Efektifitas Larvasida Alamai Ekstrak Buah Pare (Momordica Charantia) Terhadap Larva Instar III Dan IV Nyamuk Aedes Aegypti
EFEKTIFITAS LARVASIDA ALAMI EKSTRAK BUAH PARE (MOMORDICA CHARANTIA) TERHADAP LARVA INSTAR III DAN IV NYAMUK AEDES AEGEPTY T E M A PARASITOLOGI oleh: HERRY HERMANSYAH,AMAK,SKM, M.Kes. Drs, REFAI M.Kes AZHAN AZHARI, AMAK POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG Jl Jendral Sudirman Km 3,5 No 1365 Komplek RSMH Telp 0711-373104 Palembang TAHUN 2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah yang berjudul “Efektifitas
Larvasida Alami Ekstrak buah Pare (Momordica charantia) terhadap Larva Instar III dan
IV Nyamuk Aedes aegepty” Dalam penyelesaian penelitian ini penulis banyak menerima bantuan dari berbagai pihak untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Drg Hj. Nur Adibha Hanum M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes
Kesehatan Palembang.
2. Yulianto, SKM, M.Kes selaku Ketua Unit Penelitian Poltekkes Kemenkes Kesehatan
Palembang.
3. Diah Naviati, AMAK, SP.d, M.Kes selaku Ketua Jurusan Analis Kesehatan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Kesehatan Palembang.
4. Rekan kerja dan staff pustaka Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan
Kemenkes Kesehatan Palembang.Penulis sadar penelitian ini masih jauh dari sempurna, karena itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan penelitian kami dimasa yang akan datang.
Palembang, Juli 2012 Penulis
Efektifitas Larvasida Alami Ekstrak Buah Pare (Momordica charantia)
Terhadap Larva Instar III dan IV Nyamuk Aedes aegepty
HERRY HERMANSYAH, AMAK, SKM, M.Kes.
Drs REFAI M.Kes
AZHAN AZHARI, AMAK.
Dosen Jurusan Analis Kesehatan Palembang
Alumni Jurusan Analis Kesehatan Palembang
ABSTRAK
Penyakit demam berdarah dengue (DBD) sering sekali terjadi dalam kehidupan sehari-
hari. Pada umumnya salah satu vektor penyebab penyakit DBD adalah nyamuk Aedes aegepty.
Nyamuk Aedes aegepty adalah nyamuk yang hidup disekitar rumah dan vektor terpenting dalam
menularkan virus dengue. Salah satu cara menghambat perkembangan nyamuk Aedes aegepty
adalah menghambat pertumbuhan larva nya. Oleh karena itulah dilakukan penelitian tentang
efektifitas larvasida alami ekstrak buah pare (Momordica charantia) terhadap larva instar III dan
IV nyamuk Aedes aegepty. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak buah
pare yang dapat membunuh larva nyamuk Aedes aegepty dan untuk mengetahui LC 50 sertakonsentrasi minimal ekstrak buah pare yang dapat membunuh larva nyamuk Aedes aegepty.
Manfaat penelitian ini antara lain untuk mengetahui bahwa larvasida alami dapat lebih baik
digunakan dibandingkan larvasida kimia karena tidak bersifat toksik terhadap manusia yang
menggunakanya dan bagi masyarakat untuk menambah pengetahuan tentang cara penggunaan
yang tepat dari buah pare. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen yang dilakukan
dengan cara pengenceran ekstrak buah pare dengan aquadest hingga diperoleh konsentrasi yang
diinginkan, kemudian diletakkan dalam gelas berisi larva 24 ekor, setelah itu dibiarkan dalam
suhu ruangan selama 24 jam. Setelah 24 jam dihitung jumlah larva yang mati.Simpulan dari
penelitian ini adalah bahwa ekstrak buah pare (Momordica charantia) dapat membunuh larva
nyamuk Aedes aegepty. Konsentrasi minimum yang dapat membunuh larva nyamuk Aedes
aegepty adalah 1% dan LC 50 nya adalah pada konsentrasi 2,5%, yang mana pada konsentrasitersebut 21 ekor larva nyamuk atau lebih dari 50% larva nyamuk Aedes aegepty mati akibat dari
pengaruh ekstrak buah pare tersebut.Kata kunci : Pare (Momordica charantia), Aedes aegepty, Eksperimen Kepustakaan : 22 (1979-2012)
THE EFEKTIVITY OF PARE EXCTRACT (Momordica charantia) OF NATURAL
LARVASIDE TO Aedes aegepty LARVA OF INSTAR III LARVA AND IV
HERRY HERMANSYAH
REFAI
AZHAN AZHARI
ABSTRACT
Dengue Haemorragic Fever (DHF) has become common infection today. One of the vectors of the
infection is Aedes aegepty. Aedes aegepty is a mosquito that lives around the house and considered as the
most important vector in transferring dengue virus. One of the ways to eliminate the development of Aedes
aegepty is by combating its larva. Therefore, it was done a research about the effectiveness of pare
(Momordica charantia) extract as natural larvaside towards the growth of Instar III & IV larva. The aims
of the research were to know the influence of pare (Momordica charantia) extract in killing larva of Aedes
aegypty and to find out the LC50 and its minimum concentration in killing the larva. The significances of
the research were to find out that the use of natural larvaside is better than the one of chemical larvaside
for its intoxicity for human and to give more knowledge to people about how to use pare fruit effectively.
The research was experimental study in which the concentration of pare (Momordica charantia) extract
was diluted with distilled water until the intended concentration was obtained. After that the extract was
put into a glass containing 24 larvas then let it stood in room temperature for 24 hours. After 24 hours, the
number of dead larva was counted. It can be concluded from the research that the extract of pare
(Momordica charantia) could kill Aedes aegypty larva. The minimum concentration that can kill the larva
was 1% and the LC50 was 25%. On that concentration, 21 or more than 50% larva was found dead.Keywords : Pare (Momordica charantia), Aedes aegepty, experimental study References : 22 (1979-2012)
PENDAHULUAN
2
2
10
5
7
3 24 22,50 93,
2
1
2
2
4
2
2
5
4
4
1 24 20,75 86,
2
1
2
2
1
4
4
3 24 9,25 38, 5 3 2,5
2
2
4
2
4
2
4
2
7 C (+) Abate
4 24 24,00 100
4
2
2
4
2
4
2
20
6
4 24 24,00 100
2
4
2
1
Indonesia dalam peta wabah demam berdarah dengue ada diposisi memprihatinkan. Dalam jumlah angka kesakitan (morbidity rate) dan kematian (mortality rate) demam berdarah dengue dikawasan asia tenggara selam kurun waktu 1985-2004, Indonesia berada diurutan kedua terbesar setelah Thailand (WHO, 2004)
konsentrasi nilai LC
6 kali kelompok perlakuan adalah 24 ekor larva Aedes aegepty pada masing-masing gelas percobaan.
IV dan sampel dengan menggunakan Federer : (t-1) (n-1) > 15, dimana n = jumlah ulangan, t = jumlah perlakuan. Dari rumus tersebut diperoleh jumlah ulangan untuk setiap perlakuan adalah 4 kali. Jadi jumlah larva yang dibutuhkan untuk
III dan
Jenis penelitian eksperimental penelitian dilakukan di Laboratorium Parasitologi Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Palembang dalam penelitian ini adalah larva Aedes aegepty instar
METODE:
menginformasikan kepada pembaca tentang tanaman keluarga buah pare yang dapat digunakan sebagai larvasida.
Aedes aegepty. Dan diharapkan bermanfaat
ekstrak buah pare yang berperan sebagai biolarvasida terhadap larva
50
Aedes aegepty. dan untuk mengetahui
Untuk setiap perlakuan yang diuji, disediakan 7 gelas percobaan. Setiap gelas percobaan diberi larva Aedes aegepty 24 ekor dan air 10 ml. Selanjutnya pada gelas percobaan diberi ekstrak dengan konsentrasi berbeda, yaitu;
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi optimal ekstrak buah pare yang berperan sebagai biolarvasida terhadap larva
(6)
mereka, ternyata ekstrak daun pare yang mengandung senyawa alkaloid, triterpenoid, saponin, dan flavonoid. yang dapat berfungsi sebagai larvasida. Senyawa-senyawa teresebut khususnya alkaloid mempunyai daya racun, menghambat sistem respirasi, mempengaruhi sistem saraf larva, dan bisa digunakan sebagai penolak serangga.
Aedes aegepty. Berdasarkan hasil penelitian
Penelitian Silfiyanti E dan H. Kristianto (2006), yang meneliti ekstrak daun pare dalam menghambat pertumbuhan larva
Penggunaan insektisida kimia memang memberikan hasil yang efektif dan optimal, namun banyak dampak negatif yang ditimbulkan baik terhadap organisme hidup maupun lingkungan sekitar,
Usaha pencegahan yang secara rutin dilakukan diantaranya pengendalian lingkungan dan pengendalian secara kimia. Pengendalian lingkungan yang digalakan yaitu menutup dan menguras tempat penyimpanan air bersih, membuang atau mengubur barang-barang yang dapat digenangi air hujan (3M)
Virus penyakit DBD dibantu penyebaranya oleh suatu vektor yaitu nyamuk Aedes aegepty.
Penyakit demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit virus yang berbahaya karena dapat menimbulkan pendarahan dan shock yang dapat menyebabakan kematian pada penderitanya.
(1) .
(22)
1. Gelas pertama diisi dengan aquadest sebagai kontrol negatif.
9
2
8
7
1
2
24
1 C(-) Aqua
24 jam %
4
3
1
2. Gelas ke2 diisi dengan ekstrak buah pare sebanyak 0,1g/10ml air (1%)
N Mortalitas larva pada pengamatan (Jam)
(%) Jumlah larva yg mati tiap pengulangan
Ekstrak buah pare (Momordica charantia) yang diberikan kepada larva Aedes aegepty setelah 24 jam pengamatan memberikan efek larvasida, efek larvasida ini dapat dilihat pada tabel berikut ini : x Kons
HASIL:
Pengujian konsentrat ini dilakukan dengan 4 kali pengulangan.
7. Gelas terakhir diisi dengan Abate 1% sebagi kontrol positif.
6. Gelas ke6 diisi dengan ekstrak buah pare sebanyak 2g/10ml air (20%)
5. Gelas ke5 diisi dengan ekstrak buah pare sebanyak 1g/10ml air (10%)
4. Gelas ke4 diisi dengan ekstrak buah pare sebanyak 0,5g/10ml air (5%)
3. Gelas ke3 diisi dengan ekstrak buah pare sebanyak 0,25g/10ml air (2,5%)
4 24 24,00 100 X = Perlakuan N = Jumlah larva uji setiap pengulangan
- 11.500(*) .940 .000
- 13.250(*) .940 .000
- 14.750(*) .940 .000
- 14.750(*) .940 .000
- 1.750 .940 .823 10.00 -3.250(*) .940 .035
- 3.250(*) .940 .035
- 1.500 .940 1.000
2
2
5 20,45 24,55
4
6
,
5 1,291
2 ,
2
4
1 5,00
2
2
5 19,95 21,55
2
,
5 ,500
7
2 ,
4
3 2,50
1
7
5 5,07 13,43
1
4 10,0
3
4
2
7
2 17,38 22,82
3
1 ,
1 5,821
2 ,
20
4 Tota l
2
2
4
, 24,00 24,00
4 , ,000
2
4
4 20,0
2
4
2
, 24,00 24,00
4 , ,000
2
1
1 ,
10.00
2.50
2.50 1.750 .940 .823
1.00 13.250(*) .940 .000
5.00
20.00
5.00
1.00 11.500(*) .940 .000
2.50
20.00
10.00
5.00
1.00
20.00
Error Sig.
Difference (I-J) Std.
Ekstrak Mean
(J) konsent rasi
disajikan dalam tabel berikut: (I) konsent rasi ekstrak
charantia) maka dilakukan analisis data yang
Untuk menentukan perbandingan rata-rata jumlah larva nyamuk yang mati pada beberapa konsentrasi ekstrak buah pare (Momordica
Perbedaan Rata-rata (mean) kelima konsentrasi pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel diatas. Rata-rata penurunan jumlah larva nyamuk yang mati pada konsentrasi 10% dan 20% yaitu sebesar 24,00 merupakan rata-rata tertinggi dibandingkan tiga perlakuan lain yaitu 5% sebesar 22,50; 2,5% sebesar 20,75 dan 1% sebesar 9,25% dan juga merupakan perlakuan konsentrasi dengan nilai rata-rata terkecil. Dari perbandingan rata-rata kelima perlakuan diatas dapat dianalisa bahwa pada konsentrasi 10% dan 20% merupakan konsentrasi yang paling efektif dalam membunuh larva nyamuk Aedes aegepty.
Nyamuk yang Mati Setelah Pemberian Ekstrak Buah Pare (Momordica charantia)
Tabel 4.2. Distribusi Rata-rata Jumlah LarvaDari tabel 4.1. didapatkan bahwa pada konsentrasi 1% rata-rata jumlah yang mati adalah 9,25 larva 38,5%, pada konsentrasi 2,5% rata-rata jumlah larva mati 20,75 larva 86,4%, pada konsentrasi 5% rata-rata jumlah yang mati 22,50 larva 93,7%, dan pada konsentrasi 10% dan 20% rata-rata jumlah larva yang mati 24,00 atau sama dengan 100%. Untuk menentukan perbandingan efektifitas berbagai konsentrasi ekstrak buah pare terhadap larva nyamuk Aedes aegepty maka dilakukan analisis data yang disajikan dalam tabel berikut ini:
- 1.500 .940 1.000
10.00 1.00 14.750(*) .940 .000
5 2,630
saponin, alkaloid, triterpenoid, dan flavonoid Cons
2
9 ,
4
1,00
Upper Bound
Lower Bound
M a x
M i n
95% Confidence Interval
S t d . E r r o r
(%) Jlh M e a n SD
aegepty. Hal ini disebabkan karena senyawa
2.50 3.250(*) .940 .035
Secara umum dapat dikatakan bahwa ekstrak buah pare (Momordica charantia) dapat digunakan untuk membunuh atau sebagai larvasida alami terhadap larva nyamuk Aedes
Pembahasan
Pada tabel 4.3 menunjukan perbandingan rata- rata jumlah larva nyamuk yang mati pada kelima kelompok perlakuan. Berdasarkan Uji Anova one way (Uji Post Hoc), menunjukan bahwa pemberian ekstrak buah pare dengan konsentrasi 10% dan 20% berbeda secara bermakna dengan konsentrasi yang lain yaitu konsentrasi ekstrak 1% (sig. = 0,000), dan dengan konsentrasi 2,5% (sig. = 0,035). Sedangkan dengan konsentrasi 5% tidak terdapat perbedaan (sig. = 1,000), sedangkan secara multiple comparations didapatkan nilai signifikasi sebesar 0,000 yang berarti terdapat perbedaan diantara kelima konsentrasi tersebut.
Ket * : ada perbedaan bermakna antara dua mean (sig < 0,05)
10.00 .000 .940 1.000
5.00 1.500 .940 1.000
2.50 3.250(*) .940 .035
1.00 14.750(*) .940 .000
20.00
20.00 .000 .940 1.000
5.00 1.500 .940 1.000
4 Fungsi senyawa-senyawa tersebut salah satunya adalah dapat menghambat daya makan larva nyamuk. Khususnya senyawa alkaloid, senyawa tersebut bertindak sebagai racun perut bagi larva nyamuk. Selain itu senyawa alkaloid memiliki fungsi lain. Yaitu, mempengaruhi fungsi saraf, dengan menghambat enzim kolinesterase, sehingga akan terjadi gangguan transmisi rangsang yang menyebabakan menurunnya Koordinasi otot dan kematian bagi larva nyamuk Aedes aegepty.
DAFTAR PUSTAKA
10. Prianto, L.A. Hadidjaja,P. Srisasi. 2001.
5. Jawa Post Indonesia. Nyamuk pun tak tahan Pahitnya Pare.
(http://www.jawapos.co.id/index.php?a...ilc &id=25531. Akses 15 Februari 2012.
6. Pencapaian Program Pemberantasan
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). (http://klikharry.wordpress.com.
Akses 03 Maret 2009.
7. Klinik Ibnu Sina. Jumlah Penderita DBD Tahun 2007.
(http://klinikibnusina.wordpress.com. Akses 03 Maret 2012.
8. Hamzah, Maznah. 2003. Perbandingan
Jumlah Telur Aedes Aegepty Dengan Pemberian Darah Manusia Dengan Darah Tikus Putih. Thesis tidak disebutkan palembang Universitas Sriwijaya.
9. Kompas cyber media. Jumlah Penderita DBD di Sumsel 2009.
(http://www2.kompas.com/ver1/Nusantara/ 0702/15/182422.htm. Akses 27 Februari 2009).
Atlas Parasit Kedokteran.Ganda Husada.
4. Posmetro Padang News. Usir nyamuk dengan kulit jengkol.
PT. Gramedi Pustaka Umum. Jakarta.
11. Hidayat, Moch. Choirul, 1997. Pengaruh
pH air Perindukan Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Aedes aegepty Pra Dewasa.Cermin Dunia Kedokteran : 47-48.
12. Dalimartha, Setiawan. 2000. Atlas
Tumbuhan Obat Indonesia. Trubus Agriwidya. Jakarta.
13. Lenny, Sovia. 2006. Karya Ilmiah Senyawa
Flavonoida, Fenilpropanoida dan Alkaloida. Departemen Kimia Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. USU : Medan.
14. W. Santoso.1996. Usaha Tani Tanaman
Pare. Instalasi Penelitian dan Pengkajian
Teknologi Pertanian : DKI Jakarta
(www.google.com,//http://posmetropadang. com Akses 15 Februari 2012.
(6)
Rata-rata jumlah larva uji yang mati dengan konsentrasi 10% dan 20% adalah 100% ini merupakan konsentrasi yang paling efektif dalam membunuh larva nyamuk Aedes aegepty karena daya bunuh konsentrasi tersebut setara dengan kontrol positif yaitu Abate 1%.
Aedes aegepty. Dan nilai LC
Untuk perolehan nilai LC
50
terletak pada konsentrasi 2,5% dimana pada konsentrasi tersebut ekstrak buah pare dapat membunuh larva nyamuk 50% lebih tepatnya 86,4%. Adanya perbedaan kelima konsentrasi pemberian ekstrak buah pare (1%, 2,5%, 5%, 10%, 20%) dalam membunuh larva nyamuk
Aedes aegepty. Dari data tersebut pada
konsentrasi 10% dan 20% merupakan konsentrasi paling efektif pada penelitian ini bila dibandingkan tiga konsentrasi ekstrak buah pare yang lainya yaitu 1%, 2,5%, dan 5%. Secara analisis statistik menggunakan Uji Anova didapatkan bahwa konsentrasi ekstrak buah pare 10% dan 20% sama efektif berarti pada konsentrasi 10% ekstrak buah pare sudah dapat membunuh 100% larva nyamuk Aedes
aegepty. Berdasarkan Uji Post Hoc, Konsentrasi
ekstrak buah pare 10% dan 20% berbeda secara bermakna dengan konsentrasi 1% dan 2,5%, akan tetapi tidak berbeda secara bermakna dengan konsentrasi 5%.
Simpulan:
Estrak buah pare (Momordica
charantia) dengan konsentrasi 10% sudah dapat
menyebabkan kematian 100% larva nyamuk
50
3. Sudarmono.SU.1988. Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan.
dari ekstrak buah pare (Momordica charantia) terletak pada konsentrasi 2,5%.
Disarankan
kepada masyarakat, untuk memanfaatkan buah pare (Momordica
charantia) tidak hanya sebagai makanan pangan
dan obat, tetapi juga sebagai larvasida alami yang dapat membunuh larva nyamuk Aedes
aegepty.
1. Ditjen PPM & PLP. Wabah demam
berdarah dengue di Indonesia dan Asia Tenggara.(http://theindonesianistitute.com/
index.php/ 20 Februari 2012.
2. Moehammadi, Noer.2005. Potensi
Biolarvasida Ekstrak Herba Ageratum Conyzoider Linn. Dan Daun Sacopetallum horsfieldiBenn.terhadap larva nyamuk Aedes Aegepty
(http://www.google.com,//http://posmetrop adang.com Akses 15 Februari 2009.
15. Dinas Pertanian Jawa Timur. Jenis-Jenis
Buah Pare. (http://www.diperta-
jatim.go.id/index.php?gate=home&task=de tail&id=22. Akses 03 Maret 2009.
16. Musito, Bambang. 2002. Ramuan
Tradisional untuk Malaria. Penebar Swadaya, Jakarta.
17. Dinkes Jawa Timur. Larvasidin. Demam Berdarah Dengue.
(www.google.com.http://isukesehatan.word press.com/2008/05. Akses 04 Maret 2012).