DAMPAK HUKUM PENGANGKATAN ANAK PADA MASYARAKAT DESA TERANTANG KEC.TAMBANG KABUPATEN KAMPAR DITINJAU DARI HUKUM ISLAM Mutasir

DAMPAK HUKUM PENGANGKATAN ANAK PADA MASYARAKAT DESA TERANTANG KEC.TAMBANG KABUPATEN KAMPAR DITINJAU DARI HUKUM ISLAM

Mutasir

Dosen Tetap Pada Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sultan Syarif Kasim Riau Jl. Soebrantas km 15 No. 155 Pekanbaru, 28293 Email: mutasir@uin-suska.ac.id

Abstrak Penelelitian ini ditulis dengan latar belakang bahwa pengangkatan anak

yang terjadi di desa Terantang Kecamatan Tambang Kabupaten dilakukan oleh sebagian masyarakat Terantang hanya berdasarkan kepada adat istiadat yang berlaku di daerah tersebut, sehingga terdapat beberapa ketidak cocokan dengan hukum Islam. Padahal pengangkatan anak bisa menimbulkan dampak hukum yang beraneka ragam seperti dalam hal kewarisan, nasab, perwalian dan pergaulan sehari-hari antara anak angkat dan keluarga angkatnya.

Adapun tujuan penlitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah dampak hukum yang ditimbulkan oleh pengangkatan anak yang terjadi pada masyarakat desa Terantang. penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif karena memaparkan oby ek yang diteliti berdasarkan fakta actual. Sedangkan informan dalam penelitian ini berjumlah 7 kepala keluarga dengan menngunakan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dokumentasi.

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengangkatan a nak oleh masyarakat desa Terantang Kec.Tambang Kab. Kampar ditinjau dari hukum Islam yang merubah nasab anak tersebut maka hukumnya haram. Sedangkan pengankatan anak yang mengiukuti aturan hukum Islam seperti dalam hal harta warisan, nasab, wasiat, perwali an dan pergaulan sehari- hari serta tidak merubah nasab anak maka sesungguhnya itu dibolehkan.

Keyword Pengangkatan Anak dan Hukum Islam

Pendahuluan

Pengertian anak, menurut Kamisa Anak

dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia sekaligus karunia Allah SWT, bahkan

merupakan

amanah

keturunan anak dianggap sebagai harta kekayaaan

Modern ,

adalah

yang paling berharga dibandingkan kekayaaan harta benda lainnya.

kedua. 4 Pengertian ini memberikan kandung . Dalam bahasa Arab disebut gambaran bahwa anak tersebut adalah

“tabanni” yang berarti mengambil anak turunan dari ayah dan ibu yang sah 5 angkat.

sebagai turunan pertama. Jadi, anak Di samping itu ada juga beberapa merupakan suatu karunia akibat adanya

istilah yang sering di gunakan dalam perkawinan antara kedua orang tua.

kasus pengangkatan anak seperti Memelihara dan menjaga anak tidak

luqatho’ dan anak asuh. hanya kewajiban orang tuanya saja,

Di beberapa daerah tertentu di bangsa, agama dan masyarakat pun Indonesia istilah yang digunakan untuk bertanggung jawab untuk menjaga dan anak adopsi ini banyak sekali tergantung memelihara hak asasi anak tersebut

2 kepada daerahnya masing- masing seperti “ sebagaimana yang diatur oleh hukum. anak kutut/anak pulung ” di Singaraja,

Walaupun anak adalah amanah “anak pupon” di Cilacap, “ anak akon” di dan nikmat terbesar yang diberikan Allah Lombok Tengah, “napuluku” atau SWT, tetapi tidak semua keluarga “wungga” di kabupaten Paniai, Jayah Pura, memiliki kesempatan untuk memiliki

“Anak Angkek” di minang kabau 6 atau di anak terutama anak kandung. Banyak hal

Kampar.

yang menyebabkannya seperti, karena alasan medis, karena usia, atau karena

Seiring dengan perkembangan memang belum rizkinya untuk memiliki

waktu dan zaman pengangkatan anak anak oleh Tuhan.

menimbulkan berbagai macam masalah yang bisa merugikan kepada anak tesebut.

Bagi keluarga

yang

belum

Selain memberikan dampak positif, dikaruniai anak, mengangkat anak pengangkatan anak juga berdampak merupakan salah satu solusi jalan keluar negatif. Hal ini karena pengangkatan yang mereka gunakan. dikalangan anak pada masyarakat yang berkembang masyarakat Indonesia mengangkat anak

3 saat ini dilakukan oleh oknum-oknum bertujuan untuk meneruskan keturunan . tertentu untuk melakukan kejahatannya

Anak angkat dalam bahasa Inggris kepada anak. Adpaun bentuk kejahatan disebut dengan adoption (adopt) yang

yang dilakukan oleh mereka kepada anak- berarti anak, mengangkat anak. Kata adopsi

anak seperti prostitusi, perdagangan sendiri dari kata adoptie dalam bahasa

anak, mempekerjakan anak sebagai Belanda, yang punya arti mengangkat

pengamen, menjadikan anak sebagai anak, yakni mengangkat anak orang lain

pembantu rumah tangga, pembunuhan untuk dijadikan sebagai anak sendiri dan

dengan mutilasi atau mengambil organ mempunyai hak yang sama dengan anak

1 Kamisa, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 5 Ibrahim Anis, Abdul Halim Muntashir, al- Modern , (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hlm. 13

Mu’jam al-Wasith, (Jakarta: Majma’ al-Lughah al- Andi Syamsu Alam, M. Fauzan, Hukum

Arabiyah, 1972), hlm.72

Pengangkatan Anak Perspektif Islam , (Jakarta: Kencana,

2008), hlm. 3 Chuzaimah T. Yanggo, A. Hafiz Anshary A.Z,

Republik Indonesia, UU No 23/2002, Tentang Problematika Hukum Islam , (Jakarta: Pustaka Firdaus, Perlindungan Anak , pasal 39 ayat 1, hlm. 11

2002), cet ke-4, hlm. 145

4 Simorangkir JCT, Kamus Hukum, (Jakarta: Aksara Baru, 1987), hlm. 4 4 Simorangkir JCT, Kamus Hukum, (Jakarta: Aksara Baru, 1987), hlm. 4

mengharuskan bahwa orang tua angkat Di Indonesia Pengangkatan anak

wajib memberitahukan kepada anak dimasing-masing daerah berbeda-beda.

angkatnya mengenai asal usulnya dan Seperti, 9 pengangkatan anak yang orang tua kandungya.

dilakukan dengan memakai upacara Dalam proses pengangkatannya keagamaan dengan pengumuman dan

pun antara orang tua kandung dan anak penyaksian pejabat serta tokoh agama

angkat di desa Terantang hanya agar terang (clear) statusnya. Setelah

berpegang kepada saling percayah tanpa selesai upacara pengangkatan anak, si

ada mengikuti proses hukum yang berlaku anak menjadi anggota penuh dari kerabat

seperti harus didasarkan kepada putusan yang mengangkatnya, dan terputus hak

pengadilan dan akte nataris. Dan tidak warisnya dengan kerabatnya yang lama

jarang responden yang melakukan seperti di Bali. Di Sulawesi Selatan, anak

pengangkatan anak itu memberikan angkat masih ada hubungan waris dengan

sejumlah uang kepada orang tua kandung orang tua kandung dan keluarganya, dan

anak yang diangkatnya seperti yang dia tidak berhak sebagai ahli waris dari 10 dilakukan oleh Bapak Abdul Razak .

orang tua angkat dan keluarganya, tetapi Menurutnya pemberian uang itu hanya ia bisa diberi hibah atau wasiat. 7 untuk membantu membayar ongkos

Sementara itu di Jawa anak angkat yang pulang kampung orang tua kandung anak diambil itu biasanya keponakannya

yang dia angkat. Walaupun dia beralasan sendiri dengan tidak memutuskan

seperti itu tapi terkesan adanya proses pertalian antar anak yang diangkat dan

transaksi jual beli antara kedua bela orang tuanya kandung. 8 pihak.

terdapat juga di desa Terantang kecamatan Tambang

Di kabupaten Kampar khususnya

Selain

itu

penghilangan nama ayah kandung kabupaten Kampar proses pengangkatan

anaknya ketika anaknya masuk sekolah, anak sebahgiannya tidak memiliki aturan

hal ini yang dikhawatirkan dapat yang baku sehingga anak yang di angkat

mengaburkan siapa ayah kandung anak tidak memiliki payung hukum yang tetap.

itu sebenarnya. Di samping itu Apalagi anak yang diangkat itu

pengangkatan anak yang dilakukan oleh adakalanya dari luar dari daerah tersebut.

masyarakat Terantang tidak ada yang Selain itu masyarakat Terantang

penetapan pengadilan dalam mengangkat anak seringkali

berdasarkan

sebagaimana yang di anjurkan oleh PP berusaha menyembunyikan orang tua

No 87 tahun 2007 bab II jenis kandung anak. Padahal di dalam PP RI 11 pengangkatan anak pasal 10 ayat 2. Hal

No 87 tahun 2007 tentang pelaksanaan

7 Setiawan Budi Utomo, Fiqih Aktual, (Jakarta: Kependudukan, KHI, Perkawinan, Percerain, KDRT dan Gema Insani, 2003), cet ke-1, hlm. 158

Anak , (Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2010), cet ke-1, 8 R, Soepomo, Bab-Bab Tentang Hukum Adat,

hlm. 459

(Jakarta: PT Percetakan Penebar Swadaya, 2007), cet ke- 10 Hasil Wawancara Dengan Bapak Abdul Razak 17, hlm. 104

Tanggal 15-5-2014

9 Tim Redaksi Pustaka Yustisia, Hukum

11 Ibid, hlm. 460

Keluarga, Kumpulan Perundang-Undangan

Tentang Tentang

daspat dirumuskan masalah penelitian ini Dari segi pergaulan anak angkat

adalah bagaimana dampak hukum dengan anak kandung orang tua angkat

pengangkatan anak pada masyarakat desa sudah seperti pergaulan saudara kandung

Terantang Kec. Tambang Kab. Kampar tanpa memperhatikan auratnya padahal

ditinjau dari Hukum Islam. mereka bukanlah mahramnya. Keadaan

ini seperti yang pernah dikritisi oleh

Kerangka Teori

Yusuf Qardawi bahwa telah terjadi

pemalsuan keluarga yang menjadikan seseorang yang sebenarnya orang lain bagi

Dampak

dampak adalah anggotanya. Ia bebas saja berduaan

suatu keluarga, menjadi salah satu

Pengertian

benturan, pengaruh yang mendatangkan dengan kaum perempuannya, atau

akibat baik (positif) maupun akibat buruk dengan ibu angkatnya atau sebaliknya dia

(negative). Pengaruh adalah daya yang ada bebas bergaul dengan saudara laki-laki

dan timbul dari sesuatu (orang/benda) angkatnya atau dengan ayah angkatnya

memebentuk watak, dengan anggapan bahwa mereka adalah

yang

ikut

kepercayaan atau perbuatan seseorang. mahramnya. Padahal secara hukum

Pengaruh adalah suatu keadaan dimana mereka adalah orang lain baginya. Isteri

timbal baliknatau ayah angkatnya bukanlah ibunya,

ada

hubungan

hubungan sebab akibat antara yang demikian pula dengan puteri, saudara

dengan apa yang perempuan, bibi, dan seterusnya. Mereka

mempengaruhi

dipengaruhi.

semua adalah ajnaby (orang lain) baginya. Dampak sosial sendiri dapat Makanya dalam istilah yang sedikit kasar

berasal dari internal maupun eksternal Yusuf Qardhawi menjelaskan “anak

masyarakat. Dampak internal adalah angkat itu dengan anak aku- 12 akuan”. dampak yang disebabkan oleh karena

Banyaknya persoalan yang muncul faktor dari dalam masyarakat itu sendiri dalam pengangkatan anak di desa

sedangkan dampak eksternal adalah Terantang memberikan asumsi bahwa

dampak yang disebabkan oleh factor dari sebahgian masyarakat Terantang yang

luar masyarakat. Dampak ekternal ini melakukan pengangkatan anak tidak

terbagi kepada dua macam yaitu” Pertama mendasarkan kepada ketentuan hukum

eksternalitas positif yakni dampak yang melainkan kebiasaan yang berlaku di

menguntungkan dari suatu tindakan yang masyarakat tersebut. Pengangkatan anak

dialkukan oleh suatu pihak terhadap yang dilakukan tanpa berdasarkan

orang lain tanpa adanya kompensasi dari ketentuan hukum yang ada tentu saja

diuntungkan.Kedua akan menimbulkan berbagai macam

pihak

yang

eksternalitas negative adalah dampak bagi permasalahan.

bagi orang lain yang tidak menerima kompensasi yang sifatnya merugikan 13

MasjfukZuhdi, 13 Masailul Mangkusubroto 1995 hal 110 Fiqhiyah, (Jakarta: Haji Masagung, 1993), hlm. 28.

Berdasarkan dari penjelasan di batal, dan jika telah terjadi hubungan atas dapat diambil kesimpulan bahwa

suami isteri maka dia berhak dampak merupakan pengaruh atau akibat

mendapatkan mahar sebagai hal yang dari suatu pekerjaan atau tindakan yang

menghalalkan kehormatannya dan jika dialkukan, baik bernilai posistif maupun

walinya enggan untuk menikahkannya bernilai negatif.

maka pemerintah menjadi wali bagi orang yang tidak mempunyai wali.(H.R

Turmudzi)

Dampak Hukum Pengangkatan Anak Tinjaun hukum Islam

dengan tegas mengatakan bahwa nikah tanpa wali

Hadits

ini

Adapun dampak hukum yang adalah tidak sah. Dengan demikian orang ditimbulkan dari pengangkatan anak

tua angkat kalau mau mengawinkan anak adalah sebagai berikut:

angkatnya harus menyerahkannya kepada walinya yang berhak secara hukum atau

wali yang berhak mewakilkan kepada

Perwalian

orang tua angkat untuk menikahkannya. Perwalian memiliki peranan yang

Di samping pendapat jumhur ini sangat penting dalam suatu pernikahan,

memang ada sebuah pendapat yang bahkan jumhur ulama berpendapat mengatakan bahwa nikah tanpa wali bahwa nikah tidak sah apabila tidak ada

adalah sah dengan syarat wanita yang wali. Hal ini juga berarti bahwa jika

menikah tersebut sudah dewasa. 15 sebuah pernikahan dilaksanakan oleh seorang wali yang secara hukum tidak

Pendapat ini di dasarkan kepada berkedudukan

hadits nabi yang berbunyi: nikahnya juga tidak sah. Pendapat ini

sebagai

wali maka

ِهْيالاع ُ اللَّا ىالاص ايِبانلا اناأ سااباع ِنْبا ْناع berdasarkan kepada hadits nabi yang di

ااهِ يِل او ْن ِم ااهِسْفانِب ُّقاحاأ ُمِ يا ْلْا الااق امالاس او riwayatkan oleh Imam al-Turmudzy:

.ااه ُتا امُص ااهُنْذِإ او ااهِسْفان يِف ُناذْأاتْسُت ُرْكِبْلا او Artinya : Tidak sah nikah tanpa

wali 14 Artinya: Dari Ibnu Abbas, bahwasanya nabi Muhammad SAW berkata”wanita

ِهْيالاع ُ اللَّا ىالاص ِ اللَّا الوُس ار اناأ اةاشِئااع ْناع dewasa lebih berhak terhadap dirinya dari

ِنْذِإ ِرْياغِب ْتاحاكان ةاأ ارْما اامُّياأ الااق امالاس او pada walinya sedangkan dan anak gadis ٌل ِطااب ااهُحااكِناف ٌل ِطااب ااهُحااكِناف ااهِ يِل او

ا امِب ُرْهامْلا ااهالاف ااهِب الاخاد ْنِإاف ٌل ِطااب ااهُحااكِناف hendaknya diminta izinnya dalam perkara

izinnya ُنااطْلُّسلااف او ُراجاتْشا ْنِإاف ااه ِج ْراف ْن ِم الاحاتْسا adalah diamnya.”(H.R).Muslim)

dirinya

dan

يذمرتلا هاور .ُهال ايِل او الَ ْنام ُّيِل او Artinya: Dari Aisyah bahwa sesungguhnya

Dalam pelaksanaannya pendapat Rasulullah SAW berkata” Setiap

ini bisa diterapkan oleh mereka perempuan yang menikah tanpa izin dari

berkeyakinan ijtihad ini benar menurut walinya maka nikahnya batal, batal,

mereka dan tidak dengan alasan mencari

14 Al-Turmudzi, Sunan al-Turmuzy, Juz 1V, 15 Muhammad Amin, Ibnu Abidin, al-Duur al- (Beiruut: Daar al-Fikr, 1984), hlm. 169

Mukhtaar Wa Radd al- Muhtaar , (Beiruut, Daar al- Fikr, 1986), hlm. 407 Mukhtaar Wa Radd al- Muhtaar , (Beiruut, Daar al- Fikr, 1986), hlm. 407

nikah (zina).

pendapat beberapa mazhab karena Masalah kewarisan dalam Islam menganggap pendapat yang lain itu bagus,

sudah di atur dalam hukum Islam secara lebih bermanfa’at dan lebih logis untuk

rinci dengan sedemikian rupa, sehingga diterapkan bukan karena mencari

dapat dikatakan bahwa seluruh aspek keringan. Talfiq dengan maksud mencari

yang berhungan dengan kewarisan harus keringanan adalah diharamkan. Akan

berdasarkan aturan tersebut. tetapi hal ini tentu sulit di lakukan di

Aturan yang harus dipatuhi dalam Indonesia karena hukum perkawinan

pembagian harta warisan adalah sebab- yang di pakai di Indonesia adalah hukum

sebab dalam mendapatkan harta warisan. yang menyatakan bahwa nikah tanpa wali

16 Islam mengajarkan bahwa sebab orang tidak sah. yang mendapatkan harta warisan ada tiga

Dalam kasus pengangkatan anak macam yaitu kekerabatan, perkawinan, yang terjadi di desa Terantang dalam

dan perwalian.

kontek perwalian anak angkat dapat

a) Wala’

dilihat dalam kasus pengangkatan anak Yaitu hubungan kekerabatan karena yang dilakukan oleh Bapak H. Marlis.

memerdekakan budak. 17 Akan tetapi Dimana pada saat menikahkan anak

Seseorang yang berstatus sebagai angkatnya Bapak H. Marlis Menikahkan

budak tidak mempunyai hak untuk Ibu Rahmi dengan memakai wali hakim.

mewarisi sekalipun dari saudaranya. Dari wali hakim inilah muncul kecurigaan

Sebab segala sesuatu yang dimiliki dari Ibu Rahmi tentang status dia sebagai

budak, secara langsung menjadi milik anak angkat karena pada saat akad nikah

tuannya. Baik budak itu sebagai dilakukan wali hakim menyebutkan nama

qinnun (budak murni), mudabbar orang tua kandung dari Ibu Rahmi.

(budak yang telah dinyatakan merdeka jika tuannya meninggal),

Harta Warisan

atau mukatab (budak yang telah menjalankan perjanjian pembebasan

dengan tuannya, dengan persyaratan Dalam hukum kewarisan Islam,

yang disepakati kedua belah pihak). anak angkat tidak berhak mendapatkan

jenis budak harta warisan dari orang tua angkatnya.

Alhasil,

semua

merupakan penggugur hak untuk Pada dasarnya hukum Islam telah mewarisi dan hak untuk diwarisi menetapkan adanya ahli waris yang jika disebabkan mereka tidak mempunyai memenuhi syarat dan tidak terhalang ia

hak milik.

tetap berhak mewarisi harta peninggalan orang tua yang meninggal (pewaris).

b) Perkawinan

Diantaranya adalah anak, baik anak laki- Perkawainan adalah suatu ikatan laki maupun perempuan. Anak disini

batin untuk adalah anak yang lahir dari perkawinan

lahir

dan

mempertemukan seorang laki-laki

16 Depag RI, Kompilasi Hukum Islam Indonesia, 17 Faturrahman, Ilmu Waris, (Bandung, al- (Jakarta: 2000), hlm. 18

Ma’arif, 1994), hlm. 116 Ma’arif, 1994), hlm. 116

kepada ahli waris, kecuali jika di setujui pergaulan antara mereka dan dengan

oleh para ahli waris. Hal ini bertujuan sendirinya timbul hak dan kewajiban.

agar tidak adanya kesan bahwa wasiat Dan salahs atu hak tersebut adalah

menunjukkan perbedaan kasih sayang kewarisan.

antara sesama ahli waris yang pada

c) Kekerabatan akhirnya dapat menyulut perselisihan di Yaitu hubungan nasab antara orang yang

antara ahli waris yang ditinggalkan oleh mewarisikan dengan orang yang mewarisi

orang yang wafat.

disebabkan oleh kelahiran. Kekerabatan Dalam kasus pengangkatan anak itu ada yang bersifat furu’ yaitu

yang terjadi di Desa Terantang pemberian kekerabatan dengan garis ke bawah

harta warisan terdapat dalam kasus seperti anak dan cucu, ada pula yang

pengangkatan anak yang di lakukan oleh bersifat ushul yaitu kekerabatan dengan

Bapak H Marlis memberikan warisannya garis ke atas seperti ayah dan kakek dan

kepada Ibu Rahmi sebagai anak ada pula yang bersifat hawasy yaitu

angkatnya, akan tetapi kata Ibu Rahmi dia hubungan kekerabatan dengan garis

hanya mendapatkan warisan ayah menyamping seperti bibi dan paman.

angkatnya dalam bentuk wasiat. Hal ini Dari ketiga sebab di atas tidak

karena pada saat pembagian harta warisan ditemukan sebab yang menyebabkan anak

itu pihak keluarga mendatangkan pegawai angkat bisa mendapatkan harta warisan

dari pengadilan agama, jadi pembagaian karena hubungan yang tercipta antara

harta warisan ayah dan ibu angkatnya keluarga angkat dengan anak angkat

berdasarkan kepada hasil dari keputusan hanyalah hubungan persaudaraan dan

pegawai pengadilan agama. saling tolong menolong dalam agama. Menurut Yusuf Qardawi, dalam

Nasab anak angkat

masalah warisan, anak angkat tidak

berhak mewarisi atas harta warisan orang Nasab Adalah keturunan atau ikatan tua angkatnya karena anak angkat tidak

keluarga sebagai hubungan darah, baik karena mempunyai hubungan darah, hubungan

hubungan ke atas (bapak, kakek, ibu, nenek perkawinan dan hubungan kekerabatan

dan seterusnya), ke bawah (anak, cucu, dan yang sebenarnya. Hal semacam itu oleh al-

seterusnya) maupun ke samping, (saudara Qur’an

dipandang tidak

menjadi

paman dan lain-lain)

penyebab untuk

menerima

harta

nasab tidak hanya warisan. menyangkut masalah asal usul orang tua dan

Konsep

kekerabatan, tetapi juga masalah status meberikan solusi lain terhadap anak

Akan tetapi

agama

Islam

kekerabatan dan ikatan keturunan. Memang angkat dalam bentuk wasiat. Pemberian

anak mengambil nasab dari kedua bela pihak wasiat ini para ulama menyepakatinya

(ayah dan ibu) akan tetapi penghubungan

18 Yusuf Qardawi, Ahli Bahasa Huamal Hamidi, Halal Haram Dalam Islam, Jilid I dan II,

( Surabaya: Bina Ilmu, 1982), hlm. 303 ( Surabaya: Bina Ilmu, 1982), hlm. 303

itu, dengan ketidak jelasnya nasab di hukum Islam makna paling utama dari nasab

khawatirkan akan terjadi perkawinan dengan adalah menyangkut sisi bapak, yang erat

mahram. Untuk itulah Islam mengharamkan identitas hukum agamanya. 19 untuk menisbahkan nasab seorang kepada

Dalam doktrinal dan hukum Islam orang lain yang bukan ayah kandungnya, dan nasab merupakan sesuatu yang sangat urgen,

sebaliknya.

nasab merupakan nikmat yang paling besar Nikah merupakan jalan untuk yang diturunkan oleh Allah SWT kepada

menentukan dan menjaga asal usul (nasab) hamba-Nya, sebagaimana firman dalam surat

seseorang. Dalam pengertian, nasab seseorang al-Furqan ayat 54 yang berbunyi:

hanya bisa di nisbahkan kepada kedua orang اٗباسان ۥُهالاعاجاف ا ٗراشاب ِءٓاامۡلٱ انِم اقالاخ يِذالٱ اوُه او

tuanya kalau ia di lahirkan dalam perkawinan

21 ٤٥ ا ٗريِداق اكُّب ار انااك او ۗا ٗر ۡه ِص او yang sah.

Dan dia pula yang menciptakan Dalam persfektif Islam nasab anak manusia dari air, lalu dia jadikan

terhadap ayah bisa terjadi karena tiga hal: manusia itu (punya) keturunan dan

a) Melalui perkawinan yang sah mushaharah (hubungan kekeluargaan

Anak yang lahir dalam perkawinan yang yang berasal dari perkawinan) dan

sah di nasabkan kepada suami wanita adalah tuhanmu yang maha kuasa. tersebut. Hal ini sejalan dengan hadis

Nasab menjadi legalitas hubungan nabi yang menyatakan bahwa: kekeluargaan yang berdasarkan pertalian

ِهْيالاع ُ اللَّا ىالاص ِ اللَّا الوُس ار اناأ اةارْيارُه يِباأ ْناع darah, sebagai salah satu akibat dari

ُراجاحْلا ِرِهااعْلِل او ِشاارِفْلِل ُدال اوْلا الااق امالاس او pernikahan yang sah, atau nikah fasid, atau

Diriwayatkan dari Abi Hurairah, senggama syubhat (zina). Nasab merupakan

bahwa Rasulullah SAW bersabda : “ sebuah pengakuan syara’ bagi hubungan anak itu bagi siapa yang menggauli

seorang anak dengan garis keturunan ayahnya ibunya ( dalam nikah yang sah)”. (HR. sehingga dengan itu anak tersebut menjadi

Muslim) 22

salah seorang anggota keluarga dari keturunan

b) Melalui perkawinan yang fasid itu dan dengan demikian anak itu berhak

Pernikahan fasid adalah pernikahan yang mendapatkan hak-hak sebagai akibat adanya

20 dilangsungkan

dalam keadaan hubungan nasab. Seperti hukum waris, kekurangan syarat, baik keseluruhan

pernikahan, perwalian dan lain sebagainya. maupun sebahgian 23 Seperti tidak ada Penetapan nasab mempunyai dampak

wali (bagi mazhab hanafi wali tidak yang sangat besar terhadap individu, keluarga

menjadi syarat sahnya perkawinan) dan dan masyarakat sehingga setiap individu

tidak ada saksi atau saksinya itu adalah berkewajiban

merefleksikan

dalam

saksi palsu.

masyarakat, dengan demikian di harapkan

19 Ziba Mir Hosseini, Perkawinan Dalam 21 Syarifuddin, Amir, Meretas Kebekuan Ijtihad, Kontroversi Dua Mazhab , Kajian Hukum Keluarga Dalam

Isu-Isu Penting Hukum Islam Kontemporer Di Indonesia , Isalm , (Jakarta: ICIP, 2005), hlm. 168

(Jakarta: Ciputat Press, 2002), hlm. 199 20 Muhammad Ali Ash-Shabuni, Pembagian

22 Sahieh Muslim Hadis Nomor 2646 Waris Menurut Islam , (Jakarta: Gema Insani Press), hlm.

23 Muhammad al-Khatib, Subut an-Nasab, 39

(Jeddah: Daar al-Bayan, 1987), hlm. 103

Menurut kesepakatan ulama fikih, tarjihkan mana yang validitas hukumnya lebih penetapan nasab anak yang lahir dalam

kuat.

pernikahan fasid sama dengan penetapan Dalam kontek hubungan senggama anak dalam pernikahan sah. Akan tetapi

secara syubhat, maka yang dimaksud dengan ulama mengemukakan tiga syarat dalam

senggama syubhat ( wat’i al-syubhat) adalah penetapan nasab anak dalam pernikahan fasid

hubungan yang terjadi bukan dalam tersebut, yaitu:

perkawinan yang sah atau fasid dan bukan

1) Suami mempunyai

pula dari perbuatan zinah. Senggama syubhat menjadikan istrinya hamil, yaitu

kemampuan

bisa terjadi akibat kesalapahamn atau seorang yang baligh dan tidak

kesalahan informasi. Misalnya, seorang pria mempunyai penyakit yang dapat

sebelumnya tidak dikenalnya, pada malam menyebabkan istrinya tidak bisa hamil.

pengantin ia menemukan seorang wanita di

2) Hubungan seksual benar-benar bisa di kamarnya lalu di senggamainya, akan tetapi laksanakan

terbukti kemudian bahwa wanita itu bukan

3) Anak dilahirkan dalam waktu enam isteri yang telah di nikahinya. bulan atau lebih setelah terjadi akad

Dari beberapa penjelasan diatas maka nikah fasid tersebut (menurut jumhur

cara untuk menentukan nasab menurut ulama mazhab Hanafi). Apabila anak

ulama fikih adalah sebagai berikut: lahir dalam waktu sebelum enam bulan

a. Melalui nikah sahih atau fasid setelah akad nikah atau melakukan

Ulama fikih sepakat bahwa nikah yang hubungan senggama. Maka anak itu

sah/fasid merupakan salah satu cara tidak bisa di nasabkan kepada suami

dalam menentukan nasab seorang wanita tersebut.

anak kepada ayahnya, sekalipun

4) Melalui hubungan senggama karena pernikahan dan kelahiran anak tidak adanya nikah syubhat.

didaftarkan secara resmi pada instansi terkait.

b. Melalui pengakuan atau gugatan keserupaan, persamaan dan ketidakjelasan 24 .

Kata as-syubhat berarti kemiripan,

terhadap anak

Dalam kaitannya dengan kajian hukum Istilah Ulama fikih membedakan antara subhat dapat di interpretasikan sebagai suatu

pengakuan terhadap anak dan situasi dan kondisi adanya ketidak jelasan

pengakuan terhadap selain anak, dalam sebuah peristiwa hukum, karenanya

seperti saudara, paman, atau kakek. ketentuan hukumnya tidak dapat diketahui

Jika seorang lelaki mengkui bahwa secara pasti, apakah berada dalam wilayah

seorang anak kecil yang telah baligh halal atau haram.

(menurut jumhur ulama) atau Dalam pengertian lain syubhat adalah

mummayiz (menurut Mazhab Hanafi) sesuatu yang tidak jelas apakah benar atau

mengakui seorang lelaki adalah tidak, atau masih mengandung probabilitas

ayahnya, maka pengakuan itu dapat antara benar dan salah, sekaligus tidak bisa di

dibenarkan dan anak dinasabkan kepada lelaki tersebut

24 Abu Hamid Muhammad ibn Muhammad al- Ghazali, Ihya Ulumuddin, jilid III, (Semarang: Toha

Putera, tth), hlm. 99 Putera, tth), hlm. 99

adalah Allah Maha Pengampun lagi nasab yang telah penulis paparkan di atas

Maha Penyayang. terlihat bahwa agama Islam sangat

Dalam ayat di atas dijelaskan bahwa memperhatikan masalah nasab terhadap

anak angkat tidak dapat menjadi anak seorang anak termasuk pemberian nasab

kandung, ini dipahami dari lafaz “wa maja‘ala kepada anak angkat yang nota bene tidak ad‘iya-akum abna-akum”. Sebagaimana yang memiliki hubungan darah dengan keluarga dijelaskan oleh Ibnu Katsir dalam tafsirnya angkatnya. Makanya Allah SWT melarang

pemalsuan nasab, sebagaimana yang terdapat Tafsir Qura’n al-Adzim, di sana dijelaskan

bahwasanya yang dimaksud dalam kalimat dalam al- Qur’an surat al-Ahzab ayat 4-5 yang berbunyi:

“Wa ma Ja’ala Ad’iyaakum Abnaukum” adalah bahwasanya anak angkat tidak bisa

ُمُكاج َٰاو ۡزاأ الاعاج اام او ۚۦِهِف ۡواج يِف ِنۡيابۡلاق نِ م ٖلُجارِل ُ اللَّٱ الاعاج اام dinasabkan kepada ayah (orang yang

ۡمُهوُعۡدٱ ٥ اليِباسلٱ يِد ۡهاي اوُه او اقاحۡلٱ ُلوُقاي ُ اللَّٱ او ۡۖۡمُكِه َٰاوۡفاأِب مُكُل ۡواق يِف ۡمُكُن َٰاو ۡخِإاف ۡمُهاءٓاابااء ْا ٓوُمالۡعات ۡمال نِإاف ِۚاللَّٱ ادنِع ُطاسۡقاأ اوُه ۡمِهِئٓاابٓ ِلْ Kemudian dalam ayat itu juga

dijelaskan bahwa anak angkat اام نِكَٰال او ۦِهِب مُتۡأاط ۡخاأ ٓااميِف ٞحاانُج ۡمُكۡيالاع اسۡيال او ۚۡمُكيِل َٰاوام tetap او ِنيِ دلٱ ٤ اًمي ِح ار ا ٗروُفاغ ُ اللَّٱ انااك او ۚۡمُكُبوُلُق ۡتاداماعات dinasabkan kepada ayah kandungnya, bukan

kepada bapak angkatnya. Ini dipahami dari Allah sekali-kali tidak menjadikan bagi

lafaz 26 “ud‘uhum li abaihim.“ seseorang dua buah hati dalam rongganya; dan Dia tidak menjadikan

Dalam sebuah hadist Nabi Muhammad istri-istrimu yang kamu zhihar itu

SAW bersabda:

sebagai ibumu, dan Dia tidak ِهْيالاع ُ اللَّا ىالاص ايِبانلا ُتْعِماس الااق ُهْناع ُ اللَّا اي ِضار دْعاس ْناع menjadikan anak-anak angkatmu

ِهيِباأ ُرْياغ ُهاناأ ُمالْعاي اوُه او ِهيِباأ ِرْياغ ىالِإ ىاعادا ْنام ُلوُقاي امالاس او sebagai anak kandungmu (sendiri).

ٌما اراح ِهْيالاع ُةاناجْلااف Yang demikian itu hanyalah

“Barang siapa menisbatkan dirinya kepada perkataanmu di mulutmu saja. Dan

selain ayah kandungnya padahal ia Allah mengatakan yang sebenarnya

mengetahui bahwa itu bukanlah ayah dan Dia menunjukkan jalan (yang

kandungnya, maka diharamkan baginya benar). Panggilah mereka (anak-anak

surga” 27

angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak mereka; itulah yang lebih

Dalam hadits di atas dijelaskan bahwa, seseorang tidak boleh menasabkan dirinya

adil pada sisi Allah, dan jika kamu tidak mengetahui bapak-bapak mereka,

kepada selain ayah kandunganya, apabila ia tahu siapa ayahnya. Hal ini dipahami dari lafaz

maka (panggilah mereka sebagai) saudara-saudaramu seagama dan

“fal jannat, alaihi haramum“. Orang yang tidak maula-maulamu. Dan tidak ada dosa

boleh masuk surga adalah orang yang berdosa. atasmu terhadap apa yang kamu khilaf

Jadi apabila seseorang menasabkan dirinya padanya, tetapi (yang ada dosanya)

kepada selain ayah kandungnya, sedangkan

25 Ibnu Katsir, Tafsir Qur’an Al-Adzim, jilid III

26 Imam Thabari Jami’ul Bayan an Ta’wil Ayil Bukhari, Shahih Bukhari Kitab Faraid, Bab Qur’an, (Kairo, Dar as-Salam tahun 1428 H/2007 M),

“Barang siapa yang menisbatkan kepada selain bapaknya” jilid cet. ke-2 jilid 8, hlm. 6612.

4 hal 15 hadits no. 6766.

dia tahu bahwa itu bukan ayahnya maka dia Katakanlah kepada wanita yang termasuk orang yang berdosa, sehingga

beriman: "Hendaklah mereka menahan diharamkan untuknya surga.

pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan

perhiasannya, kecuali yang (biasa)

Hubungan mahram dan Pergaulan

nampak dari padanya. Dan hendaklah

sehari-hari

mereka menutupkan kain kudung kedadanya,

dan janganlah Hubungan mahram tidak bisa

menampakkan perhiasannya kecuali terjadi antara orang tua angat dengan

kepada suami mereka, atau ayah anak angkat begitu juga dengan saudara-

mereka, atau ayah suami mereka, atau saudara dan kerabat lainnya. Menurut

putera-putera mereka, atau putera- Islam hubungan mahram hanya bisa

putera suami mereka, atau saudara- terjadi dengan tiga hal yaitu:hubungan

saudara laki-laki mereka, atau putera- darah, hubungan susuan dan hubungan

putera saudara lelaki mereka, atau pernikahan. 28 Karena anak angkat tidak putera-putera saudara perempuan

memiliki salah satu dari kriteria di atas mereka, atau wanita-wanita islam, maka antara anak angkat dengan orang

atau budak-budak yang mereka miliki, tua angkat beserta kerabat lainnya harus

atau pelayan-pelayan laki-laki yang berlaku hijab secara syar’i dengan kata

tidak mempunyai keinginan (terhadap lain dapat dikatakan bahwa anak angkat,

wanita) atau anak-anak yang belum orang tua angkat ataupun kerabat lainnya

mengerti tentang aurat wanita. Dan harus memakai hijab syar’i ketika

mereka memukulkan bertemu.

janganlah

kakinyua agar diketahui perhiasan Di dalam al-Quran surat al-Nur

yang mereka sembunyikan. Dan ayat 31 dijelaskan oleh Allah SWT

bertaubatlah kamu sekalian kepada tentang orang-orang yang memiliki

Allah, hai orang-orang yang beriman hubungan

supaya kamu beruntung. firmannya yang berbunyi:

muhrim.

Sebagaimana

Ayat ini dengan tegas mengatakan ان ۡظاف ۡحاي او انِه ِر َٰاص ۡباأ ۡن ِم ان ۡضُض ۡغاي ِتَٰانِم ۡؤُم ۡلِ ل لُق او bahwa antara anak angkat dengan orang

ۡۖااه ۡنِم اراهاظ اام الَِإ انُهاتاني ِز انيِد ۡبُي الَ او انُهاجو ُرُف tua angkatnya beserta kerabatnya lainnya انيِد ۡبُي الَ او ۡۖانِهِبوُيُج َٰىالاع انِه ِرُمُخِب ان ۡب ِر ۡضاي ۡل او

harus berlaku hijab secara syar’i dengan انِهِتالوُعُب ِءٓاابااء ۡواأ انِهِئٓاابااء ۡواأ انِهِتالوُعُبِل الَِإ انُهاتاني ِز

kata lain dapat dikatakan bahwa anak

angkat, orang tua angkat ataupun kerabat ۡتاكالام اام ۡواأ انِهِئٓااسِن ۡواأ انِهِت َٰاواخاأ ٓيِناب ۡواأ انِهِن َٰاو ۡخِإ

lain harus memakai hijab syar’i ketika ِواأ ِلااج ِ رلٱ ان ِم ِةاب ۡرِ ۡلۡٱ يِل ْوُأ ِر ۡياغ انيِعِبَٰاتلٱ ِواأ انُهُن َٰام ۡياأ

bertemu.

الَ او ِۡۖءٓااسِ نلٱ ِت َٰار ۡواع َٰىالاع ْاو ُر اه ۡظاي ۡمال انيِذالٱ ِل ۡفِ طلٱ ۚانِهِتاني ِز ن ِم انيِف ۡخُي اام امال ۡعُيِل انِهِلُج ۡراأِب ان ۡب ِر ۡضاي Karena memberlakukan hukum ini

انوُحِل ۡفُت ۡمُكالاعال انوُنِم ۡؤُم ۡلٱ اهُّياأ اًعي ِماج ِ اللَّٱ ىالِإ ْا ٓوُبوُت او sangat sulit apalagi bagi sebagian orang tua angkat anak angkatnya sudah seperti

anak sendiri maka perlu dipertimbangkan untuk melakukan pengangkatan anak

28 Sayyid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, (Beiruut: Daar al-Kitaab al-Araby, 1987), 28 Sayyid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, (Beiruut: Daar al-Kitaab al-Araby, 1987),

Terantang tersebut.

mahram dengannya.

Teknik Pengumpulan Data Metodologi

Teknik pengumpulan data yang Penelitian ini dilakukan di desa

digunakan dalam penelitian ini adalah: Terantang

Adapun pengumpulan data dalam Kabupaten Kampar.

Kecamatan

Tambang

metode penelitian ini adalah:

Untuk memperoleh data-data yang 30 a. Observasi

Observasi adalah: menggunakan dua sumber sebagaimana

diperlukan maka

penelitian

mengamati dan mendengar dalam yang telah lazim digunakan dalam

memahami, mencari penelitian kualitatif Sumber data dalam

rangka

jawaban, mencari bukti terhadap penelitian ini ada dua, yaitu:

sosial (perilaku Data Primer, Sumber data primer

fenomena

kejadian- kejadian, keadaan, benda yaitu data yang langsung dikumpulkan

dan simbol-simbol tertentu) dalam oleh peneliti dari sumber pertamanya. 29 beberapa

waktu tanpa Yakninya seluruh masyarakat desa

mempengaruhi fenomena yang di terantang yang melakukan pengangkatan

dengan mencatat, anak yang berjumlah 7 orang. Terkait

observasi

merekam, memotret, fenomena dengan penelitian ini, data primer

tersebut guna penemuan data diperoleh melalui wawancara langsung 31 analisis.

kepada para informan penelitian dengan

b. Wawancara

menggunakan metode

wawancara

merupakan suatu mendalam.

Wawancara

percakapan yang berlangsung secara Data Skunder, yaitu informasi dari

sistematis dan terorganisir yang instansi terkait, buku-buku, media-media,

dilakukan oleh peneliti sebagai dan laporan-laporan yang berkaitan

pewawancara (interviewer) dengan dengan penelitian ini.

sejumlah orang sebagai responden atau yang di wawancara (interviewee)

Informan Penelitian

untuk

mendapatkan sejumlah informasi yang berhubungan dengan 32

masalah yang diteliti. Adapun informan yang penulis

gunakan untuk memperoleh data Metode wawancara yang penulis penelitian ini adalah seluruh keluarga

gunakan adalah metode wawancara yang melakukan pengangkatan anak,

mendalam hal ini karena penulis tetangga, aparat desa, tokoh agama dan

belum mengetahui secara pasti data

29 Sumadi Suryabrata. Metodologi Penelitian, 31 Imam Suprayoga, Op. Cit. hlm. 167 (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1995), hal: 84-85

32 Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial, 30 Mohammad Dimyati, Op. Cit, hlm. 151

(Bandung: PT Refika Aditama, 2010), cet- ke 2, hlm. 312.

apa yang akan penulis peroleh

Metode Analisa Data

sehingga penulis lebih banyak

mendengarkan apa yang diceritakan Dalam menganalisis data, penulis

oleh informan menggunakan analisa deskriptif, yaitu

Metode wawancara mendalam secara analisa data yang bertujuan untuk umum ialah proses memperoleh

memberikan penjelasan mengenai subjek keterangan untuk tujuan penelitian

berdasarkan data yang dengan cara tanya jawab sambil

penelitian

diperoleh dari subjek yang diteliti secara bertatap muka antara pewawancara

sistematis, aktual dan akurat. 36 dengan informan atau orang yang di

Metode deskriptif dapat diartikan wawancarai, tanpa menggunakan

sebagai prosedur pemecahan masalah pedoman

wawancara,

dimana

yang diselidiki dengan menggambarkan pewawancara dan informan terlibat

keadaan subyek / obyek penelitian dalam kehidupan sosial yang relatif

33 (seseorang, lembaga, dan masyarakat) lama. pada saat sekarang berdasarkan fakta-

c. Studi Dokumentasi fakta yang tampak atau sebagaimana

Yang dimaksud dengan metode adanya. 37 Adapun dalam mempraktekkan dokumentasi

metode analisa deskriptif ini penulis berkas. yakni mencari data mengenai

adalah

sekumpulan

menggunakan analisis kasus dengan hal-hal berupa catatan, transkrip, buku,

tahapan-tahapan sebagai berikut: surat

34 1. Menggunakan pendekatan sosiologis, notulen, agenda dan sebagainya dengan menggunakan data-data dari

d. Populasi sejarah sosial dengan menceritakan

dilakukan praktek penelitian erat hubungannya dengan

Populasi yang

pengangkatan anak di desa Terantang masalah yang diteliti. “Populasi

kecamatan Tambang Kabupaten adalah

penelitian” dalam hal ini yang

2. Menggunakan pendekatan normatif, menjadi populasinya adalah seluruh

dengan mencari fakta-fakta mengenai warga masyarakat Terantang yang

praktek pengangkatan anak yang melakukan pengangkatan anak yang

dilakukan oleh berjumlah tujuh orang atau tujuh

terjadi

dan

masyarakat di desa Terantang dan kepala keluarga.

menganalisa tentang sejauh mana ketentuan normati hukum Islam dalam

mengatur permasalahan

tersebut.

33 M. Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, 35 Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian, (Jakarta: Kencana, 2010), cet ke-4, hlm.109

(Bandung: Pustaka Setia, 2008), cet ke-1, hlm. 165 34 Margono

36 Rinadi Surya Brata, Metodologi Penelitian, Pendidikan Komponen MKDK , (Jakarta: PT. Rineka

(Jakarta : CV. Rajawali, 1991), hlm. 19 Cipta, 2007), hlm. 25 37 Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial,

(Yogyakarta: Gajah Mada University Pres, 1998), hlm. 63

Pembahasan

Adapun alasan pemberian uang tersebut beraneka ragam antara responden yang

Untuk dapat mengetahui lebih satu dengan yang lainnya seperti hasil jelasnya

wawancara penulis dengan Bapak Zainal pengangkatan anak pada masyarakat desa

yang mengatakan “saya memberikan uang terantang kecama-tan tambang kabupaten

kepada keluarga kandung anak saya hanya Kampar ditinjau dari hukum islam, maka

bertujuan untuk membantu keluarganya dapat dilihat dari :

dan bukan membelinya” kemudian Ibu Mariah juga mengatakan “ saya

Tata cara pengangkatan anak di desa

meninggalkan uang kepada keluarganya,

Terantang

karena waktu itu keluarga anak angkat saya ini masih memiliki hutang persalinan

Pengangkatan anak merupakan di tempat ia melahirkan dan diapun suatu perbuatan hukum dalam rangka

meminta bantu kepada saya untuk hukum kekeluargaan. Oleh karena itu,

melunasinya” hal yang sama juga sangat penting mengetahui bagaimana

dilakukan oleh Bapak Abdul Razak cara-cara pengangkatan anak itu di

menurutnya “Uang yang saya berikan lakukan. Keabsahan pengangkatan anak

kepada keluarga kandung anak tersebut ini

menjadi titik tolak dalam untuk transportasinya ke Jawa, karena dia menentukan atau menegaskan status

mau pulang kampung dan mengaku kalau hukum seseorang yang diangkat. Hal ini

dia tidak punya uang”. Sementara itu Ibu tentu saja akan menimbulkan pengaruh

Nurbayyu mengatakan “pada awalnya terhadap hukum baru.

uang yang saya berikan kepada keluarga anak tersebut di tolak, tetapi saya

Di desa Terantang yang memakai 3 menyampaikan bahwa uang tersebut

sistem hukum yakni hukum Islam, hukum bukan tanda saya mengambil anak Bapak,

positif dan hukum adat juga memiliki melainkan bentuk sedekah biasa saja.

beberapa cara dalam pengangkatan anak Setelah saya jelaskan keluarga mereka

seperti: menerima dan saya meninggalkan uang

itu berjumlah lima ratus ribu rupiah ”. Hal

a) Memberikan sejumlah uang kepada

yang sama juga dikatakan oleh ibu Dewi”

keluarga kandung anak

saya memberikan uang hanya untuk Memberikan sejumlah uang kepada

membantu keluarganya karena mereka keluarga kandung anak tersebut menjadi

hidup dalam kecukupan.” salah satu cara yang dilakukan oleh

sebagian masyarakat yang melakukan

b) Pencatatan dan Perjanjian

pengangkatan anak. Dari tujuh kasus

tujuh kasus yang ada, pengangkatan anak yang terjadi semuanya

Dari

pengangkatan anak yang melakukan memberikan sejumlah uang kepada

pencatatan melalui pengadilan atau keluarga kandung. Akan tetapi berapa

pegawai yang berwenang hanya ada besar jumlah uang yang diserahkan

tiga kasus. Yaitu kasus pengangkatan kepada keluarga kandung, tidak semua

anak yang dilakukan oleh bapak H. responden yang mau menyebutkannya.

Marlis, pengangkatan anak yang Marlis, pengangkatan anak yang

pengangkatan anak yang dilakukan oleh oleh Ibu Rina. Ibu Nurbayyu

sebahgain masyarakat Terantang semunya menyampaikan bahwa pada saat kami

berumur lebih kurang 1 bulan. Hal ini melakukan pengangkatan anak semua

dilakukan dengan berbagai alasan seperti surat menyuratnya sudah dipersiapkan

yang dikemukan oleh Ibu Nurbayyu oleh keluarga kandung anak termasuk

“kalau anak tersebut diangkat masih kecil di dalam itu surat yang mengatakan

dia tidak akan ingat siapa keluarga bahwa anak itu adalah anak angkat

kandungnya sehingga dia tidak akan saya dan yang menyatakan bahwa

menanyakan terus, dan kita memiliki pihak keluarga

bukti bahwa ia di asuh memang dari kecil” menyerahkan anak itu untuk kami

kandung telah

Pada umumnya anak yang di angkat asuh. Sedangkan menurut Ibu Rahmi

adalah anak kecil, akan tetapi di Indonesia sebagai anak angkat dari Bapak H

Kabupaten Minahasa Marlis mengatkan bahwa” surat

seperti

di

pengangkatan anak yang telah dewasa pengangkatan saya sebagai anak

adalah sah asalkan tidak lebih tua angkat semunya ada termasuk di

umurnya dari orang yang mengangkat. Di dalamnya perjanjian antara ayah

kabupaten lahat umumnya anak yang di angkat saya dengan ibu kandung saya,

angkat adalah anak yang berumur di akan tetapi mengenai isi suratnya saya

bawah 10 tahun dan di kabupaten tidak tau karena semua surat itu di

Tapanuli Utara umumnya anak yang di pegang oleh suami saya” hal yang sama 38 angkat dibawah umur15 tahun.

juga dikatakan oleh Ibu Rina bahwa dia juga memiliki surat tentang

d) Mengambil anak dari luar desa setempat

pengangkatan anaknya akan tetapi Pengangkatan anak yang dilakukan oleh surat itu sudah lama dan letaknya suda

masyarakat Terantang sebahgiannya tidak di ketahui lagi.

berasal dari luar desa Terantang dan sebahgiannya berasal dari dalam desa

c) Mengangkat anak ketika masih berumur

tersebut. Dari tujuh kasus yang penulis

temukan di lapangan anak yang di angkat balita dari dalam desa tersebut hanya ada dua Pengangkatan anak yang dilakukan oleh kasus yakni pada kasus keluarga Ibu Rina sebahgian masyarakat desa Terantang dari

dan Bapak Abdul Razak akan tetapi pada tujuh kasus yang ada, semua anak yang

keluarga Bapak Abdul Razak ini, orang tua mereka jadikan sebagai anak angkat masih

anak kandungnya berasal dari pulau Jawa berumur balita, hanya pada keluarga

hanya saja anak angkatnya ini lahir di desa Bapak H. Marlis saja yang mengambil

Terantang tepat pada saat istrinya berada anak angkatnya pada saat berumur satu

di puskesmas. Sementara itu lima kasus tahun seperti yang di sampaikan oleh

lainnya anak yang di angkat itu berasal Rahmi anak angkat dari Bapak H. Marlis.

dari luar desa Terantang seperti kasus Dia mengungkap kan “ saya diambil oleh pengangkatan anak yang dilakukan oleh

ayah angkat saya kira-kira berumur satu Ibu Dewi yang mengambil anak angkatnya

38 Ibid, hlm 46 38 Ibid, hlm 46

dorongan seseorang Keluarga Bapak H. Marlis mengambil

perbuatan hukum anak angkatnya dari luar provinsi yakni

melakukan

mengangkat anak.

pengangkatan anak Jati, keluarga Bapak Zainal dari Rokan

Sumatera Barat tepatnya di Pariaman desa

Masalah

bukanlah termasuk masalah baru di Hulu, sama halnya dengan keluarga Ibu

Indonesia. Sejak zaman dahulu telah Nurbayyu yang juga mengambil anaknya

dilakukan pengangkatan anak dengan dari Rokan Hulu tepatnya di desa

cara dan motivasi yang berbeda-beda, Mataram. Sedangkan Ibu Mariah

sesuai dengan sistem hukum dan perasaan mengambil anak angkatnya dari Kota

hukum yang hidup dan berkembang Pekanbaru.

didaerah yang bersangkutan. Alasan pengangkatan anak yang diambil

Adapun yang menjadi motivasi dari luar dari desa tersebut menurut

pengangkatan anak di masyarakat desa Bapak Zainal untuk melindungi dari anak

beberapa macam tersebut siapa orang tuanya, karena

Terantang

ada

diantaranya motivasi itu adalah: takutnya nanti setelah ia dewasa ia pergi

ke ru mah orang tua kandungnya” hal yang sama juga disampaikan oleh ibu Nurbayyu

a) Untuk membantu atau menolong

“supaya anak itu tidak meninggalkan

keluarga anak angkat

kami” akan tetapi menurut Ibu Mariah Dilihat dari segi perekonomian “saya mengambil dia di Pekanbaru karena

keluarga kandung anak yang diangkat kebetulan saja keluarga saya ada di sana

masyarakat Terantang dan ibu anak angkat saya ini bekerja

oleh

perekonomian keluarga kandung anak sebagai pembantu rumah tangga di rumah

termasuk dalam kategori keluarga bibi saya”

yang tidak mampu. Sebahgaian orang tua kandung anak angkat ada yang

bekerja sebagai pembantu rumah

Motivasi pengangkatan anak di Desa

tangga, dan bahkan ada yang bekerja

Terantang

serabutan. Dengan keadaan ekonomi

itu menjadikan Motivasi

yang

seperti

pemberian anak kandung untuk di pengertian yang melingkupi penggerak,

merupakan

suatu

jadikan sebagai anak angkat oleh alasan-alasan,

orang lain menjadi pilihan bagi para menyebabkan

dorongan

yang

orang tua kandung anak tersebut. sesuatu. Misalnya seseorang menjadi

Apalagi di dalam keluarga tersebut anggota perkumpulan maka motivasinya

yang membantu antara lain ingin sesuatu yang baru

tidak

ada

seperti karena bersama

perekonomian

ditinggalkan mati oleh suami atau tersebut. Dalam kaitannya dengan

anggota

perkumpulannya

anak sehingga pengangkatan anak berarti adanya alasan-

ayah

kandung

39 W.A. Gerungan Dipl, Psikologi Sosial Suatu Ringkasan , ( Jakarta: Eresco, 1977), cet ke 5,

hlm. 142 hlm. 142

untuk memiliki seorang anak. Intinya agama Islam menganjurkan umatnya untuk menolong dan

d) Karena

tidak

memiliki anak

membantu sesama, jadi juga menolong

perempuan

dan membantu anak-anak atau bayi- Dari tujuh kasus pengangkatan anak bayi terlantar, atau tidak mampu.

di desa Terantang, hanya satu kasus Dalam upaya menolong anak-anak

saja yang memiliki motivasi untuk atau bayi-bayi yang terlantar, agama

memiliki anak perempuan yakni Islam memberikan salah satu jalan

keluarga Bapak Zainal. Menurut keluarnya yakni dengan melakukan

Bapak Zainal “ saya sudah lama pengangkatan anak yang bertujuan

berkeinginan untuk mengangkat untuk kepentingan kesejahteraan si

seorang anak akan tetapi baru kali ini anak angkat bukan untuk melanjutkan

saya memiliki kesempatan untuk keturunan.

mengangkat anak perempuan”. Hal ini karena keberadaan anak perempuan di

b) Tidak memiliki anak

rumah sangatla penting apalagi dalam Motivasi tidak memiliki anak menjadi

rumah tersebut semua anaknya laki- motivasi yang paling mendasar oleh

laki.

masyarakat Terantang. Dari ketujuh kasus yang melakukan pengangkatan

e) Supaya bisa membantu dalam

anak di desa Terantang, semuanya

melakukan pekerjaan

menjadikan alasan yang paling utama Motivasi ini seperti yang di sampaikan mereka

oleh Ibu Rina. “ Dengan adanya anak pengangkatan anak. Motivasi ini dapat

dalam

melakukan

saya ini, saya berharap bisa membantu dibenarkan dan menjadi salah satu

meringankan pekerjaan saya terutama jalan keluar alternatif yang positif dan

pekerjaan rumah apalagi saya sering manusiawi terhadap naluri kehadiran

pulang sore setelah bekerja”. Dalam seorang anak dalam pelukan keluarga,

anak untuk setelah bertahun-tahun belum di

hal

menjadikan

membantu menyelesaikan pekerjaan karunia seorang anak pun.

layaknya seperti anak kandung tentu tidak ada persoalan karena sipatnya

c) Sebagai pancingan supaya memeiliki

pengabdian seorang anak kepada

anak kandung

orang tuanya. Akan tetapi apabila Adanya kepercayaan mengenai anak

pengangkatan anak itu menjadi angkat bisa menjadi pancingan untuk