Pengaruh Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidiu Guajava Linn) dan Ekstrak daun Teh Hijau (Camelia Sinensis) terhadap Pertumbuhan Escherichia Coli In Vitro dan Perbandingannya dengan Kotrimoksazol

PENGARUH EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (PSIDIUM GUAJAVA LINN) DAN
EKSTRAK DAUN TEH HIJAU (CAMELIA SINENSIS) TERHADAP
PERTUMBUHAN ESCHERICHIA COLI IN VITRO DAN
PERBANDINGANNYA DENGAN KOTRIMOKSAZOL
Billy Setianegara, Karneli, Yusneli
ABSTRAK
Daun jambu biji (Psidium guajava Linn) dan daun teh hijau (Camelia Cinensis)
telah lama dikenal masyarakat sebagai obat tradisional. Keduanya secara empiris telah
terbukti dapat menghambat dan mematikan beberapa jenis bacteri penyebab diare pada
manusia. Menurut WHO, pilihan utama farmakoterapi infeksi bakteri Escherichia coli
pada manusia adalah kotrimoksazol, akan tetapi penggunaannya kadang-kadang
menimbulkan efek samping dan masalah kesehatan seperti allergi bahkan reaksi
hypersensitivitas seperti stephen Johnson Syndrom. Oleh karena itu, masih diperlukan
pengkajian pengaruh berbagai tanaman herbal sebagai obat alternatif untuk diare
terutama yang disebabkan oleh bakteri E. coli.
Penelitian ini bertujuan untuk meperkirakan pengaruh, berapa kekuatan ekstrak
daun jambu biji dan ekstrak teh hijau terhadap pertumbuhan Escherichia coli dan
perbandingannya dengan pengaruh kotrimoksazol dibuktikan dengan pengukuran zona
hambat yang terjadi. Jenis penelitian adalah quasi eksperimen. Sediaan utama berupa
daun jambu biji dengan jenis daging buah putih yang berwarna hijau muda dan daun teh
hijau segar yang diekstraksi dan dibuat dalam 10 sediaan dengan konsentrasi 10%100%, sedangkan kotrimoksazol berupa suspensi dibuat dalam 10 sediaan dengan

konsentrasi 5 – 50 µg. Penelitian ini menggunakan teknik uji resistensi menurut metode
Kirby-Bauer (cakram kertas) dimana masing-masing sediaan diteteskan dalam disc,
ditengah media Muller Hinton agar yang ditanami dengan bakteri e. Coli dari strain
ATTC dan lokal. Pelaksanaan penelitian dilakukan di Laboratorium Bakteriologi
Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Palembang pada bulan oktober 2012.
Analisa data yang digunakan adalah regresi linier sederhana, anova dan uji t-independen.
Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh positif yang kuat ekstrak daun
jambu dan ekstrak daun teh hijau terhadap pertumbuhan E.coli baik strain ATCC
maupun strain lokal dengan r berkisar dari 0.8883 sampai dengan 0.9967 (Pv < 0.05).
Ada pengaruh positif kuat kotrimoksazol terhadap pertumbuhan E.coli strain ATCC
dengan r dari 0.9255 sampai dengan 0.9941.(Pv < 0.05), tetapi tidak ada pengaruh
kotrimoksazol terhadap pertumbuhan E.coli strain lokal sampai dengan dosis 150 µg.
Tidak ada perbedaan significant, pengaruh ekstrak daunn jambu biji dan ekstrak daun teh
hijau terhadap pertumbuhan E.coli. (Pv > 0.05)
Dengan demikian disimpulkan bahwa ektrak daun jambu biji dan ekstrak daun
teh hijau masih potensial sebagai anti infeksi E.coli serta dicurigai adanya kemungkinan
resistensi E.coli terhadap antibiotika khususnya kotrimoksazol.

PENDAHULUAN
Indonesia kaya akan sumber bahan obat alam dan obat tradisional. Sejak dahulu,

tanaman-tanaman obat telah banyak diperlukan oleh para ahli pengobatan dan industri
obat yang dari hari ke hari semakin berkembang, tidak hanya terbatas bagi industri obat
tradisional. Perkembangan apotek hidup di pekarangan atau kebun yang khusus akan
mendatangkan banyak keuntungan, selain kebutuhan sendiri untuk pengobatan anggota
keluarga yang sakit dan juga bagi para pengelolanya. Keuntungan obat tradisional yang
dirasakan langsung oleh masyarakat adalah kemudahan untuk memperoleh bahan
bakunya, murah,dapat diramu sendiri dan tidak menimbulkan efek samping. (1, 2)
Obat tradisional pada umumnya berasal dari pengalaman nenek moyang secara
turun temurun yang dapat menjadi salah satu alternatif pengobatan herbal, disamping
pengobatan secara medis. Selain dapat diperoleh dari alam, tanaman-tanaman obat dapat
juga ditemukan di apotek dan toko obat dalam bentuk ekstrak. (3)
World Health Organization (WHO) telah melakukan identifikasi dan inventarisasi
seluruh tanaman obat di dunia. Dari hasil kegiatan tersebut telah ditemukan tanaman obat
sebanyak 20.000 spesies. Menurut NAPRALET, suatu lembaga yang menangani datadata tanaman obat diseluruh dunia, telah berhasil mendokumentasikan tanaman obat
sebanyak 9.200 dari 33.000 spesies. Tumbuhan tersebut meliputi kelas Monocotyle
doneae, Dicotyledonae, Gymnospermae, Pteridophyta, Bryophta, dan Lichenes. (4)Salah
satu tanaman obat tradisional yang dikenal masyarakat yaitu tanaman jambu biji (Psidium
guajava Linn). Bagian dari tanaman ini digunakan untuk berbagai keperluan adalah
kulit batang, daun, dan buahnya. Akan tetapi, masyarakat terlalu mementingkan buahnya,
hanya sebagian kecil saja yang memperhatikan daunnya, padahal daun jambu biji

mempunyai nilai obat yang baik. Daun jambu biji dari air rebusannya digunakan sebagai
obat diare, disentri basiler, sariawan, keputihan, gangguan pencernaan, gangguan
penyerapan makanan, bisul, luka dan lain-lain. Di dalam buah, daun dan kulit batang
jambu biji mengandung tanin, sedangkan pada bunganya tidak mengandung banyak
tanin. Selain mengandung tanin, daun jambu biji juga terdapat minyak atsiri yang sebaik
dengan flavonoid, asam ursolat, asam psidiolat, asam kratogolat, asam olenolat, asam
1 yang memiliki daya aktivitas antibakteri
guajaverin, vitamin, dan bahan aktif lainnya
yang tinggi. Ekstrak dari daun jambu biji terbukti memiliki daya menghambat dan
mematikan bakteri patogen, seperti Escherichia coli, Salmonella. (1, 5)
Hasil penelitian in vitro terhadap kontraksi usus dengan menggunakan usus
marmut menunjukkan, rebusan daun jambu biji konsentrasi 5%, 10%, dan 20% dapat
mengurangi kontraksi usus halus. Sedang penelitian terhadap kemampuan rebusan daun
jambu biji dalam menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus
aureus menunjukkan, kadar terendah 2% dapat menghambat pertumbuhan
Staphylococcus aureus dan dalam kadar 10% dapat menghambat pertumbuhan
Escherichia coli. Dengan demikian, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar
penggunaan daun jambu biji sebagai obat diare akibat infeksi. (6)

Penelitian I Ketut Adnyana,dkk (Unit Bidang Ilmu Farmakologi, Toksikologi,

Departemen Farmasi, Institut Teknologi Bandung), ekstrak daun jambu biji daging buah
putih dan daun jambu biji daging buah merah memiliki kemampuan daya hambat bakteri
Escherichia coli, Shigella dysenteriae, Shigella flexnerri, dan Salmonella typhi. Dari
hasil penelitian tersebut, Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) terhadap Escherichia
coli sebesar 60 mg/ml dan 100 mg/ml. (7)
Teh (Camellia sinensis) juga adalah salah satu bahan dasar minuman yang sangat
digemari oleh masyarakat Indonesia. Teh (Camellia sinensis) dikenal mempunyai banyak
sekali manfaat untuk kesehatan. Teh (Camellia sinensis) juga dikenal mempunyai daya
antibakteri sehingga di beberapa daerah di Indonesia, seduhan teh sering digunakan untuk
terapi pada penderita diare.
Menurut penelitian Isti Airlangga Dkk (2010) ektrak teh hijau berpengaruh dalam
menurunkan tingkat keasaman dengan menghambat pembentukan asam oleh bakteri
Streptococcus alfa hemolyticus yang merupakan penyebab dari karies gigi.(10) Sedangkan
penelitian yang dilakukan oleh Wijaya dan Samad (2007), membuktikan bahwa ekstrak
teh hijau dengan konsentrasi 2,5%, 5%, dan 10% dapat menghambat pertumbuhan dari
Streptococcus alfa hemolitikus. Walaupun sudah cukup banyak penelitian mengenai
manfaat teh bagi kesehatan. dan seduhan teh di berbagai daerah telah dikenal sebagai
terapi bagi penderita diare. Namun, namun belum banyak ditemukan penelitian yang
menunjukkan bahwa teh juga dapat menghambat pertumbuhan E.coli yang merupakan
salah satu penyebab diare.

Escherichia coli adalah bakteri gram negatif batang yang banyak ditemukan di
dalam usus besar manusia sebagai flora normal. Bakteri ini dapat menyebabkan infeksi
primer pada usus, misalnya diare. Gejala yang biasa ditimbulkan antara lain buang air
besar terus menerus disertai mual dan muntah, pegal pada punggung, dan perut berbunyi.
(8,9)
Menurut WHO, diare merupakan penyebab nomor satu kematian balita di seluruh
dunia. Di Indonesia, diare adalah pembunuh balita nomor dua setelah Infeksi Saluran
Pernapasan Akut (ISPA). (11) Definisi diare menurut WHO yaitu bila keluarnya tinja yang
lunak atau cair dengan frekuensi 3 kali atau lebih per hari yang disertai atau tanpa darah
dan lendir dalam tinja. Diare dibagi menjadi dua yaitu diare akut dan diare kronik. Diare
yang berlangsung kurang dari 14 hari disebut diare akut. Sedangkan, diare yang
berlangsung lebih dari 14 hari disebut diare kronik. (12)
Data Departemen Kesehatan RI menunjukkan 5.051 kasus diare sepanjang tahun
2005 lalu di 12 provinsi. Jumlah ini meningkat drastis dibandingkan dengan jumlah
pasien diare pada tahun sebelumnya, yaitu sebanyak 1.436 orang. Di awal tahun 2006,
tercatat 2.159 orang di Jakarta yang dirawat di rumah sakit akibat menderita diare. (12)
Menurut Dinas Kesehatan Kota Palembang jumlah penderita diare dari tahun 2004 - 2008
mengalami peningkatan. Jumlah penderita diare terendah yaitu pada tahun 2004 sebanyak
43.842 orang sedangkan jumlah tertinggi pada tahun 2008 sebanyak 53.854 orang. Kasus
diare di Kota Palembang menempati urutan ke dua setelah ISPA.(13)

Pemilihan obat antimikroba yang tepat untuk infeksi tergantung pada tempat, tipe
dan keparahan infeksi. Pilihan utama Farmakoterapi infeksi Escherichia coli menurut
WHO adalah kotrimoksazol. Akan tetapi, efek samping dari pemakaiannya yaitu mual,
muntah, hilang nafsu makan, dan reaksi alergi pada kulit (ruam). (14, 15)

RUMUSAN MASALAH
Dari uraian tersebut diatas, jelas bahwa daun jambu biji dan teh sama-sama
merupakan tanaman herbal yang secara empiris sering digunakan masyarakat sebagai anti
diare. Selain itu juga diketahui bahwa farmakoterapi standar khususnya terhadap diare
basiler, umumnya memakai kotrimoxazol yang kadang2 pemakaiannya dapat berakibat
timbulnya efek samping yang tak diinginkan. Oleh karena itu penyelidikan lanjut secara
laboratoris perlu dibuktikan khususnya pengaruhnya terhadap pertumbuhan salah satu
penyebab diare yaitu E. Coli, apakah ada sinergisme antara keduanya, kemudian
dibedakan dan dibandingkan dengan pengaruh obat kotrimoxazol.
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan umum
Mengetahui pengaruh ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava Linn) dan ekstrak
daun teh hijau (Camellia Sinensis) terhadap pertumbuhan Escherichia coli in vitro dan
perbandingannya dengan pengaruh kotrimoksazol.
Tujuan khusus

1. Mengetahui pengaruh ekstrak daun jambu biji ( Psidium guajava Linn ) terhadap
pertumbuhan Escherichia coli.
2. Mengetahui pengaruh ekstrak daun teh hijau ( Camelia Sinensis ) terhadap pertumbuhan Escherichia Coli.
3. Mengetahui pengaruh kotrimoksazol terhadap pertumbuhan Escherichia coli.
4. Mengetahui perbedaan pengaruh ekstrak daun jambu biji, pengaruh ektrak teh, dan
pengaruh kotrimoksazol terhadap pertumbuhan E. Coli, berdasarkan zona hambat
yang terbentuk.
MANFAAT PENELITIAN
Dengan tercapainya tujuan penelitian ini, maka akan ada beberapa manfaat yang
diperoleh antara lain :
1. Sebagai bahan tambahan / memperkaya ilmu pengetahuan di bidang Bakteriologi dan
farmakoterapi yang dimanfaatkan untuk mengatasi sebagian masalah penyakit yang
disebabkan oleh E. Coli.
2. Memberikan kontribusi informasi kepada masyarakat tentang manfaat dan kegunaan
daun jambu biji (Psidium guajava Linn) dan teh hijau (Camellia Sinensis) sebagai
obat alternatif untuk mengobati diare yang disebabkan oleh Escherichia coli.
RUANG LINGKUP DAN KETERBATASAN PENELITIAN.
Ruang lingkup penelitian ini dilakukan terutama di bidang Bakteriologi dan
pemanfaatan tanaman obat yang dapat digunakan sebagai alternative pengobatan yang
murah dan cepat untuk mengatasi masalah penyakit yang disebabkan oleh

mikroorganisme tertentu terhadap bagian tubuh manusia.
Sampel penelitian adalah daun jambu biji (Psidium guajava Linn) dengan jenis
daging buah putih yang berwarna hijau muda dan segar dan daun teh hijau (Camellia

Sinensis) yang diekstraksi dan direkayasa pengencerannya menjadi 10 sediaan dengan
konsentrasi ekstrak dari 10 % sampai dengan 100 % dan kotrimoksazol yang disediakan
dalam kemasan 240 mg dalam bentuk suspensi kemudian diencerkan menjadi 10 sediaan
dengan konsentrasi 5 µ g sampai dengan 50µg.
Proses ekstraksi dilakukan di Laboratorium Farmakognosi Jurusan Farmasi
sedangkan uji resistensi penentuan zona hambat dilakukan di Laboratorium Bakteriologi,
Politeknik Kesehatan Kemenkes Palembang.
Metode pemeriksaan pengaruh sediaan menggunakan uji resistensi menurut
metode cakram kertas dari Kirby-Bauer dan penilaian effek dilakukan dengan pengukur
an secara manual zona hambat yang dihasilkan pada penanaman bacteri E. Coli dalam
media Muller Hinton Agar yang telah ditempeli disk yang mengandung ekstrak daun
jambu biji, ekstrak daun teh dan kotrimoksazol dengan konsentrasi tertentu.
Data yang dihasilkan kemudian di analisa secara statistik inferential sederhana
menurut metode corelasi regresi sederhana, Anova dan t test.
Kerangka operasional penelitian.
Secara teoritis operasional penelitian dilakukan melalui diagram dibawah

ini:

Daun jambu biji
(Psidium Guajava Linn)

Daun The Hijau
(Camellia Cinensis)

Kotrimoxasol

Extraksi

Extraksi

Dilusi

Konsentrasi
!0% - 100%

Konsentrasi

10% - 100%

Konsentrasi
5 - 50 microgram

Penetesan pada Disk ditengah media Muller Hinton Agar
yang telah ditanami dengan kuman Escherichia Coli

Inkubasi 37 der. Celcius
Selama 24 jam

Observasi zona hambat

Pengukuran zona hambat

Gambar 2.1
Alur Pemeriksaan Zona Hambat
Sampel penelitian adalah daun jambu biji (Psidium guajava Linn) dengan jenis
daging buah putih yang berwarna hijau muda dan segar dan daun teh hijau (Camellia
Sinensis) yang diekstraksi dan direkayasa pengencerannya menjadi 10 sediaan dengan

konsentrasi ekstrak dari 10 % sampai dengan 100 % dan kotrimoksazol yang disediakan
dalam kemasan 240 mg dalam bentuk suspensi kemudian diencerkan menjadi 10 sediaan
dengan konsentrasi 5 µ g sampai dengan 50µg.

Proses ekstraksi dilakukan di Laboratorium Farmakognosi Jurusan Farmasi
sedangkan uji resistensi penentuan zona hambat dilakukan di Laboratorium Bakteriologi,
Politeknik Kesehatan Kemenkes Palembang.
Metode pemeriksaan pengaruh sediaan menggunakan uji resistensi menurut
metode cakram kertas dari Kirby-Bauer dan penilaian effek dilakukan dengan pengukur
an secara manual zona hambat yang dihasilkan pada penanaman bacteri E. Coli dalam
media Muller Hinton Agar yang telah ditempeli disk yang mengandung ekstrak daun
jambu biji (Psidium guajava Linn), ekstrak daun teh (Camellia Cinensis) dan
kotrimoksazol dengan bergagai konsentrasi tersebut
Kerangka konsep.
Kerangka konsep penelitian disusun berdasarkan diagram dibawah ini:

Zona hambat terhadap
Pertumbuhan E.Coli

Extrak daun jambu biji
10 % - 100 %

Zona hambat terhadap
Pertumbuhan E. Coli.

Extrak teh hijau
10 % - 100 %

Kotrimoxasol
0.005 % - 0.05 %

Keterangan

: Garis hubungan

Zona hambat terhadap
Pertumbuhan E.Coli

: Garis perbedaan

Gambar 2.2
Kerangka Konsep Penelitian
Dalam konsep ini, variable independent berupa 10 sediaan ekstrak daun jambu
biji, ekstrak daun teh hijau dan kotrimoksazol dalam berbagai konsentrasi yang
ditanamkan kedalam media agar Mueller Hinton yang diolesi dengan kuman E. coli
selama 24 jam pada suhu 37 derajat Celcius. Zona hambat yang terbentuk diukur
diameternya dan dijadikan sebagai variable dependent, kemudian dilakukan analisa
parametrik berdasarkan hipotesis asosiatif dan komparatif.
Bahan dan cara ukur
Bahan yang akan disiapkan dan diuji coba dalam penelitian ini adalah :
a. Hasil ekstraksi 500 gram daun jambu biji daging buah putih yang disiapkan
menjadi 10 sediaan ekstrak masing2 dengan konsentrasi 10 % sampai dengan
100 %.
b. Hasil ekstraksi 500 gram teh hijau segar yang disiapkan menjadi 10 sediaan
ekstrak masing2 dengan konsentrasi 10 % sampai dengan 100 %.
c. Kotrimoksazol merek generik 480 Mg dalam bentuk pil yang dibuat menjadi
10 sediaan suspensi dengan konsentrasi 5 µg sampai dengan 50 µg.
d. Biakan kuman Escherichia Coli siap pakai dan siap untuk ditanam dalam
media agar Mueler Hinton yang terdiri dari 2 strain ATCC (American Type
Culture Collection) dan 1 strain lokal, yang semuanya didapatkan dari Balai
Besar Laboratorium Kesehatan Palembang. Halo atau zona hambat yang

terbentuk diukur dan dicatat diameternya dalam millimeter sehingga
didapatkan 90 zona hambat karena pengaruh 3 jenis sediaan, 3 strain kuman E
coli dengan masing2 dengan 10 konsentrasi.
Hypotesis Penelitian
1. Ada pengaruh ekstrak daun jambu biji ( Psidium guajava Linn ) terhadap
pertumbuhan Escherichia coli.
2. Ada pengaruh ekstrak daun teh hijau ( Camelia Sinensis ) terhadap pertumbuhan
Escherichia Coli.
3. Ada pengaruh kotrimoksazol terhadap pertumbuhan Escherichia coli.
4. Ada perbedaan pengaruh ekstrak daun jambu biji, pengaruh ektrak teh, dan
Pengaruh kotrimoksazol terhadap pertumbuhan E. Coli, berdasarkan zona hambat
yang terbentuk.
METODOLOGI PENELITIAN
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen yaitu kegiatan
percobaan yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun jambu biji (Psidium
guajava Linn) terhadap pertumbuhan Escherichia coli dan perbandingannya dengan
kotrimoksazol secara in vitro
2. Lokasi penelitian.
Penelitian dilakukan di Laboratorium Bakteriologi Jurusan Analis Kesehatan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Palembang, sedangkan proses pembuatan ekstrak daun
jambu biji (Psidium guajava Linn) dilakukan di Laboratorium Farmakognosi Jurusan
Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes Palembang.
3. Waktu penelitian.
Penelitian telah dilakukan pada bulan Oktober 2012
4. Metode pemeriksaan Penelitian
1. Metode Pemeriksaan
Metode pemeriksaan yang digunakan adalah metode Kirby-Bauer (cakram kertas)
yaitu metode untuk uji resistensi yang menggunakan cakram disk.
2. Prinsip Pemeriksaan
Prinsip pemeriksaan yaitu dengan melakukan uji resistensi kuman Escherichia
Coli terhadap 10 sediaan bahan percobaan yang diteteskan pada cakram kertas
yang diletakkan di tengah cawan Petri berisi Mueler Hinton Agar dan selanjutnya di
inkubasi dalam incubator pada suhu 37 derajat Celcius, selama 24 jam.
3.5. Analisa Data
Data hasil pengukuran zona hambat disusun dalam tabel berdasarkan pengaru atau
perbedaan antar variabel. Analisa data dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan

perangkat lunak (software) komputer, menggunakan metode analisa statistik inferensial
sederhana yaitu :
1. Uji korelasi regressi linier sederhana.
Analisa ini digunakan untuk mengetahui pengaruh (r = koefisien korelasi), besar
kontribusi (R = koefisien determinasi) serta bagaimana persamaan linier hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen (y = a + bx)
2. Uji Anova dan Uji t-independen
Uji ini digunakan untuk mengetahui adanya perbedaan zona hambat yang
dihasilkan sebagai akibat adanya berbagai pengaruh variabel independen dan bagaimana
perbedaan dan perbandingan antara berbagai pengaruh tersebut.

4. HASIL PENELITIAN
1. Pengaruh extract daun jambu terhadap pertumbuhan escherichia coli.
a. Pengaruh extract daun jambu terhadap pertumbuhan escherichia coli strain ATCC 1
Pengaruh extract daun jambu biji terhadap pertumbuhan E. Coli dapat di periksa
dengan uji regressi linier sbb :
Tabel 4.1. : Analisis regressi linier sederhana antara ekstrak daun jambu biji dengan zona
hambat terhadap E.coli strain ATCC 1
No

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Konsentrasi ekstrak
Daun Jambu Biji
(%)
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Mean = 5.5
Sd = 30.276

Zona Hambat thd
E.coli ATCC 1
(mm)
7
8
9
10
11
13
14
15
18
21
Mean= 12.6
Sd = 4.5018

Keterangan
r = 0.9782
R= 95.7 %
Y = 4.6 + 0.1454 X
Pvalue < 0.05

Rata-rata zona hambat yang terjadi adalah 12.6 mm, artinya secara
kualitatif daya hambat yang dihasilkan cukup kuat karena kurang dari 20 mm
Hasil uji regressi linier sederhana menunjukkan adanya hubungan
yang bermakna antara nilai konsentrasi ekstrak daun jambu biji terhadap timbulnya zona
hambat terhadap E.coli dengan koefisien korelasi (r) sebesar 0.9782 sehingga koefisien
determinasi (R) menjadi 95.7 % artinya antara keduanya ada hubungan positif kuat
dimana zona hambat yang terjadi 95.7 % memang disebabkan oleh ekstrak daun jambu.
Dari persamaan linier Y = 4.6 + 0.1454 X, menunjukkan bahwa untuk
setiap kenaikan 1 nilai konsentrasi ekstrak daun jambu biji akan menjadikan zona hambat
bertambah 0.1454 kali setelah 4.6.

b. Pengaruh extract daun jambu terhadap pertumbuhan escherichia coli strain ATCC 2
Pengaruh extract daun jambu biji terhadap pertumbuhan E. Coli dapat di periksa
dengan uji regressi linier sbb :
Tabel 4.2. : Analisis regressi linier sederhana antara ekstrak daun jambu biji dengan zona
hambat terhadap E.coli strain ATCC 2
No

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Konsentrasi ekstrak
Daun Jambu Biji
(%)
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Mean = 5.5
Sd = 30.276

Zona Hambat thd
E.coli ATCC 2
(mm)
6
7
9
11
12
14
15
17
18
19
Mean= 12.8
Sd = 4.5655

Keterangan
r = 0.9967
R= 99.3 %
Y = 4.53 + 0.1503 X
Pvalue < 0.05

Dalam tabel ini, rata-rata zona hambat yang terjadi adalah 12.8,
artinya secara kualitatif cukup kuat karena berada dibawah 20 mm
Hasil uji regressi linier sederhana menunjukkan adanya hubungan
yang bermakna antara nilai konsentrasi ekstrak daun jambu biji terhadap timbulnya zona
hambat terhadap E.coli dengan koefisien korelasi (r) sebesar 0.9967 sehingga koefisien
determinasi (R) menjadi 99.3 % artinya antara keduanya ada hubungan positif kuat
dimana zona hambat yang terjadi 99.3 % memang disebabkan oleh ekstrak daun jambu.
Dari persamaan linier Y = 4.53 + 0.1503 X, menunjukkan bahwa
untuk setiap kenaikan 1 nilai konsentrasi ekstrak daun jambu biji akan menjadikan zona
hambat bertambah 0.1503 kali setelah 4.53.
c. Pengaruh extract daun jambu terhadap pertumbuhan escherichia coli strain Lokal
Pengaruh extract daun jambu biji terhadap pertumbuhan E. Coli dapat di periksa
dengan uji regressi linier sbb :
Tabel 4.3. : Analisis regressi linier sederhana antara ekstrak daun jambu biji dengan zona
hambat terhadap E.coli strain lokal
No

1
2
3
4
5
6
7
8
9

Konsentrasi ekstrak
Daun Jambu Biji
(%)
10
20
30
40
50
60
70
80
90

Zona Hambat thd
E.coli Lokal
(mm)
9
10
12
14
14
14
13
14
15

Keterangan
r = 0.8883
R= 78.9 %
Y = 9.2 + 0.0742 X
Pvalue < 0.05

10

100
Mean = 5.5
Sd = 30.276

18
Mean= 13.3
Sd = 2.5047

Rata-rata zona hambat yang terjadi adalah 13.3 mm, artinya secara
kualitatif daya hambat yang dihasilkan masih cukup kuat karena kurang dari 20 mm
Hasil uji regressi linier sederhana menunjukkan adanya hubungan
yang bermakna antara nilai konsentrasi ekstrak daun jambu biji terhadap timbulnya zona
hambat terhadap E.coli dengan koefisien korelasi (r) sebesar 0.8883 sehingga koefisien
determinasi (R) menjadi 78.9 % artinya antara keduanya ada hubungan positif kuat
dimana zona hambat yang terjadi 78.9 % memang disebabkan oleh ekstrak daun jambu.
Dari persamaan linier Y = 9.2 + 0.0742 X, menunjukkan bahwa untuk
setiap kenaikan 1 nilai konsentrasi ekstrak daun jambu biji akan menjadikan zona hambat
bertambah 0.0742 kali setelah 9.2
2. Pengaruh extract daun teh hijau terhadap pertumbuhan escherichia coli.
a. Pengaruh extract daun teh hijau thdp pertumbuhan escherichia coli strain ATCC 1
Pengaruh extract daun teh hijau terhadap pertumbuhan E. Coli dapat di periksa
dengan uji regressi linier sbb :
Tabel 4.4. : Analisis regressi linier sederhana antara ekstrak daun teh hijau dengan zona
hambat terhadap E.coli strain ATCC 1
No

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Konsentrasi ekstrak
Daun Teh Hijau
(%)
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Mean = 5.5
Sd = 30.276

Zona Hambat thd
E.coli ATCC 1
(mm)
6
6
7
8
9
11
12
12
13
13
Mean= 9.7
Sd = 2.8303

Keterangan
r = 0.9789
R= 95.8 %
Y = 4.67 + 0.0915 X
Pvalue < 0.05

Rata-rata zona hambat yang terjadi adalah 9.7 mm, artinya secara
kualitatif daya hambat yang dihasilkan tidak kuat karena kurang dari 10 mm
Hasil uji regressi linier sederhana menunjukkan adanya hubungan
yang bermakna antara nilai konsentrasi ekstrak daun jambu biji terhadap timbulnya zona
hambat terhadap E.coli dengan koefisien korelasi (r) sebesar 0.9789 sehingga koefisien
determinasi (R) menjadi 95.8 % artinya antara keduanya ada hubungan positif kuat
dimana zona hambat yang terjadi 95.8 % memang disebabkan oleh ekstrak daun jambu.
Dari persamaan linier Y = 4.67 + 0.0915 X, menunjukkan bahwa
untuk setiap kenaikan 1 nilai konsentrasi ekstrak daun jambu biji akan menjadikan zona
hambat bertambah 0.0915 kali setelah 4.67.
b. Pengaruh extract daun teh hijau thdp pertumbuhan escherichia coli strain ATCC 2

Pengaruh extract daun teh hijau terhadap pertumbuhan E. Coli dapat di periksa
dengan uji regressi linier sbb :
Tabel 4.5. : Analisis regressi linier sederhana antara ekstrak daun teh hijau dengan zona
hambat terhadap E.coli strain ATCC 2
No

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Konsentrasi ekstrak
Daun Teh hijau
(%)
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Mean = 5.5
Sd = 30.276

Zona Hambat thd
E.coli ATCC 2
(mm)
6
6
7
7
8
10
10
11
11
11
Mean= 8.7
Sd = 2.1108

Keterangan
r = 0.9649
R= 95.8 %
Y = 5 + 0.0672 X
Pvalue < 0.05

Rata-rata zona hambat yang terjadi adalah 8.7 mm, artinya secara
kualitatif daya hambat yang dihasilkan adalah tidak kuat karena kurang dari 10 mm
Hasil uji regressi linier sederhana menunjukkan adanya hubungan
yang bermakna antara nilai konsentrasi ekstrak daun jambu biji terhadap timbulnya zona
hambat terhadap E.coli dengan koefisien korelasi (r) sebesar 0.9649 sehingga koefisien
determinasi (R) menjadi 93.1 % artinya antara keduanya ada hubungan positif kuat
dimana zona hambat yang terjadi 93.1 % memang disebabkan oleh ekstrak daun jambu.
Dari persamaan linier Y = 5 + 0.0672 X, menunjukkan bahwa untuk
setiap kenaikan 1 nilai konsentrasi ekstrak daun jambu biji akan menjadikan zona hambat
bertambah 0.0672 kali setelah 5.
c. Pengaruh extract daun teh hijau thdp pertumbuhan escherichia coli strain Lokal
Pengaruh extract daun teh hijau terhadap pertumbuhan E. Coli dapat di periksa
dengan uji regressi linier sbb :
Tabel 4.6. : Analisis regressi linier sederhana antara ekstrak daun teh hijau dengan zona
hambat terhadap E.coli strain Lokal
No

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Konsentrasi ekstrak
Daun Teh Hijau
(%)
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Mean = 5.5
Sd = 30.276

Zona Hambat thd
E.coli Lokal
(mm)
10
10
11
12
13
13
15
14
14
15
Mean= 12.7
Sd = 1.8885

Keterangan
r = 0.9424
R= 88.8 %
Y = 9.467 + 0.0587 X
Pvalue < 0.05

Rata-rata zona hambat yang terjadi adalah 12.7 mm, artinya secara
kualitatif daya hambat yang dihasilkan adalah cukup kuat karena kurang dari 20 mm
Hasil uji regressi linier sederhana menunjukkan adanya hubungan
yang bermakna antara nilai konsentrasi ekstrak daun jambu biji terhadap timbulnya zona
hambat terhadap E.coli dengan koefisien korelasi (r) sebesar 0.9424 sehingga koefisien
determinasi (R) menjadi 88.8 % artinya antara keduanya ada hubungan positif kuat
dimana zona hambat yang terjadi 88.8 % memang disebabkan oleh ekstrak daun jambu.
Dari persamaan linier Y = 9.467 + 0.0587 X, menunjukkan bahwa
untuk setiap kenaikan 1 nilai konsentrasi ekstrak daun jambu biji akan menjadikan zona
hambat bertambah 0.0587 kali setelah 9.467.
3. Pengaruh kotrimoksazol terhadap pertumbuhan escherichia coli.
a. Pengaruh kotrimoksazol terhadap pertumbuhan escherichia coli strain ATCC 1
Pengaruh kotrimoksazol terhadap pertumbuhan E. Coli dapat di periksa
dengan uji regressi linier sbb :
Tabel 4.7. : Analisis regressi linier sederhana antara kotromoksazol dengan zona
hambat terhadap E.coli strain ATCC 1
No

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Konsentrasi
Kotrimoksazol
(microgram)
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Mean = 27.5
Sd = 15.138

Zona Hambat thd
E.coli ATCC 1
(mm)
17
19
20
21
22
23
24
26
27
29
Mean= 22.8
Sd = 3.7653

Keterangan
r = 0.9941
R= 98.8 %
Y = 16 + 0.2472 X
Pvalue < 0.05

Rata-rata zona hambat yang terjadi adalah 22.8 mm, artinya secara
kualitatif daya hambat yang dihasilkan sangat kuat karena lebih dari 20 mm
Hasil uji regressi linier sederhana menunjukkan adanya hubungan
yang bermakna antara nilai konsentrasi suspensi kotrimoksazol terhadap timbulnya zona
hambat terhadap E.coli dengan koefisien korelasi (r) sebesar 0.9941 sehingga koefisien
determinasi (R) menjadi 98.8 % artinya antara keduanya ada hubungan positif kuat
dimana zona hambat yang terjadi 98.8 % memang disebabkan oleh kotrimoksazol.
Dari persamaan linier Y = 16 + 0.2472 X, menunjukkan bahwa untuk
setiap kenaikan 1 nilai konsentrasi kotrimoksazol akan menjadikan zona hambat
bertambah 0.2472 kali setelah 16.

b. Pengaruh kotrimoksazol terhadap pertumbuhan escherichia coli strain ATCC 2
Pengaruh kotrimoksazol terhadap pertumbuhan E. Coli dapat di periksa dengan uji
regressi linier sbb :
Tabel 4.8 : Analisis regressi linier sederhana antara kotrimoksazol dengan zona

hambat terhadap E.coli strain ATCC 2
No

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Konsentrasi
Kotrimoksazol
(microgram)
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Mean = 27.5
Sd = 15.138

Zona Hambat thd
E.coli ATCC 2
(mm)
17
19
20
21
22
23
24
26
27
29
Mean= 26
Sd = 4.1633

Keterangan
r = 0.9255
R= 85.6 %
Y = 19 + 0.2545 X
Pvalue < 0.05

Rata-rata zona hambat yang terjadi adalah 26 mm, artinya secara
kualitatif daya hambat yang dihasilkan sangat kuat karena lebih dari 20 mm
Hasil uji regressi linier sederhana menunjukkan adanya hubungan
yang bermakna antara nilai konsentrasi kotrimoksazol terhadap timbulnya zona hambat
terhadap E.coli dengan koefisien korelasi (r) sebesar 0.9255 sehingga koefisien
determinasi (R) menjadi 85.6 % artinya antara keduanya ada hubungan positif kuat
dimana zona hambat yang terjadi 85.6 % memang disebabkan kotrimoksazol.
Dari persamaan linier Y = 19 + 0.2545 X, menunjukkan bahwa untuk
setiap kenaikan 1 nilai konsentrasi kotrimoksazol akan menjadikan zona hambat
bertambah 0.2545 kali setelah 19.
c.. Pengaruh kotrimoksazol terhadap pertumbuhan Escherichia coli strain Lokal
Dari penelitian pengaruh kotrimoksazol terhadap pertumbuhan E. Coli
strain local, tidak diketemukan adanya zona hambat walaupun dosis atau konsentrasi
kotrimoksazol telah dinaikkan sampai dengan 150 microgram.
Dengan demikian dapat disimpulkan memang tidak ada pengaruh
kotrimoksazol sampai dengan konsentrasi 150 microgram terhadap pertumbuhan
Escherichia coli strain lokal.
4. a Perbedaan pengaruh ekstrak jambu biji, ekstrak daun teh hijau dan kotrimoksazol
terhadap pertumbuhan Escherichia coli strain ATCC 1
Perbedaan pengaruh antar ketiga zat tersebut dapat ditunjukkan dari table sbb:
Tabel. 4.9. Analisis of varian zona hambat ekstrak daun jambu biji, ekstrak daun teh
hijau dan kotrimoksazol terhadap E.coli starin ATCC 1
No
1
2
3
4
5
6
7
8

Zona hambat
oleh ekstrak
daun jambu biji
7
8
9
10
11
13
14
15

Zona hambat
Oleh ekstrak
Daun teh hijau
6
6
7
8
9
11
12
12

Zona hambat
Oleh
kotrimoksazol
17
19
20
21
22
23
24
26

Keterangan
F = 33.4549
Pvalue < 0.001

9
10
Mean
SD

18
21
12.6
4.5018

13
13
9.7
2.8303

27
29
22.8
3.7653

Uji Anova terhadap zona hambat yang dihasilkan oleh ketiga zat
tersebut menunjukkan nilai F hitung 33. 4549 sehingga Pvalue < 0.001 yang artinya ada
perbedaan signifikan antara ketiga zona hambat tersebut.
Berdasarkan uji multiple comparison of Bonferoni didapati ada beda
significant antara zona hambat oleh kotrimoksazol dengan zona hambat oleh ekstrak daun
jambu biji ( Pvalue

Dokumen yang terkait

Efektivitas Akupuntur terhadap Persepsi Nyeri Dan Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi dikelurahan Sukaraya wilayah kerja UPTD Puskesmas Sukaraya Kecamatan Baturaja Timur OKU 2015

0 2 13

Pengaruh persepsi dan kecemasan mahasiswa tentang pemilihan dosen Pembimbing KTI terhdapat hasil ujian KTI di Prodi Keperawatan Baturajia Tahun 2015.Sapriantopdf

1 3 7

Uji Efektifitas Biolarvasida Ekstrak Daun Papaya (Carical Papaya L) Terhadap Kematian Larva Instar III Nyamuk Aedes Aegypti

1 1 8

Efektifitas Larvasida Alamai Ekstrak Buah Pare (Momordica Charantia) Terhadap Larva Instar III Dan IV Nyamuk Aedes Aegypti

0 3 8

Pengaruh Latihan Kegel Terhadap Perubahan Inkontinensia Pada Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha Teratai Palembang Tahun 2013

0 1 13

Senam Hamil Pada Primigravida dan Lama Persalinan Exercise During Primigravida Pregnancy and Long Labor

0 0 8

PENGARUH LATIHAN FISIK ANAEROBIK TERHADAP KADAR AMBANG BATAS ASAM LAKTAT PADA ORANG YANG TERLATIH Rohaya Dosen Politeknik Kesehatan Palembang RINGKASAN - Pengaruh Latihan Fisik Anaerobik Terhadap Kadar Ambang Batas Asam Laktat Pada Orang Yang Terlatih

0 0 11

Pengaruh Konseling Gizi Pada Ibu Batita Gizi Kurang Terhadap Perubahan Status Gizi Batita Di Wilayah Kerja Puskesmas Dempo Kecamatan Ilir Timur Kota Palembang Tahun 2012

1 1 7

PENGARUH JENIS AIR YANG DIGUNAKAN TERHADAP KADAR KLORIN PADA AIR SEDUHAN KERTAS PEMBUNGKUS TEH CELUP dr. Nurhayati Ramli, Diah Navianti, Witi Karwiti Dosen Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Palembang Abstrak - Pengaruh Jenis Air Yang

1 1 11

ASI Eksklusif dan Tingkat Kecerdasan Anak di Taman Kanak-Kanak Exclusive breastfeeding and The Intelligence of Children In Kindergarten

0 0 8