LAPORAN HASIL OBSERVASI KERAJINAN DARI B

LAPORAN HASIL OBSERVASI
KERAJINAN DARI BAHAN KERAS

Disusun Oleh
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Aisyah Amirah Yasmin
Edo Adianto Ramadhan
Fitrianti
Khoirul Azmi
M. Rafi’Izzudin
M. Reza Pratama
Wian Wiranto Ekasmara
XI MIA 3


SMA NEGERI 1 SUMBER
JL. SUNAN MALIK IBRAHIM NO.04 SUMBER-CIREBON 46511
2015

KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan YME, karena berkat
rahmatnya laporan ini dapat diselesaikan tepat waktu tanpa adanya suatu halangan yang
berarti.
Penulisan laporan yang berjudul “LAPORAN HASIL OBSERVASI PRAKARYA
dan KEWIRAUSAHAAN” ini bertujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan guna mengisi
nilai semester 2. Selain itu penulisan laporan ini juga ditujukan untuk memaparkan mengenai
kewirausahaan di bidang kerajinan dari bahan keras.
Diharapkan dengan adanya laporan ini, teman-teman yang lain dapat lebih mengerti
mengenai kewirausahaan di bidang kerajinan bahan keras.
Demikian kami mengharapkan semoga laporan ini dapat memberikan manfaat yang
maksimal kepada teman-teman dan para pembaca. Kami berharap agar teman-teman
berkenan untuk memberikan saran dan kritikan demi kesempurnaan laporan yang kami buat
ini. Tidak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih.

Sumber, 29 April 2015


Penyusun

BAB I PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Indonesia memiliki banyak sumber daya alam khususnya benda keras seperti
kayu, batu alam, bambu, rotan, logam dan lain-lain. Sumber daya alam tersebut dapat
dimanfaatkan sebagai bahan baku dari industri kerajinan seperti indurstri kerajinan
rotan, patung, gerabah, anyaman dan lain-lain.
Pada zaman ini, banyak orang-orang yang sangat tertarik kepada karya seni
kerajinan dari bahan keras seperti rotan, batu hias dinding, dan gerabah. Sehingga
industri

kerajinan

semacam

ini


sangat

menjanjikan

untuk

digeluti

oleh

wirausahawan. Selain menjanjikan, menggeluti kerajinan benda keras juga memiliki
resiko yang tinggi, karena para wirausahawan harus memiliki modal yang cukup
besar dan pengalaman yang cukup banyak untuk berkecimpung didunia tersebut.
Oleh karena itu, kami tertarik untuk melakukan observasi pada industri kerajinan
tersebut.
Kami memilih melakukan observasi pada kerajinan batu alam untuk arsitektur
properti rumah. Menurut kami, kerajinan batu alam untuk arsitektur properti rumah
ini sangat menjanjikan dan beresiko tinggi bagi wirausahawan baru yang ingin
menggeluti bisnis tersebut. Selain dari itu, kami melakukan observasi untuk mengisi

nilai pada mata pelajaran Prakarya semester 2.

1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kerajinan dari benda keras?
2. Apa saja macam-macam kerajinan dari benda keras?
3. Apa saja fungsi produk kerajinan dari benda keras?
4. Bagaimana teknik pembuatan dari industri benda keras?

1.3. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui jenis, fungsi, sejarah dan tehnik pembuatan dari kerajinan dari benda
keras.
2. Untuk memenuhi nilai semester 2 pada mata pelajaran prakarya
3. Meningkatkan ketertarikan siswa pada dunia kewirausahawan.
4. Meningkatkan pengetahuan tentang cara untuk berwirausaha.

BAB II PEMBAHASAN

2 .1. Pengertian Kerajinan Benda Keras
Kerajinan merupakan budaya tradisional yang kini menjadi komoditi negara
untuk meningkatkan devisa. Di antara sejumlah kerajinan Nusantara, ada kerajinan

yang tetap mempertahankan bentuk dan ragam hias tradisionalnya, tetapi ada pula
yang telah dikembangkan sesuai dengan tuntutan pasar.
Seperti yang sudah dipelajari pada pembahasan sebelumnya, bahwa produk
kerajinan dapat dibagi menjadi dua, yaitu produk kerajinan dari bahan lunak dan
produk kerajinan dari bahan keras. Produk kerajinan dari bahan keras merupakan

produk kerajinan yang menggunakan bahan dasar yang bersifat keras. Beberapa
bahan keras yang digunakan dalam pembuatan produk kerajinan dapat dibagi menjadi
dua yaitu Bahan Keras Alami dan Bahan Keras Buatan.

A. Bahan Keras Alami
Bahan keras alami adalah bahan yang diperoleh di lingkungan sekitar kita dan
kondisi fisiknya keras, seperti kayu, bambu, batu, rotan dan lain-lain.

Gambar 1.1
Merupakan bahan keras alami

B. Bahan Keras Buatan
Bahan keras buatan adalah bahan-bahan yang diolah menjadi keras
sehingga dapat digunakanuntuk membuat barang-barang kerajinan seperti berbagai

jenis logam, fiberglass dan lain-lain.

Gambar 1.2
Merupakan bahan keras buatan

2.2. Macam-Macam Kerajinan Dari benda Keras
Macam-macam kerajinan dari benda keras sangat beraneka ragam. Mulai dari
perbedaan bahan (alami dan buatan) hingga tehnik proses pembuatannya. Berikut ini
merupakan contoh macam-macam kerajinan dari bahan keras.

A. Kerajinan Logam
Kerajinan logam menggunakan bahan logam seperti besi,

perunggu,

emas, perak, dan lain-lain. Teknik yang digunakan biasanya menggunakan
sistem cor, ukir, tempa atau sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Bahan
logam banyak dibuat sebagai perhiasan atau aksesoris, kemudian berkembang
pula sebagai benda hias dan benda fungsional lainnya, seperti: gelas, kap lampu,
perhiasan, wadah serbaguna bahkan sampai piala sebagai simbol kejuaraan.

Logam memiliki sifat keras, sehingga dalam pengolahannya memerlukan teknik
yang tidak mudah, seperti diolah dengan teknik bakar/pemanasan dan tempa.

Gambar 1.3
Merupakan kerajinan dari logam

B. Kerajinan Kayu
Negara Indonesia merupakan daerah tropis yang sebagian besar
wilayahnya diisi oleh lautan dan juga hutan. Hutan yang tersebar di banyak
tempat di Indonesia tentu menjadi keuntungan tersendiri bagi para perajin. Karya
kerajinan ukir kayu adalah karya kerajinan yang menggunakan bahan dari kayu
yang dikerjakan atau dibentuk menggunakan tatah ukir. Kerajinan ukiran
memang lebih banyak menggunakan bahan baku kayu sebagai bahan utamanya.
Kayu yang biasanya digunakan adalah: kayu jati, mahoni, waru, sawo, nangka,
dan lain-lain.

Berikut ini contoh kerajinan dari bahan kayu.

Gambar 1.4
Merupakan kerajinan dari kayu


C. Kerajinan Bambu
Bambu dapat dijadikan berbagai produk kerajinan yang bernilai estetis
dan ekonomi tinggi. Sejak ratusan
menggunakan

bambu

untuk

tahun

berbagai

lalu,

orang

Indonesia


telah

kebutuhan, mulai dari yang paling

sederhana sampai yang rumit. Sampai saat ini, bambu masih digunakan untuk
keperluan tersebut. Bahkan saat ini, produk kerajinan bambu tampil dengan desain
lebih menarik dan artistik. Beberapa teknik dalam pembuatan kerajinan bahan
alam dari bambu adalah teknik anyaman dan teknik tempel atau sambung.
Anyaman Indonesia sangat dikenal di mancanegara dengan berbagai motif dan
bentuk yang menarik. Berikut contoh kerajinan dari bambu.

Gambar 1.5
Merupakan kerajinan dari bambu

D. Kerajinan Rotan
Rotan merupakan hasil kekayaan alam yang sangat besar di Indonesia.
Pulau yang paling banyak menghasilkan rotan adalah Kalimantan. Tumbuhan
rotan bersifat kuat dan lentur sehingga sangat cocok sebagai benda kerajinan
dengan teknik anyaman. Contoh produk kerajinan dari bahan rotan banyak


digunakan pada meja kursi, almari, tempat makanan, dan lain-lain. Berikut contoh
karya kerajinan dari bahan rotan.

Gambar 1.6
Merupakan kerajinan dari rotan

E. Kerajinan Batu
Indonesia sangat kaya dengan bebatuan, jenisnya beraneka ragam.
Daerah Kalimantan merupakan penghasil batu warna yang dinilai sangat unik.
Banyak daerah di Indonesia menjadikan bebatuan warna sebagai produk kerajinan
seperti: aksesoris pelengkap busana, juga sebagai penghias benda.
Batu hitam yang keras dan batu padas berwarna putih/cokelat yang lunak
banyak dimanfaatkan untuk produk kerajinan. Teknik pengolahan untuk batu
hitam dan batu padas banyak menggunakan teknik pahat dan teknik ukir.
Kerajinan batu banyak digunakan untuk hiasan interior dan eksterior. Berikut
contoh kerajinan dari batu.

Gambar 1.7
Merupakan kerajinan dari batu


F. Kerajinan Kaca Serat (Fiberglass)
Kaca serat (fiberglass) adalah serat gelas berupa kaca cair yang ditarik
menjadi serat tipis. Serat ini dapat dipintal menjadi benang atau ditenun menjadi

kain, kondisi sudah siap pakai. Kemudian, diresapi dengan resin sehingga menjadi
bahan yang kuat dan tahan korosi. Oleh sebab, itu fiberglass biasa digunakan
sebagai badan mobil dan bangunan kapal. Dia juga digunakan sebagai agen
penguat untuk banyak produk plastik.

Gambar 1.8
Merupakan kerajinan dari fiberglass

Kerajinan fiberglass

membutuhkan beberapa campuran dalam proses

pembuatannya. Campuran fiberglass terdiri atas cairan resin (minyak resin bahan
dasarnya minyak bumi dan residu), katalis, met atau serat fiber, polish atau
sabun krim silicon untuk membuat cetakan, serta talk untuk memekatkan warna.
Proses pembuatan perlu perbandingan agar memperoleh hasil yang baik. Jika zat
cair (resin dan katalis) dicampur, akan bereaksi dari cair berubah menjadi
padat dan keras, serta berwarna bening mengilap. Berikut contoh kerajinan dari
fiberglass

2.3. Fungsi Produk Kerajinan Dari Bahan Keras
1. Benda Pakai (fungsional)
Benda Pakai (fungsional) adalah karya kerajinan yang diciptakan
mengutamakan fungsinya. Unsur keindahannya hanyalah sebagai pendukung.

2. Benda Hias (estetika)
Benda Hias (estetika) adalah karya kerajinan yang dibuat sebagai benda
pajangan atau hiasan. Jenis ini lebih menonjolkan aspek keindahan dari pada
aspek kegunaan atau segi fungsinya.

Gambar 1.9 kerajinan
berfungsi sebagai benda pakai

Gambar 1.10 kerajinan
berfungsi sebagai benda hias

2.4. Teknik Pembuatan Kerajinan Dari Bahan Keras
Beberapa teknik pembuatan produk kerajinan dari bahan keras, antara lain
seperti berikut.

1. Teknik Cor (cetak tuang)
Teknik cor sudah ada ketika kebudayaan perunggu mulai masuk ke
Indonesia, bangsa Indonesia mulai mengenal teknik pengolahan perunggu.
Terdapat beberapa benda kerajinan dari bahan perunggu seperti

gendering

perunggu, kapak, bejana, dan perhiasan.Berikut ini contoh pembuatan benda
kerajinan dari bahan lunak dengan teknik cor (cetak tuang).
A. Teknik Tuang Berulang (bivalve)

Disebut

teknik

menuang

berulang

kali

(bivalve),

karena

menggunakan dua keping cetakan yang terbuat dari batu dan dapat dipakai
berulangkali sesuai dengan kebutuhan (bi berarti dua dan valveberarti
kepingan). Teknik ini digunakan untuk

mencetak

benda-benda

yang

sederhana, baik bentuk maupun hiasannya.
B. Teknik tuang sekali pakai (a cire perdue)

Teknik tuang sekali pakai (a cire perdue) dibuat pada benda perunggu
yang bentuk dan hiasannya lebih rumit, seperti arca dan patung perunggu.
Teknik ini diawali dengan membuat model dari tanah liat. Selanjutnya
model dilapisi lilin, lalu ditutup lagi dengan tanah liat, kemudian benda
dibakar untuk mengeluarkan lilin sehingga terjadilah rongga. Tuangkan
perunggu ke dalamnya. Setelah dingin, cetakan tanah liat dapat dipecah
sehingga diperoleh benda perunggu yang diinginkan.

Di samping teknik cor ada juga teknik menempa yang

bahan-

bahannya berasal dari perunggu, tembaga, kuningan, perak, dan emas.
Bahan tersebut dapat dibuat menjadi benda-benda seni kerajinan, seperti
keris, piring, teko, dan tempat lilin. Saat ini banyak terdapat sentra-sentra
kerajinan cor logam seperti kerajinan perak. Tempat-tempat terkenal itu
antara lain kerajinan perak di Kota Gede Yogyakarta dan kerajinan kuningan
yang terdapat di Juwana dan Mojokerto.

2. Teknik Etsa
Kata etsa berasal dari bahasa Belkamu atau Jerman, yaitu etch yang
berarti memakan, berkorosi, atau berkarat, Kata etchingberarti mengetsa.
Bendabenda dari logam dapat dietsa dengan merendam dalam larutan etsa
(larutan asam). Untuk melindungi bagian yang tidak ingin teretsa oleh
pengikisan larutan asam ini, seluruh permukaannya dilapisi dengan
bahan penolak asam, yaitu resist (bahan pelindung). Sementara itu,
bagian-bagian yang terpilih untuk dietsa sesuai dengan desain dibiarkan
terbuka dan terkena pengikisan asam. Secara perlahan-lahan, asam akan
melarutkan dan mengikis tempat-tempat yang terbuka sampai tingkat yang
diinginkan sehingga permukaannya turun sampai di bawah permukan
aslinya. Sementara bagian logam yang dilindungi tetap utuh. Beberapa
larutan atau bahan kimia yang secara terpisah dapat menggigit, mencerna,
dan melarutkan logam, sangat bergantung pada jenis logam yang akan
dietsa.
Larutan pengetsa ini terdiri atas larutan asam organik, asam mineral
anorganik, atau campuran dari keduanya. Sebagian asam mempunyai daya
kikis yang sangat baik untuk logam-logam tertentu, sedangkan sebagian
asam lain ternyata hanya sedikit atau bahkan tidak mempunyai pengaruh
sama sekali terhadap logam-logam tertentu lainnya. Kombinasi dari
keduanya justru dapat melarutkan logam-logam di dalam larutan tersebut.
Sukses tidaknya mengetsa ini bergantung pada pengendalian yang
sangat hati-hati terhadap kekuatan larutan asam pengetsa. Penerapan bahan

penolak asam pada logamnya, cara dan keterampilan dalam membuat
desainnya agar tetap terbuka melalui penggunaan
pelindung),

resist

(bahan

serta perhitungan waktu untuk pengukuran dan pengikisan

asamnya perlu diperhatikan, agar gambar etsa muncul di permukaan logam
dengan derajat keteraturan dan kedalaman yang diinginkan.

3. Teknik Ukir
Di Indonesia, karya ukir sudah dikenal sejak Zaman Batu Muda.
Pada masa itu, banyak peralatan yang dibuat dari batu seperti perkakas
rumah tangga dan benda-benda dari gerabah atau kayu. Benda-benda itu
diberi

ukiran

bermotif

geometris,

seperti tumpal,

lingkaran, garis,

swastika, zig-zag, dan segitiga. Umumnya ukiran tersebut selain sebagai
hiasan juga mengandung makna simbolis dan religius.Dilihat dari jenisnya,
ada beberapa jenis ukiran antara lain ukiran tembus (krawangan), ukiran
rendah, ukiran tinggi (timbul), dan ukiran utuh.

4. Teknik Ukir Tekan
Teknik mengukir tekan adalah teknik membuat hiasan di atas
permukaan pelat logam tipis dengan ketebalan sekitar 0,2 mm untuk pelat
logam kuningan dan pelat logam tembaga sampai dengan 0,4 mm. Alat
yang biasa digunakan untuk ukir tekan ini yaitu dibuat dari bahan tanduk
sapi atau kerbau yang telah dibentuk sesuai kebutuhan ukir tekan. Jika
tanduk sulit didapat, gunakan bambu ataupun kayu. Cara menggunakan
alat ukir tekan ini ialah dengan menekan permukaan benda kerja mengikuti
bentuk sesuai motif dari gambar yang telah ditentukan.

5. Teknik Bubut
Dalam pekerjaan membubut, diperlukan alat pemotong yang
berfungsi untuk mengiris, menyayat/menggaruk dan membentuk benda
ialah pahat bubut. Teknik bubut ini akan menghasilkan karya kerajinan
yang simetris, bulat dan rapi. Contoh karya kerajinan dengan teknik bubut
adalah asbak kayu, vas bunga dari kayu, benda-benda mainan.

6. Teknik Anyam
Anyaman adalah seni kerajinan yang dikerjakan dengan cara
mengangkat dan menumpangtindihkan atau menyilang-nyilangkan bahan
sehingga menjadi suatu karya anyaman. Bahan keras dari karya kerajinan
yang dapat menggunakan teknik anyaman, antara lain: bambu, rotan, dan
plastik.
Teknik yang dapat digunakan untuk pembuatan benda kerajinan dari
bahan keras dapat dilihat pada tabel berikut ini:

BAB III HASIL OBSERVASI
Kami telah melakukan observasi mengenai produk kerajinan dari bahan keras
yang ada di sekitar masyarakat. Kami memilih melakukan pengamatan/observasi
terhadap produk kerajinan batu ukir milik bapak Abdurrohim beserta pabriknya
selama waktu yang diberikan. Hasil obeservasi yang telah kami lakukan akan kami
jelaskan dan paparkan secara rinci, sebagai berikut :

3.1 Latar Belakang Dan Sejarah Perusahaan
3.1.1 Latar Belakang
Dari hasil laporan observasi kami bahwa narasumber memulai
usaha kerajinan batu ukir ini dilatar belakangi lantaran usaha batu
kerajinan batu ukir ini sangat menjanjikan. Selain menjanjikan, beliau
sudah sangat berpengalaman dalam masalah bahan baku, produksi dan
pemasaran karena sebelum ia terjun ke dunia industri kerajinan batu ini,
beliau telah mendalami masalah bahan baku, produksi dan kendalanya,
serta pasar dari produk tersebut.

3.1.2 Sejarah Perusahaan
Usaha kerajinan batu ukir milik bapak Abdurrohim ini dimulai
sejak tahun 1995. Ketika itu, beliau belum memproduksi kerajinan batu
ukir, melainkan ia menjadi suplayer. Beliau menyuplai produk milik
orang lain untuk dipasarkan dibali. Dua tahun berikutnya, tepatnya 1997,
beliau membangun usaha (pabrik) yang dinamai cindy’s stone untuk
memproduksi sekaligus menjadi suplayer juga karena beliau telah
memiliki pasar dibali.
Pada awal membangun usaha itu, ia memiliki 15 karyawan, ada
yang tetap dan ada juga yang serabutan, 6 buah mesin pemotong batu
yang memakai diesel. Selain dibali, ketika itu beliau juga memasarkan
produknya ke Sumatra dan Jakarta. Setelah 8 tahun, usaha ini akhirnya
mendapatkan izin dari pemerintah (legal) pada tahun 2005.

3.2 Produksi
Produksi merupakan salah satu hal yang penting apabila kita ingin
terjun pada dunia wirausaha industri. Berikut ini adalah bagian dari produksi :

3.2.1 Bahan Baku
Berikut ini adalah bahan baku yang digunakan oleh bapak Abdurrohim :




Batu Kuning : Diperoleh Dari Gunung Petot (Palimanan)



Batu Templeks : Salagedang (Majalengka)



Batu Palem : Diperoleh Dari Gunung Kuda (Majalengka)

Batu Absolut : Batu Paling Keras

3.2.2 Teknik Produksi


Hot

Tehnik hot merupakan tehnik pembuatan batu setengah jadi
berbentuk persegi dengan cara disemprotkan api, seperti pada proses
mengelas besi. Tehnik ini berfungsi agar permukaan batu menjadi


kasar.
Pahat

Tehnik pahat merupakan tehnik pembuatan batu yang
setengah jadi atau yang telah menjadi limbah dengan cara dipahat


agar permukaan batu tidak beraturan seperti alami.
Mesin

Tehnik mesin merupakan tehnik pembuatan batu yang
setengah jadi dengan cara membuat pola pada mesin tersebut. Pola
tersebut membentuk batu persegi yang berpola garis-garis dengan
geometri tidak beraturan. Selain garis, bapak Abdurrohim juga
memiliki mesin yang khas untuk membentuk permukaan batu
seperti kulit jeruk.

3.2.3 Jenis Produksi

 Cobbo stone (natural)
 RTM
 RTA

 Bassammer
 Poles

 Kulit jeruk (untuk kamar mandi, garasi kolam renang, hotel, resort dll)
 Mengkilap
 Alur

3.2.4 Jadwal Produksi
Pabrik milik bapak abdurrohim beroprasi lima hari dalam
seminggu, Senin s/d Sabtu dan Minggu libur. Pabrik mulai
memproduksi batu pada jam 08.00 hingga 12.00. Pada jam 12.00
sampai jam 13.00, aktivitas pabrik diistirahatkan. Pada jam 13.00-16.00
pabrik kembali beroprasi kembali. Pada jam 16.00 aktivitas di pabrik
telah selesai.

3.2.5 Limbah Produksi
Limbah dari sisa hasil produksi batu ini dapat berupa air,
serbuk kecil maupun batu-batu kecil. Biasanya serbuk kecil dan batubatu kecil ini dapat dijual kembali ke pasaran. Serbuk kecil batu ini
dapat menjadi bahan baku cat dan keramik. Sedangkan limbah batubatu kecil biasanya dijual langsung. Pada limbah serbuk kecil ini,
bapak abdurrohim pernah mendapatkan pesanan dari perusahaanperusahaan cat dan keramik sebanyak 30 ton. Tiap kilogram serbuk
kecil ini dihargai sebersar Rp. 1500,00,-.

3.2.6 Sistem Produksi
Pemesanan dilakukan sesuai pemesanan konsumen (ukuran
besar atau kecil, tebal atau tipis, persegi atau persegi panjang dan
model).

3.2.7 Proses Produksi
1. Pemilihan bahan baku
2. Pemotongan
a. Pemotongan 1 (untuk kemudahan dalam pengolahan)
b. Pemotongan 2 (sesuai order konsumen)
3. Perapihan hasil pemotongan
4. Pendesignnan sesuai order
5. Pengumpulan
6. Pengepackkan sesuai pabrik

3.3 Marketing Dan Pemasaran
Awal pemasaran produk bapak abdurrohim ini berada di bali, Sumatra,
Jakarta. Namun seiring berjalannya waktu, bapak abdurrohim memusatkan
pemasaran produknya hanya ke bali dan mataram. Tetapi, selain bali dan
mataram, beliau juga pernah memasarkan produknya ke Kalimantan,
Palembang, makasar, kuningan, cikarang dan karawang. Setiap sekali
pemasaran, bapak abdurrohim merogok kocek untuk biaya akomodasi sebesar
Rp. 2.200.000,00,-

3.4 Pemasukan Dan Pendapatan
Pengiriman produk bapak Abdurrohim dalam seminggu rata-rata
mencapai 6-7 kali. Beliau mendapat pemasukan (setiap sekali angkut) sekitar
Rp. 5.000.000,00,-. Jadi dalam seminggu, perusahaan beliau mendapatkan
pemasukan sebesar Rp. 5.000.000,00 x 6 =

Rp. 30.000.000,00,-. Bila

dikalkulasi, pemasukan perusahaan beliau sebesar Rp. 30.000.000,00, x 4 = Rp.
120.000.000,00,-./bulan. Maka dalam 3 bulan bapak Abdurrohim mendapatkan
penghasilan ± Rp. 360.000.000,00,Bila dikalkulasi, pendapatan tetap perbulan bapak abdurrohim adalah
Rp. 30.000.000,00,- dan sudah bersih. Pendapatan tersebut didapat dari
pemasukan perbulan dikurangi biaya akomodasi per rit (setiap sekali angkut)
dan biaya produksi untuk membuat produk.

Kalkulasi :

 Pemasukan perbulan : Rp. 120.000.000,00,-

 Biaya akomodasi per rit x jumlah rit per bulan :
Rp. 2.200.000,00,- x 24 = Rp. 52.800.000,00,-

 Biaya produksi per bulan : Rp. 37.200.000,00,Rp. 120.000.000,00,Rp. 52.800.000,00,Rp. 37.200.000,00,

Rp. 30.000.000,00,Penghasilan tetap (bersih) Rp. 30.000.000,00,-

3.5 Kendala
3.5.1 Pasar (Kendala Utama)
Pasar merupakan kendala utama dari usaha bapak Abdurrohim, karena
apabila pasar sedang bermasalah/tidak ada pesanan, maka tidak ada
pendapatan perusahaan dari bapak abdurrohim.

3.5.2 Prosedur Produksi
Apabila prosedur produksi itu salah, maka produk tersebut tidak
sesuai dengan keinginan dari konsumen. Hal tersebut menyebabkan
produk tersebut tidak dapat dijual sehingga merugi

3.5.3 Bahan Baku
Ketika sedang musim hujan, sulit mencari bahan baku ketika musim
penghujan. Banyak penambang batu yang tidak mencari batu karena
jalanan menuju gunung batu licin dan berbahaya apabila dilewati. Hal ini
menyebabkan susahnya mendapatkan pasokan batu menjadi sedikit.
Apabila bahan baku tidak ada, maka produk pun tidak dapat diproduksi
dan dipasarkan

3.5.4 Pendukung Produksi
Air merupakan pendukung produksi karena pada pemotongan batu
dengan mesin potong, mesin tersebut harus diberi air terus menerus oleh
selang agar mengurangi gesekan antara batu dan mesin. Apabila air tidak
ada, kualitas potongan batu pun tidak baik dan dapat merugikan
produsen dan listrik, ketika listrik padam.

3.5.5 Karyawan Tidak Tetap
Karyawan yang tidak tetap akan merugikan perusahaan karena
merusak dana dari pembukuan.

3.5.6 Komplen Dari Pemerintah
Komplen dari pemerintah adalah salah satu kendala yaitu relokasi
wilayah dan peraturan kolam limbah. Tetapi dalam faktanya, pabrik dari
bapak Abdurrohim ini telah dibangun permanen dan di daerah tersebut
sudah menjadi lingkungan pabrik batu alam.

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan
1. Kerajinan merupakan budaya tradisional yang kini

menjadi

komoditi negara untuk meningkatkan devisa. Di antara sejumlah
kerajinan Nusantara, ada kerajinan yang tetap mempertahankan
bentuk dan ragam hias tradisionalnya, tetapi ada pula yang telah
dikembangkan sesuai dengan tuntutan pasar.
2. Kerajinan juga dapat menjadi sebuah peluang wirausaha yang
sangat menjanjikan. Sebelum kita terjun kedalam dunia usaha
kerajinan, kita harus mengetahui seluk beluk tentang produksi,
kendala yang terjadi apabila kita menggeluti dunia usaha tersebut
dan yang tak kalah penting adalah kita juga harus mengetahui cara
memasarkan produk tersebut.
3. Bahan keras alami adalah bahan yang diperoleh di lingkungan
sekitar kita dan kondisi fisiknya keras, seperti kayu, bambu, batu,
rotan dan lain-lain. Bahan keras buatan adalah bahan-bahan yang
diolah menjadi keras sehingga dapat digunakanuntuk membuat
barang-barang kerajinan seperti berbagai jenis logam, fiberglass
dan lain-lain.
4. Macam-Macam Kerajinan Dari benda Keras:
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Kerajinan Logam
Kerajinan Kayu
Kerajinan Bambu
Kerajinan Rotan
Kerajinan Batu
Kerajinan Kaca Serat (Fiberglass)

5. Fungsi Produk Kerajinan Dari Bahan Keras:
a. Benda Pakai (fungsional)
b. Benda Hias (estetika)
6. Teknik Pembuatan Kerajinan Dari Bahan Keras:
a. Teknik Cor (cetak tuang)
b. Teknik Etsa

c. Teknik Ukir
d. Teknik Ukir Tekan
e. Teknik Bubut
f. Teknik Anyam
7. Produksi
a. Bahan Baku

 Batu Kuning : Diperoleh Dari Gunung Petot (Palimanan)

 Batu Palem : Diperoleh Dari Gunung Kuda (Majalengka)

 Batu Templeks : Salagedang (Majalengka)

 Batu Absolut : Batu Paling Keras
b. Tehnik Produksi
 Hot

 Pahat

 Mesin
c. Jenis Produksi

 Cobbo stone (natural)

 RTM

 RTA

 Bassammer

 Poles

 Kulit jeruk (untuk kamar mandi, garasi kolam renang, hotel,
resort dll)

 Mengkilap

 Alur

d. Jadwal produksi
Pabrik mulai memproduksi batu pada hari Senin s/d Sabtu
dan Minggu libur, jam 08.00 hingga 12.00. Pada jam 12.00
sampai jam 13.00, aktivitas pabrik diistirahatkan. Pada jam
13.00-16.00 pabrik kembali beroprasi kembali. Pada jam 16.00
aktivitas di pabrik telah selesai.

e. Limbah Produksi
Limbah dari sisa hasil produksi batu ini dapat berupa
air, serbuk kecil maupun batu-batu kecil. Serbuk kecil batu ini
dapat menjadi bahan baku cat dan keramik. Bapak Abdurrohim
pernah mendapatkan pesanan dari perusahaan-perusahaan cat
dan keramik sebanyak 30 ton. Tiap kilogram serbuk kecil ini
dihargai sebersar Rp. 1500,00,-.
f. Sistem Produksi
Pemesanan dilakukan sesuai pemesanan konsumen
(ukuran besar atau kecil, tebal atau tipis, persegi atau persegi
panjang dan model).
g. Proses Produksi
a. Pemilihan bahan baku
b. Pemotongan
c. Pemotongan 1 (untuk kemudahan dalam pengolahan)
d. Pemotongan 2 (sesuai order konsumen)
e. Perapihan hasil pemotongan
f. Pendesignnan sesuai order
g. Pengumpulan
h. Pengepackkan sesuai pabrik
8. Marketing Dan Pemasaran
Awal pemasaran produk di bali, Sumatra, Jakarta. Central
Pemasaran produknya hanya ke bali dan mataram. Tetapi, pernah
memasarkan produknya ke Kalimantan, Palembang, Makasar,
Kuningan, Cikarang dan Karawang dan biaya akomodasi sebesar
Rp. 2.200.000,00,9. Pemasukan Dan Pendapatan






Pemasukan (setiap sekali angkut) sekitar Rp. 5.000.000,00,-.
Pemasukan perminggu : Rp. 30.000.000,00,Pemasukan perbulan : Rp. 120.000.000,00,-




Biaya akomodasi per rit x jumlah rit per bulan :
Rp. 2.200.000,00,- x 24 = Rp. 52.800.000,00,Biaya produksi per bulan : Rp. 37.200.000,00,Rp. 120.000.000,00,Rp. 52.800.000,00,Rp. 37.200.000,00,-



Rp. 30.000.000,00,Penghasilan tetap (bersih) Rp. 30.000.000,00,-

10. Kendala

 Pasar (Kendala Utama).

 Prosedur produksi.

 Bahan Baku (sulit mencari bahan baku ketika musim
penghujan).

 Pendukung Produksi (air, musim kemarau kesulitan air dan
listrik, ketika listrik padam ).

 Karyawan Tidak Tetap (jika harian, perusahaan rugi).

 Komplen Dari Pemerintah : Relokasi wilayah, Peraturan kolam
limbah.

4.3

Lampiran- Lampiran

MESIN PEMOTONG

MESIN PEMOTONG

MESIN PENDESIGN

PROSES PEMOTONGAN
DAN TEKNIK HOT

PRODUK

PRODUK

SELFIE MOMENT

PROSES PENGIRIMAN

PROSES TEKNIK HOT

BAHAN BAKU
(BATU TEMPLEK & PALEM)