119322050 Tabloid Amanat Edisi 119

Surat Kabar Mahasiswa

AMANAT

Untuk Mahasiswa dengan Penalaran dan Takwa

SENGKARUT LINIERITAS KEILMUAN DOSEN

EDISI 119/ SEPTEMBER 2012 ISSN: 0853-487X

TERAS

SURAT KABAR MAHASISWA

AMANAT

Untuk Mahasiswa dengan Penalaran dan Taqwa

Penerbit:

Unit Kegiatan Mahasiswa Surat Kabar Mahasiswa (SKM) AMANAT IAIN Walisongo Semarang

Izin Terbit:

SK Rektor IAIN Walisongo Semarang No. 026 Tahun 1984 International Standart Serial Number (ISSN): 0853-487X

PELINDUNG

Rektor IAIN Walisongo

PENANGGUNG JAWAB

Pembantu Rektor III IAIN Walisongo

PEMBINA

Kabag. Akademik dan Kemahasiswaan Dosen Bina SKK

PEMIMPIN UMUM

Khoirul Muzakki

BENDAHARA

Nazilatun Nihlah Yestik Arum

PEMIMPIN REDAKSI

Hammidun Nafi’ Syifauddin

SEKRETARIS REDAKSI

Abdul Arif

DESK BERITA

Shodiqin

SALAM REDAKSI

DESK ARTIKEL

Irma Muflikhah

Sentilan Bang Aman

DESK SASTRA BUDAYA

Mencipta Perubahan LAYOUTER

M. Faizun

Akhmad Baihaqi Arsyad Rohman Kusriyono

ILUSTRATOR

Aufal Marom

FOTOGRAFER

ORSENIK tidak dibuka PR III

Slamet Tridadi

Ada uang tetap lancar

KOORDINATOR REPORTER

Alfian Guntur A

Ramai-ramai ORSENIK

REPORTER

Ramai-ramai tawuran

Azid Fitriyah, Yulianti, Lusi Ekasari, Arif Khoirudin, Mahya Afiyati Ulya,

Bin, salabin jadi UIN!

Nur Alawiyah, M Arifin, S Maemunah,

Prok, prok, prok. Dibantu yah!

Khoirurrahma Safitri

PEMIMPIN USAHA

Parkir di IAIN Semrawut

Fathul Jamil

Kalau nggak semrawut, nggak IAIN..

PUSAT DOKUMENTASI

Afiyati Badriyah

Banyak dosen mengajar tak sesuai

Yang penting mengajar lah mas...

SIRKULASI

Khoirul Umam

Pak Jokowi jadi gubernur DKI

HUMAN RESOURCES DEPARTMENT

Masih macet nggak ya..???

Amin Fauzi, Farih Lidinillah, Musyafak, Munaseh, Suhardiman, Fani

Kampus dua dibangun lagi

sik asik, sik asik, gedung baru Setyaningrum, Nanik Kurniawati, Farid Helmi.

DPL banyak yang tidak hadir ke tempat STAF AHLI

ebagai insan kampus, kita tentu

Zamhuri, Joko Tri Haryanto, Abdullah memahami betul hiruk-pikuk di

Di halaman yang lain, banyak mobil

PPL

Ibnu Thalhah, Ajang ZA, Sohirin, Siti dalamnya. Tiap hari dosen, pegawai, Alfiah, Ingwuri Handayani, Lutfil Kirom, Tiap hari dosen, pegawai, dosen, pegawai, pendukung (lapend), penataan parkir

yang parkir sembarangan. Ya, di laporan

Lho, yang PPL khan Mahasiswa...

mahasiswa, ruang kuliah dan lainnya se- Heri Nugroho, Abdul Hakim, Khusnul lalu nampak. Tentu hafal betul. Huda, Ali Romdhoni, Muh Slamet, nya lahan parkir tentu akan menuai keti- Dosen saja masih rebutan kok mas...

kampus layak diperbincangkan. Minim-

Proyek penelitian hanya untuk dosen

Rosidi, Siswanto, Ali Mustofa, Fakhrudin Namun, masih ada yang luput dari

Karmani, Edi Purnomo, Pujianto, M ingan liyan menjadi tidak penting bagi

daknyamanan.

pengamatan. Kita terlalu egoistis. Kepent-

Tak hanya itu, mahasiswa juga ban-

Sekarang ada sertifikasi ulama’

yak yang melanggar aturan lalu-lintas.

Perlu sertifikat koruptor, biar lebih

Olies, Afida Masyitoh.

profesional..

kita. Sehingga yang muncul kemudian

Tuh , baca saja laporannya di halaman

adalah apatisme yang menjangkiti jiwa.

Humaniora.

Film innocens bikin umat Islam marah

Apatisme itu misalnya mahasiswa

Kehidupan kampus memang dina-

Tanya nabi dulu, beliau marah nggak?

hanya membisu ketika melihat profesion-

mis. Di tengah kesibukan mengikuti jad-

alitas dosen yang rendah. Banyak dosen

wal kuliah, ada yang diam-diam nyantri.

Walisongo TV sudah mengudara

yang mengampu mata kuliah tak sesuai

Bisa dibayangkan betapa sulitnya mem-

Trus..? Gue harus bilang Wuouw gitu??

bidangnya.

bagi waktu untuk pondok dan kam-

Melalui tabloid edisi 119 ini, Amanat

pus. Ya, tentu kita berharap keberadaan

Bang Aman yang kadang pakewuh

mencoba membuka tabir yang selama ini

mereka mampu meramaikan suasana

menutup mata. Bahwa persoalan profe-

kampus.

sionalisme dosen sangat penting. Sebab

Sebagai pengantar, cukup di sini

menyangkut roda kehidupan akademik di

saja. Tak baik kalau di awal sudah ban-

Redaksi menerima artikel, resensi, dan

kampus.

yak cerita. Seharusnya untuk tegur-sapa,

puisi, maksimal 5.000 karakter (ter-

Persoalan itu kami sajikan dalam lapo-

karena diam-diam Amanat menyimpan

masuk spasi), sedang cerpen maksi-

ran utama (laput). Tentu bukan bermak-

rindu kepada para pembaca.

mal 8.000 karakter (termasuk spasi).

sud menjatuhkan seseorang atau lem-

Nah, apa kabar para pembaca?

Naskah yang dimuat akan mendapat

baga yang memiliki wewenang. Semacam

Amanat yakin, pembaca baik-baik saja.

imbalan sederhana, yang tidak dimuat

pemantik untuk menciptakan perubahan.

Dan akan lebih baik jika tabloid edisi ini

akan dikembalikan jika disertai per-

Sehingga persoalan itu tak berlarut.

ditamatkan. Oke?

angko balasan. Redaksi berhak

Lebih dari itu, kami berharap per-

Redaksi

mengedit tulisan selama tidak men-

soalan ini mampu menjadi bahan refle-

gubah isi. Tulisan dapat dikirim me-

ksi bagi segenap sivitas akademika IAIN

lalui email: skmamanat@yahoo.com

Walisongo. Cover Abdul Arif

AMANAT Edisi 119

LINIERITAS KEILMUAN

LAPORAN UTAMA

SERTIFIKASI TANPA PROFESIONALITAS

Dosen sertifikasi dianggap memenuhi standar profesionalitas. Kenyataannya berlainan

Oleh Alfian Guntur Arbiyudha

elaksanakan sertifikasi

et mulanya muncul sebagai respon

dosen telah melaksanakan Tri Dharma perguruan

tinggi.

rn te

n I nomor 14 tahun 2005 tentang guru

terhadap Undang-undang (UU)

“Sudah mengajar, mengabdi, dan

c. o dan dosen yang menuntut guru dan dosen D

meneliti,” imbuh Kepala PPMA ini.

Predikat profesional wajar disematkan

memiliki profesionalitas. Dinyatakan, pada dosen sertifikasi. Sebab, ia dianggap dosen sebagai pendidik profesional dan berhasil memenuhi kriteria-kriteria yang ilmuwan dengan tugas utama mengajarkan, dijadikan standar penilaian sertifikasi. mengembangkan, dan menyebarluaskan Diantaranya, telah menguasai empat ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni kompetensi dasar. Pertama, kompetensi melalui pendidikan, penelitian, dan pedagogik,

mencakup Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Islam tengah mengisi kegiatan pembinaan sertifikasi pengabdian kepada masyarakat.

diantaranya

kemampuan merancang pembelajaran,

Kebijakan itu lantas

perguruan tinggi, termasuk

PPMA sebagai lembaga yang bertugas peningkatan antusiasme dosen sertifikasi Walisongo,

IAIN

perkuliahan,

dan menguasai

media

meningkatkan mutu akademik, dapat dalam melakukan penelitian. Sayangnya, sertifikasi dosen yang dinilai memenuhi kompetensi

dengan

mengajukan

atau teknologi pembelajaran. Kedua,

meningkatkan kualitas dosen, terutama antusiasme tersebut tak diimbangi dengan kriteria sertifikasi. Terlepas dari beban mencakup penguasaan materi perkuliahan

profesional,

diantaranya

peningkatan alokasi dana untuk penelitian. profesionalitas, sertifikasi dosen memang secara luas dan mendalam. Ketiga,

dalam mengajar.

“PPMA harus sering mengadakan Ia mencontohkan, pada tahun 2012, ada memikat. Jika dinyatakan lulus sertifikasi, kemampuan sosial, seperti kemampuan

124 dosen yang mengajukan proposal sang dosen akan memperoleh tunjangan membina suasana kelas dan kerja.

pelatihan,” jelasnya.

penelitian, sedangkan kuota penelitian profesional di samping gaji pokok. Selain Keempat, kompetensi kepribadian, yaitu

yang dibiayai terbatas 38. itu, sertifikasi juga menambah point dalam memiliki komitmen dan etika profesional

penilaian Beban Kerja Dosen (BKD).

dosen.

menurut mantan kepala PPMA Muhyar Kurang Pelatihan

IAIN sebenarnya telah melakukan tinggi pengusul membentuk Panitia sebagian mahasiswa. Afif Ma’ruf misalnya.

Prosedur pengajuannya, perguruan

Namun, profesionalitas itu ditampik

Fanani, berarti pemenuhan tanggung

jawab dosen dalam melaksanakan Tri upaya untuk meningkatkan mutu dosen Sertifikasi Dosen (PSD). PSD bekerja sama Mahasiswa Jurusan Tadris Matematika

Dharma perguruan tinggi. Di samping sertifikasi agar bisa melaksanakan tanggung dengan fakultas atau jurusan atau prodi ini mengungkapkan, tak semua dosen

aspek pengajaran dan pengabdian kepada jawabnya secara maksimal. Diantaranya, untuk melakukan penilaian konsepsional sertifikasi IAIN profesional, terutama

masyarakat, dosen sertifikasi juga dituntut dengan menyelenggarakan pelatihan atau dan personal. Hasil penilaian berbentuk dalam mengajar. Ia menyesali hal tersebut

workshop oleh PPMA. Namun, menurut berkas portofolio tersebut selanjutnya lantaran tak konsekuen dengan tunjangan

aktif melakukan penelitian.

Tuntutan idealitas tersebut berbeda Fauzi, pelatihan tersebut kurang efektif diserahkan

dengan realitas yang terjadi di IAIN. Meski karena hanya diadakan setahun sekali. Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) atau

ke Direktorat

Jenderal

profesional yang diterima sang dosen.

“Workshop setahun sekali kurang,” Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan kurang memotivasi,” ujarnya.

“Beberapa dosen tak menguasai materi,

tiap tahun ada kecenderungan naik,

penelitian dosen sertifikasi masih terbilang katanya.

Islam (Dirjen Diktis) untuk dinilai dan

Kepala PPMA Agus Nurhadi mengamini dievaluasi.

Hal itu dibenarkan Mahasiswa Jurusan

hal itu. Namun, ia tak bisa berbuat apa- Kepala

Tadris Bahasa Inggris Fakultas Tarbiyah,

apa lantaran keterbatasan dana. Anggaran Akademik

Pusat Penjaminan

Ia menambahkan,

yang ada, menurutnya, hanya cukup untuk mengungkapkan, dasar penilaian sertifikasi telah menguasai materi. Namun, tidak bisa

sebagian dosen sertifikasi sebenarnya

menyelenggarakan workshop setahun dosen berdasarkan

empat

kategori.

mengkondisikan suasana kelas sehingga

sekali.

Antara lain, penilaian persepsional dari proses pembelajaran tak maksimal. Selain “Anggaran yang ada hanya cukup untuk mahasiswa, teman sejawat, atasan, dan itu, dosen juga tak memiliki inisiatif dalam

satu kali workshop,” imbuhnya. dosen yang diusulkan. Nilai akhir deskripsi mengajar sehingga pembelajaran terkesan

Dosen sertifikasi mesti

Terkait hal itu, rektor IAIN Walisongo diri. Nilai konsistensi antara penilaian monoton.

memenuhi tanggung

Muhibbin mengakui pelatihan untuk persepsional dan personal. Dan, gabungan

dosen memang kurang. Menyadari itu, ia nilai Penilaian Angka Kredit (PAK) dan belajar mahasiswa,” katanya.

“Itu bisa menghambat perkembangan

jawab Tri Darma Pergu-

menargetkan akan mengadakan pelatihan nilai persepsional. Penilaian tersebut

ruan Tinggi

bagi seluruh dosen dalam berbagai didasarkan pada empat kompetensi. Minimnya

Pernyataan mahasiswa tersebut tepat.

pengetahuan agama, penelitian, workshop, Yaitu, kompetensi pedagogik, profesional, inisiatif dalam pengajaran dosen berarti

penguasaan materi serta

dan di-training secara berkelanjutan kepribadian, dan sosial.

upaya peningkatan kualitas “Bagi yang tak lulus diserahkan kepada

mengingkari kompetensi yang mestinya

Muhyar Fanani

sebagai

dikuasai. Terutama, kompetensi pedagogik

Ketua PBB IAIN Walisongo Semarang

dosen.

PT-Pengusul untuk dibina,” tutur dosen dan profesional yang meniscayakan “Dosen mesti terlatih karena adanya sosiologi tersebut.

pelatihan dari PPMA,” tutur profesor ilmu Di IAIN,

dosen menguasai materi dan media

kecil jika dibanding jumlah seluruh dosen Hadis tersebut.

sudah ada langkah Penjaminan

sertifikasi ditangani

lembaga

Pusat

Kepala PPMA Agus Nurhadi tak

sertifikasi yang memang diwajibkan

Sebenarnya,

melakukan penelitian. Berdasar data perbaikan dari PPMA untuk meningkatkan (PPMA). Kepala PPMA Agus Nurhadi yang memang belum maksimal dalam

Mutu

Akademik

menampik hal itu. Ada dosen sertifikasi

tiga tahun terakhir Lembaga Penelitian intensitas pelatihan dosen. Di antaranya, mengungkapkan,

PPMA mengadakan mengusulkan calon sertifikasi dosen untuk yang memiliki kasus tersebut tak maksimal

PPMA

bertugas

melaksanakan tugas. Ia menilai, dosen

(lemlit) IAIN Walisongo menunjukkan, baru-baru

ini,

pada tahun 2010, proposal penelitian yang kegiatan Active Learning For Higher selanjutnya disahkan rektor.

masuk ke Lemlit sebanyak 64 buah dari 52 Education (ALFHE) dengan tujuan untuk “Kita

saat mengikuti pelatihan.

kuota penelitian yang tersedia. Tahun 2011 mengembangkan potensi dan kreativitas mengesahkan,” jelas Agus Nurhadi Kepala Fauzi menganggap, kejadian tersebut

mengusulkan,

rektor

Dosen Fakultas Dakwah Mohammad

proses pembelajaran. PPMA.

naik menjadi 134 proposal penelitian dari dosen

dalam

hanya bersifat kasuistik karena hanya

60 kuota. Pada tahun 2012, 124 proposal Active learning berisi berisi sosialisasi

terjadi pada sebagian dosen. Namun

penelitian masuk dari 38 kuota.

tentang materi dan praktik model-

Profesionalisme

Agus Nurhadi mengakui hal tersebut. model pembelajaran aktif, serta format Jumlah dosen sertifikasi di IAIN

menurutnya, kasus seperti itu tidak akan

Menurutnya, baru sekitar 40,5% dosen pengembangan silabus. terbilang besar. Seperti dipaparkan Agus pembelajaran sesuai dengan silabus

terjadi jika dosen mau melaksanakan

“Dosen harus menguasai metode Nurhadi, dari 306 jumlah dosen di IAIN,

yang melakukan penelitian pada tahun

pembelajaran active learning.”n 283 diantaranya, atau sekitar 92,5% sudah

pembelajaran.

2012.

“Silabus mengarahkan dosen untuk

“Semua dosen sertifikasi mestinya

sertifikasi. Dosen sertifikasi itu dianggap kreatif mengajar,” kata pria kelahiran kudus

mengajukan penelitian,” jelasnya.

sudah profesional karena telah memenuhi ini.

syarat dan kriteria sertifikasi. Diantaranya,

Terkait hal itu, Fauzi berharap,

Khoirul Anwar, menurutnya, terdapat

AMANAT Edisi 119

AMANAT Edisi 119 LAPORAN UTAMA LINIERITAS KEILMUAN

D engan penuh gairah, Muham-

mad Munif Afifudin menyeger- akan langkah mengikuti kuliah Monitoring dan Evaluasi Pen-

didikan di ruang D Fakultas Tarbiyah. Na- mun, semangat Afifudin tiba-tiba luntur kala kuliah sedang berlangsung.

“Pengajaran tidak memahamkan,” kata Munif usai kuliah. Lain hari, tim Amanat melakukan pe- nyelidikan terhadap dosen IAIN Walison- go di Pusat Penjaminan Mutu Akademik (PPMA). Usut punya usut, berdasarkan data, mata kuliah yang diampu dosen tersebut memang tidak sesuai dengan kualifikasi akademik atau bidang keilmuan sang dosen. Surat Keputusan (SK) penga- jaran dosen tersebut ternyata adalah Se- jarah Peradaban Islam, tak ada hubungan- nya dengan mata kuliah Monitoring dan Evaluasi Pendidikan.

Hal sama dialami mahasiswa Fakultas Tarbiyah Adi Hermawan. Salah satu do- sennya justru mengakui secara terang- terangan perihal ketidaksesuaian antara kualifikasi akademik atau keahlian dengan bidang mata kuliah yang diampu. Menu- rut penuturan Adi, dosen tersebut men- gaku diminta mengajar makul Pendidikan Kewarganegaraan (PKN), yang notabene tidak sesuai dengan disdiplin keilmuan atau SK pengajarannya, yaitu, Pendidikan Agama Islam (PAI). Bahkan, di hadapan mahasiswanya, ia meminta pemakluman dan menyampaikan permohonan maaf terhadap mahasiswanya jika dalam men- gajar terjadi kekeliruan karena ketidak- sesuaian tersebut.

“Ini bukan bidang saya, jika keliru saya mohon maaf,” tutur Adi menirukan kata dosen tersebut.

Inlinieritas disiplin keilmuan dosen dengan mata kuliah ampuan turut diakui Dosen Fakultas Tarbiyah Ismail. Dosen yang memiliki SK pengajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) ini oleh fakultas dim- inta untuk mengajar mata kuliah Bahasa Inggris. Penunjukannya sebagai pengam- pu mata kuliah bahasa Inggris itu lanta- ran pertimbangan terkait pengalamannya

SENGKARUT LINIERITAS KEILMUAN DOSEN

yang pernah kuliah di luar negeri.

Ia mematuhi instruksi penunjukan tersebut. Namun, Ismail mengaku, sebena- rnya lebih nyaman jika mengajar mata ku- liah sesuai dengan SKnya.

“Lebih baik bahasa Inggris diajar dosen berSK bahasa Inggris,” terangnya. Kasus inlinieritas seperti itu lazim ter- jadi dalam sistem penjadwalan mata kuli-

ah di IAIN Walisongo. Baik inlinier disiplin keilmuan dalam setiap jenjang pendidikan dosen, maupun inlinier antara bidang ke- ahlian dengan mata kuliah yang diampu. Dalam kualifikasi akademiknya, banyak dosen yang inlinier disiplin keilmuannya dalam setiap jenjang pendidikan yang ditempuhnya. Beberapa kasus misalnya, ada dosen yang studi strata satunya (S1) bidang ilmu Hadist, strata duanya (S2) bidang ilmu manajemen. Fakta lain, ada dosen S1 Fakultas Ushuludin, S2 bidang ilmu pendidikan, S3 Islamic Studies, dan guru besarnya bidang ilmu Sejarah.

Di samping terjadi inlinier disiplin keil- muan dosen dalam jenjang studinya, ter- jadi inlinier antara disiplin keilmuan den- gan mata kuliah yang diampu. Mata kuliah terampu tak sesuai dengan bidang keahl- ian atau SK pengajarannya. Misalnya, sep- erti diungkapkan dosen Fakultas Dakwah Mohammad Fauzi dalam penelitiannya, terdapat dosen dengan latar belakang keil- muan Komputer mengampu mata kuliah Manajemen. Sebaliknya, ada dosen den- gan disiplin ilmu Fikih atau Ushul Fikih mengampu mata kuliah Manajemen. Ada juga, dosen dalam bidang ilmu Dakwah atau ilmu Antropologi mengampu Mata Kuliah Bahasa Inggris. (Idealitas dan Re- alitas Profesionalitas Dosen :2010)

Hasil penelitian Fauzi terhadap dosen Fakultas Dakwah yang lulus sertifikasi ta- hun 2009 misalnya, menunjukkan, dari 31 dosen Fakultas Dakwah, yang linier studi S1 sampai S3-nya ada 5 orang (16,1%), li- nier S1 dan S2-nya ada 6 orang (19,3%), linier S1 dan S3-nya ada 3 oarang (9,6%), linier S2 dan S3-nya ada 4 oarang (13%), dan dosen yang inlinier studinya ada 13 orang (42%).

Dilihat dari linieritas mata kuliah am- puan dengan disiplin keilmuan dosen, linier semua ada 1 orang (3,2%), linier/in- linier sebagian ada 28 orang (90,3%), dan inlinier semua ada 2 orang (6,5%).

Chaos Distribusi Job

Kesenjangan disiplin keilmuan dosen dengan mata kuliah ampuan terkait erat dengan proses penjadwalan mata ku- liah dan distribusi job dosen pada tingkat fakultas. Fakultas memiliki andil dalam penempatan tugas dosen saat penyusunan sistem kurikulum atau jadwal kuliah.

Pembantu Dekan (PD) I Fakultas Tar- biyah Shodiq mengaku belum maksimal dalam mengatur kesesuaian antara disip- lin keilmuan dosen dengan mata kuliah yang diampu. Meskipun begitu, ia men- gungkapkan, fakultas tak sembarangan dalam melakukan penjadwalan mata ku- liah. Beberapa pertimbangan seperti, pen- galaman dosen mengajar, kecakapan, dan latar belakang pendidikan dosen sudah dilakukan.

Misalnya, penempatan dosen mata ku- liah Bahasa Inggris diambilkan dari dosen yang berlatar belakang pernah kuliah di luar negeri. Ia dianggap cakap mengampu mata kuliah Bahasa Inggris karena lama tinggal di luar negeri.

Muhyar menampik, mengajar mata kuliah Bahasa Inggris tak hanya membu- tuhkan pengalaman, namun juga mesti memahami teori mengajar. Menurutnya, dosen lulusan luar negeri meski fasih ber- bahasa Inggris belum tentu menguasai teori.

Hal itu diamini oleh mahasiswa Jurusan Tadris Bahasa Inggris Ahmad Maksum, ia mengaku diajar dosen lulusan luar negeri namun memiliki disiplin keilmuan keis- laman. Menurutnya itu tak bisa menjadi ukuran kecakapan dosen. Apalagi untuk jurusan Tadris Bahasa Inggris, tak hanya membutuhkan kecakapan berbicara ba- hasa Inggris. Namun, juga teori dalam mengajar.

“Pinter ngomong, tapi teori tak men- guasai,” katanya

Ke depan, Shodiq akan segera melaku-

kan perbaikan untuk mengatasi problem ilinieritas tersebut. Ia mengupayakan akan mengarahkan tugas mengajar dosen ses- uai disiplin keilmuan berdasarkan SK pen- gajaran masing-masing dosen.

“Ke depan kami upayakan,” tambah Sodiq.

Kesenjangan disiplin keilmuan dosen dengan mata kuliah ampuan memang di- pengaruhi kebijakan kurikulum fakultas. Masalahnya, kebijakan itu didasarkan atas beberapa pertimbangan dilematis. Salah satunya, terjadi ketimpangan antara pemenuhan mata kuliah dengan jumlah tenaga pengajar.

Hal itu disadari dosen Fakultas Tarbiyah M. Nafis. Menurutnya, ada ketimpangan yang signifikan antara jumlah dosen den- gan mata kuliah jurusan. Misalnya, jumlah dosen pada jurusan tertentu terlalu ber- lebihan. Sebaliknya, pada jurusan tertentu lain justru mengalami kekurangan dosen. Kekurangan dosen yang mengakibatkan kekosongan tenaga pengajar pada mata kuliah tertentu lantas diisi dengan dosen lain yang tak linier didiplin keilmuannya dengan mata kuliah tersebut.

Terlebih, keberadaan sertifikasi dosen kian mengacaukan distribusi tugas ajar dosen. Sertifikasi menuntut dosen harus memenuhi batas minimal dua belas SKS yang dibebankan oleh negara. Sehingga, akan terjadi kekurangan kelas jika mata kuliah ampuan disesuaikan dengan bi- dang keilmuannya.

Di samping masalah kebijakan distri- busi job, Nafis menengarai, masalah kes- enjangan disiplin keilmuan dosen dengan mata kuliah ampuan sebenarnya berakar pada persoalan pola perekrutan dosen. Pola perekrutan dosen di IAIN menurut- nya tidak didasarkan pada prinsip kebu- tuhan.

“Jika butuh, merekrut yang profesional di bidangnya, kalau tak butuh, tak usah merekrut.”, katanya.n

Shodiqin

Grafik Inlinieritas Disiplin Keilmuan Dosen pada jenjang studinya (S1, S2, S3 dan Guru Besar)

Penelitian ini dilakukan terhadap 265 dosen sertifikasi di IAIN Walisongo Semarang 2011/2012

Inlinieritas disiplin keilmuan dosen dengan mata kuliah ampuan kian akut. Proses penjadwa- lan dan sistim perekrutan dosen disnyalir sebagai akar masalah.

PROFESIONALITAS DOSEN LAPORAN UTAMA

PROFESIONALITAS SEMU

Inlinieritas berdampak pada rendahnya profesionalitas dosen dalam mengajar. Sistem penjadwalan mata kuliah perlu diperbaiki.

demik fakultas. Perubahan kurikulum terjadi saban tahun meniscayakan perom- bakan jadwal kuliah karena ada penamba- han mata kuliah baru. Karena itu, sebagian mata kuliah baru memang belum memiliki dosen pengampu yang linier disiplin keil- muannya dengan mata kuliah tersebut. It- ulah yang menurut kepala PPMA Nurhadi menjadi dilema bagi fakultas dalam proses penjadwalan mata kuliah.

Petugas penjadwalan, menurut Nurhadi, mengalami kesulitan saat proses penjadwalan karena terjadi ketimpangan antara jumlah tenaga pengajar dengan mata kuliah. Solusinya, mata kuliah yang tak memiliki dosen yang linier disiplin keilmuannya dengan mata kuliah tersebut, dicarikan dosen yang disiplin keilmuan- nya sedikit bersinggungan atau dianggap mampu mengampu mata kuliah tersebut.

“Ini berakibat pada kurangnya profe- sionalitas dosen,” katanya. Sebenarnya, problem inlinieritas itu

n a a bisa diminimalisir jika petugas penjadwa- lan lebih teliti pada proses penjadwalan

mata kuliah. Seperti disampaikan Muhyar

/A

Fanani, problem itu dapat disiasati, misal-

n ia

nya, dengan melakukan pertukaran dosen

lf

antar fakultas sesuai dengan bidang ke-

A ahliannya.

Misalnya, untuk mata kuliah Filsafat Islam pada Fakultas Syari’ah, dapat men- Seorang dosen sedang menyampaikan materi kuliah gambil dosen dari Fakultas Ushuludin yang memiliki disiplin keilmuan filsafat. Atau, sebaliknya, untuk mata kuliah Fikih atau Ushul Fikih di Fakultas Ushuludin,

dapat mengambil dosen Fakultas Syari’ah sivitas akademika di kampus

i antara komponen terpenting

sekedar pengajar untuk mentransforma- D dosen yang inlinier disiplin keilmuan den- ngan jumlah dosen dengan mata kuliah nani, “individualisme” masing-masing

duan sarjana inlinieritas itu.”

sat Penjaminan Mutu Akademik (PPMA),

ia memahami carut marut sistem penjad- yang memiliki disiplin keilmuan di bidang bagi keberhasilan pendidikan

Ketidaksesuaian tersebut dirasakan

Asif memiliki dampak yang signifikan ter- walan mata kuliah dan distribusi tugas

Fikih.

adalah dosen. Dosen bukan

hadap pembelajaran di kelas. Ia menilai,

dosen. Kondisi itu tak lepas dari ketimpa-

Masalahnya, menurut Muhyar Fa-

fakultas menghambat penerapan wacana Hal ini diakui di dalam Undang-undang fesional dalam mengajar.

sikan ilmu, melainkan sebagai pendidik.

gan mata kuliah ampuan biasanya tak pro- ampuan. Ia mencontohkan, IAIN hanya

tersebut. Muhyar menambahkan, terdapat (UU) Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

memiliki satu dosen Bahasa Indonesia

aktif yang linier dengan disiplin keilmuan- klaim, dosen itu milik fakultas atau juru- Pendidikan Nasional.

“Dampaknya dalam mengajar tak

san. Sehingga, sang dosen dipaksa untuk Bahkan, menurut UU tersebut, dosen

maksimal,” ungkapnya.

nya. Padahal, mata kuliah itu diajarkan di

mengajar di fakultas atau jurusan masing- dianggap sebagai pendidik profesional dan

Penyesatan

setiap jurusan di IAIN. Akhirnya, petugas

penjadwalan menunjuk dosen yang bukan

Inlinieritas, menurut dosen Fakultas

masing meskipun mata kuliah yang diam-

pu tak linier dengan disiplin keilmuannya. masikan, mengembangkan, dan menye-

ilmuan dengan tugas utama mentransfor-

berlatar belakang bidang bahasa untuk

“Dosen harus bisa mengajar di juru- barluaskan ilmu pengetahuan, teknologi berisiko terhadap rendahnya kualitas keil- muan dosen. Lebih fatal, ia berpengaruh

mengajar mata kuliah bahasa.

san apapun sesuai dengan bidang keahl- dan seni melalui pendidikan, penelitian

Pun dalam kasus mata kuliah Bahasa

Arab. Ia mengatakan, IAIN hanya memi-

dan pengabdian kepada masyarakat.

hasiswa karena pengajaran yang tak profe- liki 10 dosen yang memiliki SK pengajaran

terhadap penurunan kualitas lulusan ma-

ian.”

Akar persoalan inlinieritas sebena- UU tersebut mengamanatkan, tugas

rnya berkaitan erat dengan problem per- dan fungsi dosen harus dijalankan ber-

sional.

ekrutan dosen. Hal itu disampaikan dosen dasarkan prinsip profesionalitas. Profe- (PBB) Muhyar Fanani mengamini hal

Kepala Pusat Bahasa dan Budaya

Fakultas Tarbiyah M. Nafis, maka, untuk sional meniscayakan pekerjaan berdasar- tersebut. Bahkan, ia menganggap inlini-

mengatasi persoalan inlinieritas, mesti kan keahlian, kemahiran, atau kecakapan eritas itu sebagai “penyesatan” terhadap

dibenahi mekanisme perekrutan dosen. yang memenuhi standar mutu atau nor- mahasiswa. Terkait itu, Muhyar mengaku

Menurutnya, prosedur perekrutan dosen ma, serta memerlukan pendidikan profesi. (pasal 1:4).

pernah menegur seorang petugas penjad-

Inlinieritas berakibat

mestinya berpegang pada asas “kebutu-

han.” Ia melihat ada ketimpangan kuanti- Di antara prinsip profesionalitas itu

walan mata kuliah karena ada keluhan dari

tas dosen. Misalnya, ada sebagian jurusan adalah memiliki kualifikasi akademik dan mahasiswa terhadap pengajaran seorang dosen mata kuliah Bahasa Arab. Usut pu-

pada kurangnya

atau bidang mata kuliah yang kekurangan latar belakang pendidikan sesuai dengan nya usut, dosen tersebut mengajar mata

dosen yang disiplin keilmuannya linier bidang dan tugas, serta memiliki kompe- kuliah Bahasa Arab bukan berdasarkan

profesionalitas dosen dengan jurusan atau mata kuliah terse-

tensi yang diperlukan sesuai dengan bi- bidang keahlian atau SK pengajarannya, but. Di sisi lain, ada sebagian jurusan yang dang dan tugas (pasal 7:1)

namun lantaran untuk memenuhi beban

kelebihan dosen.

“Soal inlinieritas berkaitan dengan alitas akan tercapai jika dosen memiliki Sistem Kredit Semester (SKS)nya.

Berdasar uraian tersebut, profesion-

Agus Nurhadi

mekanisme penjadwalan juga proses per- disiplin keilmuan yang linier dan melaku- dosen itu kekurangan 2 SKS,” kata petugas

Kepala PPMA

“Kalau tak dikasih jam Bahasa Arab,

ekrutan dosen,” terangnya. kan pendidikan sesuai dengan disiplin penjadwalan tersebut, kenang Muhyar.

Di sisi lain, masalah inlinieritas se- keilmuannya. Sayangnya, tuntutan profe-

Bahasa Arab. Padahal, seluruh mahasiswa

IAIN, atau sekitar delapan ribu mahasiswa,

sionalitas seperti diamanatkan UU terse-

diwajibkan mengambil mata kuliah Baha- sangkutan maupun pemangku kebijakan but berbeda dengan realitas di IAIN Wal-

Mendengar hal itu, hati Muhyar

benarnya disadari oleh baik dosen ber-

sa Arab sebanyak 6 SKS. Untuk mensiasat- yang memiliki wewenang untuk memberi- isongo.

geram. Baginya, penugasan dosen bukan

berdasarkan disiplin keilmuannya itu sama halnya penyesatan terhadap mahasiswa.

kan izin studi lanjut terhadap dosen ber- Logika profesionalitas itu tepat. Ada

inya, diambil dosen dari disiplin keilmuan

lain untuk ikut mengajar mata kuliah terse- sangkutan. Sayangnya, Fauzi memandang, korelasi antara inlinearitas disiplin keil- Padahal, mahasiswa berhak mendapatkan pendidikan yang layak dengan kualitas

but. Hal serupa terjadi pada kebijakan ter- linieritas belum menjadi bahan pertim- muan dengan mata kuliah ampuan ter-

bangan bagi pemangku kebijakan dalam hadap rendahnya profesionalitas dosen. dosen yang baik. “Anda menolong satu dosen, tapi “Pembantu Dekan (PD 1) dan Pem- memberikan izin studi lanjut atau tugas Seperti diakui mahasiswa Fakultas Syari’ah

hadap mata kuliah Bahasa Inggris.

mengampu mata kuliah.n Asif. Ia mengatakan, banyak dosennya menyesatkan ribuan mahasiswa,” tegur Muhyar terhadap petugas penjadwalan

bantu Rektor (PR 1) perlu membenahi

problem tersebut,” ungkapnya.

Shodiqin

yang inlinier studi di jenjang pendidikan- nya, dan inlinier antara disiplin keilmuan tersebut.

Penyesuaian

Kasus inlinieritas bukanlah asing

Problem inlinieritas kian merunc-

dengan mata kuliah ampuan. “Bisa dicek gelar dosen di buku pan- bagi Muhyar. Sebagai mantan kepala Pu- ing seiring dengan perkembangan aka-

AMANAT Edisi 119

LAPORAN PENDUKUNG PARKIR MOBIL

Parkir Mobil Tak Tertib

Parkir mobil di tepi jalan fakultas membuat sivitas akademika resah karena merusak pemandangan dan mengganggu lalu lintas. Reformasi sistem parkir terhambat keterbatasan lahan dan dana.

Salah satu ruas jalan menyempit karena digunakan untuk parkir mobil

M a ch

ya /A m

‘ nya, kondisi tersebut tak dibarengi dengan cukup. Persoalannya, menurut Jaya, justru

H menuju parkiran motor di seberang. Ia tak parkir mobil tersebut hanya ditandai dengan lum dilakukan.

aqi tersentak kaget, tiba-tiba se-

Penambahan tempat parkir motor, sep- Suja’i, sentralisasi parkir dinilai kurang praktis buah motor melintas di depan- tas lain. Sistem parkir mobil di setiap fakultas erti dikatakan Suja’i, memang senantiasa karena bisa menyusahkan sivitas akademika nya saat ia mau menyeberang ja- sama. Umumnya, terpusat di kantor fakultas dilakukan saban tahun. Namun, pembangu- yang posisi kantor atau ruang kuliahnya ber- lan dari taman Fakultas Tarbiyah dan di tepi jalan. Area yang dijadikan tempat nan tempat parkir mobil yang memadai be- jauhan dengan lokasi tempat parkir.

Kondisi serupa terjadi di fakultas-fakul-

“Kondisi tanah menanjak, beban bagi tahu akan ada motor yang melintas lantaran garis putih di tepi-tepi jalan.

Padahal, peningkatan jumlah pengguna yang berjalan jauh.” pandangannya terhalang mobil yang parkir

Kabag Rumah tangga Ahmadi Jaya me- di depannya. “Gara-gara mobil,” ucapnya.

Kondisi itu membuat sebagian sivitas mobil terus meningkat. Hal itu diakui Kepala

akademika merasa tak nyaman. Mahasiswa Bagian (Kabag) Rumah Tangga IAIN Jaya, ia nanggapi beda. Menurutnya, keterbatasan Atas kejadian itu, ia berharap, pihak bi-

mencontohkan, di kampus I IAIN hampir lahan bukanlah alasan untuk menata sistem rokrasi perlu menambah lahan parkir yang

semua pegawai mengendarai mobil. Sayang- parkir IAIN. Sebenarnya, IAIN memiliki lahan aman dan efisien demi terciptanya kenya-

berbukit membutuhkan anggaran ‘ “Parkir mobil di Fakultas Syariah sead- salahnya, kondisi area yang panas dan jauh

manan dan keamanan bagi seluruh peng-

pada kendala dana. Sebab, pembangunan huni kampus.

penyediaan tempat parkir yang memadai.

“Parkir tak sebanding dengan jumlah area parkir di atas lahan IAIN yang berbukit Keberadaan parkir mobil di sepanjang ja-

membutuhkan anggaran besar. Di sisi lain, lan Fakultas Tarbiyah memang cukup mere-

pengendara mobil.”

saat ini IAIN belum memiliki prioritas untuk sahkan. Mahasiswa Fakultas Tarbiyah Elina

membangun tempat parkir. misalnya, ia menilai parkir mobil di tepi jalan

Sentralisasi

“Prioritas utama saat ini pembangunan sangat menggangu aktivitas lalu lintas di jalan

Lambannya penanganan masalah parkir

dilatarbelakangi beberapa persoalan. Antara gedung,” terang Jaya. tersebut. Tak hanya itu, parkir mobil di sepan-

Keterbatasan lahan bukanlah

Pun, di Fakultas Tarbiyah sebenarnya jang jalan dianggap tak rapi dan memperbu-

alasan untuk menata sistem parkir

lain, menyangkut keterbatasan lahan. Hal

tersebut diakui dekan Fakultas Syari’ah Imam ada beberapa lahan yang cukup luas. Di ruk pemandangan.

Yahya. Meski ia mengamini sistem parkir antaranya, seperti dituturkan dosen Fakultas Sebab itu, Elina mengusulkan, parkir

IAIN. Sebenarnya, IAIN memiliki

yang demikian cukup mengganggu, namun Tarbiyah Miswari, terletak di depan gedung mobil mesti ditata dan disediakan tempat

lahan cukup. Persoalannya, adalah

dana. Sebab, pembangunan area

kondisi lingkungan IAIN menurutnya me- ma’had kampus 2.

tersendiri.

parkir di atas lahan IAIN yang “Lahannya datar dan luas.”

mang tak memadai untuk dibuat sistem par-

“Agar semua nyaman,” tuturnya.

Jaya sepakat dengan usulan Miswari. Ma- Kepala Jurusan (Kajur) Kependidikan Is-

kir sentral.

lam (KI) Mustofa menilai sama. Menurutnya,

dari kantor dan ruang kuliah membuat dosen parkir mobil di sepanjang jalan mengganggu

besar.

anya,” tuturnya.

Hal senada diungkapkan Suja’i. Menu- atau pegawai berpikir panjang untuk me- lalu lintas serta merusak keindahan. Padahal,

rutnya, di Fakultas Tarbiyah pun tak memiliki markirkan mobilnya di tempat tersebut. tambahnya, Islam mencintai keindahan dan

Wacana sentralisasi parkir sebenarnya kerapian. Mestinya, IAIN yang memiliki basis

Ahmadi Jaya

lahan yang memadai untuk dijadikan tempat

juga pernah digagas, bahkan sempat diusul- keislaman kuat memperhatikan ihwal terse-

Kabag Rumah Tangga

parkir mobil.

“Tidak ada tempat yang layak untuk digu- kan oleh dekan Fakultas Syari’ah imam Yahya. but.

Ia mengaku pernah mengusulkan semua “Jalan seharusnya untuk jalan, bukan un-

nakan parkir.” tutur Suja’i.

Itu turut dibenarkan Pembantu Rektor parkir dipusatkan di samping perpustakaan tuk parkir.”

Fakultas Syari’ah Baidhowi antara lain, di (PR) II Ruswan. Di kampus 2 misalnya, ia me- kampus 3. Namun, usulan itu menuai ham- Dekan Fakultas Tarbiyah Suja’i memberi- samping merusak pemandangan kampus, nilai, kondisi tanah di area tersebut tidak rata batan karena dianggap akan memberatkan kan tanggapan berbeda. Ia justru tidak mem- menurutnya, parkir mobil di sepanjang jalan sehingga sulit untuk dijadikan tempat parkir.

sivitas akademika.

permasalahkan kondisi parkir mobil di tepi juga mempersempit badan jalan sehingga

“Akan jadi kendala semua pihak,” jelas- jalan. Asal, jalan tersebut masih bisa dipakai dapat mengganggu lalu lintas.

“Tanah di kampus 2 tidak rata,” terang-

nya.

nya.

untuk lalu lintas.

Solusi sementara menurutnya, baru di- “Yang masalah itu kalau parkirnya di ten-

“Parkirnya tampak semrawut,” tuturnya.

Upaya penertiban kawasan parkir di IAIN

Untuk itu, ia mengimbau kepada birokra- tak lepas dari wacana sentralisasi tempat lakukan membuat garis tanda parkir mobil gah jalan,” ungkapnya.

si kampus agar menertibkan parkir mobil parkir yang sempat digagas beberapa kalan- di tepi-tepi jalan atau depan gedung. Ia ber- Dengan kondisi parkir mobil yang demi- dengan menyediakan parkir mobil khusus gan. Namun, wacana itu menuai kontroversi harap, sivitas akademika mau menaati sistem kian, Suja’i hanya mewanti-wanti, agar peng- yang luas.

karena kondisi lahan IAIN yang dinilai tak parkir yang sudah ada. n guna jalan berhati-hati saat melintas.

“Parkir mobil harus tertib dan rapi.”

mendukung. Selain itu, seperti penuturan

Machya Afiyati Ulya

AMANAT Edisi 119

PENELITIAN LAPORAN PENDUKUNG

Penelitian Hanya untuk Dosen

Proyek penelitian IAIN terbatas untuk dosen. Mahasiswa perlu dilibatkan .

sebagaimana tertuang dalam Tri Dharma D

i samping pendidikan dan pen- di Ilmiah (KSI), yang membi- dipicu faktor keterbatasan dana. gabdian kepada masyarakat,

Dosen mata kuliah Biologi, Dian Ayun- perguruan tinggi memiliki tugas

dangi penelitian mahasiswa. Di

Unnes, seperti dijelaskan, ma- ing Tyas, mengatakan, mahasiswa mes- menyelenggarakan penelitian,

hasiswa Jurusan Kimia, Suriat

tinya tak hanya mengandalkan dana dari

fakultas atau institut untuk melakukan Perguruan Tinggi. Penelitian menjadi hal

Hadi, ada mata kuliah khusus,

penelitian. Sebab, fakultas memang belum yang tak terpisahkan dari agenda akademik

Karya Tulis Ilmiah (KTI), serta

pelatihan pembuatan karya il- punya program untuk penelitian maha- sivitas akademika, termasuk mahasiswa.

miah. Karya terbaik mahasiswa

siswa.

“Mahasiswa harus proaktif mencari in- penelitian pada masing-masing perguru-

Kebijakan dalam

pengembangan

dari program kuliah dan pelati-

han tersebut selanjutnya diaju- formasi di luar.”

an tinggi berbeda-beda. Termasuk, ihwal

Di sisi lain, mahasiswa tak proaktif lan- pemberdayaan mahasiswa dalam pene-

kan ke Dikti oleh Fakultas.

“Mahasiswa jadi termoti- taran tidak ada gerakan penelitian secara litian. Sebagian perguruan tinggi bersedia

terpadu yang bisa menjadi jembatan un- membuka ruang, bahkan memfasilitasi

vasi.”

tuk mengarahkan penelitian mahasiswa. mahasiswanya yang bersungguh-sung-

Termasuk, tidak adanya alokasi dana guh mau melakukan penelitian. Sebagian

Penelitian IAIN

perguruan penelitian yang disediakan untuk maha- perguruan tinggi lain menutup celah bagi

Di

banding

tersebut, IAIN lebih terbe- siswa. Hal itu disampaikan Lianah, dosen mahasiswanya untuk ikut berpartisipasi

lakang dalam hal pemberday- Biologi.

dalam penelitian.

Pembantu Dekan III Fakultas Tarbi- Di Universitas Diponegoro (Undip)

aan

penelitian mahasiswa.

yah, Ridwan mengamini hal itu. Menurut- misalnya, memiliki apresiasi tinggi ter-

Tidak ada lembaga di tingkat fakultas maupun jurusan yang nya, memang, secara formal, belum ada

Karya penelitian mahasiswa, terbatas skripsi

hadap penelitian mahasiswa. Hal terse- mengakomodir penelitian ma- program penelitian untuk mahasiswa di but salah satunya diwujudkan dengan

lolos seleksi dan mendapatkan dana pene- hasiswa, seperti di Undip. Pun, belum ada fakultas.

pembentukan wadah atau lembaga untuk

“Kalau gagasan sudah ada.” memfasilitasi mahasiswa agar terdorong

litian dari Dikti sebesar enam juta, dit- tindakan untuk mendorong mahasiswa

Program penelitian untuk mahasiswa untuk meneliti. Hal itu diungkapkan salah

ambah bantuan dana dari fakultas sebesar melakukan penelitian. Proyek penelitian,

seperti diakui Kepala Lembaga Penelitian sebenarnya tak hanya bersumber dari satu mahasiswa Undip Nurul Mahrihah. Ia

satu juta rupiah.

Sebenarnya, proyek penelitian untuk (Lemlit), Khoirul Anwar, selama ini me- dana internal fakultas ataupun institut. mencontohkan, di jurusannya, Kelautan

sivitas akademika terus meningkat seiring mang difokuskan untuk dosen. Asumsinya, Banyak kesempatan mahasiswa untuk bisa Undip, terdapat lembaga bernama Farma- dengan naiknya anggaran pendidikan. Na- menurut Khoirul Anwar, dosen lah yang melakukan penelitian eksternal. Sayang-

si yang menangani penelitian mahasiswa mun, menurut Nurul, di samping kampus memiliki kemampuan, pengalaman, serta nya, minimnya informasi membuat maha- tingkat jurusan. Pun, di tingkat fakultas ter- tak tanggap, mahasiswa juga tak memiliki kewajiban ke arah pengembangan ilmu siswa tak bisa menangkap peluang terse-

but. Terlebih, dosen kurang proaktif dalam yang mengakomodir penelitian mahasiswa

dapat Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM)

inisiatif sendiri untuk mencari informasi pengetahuan yang telah didapat.

memberikan informasi dan mendorong level fakultas.

penelitian dari berbagai sumber. Nurul

Khoirul Anwar melihat antusiasme

mengaku, di samping mengandalkan in- dosen dalam penelitian sangat besar. Pada mahasiswanya untuk meneliti. Padahal, Prosedur pengajuan penelitian pada

formasi dari fakultas, ia juga sering melaku- semester terakhir 2012, ada 124 proposal dosen lah yang mengetahui ihwal potensi lembaga atau organisasi tersebut seder- kan browsing internet untuk mendapatkan penelitian yang masuk, padahal daftar mahasiswanya dan berkewajiban untuk

hana. Mahasiswa mengajukan proposal

informasi penelitian lebih banyak.

kuota hanya tiga puluh proposal yang akan membimbing. n

penelitian pada lembaga tersebut den-

Pun, di perguruan lain seperti Univer- diterima. Itulah mengapa, lanjut Khoirul,

gan menyertakan pembimbing dari unsur

sitas Negeri Semarang (Unnes), atau Uni- mahasiswa belum mendapatkan porsi un-

Anik Sukhaifah

dosen.

versitas Negeri Surakarta (UNS), sama. Di tuk ikut berpartisipasi dalam penelitian.

Mahasiswa kelautan semester enam ini

UNS misalnya, terbentuk Unit Kegiatan Lebih lanjut Khoirul mengatakan, masalah

mengaku, proposal penelitiannya pernah

Mahasiswa (UKM) khusus, Kelompok Stu- mahasiswa tak dilibatkan dalam penelitian

Media Baru IAIN Walisongo

IAIN memiliki stasiun televisi baru. Sebagai media penyampai pesan perdamaian

D memandu sebuah acara bak presenter nama IAIN Walisongo. Semangat para Walisongo dalam menyebarkan Islam hadap tayangan yang bersifat hiburan. Di samping itu, Walisongo TV baru

alam sebuah tayangan televisi, se- bantu Dekan (PD) III Fakultas Dakwah rahkan program Walisongo TV tidak se- erti diakui Bahrudin, sebab Walisongo orang mahasiswi Fakultas Dakwah Ahmad Anas, Walisongo TV diambil dari

batas pada acara formal, seperti talkshow TV belum berani melakukan sosialisasi IAIN Walisongo tampak mahir

atau ceramah. Ia juga memberi porsi ter- secara besar-besaran.

handal. Sebagai pemula, ia merasa tak menjadi inspirasi bagi perjalanan dakwah

melakukan proses perizinan ke KPID. canggung saat dihadapkan dengan sorot IAIN Walisongo.

“Biar tak jenuh, 50% formal, 50%

Amelia Rahmi memprediksi, proses per- kamera televisi.

hiburan.”

Terpenting, seperti dikatakan Muham- izinan baru rampung pada bulan Agustus Cuplikan tayangan tersebut merupa- kegiatan mahasiswa KPI Fakultas Dak-

Meski mulanya untuk mendukung

mad Sulton, Walisongo TV tidak menjadi atau September.

Untuk melakukan promo, menurut TV. Walisongo TV merupakan stasiun lain boleh mengisi program yang ditay-

kan bagian dari sajian acara Walisongo wah, Bahrudin tak menampik, fakultas

media provokatif yang bisa membangun

persepsi buruk serta memancing konflik Bahrudin, perlu kesiapan matang. Maka, televisi yang dikembangkan oleh IAIN angkan Walisongo TV.

masa awal, menurut Bahrudin, diman- Walisongo. Meski terbilang baru, gagasan

beragama.

“Jangan sampai membangun musuh faatkan untuk menguatkan SDM kru pendirian stasiun televisi IAIN Walisongo di tiap Fakultas,” tambah Bahrudin.

“Kami bisa membuka biro peliputan

Walisongo TV terlebih dahulu. sebenarnya sudah sejak lama muncul. Te-

bagi orang lain,” tegasnya.

“Kalau semua sudah siap, kami baru patnya, seperti diungkapkan Kepala Lab- but positif oleh mantan Kepala Humas

Kehadiran Walisongo TV turut disam-

Ahmad Anas menambahkan, Walison-

go TV merupakan media dakwah sekali- melakukan promo.” oratorium Fakultas Dakwah dan pembina IAIN Walisongo, Ahmad Fauzin, karena

Upaya pemberdayaan kru salah satun- Walisongo TV Amelia Rahmi, gagasan bisa dijadikan media promosi untuk

gus penebar semangat pendidikan Islam.

Sehingga, muatan atau program acara ya diwujudkan dengan melakukan pelati- itu dicetuskan pada masa kepemimpinan mengenalkan IAIN kepada masyarakat.

Walisongo TV mesti disesuaikan dengan han kepenyiaran dengan dampingan kru Aminudin Sanwar sebagai dekan.

visi tersebut. Ia menggarisbawahi, Islam dari TV Borobudur. Termasuk, menye- Tujuan awalnya, untuk memberikan pusat informasi dan pengetahuan bagi

Ia megimbau, Walisongo TV bisa menjadi

dalam konteks dakwah IAIN Walisongo lenggarkan pelatihan host menggunakan bekal dan wawasan kepenyiaran media masyarakat Semarang.

adalah Islam yang mengajak pada keda- bahasa Jawa melalui kerja sama dengan elektronik kepada mahasiswa Jurusan

maian, bukan Islam garis keras. Makanya, museum Ronggowarsito. Amelia Rahmi Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Fakul- perguruan tinggi lain,” harapnya.

“Agar bisa dikenal dan berkompetisi

ia mensyaratkan tayangan Walisongo TV berharap, pelatihan seperti tersebut bisa tas Dakwah. Namun, wacana tersebut

melalui proses penyaringan ketat.

dilaksanakan rutin dan berkesinambun-

saat itu urung terealisasi. Minimnya sum- Media Dakwah

“Kalau ada kru yang garis keras, se- gan.

Meski upaya pemberdayaan kru ter- prasarana disinyalir menjadi kendala uta- lia Rahmi, Walisongo TV yang telah men-

ber daya manusia (SDM) serta sarana dan

Sebagai TV komunitas, tambah Ame-

mentara out,” tegas Anas.

Visi perdamaian tersebut antara lain us dilakukan, Walisongo TV dihadap- ma dalam mewujudkan wacana tersebut.

diwujudkan dengan mengadakan ker- kan pada berbagai kendala. Antara lain, “Baru ada kamera saat itu, ” ungkap but bisa dinikmati sivitas akademika

gudara sejak tanggal 1 Maret 2012 terse-

jasama dengan majalah online Transcend kurangnya perhatian birokrasi untuk me- Amelia.

dari Norwegia. Media tersebut dikenal maksimalkan Walisongo TV. Peralatan Baru, pada era kepemimpinan Mu- Walisongo TV tayang setiap hari Senin-

IAIN yang berada sampai radius 5 KM.

berkonsentrasi pada proses perdama- misalnya, menurut Amelia Rahmi, keban- hamad Sulton sebagai dekan Fakultas Jum’at dari pukul 14.00-16.00 WIB dengan

ian dunia. Walisongo TV mendapatkan yakan sudah tak layak pakai. Dakwah, wacana itu dapat direalisasikan. menawarkan beberapa program pilihan.

“Semoga semua hambatan men- Langkah pertama dilakukan dengan men- Antara lain, Ukm Expose, Gembel Sang

izin untuk menayangkan media tersebut

dalam salah satu program televisi terse- jadikan kru lebih semangat berjuang,” gangkat mantan presenter TVRI yang juga Pencerah, Talk Show Psikologi dan Indi-

but.

harap Amelia.n

alumnus Fakultas Dakwah, Bahrudin, ego, Talk Show Agama, Inspirasi Kita, Re-

Kurang Perhatian

sebagai pembina untuk membesarkan portawa, Klips and Tips, dan Talk Show

Meski sudah mengudara sejak awal

Ahmad Muchlisin

Walisongo TV.

Kampus.

Maret, Walisongo TV belum banyak dike-

Terkait nama, seperti dijelaskan Pem-

Sebagai pembina, Bahruddin menga-

nal sivitas akademika IAIN. Hal itu, sep-

AMANAT Edisi 119

K AJIAN

Logika Terbalik Khutbah Bilingual

(Studi kasus khutbah Jum’at di Masjid al-Fitroh kampus 2)

terdapat keseimbangan antara pengirim

Penggunaan bahasa asing dalam pesan, pesan yang disampaikan dan pe- diserap lebih banyak mengapa lebih me- khutbah Jum’at dengan tujuan praktik nerima pesan. Pesan akan bermakna jika

kan untuk minoritas. Kalau isi khutbah bisa

milih isi khutbah yang hanya bisa diserap

pengembangan keterampilan berbahasa

pengirim dan penerima pesan berusaha

sedikit. Kalau bisa dipermudah mengapa

tentu dapat menggeser subtansi ibadah

menciptakan arti dari pesan tersebut.

dipersulit. Penggunaan logika yang terbalik

itu sendiri. Aktivitas ta’abbudi berge-

Mustahil pesan akan diterima dengan

hanya akan menjauhkan dari prinsip-prin- ser ke aktivitas duniawi dan aktivitas

baik apabila makna yang dimaksudkan

sip hukum Islam dan kodrat kemanusian. yang sakral bergeser ke aktivitas profan.

oleh pemberi pesan berbeda dengan

Secara teologis, khutbah Jum’at bu-

Khutbah dengan maksud gagah-ga-

makna yang difahami penerima pesan.

kanlah pidato biasa akan tetapi pidato

han, prestise dan motif-motif nafsu duni-

Akan lebih tidak bermakna jika pesan

yang diatur sedemikian rupa dan bersi- awi lainnya jelas akan mendistorsi makna

tidak dapat difahami. Dengan demiki-

ibadah. Dan kemungkinan terburuk

an komunikasi akan menjadi sia-sia.

adalah sebuah ibadah akan menjadi ru-

Khatib (komunikator) dan mukhatab

sak karena kehilangan kemurniannya

Oleh Nasirudin

(komunikan) adalah pemberi dan peneri-

gan tujuan praktik pengem- “

(muhklisiin lahu al-din). Normalnya,

ma pesan. Seorang khatib harus menyadari