikmati oleh rumah tangga). .

  Yd = Y – Tx + Tr Tx = Pajak ; Tr = Transper Payment (seperti Subsidi) Dari persamaan diatas dapat dilihat bahwa besarnya konsumsi sangat tergantung pada besarnya pendapatan (Yd). Semakin besar pendapatan, maka semakin tinggi pula konsusi (Yd ) dan sebaliknya. Keynes mengatakan: Apabila pendapatan makin tinggi/meningkat MPC tetap sedangkan APC akan menurun. Jadi makin tinggi income, makin kecil APC.

  a) Variabel nyata ; Yang dimaksud adalah bahwa fungsi konsumsi Keyness menunjukkan hubungan antara pendapatan nasional dengan pengeluaran konsumsi yang kedua-duanya dinyatakan dengan menggunakan tingkat harga konstan. jadi besarnya hubungan antara pendapatan nasional nominal dengan pengeluaran konsumsi nominal.

  b) Pendapatan yang terjadi Dalam literatur banyak disebut bahwa pendapatan nasional yang menentukan besar kecilnya pengeluaran nasional yang terjadi (Current National Income). Penemuan ini sekedar untuk menunjukkan bahwa yang dimaksud Keyness bukannya pendapatan yang terjadi sebelumnya, bukan pula pendapatan yang diramalkan akan terjadi dimasa yang akan datang. c) Pendapatan Absolut Dalam lliteratur banyak pula disebut-sebut bahwa fungsi konsumsi Keyness; variabel pendapatan nasional yang perlu di interprestasikan sebagai pendapatan nasional absolut, yang dapat dilawankan pula misalnya dengan pendapatan relatif, pendapatan permanen dan sebagainya.

  C ( harga Konstan ) Y= C

  C Co

  1 Y ( harga Konstan ) Fungsi konsumsi menurut Keyness.

2. Milton Fridman (Permanent Income Hipotesis)

  Dengan menggunakan asumsi bahwa: konsumen bersikap rasional dalam mengalokasikan pendapatan yang diperoleh selama hayatnya diantara kurun waktu yang dihadapinya serta menghendaki pola-pola konsumsi yang kurang lebihnya merata dari waktu kewaktu. Milton Fridman menarik kesimpulan bahwa konsumsi permanen seseorang konsumen atau suatu masyarakat mempunyai hubungan yang positif dan proporsional dengan pendapatannya/pendapatan mereka yang bersangkutan.

  3. James Desenbery James Desenbery mengemukakan pendapatnya bahwa pengeluaran konsumsi suatu masyarakat di tentukan terutama oleh tingginya pendapatan tertinggi yang pernah dicapainya. Ia berpendapat bahwa apabila pendapatan berkurang, konsumen tidak akan banyak mengurangi pengeluarannya untuk konsumsi. Untuk mempertahankan tingkat konsumsi yang tinggi ini, mereka terpaksa mengurangi saving.

  Menurut James Desenbery faktor–faktor yang berpengaruh terhadap pengeluaran konsumsi sebagai berikut: a) Distribusi pendapatan nasional.

  b) Banyaknya kekayaan masyarakat dalam bentuk alat- alat liquit.

  c) Banyaknya barang–barang konsumsi tahan lama dalam masyarakat.

  2.2.3. Cabai rawit terkenal karena cita rasanya yang sangat pedas. Namun demikian, tidak semua cabai rawit punya cita rasa demikian. Warna buah cabai ini lebih bervariasi: merah, kuning, dan oranye. Panjang buah antara 2-3,5 cm dengan diameter sekitar 0,4-0,7 cm. Cabai ini tumbuh baik di dataran rendah dan dataran tinggi (Nawangsih, et al., 1994).

  Cabai rawit adalah salah satu jenis cabai yang termasuk dalam genusCapsicum. Buahnya kecil, namun rasanya lebih pedas dibandingkan cabai besar biasa. Bahkan menurut Skala Scoville (skala ukuran kepedasan cabai secara internasional), kepedasan cabai rawit mencapai nilai 50.000-100.000.Tanaman ini berwarna hijau saat muda dan berubah warna menjadi merah pada saat tua. Selain di Indonesia, cabai rawit juga tumbuh dan populer di negara Asia Tenggara lainnya. Di Malaysia dan Singapura, si pedas ini dikenal dengan cili padi, sedangkan di Filipina disebut dengan

  siling labuyo, dan di Thailand bernama phrik khi nu. Sedangkan dalam bahasa Inggris, dikenal dengan nama Thai pepper atau birds eye chili pepper (Lili, 2011).

  2.2.4. Teori Kesejahteraan Kesejahteraan adalah salah satu aspek yang cukup penting untuk menjaga dan membina terjadinya stabilitas sosial dan ekonomi. kondisi tersebut juga diperlukan untuk meminimalkan terjadinya kecemburuan sosial dalam masyarakat. Selanjutnya percepatan pertumbuhan ekonomi masyarakat memerlukan kebijakan ekonomi atau peranan pemerintah dalam mengatur perekonomian sebagai upaya menjaga stabilitas perekonomian (Swasono, 2005:2).

  Thomas dkk. (2005:15) menyampaikan bahwa kesejahteraan masyarakat menengah ke bawah dapat di representasikan dari tingkat hidup masyarakat ditandai oleh terentaskannya kemiskinan, tingkat kesehatan yang lebih baik, perolehan tingkat pendidikan yang lebih tinggi, dan peningkatan produktivitas masyarakat. Kesemuanya itu merupakan cerminan dari peningkatan tingkat pendapatan masyarakat golongan menengah kebawah. Di samping itu kesejahteraan seseorang dapat terkait dengan tingkat kepuasan (utility) dan kesenangan (pleasure) yang dapat diraih dalam kehidupannya guna mencapai tingkat kesejahteraannya yang diinginkan. Maka dibutuhkan suatu prilaku yang dapat memaksimalkan tingkat kepuasa sesuai dengan sumberdaya yang tersedia.

2.3. Kerangka Pemikiran

  Kerangka pemikiran merupakan alur dari pemikir seorang peneliti tentang penelitian yang akan di lakukan yang berdasarkan rumusan masalah tertentu.

  Kondisi Kehidupan Petani Cabe Rawit

  Kondisi Harga Cabe Rawit

  Pendapatan Petani Identifikasi karakteristik petani

  Kesejahteraan Petani

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

  3.1. Pendekatan Penelitian

  Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan diskriptif kualitatif. karna di dukung oleh beberapa teori dan sesuai dengan pendapat para tokoh. Di sisi yang lain penelitian kualitatif juga peduli dengan seluruh aspek yang melekat dalam fenomena sosial serta memahami fenomena apa yang dialami oleh subjek penelitian secara holistic dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

  3.2. Fokus Penelitian

  Lokasi dalam penelitian ini di lakukan di desa bunbarat yang berupa proses sosial yang terjadi dalam masyarakat, obyek penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi karakterisrik petani cabe rawit di desa bunbarat. Sedangkan yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah para pelaku (orang) yang secara langsung terlibat di dalam realitas yang diamati yakni petani cabe dan lurah.

  3.3. Penentuan Informan

  Dalam penelitian ini, karena penentuan sample atau informan juga mengacu kepada kedalaman informasinya, maka metode penentuan informan yang digunakan adalah purposive sampling (metode penentuan sample yang dilakukan secara sengaja atau metode sampling dengan berbagai alasan atau tujuan). Tujuannya adalah untuk menggali informasi sebanyak dan sedalam mungkin guna merinci kekhasan yang ada yang nantinya dapat dijadikan dasar rancangan teori yang muncul.

  Karena realitas sosial hanya dikaji berdasarkan pada pelaku-pelaku yang terlibat di dalamnya, maka peneliti hanya menentukan beberapa informan yang dianggap secara langsung terlibat di dalam realitas yang diamati.

  Informan utamanya adalah aktor yang terlibat dalam proses kolaborasi yaitu lurah dan petani cabe rawit. Informan lainnya adalah sejumlah masyarakat yang terkait dan berinteraksi dengan informan utama. Pilihan informan ini dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kecukupan data, karna keberadaan informan pada penelitian ini cendrung untuk mewakili informasinya.

  3.4. Sumber Dan Jenis Data

  Sumber data dalam penelitian ini berasal dari informan, yakni lurah dan petani cabe. Sumber data pada penelitian ini dikelompokkan mulai dari yang paling nyata hingga yang paling maya.

  Seperti yang pernah disebutkan sebelumnya bahwa informan dalam penelitian ini adalah petani cabe dan lurah. Informan lainnya adalah sejumlah masyarakat yang terkait dan berinteraksi dengan informan utama. Jenis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang bersumber yang dari informan, kebanyakan data ini berupa kutipan-kutipan hasil wawancara berwujud kumpulan kata-kata dalam bentuk kalimat faktual sederhana atau bisa juga dalam bentuk paragraf penuh terkait realitas yang diteliti. Sedangkan jenis data yang kedua adalah data sekunder yang dapat berupa dokumentasi atau arsip yang di dalamnya berisikan bahan tertulis, seperti laporan dari kepala desa dan lain-lain.

3.5. Analisis Data

  Analisis data merupakan proses berkelanjutan menganalisa data yang telah di peroleh, sehingga data yang sudah ada dalam penelitian ini dapat di jadikan sebagai bahan pelengkap.

3.5.1. Teknik pengumpulan data

  1. Observasi umum Observasi umum merupakan salah satu teknik yang dilakukan oleh peneliti, dimana peneliti melakukan pengamatan secara langsung tanpa berinteraksi langsung pada objek penelitian, yakni tentang obyek yang bersifat universal, seperti fenomena- fenomena yang terjadi di suatu desa. Tahap ini sebenarnya dilakukan untuk memperoleh transpransi tentang apa sebenarnya yang harus dilakukan apabila obyek tersebut benar-benar dijadikan sasaran penelitian. Tahap ini amat bermanfaat bagi sebuah keputusan, jadi atau tidak penelitian dilakukan terhadap obyek tersebut.

  2. Eksplorasi/observasi fokus Setelah di lakukan observasi umum, maka observasi ini akan lebih di fokuskan pada masalah-masalah ataupun hal-hal khusus yang menjadi sasaran utama penelitian, seperti: masalah karakteristik petani cabe rawit, harga cabe rawit serta pengaruh harga cabe rawit di pasar terhadap pendapatan mayarakat bunbarat di desa bunbarat.

  Pelaksanaan tahap ini akan mengesampingkan upaya-upaya temuan lain diluar pola yang dipilih tersebut. Hal ini dimungkinkan untuk menghindari waktu yang terbuang dan sikap ragu-ragu peneliti. Walaupun tahap ini diklasifikasikan pada bagian eksplorasi, namun bisa juga kegiatan ini akan menjadi sekaligus merupakan kegiatan pengumpulan data.

  3. Tahap pengumpulan data Pada tahap ini akan mempertimbangkan pemilihan informan melalui observasi. pengumpulan data dengan wawancara, pengumpulan data dengan observasi, pengumpulan data dari sumber-sumber non-manusia, dan pencatatan data atau informasi hasil pengumpulan data.

3.5.2. Metode Analisis Data

  Dalam penelitian ini akan melakukan dua tahap diskusi, yaitu; Pertama, tahap diskusi dengan melibatkan berbagai informan anggota FGD (Focus group discussion) yang ditentukan berdasarkan kemampuan dan kompetensi formal serta kompetensi penguasaan fokus masalah FGD; Kedua, diskusi dengan para ahli, melalui langkah- langkah analisis sebagai berikut:

  1. Menentukan kesamaan pandangan dan pendapat berdasarkan konteks yang berbeda

  2. Menentukan persamaan istilah yang digunakan, termasuk perbedaan pendapat terhadap istilah yang sama.

  3. Mencari hubungan diantara masing-masing temuan jawaban yang ada untuk menentukan bentuk bangunan hasil diskusi atau sikap dan pendapat kelompok terhadap masalah yang didiskusikan (fokus diskusi)

  Tahap analisis akhir, pada tahap ini peneliti tidak saja dapat menemukan jawaban atas persoalan saja namun juga mengintraksikan hubungan-hubungan tersebut pada tingkat yang lebih substansial, menyangkut diantaranya dengan kebijakan perlindungan yang telah ada dan beberapa nilai terhadap kategorisasi jawaban para informan, bahkan nantinya sampai pada tingkat mengkonstruksi pengetahuan baru, mendekonstruksi teori, dan merekonstruksi teori- teori baru.

3.6. Uji Keabsahan Hasil Penelitian

1. Credibility

  Merupakan validitas internal dengan melakukan pengujian dan pengecekan silang terhadap tingkat keterpercayaan data melalui pengamatan yang berulang, yang diperoleh lewat ketekunan, pengamatan terhadapmasalah-masalah yang diteliti. Pengujian creadibility dilakukan melalui : Uji Trianggulasi yaitu uji keabsahan dapat dilakukan dengan pendekatan triangulasi dengan kemungkinan melakukan terobosan metodologis terhadap masalah tertentu yang kemungkinan dapat dilakukan seperti apa yang dikemukakan. Salah satu cara paling penting dalam uji keabsahan hasil penelitian adalah dengan melakukan triangulasi peneliti, metode, teori, dan sumber data :

  • - Triangulasi kejujuran peneliti

  Cara ini dilakukan untuk menguji kejujuran, subyektifitas, dan kemampuan merekam data oleh peneliti di lapangan. Karena bisa juga terjadi sadar atau tanpa sadar peneliti melakukan tindakan-tindakan yang merusak kejujurannya ketika pengumpulan data, atau terlalu melepaskan subyektivitasnya bahkan kadang tanpa kontrol, ia melakukan rekaman-rekaman yang salah terhadap data di lapangan. Melihat kemungkinan- keungknan ini, maka perlu dilakukan triangulasi terhadap peneliti, yaitu dengan meminta bantuan peneliti lain melakukan pengecekan langsung, wawancara ulang serta merekam data yang sama di lapangan. Hal ini adalah sama dengan proses verifikasi terhadap hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti.

  • - Triangulasi dengan sumber data

  Dilakukan dengan membandingkan dan mengecek baik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan cara yang berbeda dalam metode kualitatif yang dilakukan dengan; a) membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara dan dokumentasi data, b) membandingkan dengan apa yang dikatakan informan di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi, c) membandingkan apa yang dikatakan para informan tentang obyek penelitian terhadap situasi, d) membandingkan keadaan dan perspektif informan dengan berbagai pendapat dan pandangan orang lain seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada dan orang pemerintahan, e) membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

  • - Triangulasi dengan model

  Triangulasi ini dilakukan untuk melakukan pengecekan terhadap metode pengumpulan data, apakah informasi yang didapat dengan metode interview sama dengan metode observasi, atau apakah hasil observasi sesuai dengan informasi yang diberikan ketika di-interview. Begitu pula teknik ini dilakukan untuk menguji sumber data, apakah sumber data ketika di-intervew dan diobservasi akan memberikan informasi yang sama atau berbeda. Apabila berbeda maka penelitia harus bisa menjelaskan perbedaan itu, tujuannya adalah untuk mencari kesamaan data dengan metode yang berbeda.

  • - Triangulasi dengan teori Upaya ini dapat dilakukan denagn pencarian cara lainnya untuk mengorganisasikan data yang barang kali mengarahkan pada upaya penemuan penelitian lainnya. Secara logika dilakukan dengan jalan memikirkan kemungkinan logis lainnya dan kemudian melihat apakah kemungkinan-kemungkinan itu dapat ditunjang oleh data lain dengan maksud untuk membandingkannya.

  2. Transferability

  merupakan validitas eksternal yang diperoleh lewat uraian yang cermat, rinci atau mendalam dalam melihat kesamaan konteks antara pemberi dan penerima data

  3. Dependability

  Merupakan validitas data melalui pemeriksanaan yang cermat terhadap seluruh komponen dan proses penelitian dalam melihat apakah hasil data yang diperoleh sesuai dengan rancangan penelitian yang dibuat.

  4. Konfirmability

  Merupakan validitas data melalui pemeriksaan yang cermat tentang kesesuaian semua data yang ada.

BAB IV HASIL PENELITIAN

  4.1. Gambaran Umum Tentang Desa Bunbarat

  1. Demografi/Kependudukan

  Berdasarkan data Administrasi Pemerintahan Desa tahun 2010, jumlah penduduk Desa bunbarat adalah 2093 jiwa, dengan rincian 988 laki-laki dan 1105 perempuan. Jumlah penduduk demikian ini tergabung dalam 516 KK. Sedangkan kepadatan penduduk mencapai 607 per km

  2 .

  Agar dapat mendeskripsikan dengan lebih lengkap tentang informasi keadaan kependudukan di Desa bunbarat maka perlu diidentifikasi jumlah penduduk dengan menitikberatkan pada klasifikasi usia. Untuk memperoleh informasi ini maka perlulah dibuat tabel sebagai berikut:

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia Tahun 2009-2010 No Usia Jumlah

  1 0-12 113 orang 2 1-5 215 orang 3 0-7 335 orang 4 7-18 410 orang 5 18-56 600 orang 6 > 56 420 orang

  Jumlah Total 2093orang Sumber : Laporan kepala desa, di olah

  2. Pendidikan Eksistensi pendidikan adalah satu hal penting dalam

memajukan tingkat kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan

tingkat perekonomian pada khususnya. Dengan tingkat pendidikan

yang tinggi maka akan memacu tingkat kecakapan masyarakat

yang pada gilirannya akan mendorong tumbuhnya ketrampilan

kewirausahaan dan lapangan kerja baru. Dengan sendirinya akan

membantu program pemerintah dalam mengatasi pengangguran

dan mengentaskan kemiskinan. Pendidikan biasanya akan dapat

  

mempertajam sistematika berpikir atau pola pikir individu, selain

mudah menerima informasi yang lebih maju dan tidak gagap

teknologi. Di bawah ini adalah tabel yang menunjukkan tingkat

rata-rata pendidikan warga Desa Landungsaridesa bunbarat

  

Tabel

Tamatan Sekolah Masyarakat

N

  Laki- Perempu Tingkatan Pendidikan o laki an

  

1 Usia 3-6 tahun yang belum 15 orang 180 orang

masuk TK

  

2 Usia 3-6 tahun yang sedang 100 50 orang

TK/Playgroup orang

  

3 Usia 7-18 tahun yang tidak 50 orang 50 orang

sedang sekolah

  

4 Usia 18-56 thn pernah SD tapi 300 200 orang

tidak tamat orang

  

5 Tamat SD/sederajat 150 110 orang

orang

  

6 Jumlah usia 18-56 tahun tidak 100 100 orang

tamat SMP orang

  

7 Jumlah usia 18-56 tahun tidak 155 88 orang

tamat SLTA orang

  

8 Tamat SMP/sederajat 145 165 orang

orang

  

9 Tamat SMA/sederajat 100 111 orang

orang

  

1 Tamat D-1 25 orang 10 orang

  • 1 Tamat D-2 15 orang

  1

  1

  • 2
  • Tamat D-3

  

1 Tamat S-1 25 orang 20 orang

  3

  • 1 Tamat S-2
  • 4

  1 Tamat S-3

  5 Sumber : Laporan Kepala Desa, di olah Rentetan data kualitatif di atas menunjukan bahwa mayoritas

penduduk Desa bunbarat hanya mampu menyelesaikan sekolah di

jenjang pendidikan wajib belajar sembilan tahun (SD dan SMP).

Dalam hal kesediaan sumber daya manusia (SDM) yang memadahi

dan mumpuni, keadaan ini merupakan tantangan tersendiri. Sebab

ilmu pengetahuan setara dengan kekuasaan yang akan berimplikasi

pada penciptaan kebaikan kehidupan.

  Rendahnya kualitas pendidikan di Desa bunbarat, tidak

terlepas dari terbatasnya sarana dan prasarana pendidikan yang

ada, di samping tentu masalah ekonomi dan pandangan hidup

masyarakat. Sarana pendidikan di Desa bunbarat baru tersedia di

level pendidikan dasar 9 tahun (SD dan SMP), sementara akses ke

pendidikan menengah ke atas berada di tempat lain yang relatif

jauh.

  Sebenarnya ada solusi yang bisa menjadi alternatif bagi

persoalan rendahnya Sumber Daya Manusia (SDM) di Desa

bunbarat yaitu melalui pelatihan dan kursus. Misalnya pelatihan

ketrampilan perbengkelan dan otomotif yang bekerja sama dengan

Universitas Wiraraja Sumenep, Bahkan Desa bunbarat telah

menggagas untuk adanya SMK Negeri di Desa bunbarat . dengan

gagasan tersebut di atas nantinya desa bunbarat mampu

menyiapkan tenaga-tenaga trampil sesuai kebutuhan.

3. Mata Pencaharian

  

Tabel 6

Macam-macam Pekerjaan dan Jumlahnya

No Jenis Pekerjaan Laki-laki Perempu an

  1 Petani 450 orang 269 orang

  2 Buruh tani 250 orang 215 orang

  3 Pegawai Negeri Sipil 50 orang 25 orang

  4 Pedagang keliling 10 orang 10 orang

  5 Peternak 150 orang 101

  6 Montir

  • 7 Dokter swasta 1 orang
  • 8 Pembantu rumah 50 orang
tangga

  9

  • TNI 5 orang
  • 10 POLRI 5 orang

  11 Pensiunan 75 orang 38 orang PNS/TNI/POLRI

  12 Pengusaha kecil dan 115 orang 1 orang menengah

  13 Jasa pengobatan 1 orang - alternatif

  14 Dosen swasta 10 orang 8 orang

  15 Karyawan perusahaan 55 orang 3 orang swasta

  16 Sopir 10 orang -

  17 Tukang becak - -

  • 18 Tukang ojek 85 orang

  19 Tukang cukur 25orang -

  • 20 Tukang batu/kayu 152 orang
  • 21 Kusir dokar 2 orang 4.

  Jumlah Penduduk berdasarkan agama Penduduk Desa Landungsari terdiri atas berbagai pemeluk agama, diantaranya: Islam, Katolik, Kristen dan Hindu .

  Berikut ini adalah tabel jumlah penduduk berdasarkan pemeluk agama.

   Nama-Agama dan Pemeluknya

  No Nama Agama Jumlah Prosentase

  1 Islam 2093 Orang

  • 2 Katolik

  3 Kristen

  4 Hindu

  5. Aspek-Aspek Sosial Budaya Kondisi sosial budaya masyarakat semakin maju hal ini

ditunjukan jumlah kemiskinan yang semakin mengecil, meskipun

tiga dusun yang berada dibawah wilayah bunbarat ada perbedaan

situasi dan kondisi perekonomian.

  Pada umumnya Desa bunbarat masyarakatnya sangat

menjunjung budaya leluhur, gemar bergotongroyong, adat dan

tradisi masih dipertahankan, di samping itu masyarakat Desa

bunbarat yang cenderung memiliki sifat ekspresif, agamis dan

terbuka dapat dimanfaatkan sebagai pendorong budaya

transparansi dalam setiap penyelenggaraan pemerintahan dan

pelaksanaan pembangunan.

  Dengan model keterbukaan dan kerja sama yang baik antara

lembaga-lembaga desa, tokoh masyarakat desa dan memak-

simalkan kinerja Pemerintah Desa, serta peran aktif BPD dalam

merencanakan, mengendalikan, memonetoring pelaksanaan pem-

bangunan masyarakat desa bunbarat, factor-faktor yang

menyebabkan masalah kemiskinan, ketenaga kerjaan dan

kurangnya pemahaman masyarakat terhadap pembangunan desa

saat ini dapat di minimalisir.

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Jenis Petani Di Desa Bunbarat

  1. Pertanian dalam arti sempit dan luas. Pertanian dalam arti sempit adalah bercocok tanam, jadi hanya kegiatan usaha tanaman. Dalam arti luas pertanian meliputi bercocok tanam, kehutanan, perikanan dan peternakan.

  2. Pertanian Rakyat dan Perkebunan, perbedaan pertanian rakyat dengan perkebunan terutama terletak dal am luas areal dan manajemennya. Pertani an rakyat termasuk perkebunan rakyat dalam areal lebih sempit dan

  manajemen sederhana. Menurut pemili kannya perkebunan dibagi menjadi perkebunan BUMN, perkebunan Swasta Asing, perkebunan Swasta Nasional , Joint venture, dan PIR. Akhir-akhir ini dikenal juga PIR unggas.

  3. Pertanian Tanaman Makanan dan Perdagangan, Penggol ongan ini cukup lemah, sebagai contoh tanaman padi adalah bahan untuk makanan, tetapi juga dapat di perdagangkan. Dalam kehidupan praktis yang dimaksud dengan tanaman perdagangan secara umum komodi t inya bukan untuk sebagai bahan makanan. Tanaman Makanan terdi ri atas: Tanaman Serealia, Kacangan dan Umbian.

  4. Pertanian Hortikultur dan non-Hortikultur. Horti kul tur terdi ri dari buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga-bungaan.

  5. Pertanian Tanaman Semusim dan Tanaman Keras, Tanaman semu-sim sering disebut tanaman muda atau tanaman tahunan atau annual crop.

  5.1.2. SDM dan SDA

  Sumber daya manusia merupakanyang adaptif dan transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan. Disamping melalui pengembangan SDM berbasis kompetensi maka diperlukan penguatan kelembagaan pertanian misalnya lembaga keuangan, pemasaran, penyuluhan, penelitian dan pengembangan yang saling bersinergis.

  Setiap program pengembangan sektor pertanian khususnya yang berkait dengan program pengembanagn SDM pertanian harus merupakan bagian integral dari peningkatan kesejahteraan petani (PPK). Pengembangan model pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan berbasis kompetensi dan agribisnis diharapkan mampu meningkatkan mutu SDM pertanian. Pada gilirannya mampu meningkatkan produktifitas, mutu dan harga hasil pertanian yang kompetitif. Tujuannya adalah meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani yang didukung dengan pemberdayaan, peningkatan akses terhadap sumberdaya usaha pertanian, pengembangan kelembagaan dan perlindungan terhadap petani.

  5.1.3. Penanaman Dan Pemupukan Cabe Rawit

  merupakan kegiatan budidaya pertanian yang bisa dibilang cukup kompleks, menanam cabe memerlukan keahlian dan intensitas perawatan yang lebih optimal. berikut langkah -langkah dalam menanam cabe rawit yang benar :

1. Menyiapkan Bibit Bibit merupakan faktor yang paling menentukan dalam budidaya suatu tanaman.

  Meskipun pemeliharaan telah dilakukan secara maksimal, tetapi tidak akan memperoleh hasil yang optimal kalau bibit yang ditanam dari benih yang kurang baik. Untuk memperoleh benih yang baik adalah:

  

a. Pilih buah cabe yang sehat, lebih besar dari yang lainnya dan matang sempurna.

  b. Buang bagian pangkal dan ujungnya.

  c. Sayat bagian buah yang tersisa, kemudian ambil bijinya.

  d. Jemur ditempat yang tidak terkena sinar matahari langsung selama tiga hari.

  2. Media Tanam

  Media tanam merupakan tempat berkembangnya akar dalam menunjang pertumbuhan tanaman. Dari media tanam ini tanaman menyerap makanan yang berupa unsur hara melalui akarnya. Media tanam harus sudah siap paling lambat dua minggu sebelum tanam supaya terjadi pemadatan media yang sempurna.

  3. Penanaman

  Seminggu sebelum tanam, media disiram dengan dua gelas MOL Keong Massecara merata. Sebelum disiramkan, MOL harus dicampur air terlebih dahulu dengan dosis dua gelas MOL ditambah seember air (kira-kira 10 liter). Begitu juga sehari sebelum tanam, media harus disiram lagi menggunakan MOL dengan dosis yang sama, tetapi dalam penyiraman cukup segelas saja.

  4. Perawatan Tanaman

  Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan tanaman adalah:

  a. Penyiraman dilakukan secara rutin, setiap pagi dan sore hari. Kegiatan ini tidak perlu dilakukan apabila cuaca hujan atau tanaman dikocor dengan MOL.

  b. Mulai umur 7 hari sampai keluar bunga tanaman dikocor menggunakan MOL Keong Mas dengan dosis dua gelas/ember air. Setiap tanaman cukup diberi satu gelas dan diulang seminggu sekali.

  c. Sejak tanaman berbunga sampai habis masa panen pengocoran tanaman menggunakan MOL Rebung Bambu dengan dosis dan cara pengaplikasian sama seperti di atas. Mengenai pembuatan MOL diuraikan di bawah.

  d. Penyemprotan menggunakan EM TANI 3 setiap lima hari sekali dengan dosis dua sdm/liter air.

  e. Perempelan daun-daun tua, bunga pertama dan seluruh tunas yang keluar dari ketiak daun di bawah percabangan pertama.

  f. Pencabutan tanaman liar atau rumput yang tumbuh di media tanam sekaligus dengan mengemburkan medianya.

  g. Jika terjadi tanda-tanda serangan hama atau penyakit, untuk menanggulanginya, lakukan dengan menyemprotkan pestisida organik.

5.1.4. Kualitas Cabe Rawit Pasca Panen

  Panen adalah kegiatan memetik hasil dari tanaman cabai rawit yang telah mencukupi umur fisiologisnya. Kegiatan memetik/memanen cabai rawit yang telah siap panen sesuai persyaratan yang telah ditentukan untuk memperoleh hasil sesuai dengan persyaratan yang diminta pasar. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada kegiatan panen adalah sebagai berikut : pemanenan dilakukan pada umur panen yang tepat untuk menghasilkan mutu yang

  a.

  baik. Pemanenan dilakukan dengan cara yang tidak menurunkan hasil b. Hasil panen dilakukan secara hati-hati c.

  d. Alat dan wadah yang digunakan untuk panen dalam keadaan baik, bersih, bebas

  kontaminasi serta bukan bekas pestisida/ pupuk/ serta mudah dibersihkan

  e. Hasil panen cabai rawit tidak boleh dicampur dengan cabai yang busuk atau terkena

  penyakit. Pada saat panen, buah cabai rawit yang rusak sebaiknya disingkirkan, kemudian cabai rawit yang baik dimasukkan ke dalam karung jala dan apabila akan disimpan dapat diletakkan di tempat kering, sejuk dengan sirkulasi udara yang baik.

  Menanam Di Pot Menanam cabe di pot akan lebih menguntungkan dibanding di tanah langsung. Sebab akarnya tidak menghujam jauh ke dalam tanah. Sehingga pada musim kemarau akar tidak mampu mengakses air di dalam tanah. Kondisi ini membuat tanaman kerdil dan lama-lama mati.

  Lain halnya bila di tanam di dalam pot. Ketersediaan air selalu terjaga karena selalu disiram. Kondisi ini membuat tanaman berbuah tak kenal musim. Hal ini disebabkan kebutuhan air dan nutrisi terpenuhi dengan baik. Cabe akan tumbuh subur bila ditanam di media tanam yang subur. Media tanam bisa dibuat sendiri dengan cara mencampur pupuk kandang dan tanah dengan perbandingan Pupuk kandang bisa diganti kompos.