1 PENGARUH KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP INTERAKSI SOSIAL SISWA KELAS X SMK SWASTA PANCA BHAKTI KUBU RAYA
PENGARUH KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP INTERAKSI SOSIAL SISWA
KELAS X SMK SWASTA PANCA BHAKTI KUBU RAYA
Siti Muniroh, Asrosi, Luhur Wicaksono
Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Untan Pontianak
Email: sitimuniroh814@yahoo.co.id
Social interaction is the key of all social life, because without social interaction there
may be no life together. In order to make the individuals are able to interact socially
well, somebody must have high confidence in order to make it easier in interacting with
other individuals. Confidence is also needed to be more self-respecting, because it is built
on the basis of a positive feeling of your own self-respect. The general purpose of this
study was to describe the influence of self-confidence to the social interaction of 10
thgrade students of Panca Bhakti Vocational High School Kubu Raya. The population in
this study was 146 students and the sample was 59 students at the tenth grade of Panca
Bhakti Vocational High School Kubu Raya. This study used quantitave approach. The
techniques in collecting data used data analysis technique using the percentage formula
and product moment correlation and coefficient of determination. Based on the result of
this study, it could be concluded that: (1) self-confidence of 10 th grade students of PancaBhakti Vocational High School Kubu Raya was classified “high”, (2) the social
interaction of 10 th grade students of Panca Bhakti Vocational High School Kubu Rayawas classified “good”, (3) there is significant influence of the social interaction of 10
th grade students of Panca Bhakti Vocational High School Kubu Raya.Keywords: Self-Confidence, Social Interaction PENDAHULUAN
Pada hakikatnya manusia tidak hanya sebagai makhluk individu, tetapi manusia juga merupakan mahluk sosial. Untuk menjalani kehidupannya sehari-hari, manusia juga memerlukan bantuan dari manusia atau individu yang lainnya, oleh karena itu manusia melakukan suatu interaksi sosial. Seperti yang di kemukakan oleh Doda (2005:129)
“Common interests should
characterize as a basis for interaction
.” Kepentingan bersama seharusnya menggambarkan sebagaimana dasar untuk interaksi.
Sehubungan dengan hal ini Bungin (2006:25) mengatakan bahwa manusia juga di ciptakan sebagai mahluk multidimensional, memiliki akal pikiran dan mampu berinteraksi secara personal maupun sosial. Soyomukti (2016:315) juga menyatakan bahwa “Interaksi sosial adalah tindakan, kegiatan, atau praktik dari dua orang atau lebih yang masing-masing mempunyai orientasi dan tujuan.”Individu memerlukan hubungan dengan lingkungan yang menggiatkannya, merangsang perkembangannya, atau memberikan sesuatu yang ia perlukan.
Ahmadi (2007:49) juga mengungkapkan “Interaksi sosial adalah suatu hubungan antara individu atau lebih, di mana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya”.
Seperti yang di tegaskan oleh Herimanto dan Winarno (201 5:54) “Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan soaial, karena tanpa interaksi sosial tidak mungkin ada kehidupan bersama.” Interaksi sosial menghendaki adanya tindakan yang saling di ketahui. Bukan masalah jarak, melainkan masalah saling mengetahui atau tidak. Dari beberapa pendapat tersebut dapat di simpukan bahwa interaksi sosial merupakan tidakan atau kegiatan sosial yang menyangkut hubungan antara orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorang dan kelompok manusia serta saling mempengaruhi antara yang satu dengan yang lainnya.
Rinehart and Winston (1970:1) “ social
psychology focuses upon the social nature of the individua, it attempts to understand and explain how thought, feeling, and behavior of individuals are influenced by the actual.
Sejalan dengan hal itu Fara (2016:10) juga mengungkapkan bahwa “Rasa percaya diri juga dibutuhkan agar semakin menghargai diri sendiri, karena dibangun atas dasar perasaan positif akan harga diri anda sendiri.”
Tingkat kepercayaan diri yang baik juga dapat memudahkan individu dalam mengambil sebuah keputusan dan juga dapat memudahkan individu untuk mendapatkan teman, serta dapat membantu individu untuk mempertahankan kesuksesan dalam pembelajaran atau pekejaan. Secara tidak langsung hal ini dapat mempengaruhi prestasi akademik atau prestasi belajar siswa.
Sehubungan dengan hal itu Riyadi dkk (2016:82) juga mengungkapkan bahwa “Percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis diri sesesorang yang memberikan keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuatatau melakukan suatu tindakan”.
Dengan rasa percaya diri sesorang dapat membangun keberanian dan kemandirian. Menurut Elfiky (2017:54) “Rasa percaya diri adalah kekuatan yang mendorong seseorang untuk maju dan berkembang serta selalu memperbaiki diri
.”
Berdasarkan beberapa pendapat yang ada, dapat di simpulkan bahwa percaya diri merupakan sebuah keyakinan atau kepercayaan yang ada pada diri seseorang untuk melakukan suatu tindakan. Bentuk kepercayaan diri harus dimiliki siswa dengan cara berinteraksi kepada siswa lainnya dengan demikian siswa dapat mengetahui dimana letak kekurangan dan kelebihannya, hal tersebut sangat dibutuhkan bagi siswa untuk menggali potensi yang ada pada dirinya. Tidak hanya itu, dalam dunia pendidikan juga di butuhkan rasa percaya diri siswa, karena siswa disekolah tidak hanya belajar melainkan juga harus melalui suatu interaksi dan komunikasi dengan teman sebayanya di sekolah.
Siswa sebagai individu yang sedang dalam proses pembelajaran yaitu berkembang kearah kematangan jiwa atau kemandirian. Hambley (dalam Robbi 2016:33) juga menyebutkan bahwa “salah satu yang mempengaruhi kemampuan dalam penyesuaian sosial ini adalah kepercayaan diri.”
Berdasarkan kenyataan yang ada di kelas X SMK Swasta Panca Bhakti Kubu Raya, masih banyak siswa yang kurang percaya diri terutama dalam hal interaksi sosial. Sebagian besar siswa masih memiliki interaksi sosial yang kurang baik.
Hal ini ditandai dengan kurangnya kerjasama antar siswa, dimana siswa saling membenci, saling sindir menyindir, dan juga terbentuknya kelompok-kelompok atau gank, padahal mereka masih berada dalam ruang lingkup yang sama, bahkan berada dalam satu kelas yang sama. Padahal jika siswa dapat berinteraksi sosial dengan baik biasanya ia dapat mengatasi berbagai persoalan dalam pergaulan. Mereka tidak mengalami kesulitan untuk menjalani hubungan dengan orang asing atau teman baru dan berkomunikasi secara efektif dengan orang lain.
Selain itu, mereka juga dapat mengutarakan pendapat, memberi penghargaan atau dukungan terhadap pendapat orang lain, dan mereka juga dapat mengungkapkan sebuah kritikan tanpa menyakiti orang lain. Interaksi sosial yang kurang baik di lingkungan sekolah akan menciptakan suasana belajar yang kurang nyaman atau kondusif. Hal ini akan menghambat kemajuan siswa dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan latar belakang diatas, penelitian ini dilakukan untuk mengkaji lebih dalam tentang Kepercayaan Diri Terhadap Interaksi Sosial Siswa Kelas X SMK Swasta Panca Bhakti Kubu Raya.
Percaya diri adalah berbuat dengan penuh keyakinan. Apapun tantangan yang dihadapi dan dalam kondisi apapun ia akan menggapai apa yang diinginkannya. Menurut Elfiky (2017:54) “Rasa percaya diri adalah kekuatan yang mendorong seseorang untuk maju dan berkembang serta selalu memperbaiki diri.” Tanpa rasa percaya diri, seseorang akan hidup di bawah bayang- bayang orang lain. Ia akan selalu takut pada kegagalan dan sesuatu yang tidak diketahui.
Fara (2016:10) juga mengungkapkan bahwa “Rasa percaya diri juga dibutuhkan agar semakin menghargai diri sendiri, karena dibangun atas dasar perasaan positif akan harga diri anda sendiri.” Dengan rasa percaya diri sesorang dapat membangun keberanian dan kemandirian untuk menjalani dan membangun hidup anda sendiri .
Sehubungan dengan hal itu Riyadi, Rochmanudin dan Narni (2016:82) juga mengungkapkan bahwa “Rasa percaya diri berarti yakin akan kemampuannya untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dan masalah.” Berdasarkan beberapa pendapat yang ada, dapat di simpulkan bahwa percaya diri merupakan sebuah keyakinan atau kepercayaan yang ada pada diri seseorang untuk melakukan suatu tindakan.
Lauster dalam Robbi (dalam Robbi 2016:13) juga mengungkapkan tentang beberapa ciri-ciri orang yang mempunyai rasa percaya diri. beberapa ciri-ciri yang dimaksud yaitu sebagai berikut : (1) Percaya pada kemampuan diri sendiri (2) Bertindak mandiri dalam mengambil keputusan (3) Memiliki konsep diri yang positif (4) Berani mengungkapkan pendapat.
Percaya diri juga memiliki beberapa aspek. Menurut Lauster (dalam Robbi 2006:58) terdapat beberapa aspek-aspek percaya diri yaitu: (1) keyakinan akan kemampuan diri (2) optimis (3) objektif (4) bertanggung jawab serta (5) rasional dan realistis.
Manusia merupakan mahluk sosial, dalam kehidupan sehari-hari manusia tidaklah lepas dari hubungan antara yang satu dengan yang lainnya. Menurut Gerungan (2004:62) “Interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua atau lebih individu manusia, dimana kekuatan individu yang satu mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki kelakuan individu yang lain, atau sebaliknya.” Sejalan dengan pendapat tersebut Kulsum dan Jauhar (2014:125) juga menyatakan bahwa “Interaksi sosial merujuk pada hubungan-hubungan sosial yang dinamis, yang menyangkut hubungan atara orang perorangan, antara kelompok- kelompok, maupun antara orang perorangan dengan kelompok.” Freedman dkk (1970:70)
“Affiliations is determined to some extent by one’s axpectations about interactions with other people and by one’s knowledge of them.”
Apabila dua orang bertemu, interaksi sosial dimulai pada saat itu. Mereka saling menegur, berjabat tangan, saaling berbicaraatau bahkan mungkin berkelahi.Interaksi sosial tidak selalu ditandai dengan mengadakan kontak muka atau berbicara, tetapi interaksi sosial bisa terjadi manakala masing-masing sadar akan adanya pihak lain yang menyebabkan perubahan- perubahan dalam perasaan orang yang bersangkutan, yang disebabkan, misalnya karena bau minyak wangi. Hal itu bisa menimbulkan kesan dalam pikiran seseorang, yang kemudian menentukan tindakan apa yang akan dilakukannya.
Selanjutnya Setiadi, Hakam dan Effendi (2006:95) juga mengungkapkan bahwa “Interaksi sosial merupahan hubungan- hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan orang perorangan dengan sekelompok manusia.” Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat di simpulkan bahwa Interaksi sosial merupakan tidakan atau kegiatan sosial yang menyangkut hubungan antara orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang per orang dan kelompok manusia serta saling mempengaruhi antara yang satu dengan yang lainnya. Interaksi sosial merupakan kunci semua kegidupan sosial karena tanpa interaksi sosial, tidak mungkin ada kehidupan bersama.
Interaksi sosial juga memiliki beberapa aspek. Menurut Davis dan Newstrom (dalam Karimah 2012:9) “aspek-aspek interaksi sosial antara lain yaitu (1) aspek komunikasi (2) kontak social (3) partisipasi.
Pada hakikatnya manusia tidak hanya sebagai mahluk individu, tetapi manusia juga merupakan mahluk sosial. Untuk menjalani kehidupannya sehari-hari, manusia juga memerlukan bantuan dari manusia atau individu yang lainnya, oleh karena itu manusia melakukan suatu interaksi sosial. Sehubungan dengan hal ini Bungin (2006:25) mengatakan bahwa “manusia juga diciptakan sebagai mahluk multidimensional, memiliki akal pikiran dan mampu berinteraksi secara personal maupun sosial”. Kemudian Herimanto dan Winarno (2015:54) juga mene gaskan bahwa “Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial, karena tanpa interaksi sosial tidak mungkin ada kehidupan bersama”.
METODE PENELITIAN
Agar siswa mampu berinteraksi sosial dengan baik, maka seseorang atau siswa tersebut harus mempunyai kepercayaan diri yang tinggi agar dapat mempermudah dalam berinteraksi dengan siswa yang lainnya. Apabila dua orang bertemu, interaksi dimulai pada saat itu mereka saling menegur, berjabat tangan, saling berbicara, bahkan mungkin berkelahi (Setiadi, Hakam & Effendi 2006:96).
Sehubungan dengan pendapat tersebut berarti jika hendak melakukan sebuah interaksi sosial haruslah dimulai dengan rasa percaya diri. karena untuk saling menegur, berjabat tangan maupun untuk saling berbicara itu harus memiliki kemampuan dan keyakinan pada dalam diri.
Sejalan dengan hal itu Hambley (dalam Robbi 2016:33) menyebutkan bahwa “salah satu yang mempengaruhi kemampuan dalam penyesuaian sosial ini adalah kepercayaan diri”. Tingat kepercayaan diri yang baik juga dapat memudahkan siswa dalam mengambil sebuah keputusan dan juga dapat memudahkan siswa untuk berinteraksi sosial, mendapatkan teman, serta dapat membantu siswa untuk mempertahankan kesuksesan dalam pembelajaran atau pekejaan. Secara tidak langsung hal ini dapat mempengaruhi prestasi akademik atau prestasi belajar siswa.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Nawawi (2015:67)
“Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek atau obyek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak, atau sebagaimana adanya.”
Populasi merupakan seluruh objek yang akan diteliti dan yang sudah memenuhi syarat-syarat yang berhubungan dengan masalah yang akan kita teliti untuk dipelajari dan juga ditarik kesimpulannya. populasi dari penelitian ini adalah peserta didik kelas X SMKSwasta Panca Bhakti Kubu Raya dengan karakteristik sebagai berikut (1) Terdaftarsebagai peserta didik SMK Swasta Panca Bhakti Kubu Raya (2) Peserta didik di kelas X SMK Swasta Panca Bhakti Kubu Raya.Berdasarkan karakteristik tersebut, maka populasi dalam penelitian ini berjumlah 146 siswa kelas X SMKSwasta Panca Bhakti Kubu Raya terdapat pada tabel berikut:
Tabel 1. Distribusi Populasi Penelitian
Kelas Jenis Kelamin
Jumlah Laki-Laki Perempuan
X Akuntansi 12 26 38
X Tata Niaga 14 25 39
X Akomodasi Perhotelan 11 29 40
X Farmasi 16 22 38 Jumlah 65 81 146 Dalam penelitian ini, penarikan sampel yang akan dilakukan peneliti menggunakan persentase sebanyak 40% dari jumlah populasi setiap kelas dan peneliti menggunakan teknik random sampling yang dilakukan secara acak sehingga setiap siswa memperoleh kesempatan untuk menjadi salah satu dari anggota sampel. Adapaun perhitungan persentase untuk penarikan sampel dalam penelitian ini dapat diiihat pada tabel 2 dengan jumah sampel 59 siswa.
Tabel 2. Distribusi Sampel Penelitian
10 Jumlah
Untuk menjawab sub masalah nomor satu dapat menggunakan rumus persentase. secara keseluruhan kepercayaan diri siswa mencapai skor aktual sebesar 7007 dari skor maksimal ideal sebesar 8142 dengan persentase 86% sehingga berada pada kategori “Tinggi”.
1. Kepercayaan diri siswa kwlas X SMK Swasta Panca Bhkati Kubu Raya
Swasta Panca Bhakti Kubu Raya. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan rumus presentase dan SPSS terdapat pengaruh kepercaan diri terhadap interaksi sosial siswa kelas X SMK
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian
Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah: (1) Untuk menjawab sub masalah nomor 1 dan 2 menggunakan teknik persentase; (2) Selanjutnya menjawab sub masalah nomor 3 melalui rumus korelasi product moment; (3) Untuk menjawab besarnya pengaruh kepercayaan diri terhadap interaksi social siswa, menggunakan koefisien determinasi (Kd) dengan rumus Kd = r² x 100%
59 Dalam penelitian ini menggunakan teknik komunikasi tidak langsung. Teknik komunikasi tidak langsung merupakan teknik utama yang di gunakan untuk mengumpulkan data. Alat pengumpul data yang sesuai dengan teknik yang digunakan adalah inventiri.
4 X FARM 4 x 40% = 2 21 x 40% = 8
No Kelas Jumlah Siswa
17
3 X APH 22 x 40% = 9 19 x 40% = 8
15
2 X TN 17 x 40% = 7 20 x 40% = 8
17
1 X AK 22 x 40% = 9 21 x 40% = 8
Jumlah Laki-Laki Perempuan
Untuk melihat kepercayaan diri siswa secara lebih rinci dapat di lihat sebagai berikut: (a) Keyakinan akan kemampuan diri mencapai skor aktual 1520 dari skor ideal 1770 berarti mencapai 86% dan dikategorikan “Tinggi”. (b) Optimis mencapai skor mencapai skor aktual 1683 dari skor ideal 1947 berarti mencapai 86% dan di kategorikan “Tinggi” (c) Objektif mencapai skor aktual 760 dari skor ideal 885 berarti mencapai 86% dan di kategorikan “Tinggi (d) Bertanggung jawab mencapai mencapai skor aktual 1806 dari skor ideal 2124 berarti mencapai 85% dan di
2. Interaksi Sosial Siswa Kelas X SMK Swasta Panca Bhakti Kubu Raya
Mean Std. Deviation N Kepercayaan diri 118.9322 14.43160
59 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
59
1 Sig. (2-tailed) .000 N
59 Interaksi Sosial Pearson Correlation .994 **
59
Kepercayaan Diri Pearson Correlation 1 .994 ** Sig. (2-tailed) .000 N
59 Correlations Kepercayaan Diri Interaksi Sosial
59 Interaksi Sosial 121.4237 20.01302
Descriptive Statistics
kategorikan “Tinggi (e) Rasional dan Realistis mencapai skor aktual 1248 dari skor ideal 1416 berarti mencapai 88% dan dikategorikan “Tinggi”.
Untuk dapat memberikan penafsiran mengenai besar kecilnya koefisien korelasi, dapat dilihat pada ketentuan yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012:257) yang terdapat pada tabel 4 sebagai berikut.
Pada tabel 3 dilakukan penelitian terhadap 59 responden yang sesuai dengan karakteristik populasi dan dipilih secara acak dengan db = n
Tabel 3. Korelasi kepercayaan diri terhadap interaksi sosial
korelasi product moment seperti terdapat pada tabel 3 sebagai berikut.
. Hasil yang didapat dari analisis
Untuk mengetahui pengaruh kepercayaan diri terhadap interaksi sosial siswa terlebih dahulu dilakukan analisis korelasi product moment dari person untuk memperoleh besarnya koefesienn korelasi. Guna mempermudah perhitungan analisis data dengan bantuan program SPSS Versi 16.
3. Pengaruh Kepercayaan Diri Terhadap Interaksi Sosial Siswa Kelas X SMK Swasta Panca Bhakti Kubu Raya
Agar dapat melihat interaksi sosial siswa secara lebih rinci dapat dilihat sebagai berikut: (a) Aspek komunikasi mencapai skor aktual 3185 dari skor maksimal ideal 3717 berarti mencapai 86% dan dikategorikan “Tinggi”. Ini berarti aspek komunikasi siswa sudah tergolong baik. (b) Aspek kontak sosial mencapai skor aktual 2428 dari skor maksimal ideal 2832 berarti mencapai 86% dan dikategorikan “Tinggi”. Ini berarti bahwa aspek kontak sosial siswa sudah tergolong baik. (c) Aspek partisipasi mencapai skor aktual 1551 dari skor maksimal ideal 1770 berarti mencapai 88% dan dikategorikan “Tinggi”. Ini berarti bahwa partisipasi siswa pada lingkungan sosialnya sudah tergolong baik.
Untuk menjawab sub masalah nomor satu dapat menggunakan rumus persentase. secara keseluruhan sikap sosial mencapai skor aktual sebesar 7164 dari skor maksimal ideal sebesar 8319 dengan persentase 86% sehingga berada pada kategori “Baik”.
- – 2 = 59 – 2 = 57, dengan taraf signifikansi 0,05 maka diperoleh hasil rhitung = 0, 994 dan signifikan pada 0,000.
- – 0,199
- – 0,399
- – 0,599
- – 0,799
- – 1,000
2. Interaksi Sosial
Dari hasil analisis data kepercayaan diri siswa kelas X SMK Swasta Panca Bhakti Kubu Raya dapat dikatakan bahwa kepercayaan diri siswa sudah sangat tinggi yaitu mencapai skor “86%” dengan kategori “Baik” yang berarti peserta didik kelas X SMK Swasta Panca Bhakti Kubu Raya sudah mempunyai kepercayaan diri yang cukup tinggi.
Bentuk kepercayaan diri harus dimiliki siswa dengan cara berinteraksi kepada siswa lainnya dengan demikian siswa dapat mengetahui dimana letak kekurangan dan kelebihannya, hal tersebut sangat dibutuhkan bagi siswa untuk menggali potensi yang ada pada dirinya. Tidak hanya itu, dalam dunia pendidikan juga dibutuhkan rasa percaya diri siswa, karena siswa di sekolah tidak hanya belajar melainkan juga harus melalui suatu interaksi dan komunikasi dengan teman sebayanya di sekolah maupun dengan furu- guru serta staf yang berada di sekolah.
Sehubungan dengan hal itu, Riyadi dkk (2016:82) juga mengungkapkan bahwa “Percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis diri sesesorang yang memberikan keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat atau melakukan suatu tindakan”. Dengan rasa percaya diri sesorang dapat membangun keberanian dan kemandirian.Siswa sebagai individu yang sedang dalam proses pembelajaran yaitu berkembang kearah kematangan jiwa atau kemandirian. Hambley (dalam Robbi 2016:33) juga menyebutkan bahwa “salah satu yang mempengaruhi kemampuan dalam penyesuaian sosial ini adalah kepercayaan diri.”
.” (Fara, 2016:10).
“Rasa percaya diri juga dibutuhkan agar semakin menghargai diri sendiri, karena dibangun atas dasar perasaan positif akan harga diri anda sendiri
Hasil penelitian agar individu mampu berinteraksi sosial dengan baik, maka seseorang atau individu tersebut harus mempunyai kepercayaan diri yang tinggi agar dapat mempermudah dalam berinteraksi dengan individu lainnya.
Selanjutnya untuk mengetahui besarnya pengaruh kepercayaan diri terhadap interaksi sosial siswa, di lanjutkan dengan analisis koofisien determinasi (Kd) dengan rumus sebagai berikut Kd = r² x 100% di dapatkan hasil sebesar 98%. Berdasarkan hasil perhitungan koefisien determinasi dapat ditafsirkan bahwa kepercayaan diri berpengaruh sebesar 98% terhadap interaksi sosial siswa. Jadi dapat dinyatakan bahwa kepercayaan diri berpengaruh sangat besar terhadap interaksi sosial siswa.
Pembahasan 1. Kepercayaan Diri
Sangat Kuat Berdasarkan pedoman interprestasi koefisien korelasi, maka pengaruh kepercayaan diri terhadap interaksi social siswa kelas X SMK Swasta Panca Bhakti Kubu Raya berada pada kategori “Sangat Kuat”.
Kuat 0,80
Sedang 0,60
Rendah 0,40
Sangat Rendah 0,20
0,00
Tabel 4. Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada hakikatnya manusia tidak hanya sebagai mahluk individu, tetapi manusia juga merupakan mahluk sosial. Untuk menjalani kehidupannya sehari-hari, manusia juga memerlukan bantuan dari manusia atau individu yang lainnya, oleh karena itu manusia melakukan suatu interaksi sosial. Bungin (2006:25) mengatakan bahwa “manusia juga diciptakan sebagai mahluk multidimensional, memiliki akal pikiran dan mampu berinteraksi secara personal maupun sosial.
” Ahmadi (2007:49) juga mengungkapkan
“Interaksi sosial adalah suatu hubungan antara individu atau lebih, dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya.”
Seperti yang ditegaskan oleh Herimanto dan Winarno (2015:54) “Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan soaial, karena tanpa interaksi sosial tidak mungkin ada kehidupan bersama.”Interaksi sosial menghendaki adanya tindakan yang saling diketahui. Bukan masalah jarak, melainkan masalah
saling mengetahui atau tidak.
Dari hasil analisis data interaksi sosial siswa kelas X SMK Swasta Panca Bhakti Kubu Raya dapat dikatakan bahwa interaksi sosial siswa sudah sangat tinggi yaitu mencapai skor “86%” dengan kategori “Baik” yang berarti peserta didik kelas X SMK Swasta Panca Bhakti Kubu Raya sudah mampu berinteraksi sosial dengan baik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa agar individu mampu berinteraksi sosial dengan baik, maka seseorang atau individu tersebut harus mempunyai kepercayaan diri yang tinggi agar dapat mempermudah dalam berinteraksi dengan individu lainnya.Siswa merupakan individu yangsedang dalam proses pembelajaran yaitu berkembang kearah kematangan jiwa atau kemandirian. Hambley (dalam Robbi 2016:33) juga menyebutkan bahwa “salah satu yang mempengaruhi kemampuan dalam penyesuaian sosial ini adalah kepercayaan diri.”
Kemudian Herimanto dan Winarno (2015:54) juga menegaskan bahwa “Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial, karena tanpa interaksi sosial tidak mungkin ada kehidupan bers ama”.Agar siswa mampu berinteraksi sosial dengan baik, maka seseorang atau siswa tersebut harus mempunyai kepercayaan diri yang tinggi agar dapat mempermudah dalam berinteraksi dengan siswa yang lainnya.
Kepercayaan diri bukanlas satu-satunya yang berpengaruh bagi interaksi sosial. Hanya saja peneliti lebih menghususkan pada kepercayaan diri sebab dilihat dari fenomena yang ada dilingkungan sekitar dimana orang yang tidak percaya diri akan kurang juga dalam hal berinteraksi sosial. Hal ini dikarenakan ketidakpercayaan dirinya membuat seseorang tersebut untuk lebih memilih diam daripada harus berinteraksi dengan orang-orang yang berada di lingkungan sekitarnya.
Dengan adanya kepercayaan diri yang tinggi dalam diri siswa maka dalam melakukan interaksi sosial dapat berjalan dengan lancar. Semakin tinggi kepercayaan diri siswa maka semakin baik pula interaksi sosialnya. Begitu juga sebaliknya semakin rendah kepercayaan diri siswa makan semakin rendah pula interaksi sosial siswa kepada orang-orang yang berada dilingkungan sekitarnya.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
3. Pengaruh Kepercayaan Diri Terhadap Interaksi Sosial Siswa Kelas X SMK Swasta Panca Bhakti Kubu Raya
Berdasarkan hasil dan pengolahan data inventori, maka secara umum hasil penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh yang positif signifikan antara kepercayaan diri terhadap interaksi sosial siswa. Secara khusus dapat disimpulkan sebagai berikut : (1) Kepercayaan diri siswa kelas X SMK Swasta Panca Bhakti Kubu Raya tergolong “Tinggi”. Artinya siswa mempunyai rasa percaya diri yang tinggi (2) Interaksi sosial siswa kelas X SMK Swasta Panca Bhakti Kubu Raya tergolong “Baik”. Artinya siswa mampu berinteraksi sosial dengan baik di lingkungan sekitarnya, serta peduli dengan sesama teman- temannya maupun orang-orang yang berada disekitarnya (3) Terdapat pengaruh signifikan kepercayaan diri terhadap interaksi sosial siswa kelas X SMK Swasta Panca Bhkati Kubu Raya sebesar 98%. Artinya, semakin tinggi keparcayaan diri siswa maka semakin baik pula interaksi sosial siswa, sebaliknya semakin rendah tingkat kepercayaan diri siswa, maka semakin rendah pula interaksi sosial siswa.
Saran
Kulsum dan Jauhar. (2014). Pengantar
. Jakarta: Fajar Interpratama Mandiri. Soyomukti, Nurani. (2016). Pengantar
Dasar
Setiadi dkk,. (2006). Ilmu Sosial Budaya
Psikologi. (Online).(https://www.google.co.id/searc h). Dikunjungi 25 Januari 2018.
dengan Interaksi Sosial pada Mahasantri Putra Ma’had Sunan Ampel Al-‘aly Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim. Skripsi. Malang: Fakultas
Yogyakarta: Paramitra Publishing. Robbi. (2016). Hubungan Kepercayaan Diri
Printed In The United States Of America Riyadi dkk. (2016). Materi Layanan Klasikal Bimbingan & Konseling untuk SMK .
Psychology Of Education. America:
University Press Rinehart & Winston (1970). The Social
Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada
Jakarta: Bumi Aksara . Nawawi, Hadari. (2015). Metode Penelitian
Lauster dalam Robbi (2006) Tes Kepribadian.
Psikologi Sosial . Jakarta: Prestasi Pustakaraya.
Skripsi. Surakarta: Fakultas Psikologi. (online).(https//www.google.co.id/search) . Dikunjungi 5 Februari 2018.
Mengacu dari penelitian diatas maka dapat disarankan hal-hal sebagai berikut : (1) Diharapkan kepada siswa agar lebih meningkatkan serta menjaga kepercayaan diri yang ada pada dirinya agar dapat memudahkannya dalam berinteraksi dengan siapapun yang ada di sekitarnya. Caranya yaitu dengan mengutarakan pendapat tanpa disuruh terlebih dahulu, mengerjakan soal sendiri tanpa melihat pekerjaan teman dan mengerjakan soal di depan kelas (2) Diharapakan interaksi sosial siswa di sekolah lebih dipererat serta dapat bertoleransi antar sesama siswa, serta menaati peraturan- peraturan dan tata tertib yang sudah dibuat dari sekolah. Caranya yaitu dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah yang menuntut interaksi sosial, mengerjakan tugas secara berkelompok dan mengikuti pentas seni yang diadakan sekolah (3) Adanya pengaruh kepercayaan diri terhadap interaksi sosial, diharapkan agar guru juga dapat melatih serta meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam berinteraksi dengan sesama siswa, dengan guru, maupun dengan orang lain yang berada di lingkungan sekitarnya. Selanjutnya diharapkan kepada peserta didik juga agar dapat berinteraksi sosial dengan baik. Hindari perbuatan atau perkataan yang dapat menyinggung atau menyakiti antar sesama maupun kepada orang lain. Kepada guru Bimbingan dan Konseling diharapkan agar dapat memberikan motivasi-motivasi yang dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa. Diharapkan kepada kepala sekolah, guru, serta staf-staf lainnya dapat bekerjasama untuk meningkatkan interaksi yang baik, baik itu kepada orang tua, guru, maupun dengan yang lainnya.
Sosial Dengan Displin Kerja Pada Karyawan PT. PLN APJ Surakarta .
Karimah. (2012). Hubungan Antara Interaksi
dan Budaya Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
Bandung: Reflika Adiatma. Herimanto dan Winarno. (2015). Ilmu Sosial
New Jerse: Prentice – Hall, inc. Gerungan, W.A. (2004). Psikologi Sosial.
Social Psychology. Englewood Cliffs,
Freedman, Jonathan. L. (1978). Third Edition
Konseling . Pontianak: STAIN Pontianak Press.
Fara, Elly L. (2016). Bimbingan dan
Positif . Jakarta: Serambi Ilmu Semesta
Doda, Zerihun M.A. (2005). Introduction To Sociology. Ethiopia: Debub University. Elfiky, Ibrahim. (2017). Terapi Berfikir
Kuantitatif . Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Jakarta: Rineka Cipta. Bungin, Burhan. (2005). Metode Penelitian
DAFTAR RUJUKAN Ahmadi, Abu H. (2007). Psikologi Sosial.
Sosiologi: Dasar Analisis, Teori & Pendekatan Menuju Analisis Masalah- Masalah Sosial, Perubahan Sosial, &
Kajian-Kajian Strategis. Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media.Sugiyono. (2012). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
.