Struktur Tumbuhan, Pengertian Dan Fungsi Tumbuhan •

  PENUNTUN PRAKTIKUM

STRUKTUR DAN ANATOMI TUMBUHAN

  Disusun Oleh:

  

Drs. Pande Ketut Sutara, M.Si

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS UDAYANA

  

2016

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya, buku petunjuk praktikum struktur dan anatomi tumbuhan ini dapat terwujud. Adapun penyusunan buku penuntun praktikum ini bertujuan untuk membantu mahasiswa Program Studi Biologi, Asisten dan Dosen dalam melaksanakan pembelajaran di Laboratorium agar dapat berjalan dengan lancar.

  Buku penuntun praktikum ini memuat materi praktikum struktur dan anatomi tumbuhan. Semoga petunjuk praktikum ini dapat berguna dan membantu tugas mahasiswa. Terimakasih

  Bukit Jimbaran, April 2016 Penulis

  

DAFTAR ISI

  Halaman Judul ............................................................................................................... 1 Kata Pengantar ............................................................................................... 2 Daftar Isi......................................................................................................... 3 Tata Tertib Praktikum .................................................................................... 4 Sitologi dan Histologi .................................................................................... 5 Latihan I. Sitologi dan histologi ..................................................................... 6 Struktur anatomi caulis dan radix .................................................................. 16 Latihan II. Struktur anatomi caulis dan radix................................................. 17 Struktur anatomi folium dan flower ............................................................... 20 Latihan III. Struktur anatomi folium dan flower ............................................ 21 Struktur flos fruktus, ovulum, rhizoma dan tuber .......................................... 24 Latihan IV. Struktur flos fruktus, ovulum, rhizoma dan tuber ...................... 25 Daftar Pustaka ................................................................................................ 28

TATA TERTIB PRAKTIKUM

  1. Sebelum menjalankan praktikum, para mahasiswa sudah mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan apa yang akan di praktikankan.

  2. Harus datang tepat pada waktunya.

  3. Memperhatikan segala keterangan-keterangan yang diberikan pada saat praktikum untuk mempermudah dalam menjalankan praktikum.

  4. Sebelum dan sesudah praktikum semua alat harus dibersihkan dalam keadaan kering. Mereka yang merusak/ menghilangkan alat-alat harus lapor dan mengganti dengan barang yang sama.

  5. Mahasiswa yang tidak hadir harus memberikan surat keterangan sakit dari dokter/wali, sebab ketidakhadirannya. Mahasiswa yang tidak hadir tiga kali berturut-turut tanpa surat keterangan, akan dicoret dari daftar.

  6. Alat yang dibawa saat praktikum:

  a. pensil

  b. bolpoint

  c. penghapus

  d. silet 7. Buku praktikum tidak boleh dibawa pulang setelah selesai praktikum.

  8. Gambar ditulis dengan pensil sedangkan keterangan dengan bolpoint.

  9. Para mahasiswa dilarang membawa buku pekerjaan praktikum struktur dan anatomi tumbuhan atau sejenisnya kepunyaan mahasiswa dari tahun-tahun sebelumnya. Jika hal tersebut terjadi maka asisten yang bertugas berhak menyitanya.

  

SITOLOGI DAN HISTOLOGI

Sel dan jaringan terdapat baik pada organisme tumbuhan maupun hewan.

  

Sel adalah unit struktural dan fungsional terkecil dari mahluk hidup seluler.

  Organisme seluler ada yang terdiri atas satu sel atau uni seluler dan ada yang terdiri atas banyak sel atau multi seluler. Berdasarkan ada tidaknya membran inti, sel terbagi atas sel prokarion (tidak memiliki membran inti) dan sel eukarion (memiliki membran inti). Sel prokarion contohnya bakteri dan ganggang biru, dan sel eukarion contohnya sel tumbuhan tinggi. Sel eukarion umumnya memiliki bagian-bagian yang sama yaitu: membrane plasma, sitoplasma dan organel- organelnya. Sitoplasma merupakan cairan sel yang terdapat di luar inti, mengisi ruangan di antara membran plasma dan inti sel. Komponen terluar sitoplasma adalah membran plasma (plasmolemma). Sitoplasma terdiri dari matriks yang di dalamnya terdapat inclusion dan organel. Cabang biologi yang membahas khusus tentang sel disebut sitology (Rahman, 2007).

  Pada organisme multi seluler, kumpulan sel membentuk jaringan. . Cabang biologi yang khusus membahas tentang jaringan disebut histologi. Jaringan adalah kumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama. Pada tumbuhan jaringan dapat dibedakan atas jaringan meristem, jaringan dewasa, jaringan penyokong, jaringan pengangkut, dan jaringan gabus. Jaringan meristem adalah jaringan muda yang sel-selnya selalu membelah atau bersifat meristematik. Jaringan ini hanya terdapat pada bagian bagian tertentu dari tumbuhan. Jaringan dewasa merupakan jaringan yang telah mengalami diferensiasi. Jaringan penyokong disebut juga jaringan penguat atau stereom. Fungsi utama jaringan ini adalah menguatkan bagian tubuh tumbuhan, jaringan ini terdiri atas kolenkim dan skelerenkim. Jaringan pengangkut yaitu jaringan tumbuhan yang berfungsi untuk transport atau pengangkutan zat. Jaringan ini terdiri dari xilem atau pembuluh kayu dan floem atau pembuluh tapis. Sedangkan jaringan gabus yaitu jaringan yang tersusun atas sel-sel gabus. Jaringan ini berfungsi melindungi jaringan di bawahnya agar tidak terlalu banyak kehilangan air (Rahman, 2007).

  

LATIHAN I

SITOLOGI DAN HISTOLOGI

I.

   Tujuan 1.

  Melihat bagian-bagian sel yang masih hidup, seperti: nucleus, kloroplas.

2. Melihat benda-benda ergastik didalam sel, antara lain: amilum, dan

  Kristal-kristal Co-oksalat 3. Melihat sel epidermis dan derivatnya (stomata dan trikomata) 4. Melihat macam-macam bentuk parenkim 5.

  Melihat usur-unsur xylem II.

   Alat dan Bahan 1.

  Alat mikroskop, gelas benda/penutup, silet, cutter, pinset, pipet tetes.

  2. Bahan : ganggang Spirogyra sp., amilum tuber Solanum tuberosum, amilum Manihot uttilissima/ Ipomea batatas, amilum biji Phasiulus

  vulgaris , tepung Oryza sativa, penampang melintang batang Begonia sp.,

  daun Annannas commusus, daun Citrus sp. Folium Zea mays, Datura

  metel , Orthosiphon stamineus, Durio zibethinus, Hibiscus tiliaceus. Kulit buah Musa paradisiaca, tangkai daun Eichornia crassipes, daun Canna sp.

  Preparat maserasi batang Pinus sp.

III. Cara Kerja 1.

  Diambil dengan pinset sepotong atau sehelai ganggang Spirogyra sp.

  Letakkan pada gelas benda yang telah ditetesi air dengan pipet lalu tutup dengan gelas penutup amati dibawah mikroskop dengan perbesaran 10x. Lihatlah bagaimana bentuk kloroplasnya, nucleus, dan didalam kloroplas terdapat pirenoid, yaitu benda-benda terdiri dari zat putih telur dan tampak mengkilat.

2. Cara membuat preparat amilum dari tuber amilum Solanum tuberosum,

  Manihot utilissima , Ipomea batatas, amilum biji Phasiulus vulgaris, tepung

  Oryza sativa . Dengan cara menusuk-nusuk umbi/biji tersebut dengan jarum.

  Kemudian cairannya diletakkan ke gelas benda yang telah ditetesi air (supaya amilum terpisah dan dapat diamati). Kemudian tutup dengan gelas penutup. Amatilah dibawah mikroskop, lihat bentuk-bentuk amilum ada yang majemuk, tunggal, eksentrik dan konsentrik, yang mana hillus, lamella jelas atau tidak. Korosi. Membuat preparat penampang melintang batang daun Begonia sp. Daun

  Annannas commosus dan daun Citrus sp. Dengan cara mengiris melintan

  batang/daun tersebut dengan silet/cutter setipis mungkin kemudian diletakkan di gelas benda yang telah ditetei air. Tutup dengan gelas penutup, amati dengan mikroskop.

  3. Melihat sel epidermis dan derivatnya dengan cara mengiris epidermis daun (atas atau bawah) Zea mays, Datura metel, Orthosipon stamineus, Durio

  zibethinus , Hibiscus tiliaceus. Ditempatkan di gelas benda yang telah ditetesi

  air tutuplah dengan gelas penutup dengan gelas penutup. Amati dengan mikroskop dengan perbesaran 10x. Untuk preparat Zea mays, Datura metel lihatlah bentuk epidermisnya, stomata, dan untuk preparat Orthosipon

  stamineus , Durio zibenthinus, Hibiscus tiliaceus. Lihat bentuk epidermis dan trikomata.

  4. Melihat preparat parenkim yang penuh berisi amilum denga cara mengerok kulit sebelah dalam Musa paradisiaca, dan untuk melihat parenkim penuh ruang udara, dengan cara mengiris melintang tangkai daun Eichornia

  crassipes dan Canna sp. Kerokan atau irisan tersebut ditempatkan pada gelas

  benda yang telah ditetesi air, ditutup dengan gelas penutup, amati dengan mikroskop. Lihat bentuk-bentu parenkimya.

  5. Melihat unsur-unsur xylem sudah tersedia beberapa preparat awetan.

  Bagaimana perbedaan bentuk antar trakeida, trakea, serabut sklerenkim dan parenkim kayu. Apa didalam satu preparat terdapat semua unsure tersebut?

  6. Gambarlah dan beri keterangan selengkap-lengkapnya.

  

STRUKTUR ANATOMI CAULIS DAN RADIX

Batang (Caulis)

  Pada batang dikotil muda terdapat tiga daerah yaitu epidermis, korteks dan stele. Epidermis terdiri dari selapis sel dan merupakan bagian terluar batang. Daerah di sebelah dalam epidermis adalah korteks, dan pada bagian dalam korteks dibatasi oleh perisikel. Korteks terbagi menjadi dua daerah yaiatu daerah kolenkim dan daerah parenkim. Kolenkim menempati posisi di bawah epidermis, dan parenkim di sebelah dalam kolenkim. Stele terdiri atas perisikel, berkas vaskuler dan empulur. Berkas vaskuler tersusun melingkar. Masing-masing berkas terdiri atas xilem, kambium dan floem. Batang monokotil sama dengan batang dikotil, memiliki epidermis, korteks dan stele. Korteks bisa berkembang baik atau tidak nyata. Struktur dan susunan berkas vaskuler terutama yang membedakan batang dikotil dan monokotil. Berkas vaskuler tersebar, termasuk juga pada empulur sehingga tidak ada batas yang jelas antara korteks dan empulur. Berkas vaskuler monokitil tidak memiliki kambium, sehingga tidak mengalami penebalan sekunder. Masing-masing berkas vaskuler diselubungi selubung berkas pengangkut yang tersusun dari jaringan sklerenkim.

  

Gambar 1. Penampang melintang batang

Akar (Radix)

  Struktur anatomi akar lebih sederhana daripada batang dan biasanya lebih seragam, mungkin berkaitan dengan kurang bervariasinya lingkungan dalam tanah daripada variasi lingkungan aerial. Akar cenderung tumbuh ke bawah atau ke samping daripada ke atas. Tidak ada klorofil pada akar, tidak memiliki daun-daun dan tunas, memiliki tudung akar pada ujungnya, posisi xilem dan floem berada pada radii yang berbeda dan memiliki rambut akar pada daerah dekat apeks akar.

LATIHAN II STRUKTUR ANATOMI CAULIS DAN RADIX I.

   Tujuan 1.

  Mengamati struktur anatomi caulis dan radix beberapa tumbuhan 2. Mempelajari macam-macam jaringan penyusun caulis dan radix, menurut bentuk dan fungsinya.

3. Mengamati ada dan tidaknya struktur sekretori pada caulis dan radix.

II. Alat dan Bahan 1.

  Mikroskop, gelas benda atau penutup, silet/cutter, pinset, pipet dll.

  2. Preparat segar/awetan caulis Zea mays/Saccharum offisinarum.

  3. Preparat awetan caulis Hibiscus rosa-sinensis 4. preparat awetan/segar caulis Piper betle.

  5. Preparat awetan radix Arachis hypogea.

  6. Preparat awetan/segar radix Arachnis sp.

III. Cara Kerja 1.

  Membuat irisan melintang caulis Zea mays/Saccharum offisinarum, Piper

  betle dan radix Arachnis sp. Irisan-irisan ersebut ditempatkan pada gelas

  benda yang telah ditetesi air, ditutup dengan gelas penutup lalu amati dengan mikroskop. Lihat bentuk jaringan penyusun caulis/radix tersebut seperti dilatasi, lentisel, bentuk/letak didaerah mana saja sel sekretori dan anomali pada batang.

  2. Preparat awetan yang telah tersedia dilihat dengan mikroskop, pada perbesaran 5x/10x. Lihatlah jaringan penyusunnya dari daerah perifer sampai kedaerah meduler seperti diatas.

  3. Gambarlah satu sector, beri keterangan selengkap-lengkapnya.

  

STRUKTUR ANATOMI FOLIUM DAN FLOWER

Daun (Folium)

  Daun merupakan organ yang pertumbuhannya terbatas dan pada umumnya simetris dorsiventral. Pipihnya daun berkaitan dengan fungsinya dalam fotosintesis, karena dengan bentuk daun demikian maka luas daun yang terekspose sinar matahari bisa lebih luas. Daun ditutupi kedua permukaannya masing-masing oleh selapis epidermis. Dinding luar epidermis biasanya tebal dan dilapisi substansi berlilin yang disebut kutin. Permukaan luar epidermis seringkali dilapisi kutikula yang tebal ataupun tipis. Lapisan kutikula ini dibentuk dari kutin. Daun monokitil pada umumnya orientasinya tegak sehingga kedua permukaannya mendapat sinar matahari. Struktur internal hampir sama pada kedua permukaan daun. Stomata terdapat pada kedua sisi. Jaringan mesofil tidak mengalami diferensiasi menjadi jaringan tiang dan jaringan spong, tetapi terdiri atas sel-sel parenkim dengan kloroplas dan ruang antar sel di antaranya (Tjitrosoepomo, 1988)

  Bunga (Flower)

  Bunga adalah pucuk yang termodifikasi, disebut demikian karena menunjukan beberapa perubahan dalam pengaturan apeks pucuk. Bunga dianggap ranting yang bersumbu pendek dengan daun-daun yang merapat dan memiliki bentuk khas sesuai fungsinya. Sepal dan petal secara umum strukturnya menyerupai daun. Sepal dan petal terdiri atas epidermis dan jaringan dasar parenkim dan sistem vaskuler. Sel-sel pada bunga ada yang memiliki kristal, getah, tannin dan idioblas lainnya. Tepung dibentuk pada petal yang masih muda. Sepal yang berwarna hijau mengandung kloroplas, jarang mengalami diferensiasi menjadi jaringan tiang dan bunga karang. Warna petal yang berperan dalam menarik pollinator, menunjukkan adanya pigmen dalam kromoplas dan dalam cairan sel misalnya antosianin (Tjitrosoepomo, 1988)

LATIHAN III STRUKTUR ANATOMI FOLIUM DAN FLOWER I.

   Tujuan 1.

  Mengamati struktur anatomi folium beberapa tumbuhan 2. Mempelajari macam-macam jaringan penyusun folium, menurut bentuk dan fungsinya.

3. Mengamati ada dan tidaknya struktur sekretori pada folium dan flower.

II. Alat dan Bahan 1.

  Mikroskop, gelas benda/penutup, silet, cutter, pinset, pipet dll.

  2. Preparat segar/awetan folium Zea mays/Saccharum offisinarum 3.

  Preparat segar/awetan folium Fiscus elastica 4. Preparat segar/awetan folium Citrus sp.

  5. Preparat awetan folium Pinus merkusii 6.

  Preparat segar/awetan petalum flower Rosa sp.

  7. Preparat awetan anthers flower Lilium sp.

III. Cara Kerja 1.

  Membuat irisan melintang folium Zea mays/Saccharum offisinarum, folium Ficus elastica, folium Citrus sp. irisan-irisan tersebut ditempatkan pada gelas benda yang telah ditetesi air, ditutup dengan gelas penutup amati dengan mikroskop, lihat bentuk jaringan penyusun folium tersebut, ada / tidaknya sel kipas, ada / tidaknya palisade, bila ada susunan palisadenya dorsiventral atau isobilateral, bentuk sel sekretori, berkas pengangkutnya tipe apa? 2. pada preparat awetan folium Pinus merkusii, amati sel parenkim lipatan, saluran hars, berkas pengangkutnya bertipe apa?

  3. Preparat awetan/segar pada petalum Rosa sp. yang telah tersedia / diiris dilihat dengan mikroskop, pada pembesaran 5x/10x. Amatilah jaringan penyusunnya seperti epidermis atas / bawah, papilla, pada mesofil adalah saluran sekresinya. Sedangkan pada preparat anthers flower Lilium sp. lihatlah jaringan penyusunnya seperti: lamina fibrosa, tapetum, berkas pengangkutan, polen dll.

  4. Gambarlah dan beri keterangan selengkap-lengkapnya.

STRUKTUR FLOS FRUKTUS, OVULUM, RHIZOMA DAN TUBER

  Dinding buah pada umumnya digunakan untuk mengelompokkan buah secara morfologi dan anatomi. Dinding buah sering disebut pericarp. Pericarp terdiri atas dua atau tiga lapisan, yaitu epicarp/exocarp; lapisan terluar; mesocarp, lapisan tengah; dan endocarp, lapisan dalam. Tipe-tipe buah yang utama berdasarkan histologi adalah buah kering, ada yang pecah dan tidak pecah; serta buah berdaging.

  Biji berkembang dari bakal biji (ovulum). Biji terdiri dari sporofit yang berkembang partial, embrio; endosperm (kadang tidak ada); dan lapisan protektif, selubung biji atau testa. Embrio beragam dalam pola perkembangan, tingkat diferensiasi dan ukuran. Embrio terdiri dari sumbu akar, cotyledon dan meristem tajuk yang pertama. Cadangan makanan disimpan dalam endosperm atau perisperm, disebut albuminous dan yang tidak memiliki jaringan cadangan makanan disebut exalbuminous. Pada kebanyakan biji, proporsi cadangan makanan tersimpan dalam embrio atau di luar embrio beragam.

  Rimpang (rhizoma) dan umbi (tuber) adalah metamorfosis (perubahan bentuk) batang dan/atau akar/daun. Alat-alat tersebut merupakan badan yang membengkak dan umumnya menjadi tempat penimbunan zat-zat makanan cadangan, di samping itu dapat pula dijadikan alat perkembangbiakan. Rimpang (rhizoma) sesungguhnya adalah batang beserta daunnya yang terdapat di dalam tanah, bercabang-cabang dan tumbuh mendatar, dari ujungnya dapat tumbuh tunas yang muncul di atas tanah dan dapat merupakan suatu tumbuhan baru. Rimpang selain sebagai alat perkembangbiakan, juga merupakan tempat penimbunan zat- zat makanan cadangan. Umbi (tuber) merupakan badan yang membengkak, dengan bangun bulat, seperti kerucut atau tak beraturan, dan merupakan tempat penimbunan zat-zat makanan cadangan seperti rimpang (Tjitrosoepomo, 1988)

  

LATIHAN IV

STRUKTUR FLOS FRUKTUS, OVULUM, RHIZOMA DAN TUBER

I. Tujuan 1.

  Mengamati strktur anatomi fruktus, ovulum, bulbus dan tuber.

  2. Mempelajari macam-macam jaringan penyusun fruktus, ovolum, rhizome, tuber, bentuk dan fungsinya.

  3. Mengamati ada dan tidaknya strukur sekretori pada fruktus, ovulum, rhizome dan tuber.

II. Alat dan Bahan 1.

  Preparat awetan hipantium flower Eugenia aromatic 4. Preparat awetan ovulum Zea mays / Tritium sp.

  5. Preparat segar rhizome Alpinia galanga 6.

  Preparat segar tuber Manihot uttilissima III.

  2. Preparat awetan fruktus Capsicum frutuscens 3.

  Membuat irisan melintang rhizome Alpinia galanga dan tuber Manihot

  uttilissima dengan cara mengiris setipis-tipisnya bahan tersebut setalah itu

  irisan-irisan tersebut ditempatkan pada gelas benda yang telah ditetesi air, ditutup dengan gelas penutup amati dengan mikroskop, lihat bentuk jaringan penyusun rhizome dan tuber tersebut. Amati jaringan gabus, bentuk/letak sel sekretori, adakah perbedaan yang khas antara jaringan organ tersebut.

  2. Preparat awetan yang telah tersedia dilihat dengan mikroskop pada pembesaran 5x/10x. Amatilah jaringan penyusun pada fruktus Capsicum

  frustescens , sel epidermis dengan kutikula yang tebal, hypodermis terdiri

  dari sel kolenkim beberapa lapis, sel-sel parenkim berwarna merah mengandung pigmen kromoplas, terdapat sel-sel besar (giant cells) dll.

  Mikroskop, gelas benda / penutup, silet, cutter, pinset, pipet dll.

   Cara Kerja 1.

  Pengamatan pada preparat awetan hipantium flower Eugenia aromatica adanya sel-sel/kelenjar minyak, berkas pengangkutan tengah dan tepi, septum (membatasi ruang ovarium) plasenta dll. Pada preparat awetan ovulum Zea mays / Triticum sp. Amatilah skutelum, radikula, kaliptra koleoriza dll.

  3. Gambarlah dan beri keterangan selengkap-lengkapnya.

DAFTAR PUSTAKA

  Rahman, T. 2007. Sel dan Jaringan. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung Tjitrosoepomo, G. 1988. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press.

  Yogyakarta. Fahn . A . 1992. Anatomi tumbuhan Edisi Ketiga Terjemahan . Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. ITB. Gajah Mada University Press .

  Yogyakarta. F ahn . A. 1990 Plant Anatomy. Pergamon Press , oxford , New York, Toronto, Sydney, Paris, Frangfurt.

  Pandey , B.P. 1982. Plant Anatomy . Head of the Departhement of Botany , Remnagar , New Delhi

  Raven . P. H; R.F. Evert : S.E. Eichorn. 1992. Biology of Plants . Worth Publisher , 33 Irving place New York 10003. Sumardi I.; Pudjoarinto , 1993. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan .

  Departemen Pendidikan dan Kebudayaan . DIKTI Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan Tinggi .

Dokumen yang terkait

BAB II LANDASAN TEORITIS A. Kebijakan - Pengaruh Kebijakan Muhammadiyah Sumatera Utara Terhadap Pemilihan Kepala Daerah (Analisis Pemilihan Gubernur Dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Periode 2013 – 2018) - Repository UIN Sumatera Utara

1 4 9

BAB III DESKRIPSI ORGANISASI MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA A. Sejarah Singkat Berdirinya Muhammadiyah - Pengaruh Kebijakan Muhammadiyah Sumatera Utara Terhadap Pemilihan Kepala Daerah (Analisis Pemilihan Gubernur Dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Periode 20

0 2 32

BAB II POLA ASUH ORANG TUA, MOTIVASI BELAJAR, PENELITIAN RELEVAN, KERANGKA FIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Pola Asuh Orang Tua Dalam Perspektif Pendidikan Islam 1. Pengertian Pola Asuh Orang Tua Dalam Perspektif Pendidikan Islam - Hubungan pola asuh ora

0 5 41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Dan Pendekatan Penelitian 1. Pendekatan Penelitian - Hubungan pola asuh orang tua dengan motivasi belajar siswa di smp it al-hijrah-2 Kec. Percut sei tuan medan - Repository UIN Sumatera Utara

1 4 15

BAB II LANDASAN TEORI A. Gaya Belajar Mahasiswa Tahfidz AlQuran 1. Pengertian Gaya Belajar - Gaya belajar mahasiswa tahfidz alquran dalam meraih prestasi akademik di prodi pendidikan agama islam universitas islam negeri sumatera utara medan - Repository U

1 2 41

BAB II LANDASAN TEORI A. Pemahaman Hadis “Kebersihan adalah Sebagian dari Iman” 1. Pengertian Hadis - Hadits Tentang Kebersihan Sebagian Dari Iman •

0 1 36

Jaringan Tumbuhan dan Susunan Anatomi Daun

1 7 61

Hadist Nabi Tentang Wanita •

0 0 47

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Perkembangbiakan Generatif Pada Tumbuhan - Perkembangbiakan Generatif Pada Tumbuhan Pdf

0 4 20

1. Pendahuluan: Tubuh tumbuhan terdiri atas banyak sel, sel-sel itu pada tempat tertentu - Macam Macam Jaringan Pada Tumbuhan •

1 5 19