Indeks Harga Saham Gabungan. doc

INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN

Indeks Harga Saham Gabungan (disingkat IHSG, dalam Bahasa Inggris disebut
juga Jakarta Composite Index, JCI, atau JSX Composite) merupakan salah satu indeks
pasar saham yang digunakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI; dahulu Bursa Efek
Jakarta (BEJ)). Diperkenalkan pertama kali pada tanggal 1 April 1983, sebagai indikator
pergerakan harga saham di BEJ, Indeks ini mencakup pergerakan harga seluruh saham
biasa dan saham preferen yang tercatat di BEI. Hari Dasar untuk perhitungan IHSG
adalah tanggal 10 Agustus 1982. Pada tanggal tersebut, Indeks ditetapkan dengan Nilai
Dasar 100 dan saham tercatat pada saat itu berjumlah 13 saham.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah indeks yang mengukur harga
saham yang dijual di bursa. Secara garis besar merupakan suatu alat ukur/indikator dari
pergerakkan harga-harga saham yang ditransaksikan di suatu bursa efek dalam kurun
waktu tertentu. Bagi investor, IHSG dapat dijadikan suatu pedoman dalam mengambil
keputusan berinvestasi namun ini tidak mutlak harus diikuti karena dalam memutuskan
untuk membeli atau menjual saham hendaknya berdasarkan informasi yang tepat dan
matang, tingkat pertumbuhan yang diharapkan dan jangka waktu yang ditetapkan.
IHSG merupakan salah satu indikator penting bagi perekonomian suatu Negara.
Naik turunnya IHSG menunjukkan naik turunnya minat investasi, khususnya yang
dilakukan melalui lantai bursa. Dibandingkan dengan bentuk-bentuk investasi lain,


investasi di lantai bursa memang lebih genuine dalam mengukur minat publik dalam
berinvestasi. IHSG bisa menunjukkan kemampuan lingkungan ekonomi dalam menarik
minat investor. Secara sederhana naiknya IHSG menggambarkan bahwa lingkungan
ekonomi tampak semakin menarik bagi investor.

I. Bursa Efek Indonesia
Bursa Efek Indonesia (disingkat BEI, atau Indonesia Stock Exchange (IDX))
merupakan

bursa

hasil

penggabungan

dari Bursa

Efek

Jakarta (BEJ)


dengan Bursa Efek Surabaya (BES). Demi efektivitas operasional dan transaksi,
Pemerintah memutuskan untuk menggabung Bursa Efek Jakarta sebagai pasar
saham dengan Bursa Efek Surabaya sebagai pasar obligasi dan derivatif. [1] Bursa
hasil penggabungan ini mulai beroperasi pada 1 Desember 2007.[2] [3]
BEI menggunakan sistem perdagangan bernama Jakarta Automated Trading
System (JATS) sejak 22 Mei 1995, menggantikan sistem manual yang digunakan
sebelumnya.[4] Sejak 2 Maret 2009 sistem JATS ini sendiri telah digantikan
dengan sistem baru bernama JATS-NextG yang disediakan OMX.
Bursa Efek Indonesia berpusat di Kawasan Niaga Sudirman, Jl. Jend. Sudirman
52-53, Senayan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan

Saat ini Bursa Efek Indonesia memiliki 11 jenis indeks harga saham, yang secara
terus menerus disebarluaskan melalui media cetak maupun elektronik. Indeksindeks tersebut adalah sebagai berikut :
1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Menggunakan semua Perusahaan Tercatat sebagai komponen perhitungan
Indeks. Agar IHSG dapat menggambarkan keadaan pasar yang wajar, Bursa
Efek Indonesia berwenang mengeluarkan dan atau tidak memasukkan satu
atau beberapa Perusahaan Tercatat dari perhitungan IHSG. Dasar
pertimbangannya antara lain, jika jumlah saham Perusahaan Tercatat

tersebut yang dimiliki oleh publik (free float) relatif kecil sementara
kapitalisasi pasarnya cukup besar, sehingga perubahan harga saham
Perusahaan Tercatat tersebut berpotensi mempengaruhi kewajaran
pergerakan IHSG.
2. Indeks Sektoral
Menggunakan semua Perusahaan Tercatat yang termasuk dalam masingmasing sektor. Sekarang ini ada 10 sektor yang ada di BEI yaitu sektor
Pertanian, Pertambangan, Industri Dasar, Aneka Industri, Barang Konsumsi,
Properti, Infrastruktur, Keuangan, Perdangangan dan Jasa, dan Manufatur.

3. Indeks LQ45
Indeks yang terdiri dari 45 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih
berdasarkan pertimbangan likuiditas dan kapitalisasi pasar, dengan kriteriakriteria yang sudah ditentukan. Review dan penggantian saham dilakukan
setiap 6 bulan.
4. Jakarta Islmic Index (JII)
Indeks yang menggunakan 30 saham yang dipilih dari saham-saham yang
masuk dalam kriteria syariah (Daftar Efek Syariah yang diterbitkan oleh
Bapepam-LK) dengan mempertimbangkan kapitalisasi pasar dan likuiditas.
5. Indeks Kompas100
Indeks yang terdiri dari 100 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih
berdasarkan pertimbangan likuiditas dan kapitalisasi pasar, dengan kriteriakriteria yang sudah ditentukan. Review dan penggantian saham dilakukan

setiap 6 bulan.
6. Indeks BISNIS-27
Kerja sama antara Bursa Efek Indonesia dengan harian Bisnis Indonesia
meluncurkan indeks harga saham yang diberi nama Indeks BISNIS-27. Indeks
yang terdiri dari 27 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih berdasarkan

kriteria fundamental, teknikal atau likuiditas transaksi dan Akuntabilitas dan
tata kelola perusahaan.
7. Indeks PEFINDO25
Kerja sama antara Bursa Efek Indonesia dengan lembaga rating PEFINDO
meluncurkan indeks harga saham yang diberi nama Indeks PEFINDO25.
Indeks ini dimaksudkan untuk memberikan tambahan informasi bagi
pemodal khususnya untuk saham-saham emiten kecil dan menengah (Small
Medium Enterprises / SME). Indeks ini terdiri dari 25 saham Perusahaan
Tercatat yang dipilih dengan mempertimbangkan kriteria-kriteria seperti:
Total Aset, tingkat pengembalian modal (Return on Equity / ROE) dan opini
akuntan publik. Selain kriteria tersebut di atas, diperhatikan juga faktor
likuiditas dan jumlah saham yang dimiliki publik.
8. Indeks SRI-KEHATI
Indeks ini dibentuk atas kerja sama antara Bursa Efek Indonesia dengan

Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI). SRI adalah kependekan
dari Sustainable Responsible Investment. Indeks ini diharapkan memberi
tambahan informasi kepada investor yang ingin berinvestasi pada emitenemiten yang memiliki kinerja sangat baik dalam mendorong usaha
berkelanjutan, serta memiliki kesadaran terhadap lingkungan dan
menjalankan tata kelola perusahaan yang baik. Indeks ini terdiri dari 25

saham Perusahaan Tercatat yang dipilih dengan mempertimbangkan kriterikriteria seperti: Total Aset, Price Earning Ratio (PER) dan Free Float.
9. Indeks Papan Utama
Menggunakan saham-saham Perusahaan Tercatat yang masuk dalam Papan
Utama.
10. Indeks Papan Pengembangan
Mengguanakn saham-saham Perusahaan Tercatat yang masuk dalam Papan
Pengembangan.
11. Indeks Individual
Indeks harga saham masing-masing Perusahaan Tercatat.

II. Metode Perhitungan IHSG
Dasar perhitungan IHSG adalah jumlah Nilai Pasar dari total saham yang tercatat
pada tanggal 10 Agustus 1982. Jumlah Nilai Pasar adalah total perkalian setiap
saham tercatat (kecuali untuk perusahaan yang berada dalam program

restrukturisasi)

dengan

harga

di

perhitungannya adalah sebagai berikut:

BEJ

pada

hari

tersebut.

Formula


dimana p adalah Harga Penutupan di Pasar Reguler,x adalah Jumlah Saham,
dan d adalah Nilai Dasar.

Perhitungan Indeks merepresentasikan pergerakan harga saham di pasar/bursa
yang terjadi melalui sistem perdagangan lelang. Nilai Dasar akan disesuaikan
secara cepat bila terjadi perubahan modal emiten atau terdapat faktor lain yang
tidak terkait dengan harga saham. Penyesuaian akan dilakukan bila ada
tambahan emiten baru, HMETD (right issue) partial/ company listing, waran
dan obligasi konversi demikian juga delisting. Dalam hal terjadi stock split,
dividen saham atau saham bonus, Nilai Dasar tidak disesuaikan karena Nilai
Pasar tidak terpengaruh. Harga saham yang digunakan dalam menghitung IHSG
adalah harga saham di pasar reguler yang didasarkan pada harga yang terjadi
berdasarkan sistem lelang.[1]
Perhitungan IHSG dilakukan setiap hari, yaitu setelah penutupan perdagangan
setiap harinya. Dalam waktu dekat, diharapkan perhitungan IHSG dapat

dilakukan beberapa kali atau bahkan dalam beberapa menit, hal ini dapat
dilakukan setelah sistem perdagangan otomasi diimplementasikan dengan baik.

III. Komponen IHSG

Inilah komponen-komponen yang tercatat dalam Bursa Efek Indonesia. Ada 9
sektor yang mencantumi komponen-komponennya, antara lain pertanian,
pertambangan, industri dasar, aneka industri, industrei barang konsumsi,
property, infrastruktur, keuangan dan perdagangan, dan lain-lain. Semua emiten
yang tercatat di BEI juga tercatat tergantung dengan tipe usahanya dan
likuidasinya sendiri.
A. Pertanian
1. Tanaman Pangan
2.
BISI International Tbk
3. Perkebunan
4.
Astra Agro Lestari
Tbk
5.

Gozco

Tbk
6.


PP London Sumatra

Tbk
7.
8.
9.

Sampoerna Agro Tbk
SMART Tbk
Tunas Baru Lampung

Tbk
10.

Bakrie

Plantations

12.

13.

Adirama Ind. Tbk
14. Perikanan
15.
Central
Proteinaprima Tbk
16.
Dharma Samudera
Fishing International Tbk
17.
Inti Agri Resources
Tbk
18. Lainnya
19.
Bumi

Teknoultra

Unggul Tbk

20.

Sumatra

Plantations Tbk
11. Peternakan

Cipendawa Tbk
Multibreeder

21.

B. Pertambangan
1. Pertambangan Batu Bara
2.
Adaro Energy Tbk
3.
ATPK Resources Tbk

4.
5.

Bumi Resources Tbk
Bayan Resources Tbk

6.

Indo

Tambangraya

Megah Tbk
7.
Resource

Alam

Indonesia Tbk
8.
Perdana

Karya

Perkasa Tbk
9.
Tambang

Batubara

Bukit Asam Tbk
10.
Petrosea Tbk
11. Pertambangan Minyak dan
Gas
12.

Apexindo

Pratama

Duta Tbk
13.
Elnusa Tbk
14.
Energi Mega Persada
Tbk
15.

Medco

Energi

International Tbk

16.

Radiant

Utama

Interinsco Tbk
17. Pertambangan Logam dan
Mineral lainnya
18.
Aneka

Tambang

(Persero) Tbk
19.
Cita

Mineral

Investindo Tbk
20.
International

Nickel

Ind. Tbk
21.
Timah Tbk
22. Pertambangan Batu-batuan
23.
Central Korporindo
Int'l Tbk
24.
Citatah

Industri

Marmer Tbk
25.
Mitra Investindo Tbk
26.
27.

C. Industri Dasar & Kimia
1. Semen
2.
Indocement Tunggal
Prakasa Tbk
3.
Holcim Indonesia Tbk
4.
Semen
Gresik
(Persero) Tbk
5. Keramik, Perselen, dan Kaca
6.
Asahimas Flat Glass
Tbk
7.

Arwana

Tbk
8.

Intikeramik Alamasri

Inds. Tbk
9.
Keramika
Assosiasi Tbk

Citramulia

Indonesia

10.

Mulia

Industrindo

Tbk
11.

Surya Toto Indonesia

Tbk
12. Logam dan Sejenisnya
13.
Alumindo
Light
Metal Inds. Tbk
14.
Betonjaya
Manunggal Tbk
15.
Citra Tubindo Tbk
16.
Indal
Aluminium
Industry Tbk
17.
Itamaraya
Industri Tbk

Gold

18.

Jakarta Kyoei Steel

40.

Titan

Kimia

Works Tbk
19.
Jaya Pari Steel Tbk
20.
Lion Metal Works

Nusantara Tbk
41.
Kageo Igar Jaya Tbk
42.
Leyand International

Tbk
21.
22.

Tbk
43.

Sekawan Intipratama

Tbk
44.
45.
46.
47.
48.

Siwani Makmur Tbk
Tunas Alfin Tbk. (A)
Tunas Alfin Tbk. (B)
Trias Sentosa Tbk
Yanaprima

Lion Mesh P. Tbk
Pelangi
Indah

Canindo Tbk
23.
Tembaga

Mulia

Semanan Tbk
24. Kimia
25.
Budi Acid Jaya Tbk
26.
Duta
Pertiwi
Nusantara Tbk
27.
Ekadharma

Indonesia Tbk
51.
Japfa Tbk
52.
Malindo

International Tbk
28.
Eterindo
Wahanatama Tbk
29.
Intanwijaya
Internasional Tbk
30.
Sorini Agro

Asia

Corporindo Tbk
31.
Indo Acidatama Tbk
32.
Tri Polyta Indonesia
Tbk
33.

Hastapersada Tbk
49. Pakan Ternak
50.
Charoen Pokphand

Unggul

Indah

Cahaya Tbk
34. Plastik dan Kemasan
35.
Aneka
Kemasindo

Feedmill

Tbk
53.
Sierad Produce Tbk
54. Kayu dan Pengolahannya
55.
Barito Pacific Tbk
56.
Daya Sakti Unggul
Tbk
57.

Sumalindo

Jaya Tbk
58.
Tirta

Lestari
Mahakam

Resources Tbk
59. Pulp dan Kertas
60.
Fajar Surya Wisesa

Utama Tbk
36.
Argha Karya Prima

Tbk
61.

Inds. Tbk
37.
Asiaplast

Paper Tbk
62.
Toba Pulp Lestari Tbk
63.
Kertas
Basuki

Tbk
38.
39.

Industries

Berlina Tbk
Dynaplast Tbk

Indah Kiat Pulp &

Rachmat Ind. Tbk

64.

Surabaya

Agung

Industry P. Tbk
65.
Suparma Tbk
66.
Pabrik Kertas Tjiwi
Kimia Tbk

67.
68.
69.
70.

D. Aneka Industri
1. Otomotif dan Komponennya
2.
Astra International
Tbk
3.
4.
5.

Astra Otoparts Tbk
Indo Kordsa Tbk
Goodyear Indonesia

Tbk
6.
7.

Gajah Tunggal Tbk
Indomobil
Sukses

Int'l Tbk
8.
Indospring Tbk
9.
Multi
Prima
Sejahtera Tbk
10.
Multistrada

Arah

Sarana Tbk
11.
Nipress Tbk
12.
Prima Alloy Steel Tbk
13.
Selamat Sempurna
Tbk
14.

Allbond

Usaha Tbk
15.
Sugi

Makmur
Samapersada

Tbk
16. Tekstil dan Garmen
17.
Polychem Indonesia
Tbk
18.
19.

Argo Pantes Tbk
Saham
Seri

(Centex) Tbk

B

20.

Centex

Tbk
21.

Delta

(Preferen)
Dunia

Petroindo Tbk
22.
Eratex Djaja Tbk
23.
Ever Shine Textile
Inds. Tbk
24.
Panasia

Indosyntec

Tbk
25.

Indorama

Tbk
26.

Karwell

Tbk
27.

Hanson International

Tbk
28.

Saham Seri B Hanson

Syntetics
Indonesia

Int'l Tbk
29.
Apac Citra Centertex
Tbk
30.

Panasia Filament Inti

Tbk
31.
32.

Pan Brothers Tex Tbk
Polysindo
Eka

Perkasa Tbk
33.
Roda Vivatex Tbk
34.
Ricky
Putra
Globalindo Tbk

35.

Sunson

Textile

Manufacture Tbk
36.
Teijin Indonesia Fiber
Tbk
37.

Nusantara

Inti

Corpora Tbk
38.
Unitex Tbk
39. Alas Kaki
40.
Primarindo Asia
41.
Infrastructure Tbk
42.
Sepatu Bata Tbk
43.
Surya
Intrindo
Makmur Tbk
44. Kabel
45.
KMI Wire and Cable
Tbk
46.

Jembo

Cable

47.
48.
49.

Kabelindo Murni Tbk
Supreme Cable
ManufacturingComp

any Tbk
50.
Sumi Indo Kabel Tbk
51.
Voksel Electric Tbk
52. Elektronika
53.
Sat Nusapersada Tbk
54. Lainnya
55.
Ratu Prabu Energi
Tbk
56.

Asia

Natural

Resources Tbk
57.
First Media Tbk
58.
Myoh
Technology
Tbk
59.

Company Tbk
60.
E. Industri Barang Konsumsi
1. Makanan dan Minuman
61.
Ades
Waters
Indonesia Tbk
62.
Aqua

Golden

Mississippi Tbk
63.
Cahaya Kalbar Tbk
64.
Davomas Abadi Tbk
65.
Delta Djakarta Tbk
66.
Indofood
Sukses
Makmur Tbk
67.
Mayora Indah Tbk
68.
Multi
Bintang
Indonesia Tbk
69.
Prasidha
Niaga Tbk

Aneka

70.
71.
72.
73.

Sekar Bumi Tbk
Sekar Laut Tbk
Siantar Top Tbk
Tiga
Pilar

Sejahtera Tbk
74.
Ultra Jaya Milk Tbk
2. Rokok
75.
BAT Indonesia Tbk
76.
Bentoel International
Tbk
77.
Gudang Garam Tbk
78.
H M Sampoerna Tbk
3. Farmasi
4. Kosmetik
dan
Barang
Keperluan Rumah Tangga
5. Peralatan Rumah Tangga

79.
80.

IV. Faktor Naik Turunnya IHSG
81.

Naik turunnya IHSG sangat dipengaruhi oleh harga saham. Kenaikan

atau penurunan tajam harga satu saham memang berpengaruh terhadap
pergerakan IHSG. Namun seberapa besar kenaikan itu mempengaruhi IHSG
tergantung pada bobot saham tersebut.Kenaikan atau penurunan IHSG sangat
bergantung pada pergerakan saham-saham berkapitalisasi besar. Berangkat dari
sinilah kemudian muncul beberapa saham yang disebut-sebut sebagai motor
penggerak IHSG. Sebut saja saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM).
Saham ini memiliki saham tercatat mencapai 20,159 miliar saham. Dengan
harga saat ini sebesar Rp 8.700, maka kapitalisasi pasar TLKM mencapai Rp
175,383 triliun. Nilai itu mencapai 10% dari total nilai kapitalisasi pasar seluruh
saham di BEI yang masuk dalam penghitungan IHSG. Kapitalisasi pasar BEI saat
ini sekitar Rp 1.700 triliun. Dengan kapitalisasi pasar sebesar itu, kenaikan atau
penurunan harga sebesar Rp 50 poin saja akan memberikan pengaruh pada
level IHSG.Saham TLKM memang tercatat sebagai saham dengan kapitalisasi
terbesar di BEI. Lain halnya dengan saham PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR).
Saham BNBR yang tercatat di BEI mencapai 93,721 miliar saham, jauh lebih
besar dari TLKM. Akan tetapi, harga saham BNBR saat ini sebesar Rp 127 yang
berarti nilai kapitalisasi pasar BNBR sebesar Rp 11,902 triliun. Angka tersebut

tidak sampai 1% dari kapitalisasi pasar BEI. Jadi, meskipun BNBR mengalami
kenaikan harga atau penurunan harga sebesar 35% pun tidak akan memberi
pengaruh besar terhadap perubahan level IHSG. Lain halnya jkalau suatu saat
harga saham BNBR mencapai Rp 5.000, dapat dipastikan kenaikan atau
penurunan tipis harga saham BNBR akan memberi pengaruh besar pada level
IHSG.
82.

Oleh sebab itu, jika level IHSG naik tajam, dapat dipastikan hal itu

didorong oleh kenaikan harga-harga saham berkapitalisasi besar atau yang lebih
dikenal sebagai Big Cap. Jadi wajar saja, kalau saham TLKM naik tajam, level
IHSG pun akan terkerek naik secara tajam pula. Kelemahan penghitungan ini
adalah karena rumus ini memasukkan saham-saham yang kurang aktif
diperdagangkan serta memasukkan faktor bobot atau jumlah saham secara
keseluruhan dalam penghitungannya. Contohnya, saham TLKM hanya
ditransaksikan sebanyak 1 lot dan mengalami kenaikan sebesar Rp 300 hari ini.
Kapitalisasi pasar yang terbentuk mewakili seluruh 20,159 miliar saham TLKM.
Jadi level IHSG sudah pasti akan terangkat. Dan metode ini ikut memasukkan
saham-saham yang kurang aktif diperdagangkan, malah terkadang tergolong
saham tidur. Ini akan memangkas representasi pasar IHSG secara riil, karena
saham-saham

yang

penghitungannya.
83.
84.

tidak

ditransaksikan

ikut

dimasukkan

dalam

V. Efek Redenominasi pada IHSG
85.

Redenominasi adalah penyederhanaan atau pengurangan nominal mata

uang Rupiah tanpa memotong nilai tukar mata uang itu sendiri. Biasanya
dilakukan pengurangan beberapa angka nol. Misalnya kalau dihilangkan 3 angka
nol. Uang Rp 1.000 menjadi Rp 1, Rp 10.000 menjadi Rp 10, Rp 50.000 menjadi
Rp 50. Misalnya Anda memiliki uang 5 juta rupiah. Saat ini uang tersebut bisa
digunakan untuk membeli smartphone Blackberry keluaran terbaru. Bila tejadi
redenominasi, uang Anda menjadi 5000 rupiah. Tapi uang 5000 rupiah tersebut
bisa tetap dibelikan Blackberry keluaran terbaru, karena harga ponsel tersebut
juga menjadi Rp 5000. Secara umum dapat dikatakan bahwa kekayaan Anda
tetap.
86.
Karena hanya berupa perubahan pencatatan, maka tidak akan ada efek
pada transaksi saham di IHSG. Misalnya saham ANTM menjadi 2 rupiah dari
sebelumnya 2000 rupiah. Yang agak merepotkan adalah saham murahan seperti
BNBR, harga gocap. Solusinya kemungkinan adalah reverse stock, dan
penggunaan nominal beberapa angka di belakang angka (sen rupiah). Ini dari
segi teknis. Kalau dari segi yang lain, misalnya masyarakat tidak siap, bisa jadi
terjadi rush, atau gejolak ekonomi, tergantung dari sosialisasi BI.
87.
88.

VI. IHSG di Tahun 2010
89.

Pada hari terakhir perdagangan saham Kamis (30 Desember 2010) IHSG

ditutup naik 4.20 poin (0,12%) ke level 3.703,51. Pada akhir tahun 2010
perdagangan IHSG cenderung lambat dan harapan investor akan window
dressing yang signifikan tidak terpenuhi. Namun bagaimana pun, IHSG di tahun

2010 merupakan bursa terbaik di Asia Pasifik, dengan kenaikan 46,13% dari
awal tahun.
90.
Sepanjang 2010, IHSG pernah menyentuh level terendah di 2.475,57
pada tanggal 8 Februari lalu. Sedangkan level tertinggi terjadi pada tanggal 9
Desember di level 3,786.10. Sedangkan IHSG pertama kali melewati level 3.000
terjadi pada Jul 21 di level 3.013,40 meskipun setelah itu sempat kembali ke
level 3.000.
91.
Di tahun 2010 ada 23 emiten baru yang tercatat di BEI. Rata-rata
transaksi harian mencapai Rp4,8 triliun pada 2010. Nilai kapitalisasi pasar pun
naik 60,63% dari akhir Desember 2009 Rp2.019 triliun menjadi Rp3.243 triliun
pada akhir Desember 2010. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pun naik
46,13% menjadi 3.703.512 pada penutupan perdagangan saham Kamis (30/12).
92.
93.

VII. Prospek IHSG di tahun 2011
94.

Banyak analis yang optimis kalau IHSG akan bergerak lebih tinggi lagi di

tahun 2011. Mereka memperkirakan IHSG bisa mencapai level 4500-5500.
Berikut adalah beberapa hal yang bisa mendorong IHSG lebih tinggi lagi:
1. Tahun 2010 ekonomi tumbuh 5,9%, sejalan dengan target pertumbuhan
2010 sebesar 5,8%. Pemerintah sendiri optimis di tahun 2011 diperkirakan
pertumbuhan mencapai 6,3%. Pertumbuhan yang tinggi didorong oleh
ekspor terutama migas dan komoditas, konsumsi dalam negeri yang tinggi,
dan belanja pemerintah terutama di proyek infrastruktur.

2. Indonesia tinggal selangkah lagi menuju level investment grade. Di bulan
Oktober, lembaga pemeringkat internasional, Standard & Poor's (S&P)
menaikkan sovereign outlook Indonesia dari 'stabil' ke 'positif'. Indonesia
pun kini tinggal selangkah lagi menuju 'Investment Grade'. Kenaikan outlook
Indonesia itu terjadi setelah lembaga pemeringkat lainnya, Moody's jga
menaikkan sovereign rating Indonesia dari 'Ba3' menjadi 'Ba2'. Diharapkan
di tahun 2011, peringkat Indonesia akan lebih baik lagi, sehingga dana asing
lebih banyak yang meluncur ke Indonesia.
95.

Walaupun sepertinya nasib perekonomian Indonesia akan lebih baik lagi

tahun depan, kita harus tetap waspada karena ada banyak tantangan yang akan
dihadapi Indonesia:
1. Inflasi. Diperkirakan inflasi tahun 2011 akan lebih tinggi dari 2010. Hal ini
dipicu kenaikan harga komoditas seperti harga pangan. Bila rencana
pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi jadi dilaksanakan hal tersebut
juga bisa mendorong inflasi lebih tinggi lagi. Inflasi tinggi akan membebani
keuangan perusahaan.
2. Jangan lupakan krisis finansial dunia yang masih belum tuntas. Krisis utang
Eropa mungkin masih bisa membesar, dan merebak ke negara seperti
Portugal. Ekonomi Amerika juga masih loyo. Defisit anggaran semakin besar
dan pengangguran masih tinggi. Hal ini bisa menjadi bom waktu bagi
perekonomian dunia.

3. Tahun ini ekonomi dunia diprediksi cuma tumbuh 3%, sedangkan 2010
pertumbuhan 3,7%, penyebabnya Cina mengerem pertumbuhan. Hal ini
mungkin menekan permintaan komoditas, termasuk dari Indonesia.
4. Penggerak IHSG selama ini adalah hot money. Dana asing belum banyak
masuk ke sektor riil di bandingkan dengan sektor finansial, karena banyak
hal seperti infrastruktur yang masih jelek, birokrasi dll. Hot money ini
berpeluang keluar dari Indonesia kalau ekonomi global menjadi pulih
5. Secara valuasi, IHSG sudah kemahalan. Di tahun 2010 IHSG sudah naik
46,13% menjadi 3.703.512 pada penutupan perdagangan tahun 2010. Hal
ini menjadikan investasi saham di Indonesia lebih berisiko dibanding negara
Asia lain. PER IHSG sampai tanggal 6 Desember 2010 adalah 18,18.
Perbandingan dengan bursa regional dan global lain dapat dilihat di tabel di
bawah ini.

96. Bursa

100.

IHS

97.

98.

99.

I

%

P

101.

102.

103.

3

4

1

105.

106.

107.

3

1

1

G
104.
ait

Str
Times

(Singapore

)
108.
kei

Nik

109.

110.

111.

225

1

-

1

113.

114.

115.

2

7

1

117.

118.

119.

1

8

1

Sha

121.

122.

123.

Hai

2

-

1

125.

126.

127.

5

6

1

129.

130.

131.

1

1

1

133.

134.

135.

6

1

1

(Japan)
112.
Ha
ng

Seng

(HK)
116.

Do

w

Jones

(AS)
120.
ng

(Cina)
124.
FTS
E

100

(Eropa)
128.
BS
E

Sensex

(India)
132.
Bra
zil Bovespa
(Brazil)
136.

137.
138.

PENDAHULUAN

139.

Apa saja yang terjadi di dunia ini pasti akan mengalami

naik-turun dalam tiap-tiap momen. Kita bisa mengetahui naik turunnya
kegiatan itu melalui indeks. Indeks pada dasarnya merupakan suatu
angka yang dipergunakan untuk membandingkan suatu kegiatan yang
sama tetapi dengan waktu ang berbeda. Dalam materi ini yang kita
bahas adalah IHSG.
140.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merupakan salah

satu indeks pasar saham yang digunakan oleh Bursa Efek Indonesia.
IHSG adalah indeks yang mengukur harga saham yang dijual di bursa.
Secara garis besar merupakan suatu alat ukur/ indikator dari
pergerakkan harga-harga saham yang ditransaksikan di suatu bursa efek
dalam kurun waktu tertentu. Bagi investor, IHSG dapat dijadikan suatu
pedoman dalam mengambil keputusan berinvestasi namun ini tidak
mutlak harus diikuti karena dalam memutuskan untuk membeli atau
menjual saham hendaknya berdasarkan informasi yang tepat dan
matang, tingkat pertumbuhan yang diharapkan dan jangka waktu yang
ditetapkan.
141.

IHSG merupakan salah satu indikator penting bagi

perekonomian Indonesia. Naik turunnya IHSG menunjukkan naik
turunnya minat investasi, khususnya yang dilakukan melalui lantai bursa.
Dalam paper ini kita akan membahas lebih medalam tentang IHSG.

Dokumen yang terkait

Hubungan pH dan Viskositas Saliva terhadap Indeks DMF-T pada Siswa-siswi Sekolah Dasar Baletbaru I dan Baletbaru II Sukowono Jember (Relationship between Salivary pH and Viscosity to DMF-T Index of Pupils in Baletbaru I and Baletbaru II Elementary School)

0 46 5

Pengaruh Ekspor-Impor dan Indeks Harga Konsumen (IHK) terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia

13 77 137

Pengaruh Proce To Book Value,Likuiditas Saham dan Inflasi Terhadap Return Saham syariah Pada Jakarta Islamic Index Periode 2010-2014

7 68 100

Perbandingan Indeks Glikemik Dan Beban Glikemik Antara Bubur Ayam Instan Dan Tradisional

2 37 68

Analisis Pengaruh Lnflasi, Nilai Tukar Rupiah, Suku Bunga Sbi, Dan Harga Emas Terhadap Ting Kat Pengembalian (Return) Saham Sektor Industri Barang Konsumsi Pada Bei

14 85 113

Tinjauan Atas Harga Pokok Produksi Kaos Pada Perusahaan Rumahan CV. Kreator Bandung

0 13 50

Pengaruh Rasio Harga Laba Dan Pengembalian Ekuitas Terhadap Harga Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

0 13 1

Penerapan Data Mining Untuk Memprediksi Fluktuasi Harga Saham Menggunakan Metode Classification Dengan Teknik Decision Tree

20 110 145

Pengaruh Dividen Per Share dan Return on Investment terhadap Harga Saham (Studi Kasus pada Perusahaan Otomotif yang terdaftar di BEI tahun 2006-2013)

0 10 1

Pengaruh Economic Value Added dan Market Value Added Terhadap Return Saham pada Perusahaan Sektor Logam yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2009-2013

0 9 1