REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN PHET SIMULATION TENTANG MATERI RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH SMA

  

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN PHET

SIMULATION TENTANG MATERI RANGKAIAN LISTRIK ARUS

SEARAH SMA

ARTIKEL PENELITIAN OLEH

VITER FUNGKAR NIM F03112042 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2016

  

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN PHET

SIMULATION TENTANG MATERI RANGKAIAN LISTRIK ARUS

SEARAH SMA

ARTIKEL PENELITIAN

VITER FUNGKAR NIM F03112042

  Disetujui oleh Pembimbing I Pembimbing II Dr. Stepanus Sahala Sitompul, M.Si Drs. Syukran Mursyid, M.Pd NIP.196001251987031012 NIP.195608091985031003

  Mengetahui, Ketua Jurusan P.MIPA Dekan FKIP Dr. Ahmad Yani. T, Dr. H. Martono, M.Pd NIP 196604011991021001 NIP 196803161994031014

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN PHET SIMULATION TENTANG MATERI RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH SMA

  

Viter Fungkar, Stepanus Sahala Sitompul, Syukran Mursyid

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP UNTAN Pontianak

Email: vfungkar@gmail.com

  

Abstract

This study aims to determine the effectiveness of PhET Simulation Circuit Contruction kit

media to remediate misconceptions of grade XII students of Senior High School. St.

  

Benedict Pahauman on the material of direct current electric circuit. The method used is

pre experimental design with one group pretest posttest design. Data taken from the

students of class XII IPA 2 selected by intact group. The sample is 33 students. The data

collection tool consists of 10 multiple choice questions with three alternative answers with

an open reason. Based on data analysis, the highest student misconception profile was

obtained when the pre-test was obtained (97%). The highest student misconception profile

at the time of post-test was obtained (78,78%). Based on the calculation of the McNemar

test, the mean of X ^ 2 count (

  6,249)> X ^ 2tabel (3,84) for db = 1 and α = 5% then there

is a significant change of conception. Based on the calculation of effect size obtained score

0.4574 (moderate category) that remediation using PhET Simulation effective to remediate

student misconception about material direct current electric circuit. This research is

expected to be an alternative for teachers in implementing remediation to overcome student

misconception.

  

Keywords: Remediation, Misconception, PhET Simulation, Circuit Construction Kit,

Direct Curren Electric Circuit.

  PENDAHULUAN

  Mata pelajaran fisika pada tingkat SMA/MA merupakan salah satu cabang IPA yang penting untuk diajarkan sebagai mata pelajaran tersendiri karena memberikan bekal ilmu kepada peserta didik dan menumbuhkan kemampuan berpikir yang berguna untuk memecahkan masalah di dalam kehidupan sehari-hari (Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006). Pada dasarnya dalam pembelajaran fisika diperlukan pemahaman konsep yang baik untuk dapat memahami pembelajaran fisika. Namun pada kenyataannya hasil di lapangan bertolak belakang dengan yang diharapkan dan masih ada yang mengalami miskonsepsi. Hasil

  survey PISA 2012 menunjukan bahwa

  Indonesia berada pada urutan 64 dari 65 negara pada bidang sains dan sebesar 76,2 % siswa di Indonesia belum mencapai level 2 pada bidang sains (Organiation for Economic

  Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di SMA Santo Benediktus Pahauman bahwa hasil belajar siswa pada pelajaran Fisika, khususnya pada materi rangkaian listrik arus searah kurang dari 50% yang mencapai KKM. Hal ini disebabkan karena kebanyakan siswa belum memahami materi rangkaian listrik dan sebagian siswa mengalami miskonsepsi pada materi rangkaian listrik arus searah. Faktor penyebab miskonsepsi ini diataranya: 1) guru masih melakukan pembelajan konvensional, 2) kurangnya alat untuk melakukan praktikum khususnya pada materi rangkaian listrik searah.

  Seperti yang ditemukan pada penelitian Amaliah (2010) menyimpulkan bahwa 80,77% siswa mengalami miskonsepsi tentang gambar rangkaian dan siswa kesulitan dalam menerjemahkan skema kebentuk gambar rangkaian. Chandra (2008) menemukan sebesar 53, 12% miskonsepsi siswa tentang arus pada hambatan (lampu) dalam rangkaian. Ada beberapa langkah untuk membantu mengatasi miskonsepsi yaitu mencari atau mengungkap miskonsepsi yang dilakukan siswa, mencoba menemukan miskonsepsi, dan mencari perlakukan yang sesuai untuk mengatasi miskonsepsi (Suparno, 2013: 55). Menurut Sutrisno, Kresnadi, dan Kartono (2007), dalam melaksanakan kegiatan remediasi sebaiknya mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: Analisis hasil dignosis, untuk menentukan siswa yang mengalami miskonsepsi, menyusun rencana kegitatan remediasi, Melaksanakan kegiatan remediasi, Menilai kegitan remediasi, untuk melihat berhasil atau tidaknya kegiatan remediasi.

  Berdasarkan hasil penelitian Eva luthfiah (2013) menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran langsung berbantuan

  PhET Simulation efektif dalam meremediasi

  miskonsepsi siswa pada materi rangkaian listrik. Pemilihan PhET Simulation ini berdasarkan pertimbangan bahwa: (1) simulasi PhET merupakan media pembelajaran interaktif yang dapat menyediakan kesempatan bagi siswa/mahasiswa untuk mempelajari materi setiap saat, dapat diulang-ulang sampai memahami konsep, memandu dan menggugah mendiri, memahami gejala-gejala alam melalui kegiatan ilmiah, dan meniru cara kerja ilmuan dalam menemukan fakta, konsep, hukum atau prinsip-prinsip fisika yang bersifat invisible; (2) siswa/mahasiwa pada umumnya telah memiliki fasilitas komputer/laptop untuk mengakses program simulasi PhET melalui internet; dan (3) keberhasilan hasil penelitian proses pembelajaran materi fisika melalui simulasi komputer dapat meningkatkan pemahaman konsep (Mursalin, 2013).

  Dari permasalahan di atas maka perlu dilakukan penelitian remediasi miskonsepsi siswa di kelas XII SMA Santo Benediktus Pahauman. Pada penelitian ini digunakan media PhET Simulation Circuit Contruction

  kit (DC Only )(3.20) untuk meremediasi

  miskonsepsi siswa. PhET Simulation Circuit

  Contruction kit (DC Only )(3.20) ini dipilih

  untuk mengatasi miskonsepsi siswa karena dengan adanya media ini diharapkan pembelajaran bisa menjadi aktif dan efektif serta keterbatasan alat praktikum bisa diatasi.

  METODE

  Penelitian ini menggunakan bentuk penelitian pre-experimentasl design dengan rancangan one group pre-test post-test design. Rancangan penelitian ini dapat digambarkan pada Tabel 1 berikut:

  

Tabel 1

Rancangan Penelitian One Group Pre-test Post-tes Design

O 1 X O 2 Pre-test

  Perlakuan

  Post-test

  Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII SMA Santo Benediktus Pahauman berjumlah 67 siswa. Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik intact group secara acak (random) karena terdapat 2 kelas.

  Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan tes diagnostik berbentuk pilihan ganda disertai dengan alasan terbuka. Soal yang diberikan berupa 10 soal pilihan ganda dengan 3 alternatif jawaban dan disertai konsep yang sama. Soal tersebut divalidasi oleh 2 orang validator yang terdiri dari 1 orang dosen prodi Pendidikan Fisika FKIP UNTAN dan seorang guru Fisika SMA Santo Benediktus Pahauman. Hasil dari validasi kemudian dianalisis dan diperoleh tingkat validasi sebesar 3,415 dengan kategori sesuai untuk digunakan dalam penelitian. Uji coba soal penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Sengah Temila pada tanggal 7 september 2016 di kelas XI IPA 2. Dari perhitungan dan

  sedang).

  menggunakan media PhET Simulation Circuit

  didapat selisih antara jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi pada pre-test dan

  Simulation Circuit Contruction Kit , maka

  Dari profil miskonsepsi siswa sebelum dan setelah remediasi menggunakan PhET

  Instruction Berbantuan Alat Peraga Sederhana

  Profil Miskonsepsi Siswa pada Materi Gaya Sebelum dan Sesudah Diberikan Remediasi Menggunakan Model Direct

  2 SMA Santo Benediktus Pahauman yang berjumlah 33 orang.

  listrik arus searah di kelas XII IPA SMA Santo Benediktus Pahauman, penelitian ini dilakukan terhadap siswa-siswi kelas XII IPA

  Circuit Contruction Kit pada materi rangkaian

  materi rangkaian listrik arus searah di SMA Santo Benediktus Pahauman secara umum bertujuan untuk mengetahui efektivitas remediasi menggunakan PhET Simulation

  Simulation Circuit Contruction kit tentang

  Penelitian yang berjudul remediasi miskonsepsi siswa menggunakan PhET

  HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

  Melakukan analisis data hasil tes awal dan tes akhir untuk menentukan efektifitas remediasi; (4) Menarik kesimpulan berdasarkan hasil analisis data; (5)Menyusun laporan

  Contruction kit (DC Only )(3.20); (3)

  treatment

  Adapun prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  XII IPA 2 SMA Santo Benediktus Pahauman untuk dikerjakan; (2) Melakukan analisis data mengunakan uji yang telah disiapkan pada prosedur analisis data terhadap hasil tes awal untuk mengetahui jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi sebelum diberikan

  Tahap Persiapan

  Tahap persiapan terdiri dari: (1) Mengadakan observasi ke sekolah yang bertujuan untuk menentukan subjek dan waktu pelaksanaan penelitian; (2) Menyiapkan perangkat pembelajaran berupa RPP yang termuat dalam Kurikulum 2013 dengan menggunakan media PhET Simulation

  Circuit Contruction kit (DC Only )(3.20); (3)

  Menyiapkan instrumen penelitian berupa kisi- kisi soal, soal tes awal, dan soal tes akhir; (3) bMemvalidasi instrumen penelitian oleh validator jika hasilnya valid maka dapat dilakukan uji coba soal; (4) Melakukan uji reliabilitas soal di satu diantara SMA Negeri 1 Sengah Temila Kabupaten Landak yang memiliki akreditasi yang sama dengan SMA Santo Benediktus Pahauman; (5)Menganalisis data hasil uji coba soal tes mengunakan uji yang telah disiapkan pada prosedur analisis data.

  Tahap Pelaksanaan

  Tahap pelaksanaan terdiri dari: (1) Memberikan soal tes awal kepada siswa kelas

  treatment menggunakan media PhET Simulation Circuit Contruction kit (DC Only )(3.20); (3) Memberikan treatment yaitu

  tes awal dan tes akhir untuk mengetahui perubahan konsepsi siswa kelas XII IPA 2 SMA Santo Benediktus Pahauman sebelum dan sesudah diberikan

  menggunakan media PhET Simulation Circuit

  Contruction kit (DC Only )(3.20); (4)

  Memberikan soal tes akhir kepada siswa kelas

  XII IPA 2 SMA Santo Benediktus Pahauman untuk dikerjakan.

  Tahap Akhir terdiri dari: (1) Melakukan analisis data mengunakan uji yang telah disiapkan pada prosedur analisis data terhadap hasil tes akhir untuk mengetahui persentase miskonsepsi siswa sesudah diberikan

  treatment menggunakan media PhET Simulation Circuit Contruction kit (DC Only )(3.20); (2) Melakukan analisis data hasil

  post-test seperti ditunjukkan Tabel 2 berikut:

  Rekapitulasi Jumlah Siswa yang Mengalami Miskonsepsi Sebelum dan Setelah Remediasi No Soal

  7

  8

  20 8 0,75 3,84 Tidak signifikan

  1

  4

  7

  15 7 0,36 3,84 Tidak signifikan

  4

  22 9 3,27 3,84 Tidak signifikan

  6

  7 10 1,067 3,84 Tidak signifikan

  11

  5

  5

  10 16 7,57 3,84 Signifikan

  2

  9

  3

  (3,84) lebih kecil dari

  2 hitung (1,067; 0,36; 0,75;

  lebih besar dari

  2 tabel (3,84)

  Kemudian ada juga terdapat

  (9,6; 25,03; 5,88; 9,38; 6,75; 13,06) untuk db=1 dan α = 5% yaitu secara berurutan pada soal 1, 2, 3, 4, 9 dan 10. Hal ini menunjukan bahwa terjadi perubahan konseptual siswa pada konsep rangkaian listrik arus searah yang signifikan antara sebelum dan sesudah remediasi dengan media PhET Simulation.

  2 hitung

  2 tabel

  1

  Berdasarkan uji Mc Nemar pada Tabel 3 terdapat

  Rata-rata 6,249 3,84 Signifikan

  21 10 8,1 3,84 Signifikan

  2

  10

  21 10 5,81 3,84 Signifikan

  1

  4

  4

  Siswa

  2 32 97,0 5 15,2 27 81,8

  8 31 93,9 24 72,7 7 21,2

  7 28 84,8 26 78,8 2 6,1

  6 22 66,7 18 54,5 4 12,1

  5 17 51,5 13 39,4 4 12,1

  4 27 81,8 10 30,3 17 51,5

  3 16 48,5 5 15,2 11 33,3

  13 39,4

  10 29 87,9 16 48,5 13 39,4 Perubahan konsepsi siswa setelah diberikan remediasi menggunakan PhET

  1 14 42,4 1 3,0

  % Penurunan %

  Miskonsepsi Post-test

  Siswa

  %

  Miskonsepsi Pre-test

  9 31 93,9 21 63,6 10 30,3

  Simulation Circuit Contruction kit. Untuk

  5 11 0,94 3,84 Tidak signifikan

  18 14 9,6 3,84 Signifikan

  11

  6

  3

  5 27 25,03 3,84 Signifikan

  1

  2

  1

  menghitung perubahan miskonsepsi siswa sebelum dan sesudah diberikan remediasi menggunakan PhET Simulation Circuit

  1

  A B C D Taraf signifikan

  X 2 tabel Keterangan

  

X

2 hitung

  

Tabel 3

Signifikansi Tiap Butir Soal Menggunakan Uji Mc Nemar

No. Soal Jumlah

  Adapun rekapitulasi hasil perhitungan uji Mc Nemar disajikan pada Tabel 3.

  Contruction kit pada materi rangkaian listrik arus searah menggunanakan uji Mc Nemar.

  3,27) untuk db=1 dan α = 5% yaitu secara berurutan pada soal nomor 5, 6, 7, dan 8. Hal ini menunjukan bahwa terjadi perubahan konseptual siswa pada konsep rangkaian listrik arus searah yang tidak signifikan antara sebelum dan sesesudah remediasi dengan pada Lampiran C-4, C-5, dan C-6.

  Efektivitas penggunaan media PhET

  Pembahasan

  9 / 4

  31 21 0,3225 32,25 %

  10 / 8

  29 16 0,4482 44,82 %

  Rata- Rata (∆S)

  0,4574 45,74% Harga proporsi penurunan jumlah miskonsepsi siswa untuk tiap soal dimana soal nomor 1 dan nomor 2 masing-masing memiliki ∆S sebesar 0,92 dan 0,84. Maka berdasarkan “prinsip ruas jari” dapat digolongkan memiliki tingkat efektivitas tinggi. Sementara nomor 6 dan nomor 7 masing- masing memiliki ∆S sebesar 0,182 dan 0,0714. Maka berdasarkan “prinsip ruas jari” dapat digolongkan memiliki tingkat efektivitas rendah. Sedangkan rata-rata keseluruhan soal 0,4574 dan tergolong kategori sedang.

  Penelitian ini bertujuan untuk megetahui efektivitas remediasi miskonsepsi menggunakan PhET Simulation Circuit

  8 / 3

  Contruction kit

  untuk meremediasi miskonsepsi siswa tentang rangkaian listrik arus searah di kelas XII SMA Santo Benediktus Pahauman. Adapun pembahasan disusun berdasarkan masalah yang diteliti sebagai berikut:

  Pada penelitian ini soal pre-test dan post-

  test yang terdiri dari 10 soal pilihan ganda

  siswa pada pre-test digunakan sebagai pembanding terhadap jumlah miskonsepsi pada post-test. Remediasi yang dilakukan berupa pembelajaran ulang dengan menggunakan PhET Simulation Circuit Contruction kit .

  Pada penelitian ini siswa dikatakan mengalami miskonsepsi apabila salah dalam menentukan pilihan dan/atau memberikan alasan dan siswa yang tidak memberikan alasan dianggap mengalami miskonsepsi. Dari hasil jawaban siswa pada pre-test dan post-test dapat diklasifikasikan siswa yang mengalami miskonsepsi dan tidak mengalami miskonsepsi, untuk selanjutnya dapat ditentukan profil miskonsepsi siswa untuk setiap soal pada pre-test dan post-test. Setelah dibuat pengelompokan profil alasan siswa kemudian alasan dan jawaban dianalisis untuk menentukan siswa yang mengalami miskonsepsi atau tidak pada pre-test dan post- test .

  31 24 0,2258 22,58%

  28 26 0,0714 7,1%

  simulation dalam meremediasi miskonsepsi

  3 / 6

  siswa pada tiap soal atau indikator soal dengan

  PhET Simulation yang disesuaikan dengan prinsip ruas jari dapat dilihat pada Tabel 4.

  

Tabel 4

Efektivitas Penurunan Jumlah Miskonsepsi Pada Tiap Soal

No Soal S S t ∆S ∆S ( % ) 1 / 7

  14 1 0,928 92,8 %

  2 / 1

  32 5 0,844 84,4 %

  16 5 0,6875 68,75 %

  7 / 9

  4 / 5

  27 10 0,6296 62,96 %

  5 / 2

  17 13 0,235 23,5 %

  6 / 10

  22 18 0,182 18,2 %

  Dari profil miskonsepsi siswa pada setiap soal terlihat bahwa jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi tertinggi pada saat pre-test terdapat pada soal nomor 2 (97%). masing-masing 6 V. Terjadinya miskonsepsi dapat diperoleh dari pengalaman sehari-hari siswa.

  Sedangkan jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi terendah pada saat

  2

  Simulation Circuit Contruction kit (DC Only )(3.20) dapat menjadi pilihan efektif

  IPA 2 SMA Santo Benediktus Pahauman pada materi rangkaian listrik arus searah. Hal ini hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan harga proporsi penurunan jumlah miskonsepsi untuk tiap soal bedasarkan “prinsip ruas jari” didapat nilai 0,457 dengan kriteria yaitu 0,31≤∆S≤0,7 berkategori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa remediasi menggunakan media PhET

  ntuk mengatasi miskonsepsi siswa kelas XII

  Contruction kit (DC Only )(3.20) sudah efektif

  4.3. Secara umum remediasi menggunakan media PhET Simulation Circuit

  yang terjadi pada siswa dapat dilihat pada Tabel

  Simulation Circuit Contruction kit (DC Only )(3.20) dalam meremediasi miskonsepsi

  Untuk melihat efektivitas media PhET

  disebabkan konsep yang didapat siswa semakin kuat. Dengan demikian meskipun soal diubah tidak akan menyulitkan siswa karena konsep yang mereka miliki sudah sesui dengan konsep ahli fisika.

  Simulation Circuit Contruction kit (DC Only )(3.20). perubahan yang signifikan ini

  (6,249) untuk db =1 dan α = 5 % (lampiran C-5). Hal ini menunjukkan bahwa terjadi perubahan konsepsi siswa pada konsep rangkaian listrik arus searah yang signifikan antara sebelum dan sesudah remediasi menggunakan PhET

  2 hitung

  tabel (3,84) lebih kecil dari

  Berdasarkan hasil perhitungan Uji Mc Nemar diperoleh rata-rata

  pre-test terdapat pada nomor 1 (42,4%).

  searah di SMA Santo Benediktus Pahauman.

  Simulation Circuit Contruction kit (DC Only )(3.20) pada materi rangkaian listrik arus

  Untuk menghitung perubahan miskonsepsi yang terjadi pada siswa digunakan perhitungan menggunakan uji Mc Nemar. Dari hasil perhitungan mengunakan uji Mc Nemar pada tiap-tiap butir soal (Tabel 4.2), dapat dinyatakan bahwa terdapat perubahan yang signifikan antara sebelum dan sesudah remediasi menggunakan PhET

  merupakan media pembelajaran interaktif yang dapat menyediakan kesempatan bagi siswa/mahasiswa untuk mempelajari materi setiap saat, dapat diulang-ulang sampai memahami konsep, memandu dan menggugah untuk mengalami proses belajar secara mendiri selain itu siswa/mahasiwa pada umumnya telah memiliki fasilitas pembelajaran materi fisika melalui simulasi komputer dapat meningkatkan pemahaman konsep.

  PhET Simulation Circuit Contruction kit

  Perubahan miskonsepsi ini terjadi karena

  digunakan untuk meremediasi miskonsepsi siswa.

  Circuit Contruction kit (DC Only )(3.20) bisa

  Dari hasil rekapitulasi terjadi penurunan jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi pada rangkaian listrik arus searah. Paling tinggi terjadi penurunan jumlah miskonsepsi pada soal nomor 2 yaitu sebesar 81,8% sedangkan penurunan jumlah miskonsepsi yang terkecil terjadi pada soal nomor 6 yaitu sebesar 6%. Dengan terjadinya perubahan konsepsi yang dialami oleh siswa, maka dapat dikatakan bahwa media PhET Simulation

  dimana siswa tidak memberikan alasan tetapi jawaban benar.

  post-test terdapat pada soal nomor 1 (3%)

  Sedangkan jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi terendah pada saat

  Profil miskonsepsi siswa dengan jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi tertinggi pada saat post-test terdapat pada soal nomor 7 (78,8 %). siswa beranggapan bahwa pada rangkaian seri arus mengalir lebih besar dari rangkaian paralel, miskonsepsi ini disebabkan oleh kemampuan siswa.

  dimana dalam kehidupan sehari-hari ketika kabel terputus lampu tidak menyala sehingga siswa beranggapan bahwa tidak ada tegangan dalam rangkaian. ini merupakan miskonsepsi yang disebabkan oleh prakosepsi atau konsepsi awal siswa yaitu siswa sudah mempunyai konsep awal atau prakonsepsi tentang suatu bahan sebelum siswa mengikuti pelajaran formal dibawah bimbingan guru.

  untuk meremediasi miskonsepsi siswa pada konsep rangkaian listrik arus searah.

  Simpulan

  Amaliah, Rizky. 2010. Penyebab Miskonsepsi

  

  

  performance in mathematics, reading and science . (online).

  Organiation for Economic Cooperation and Development. 2013. PISA: Snapshot of

  Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia. (Online). akses Maret 2015).

  Miskonsepsi Materi Rangkaian Listrik Dengan Pendekatan Simulasi PhET .

  UNTAN. Mursalin. 2013. Model Remediasi

  Pembelajaran Langsungberbantuan Media Physics Education Technology (Phet) Simulation Untuk Meremediasi Miskonsepsi Siswa Kelas IX Mts Negeri Rasau Jaya Tentang Rangakaian Listrik Arus Searah . Skripsi. Pontianak. FKIP

  FKIP UNTAN. Luthfiah, Eva. 2013. Penerapan

  Siswa Kelas X SMA Negeri I Jawai Tentang Arus Listrik Searah . Pontianak.

  Candra, Ihsan. 2008. Deskripsi Miskonsepsi

  (online). (https:// mansurmok. files. Wordpress .com/2010/08/buku-standar- isi-sma.pdf , diakses 16 januari 2016).

  Pontianak: FKIP UNTAN. BSNP. 2006. Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah .

  Siswa Kelas IX SMP Negeri 22 Pontianak Tentang Listrik Arus Searah .

  Perencanaan kegiatan remediasi sebaiknya direncanakan dengan matang agar sesuai dengan waktu pelaksanaan remediasi karena perlu perhatian penuh pada tiap tahapan dalam penelitian. Dalam kegitan remediasi, mulailah dengan membangun minat siswa dalam awal pembelajaran, agar siswa menjadi tertarik dan merasa nyaman dengan kelas tersebut.

  Berdasarkan hasil analisis data, maka secara umum dapat disimpulkan remediasi miskonsepsi siswa menggunakan PhET

  Simulation digunakan oleh siswa secara individu agar siswa lebih aktif dalam belajar.

  Adapun saran yang dapat diberikan dari penelitian ini untuk mengefektifkan penelitian selanjutnya menggunakan PhET Simulation adalah: Sebaiknya penggunaan media PhET

  Simulation Circuit Contruction kit efektif

  dalam meremediasi miskonsepsi siswa kelas

  XII IPA 2 SMA Santo Benediktus Pahauman pada materi rangkaian listrik arus searah.

  Secara khusus dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: Profil konsepsi siswa pada pre-test, Persentase tertinggi konsepsi siswa yang benar pada saat pre-test terdapat pada konsep rangkaian tunggal terbuka dimana tegangan tidak hanya terjadi pada rangkaian tertutup tetapi juga pada rangkaian terbuka yaitu sebesar 57,6 %. Persentase terendah konsepsi siswa yang benar pada saat pre-test terdapat pada konsep rangkaian paralel terbuka dimana tegangan tidak hanya terjadi pada rangkaian tertutup tetapi juga pada rangkaian terbuka yaitu sebesar 3,03 %.

DAFTAR RUJUKAN

  2 hitung rata-rata (6,249) >

  PhET Simulation pada materi rangkaian listrik arus searah.

  Terjadi perubahan konsepsi yang signifikan antara sebelum dan sesudah dilakukan remediasi menggunakan media

  Profil konsepsi siswa pada post-test. Persentase tertinggi konsepsi siswa yang benar pada saat post-test terdapat pada konsep rangkaian tunggal terbuka dimana tegangan tidak hanya terjadi pada rangkaian tertutup tetapi juga pada rangkaian terbuka yaitu sebesar 96,97 %. Persentase terendah konsepsi siswa yang benar pada saat post-test terdapat pada konsep rangkaian seri yang diubah menjadi rangkaian paralel dimana siswa dapat membandingkan nyala lampu pada rangkaian seri dan rangkaian paralel 24,2 %.

  2 tabel

  (3,84). Remediasi menggunakan PhET

  Simulation efektif untuk mengatasi

  miskonsepsi siswa kelas XII IPA 2 SMA Santo Benediktus Pahauman pada materi rangkaian listrik arus searah dengan rata-rata proporsi jumlah miskonsepsi siswa adalah 0,457 (kategori seda ng : 0,31 ≤ ∆S ≤ 0,7).

  Dari perhitungan menggunakan Uji Mc Nemar didapat

  Pendidikan Fisika . Jakarta: Universitas Kelas X SMAN 1 Semparuk Pada

  Sanata Dharma. Konsep Arus Listrik Melalui Metode Sutrisno, Kresnadi, dan Kartono. 2007. Eksperimen . Pontianak: FKIP UNTAN.

  Pengembangan Pembelajaran IPA SD .

  Pontianak: LPJJ PGSD.