Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Media Informasi Infografis Interaktif Rute Angkutan Kota Salatiga Menggunakan Live Action

  Perancangan Media Informasi Infografis Interaktif Rute Angkutan Kota Salatiga Menggunakan Live Action Artikel Ilmiah Peneliti: Ferdinand Dwi Wijaya (692013015)

  Michael Bezaleel Wenas, S.Kom., M.Cs.

  Program Studi S1 – Desain Komunikasi Visual Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Januari 2018

1. Pendahuluan

  Masyarakat saat ini masih banyak menggunakan angkutan umum sebagai sarana transportasi. Transportasi merupakan salah satu hal penting dalam kehidupan masyarakat. Sarana angkutan umum seperti angkutan kota dan bus kota menjadi salah satu sarana penting yang dipergunakan sehari-hari oleh para pekerja, pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum. Selain itu angkutan umum merupakan solusi dari terbatasnya luas jalan dibandingkan dengan pesatnya peningkatan jumlah kendaraan. Pengembangan transportasi umum merupakan jawaban dari masalah kemacetan yang terjadi di kota-kota besar pada negara berkembang. Berkaitan dengan penggunaan angkutan umum ada beberapa masalah yang biasanya dihadapi oleh para pengguna jasa angkutan umum, yaitu ketidakjelasan rute angkutan umum di beberapa kota, terutama para pendatang yang seringkali kebingungan ketika mencari jenis dan rute angkutan umum yang akan dipergunakan. Jumlah trayek dan rute kendaraan yang tidak terinformasikan secara jelas membuat pengguna kesulitan untuk memilih angkutan umum. Pengguna tidak tahu jarak tempuh yang pasti, alur rute, jenis kode angka dan warna serta jam keberangkatan angkutan umum tertentu [1].

  Pembahasan yang lebih spesifik adalah mengenai angkutan dalam kota, yang melayani rute dalam kota maupun sekitarnya Contohnya di kota Salatiga, masih belum ada media informasi yang memberikan info mengenai rute angkutan kota yang ada dengan jelas. Pemberian info rute kendaraan kota hanya tertera di mobil angkutan kota yang ada, sementara pertumbuhan kepadatan penduduk di kota Salatiga semakin meningkat. Dari survey Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Salatiga pertumbuhan kepadatan penduduk semakin meningkat dari tahun 2009 sampai 2013 akhir. Pertumbuhan mencapai rata-rata 4,38 % atau sekitar 14.014 orang dalam 4 tahun terakhir. Dari data tersebut menunjukkan bahwa semakin banyak penduduk kota Salatiga maka semakin banyak juga pengguna jasa angkutan kota, terutama untuk para pendatang atau warga negara asing di Kota Salatiga. Jadi perlu adanya pengembangan mengenai rute angkutan kota di Kota Salatiga agar pemberian informasi diterima dengan baik oleh masyarakat. Dan dari 5 orang yang disurvey mengatakan tidak mengetahui setiap rute angkutan umum dan hanya mengetahui maksimal 2 rute angkutan kota di Kota Salatiga [2].

  Di Indonesia terdapat kota yang sudah memaksimalkan penggunaan media informasi untuk penjelasan mengenai rute angkutan kota yang ada di kota tersebut yaitu kota Bogor. Kota Bogor menggunakan media website untuk pemberian informasi mengenai rute angkutan kotanya. Dalam website tersebut banyak sekali fitur-fiturnya tidak hanya mengenai rute angkutan kota tetapi juga terdapat informasi tempat makan, tempat wisata, dan lain-lain. Pemerintah Kota Bogor sudah mengupayakan pemberian informasi mengenai rute angkutan kota di kota tersebut dengan fasilitas yang disediakan [3].

  Pengembangan media informasi mengenai rute angkutan kota tidak hanya ada di Indonesia saja tetapi juga terdapat di negara maju seperti Singapura. Berbicara mengenai ruang lingkup yang lebih luas yaitu ruang lingkup Negara, angkutan umum yang biasa digunakan yaitu bus. Pengembangan angkutan umum di Singapura sangat tertata dengan baik. Di negara ini banyak wisatawan yang berkunjung untuk berlibur dan sarana transportasi yang paling sering digunakan adalah bus dalam kotanya yang terfasilitasi dengan baik. Di setiap halte bus terdapat penjelasan rute yang spesifik dan terdapat juga brosur-brosur yang di tempatkan di bandara penerbangan dalam negara tersebut. Kemudian penunjang selain dari pada informasi rute bus umum yang ada di negara tersebut adalah adanya website yang bernama

  “Journey

Planner” yang berfungsi untuk mencari rute bus yang akan dituju oleh para pengguna angkutan

  umum tersebut. Dengan berfokus kepada tempat dimana pengguna sekarang berada dan tujuan lokasinya [4].

  Dari beberapa contoh yang ada, di Kota Salatiga masih belum ada pengupayaan yang tepat dalam pemberian informasi mengenai rute angkutan kota. Salah satu upaya yang bisa dilakukan dengan pembuatan media informasi yang tepat dan spesifik tentang rute angkutan kota di kota Salatiga. Berdasarkan observasi dan penelitian awal, banyak masyarakat maupun orang-orang pendatang di kota Salatiga yang tidak mengetahui rute angkutan kota di Salatiga. Beberapa hanya mengetahui rute yang melintasi kawasan rumah mereka saja. Kemudian setelah dilakukan wawancara dengan Bapak Zamil selaku pengurus bidang angkutan kota di Dinas Perhubungan Kota Salatiga, mengungkapkan bahwa tidak ada media pendukung lain yang diupayakan oleh Dishub sendiri dalam memberikan informasi mengenai rute angkutan kota Salatiga. Pemberian informasi terkait rute angkutan kota Salatiga hanya berada di belakang kendaraan tersebut, akan tetapi masih banyak kendaraan angkutan kota Salatiga yang tidak memberikan informasi mengenai rute yang kendaraan tersebut lewati.

  Media utama yang digunakan adalah infografis interaktif disertai dengan penerapan live

  

action. Dengan menggunakan infografis, diharapkan sebuah kegiatan penyampaian informasi

  akan lebih cepat dan menarik karena informasi yang disampaikan tidak hanya berupa data, setumpuk tulisan atau sebuah video yang membosankan ataupun sebaliknya (visualisasi abstrak yang tidak terkonsep) tetapi telah dikemas menjadi sebuah kesatuan infografis yang menarik sehingga dapat menarik minat masyarakat kota untuk menggunakan angkutan kota [5]. Penerapan interaktif pun dipergunakan untuk mempermudah pencarian rute angkutan kota dan bisa juga untuk mengajak masyarakat yang menggunakan media ini nantinya berinteraksi dan berkomunikatif. Live action memang tidak sefleksibel infografis yang dibuat dengan sketsa dan penerapan animasi didalamnya namun live action dimasukkan dalam konten media informasi ini agar menambah nilai untuk penyampaian informasinya itu sendiri, live action juga mengajak para pengguna media ini nantinya berinteraksi dan penyampaian pesan akan lebih kuat dengan penerapan konten interaktif dan live action tersebut [6]. Alasan lainnya kenapa penggunaan infografis itu menarik adalah dikarenakan sebuah data dan informasi yang ingin disampaikan telah ditambah dengan nilai estetis sebuah karya visual sehingga karya

  • – visual tersebut dapat dinikmati dan dicerna oleh pengguna karena berdasarkan pada fakta fakta yang ingin disampaikan [7].

2. Tinjauan Pustaka

  Penelitian berjudul Kajian Kinerja Dan Pengembangan Rute Angkutan Umum Penumpang Dalam Kota Di Kota Salatiga, telah membahas rute angkutan kota di Salatiga sudah mempunyai kinerja yang baik atau belum. Salah satu penyebab terjadinya pelayanan angkutan kota yang tidak efisien adalah karena dalam menentukan rute angkutan kota dan distribusi kendaraan untuk tiap trayek belum didasarkan atas suatu pedoman yang baku, sering dalam menentukan rute dan jumlah trayek untuk armadanya hanya didasarkan pada trial and

  

error . Berdasarkan hasil dan analisa yang telah dilakukan disimpulkan bahwa rute angkutan

  kota di Salatiga belum mempunyai kinerja yang baik. Kinerja yang buruk ini disebabkan karena kecenderungan rute angkutan kota hanya melalui jalan-jalan utama dengan pola rute yang hanya menghubungkan zona pusat kota dengan zona pinggir kota. Sehingga jaringan jalan yang tersedia di Kota Salatiga belum termanfaatkan secara optimal oleh trayek dengan rute angkutan kota yang ada [8].

  Penelitian lain yang berjudul Evaluasi Rute Angkutan Umum Pusat Kota Dalam Mengurangi Beban Lalu Lintas Di Pusat Kota Salatiga, menjelaskan bahwa permasalahan transportasi lokal yang terjadi di Kota Salatiga yaitu adanya pemusatan tujuan pergerakan ke kawasan pusat kota. Pusat kota merupakan tempat semua aktivitas masyarakat berada, baik aktivitas perdagangan dan jasa, aktivitas pemerintahan, aktivitas pendidikan serta aktivitas perkantoran. Aktivitas perdagangan dan jasa sebagai aktivitas utama menimbulkan daya tarik yang besar bagi masyarakat Salatiga. Tingginya pergerakan yang dilakukan oleh masyarakat mengindikasikan banyaknya jumlah kendaraan yang beroperasi di Kota Salatiga. Hal ini menimbulkan kemacetan pada beberapa ruas jalan seperti Jalan Diponegoro, Jalan Pattimura, dan Jalan Jendral Sudirman karena kapasitas jalan tidak mampu memenuhi permintaan kendaraan dengan kebutuhan prasarana jalan yanga ada. Salah satunya yaitu volume lalu lintas Jalan Jendral Sudirman yaitu sebesar 2269 smp/jam. Penelitian ini menunjukkan bahwa beban lalu lintas di pusat kota di tentukan oleh rute angkutan kota yang ada di Salatiga [9].

  Penelitian selanjutnya yang berjudul Rancang Bangun Aplikasi Berbasis Android Sebagai Media Informasi Rute Angkutan Kota Di Purbalingga, menjelaskan juga bahwa penggunaan angkutan kota dan penyampaian informasinya itu sangat penting bagi pengguna jasa angkutan umum. Sehingga dibuat aplikasi perancangan berbabis android mengenai informasi rute angkutan kota di purbalingga. Setelah itu aplikasi tersebut diuji dengan 10 responden yang dipilih dan hasilnya menyatakan 83% dari 10 responden tersebut sangat setuju agar aplikasi tersebut dikembangkan lebih lanjut dan dinyatakan mempermudah pengguna angkutan kota di Purbalingga untuk mengetahui informasi rute kota tersebut dengan baik [10].

  Penelitian lainnya yang berjudul Rancang Bangun Sistem Informasi Geografis Rute Angkutan Kota di Palembang, mempunyai latar belakang yang sama juga yaitu kebutuhan informasi yang memadai untuk para pengguna jasa angkutan kota di Palembang. Penelitian ini menampilkan informasi tentang rute dan bisa mencari rute tujuan para user dari aplikasi ini. Penelitian ini menyatakan bahwa aplikasi yang dirancang memenuhi syarat untuk memenuhi tujuan awal dalam pembuatan program yaitu dapat menghindari kesalahan dalam memilih angkutan kota dan mampu menampilkan informasi berupa rekomendasi rute angkot dan menampilkan foto angkutan kota berdasarkan jurusan angkutan kota yang dicarinya.

  Berdasarkan hasil dari responden yang mendukung pernyataan bahwa informasi yang diberikan dapat menghindari kesalahan dalam memilih angkutan kota mencapai tingkat responden sebesar 92% [11].

  Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan terkait dengan rute angkutan kota di Salatiga dan beberapa kota lain yang mempunyai latar belakang sama dengan penelitian ini, dilakukan Perancangan Media Informasi Video Infografis Interaktif 2D & Live Action Rute Angkutan Kota Di Salatiga. Penelitian ini diharapkan mampu mempermudah pengguna angkutan kota dalam menentukan dan mengetahui rute atau jalur angkutan kota yang ingin digunakan secara efektif, membantu Pemerintah Kota Salatiga membangun tata kota yang lebih baik.

  km2

  Luas wilayah Kota Salatiga adalah 56.781 dan total penduduk di Kota Salatiga adalah 177.088 orang. Kota ini memiliki 17 trayek angkutan kota dengan rute-rute yang berbeda [2].

  Sementara di Kota Bogor terdapat alat bantu untuk menentukan dan mengetahui rute angkutan kota di kota tersebut. Alat bantu tersebut berupa website yang dikelola Pemerintah Kota Bogor [3]. Pembuatan media informasi untuk rute angkutan kota di Salatiga ini diharapkan bisa menjadi solusi yang dapat digunakan dengan efektif oleh para pengguna maupun pemerintah.

  Media infografis digunakan karena, infografis adalah penggambaran suatu informasi, data atau pengetahuan secara visual yang dimaksudkan untuk menyajikan informasi yang kompleks dengan cepat dan jelas. Infografis merupakan representasi secara visual yang berisi informasi, data dan pengetahuan. Infografis dapat meningkatkan kognisi dengan memanfaatkan grafis untuk meningkatkan kemampuan sistem visual manusia untuk melihat pola dan tren. Proses menciptakan infografis dapat disebut sebagai visualisasi data, desain informasi, atau arsitektur informasi [12].

  Infografis berasal dari kata Infographics dalam Bahasa Inggris yang merupakan singkatan dari Information dan Graphics adalah bentuk visualisasi data yang menyampaikan informasi kompleks kepada pembaca agar dapat dipahami dengan lebih mudah dan cepat. Proses pembuatan infografis disebut data-visualization, information design, atau information architecture [12].

  Infografis interaktif adalah infografis yang ditampilkan pada website dan pengguna dapat berinteraksi dengan informasi yang ditampilkan melalui user interface yang telah didesain. Dengan infografis interaktif pengguna dapat sesuai keinginan mengeksplorasi informasi yang ingin didapatkan. Pada pihak pembuat infografis pun dapat merancang tampilan agar informasi yang disampaikan seefektif mungkin sesuai perilaku user. Untuk membuat infografis interaktif diperlukan keahlian seperti desainer, illustrator, UI/UX desainer, dan

  

programmer. Pada infografis interaktif programmer/developer memiliki peran yang penting

agar infografis yang sudah didesain dapat berfungsi dengan maksimal dan tanpa masalah [12].

  Contoh Infografis Interaktif dapat dilihat di gambar 1.

  

Gambar 1. Contoh Infografis Interaktif

  Dalam penggunaan media infografis interaktif terdapat beberapa keunggulan yaitu, memberikan lebih banyak visualisasi untuk informasi penting, sehingga informasi tersebut lebih terlihat dari informasi yang diwakili secara grafis. Kemudian pengaturan informasi secara logis, mempermudah melacak informasi dalam urutan yang benar, sehingga memudahkan untuk memahami dan menemukan hubungan di antara opsi-opsi yang ada. Lalu kombinasi tanda, grafik, gambar, teks dan warna membantu pemahaman konten yang lebih baik, bukan berbasis teks saja. Infografis interaktif pun membuat informasi visual mendukung dalam penyederhanaan informasi teori dan mendukung teori tersebut [12].

  Infografis Interaktif memberi kesempatan kepada pengguna untuk memahami fakta dan konsep hanya dengan melihat, dan menghubungkannya dengan ingatan visualnya dimana dia dapat mengambilnya dengan mudah untuk membangun sebuah pengalaman baru. Kemudian karya infografis interaktif sesuai dengan representasi informasi visual, sehingga membuat penyampaian pesan atau informasi berjalan dengan baik dikarenakan terdapat prinsip komunikasi tidak langsung di dalamnya [13].

  Arti dari live action adalah aksi langsung, manusia sendiri yang mengambil peran dalam penyampaian informasi ataupun dalam film. Contohnya Live action dalam film manga dan komik adalah sebuah istilah dimana sebuah komik, manga ataupun anime diangkat ke layar lebar atau dibuat sebuah film dan tokoh dalam film tersebut diperankan oleh manusia. Jadi intinya live action adalah cerita manga atau anime dalam versi film [13].

  Penerapan live action juga dapat dilihat pada stasiun-stasiun televisi yang menayangkan laporan cuaca dengan dipandu oleh seorang pembawa berita dan dilayar background dari pembawa berita tersebut terdapat animasi yang bergerak menampilkan laporan cuaca tersebut [13].

3. Metode Penelitian

  Metode Penelitian yang digunakan dalam perancangan media infografis interaktif rute angkutan Kota Salatiga adalah menggunakan metode kualitatif. Metode kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia [14]. Pada pendekatan ini, gambaran kompleks, meneliti informasi, laporan terperinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami. Adapun teknik pemilihan responden dilakukan dengan teknik purposif yaitu memilih responden dengan sengaja dan atas pertimbangan tertentu.

  Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode

  

linear strategy . Linear strategy atau disebut dengan strategi garis lurus, yakni menetapkan

  urutan logis pada tahap perancangan sederhana yang sudah dipahami komponennya, dan telah berulang kali dilaksanakan [15]. Adapun tahap-tahap metode linear strategy dapat dilihat pada gambar 2.

  

Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4

Identifikasi Pengumpulan Pengujian dan Perancangan Masalah data Kesimpulan

  Media

Gambar 2. Diagram Linear Strategy

  Tahap 1 merupakan tahap identifikasi masalah. Identifikasi masalah dilakukan dengan melihat fenomena yang terjadi di lapangan dan dengan survey terhadap seratus masyarakat Salatiga. Hasilnya adalah masyarakat Salatiga belum mengetahui secara menyeluruh rute angkutan Kota Salatiga di setiap trayek.

  Tahap 2 merupakan tahap pengumpulan data. Pengumpulan data dilakukan dengan metode kualitatif. Dalam metode kualitatif, jenis data dibagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Untuk data primer diperoleh melalui wawancara yang dilakukan terhadap Bapak Zamil selaku Kepala Bidang Angkutan Kota di Dinas Perhubungan Kota Salatiga, dalam wawancara Bapak Zamil memberi saran agar penempatan video infografis interaktif tentang rute angkutan kota Salatiga ditempatkan di terminal-terminal angkutan kota Salatiga. Pihak Dinas Perhubungan Kota Salatiga juga tidak membuat media pendukung lainnya untuk memberikan informasi mengenai rute angkutan kota Salatiga. Kemudian pengumpulan data sekunder dengan cara observasi langsung ke seratus masyarakat pengguna angkutan kota Salatiga. Berdasarkan dari seratus orang yang diwawancarai, semuanya menyatakan bahwa tidak mengetahui sepenuhnya setiap rute angkutan kota yang ada di Salatiga. Bahkan dari 50 orang asli Kota Salatiga yang telah diwawancarai hanya mengetahui rute angkutan kota yang melewati tempat tinggalnya saja. Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada setiap responden, dapat disimpulkan bahwa masyarakat tidak mempunyai wawasan yang cukup mengenai rute angkutan kota yang ada di Salatiga. Masyarakat asli maupun pendatang mengharapkan informasi tentang rute angkutan kota Salatiga berada di tempat-tempat umum yang banyak dilalui seperti, Selasar Kartini, Pancasila, UKSW dan juga terminal angkutan kota itu sendiri. Selain itu observasi juga dilakukan dengan membuka situs media sosial. Hasil dari observasi adalah masih kurangnya informasi dan ketidakjelasan mengenai rute angkutan kota Salatiga.

  Dari data yang diperoleh melalui wawancara dengan Bapak Zamil dari Dinas Perhubungan Kota Salatiga diperoleh data rute setiap trayek angkutan Kota Salatiga. Data rute setiap trayek angkutan Kota Salatiga dapat dilihat pada gambar 3.

  Gambar 3. Data Rute Setiap Trayek Angkutan Kota Salatiga

  Kemudian pencarian refrensi gambar dilakukan untuk memperkuat data yang akan diolah. Data refrensi gambar yang diperlukan adalah peta Kota Salatiga dan gambar mobil angkutan Kota Salatiga. Refrensi gambar diperoleh dari situs website pemerintah Kota Salatiga. Referensi gambar peta Kota Salatiga dapat dilihat pada gambar 4 dan referensi gambar mobil angkutan Kota Salatiga dapat dilihat pada gambar 5.

  

Gambar 4. Referensi Gambar Peta Kota Salatiga

   Gambar 5. Referensi Foto Mobil Angkutan Kota Salatiga

  Tahap 3 merupakan tahap perancangan media, pada proses perancangan ini dilakukan dengan perancangan animasi pada umumnya. Tahap pertama terdapat proses pra produksi yang didalamnya terdapat tahap pembuatan konsep, storyline, dan storyboard. Selanjutnya pada tahap kedua adalah proses produksi yang terbagi menjadi 2 yaitu produksi animasi dan produksi live shot. Kemudian pada tahap terakhir adalah proses paska produksi yang didalamnya terdapat tahap editing, compositing, rendering dan interactiving. Tahap perancangan media dapat dilihat pada gambar 6.

  Pra Produksi Produksi Paska Produksi

  • - Editing (Keying
  • - Environment

  & Animating)

  • - Konsep

  

(Background &

  • - Compositing

  Vector)

  • - Storyline

  (Mixing Audio

  • - Live Shoot

  Grading &

  • - Storyboard

  

(Greenscreen)

Rendering)

  • - Interactive

  

Gambar 6. Tahap Perancangan Media

  Pada tahap pra produksi yang pertama adalah pembuatan konsep. Pembuatan infografis interaktif ini memiliki konsep awal yaitu media informasi yang menunjukkan setiap rute angkutan Kota Salatiga yang efisien, menarik dan mudah untuk digunakan. Kemudian konsep dari efisien, menarik dan mudah digunakan dikaitkan dengan target audience yang utama dari media ini adalah masyarakat baru atau pendatang yang berusia 15 sampai 25 tahun. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan media ini juga dipakai oleh masyarakat yang sudah lama menetap di Kota Salatiga. Alasan pemilihan target audience berusia 15 sampai 25 tahun dikarenakan dalam jenjang usia tersebut adalah usia yang paling banyak menggunakan internet, gadget dan semacamnya. Kemudian jenjang usia tersebut memiliki daya explore yang tinggi dalam menggunakan internet, lalu penekanan yang dilakukan adalah kepada penggunaan dari media informasi ini sehingga membuat para target audience dapat tertarik untuk menaiki rute angkutan Kota Salatiga dan mengetahui rute dari setiap trayek angkutan Kota Salatiga. Konsep dari media informasi ini dikaitkan dengan target audience berusia 15 sampai 25 tahun karena masyarakat dalam jenjang usia tersebut membutuhkan media informasi yang tepat sasaran dengan menggunakan pemilihan karakter yang sederhana dan pemberian warna yang cerah dan kontras atau biasa disebut dengan teknik flat design sehingga bisa menarik minat para target

  

audience . Pemilihan warna biru dan kuning dilakukan karena warna biru dan kuning

  melambangkan ciri dari logo Dinas Perhubungan Kota Salatiga. Kemudian 2 warna tersebut adalah warna yang berlawanan dalam spectrum warna sehingga menimbulkan sebuah komposisi gambar yang kontras dan meningkatkan point of interest dari para user. Video ini disertai dengan live shot atau live action dari narator yang akan lebih menarik minat user dalam mengetahui rute setiap trayek angkutan Kota Salatiga dan menambah daya tarik target

  

audience untuk menggunakan media informasi ini. Selanjutnya media informasi ini juga harus

  mudah untuk digunakan karena dalam perkembangan zaman masyarakat lebih ingin sesuatu hal yang sederhana dan praktis. Media informasi ini di rancang menjadi media yang mudah digunakan dari segi user interface yang diberikan sehingga memudahkan para user menggunakan media informasi ini.

  Pada tahap produksi selanjutnya adalah pembuatan storyline atau kerangka cerita.

  

Storyline pada infografis interaktif ini diawali dengan tampilan cover yang menampilkan icon

  atau grafis vektor dari angkutan Kota Salatiga dan beberapa tombol yaitu, tombol author, tombol masuk, tombol keluar.

  Kemudian setelah itu masuk kepada tampilan home atau pendahuluan yang menyampaikan beberapa penjelasan mengenai Kota Salatiga seperti, jarak Kota Salatiga dengan Kota Semarang dan Solo. Lalu penjelasan mengenai kecamatan yang ada di Kota Salatiga yaitu, kecamatan Argomulyo, Tingkir, Sidomukti dan Sidorejo. Dan juga penjelasan tentang jumlah trayek angkutan Kota Salatiga. Setelah itu tampilan selanjutnya adalah tampilan menu yang berisikan tombol-tombol menuju kepada video dari setiap trayek dan seterusnya.

  Tahap selanjutnya adalah merancang storyboard yang merupakan bentuk gambar dari

storyline. Storyboard ini akan digunakan sebagai acuan saat melakukan proses editing animasi.

  Storyboard pada infografis interaktif dapat dilihat pada Tabel 1.

  

Tabel 1. Storyboard

Scene Durasi Keterangan Opening, cover

  awal media 00:05 infografis interaktif

  Pendahuluan, penjelasan data info Kota

  01:08 Salatiga dan trayek angkutan

  Kota Salatiga Penutup scene

  00:10 pendahuluan

  Tampilan menu 00:19

  (Info Rute) Tampilan

  00:04 informasi rute (Scene Intro 1)

  Tampilan 00:09 informasi rute

  (Scene Intro 2) Tampilan

  00:50 animasi icon

  vector angkutan

  00:05 Tampilan author Setelah melakukan perancangan storyboard maka tahap selanjutnya adalah proses produksi. Tahap produksi dibagi menjadi 2 yaitu produksi live shot dan produksi environment. Pada proses produksi live shot/action digunakan untuk mengambil audio dan visual dari narator. Karena yang dibutuhkan hanya gambar dari narator maka pengambilan gambar dilakukan dengan teknik green screen. Teknik green screen adalah teknik pengambilan gambar dengan melakukan blocking pada background yang umumnya warna hijau sehingga memudahkan dalam proses seleksi objek pada saat editing.

  Untuk satu orang talent maka studio green screen cukup dengan studio mini ukuran 3x2 meter. Dengan background kain berukuran 2x2 meter dan menggunakan 2 lighting yang berada di kiri dan kanan talent dengan jarak 2 meter. Supaya tidak ada bayangan dibelakang maka jarak antara talent dengan background yaitu satu meter. Setting layout studio green screen dapat dilihat pada gambar 7.

  

Gambar 7. Setting Layout Studio Green Screen

  Penggunaan talent perempuan dipilih agar lebih menarik bagi pemirsa dan tidak membuat bosan saat mendengarkan penjelasan tentang setiap rute yang ada. Kemudian

  

wardrobe talent menggunakan baju casual yang bertujuan untuk membuat kesan menarik

  dalam setiap video yang ada lalu pemilihan baju warna biru adalah menggambarkan warna icon dari Dinas Perhubungan dan setiap kendaraan angkutan Kota Salatiga. Proses produksi live

  shot dapat dilihat pada gambar 8.

  

Gambar 8. Proses Produksi Live Shot

  Sedangkan untuk proses produksi environment yang dilakukan adalah membuat bahan animasi yang ada di dalam setiap video yaitu, icon vector dan background. Dalam setiap icon

  

vector -nya dibuat dengan proses yaitu mencari referensi kemudian membuat sketsa atau

tracing (menggambar ulang) dan lalu jadilah icon vector. Proses produksi environment dapat

  dilihat pada gambar 9.

  .

  

Gambar Referensi Tracing Vector Coloring

Gambar 9. Proses Produksi Environment

  Untuk memperjelas informasi yang diberikan maka disetiap tampilan video akan disertakan beberapa informasi yang berupa tulisan dan tulisan tersebut harus jelas dan kontras dari video yang ada sehingga bisa dibaca. Karena tidak semua font bisa digunakan dalam flat

  

design , dan hanya font yang memiliki kesan kuat, minimalis dan sederhana yang bisa

  dipergunakan untuk flat design maka dipilih font yang berjenis “sans serif” dengan nama

  “Bebas Neue”. Font Bebas Neue dipilih karena font tersebut memiliki kesan yang kuat, tegas dan sederhana sehingga mudah untuk dibaca. Contoh jenis font dapat dilihat pada gambar 10.

  

Gambar 10. Jenis Font Yang Digunakan

  Setelah proses produksi selesai maka tahap selanjutnya adalah proses paska produksi yaitu melakukan editing, compositing, dan rendering. Pada tahap editing berisi 3 proses yaitu proses keying, animating dan interactive.

  Pada proses keying dilakukan dengan memotong bagian video live shot/action yang tidak perlu, menyeleksi dan menghapus background yang berwarna hijau. Kemudian sampai kepada akhirnya hanya tersisa objek talent yang nantinya akan digabungkan dengan video animasi. Proses produksi live shot dapat dilihat pada gambar 3 sedangkan proses keying dapat dilihat pada gambar 11.

  

Gambar 11. Proses Keying

  Pada proses animating dilakukan penganimasian dari environment yang sudah dibuat pada tahap sebelumnya. Animasi yang dilakukan adalah dengan memberikan transisi pada objek seperti, position, scale, atapun rotate. Proses animating dapat dilihat pada gambar 12.

  

Gambar 12. Proses Animating Proses selanjutnya adalah proses compositing yang berisi proses mixing audio, grading dan rendering Mixing audio digunakan untuk membersihkan noise pada suara narasi dan memberikan efek pada animasi seperti memberikan efek pop up ketika beberapa informasi tempat muncul dalam video. Pemilihan lagu pada backsound juga sangat penting agar terlihat selaras dengan video dan topik ini. Dalam melakukan mixing audio juga harus memperhatikan tinggi rendahnya suara utama yaitu narasi dan backsound yaitu efek animasi dan lagu supaya suara tidak tumpang tindih dan enak didengar sehingga informasi dapat tersampaikan dengan baik. Proses mixing audio dapat dilihat pada gambar 13 .

  

Gambar 13. Proses Mixing Audio

  Untuk menyempurnakan video maka dilakukan proses grading atau penyesuaian warna narator dengan background ataupun animasi sehingga terlihat kontras. Diberikan juga efek

  

vignette yaitu memeberikan transisi warna gelap pada tepi video yang bertujuan untuk

  memberikan penekanan pada objek utama dan fokus pada topic yang dibicarakan. Proses grading dapat dilihat pada gambar 14.

  Sebelum Sesudah

  

Gambar 14. Proses Grading

  Setelah itu terdapat proses rendering untuk menggabungkan seluruh elemen live shot dan animasi sehingga menjadi video yang utuh. Dengan format kompresi H-264 (MPEG-4) yang merupakan generasi terbaru format video dalam bentuk kompresi yang mempu menampilkan video kualitas terbaik dengan ukuran yang tidak terlalu besar. Proses rendering dapat dilihat pada gambar 15.

  

Gambar 15. Proses Rendering

  Lalu setelah semua proses compositing selesai maka dilakukan proses penggabungan agar menjadi media interaktif. Proses ini dilakukan dengan menambahkan beberapa tombol di setiap video sehingga membuat video ini menjadi suatu kesatuan media infografis interaktif yang utuh.

  Hasil akhir dari proses perancangan media maka akan dilakukan konfirmasi hasil video kepada pihak Dinas Perhubungan Salatiga apakah sudah sesuai dengan data yang diberikan dan sudah informatif atau belum. Jika terdapat hal-hal yang tidak sesuai maka akan dilakukan perbaikan sehingga media interaktif ini benar-benar sesuai dan dapat digunakan sebagai sarana pendukung untuk mengetahui setiap rute angkutan Kota Salatiga.

4. Hasil Pembahasan

  Setiap tampilan dalam media infografis interaktif ini mengarah kepada menu-menu dari setiap rute angkutan Kota Salatiga, yang menjelaskan setiap arah tujuan yang ada dari setiap trayek mulai dari awal berangkat sampai kepada daerah tujuan akhir. Opening dari media infografis interaktif ini adalah icon angkutan Kota Salatiga yang berjalan dari kiri ke tengah dan muncul beberapa tombol yaitu, tombol author, tombol masuk, dan tombol keluar. Opening dapat dilihat pada gambar 16.

  Gambar 16. Opening

  Scene atau tampilan berikutnya menjelaskan tentang beberapa data atau informasi seperti posisi Kota Salatiga, jarak antara Kota Semarang dan Surakarta kemudian data tentang kecamatan yang ada di Kota Salatiga, lalu informasi mengenai trayek angkutan Kota Salatiga. Terdapat narator juga yang menjelaskan data atau informasi tersebut dan pengambilan live menggunakan teknik medium shoot supaya proporsi tubuh dengan frame tidak terlalu

  action

  timpang. Kemudian di saat animasi keluar visual dari narator akan berada di ujung atas video dan terdapat tombol skip jika user ingin lanjut kepada tampilan berikutnya. Pendahuluan penjelasan data dapat dilihat pada gambar 17.

  Gambar 17. Pendahuluan Penjelasan Data

  Kemudian setelah tampilan penjelasan tersebut maka terdapat tampilan yang menampilkan animasi angkutan Kota Salatiga berjalan menuju arah Kota Salatiga. Ada icon

  

vector plang penanda arah jalan dan beberapa tombol yaitu tombol back, next dan juga tombol

skip . Animasi angkutan Kota Salatiga dapat dilihat pada gambar 18.

  Gambar 18. Animasi Angkutan Kota Salatiga

  Gambar selanjutnya adalah tampilan menu atau info rute dan terdapat beberapa tombol seperti, tombol yang terdapat angka dari 1 sampai 10, 11, 12, 14, 16 dan 17. Tombol tersebut mengarah kepada setiap rute dari setiap nomer trayek yang ada, lalu tidak ada trayek nomer 13 dan 15 karena sudah tidak beroperasi lagi. Kemudian terdapat juga tombol back yang mengarah ke tampilan penjelasan dan tombol exit untuk keluar dari media infografis interaktif ini. Tampilan menu dapat dilihat pada gambar 19.

  Gambar 19. Tampilan Menu (Info Rute)

  Tampilan selanjutnya adalah tampilan dari scene pemberian informasi mengenai rute yang ada. Setiap scene punya urutan yang sama yaitu yang pertama adalah scene informasi rute yang menjelaskan rute dari awal sampai batas akhir area angkutan tersebut. Dan terdapat icon

  

vector tombol dari rute angkutan tersebut, lalu alur yang ditempuh setiap trayek berawal dari

  tempat yang sama yaitu terminal Tamansari. Scene informasi rute dapat dilihat pada gambar 20.

  Gambar 20. Scene Informasi Rute

  Setelah scene pemberian informasi rute, kemudian masuk kepada scene animasi penjelasan rute awal berangkat sampai kepada rute akhir dengan visualisasi garis kuning yang menandakan jalur yang dilewati angkutan Kota Salatiga tersebut. Dan beberapa informasi daerah yang berdekatan dari rute tersebut. Scene animasi penjelasan rute dapat dilihat pada gambar 21.

  Gambar 21. Scene Animasi Penjelasan Rute

  Scene selanjutnya adalah scene animasi icon vector dari angkutan Kota Salatiga yang berjalan dari terminal Tamansari sampai kepada daerah akhir tujuan. Terdapat icon vector tugu jam Kota Salatiga diawal dan point map di akhir dari rute. Selama icon vector angkutan tersebut berjalan menurut jalur berwarna kuning akan muncul beberapa sign system umum seperti, SPBU, rumah sakit, pasar, terminal dan sebagainya. Sign system yang muncul hanya sign

  

system umum dan beberapa sign system dari tempat-tempat yang dianggap penting untuk

  masyarakat lama maupun baru yang ada di Kota Salatiga. Scene animasi icon vector angkutan Kota Salatiga dapat dilihat pada gambar 22.

  Gambar 22. Scene Animasi Icon Vector Angkutan Kota Salatiga

  Perancangan media infografis interaktif ini nantinya dapat diterapkan dalam beberapa media, diantaranya melalui CD, maupun diupload di website Dinas Perhubungan Kota Salatiga ataupun website Kota Salatiga. Penerapan perancangan media dapat dilihat pada gambar 23.

   CD Upload Website Gambar 23. Penerapan Perancangan Media

  Kemudian media infografis interaktif ini dilakukan penguian kepada pihak Dinas Perhubungan Kota Salatiga, upaya ini dilakukan agar Dinas Perhubungan dapat menilai konten dari media infografis interaktif tersebut sudah sesuai dengan data yang ada atau belum. Dari hasil pengujian kepada Bapak Harry Purwanto selaku ketua bagian rute angkutan kota mengungkapkan bahwa konten dalam media infografis interaktif ini sudah layak dan sesuai dengan data yang ada. Lalu penyampaian informasi yang ada di dalamnya mengenai rute angkutan Kota Salatiga dapat tersampaikan dengan baik. Pihak dinas pun menyatakan media ini dapat digunakan sebagai media pendukung dalam memberikan informasi mengenai rute angkutan Kota Salatiga.

  Pengujian selanjutnya dilakukan kepada 3 orang pihak praktisi dari Educa Studio. Educa Studio adalah perusahaan yang memproduksi game edukasi yang berada di Kota Salatiga. Dari tanggapan pihak Educa Studio menyatakan bahwa media infografis interaktif ini sangat menarik dalam segi animasinya. Setelah itu pihak Educa Studio juga menyatakan media informasi ini memiliki penerapan interaktif yang tidak terlalu rumit dari segi user interface yang ada sehingga media informasi ini mudah untuk digunakan. Kemudian media ini sudah bagus untuk bisa menyampaikan informasi kepada pengguna mengenai rute angkutan Kota Salatiga. Lalu pihak Educa Studio memberikan saran tentang jenis font dan warna dari setiap konten yang ada bisa disesuaikan agar bisa terlihat jelas dan mudah untuk dibaca.

  Pengujian juga dilakukan kepada target audience yaitu kepada 10 pengguna jasa angkutan Kota Salatiga. Dari hasil observasi dan wawancara kepada masyarakat diketahui bahwa media infografis interaktif ini mudah untuk dipahami karena faktor grafis yang sederhana dan menampilkan animasi yang menarik sehingga memberikan daya tarik kepada masyarakat dan membuat masyarakat dapat menikmati pemberian informasi yang ada. Kemudian setelah itu faktor dari penerapan interaktif yang ada dalam media informasi ini membuat masyarakat atau pengguna berinteraksi langsung dengan media tersebut sehingga membuat informasi tersampaikan dengan baik. Masyarakat pun menyatakan bahwa membutuhkan media seperti ini untuk memudahkan mereka dalam menggunakan jasa angkutan kota. Hasil pengujian tersebut adalah masyarakat menjadi lebih memahami rute dan trayek angkutan yang ada di Kota Salatiga.

  Kesimpulan dari seluruh pengujian yang ada adalah media infografis interaktif ini menarik dari segi konten animasi dan pemberian informasi dapat tersampaikan dengan baik. Kemudian dapat dipahami dengan mudah serta informasi yang diberikan adalah informasi yang

  

valid. Lalu media ini cocok untuk dipakai dalam mengatasi masalah para pengguna jasa

angkutan Kota Salatiga yaitu ketidaktahuan pengguna mengenai rute angkutan Kota Salatiga.

5. Kesimpulan

  Media infografis interaktif rute angkutan Kota Salatiga dapat dijadikan sebagai media yang menarik bagi masyarakat untuk mengetahui setiap rute dari trayek-trayek angkutan kota yang ada. Dengan pemilihan grafis, animasi dan ditambah pemberian seorang narator membuat audience tertarik untuk menyaksikan media infografis interaktif ini.

  Untuk kedepannya, penelitian ini dapat dikembangkan lebih baik, lebih spesifik dan lebih detail dalam pemberian informasi dalam hal rute maupun sign system. Kemudian aplikasi dari media ini bisa dikembangkan ke arah mobile device seperti penggunaan melalui

  

smartphone . Sehingga memudahkan masyarakat untuk mengakses media tersebut dan makin

  mengerti rute angkutan Kota Salatiga dan dapat menggunakan jasa angkutan Kota Salatiga dengan baik dan benar.

  Daftar Pustaka

  [1] Rukmana dkk, (2013). Aplikasi Rute Angkutan Umum Berbasis Web Dengan Pencarian

  Rute Terpendek . Binus University

  [2] Pemerintah Kota Salatiga. (2016, Maret 28). Data Pembangunan Salatiga Diakses dari [3] Pemerintah Kota Bogor. (2016, Maret 28). Rute Angkutan Umum Kota Bogor Diakses dari [4] SMRT Corporation. (2017, Desember 12). Smart Corporation-Travel Information

  Diakses dari [5]

  HOI. (2016, Maret 28). “Apa itu Infografis?”House Of Infografics Diakses dari [6] Sutesyo, M. (2016). Efektivitas Infografis Sebagai Pendukung Mata Pelajaran IPS Pada Siswa Siswi Kelas 5 SDN Kepatihan Di Kabupaten Bojonegoro. [7] Cahyadi, B. (2016). Perancangan Iklan Kampanye Trunk And Feeder Melalui

  Infografis Sebagai Upaya Pengenalan Transportasi Baru Di Kota Surabaya. Institut Bisnis dan Informatika STIKOM Surabaya.

  [8] Susanto, A (2010). Kajian Kinerja Dan Pengembangan Rute Angkutan Umum

Penumpang Dalam Kota Di Kota Salatiga. Universitas Diponegoro, Semarang.

[9]

  A, Rohma Yuanita. (2006). Evaluasi Rute Angkutan Umum Pusat Kota Dalam

  Mengurangi Beban Lalu Lintas Di Pusat Kota Salatiga. Universitas Diponegoro, Semarang.

  [10] Nutyono, M. (2014). Rancang Bangun Aplikasi Berbasis Android Sebagai Media

  Informasi Rute Angkutan Kota Di Purbalingga . Amikom Purwokerto

  [11] Chandra, A. (2014). Rancang Bangun Sistem Informasi Geografis Rute Angkutan Kota

  di Palembang. STMIK Global Informatika MDP

  [12] Ali, M., & Ebaid, M. (2016). The Effectiveness Of Using Interactive Infographic At

  

Teaching Mathematics In Elementary School. Najran University, Saudi Arabia

  [13] Cockerham, L. (2016, Desember 12). The Battle of Live Action vs Animation (Infographic) Diakses dari

  [14] Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung :CV.Alfabeta [15] Sarwono, J., & Lubis, H. (2007). Metode Riset Untuk Desain Komunikasi Visual.

  Yogyakarta: Penerbit Andi [16] Mitra, K. (2014). Audience Responses To The Physical Appearance Of Television

  Newsreaders. University of Worcester, UK

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Motivasi Mahasiswa/I dalam Keikutsertaan Kepengurusan Campus Ministry di UKSW

0 0 36

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran GKI Ciamis dalam Pendidikan Agama Kristen Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Ciamis

0 3 44

EFISIENSI PEMASARAN PEPAYA (Carica papaya L.) VARIETAS CALINA IPB-9 (Suatu Kasus di Kecamatan Langensari Kota Banjar)

0 2 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Kasus Konflik Islam – Kristen dalam Pembangunan Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Loa Duri di Gunung Batu Kutai Kartanegara

1 1 37

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Penerapan Teknologi Pembelajaran dengan Pendekatan Challenge-Based Learning pada Kelas XII Mekatronika 2 di SMK Negeri 3 Salatiga

0 0 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Awingngu Ruangan: Pandangan Germita Baitani Pulutan terhadap Kawin Adat Sebelum Kawin Gereja

0 0 34

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Video Advertorial Wisata Alam Lereng Kelir Desa Gertas

0 1 23

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Corporate Identity Klinik Utama Mata Maluku

0 0 23

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: T-Shirt Motivasi sebagai Media Komunikasi untuk Meningkatkan Motivasi Belajar: Studi Kasus pada Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Angkatan 2015

0 0 21

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Bonus pada Karyawan Produksi dengan Metode Weighted Product: Studi Kasus PT. Rena Djaja Semarang

0 0 19