Persamaan Differensial Parsial Gelombang Homogen Pada Selang Dengan Syarat Batas Dirichlet Dan Neumann

  

Persamaan Differensial Parsial Gelombang Homogen

Pada Selang

Dengan Syarat Batas Dirichlet Dan Neumann

  

Rukmono Budi Utomo

Universitas Muhammadiyah Tangerang

Email 1

  

Email 2

ABSTRAK

  

Tulisan ini mengkaji tentang Persamaan Differensial Parsial (PDP) Gelombang Homogen pada selang

dengan kondisi syarat batas Dirichlet dan Neumann. Penelitian dilakukan dengan memahami

terlebih dahulu mengenai bentuk umum PDP orde dua, transformasi koordinat, bentuk kanonik PDP linier

orde dua, serta bentuk Persamaan Differensial Parsial Gelombang homogen tanpa syarat batas sertamencari

solusi penyelesaiannya. Setelah itu penelitian dilakukan dengan mengenalkan bentuk umum PDP Gelombang

Homogen dengan syarat batas Dirichlet dan Neumann beserta penyelesaiannya. Dalam tulisan ini juga

disertakan contoh penerapan dari PDP Gelombang homogen untuk kedua jenis syarat batas tersebut beserta

analisisnya.

  Kata Kunci: PDP Gelombang Homogen, Syarat Batas Dirichlet, Syarat Batas Neumann

ABSTRACT

This paper examines the Homogeneous Wave Partial Differential Equations (PDE) on the interval

with the conditions of Dirichlet and Neumann boundary conditions. Research done by

understanding in advance of the general form PDP second order, coordinate transformation, the canonical

form second order linear PDE, as well as forms of Homogenous Wave Partial Differential Equations

unconditional settlement boundaries and find the solutions. Once the research is done by introducing a

common form Homogeneous Waves PDE with Dirichlet and Neumann boundary conditions and their

completion. In this paper we also included examples of the implementation of the homogeneouswaves PDE

for both types of the boundary conditions and the analysis.

  Keywords: Homogeneous Waves PDE, Dirichlet and Neumann Boundary Value conditions

Pendahuluan

  Fenomena gelombang sangat sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya ketika terjadi

gulungan ombak di laut, bermain lompat tali, sebaran gelombang ektromagnetik dari peralatan elektronik

sampai kepada fenomena mekanika kuantum yang menggunakan gelombang Schrodinger. Untuk memahami

fenomena gelombang yang terjadi disekitar, dibutuhkan bidang ilmu yang tepat sehingga fenomena

gelombang tersebut dapat dijelaskan secara ilmiah. Salah satu bidang ilmu yang dapat menjelaskan fenomena

gelombang adalah metematika dengan menggunakan Persamaan Differensial Parsial (PDP). Model

matematika yang dihasilkan disebut model matematika PDP.

Persamaan differensial sejatinya merupakan sebuah persamaan matematis yang menjelaskan mengenai

perubahan sifat atau perilaku dari suatu fenomena alam terhadap satuan waktu. Misalnya, seseorang berdiri

disuatu titik pada saat tt , kemudian pada saat tt orang tersebut telah berada 10 meter lebih jauh dari

  

1

tempatnya semula. Dengan demikian ada perubahan posisi orang tersebut yang bergantung pada waktu t

sehingga fenomena tersebut dapat dimodelkan dengan persaman differensial.

  

Lebih lanjut misalkan seorang pelari dapat menempuh jarak x dengan waktu t , maka kecepatan pelari v

dx dapat diintepretasikan sebagi persamaan differensial yang menjelaskan perubahan atas jarak vx dt

terhadap waktu t . Persamaan Differensial berdasarkan variabel yang dimiliki dapat dibagi menjadi dua jenis,

yakni Persamaan Differensial Total dan Persamaan Differensial Parsial. Apabila terdapat suatu fungsi

  

ZF x , maka turunan fungsi Z dinamakan turunan (differensial) total. Hal ini dikarenakan fungsi Z

 

akan diturunkan pada satu-satunya variabel bebas yang dimiliki yakni x .Turunan total untuk fungsi Z ini

  dF x dZ  

secara matematisditulis sebagai atau . Lebih lanjut apabila terdapat suatu fungsi ,

  ZF x y ,   dx dx

  Z   

maka fungsi Z dapat diturunkan kepada variabel bebas x atau dan y yang dinotasikan dengan

    dx

      Z  . Dengan demikian turunan untuk fungsi Z ini disebut turunan atau differensial parsial.

    dy

    Dalam memahami fenomena gelombang, PDP merupakan salah satu caraatau alat yang dapat

digunakan. Hal utama yang hendak diketahui dari fenomena gelombang pada umumnya adalah seberapa

besar gelombang yang terjadi pada suatu posisi x saat t atau U x t , . Untuk mengetahui hal ini, langkah

   

awal yang dilakukan adalah memodelkan gelombang tersebut kedalam suatu model matematika PDP,

kemudian setelahnya dapat dicari solusi penyelesaian dari model PDP tersebut.

Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan memodelkan suatu fenomena gelombang. Dimulai dengan

mempeajari hukum-hukum Newton yang terkait dengan gelombang serta merumuskan variabel-variabel yang

berpengaruh dalam fenomena gelombangtersebut. Setelah itu dibentuk model PDP gelombang dan dicari

solusi penyelesaiannya. Model yang terbentuk dikembangkan kembali dengan memberikan suatu syarat awal

dan batas dengan harapanagar model dan solusi yang dihasilkan dapat lebihakurat dan sesuai fenomena

gelombang yang terjadi sebenarnya. Beberapa contoh soal gelombang diberikan sebagai suatu aplikasi atau

penerapan dalam model PDP yang telah dihasilkan.

  

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pustaka, yakni mempelajari terlebih dahulu

bentuk PDP linear orde dua, transformasi koordinat, bentuk kanonik PDP linear orde dua dan bentuk umum

  

PDP Gelombang homogen tanpa syarat batas serta mencari solusi penyelesaianya. Setelah itu, dibentuk PDP

Gelombang dengan syarat batas Diriclet dan Neumann serta mencari solusi penyelesaian untuk kedua syarat

batas tersebut. Buku-buku penunjang yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah buku Partial

Differential Equations karya Strauss, Introduction to Differential Equations: Lecture Notes karya Jeffrey R

Chasnov, Handbook of Differential Equations: Stationary Partial Differential Equations Volume 5 karya

Michel Chipot, buku Persamaan Differensial Parsialdari Departemen Matematika FMIPA ITB, Partial

Differential Equations: Graduate Level Problems and Solutions karyaIgor Yanovsky dan sumber-sumberlain

yang dapat dilihat ada daftar pustaka.

  

Hasil dan Pembahasan

Persamaan Differensial Parsial Linear Orde Dua

  Bentuk umum Persamaan Differensial Parsial (PDP) Linear orde dua didefinisikan sebagai berikut:

  L UaU  2 bUcUpUqUrUg

  1   xx xy yy x y  

  dengan a b c p q , , , , dan r merupakan fungsi dua peubah dan U x y , merupakan fungsi yang

   

  dicari. Asumsikan a b , dan c tak nol serempak, maka diperoleh bentuk

  UaU  2 bUcU

  2  

    xx xy yy

  Yang merupakan bagian utama dari operator L yang memuat suku-suku orde dua. Berdasarkan 2 nilai diskriminannya Lbac , PDP linier orde dua dapat dibagi menjadi tiga tipe yakni

     1.

  Tipe Eliptik 2 Suatu PDP Linear orde dua disebut eliptik apabila  Lbac  . Contoh PDP linear

   

    orde dua yang termasuk eliptik adalah Persamaan Laplace U U xx yy

  2 Suatu PDP Linear orde dua disebut parabolik apabila .

2. Tipe Parabolik

   Lbac   

  Contoh PDP linear orde dua yang termasuk tipe Parabolik adalah Persamaan Difusi 3. Tipe Hiperbolik 2 Suatu PDP Linear orde dua disebut Hiperbolik apabila  Lbac  . Contoh PDP

   

  linear orde dua yang termasuk dalamtipe ini adalah Persamaan Gelombang

  Perubahan (Transformasi) Koordinat

p q , p x y q x y , , , disebut perubahan (transformasi) koordinat atau sering disebut juga

        

   

  sebagai trasnformasi tak singular apabila nilai Jakobiannya tidak sama dengan nol dengan Jakobian didefinisikan sebagai

  p p x y

    

  3 J p q p q   x y y x q q x y

  Misalkan W p q ,  U x p q , , y p q , , maka solusi untuk bentuk umum PDP linier orde dua

         

  persamaan

  1 dengan transformasi koordinat , , , , dihitung dengan p qp x y q x y

           

  menggunakan  

  U W p W q x p x q x

  4  

   

  U W p W q y p y q y

  Berdasarkan hal tersebut diperoleh bentuk transformasi dari L U yakni

    l WAW

2 BW  CW  PW  QW  RW  G

  5  

        

  denganfungsi A , , B , dan C , didefinisikan sebagai berikut

              2 2 A ,  a  2 bc ,

     

  

  x x y y

     

  B   , a   b     c  

  6     x x x y y x y y

    2 2 C   ,  a   2 b    c    x x y y

  Yang secara matriks dapat disajikan pula dalam bentuk sebagai berikut

  

   

       A Bx ya bx x

  7  

          

  

   

B C b c x y y y

         

  Selanjutnya dengan mengingat bentuk Jakobian seperti halnya pada bentuk

  3 di atas, maka  

  persamaan

  7 dapat dituliskan kembali sebagai berikut   2 2 2

    

  AC B J ac b

  8   2   2 Dengan mengingat bahwa  Lbac dan  lBAC , maka persamaan 8 dapat

       

  dituliskan kembali sebagai berikut 2

   lJL

  9

     

    x y

  Dengan nilai Jakobian setelah transformasi koordinat adalah

  J    x y

  Bentuk Kanonik PDP Linier Orde Dua

  Misalkan PDP bertipe Hiperbolik (Parabolik/Eliptik) pada domain D , maka terdapat suatu

  1  

  sistem koordinat dengan persamaan memiliki bentuk kanonik

    ,

  1    

  1. l WWl wG untuk PDP bertipe Hiperbolik

    1   

  2. l WWl wG untuk PDP bertipe Parabolik

       1

  3. l WWWl wG untuk PDP bertipe Eliptik

        1

  dengan l w merupakan operator differensial orde satu dan G merupakan suatu fungsi. Karena 1   penelitian ini mengkaji mengenai PDP Gelombang, maka pembahasan bentuk kanonik hanya akan dilakukan untuk PDP yang bertipe Hiperbolik. Asumsikan bahwa a x y ,  0, x y ,  D , maka untuk memperoleh bentuk Hiperbolik 2    

  

lBAC  , maka salah satu cara memperolehnya adalah dengan membentuk A  dan

 

  C  , atau dengan kata lain 2 2      

  A ,  a

  2 bc

    x x y y

  10 2 2   C   ,  a  

  2 b    c  

   

x x y y

A

  Karena bentuk  dan  sama, maka cukup diselesaikan satu diantara atau C . Misalkan dipilih

  A untuk diselesaikan, dengan demikian dapat dituliskan 2 2 a   2 b    c  

  11 x x y y  

  Persamaan

  11 dapat disajikan kembali sebagai perkalian dua buah PDP linier sebagai berikut  

  1 2 2    

  a b b ac a b b ac

  12              x y x y    

         

  a

  1 Berdasarkanpersamaan

  12 , karena  , maka diperoleh bentuk   2 a 2

      a   b bac a   b bac

  13     x y x y              

  dengan kata lain harus diselesiakan 2

    a   b bacx y

   

  14 2   a    b bac   x y

   

  Yang merupakan dua buah PDP linear. Dengan metode karakteristik, diperoleh fungsi konstan  dan  sebagai berikut 2

  dy bbac

  1. konstan sepanjang kurva karakteristik adalah dan Fungsi 

   dx a 2 dy bbac

  2.  konstan sepanjang kurva karakteristik adalah  Fungsi

  dx a PDP Gelombang Homogen

  Asumsikan sebuah tali elastis, homogen dan fleksible dengan panjang l mengalami getaran atau gelombang seperti halnya tali senar pada gitar atau dawai pada biola. Homogen dalam penelitian ini memberikan arti bahwa tali diasumsikan hanya terbuat dari satu jenis bahan material, atau dengan kata lain masa jenis atau kepadatan tali  adalah tetap. Lebih lanjut, sifat fleksibel memberikan arti bahwa tegangan tali (tention) menyinggung langsung sepanjang tali dan T x t ,

   

  merupkan vektor tegangan tali. Hukum Newton III menyatakan bahwa gaya aksi dan reaksi memiliki besar yang sama dengan arah terbalik dan segaris dengan sumbu horizontal x atau secara matematis dapat dituliskan sebagai

  T x t , cos   T x h t  , cos   T

  15   1   2   m

  Lebih lanjut Hukum Newton II menyatakan bahwa sebuah benda dengan massa mengalami gaya resultan sebesar F atau secara matematis dapat disajikan sebagai berikut

    F m a .

  16  

  Karena massa m merupakan perkalian atas massa jenis dengan panjang atau mh dan

  

  percepatan a merupakan turunan kedua dari fungsi U x t , dengan U x t , menyatakan fungsi

     

  solusi gelombang yang dicari, maka persamaan

  16 dapat dituliskan kembali sebagai

 

  FhU .

  17 tt  

  Dilain pihak gaya resultan F T x t , sin T x h t , sin , sehingga berdasarkan hal

  

      

  1   2

  tersebut diperoleh persamaan sebagai berikut

  hU .   T x t , sin  T x h t  , sin

  18

        

tt 1 2 Dengan mengingat bahwa TT x t , cos  T x h t  , cos dengan kata lain     1   2 T

  T TT x t , cos   T x t ,  dan TT x h t  , cos   T x h t  ,  1 2         cos cos  1

   2

  yakni sesuai dengan persamaan

  15 , maka persamaan 18 dapat dituliskan kembali sebagai    

  berikut

  

sin sin

 

1

2hU .   TT 19 tt  

cos cos

   

1

1

  sin Dengan mengingat bahwa  Tan  , maka persamaan

  19 dapat dituliskan kembali sebagai  

  

  cos

   hU .   T tan   T tan  tt  

  20

  

1

  2 Perhatikan bahwa fungsi U x t , merepresentasikan kemiringan tali di x saat t sehingga x  

T tan dan T tan dapat didekati dengan hampiran dan

    T tan   U x t , 1 x  

  1

  2 T tan   U x h t  , ,dengan demikian persamaan 2 x     20 dapat dituliskan kembali sebagai

  berikut

   hU .   TU x t ,  TU x h t  , tt x   x  

      

  21 T U x h t , U x t ,   x   x  

    Berdasarkan persamaan

  21 tersebut dapat ditemukan fungsi U sebagai berikut   tt

   U xh t ,  U x t , 

      T x x

   

  U

  22 tt    

h

  Apabila diambil bentuk limit h  untuk persamaan

  22 , maka diperoleh  

   U xh t ,  U x t ,  x   x  

  

T T

    lim U  lim  U

  23 h tt h   x     x

h  Berdasarkan persamaan

  23 diperoleh bentuk PDP Gelombang Homogen sebagai berikut  

  T T

2

.

  UUUC U , C

  24 tt x x tt x x     PDP Gelombang Homogen Dalam Interval

  Bentuk umum persamaan Gelombang dalam interval 2 dinyatakan sebagai berikut

  UC U ,      x , t tt xx

  25 U x , 0  f x

     

  U x , 0  g x t    

  Bentuk dan pada persamaan merupakan syarat awal

  U x , 0  f x U x , 0  g x

  25     t      

  untuk persamaan Gelombang pada interval saat

  U x t , t   

  yang merepresentasikan solusi bernilai f x dan turunan U x t , saat t  bernilai g x . Lebih lanjut, akan dicari solusi

        t U x t , pada persamaan 25 tersebut.

     

  Untuk mencari solusi U x t , pada PDP Gelombang homogen, akandilakukan perubahan

   

  (transformasi) koordinat. Dengan memperhatikan fungsi konstan dan sepanjang kurva

    dy

  karakteristik diperoleh

  dx 2 dy bbac      x Ct k

  26   dx a

  Dengan demikian persamaan karakteristik dari PDP Gelombang ini adalah

     x ct

  27  

     x ct

  Berdasarkan persamaan karakteristik

  27 , maka dapat diperoleh turunaan fungsi U x t , dan   t  

  U x t , sebagai berikut tt   U x t ,  UUC UU t    tt      

  28 2 2   U x t ,  C UUC UUC UU tt        

        t

  Berdasarkan persamaan

  27 pula dapat ditemukan turunan fungsi U x t , dan U x t , sebagai       x xx

  berikut

   

U x t ,  UUUU

xxx    

  29  

  

U x t ,  UUU

xx  

  2 UU

      

 

t

  Berdasarkan hal tersebut, solusi umum PDP Gelombang Homogen dapat dicari dengan mensubstitusikan persamaan dan , yakni

  28

  29 2 2     2 2

         

  U C U C U U C U U C U tt xx       

  2 U U

        2 2 2

    C UC U

  2 C U

  

  

  30 2  

   

  4 C U

  

  2 2 Berdasarkan persamaan 30 , karena U C U

  4 C U   U  . Dengan     , maka tt xx  

  demikian solusi umum PDP Gelombang Homogen adalah sebagai berikut

  

U   ,  F   G

     

  U x t ,  F x Ct   G x Ct

  31

       

  Persamaan

  31 merupakan solusi umum PDP Gelombang Homogen, lebih lanjut dengan  

  memandang syarat awal yang diberikan yakni U x , 0  f x dan U x , 0  g x , maka akan

          t

  dicari solusi khusus dari PDP Gelombang Homogen tersebut. Berdasarkan syarat awal, diperoleh

  U x , 0  F xG xF xG xf x            

  32 ' ' ' '   U x , 0  C F xG xC F xG xg x t            

     

  Perhatikan dari persamaan , apabila variabel x diganti dengan s , maka diperoleh

  U x , 0 t    

  32

  bentuk sebagai berikut

' ' ' '

  1 C F sG sg sg sF sG s            

    C

  Integralkan persamaan kepada variabel s dengan selang , maka diperoleh

  33 ds 0, x x x x      

  1 ' '

  1

  34 g s dsF sG s dsg s ds   k F xG x

                 

     C C

  Eliminasikan U x , 0 pada persamaan

  32 dengan persamaan 34 sehingga diperoleh nilai      

  sebagai berikut

  F x  

x

f x k

  1

    F x g s ds

    

  35      

  

  2

  2 C

  2 Berdasarkan persamaan

  

35 , dapat diperoleh nilai G x sebagai berikut

   

  G xf xF x      

x

   f x

  k  

  1

  36

   f x   g s ds   

       

  C

  2

  2

  2   x

  f x

  1 k

   

    g s ds

    

  C

  2

  2

  2 Berdasarkan persamaan

  35 dan 36 , diperoleh solusi khusus PDP Gelombang Homogen    

  U x t , berdasarkan persamaan 31 adalah     x Ct x Ct

     f x Ct    f x Ct  

   

1 k  

1 k U x t ,   g s ds    g s ds

           

   

  2

2 C

  2

  2

  2 C

  2     x Ct f x Ct   f x Ct

     

  1

  g s ds

  37

     

    

  2

  2 C x Ct Yang dikenal dengan formula De’Allembert.

  PDP Gelombang Homogen Dalam Interval

  Dengan Syarat Batas Dirichlet Bentuk umum persamaan Gelombang homogen dalam interval dengan syarat batas Dirichlet dinyatakan sebagai berikut

2 U C U x t

  tt xx  ,      ,

  U xf x

  , 0

     

  38  

  U xg x t     , 0 U t

  0, 

   

  Sebelum mencari solusi PDP gelombang dengan syarat batas Dirichlet pada persamaan , perlu

  38   dikenalkan mengenai perluasan fungsi ganjil yang berkorespondensi dengan syarat batas Dirichlet.

  Perluasan fungsi ganjil didefinisikan sebagai

   x 1  

x , x

    

   

  

  39

   x    x , x1        

  0, x  

  Berdasarkan hal tersebut solusi PDP Gelombang untuk syarat batas Dirichlet adalah x Ct

  

    x Ct     x Ct

         

   

  1 U x t ,     s ds   s ds

  40  

       

   

   

  2

  2 C x Ct  

  Misalkan z    s dz   ds , maka persamaan

  40 dapat dituliskan kembali sebagai berikut   x Ct

        

  x Ct Ct x    

  1     

  U x t , z dz s ds

  41

     

         

  2

  2 C Ct x  

  Lebih lanjut misalkan zs , dzds , maka solusi PDP Gelombang homogen dengan Dirichletadalah x Ct

    x Ct   Ctx

  1

     

  42 U x t ,    s ds

     

  

  2

  2 C Ct x

  PDP Gelombang Homogen Dalam Interval

  Dengan Syarat Batas Neumann Bentuk umum persamaan Gelombang homogen dalam interval dengan syarat batas Neumann dinyatakan sebagai berikut 2 UC U      x t tt xx , ,

  U xf x

  , 0

     

  43  

  U x g x t     , 0  U tx   0,

  Sebelum mencari solusi PDP Gelombang homogen dengan syarat batas Neumann pada persamaan

  

43 , perlu dikenalkan mengenai perluasan fungsi genap yang berkorespondensi dengan syarat

 

  batas Neumann. Perluasan fungsi genap  x didefinisikan sebagai 2     x , x

   

    x    x , x

  44 2       

   0,

  x

   Berdasarkan hal tersebut solusi PDP Gelombang untuk syarat batas Neumann adalah x Ct

  x Ct x Ct

       

         

  1

    U x t ,     s ds   s ds

  45  

       

   

   

  2

  2 C x Ct

  

    Misalkan z s dz ds      , maka persamaan

    45 dapat dituliskan kembali sebagai berikut

  47 Contoh penerapan 1.

  Solusi      

    , U x t tersebut

  tentukan solusi PDP Gelombang

  U x U x x  

      , 0 , 0 cos t

      

  U C U x

  Diberikan fungsi PDP Gelombang dengan syarat awal sebagai berikut 2 , tt xx

       

  2

          

        

     

             

       

  x Ct Ct x U x t s ds s ds

C

x Ct Ct x s ds s ds C

  2 Ct x Ct x Ct x Ct x Ct x Ct x

  2

  2

  1 , cos

  2 x Ct x Ct

  2

  2

  untuk setiap

  , U x t juga merupakan fungsi ganjil dari x

   dan  merupakan dua buah fungsi ganjil dari x , tunjukkan bahwa solusi  

  Jika

              2.

  x Ct x Ct C x Ct x Ct C x Ct C x Ct C

  1 cos sin

  2

  1 2 cos sin

  1 sin sin

  f x Ct f x Ct U x t sds C

  2

  2

  1 sin sin

  0 0

       

       

      

      

   

  1

  2

           

  dapat dituliskan kembali sebagai berikut

  2

  1

            

  

      

         

              

  2 Ct x Ct x x Ct Ct x x Ct Ct x U x t s ds s ds s ds C

  2

  1 ,

             

  46

  2 Ct x Ct x Ct x

  46 Untuk nilai z s dz ds    , perhatikan bahwa persamaan  

     

           

        

   

  x Ct Ct x U x t z dz s ds

C

  2 x Ct Ct x

  2

  1 ,

  2

  x Ct Ct x s ds s ds

C

  2

     

  1 ,

     

               

  adalah

  47 , solusi PDP Gelombang homogen dengan syarat batas Neumann

  47 Berdasarkan persamaan  

   

     

     

              

    

     

  C     

  2 Ct x Ct x Ct x Ct x Ct x x Ct Ct x s ds s ds s ds

  2

  2

  1

             

     

             

  t Solusi Jika  dan  merupakan dua buah fungsi ganjil dari x , maka     x x dan

         x x . Berdasarkan hal tersebut akan ditunjukkan bahwa Ux t ,   U x t ,      

      .

    x Ct

  1

  1

   Ux t ,      x Ct     x Ct   s ds

         

   

  

  2

  2 C

    x Ct

  x Ct

  1

  1

  x Ct x Cts d s

            

         

   

  

  2

  2 C

  

  x Ct

  x Ct

  1

  1     x Ct    x Ct    s d s

         

   

  

  2

  2 C

   

x Ct

  x Ct

   

  1

  1      x Ct    x Ct    s d s

         

   

   

  

  2

  2 C

    x Ct

   

    U x t ,

   

Kesimpulan dan Saran

  Dalam penelitian ini dapat dirumuskan beberapa kesimpulan dan saran sebagai berikut:

  Kesimpulan 1.

  PDP Gelombang dapat dikatakan sebagai suatu persamaan differensial parsial yang menjelaskan aktivitas gelombang. Solusi Ux t , menjelaskan keadaan gelombang pada

    posisi x saat t .

  2. Bentuk umum PDP GelombangHompgen pada interval ditunjukkan pada persamaan

  25 dengan solusinya Ux t , ditunjukkan pada persamaan

  37       3.

  Bentuk umum PDP Gelombang pada interval dengan syarat Dirichletditunjukkan pada persamaan

  38 dengan solusinya Ux t , ditunjukkan pada    

  persamaan

  42   4.

  Bentuk umum PDP Gelombang pada interval dengan syarat Neumannditunjukkan pada persamaan

  43 dengan solusinya U x t , ditunjukkan pada     

  persamaan

  47  

  Saran 1.

  Perlu dikembangkan bentuk umum PDP Gelombang Non homogen pada interval beserta solusi penyelesaiannya

  2. Perlu dikembangkan bentuk umum PDP Gelombang Non homogen pada interval dengan syarat batas Dirichlet yang berkorespondensi dengan perluasan fungsi ganjil beserta solusim penyelesaiannya 3. Perlu dikembangkan bentuk umum PDP Gelombang Non homogen pada interval dengan syarat batas Neumann yang berkorespondensi dengan perluasan fungsi genap beserta solusi penyelesaiannya

  Daftar Pustaka

  [1] Strauss, A., Walter. 2008. Partial Differential Equations: an Introduction. USA:John Wiley &Sons [2] Chasnov, R., Jeffrey. 2009. Introduction to Differential Equations: Lecture Notes. Hong Kong:

  The Hong Kong University of Science and Technology [3] Chipot, Michel. 2008. Handbook of Differential Equations: Stationary Partial Differential

  Equations Volume 5. Amsterdam: Elsevier

  [4] Departemen Matematika ITB. 2012. Persamaan Differensial Parsial. Bandung:FMIPA ITB [5] Folland, G.B. 1983. Lectures on Partial Differential Equations. Bombay: Tata Institute of Fundamental Research [6] Hunter, K., John. 2014. Notes on Partial Differential Equations. California: Department of Mathematics, University of California at Davis [7] Logan, J., David. Applied Partial Differential Equations: Second Editions. New York: Springer-VerlagBerlin Heidelberg [8] Markowich. Peter. 2007. Applied Partial Differential Equations: A Visual Approach. New York: Springer-Verlag Berlin Heidelberg [9] Miersemann, Erich. 2012. Partial Differential Equations: Lecture Notes. Leipzig: Department of Mathematics Leipzig University [10] Jeffrey. Allan. 2003. Applied Partial Differential Equations: an Introduction. California: Elsevier Sciences [11] Moore, Doug. 2003. Introduction to Partial Differential Equations. California: Department Mathematics of UCSB [12] Pinchover & Rubinsten. 2005. An Introduction to Partial Differential Equations. London: Cambridge University Press [13] Yanovsky, Igor.2005. Partial Differential Equations: Graduate Level Problems and

   Solutions. California: Department of Mathematics UCLA