Pengaruh Ekspor-Impor dan Indeks Harga Konsumen (IHK) terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia

PENGARUH EKSPOR-IMPOR DAN INDEKS HARGA
KONSUMEN (IHK) TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI
DI INDONESIA

Knowledge,Piety,Integrity

Oleh:
IBNU SYEH FAJAR
NIM: 106084003602

JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H/2013 M

PENGARUH EKSPOR-IMPOR DAN INDEKS HARGA
KONSUMEN (IHK) TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI
DI INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat – syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Knowledge,Piety,Integrity

Oleh:
IBNU SYEH FAJAR
NIM: 106084003602

JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H/2013 M

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI
Nama

: Ibnu Syeh Fajar


Tempat/Tgl Lahir

: Bekasi, 12 Januari 1989

Jenis Kelamin

: Laki - Laki

Agama

: Islam

Alamat

: Jl. Lumbu Tengah 7D No 244 Blok 8 RT/RW 09/028
Rawa Lumbu Bekasi Timur 17116

No Telp / Hp


: 021 – 82416784 / 085693633165

Email

: ibnusyehfajar@gmail.com

II. PENDIDIKAN
1994 – 2000

: SDN Bumi Bekasi Baru IV Bekasi

2000 – 2003

: SLTP Negeri 16 Bekasi

2003 – 2006

: SMU Bani Saleh Bekasi

2006 – 2013


: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis,
Jurusan Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan

III. PENGALAMAN ORGANISASI
2003 – 2004

: Koordinator Bidang Litbang OSIS SMU Bani Saleh
Bekasi

2004 – 2005

: Anggota PASKIBRAKA ( PPI ) Kota Bekasi
i

2006 – 2007

: Anggota BEMJ IESP UIN Syarif Hidayatullah
( Bidang Penelitian dan Pengembangan )


IV. PENGALAMAN KERJA
2011 – 2013

: Pegawai Magang di Dinas Perhubungan Kabupaten
Bekasi, Staf Seksi Pengawasan dan Pengendalian LALIN

V. LATAR BELAKANG KELUARGA
Ayah

: Asdaya

Ibu

: Iin Juariah

Alamat

: Jl. Lumbu Tengah 7D No 244 Blok 8 RT/RW 09/028
Rawa Lumbu Bekasi Timur 17116


ii

ABSTRACT

This study aims to examine and analyze: Effect of Export, Import and
Consumer Price Index on economic growth in Indonesia in 2000 until this year
2012. The research deskriptif using a quantitative approach to the nature of the
explanatory method of verification. The data used are secondary data from
Export, Import, Consumer Price Index and the Indonesian economic growth
(GDP) in 2000 until 2012.
The results showed that the more effective Imports of sector exports boost GDP
and Consumer Price Index compared also with the contribution of the variables to
GDP in other sectors. Regression analysis showed that the constant value of GDP
is 0.526. And the value of 0.015 and Import Export Coefficients are -0.026 and 0.2303 CPI.
It means that 1 unit plus the value of exports will raise the value of GDP of
0,015 units and 1 unit if the added value of imports will decrease the value of
GDP of -0.026 units so that one unit of value added in the CPI would slow GDP
by -0.2303 units. Of this variable was more effective export sector pushed GDP of
imports compared also with the contribution of the variables to GDP in other

sectors.
F significance test results indicate that the variable exports, imports and CPI
are jointly significant effect on economic growth (GDP) in the alpha (α) of 5%, as
indicated by a significant F-statistic value of 0.74 is larger than α = 0.05. In other
words, the independent variables jointly affect the dependent variable.
However, partial testing showed that variable EXPORT significant effect
on GDP. This is indicated by the value of its significant positive t smaller than α =
5% is equal to 0.043 and that variable IMPORT significant negative effect on
GDP. This is indicated by the value of its significant t smaller than α = 5% is
equal to 0.013 so that the variable CPI significant negative effect on GDP. This is
indicated by the value of its significant t smaller than α = 5% is equal to 0.049.
Keywords: Export, Import, consumer price index (CPI), Gross Domestic Product
(GDP) and economic growth.

iii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis: Pengaruh
Ekspor, Impor dan Indek Harga Konsumen terhadap pertumbuhan ekonomi di

Indonesia tahun 2000 sampai tahun 2012. Penelitian ini mengunakan pendekatan
deskriptif kuantitatif dengan Metode eksplanatoris yang sifat verifikatif. Data
yang digunakan adalah data sekunder berupa Ekspor, Impor, Indek Harga
Konsumen dan pertumbuhan ekonomi Indonesia (PDB) tahun 2000 sampai tahun
2012.
Hasil penelitian menunjukan bahwa Impor lebih efektif mendorong PDB
dari sektor Ekspor dan Indek Harga Konsumen dibandingkan juga dengan
kontribusi variabel-variabel tersebut terhadap PDB di sektor lainnya. Hasil
analisis regresi menunjukkan bahwa Nilai konstanta dari PDB adalah 0,526. Dan
nilai Coefficients Ekspor 0,015 dan Impor adalah -0,026 dan IHK -0,2303.
Artinya kalau di tambah 1 unit nilai ekspor akan menaikan nilai PDB
sebesar 0,015 satuan dan kalau di tambah 1 unit nilai impor akan menurunkan
nilai PDB sebesar -0,026 satuan seterusnya kalau di tambah nilai 1 unit nilai IHK
akan menurunkan nilai PDB sebesar -0,2303 satuan. Dari hal tersebut berarti
variabel Ekspor lebih efektif mendorong PDB dari sektor Impor dan Indeks Harga
Konsumen dibandingkan juga dengan kontribusi variabel-variabel tersebut
terhadap PDB di sektor lainnya.
Hasil uji signifikansi f menunjukkan bahwa variabel ekspor, impor dan
IHK secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi (PDB) pada alpa (α) 5% sebagaimana ditunjukkan oleh nilai Signifikan

F-statistik sebesar 0,74 lebih besar dari α = 0.05. Dengan kata lain, variabel
independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen.
Namun pengujian secara parsial menunjukkan bahwa variable EKSPOR
berpengaruh siginifikan terhadap PDB. Hal ini ditunjukkan dengan nilai
signifikan positif t nya yang lebih kecil dari α = 5% yaitu sebesar 0,043 dan
bahwa variable IMPOR berpengaruh siginifikan negatif terhadap PDB. Hal ini
ditunjukkan dengan nilai signifikan t nya yang lebih kecil dari α = 5% yaitu
sebesar 0,013 seterusnya bahwa variable IHK berpengaruh siginifikan negatif
terhadap PDB. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikan t nya yang lebih kecil
dari α = 5% yaitu sebesar 0,049.
Kata Kunci: Ekspor, Impor, Indek harga konsumen (IHK), Produk Domestik
bruto (PDB) dan pertumbuhan ekonomi.

iv

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.wb
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah penulis panjatkan hanya
kepada Allah SWT yang telah memberikan kesehatan, kesabaran, kekuatan serta

rahmat taufik dan hidayahnya-Nya . Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini dengan judul : “ Pengaruh Ekspor-Impor dan Indeks Harga Konsumen
(IHK) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia “.
Shalawat serta salam yang selalu senantiasa tercurahkan kepada junjungan
Nabi Muhammad SAW, penyampai amanah, dan pemberi nasihat kepada umat
manusia, serta para sahabat, keluarga dan para pengikutnya yang istiqomah dan di
ridhoi Allah SWT.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
dalam meraih gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi
Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Selama proses penyelesaian skripsi ini penulis mengalami
banyak hambatan dan kesulitan dalam penulisan skripsi ini, namun berkat rahmat
dan izin Allah SWT skripsi ini dapat diselesaikan.
Penulis

menyadari

bahwa

masih


terdapat

kekurangan

dan

ketidaksempurnaan di dalamnya. Untuk itu penulis sangat mengharapkan berbagai
kritik dan saran di kemudian hari. Oleh sebab itu perkenankan penulis dalam
kesempatan ini mempersembahkan ucapan terima kasih dan penghargaan
setinggi-tingginya dengan segala kerendahan hati, atas bimbingan dan bantuannya
kepada:
1. Kedua orang tua penulis Bapak Asdaya dan Ibu Iin Juariah terima kasih
atas kesabarannya selalu memberikan nasehat, kebijaksanaan, kedisiplinan
dukungan dan doanya yang tiada henti diberikan padaku sampai detik ini.
Juga kepada adikku Ferdi Ahmad Syah dan Feby Hidayanisa, yang selalu
memberikan semangat, dukungan dan doanya. Semoga suatu saat kelak
aku dapat membalas kebaikan yang diberikan dan dapat menjadi
kebanggaan bagi Bapak dan Ibu, Amin.
v

2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah
berusaha keras untuk memajukan FEB.
3. Bapak Dr.Lukman, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi
Pembangunan.
4. Ibu Utami Baroroh, M.si selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Ekonomi dan
Studi Pembangunan.
5. Bapak Dr. Lukman, M.Si. selaku dosen pembimbing I yang telah dengan
sabar memberikan ilmu, bimbingan, pengarahan, motivasi, tuntunan dan
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan yang luar biasa kepada
penulis.sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
6. Bapak M.Hartana I Putra, SE, M.Si, selaku dosen pembimbing II yang
banyak meluangkan waktunya untuk berdiskusi dengan penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini dan memberikan ilmu ilmu baru, semoga Allah
SWT mencatat segala amal kebaikannya sebagai ibadah.
7. Seluruh dosen yang telah ikhlas mengajarkan ilmunya dan berbagi
pengalaman di FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, terima kasih atas
transfer ilmu dan pengetahuannya.
8. Seluruh staff dan karyawan FEB UIN Syarif Hidayatullah yang telah
membantu Penulis selama masa perkuliahan dan memberikan pelayanan
yang terbaik ke setiap mahasiswanya, khususnya di jurusan IESP.
9. Rekan – rekan seperjuangan mahasiswa IESP Angkatan 2006.
10. Dian Muti Sari, terima kasih telah memberikanku semangat setiap hari
dan telah banyak membantu selama aku kuliah juga terima kasih sudah
bantuin aku ngurus skripsi, terima kasih atas pengertian dan doamu.Tapi
kita tetep semangat wisuda sudah di depan mata. Kita tunjukkan, kita
mampu...
vi

11. Teman-teman IESP : Sobat-sobat yang setia dengerin keluhanku dan
selalu memberi support Friska Julianti, Nurhuda Bakar, Soraya MHJ,
Febri Mandra, Imam Fatoni, zielfadli, fatia hilmiyati, AL, Fauzi H,
mutia, popy, beny, indrawan, dll, yang tidak bisa disebutkan semua
namanya oleh penulis.
12. Teman-teman BEMJ IESP yang telah bersama sama belajar untuk
memikul sebuah tanggung jawab dan melakukan sesuatu yang berarti
bagi fakultas ekonomi.
13. kepada seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu baik
secara langsung maupun tidak langsung telah membantu penulis dalam
penulisan skripsi.terima kasih yang terdalam untuk bantuan, dukungan,
dan doanya. Semoga keberkahan dan kesuksesan selalu menyertai kita
semua. Amin
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua
pihak dalam proses menerapkan ilmu yang penulis dapatkan di bangku kuliah,
paling tidak skripsi ini diharapkan mampu membantu kemajuan ilmu
pengetahuan, penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari
sempurna, untuk lebih menyempurnakan skripsi ini dimasa mendatang penulis
sangat mengharapakan kritik dan saran dari semua pihak dengan harapan agar
dapat bermanfaat bagi yang berkepentingan.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Jakarta, 27 Agustus 2013

(Ibnu Syeh Fajar)
Penulis

vii

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................... .................................

i

ABSTRACT....................................................................................................

iii

ABSTRAK......................................................................................................

iv

KATA PENGANTAR...................................................................................

v

DAFTAR ISI........... .......................................................................................

viii

DAFTAR TABEL............................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................

BAB I

xv

PENDAHULUAN .........................................................................

1

A.

Latar Belakang Penelitian ......................................................

1

B.

Rumusan Masalah Penelitian ..................................................

7

C.

Tujuan Penelitian ....................................................................

7

D.

Kegunaan Hasil Penelitian .....................................................

8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................

10

A. Pertumbuhan Ekonomi...............................................................

10

1. Teori – teori Pertumbuhan Ekonomi ......................................

10

a. Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik ..................................

10

b. Teori Pertumbuhan Ekonomi Keynes ................................

13

viii

c. Teori Pertumbuhan Ekonomi Harrod – Domar (Post –
Keynesian) ..................................................................

15

d. Teori Pertumbuhan Neo Klasik ........................................

18

B. Teori Pertumbuhan dengan Model Infinite – Horizon dan
Overlapping – generation oleh Ramsey (1928) – Diamond (1965) 22
a. Teori Pertumbuhan Baru ........................................................

25

1) Model R & D ....................................................................

26

b. Perhitungan Pertumbuhan Ekonomi ....................................

28

C.Teori Ekspor dan Impor ............................................................... .

32

a. Teori Ekspor ........................................................................

32

1) Pengertian Ekspor .............................................................

32

2) Strategi – strategi Kebijakan Ekspor ................................

34

3) Teori Keunggulan Mutlak (Absolut Advantage) ................

37

4) Teori Keunggulan Komparatif .........................................

37

5) Teori Hecksher - Ohlin .....................................................

39

6) Teori Perdagangan Internasional .......................................

39

7) Teori Basis Ekspor Richardson .........................................

45

8) Hubungan Ekspor dengan Pertumbuhan Ekonomi.............

47

b. Teori Impor ..........................................................................

48

1) Pengertian Impor .............................................................

48

2) Kebijakan Subsitusi Impor ................................................

50

ix

c. Teori Indek Harga Konsumen (IHK) pada Inflasi .........................

52

1. Tingkat Inflasi...................................................................

52

a. Pengertian Inflasi ..........................................................

52

b. Jenis Inflasi ..................................................................

53

c. Dampak Inflasi .............................................................

54

d. Teori Inflasi .................................................................

55

D. Penelitian Terdahulu .................................................................

56

E. Kerangka Pemikiran ..................................................................

66

F. Hipotesis Penelitian ...................................................................

69

BAB III METODE PENELITIAN .............................................................

70

A. Objek Penelitian ........................................................................

70

B. Operasionalisasi Variabel ..........................................................

71

C. Jenis dan Sumber Data ..............................................................

72

D. Metode Pengumpulan Data........................................................

72

E. Model Analisis ..........................................................................

73

1. Uji Ekonometrik ....................................................................

73

2. Uji Otokorelasi ......................................................................

74

3. Uji Multikolinearitas..............................................................

74

4. Uji Heteroskedastisitas ..........................................................

76

5. Uji Linearitas .........................................................................

77

6. Uji Normalitas .......................................................................

77

x

F. Uji Statistik Estimasi Model.......................................................

78

1. Uji Kesesuaian Model............................................................

78

2. Uji Signifikansi Parameter (t – test) .......................................

80

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...............................................

83

A. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi (PDB), Ekspor, Impor dan
Indek Harga Konsumen (IHK) di Indonesia .............................

83

1. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi (PDB) Indonesia Tahun
2000 – 2012 ..........................................................................

83

2. Perkembangan Ekspor Indonesia Tahun 2000 – 2013............

85

3. Perkembangan Impor Indonesia Tahun 2000 – 2013 .............

87

4. Perkembangan Indek Harga Konsumen (IHK) Indonesia Tahun
2000 – 2013 ..........................................................................

90

a. Perbandingan Perkembangan PDB, Ekspor, Impor dan Indek
Harga Konsumen di Indonesia tahun 2000 – 2013 ............

91

b. Analisis Data Pengaruh Ekspor, Impor dan IHK Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi (PDB) di Indonesia ......................

93

5. Pengujian Asumsi Validitas Model Penelitian ........................

96

a. Uji Model Penelitian .........................................................

96

1) Uji Kecocokan Model ..................................................

96

2) Uji Normalitas dengan menggunakan Jarque Bera ........

96

3) Uji Multikolinier ..........................................................

97

xi

4) Uji Autokorelasi ....................................................................

99

5) Uji Heteroskedastisitas ................................................. 100
6. Pembahasan Analisis Ekonomi PDB, Ekspor, Impor dan Indek
Harga Konsumen ................................................................. 101
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 106
A. Kesimpulan ............................................................................................... 106
B. Saran

................................................................................................... 107

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 109
LAMPIRAN........................................................................................................ ........ 112

xii

DAFTAR TABEL
Nomor

Keterangan

Hal

1.1

Data PDB, Ekspor, Impor dan Indek Harga Konsumen

5

(IHK) Indonesia tahun 2007 – 2012
2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu

61

3.1

Operasionalisasi Variabel Penelitian

71

4.1

Perkembangan PDB Indonesia Tahun 2000 – 2013

84

4.2

Perkembangan Ekspor Indonesia Tahun 2000 – 2012

87

4.3

Perkembangan Impor Indonesia Tahun 2000 – 2011

89

4.4

Perkembangan IHK Indonesia Tahun 2000 – 2011

91

4.5

Perkembangan PDB, Ekspor, Impor dan IHK di Indonesia 92
Tahun 2000 – 2012

4.6

Hasil Regresi Pengaruh Ekspor, Impor dan IHK Terhadap 93
PDB Indonesia

4.7

Hasil Regresi Pengaruh Ekspor, Impor dan Indek Harga

94

Konsumen Terhadap PDB di Indonesia
4.8

Hasil Regresi Pengaruh Ekspor, Impor dan Indek Harga

95

Konsumen Terhadap PDB di Indonesia
4.9

Test Statistics Chi – Square

97

4.10

Coefficient Correlations antar Variabel Independen

98

4.11

Uji Durbin – Watson

100

xiii

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Keterangan

Hal

2.1

Permintaan Agregat, Penawaran Agregat dan

30

Keseimbangan Ekonomi Makro
2.2

Analisis Parsial Perdagangan Antar Wilayah A dan B

42

2.2a

Keseimbangan Harga Regional A

43

2.2b

Keseimbangan Harga Regional B

43

2.3

Kerangka Pemikiran

68

4.1

Perkembangan PDB, Ekspor – Impor dan IHK

92

di Indonesia Tahun 2000 – 2012

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan

Hal

1.

Tabel PDB, Ekspor, Impor dan IHK di Indonesia

112

2.

Uji Multikolinier

113

3.

Uji Autokorelasi dan uji R

114

4.

Uji Signifikan f

114

5.

Hasil Regresi Pengaruh Ekspor,Impor dan IHK terhadap PDB 115

6.

Uji Normalitas dengan Menggunakan Jarque Bera

xv

115

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Penelitian
Tujuan dari pertumbuhan ekonomi adalah meningkatkan pendapatkan
perkapita penduduk. Pendapatan perkapita kemudian akan memperluas
pilihan-pilihan (enlarging choices) penduduk untuk mencapai kesejahteraannya. Dengan demikian pertumbuhan ekonomi adalah faktor yang penting
untuk mencapai tingkat kesejahteraan penduduk. Oleh karena itu salah satu
fokus dalam ilmu ekonomi adalah mengenai teori-teori pertumbuhan
ekonomi. Perkembangan teori pertumbuhan pada umumnya berusaha
mengidentifikasi faktor-faktor penyebab pertumbuhan dan prilakunya.
(Mankiw, 2001).
Secara umum teori-teori pertumbuhan ekonomi menyebutkan
bermacam-macam sumber pertumbuhan ekonomi, diantaranya bersumber dari
perdagangan, spesialisasi, pertumbuhan penduduk, tabungan, investasi,
akumulasi kapital, proporsi faktor produksi, teknologi sampai dengan teori
baru yang berfokus pada keunggulan sumber daya manusia. (Jhingan,2000).
Dapat dilihat dari sudut pandang teori pertumbuhan ekonomi Klasik
dan teori pertumbuhan ekonomi Keynes. Teori pertumbuhan ekonomi klasik
memandang proses pembangunan ekonomi dari sisi penawaran. Namun teori
pertumbuhan ekonomi Keynes menegaskan dari sisi permintaan yaitu
permintaan efektif menentukan tingkat keseimbangan dan pendapatan
nasional. Pengeluaran yang dilakukan oleh sektor rumah tangga, pengusaha,

1

dan pemerintah serta sektor luar negeri dapat meningkatkan permintaan
agregat dan pendapatan nasional. Keynes mengaku adanya pengangguran,
sehingga perlu adanya

campur

tangan pemerintah untuk

memacu

pertumbuhan ekonomi suatu negara. Adapun formula yang dikemukakan oleh
Keynes adalah : Y  AD  C  I  G  X  M , dimana Y adalah output, AD
adalah permintaan agregat, C adalah pengeluaran konsumsi oleh sektor rumah
tangga, I adalah investasi swasta, G adalah pengeluaran yang dilakukan oleh
sektor pemerintah, X adalah ekspor dan M adalah impor atau (X-M) adalah net
ekspor yaitu pengeluaran yang dilakukan oleh sektor luar negeri (Mankiw,
2001).
Konsep marginal kapital (marginal efficiency of capital atau MEC),
Keynes menjelaskan permintaan investasi. Menurutnya, permintaan suatu
investasi ditentukan oleh besar kecilnya nilai present value dari perolehan
bersih yang diharapkan atas pengeluaran tambahan kapital dengan biaya
modal yang dikeluarkan saat ini. Dengan demikian, berdasarkan teori ini,
suatu investasi tergantung dari tingkat discount rate (tingkat diskonto) yang
menyatakan aliran perolehan yang diharapkan dimasa yang akan datang
dengan biaya sekarang dari kapital tambahan. Semakin besar present value
dari perolehan bersih yang diharapkan atas pengeluaran tambahan kapital
dibandingkan dengan tingkat biaya yang dikeluarkan saat ini. (Mankiw,
2001)
Pertumbuhan yang stabil pemerintah perlu menerapkan kebijakan
fiskal (perpajakan dan perbelanjaan pemerintah), kebijakan moneter (tingkat
suku bunga dan jumlah uang beredar), pengawasan langsung dan

2

mengandalkan mekanisme pasar dengan menginginkan peran pemerintah
sekecil mungkin. Kedua kelompok umumnya sependapat bahwa salah satu
tugas negara adalah menciptakan distribusi pendapatan yang tidak terlalu
pincang (ada kaitan dengan tingkat saving dan konsumsi) sehingga
pertumbuhan ekonomi bisa mantap dan berkelanjutan. Pemerintah perlu turun
tangan untuk menyediakan jasa yang melayani kepentingan orang banyak
ketika swasta tidak berminat menanganinya apabila tidak diberi hak khusus.
(Mankiw, 2001).
Salah satu upaya yang dipandang cukup strategis untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan kinerja perdagangan luar negeri.
Selama ini kinerja perdagangan luar negeri selalu berfluktuatif. Seiring
dengan

pertumbuhan ekonomi dunia yang diperkirakan akan melambat

dibandingkan pertumbuhan tahun-tahun sebelumnya, kinerja ekpor luar
negeri diharapkan akan memberikan kontribusi yang cukup signifikan bagi
pertumbuhan perekonomian Indonesia.
Dalam kebijakan moneter ini mengenai cadangan devisa tidak
terlepas dari pengaruh ekspor dan impor. Hal ini dikarenakan variabel
tersebut sangat mempengaruhi perkembangan perekonomian di Indonesia,
sehingga secara langsung cadangan devisa yang merupakan salah satu faktor
dalam perekonomian Indonesia untuk luar negeri bisa berpengaruh terhadap
ekspor, dan impor. Sehingga jika perekenomian luar negeri kurang stabil
dapat menyebabkan hubungan antara cadangan devisa dengan tingkat ekspor,
dan tingkat impor cenderung kurang stabil yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi

3

Dengan dimulainya industrialisasi di Indonesia maka dengan
sendirinya dibutuhkan devisa ekspor yang tinggi, serta tingkat impor
yang cenderung menurun, semakin giat kita melakukan industrialisasi
semakin banyak devisa yang dibutuhkan, kebutuhan itu diperuntukan
untuk barang konsumsi namun kini perlahan berubah untuk pemenuhan
barang modal dan bahan baku. Cadangan devisa yang digunakan untuk
pembangunan ini salah satunya berasal dari devisa hasil ekspor kita, baik
migas maupun non-migas dan hasil jasa pariwisata. Bahkan devisa kita
juga diperoleh dari peminjaman hutang

luar negeri agar mampu

menjalankan pembangunan tersebut.
Terlihat pada tabel 1.1 pada kolom tingkat ekspor, setiap tahunnya
mengalami kenaikkan. Dan tingkat ekspor yang paling besar pada tahun 2011
sebesar $. 203,496,620.060. Dalam jangka pendek maupun panjang,
pergerakan pembangunan membuat arah kebijakan industri kita ditetapkan
dengan jenis industri subsitusi ekspor, yakni barang-barang yang tadinya
di

impor

dan kemudian dibuat didalam negeri. Jenis Industri yang

berkembang kebanyakan industri yang menghasilkan barang konsumsi
primer seperti tekstil, pakaian jadi, terigu, makanan kaleng, obat-obatan, dan
barang konsumsi lainnya.(BPS Jakarta 2003).

4

Tabel 1.1
Data PDB, Ekspor, Impor dan Indek Harga Konsumen (IHK) di Indonesia
Tahun 2007-2012
Tahun

PDB ( Juta )

Ekspor (US.$)

Impor (US.$)

IHK (Index)

2012

8,241,864.30

190,031,845.244

191,691,001.109

135,49

2011

7,422,781.20

203,496,620.060

177,435,555.736

129,91

2010

6,446,851.90

157,779,103.470

135,663,284.048

125,17

2009

5,606,203.40

116,510,026.081

96,829,244.981

117,03

2008

4,948,688.40

137,020,424.402

129,197,306.224

113,86

2007

3,950,893.20

114,100,890.751

74,473,430.118

155,50

Sumber : Badan Pusat Statistik jakarta tahun 2013
Sedangkan tingkat impor pada tahun 2011 semakin meningkat yaitu
sebesar $. 177,435,555.736 dan pembangunan industrialisasi dalam negeri
tentunya menjadi sebuah pertanyaan karena tingkat impor yang semakin
meningkat. Kecenderungan kenaikan tingkat impor ini diimbangi dengan
kenaikan tingkat ekspor kita. Oleh sebab itu dalam jangka pendek maupun
panjang, cadangan devisa negara tetap stabil dan mengalami kenaikkan.
Cadangan devisa tentunya menjadi suatu indikator yang kuat untuk melihat
sejauh mana suatu negara mampu melakukan perdagangan dan menunjukan
perekonomian negara (BPS Jakarta 2003).
Pertumbuhan ekonomi melibatkan perubahan faktor-faktor permintaan
yaitu perubahan permintaan agregatif akan menyebabkan perubahan alokasi
sumber-sumber daya dalam perekonomian. Mekanisme perubahan alokasi
harus terjadi dengan cepat dan bebas agar kenaikan kapasitas produksi dapat

5

direalisasi dalam memproduksi barang untuk ekspor dan kekurangannya di
impor untuk kebutuhan konsumsi dalam negeri.
Dalam proses pertumbuhan ekonomi berupa sektor atau industri
mengalami penciutan atau perluasan secara lambat, pergeseran atau
perpindahan sumber daya dari sektor yang satu ke sektor yang lain harus
dijamin mekanismenya, terjadinya mungkin sebagian besar melalui
mekanisme pasar sehingga pemanfaatan atau penggunaan sumber daya dalam
pertumbuhan ekonomi dapat dilaksanakan secara efisien (Jhingan,2000).
Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari pertumbuhan angka PDB
(Produk Domestik Bruto). Saat ini umumnya PDB baru dihitung berdasarkan
dua pendekatan, yaitu dari sisi sektoral/lapangan usaha dan dari sisi
penggunaan. Selanjutnya PDB juga dihitung berdasarkan harga berlaku dan
harga konstan. Total PDB menunjukkan jumlah seluruh nilai tambah yang
dihasilkan oleh penduduk dalam periode tertentu (BPS Jakarta 2003).
Salah satu tolak ukur kinerja dari industri khususnya industri kecil dan
menengah (IKM) adalah tingkat nilai tambah. Nilai tambah diciptakan
melalui kegiatan transformasi faktor-faktor produksi menjadi output yang
lebih bernilai secara ekonomi dengan menggunakan teknologi melalui
komponen-komponennya. Berkaitan dengan peran penting teknologi terhadap
pencapaian kinerja industri khususnya pencapaian nilai tambah, maka perlu
dilakukan strategi peningkatan nilai tambah melalui identifikasi pengaruh
kandungan teknologi yang digunakan dalam proses transformasi input
menjadi output produksi.

6

B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas mengenai
determinan investasi swasta dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan
ekonomi, kesempatan kerja dan distribusi pendapatan di Indonesia maka
identifikasi masalahnya dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh Ekspor secara parsial terhadap pertumbuhan
ekonomi (PDB) di Indonesia dari tahun 2000 sampai tahun 2012.
2. Bagaimana pengaruh Impor secara parsial terhadap pertumbuhan
ekonomi (PDB) di Indonesia dari tahun 2000 sampai tahun 2012.
3. Bagaimana pengaruh Indek Harga Konsumen (IHK) secara parsial
terhadap pertumbuhan ekonomi (PDB) di Indonesia dari tahun 2000
sampai tahun 2012.
4. Bagaimana pengaruh Ekspor, Impor dan Indek Harga Konsumen (IHK)
secara simultan terhadap pertumbuhan ekonomi (PDB) di Indonesia dari
tahun 2000 sampai tahun 2012.

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut :
1) Untuk menganalisis dan Mengetahui pengaruh Ekspor terhadap
pertumbuhan ekonomi (PDB) di Indonesia dari tahun 2000 sampai tahun
2012 secara parsial.
2) Untuk

menganalisis

dan

Mengetahui pengaruh

Impor

terhadap

pertumbuhan ekonomi (PDB) di Indonesia dari tahun 2000 sampai tahun
2012 secara parsial.

7

3) Untuk menganalisis dan Mengetahui pengaruh Indek Harga Konsumen
(IHK) terhadap pertumbuhan ekonomi (PDB) di Indonesia dari tahun 2000
sampai tahun 2012 secara parsial.
4) Untuk Menganalisis dan mengetahui pengaruh Ekspor, Impor dan Indek
Harga Konsumen (IHK) terhadap pertumbuhan ekonomi (PDB) di
Indonesia dari tahun 2000 sampai tahun 2012 secara Simultan.

D. Kegunaan Hasil Penelitian
Kegunaan dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memperoleh manfaat,
terutama untuk:
1. Secara teoritis, kontribusi penelitian ini terhadap pengembangan ilmu,
yaitu :
Mendeskripsikan secara empiris tentang keadaan Ekspor, Impor dan
Indek Harga Konsumen (IHK) terhadap pertumbuhan ekonomi di
Indonesia dari tahun 2000 sampai tahun 2012, serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
2. Secara praktis, terdapat 2 (dua) kegunaan hasil penelitian ini, yaitu :
a. Sebagai masukan bagi pengambil kebijakan Pemerintah dalam upaya
menggerakkan dan mendorong ekspor-impor guna menimbulkan
pertumbuhan ekonomi.
b. Sebagai masukan bagi pengambil kebijakan pemerintah dalam upaya
mengolah (IHK) Indeks Harga Konsumen guna menimbulkan
pertumbuhan ekonomi.

8

3. Bagi Pihak lain
Hasil penelitian dan keterbatasan yang dikemukakan dalam penelitian ini
dapat menjadi saran acuan (reference) bagi peneliti lain, untuk
mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai masalah yang berhubungan
dengan tema penelitian ini.

9

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pertumbuhan Ekonomi
1. Teori-Teori Pertumbuhan Ekonomi
a. Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik
Ahli ekonomi klasik yang paling terkemuka yaitu Adam Smith.
Karyanya yang sangat terkenal telah ditulis dalam buku yang berjudul An
Inquiry into the Nature and Cause of the Wealth of Nations yang
diterbitkan pada tahun 1776. Ada beberapa hal yang ditekankan oleh
Adam Smith kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi adalah sebagai
berikut (Jhingan, 2000) :
1) Menekankan pentingnya hukum alam dalam persoalan ekonomi.
Setiap orang diberi kebebasan untuk memilih dan menentukan
kegiatannya demi kepentingannya sendiri. Tidak diperlukan ada
campur tangan pemerintah didalam kegiatan proses dan pemasaran
produksi yang diperoleh. Keseimbangan akan tercapai secara
otomatis yang memaksimumkan kesejahteraan nasional.
2) Pentingnya pembagian kerja. Karena dengan pembagian kerja akan
menimbulkan tingkat produktivitas kerja yang tinggi.
3) Faktor lain yang cukup penting juga adalah proses pemupukan
modal. Sebelum pembagian kerja, lebih awal diciptakan pemupukan
modal. Tambahan persediaan modal merupakan faktor yang penting
menurut Adam Smith untuk mendorong pembangunan ekonomi.
Dengan demikian menurut Adam Smith bahwa permasalahan
10

pembangunan ekonomi secara luas adalah kemampuan manusia
untuk lebih banyak menabung dan menginvestasi modal.
4) Agen-agen pertumbuhan juga memegang peran penting dalam proses
pembangunan. Petani, pengusaha, produsen, merupakan agen
kemajuan dan pertumbuhan ekonomi. Perdagangan bebas merupakan
persyaratan bagi agen-agen ekonomi untuk memperluas pasar yang
pada gilirannya memberi kontribusi pada pembangunan ekonomi
yang lebih luas.
5) Spesialisasi dan kemajuan teknologi. Perluasan pasar dan perluasan
ekonomi akan memungkinkan dilakukan spesialisasi dalam kegiatan
ekonomi. Dengan spesialisasi akan mendorong perkembangan
teknologi dan peningkatan produktivitas.
Menurut Adam Smith bahwa laju pertumbuhan ekonomi suatu
negara tercapai pada suatu tingkat tertentu apabila memperhatikan faktorfaktor seperti tabungan, pembentukan modal, kemajuan teknologi serta
beberapa faktor lain sebagai pendukung proses pembentukan modal.
Buah pikiran yang sama dengan Adam Smith yaitu teori Ricardo.
Menurut Ricardo bahwa faktor-faktor yang dianggap penting didalam
memacu pertumbuhan ekonomi antara lain; pembagian sewa, keuntungan
dan upah, proses pemupukan modal yang berasal dari tingkat keuntungan,
kenaikan upah dan berkurangnya keuntungan pada industri lain.
Kelemahan-kelemahan teori Ricardo antara lain mengabaikan pengaruh
teknologi, pengertian yang salah tentang keadaan stasioner, kebijakan
pasar bebas tidak dilaksanakan dan sebagainya. Menurut Ricardo dan

11

Smith bahwa pertumbuhan ekonomi pada akhirnya akan kembali ke
tingkat subsisten (Todaro, 2003).
Tokoh ekonomi klasik berikutnya adalah teori Malthus dan Mill.
Pusat perhatian Malthus yaitu menekankan pada pertambahan penduduk.
Menurut Malthus bahwa pertambahan penduduk yang terus-menerus tanpa
diikuti oleh pertambahan faktor-faktor produksi lain seperti modal, akan
menyebabkan kemakmuran masyarakat mundur pada tingkat subsisten.
Pandangan Malthus tidak semuanya didukung oleh perkembangan
ekonomi dunia. Pertambahan penduduk bilamana kecepatannya masih
lebih rendah dibanding dengan kecepatan pertambahan barang-barang
modal dan kemajuan teknologi, maka tetap terjadi pertumbuhan ekonomi
yang terus-menerus.
Selanjutnya teori pertumbuhan ekonomi Marx. Teori Marx
terkenal dengan teori nilai lebih sebagai basis ekonomi bagi perjuangan
kelas didalam kapitalisme. Marx menggunakan teori nilai lebih untuk
membangun suprastruktur analisa pembangunan ekonomi.
Kemudian teori pertumbuhan ekonomi Schumpeter. Menurut
Schumpeter yang ditulis dalam bukunya “The Theory of Economic
Development, 1908” memberikan suatu pemikiran baru tentang sumber
pertumbuhan ekonomi dan penyebab konjungtur. Asumsi dalam teori
Schumpeter lebih mengacu pada asumsi persaingan sempurna. Dikatakan
Schumpeter bahwa pertumbuhan ekonomi disebabkan oleh adanya
entrepreneurship yang menemukan inovasi-inovasi baru di dalam
perekonomian. Inovasi dapat berupa pengenalan metode produksi baru,

12

pengenalan barang baru, pembukaan pasar baru, sumber penawaran baru
dan pembentukan organisasi baru. Namun Schumpeter menganggap bahwa
pertumbuhan ekonomi tidak berjalan terus-menerus tetapi mengalami
keadaan dimana ada kalanya berkembang dan ada kalanya mengalami
kemunduran.
Pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh pengikut aliran Klasik
pada dasarnya memberikan kontribusi yang sangat berarti terhadap teori
pertumbuhan ekonomi suatu negara. Berdasarkan buah pikiran yang
disampaikan ekonom Klasik, umumnya dapat disimpulkan bahwa faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara adalah penduduk,
tabungan, investasi, inovasi, teknologi dan produktivitas kerja.
b. Teori Pertumbuhan Ekonomi Keynes
Ada perbedaan sudut pandang antara teori pertumbuhan ekonomi
Klasik dengan teori pertumbuhan ekonomi Keynes. Teori pertumbuhan
ekonomi klasik memandang proses pembangunan ekonomi dari sisi
penawaran. Namun teori pertumbuhan ekonomi Keynes menegaskan dari
sisi permintaan yaitu permintaan efektif menentukan tingkat keseimbangan
dan pendapatan nasional. Pengeluaran yang dilakukan oleh sektor rumah
tangga, pengusaha, dan pemerintah serta sektor luar negeri dapat
meningkatkan permintaan agregat dan pendapatan nasional. Keynes
mengaku adanya pengangguran, sehingga perlu adanya campur tangan
pemerintah untuk memacu pertumbuhan ekonomi suatu negara. Adapun
formula yang dikemukakan oleh Keynes adalah :

Y  AD  C  I  G  X  M ………………………………………... (2.1)
13

dimana Y adalah output, AD adalah permintaan agregat, C adalah
pengeluaran konsumsi oleh sektor rumah tangga, I adalah investasi swasta,
G adalah pengeluaran yang dilakukan oleh sektor pemerintah, X adalah
ekspor dan M adalah impor atau (X-M) adalah net ekspor yaitu pengeluaran
yang dilakukan oleh sektor luar negeri (Mankiw, 2001).
Berdasarkan persamaan tersebut, jika salah satu dari komponen
pengeluaran berubah maka tambahan terhadap pendapatan nasional adalah
besarnya

multiplier

dikali

dengan

besarnya

perubahan

komponen

pengeluaran tersebut. Misalnya terjadi perubahan pengeluaran pemerintah
sebesar ∆G, maka ∆Y = ∆G. Dimana  =

1
disebut multiplier.
1  b  bt

Besarnya multiplier sangat dipengaruhi oleh besarnya kecenderungan untuk
mengkonsumsi (MPC) dari tarif pajak. Apabila tarif pajak meningkat, maka
angka multiplier menjadi kecil sehingga pendapatan berkurang.
Apabila negara menganut sistem perekonomian terbuka, maka angka
multiplier menjadi semakin kecil karena dipengaruhi oleh impor. Hal ini
dapat dilihat dari rumus multiplier menjadi =

1
. Dengan
1  b  bt  m

demikian, semakin terbuka suatu negara akan mempengaruhi pula efektifitas
kebijakan fiskal pemerintah.
Analisis Keynes mengenai dampak kebijakan fiskal pemerintah
terhadap kegiatan ekonomi dapat dilihat melalui 3 (tiga) pendekatan
(Mankiw, 2001) yaitu ; (1) pendekatan pada besarnya multiplier yang jika
digambarkan dalam bentuk grafik sering disebut sebagai analisis
perpotongan Keynesian (2) efek perubahan kebijakan fiskal terhadap tingkat

14

bunga dan investasi melalui analisis IS-LM, dan (3) efek perubahan
kebijakan pemerintah terhadap tingkat harga dan permintaan agregat melalui
kurva AD dan AS.
Dapat disimpulkan bahwa proses pertumbuhan ekonomi Keynes
bahwa pertumbuhan ekonomi terjadi melalui proses multiplier C, I, G , X,
dan M. Dengan demikian, dalam hal ini sisi permintaan harus bisa
dikendalikan oleh pemerintah. Untuk mengendalikan pertumbuhan ekonomi
sesuai yang diharapkan pemerintah harus mampu mempengaruhi C, I, G, X,
dan M melalui instrumen kebijakan makro.
c. Teori Pertumbuhan Ekonomi Harrod-Domar (Post-Keynesian)
Harrod dan Domar (dalam Jhingan, 2000), menekankan tentang
pentingnya investasi (jangka panjang) didalam proses pertumbuhan
ekonomi karena aspek investasi mempunyai peran ganda yaitu; (1) investasi
menciptakan pendapatan. (2) investasi memperbesar kapasitas produksi
perekonomian dengan cara meningkatkan stok modal. Dalam perspektif
waktu yang lebih panjang, investasi (I) menambah stok modal seperti
gedung-gedung, laboratorium, pabrik, jalan, jembatan dan lain sebagainya,
sehingga I=sK dimana K=stok modal dalam masyarakat yang berarti adanya
peningkatan

kapasitas

produksi.

Menurut

Harrod-Domar,

setiap

penambahan stok modal akan meningkatkan kemampuan masyarakat untuk
menghasilkan output (Y).
Hubungan antara stok modal dengan output secara sederhana dapat
dituliskan sebagai berikut :

Y  kK ..................................................................................................(2.2)

15

dimana k menunjukkan output yang bisa dihasilkan dari setiap unit modal
atau Output Capital Ratio (OCR) dan sebaliknya (I/k) atau Capital Output
Ratio (COR). Hubungan K dengan Y bersifat proporsional, karena itu :
K / Y  K / Q  1 / k ………………………………………………. (2.3)

dimana dK/dY adalah incremental capital output ratio (ICOR). Dengan
demikian, apabila dalam satu tahun ada investasi sebesar I, maka persediaan
modal pada akhir tahun akan bertambah sebesar ∆K = I. Penambahan
kapasitas ini akan meningkatkan keluaran potensial sebesar :

k .K  kI ............................................................................................ (2.4)
semakin besar I, maka semakin besar tambahan keluaran potensial.
Beberapa

asumsi

penting

yang

dikemukakan

dalam

teori

pertumbuhan Harrod-Domar sebagai berikut (Todaro, 2003) :
1) Tabungan (S) adalah bagian dalam jumlah tertentu atau s dari
pendapatan nasional (Y). Hubungannya dalam bentuk persamaan :

S  sY .............................................................................................(2.5)
2) Investasi (I) didefinisikan sebagai perubahan dari persediaan modal
yang diwakili oleh ∆K, sehingga persamaannya adalah :
I  K ............................................................................................(2.6)

akan tetapi karena jumlah stok modal mempunyai hubungan langsung
dengan jumlah pendapatan nasional Y seperti yang ditunjukan oleh k,
maka

K/Y  k ...........................................................................................(2.7)
16

atau ∆K / ∆Y = k atau akhirnya menjadi : ∆K = k∆Y
3) Jumlah keseluruhan dari tabungan nasional harus sama dengan
keseluruhan

investasi

maka

persamaannya

adalah

:

S  I ................................................................................................(2.8)
Oleh karena S = sY maka I = ∆K = k∆Y
Dengan demikian, identity tabungan yang merupakan persamaan
modal adalah

S  sY  kY  K  I .................................................................(2.9)
atau diringkas menjadi :

sY  kY ......................................................................................(2.10)
jika kedua sisi tersebut dibagi dengan Y dan kemudian k maka
diperoleh:

Y/Y  s/k ....................................................................................(2.11)
dimana : s adalah kecondongan marjinal menabung (Marginal Propensity to
Save), yang disingkat dengan MPS. Kemudian k adalah rasio modal
terhadap output (Capital Output Ratio) yang disingkat dengan COR.
Sehingga ∆Y/Y merupakan tingkat pertumbuhan pendapatan nasional atau
tingkat pertumbuhan ekonomi. Persamaan terakhir menyatakan bahwa
pertumbuhan ekonomi secara bersama-sama ditentukan oleh rasio tabungan
nasional serta rasio modal output. Dengan kata lain, bahwa tingkat
pertumbuhan ekonomi akan secara langsung atau positif berbanding lurus
dengan s yang artinya bahwa semakin banyak bagian dari Y yang ditabung,
maka akan semakin besar pertumbuhan output yang dihasilkan. Sedangkan

17

hubungannya dengan k adalah berbanding terbalik yang artinya semakin
banyak k semakin kecil laju pertumbuhan output yang dihasilkan.
Untuk itu, agar pertumbuhan ekonomi tumbuh dengan pesat maka
bagian dari output yang ditabung harus dinaikan yang berarti konsumsi
harus dikurangi. Besarnya kontribusi dari tabungan dan investasi terhadap
pertumbuhan

ekonomi

bahwa

pendapatan

harus

tumbuh

sebesar

perbandingan antara MPS dan COR, agar dampak ganda investasi tetap
memelihara keseimbangan makro pada kesempatan kerja penuh (full
employment).
Teori pertumbuhan ekonomi Harrod-Domar ini mempunyai asumsi
bahwa rasio faktor produksi (K dan L) selalu konstan. Hal ini kemudian
disempurnakan oleh teori Neo-Klasik dimana rasio faktor produksi dapat
mengalami perubahan.
d. Teori Pertumbuhan Neo Klasik (Solow-Swan, 1956)
Teori pertumbuhan ekonomi Neo klasik model Solow-Swan ini
dikembangkan oleh R.M. Solow dengan menekankan tiga faktor yaitu;
kenaikan kuantitas dan kualitas tenaga kerja, tabungan, dan kemajuan
teknologi yang eksogen. Solow membangun model pertumbuhan
ekonominya sebagai penyempurnaan jalan pemikiran Harrod-Domar
(Jhingan, 2000).
Teori pertumbuhan ekonomi menurut model Solow ini ingin
menjawab sebuah pertanyaan penting yaitu mengapa terjadi perbedaan
standar hidup terutama pendapatan riil antara negara-negara di dunia.

18

Konsep dasar model Solow menggunakan fungsi produksi Cobb-Douglas
untuk menjelaskan pertumbuhan ekonomi yaitu Romer (2006) :
Y  F(K, AL) .......................................................................................(2.12)

Dimana Y adalah output, K adalah modal, L adalah tenaga kerja dan A
adalah teknologi. AL diartikan tenaga kerja efektif.
Beberapa asumsi yang digunakan untuk menjelaskan model Solow yaitu :
1) Constant return to scale yang berarti jika input digandakan maka
output juga diganda sebesar tambahan input.
2) Prinsip kondisi Inada yang berarti marginal product of capital
menurun ketika persediaan modal besar. Sebaliknya marginal
product of capital meningkat ketika persediaan modal kecil.
3) Hanya ada satu barang.
4) Tidak ada campur tangan pemerintah.
5) Kemajuan teknologi dan tabungan adalah eksogen dan konstan.
Di dalam teori pertumbuhan ekonomi Model Solow menyatakan
bahwa tabungan, pertumbuhan penduduk dan kemajuan teknologi adalah
faktor yang dipandang penting mempengaruhi pertumbuhan output suatu
negara. Namun diasumsikan bahwa tabungan dan kemajuan teknologi
adalah eksogen. Jika tabungan meningkat maka investasi meningkat yang
berarti persediaan modal meningkat. Dengan meningkatnya persediaan
modal, maka selanjutnya output meningkat. Akan tetapi pertumbuhan
output yang diakibatkan oleh tabungan, sifatnya hanya sementara. Hal ini
beralasan karena adanya tambahan hasil yang menurun sebagai akibat dari

19

tambahan modal. Dengan demikian hanya dengan kemajuan teknologi
yang menyebabkan pertumbuhan output dalam jangka panjang.
Dalam model Solow, terdapat dua sumber yang menjadi penyebab
terjadinya variasi output per pekerja yaitu; (1) Perbedaan dalam modal per
pekerja (K/L) dan (2) Perbedaan dalam tenaga kerja efektif (A).
Sebagaimana diuraikan sebelumnya bahwa tabungan merupakan
penentu dari persediaan modal yang secara matematika dapat diformulasi
menjadi :
K  sf(k) - (    g)k ........................................................................ (2.13)

dimana k adalah perubahan persediaan modal,  adalah depresiasi, 
adalah pertumbuhan penduduk, g adalah kemajuan teknologi dan k adalah
rasio modal terhadap tenaga kerja. Persamaan ini merupakan persamaan
inti dari model Solow. Persamaan ini menjelaskan bahwa perubahan
persediaan modal merupakan selisih antara investasi aktual (sf(k)) dan
investasi break even point, ((    g) k).  ,  dan g tumbuh secara
proporsional dengan persediaan modal (k) dimana k=K/L.
Selanjutnya untuk mempertahankan k agar tidak mengalami
penurunan, diperlukan investasi dengan dua alasan yaitu; (1) mengganti
modal yang susut untuk tetap menjaga persediaan modal, dan (2) jumlah
tenaga kerja efektif (  + g) tumbuh sebesar persediaan modal.
Satu hal yang perlu digarisbawahi menurut analisa model Solow
bahwa untuk mencapai kondisi pertumbuhan yang mantap. Harus pula
memperhatikan penciptaan Golden Rule. Golden Rule yaitu suatu keadaan

20

dimana terdapat jarak konsumsi yang paling maksimum antara output (y =
f(k) dan investasi (sf(k)). Jarak yang terbesar tidak lain adalah konsumsi
(c). Keadaan seperti ini mengindikasikan bahwa perekonomian telah
membutuhkan sejumlah tabungan yang tepat dan masyarakat mencapai
tingkat kesejahteraan maksimum.
Suatu konsekuensi dalam model Solow akan selalu dihadapkan
suatu pilihan bahwa berapa banyak output yang diproduksi itu seyogya nya
disisihkan untuk konsumsi dan investasi. Jika output lebih banyak
diarahkan untuk konsumsi, maka akan berakibat pada kecilnya jumlah
investasi. Semakin banyak output yang dikonsumsi oleh masyarakat
berarti semakin kecil tabungan dan pembentukan modal yang akhirnya
semakin rendah pertumbuhan output.
Disinilah puncak analisa dari model Solow untuk dapat
mempertemukan keseimbangan yang tercipta antara kebutuhan konsumsi
(Golden Rule) dan kebutuhan untuk investasi. Oleh karena itu, variabelvariabel seperti pertumbuhan penduduk harus konstan karena jika tidak,
dengan

pertumbuhan

penduduk

yang

bertambah

terus

tentunya

mengurangi output yang ingin diinvestasikan karena diserap oleh adanya
tambahan

penduduk.

Kemudian

tambahan

penduduk

itu

juga

menyebabkan penurunan rasio modal per pekerja, yang selanjutnya
menyebabkan penurunan dalam output per pekerja.
Beberapa kesimpulan umum yang dapat diambil dari teori
pertumbuhan ekonomi model Solow (1956), dan sekaligus pula
dikemukakan kelemahan-kelemahan adalah sebagai berikut :

21

1)

Pertumbuhan ekonomi jangka panjang hanya dapat dicapai melalui
kemajuan

teknologi.

Peningkatan

tabungan

pada

dasarnya

meningkatkan pertumbuhan output tetapi sifatnya sementara.
Kemajuan teknologi dan tabungan diasumsikan eksogen.
2)

Tabungan yang eksogen mendapat kritikan dari Ramsey-Diamond
yan