8. Laily Mufidah Faizatul Ummah Diah Eko. 59 67

  

ANTENATAL CARE K4 DI BPS NY. S DESA SIDOMUKTI

KECAMATAN LAMONGAN KABUPATEN LAMONGAN

Laily Mufidah*, Faizatul Ummah**, Diah Eko***

  

ABSTRAK

…………......……….…… …… . .…. …… … ......………. …… …… . .….

  Pada ibu hamil, pemeriksaan Antenatal Care sangatlah penting yang bertujuan membantu ibu hamil dalam proses penyesuaian pada perubahan fisik dan mental serta untuk memantau kondisi ibu dan janin. Akan tetapi masih banyak didapati ibu hamil yang tidak melakukan Antenatal Care secara teratur. Hal ini dibuktikan dari hasil survei awal di BPS Ny. S desa Sidomukti-Lamongan yang didapatkan bahwa ternyata masih banyak yang tidak melakukan Antenatal Care secara teratur. Secara teoritis salah satu penyebab ketidak teraturan Antenatal Care yaitu usia ibu hamil dimana pada usia < 20 tahun dan > 35 tahun ibu hamil sering kali tidak melakukan Antenatal Care secara teratur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan usia ibu hamil trimester 3 dengan keteraturan Antenatal Care K4

  Jenis penelitian ini adalah analitik, dengan populasi yaitu seluruh ibu hamil trimester 3 yang periksa di BPS Ny. S desa Sidomukti-Lamongan, sampel yaitu sebagian ibu hamil trimester 3 yang periksa di BPS Ny. S desa Sidomukti-Lamongan sebanyak 21 responden dengan menggunakan consecutiv sampling, pengumpulan data menggunakan kuesioner tertutup dan lembar observasi, pengolahan data dengan scoring, tabulating, editing, coding kemudian diprosentase dan dianalisis dengan uji Exact Fisher

  Hasil penelitian didapatkan lebih dari sebagian responden sudah melakukan Antenatal Care secara teratur sebanyak 18 orang (61,90%) dan kurang dari sebagian yang tidak teratur melakukan Antenatal Care sebanyak 3 orang (38,10%). Untuk mengetahui adanya hubungan antara usia ibu hamil trimester 3 dengan keteraturan Antenatal Care K4 dianalisis menggunakan uji Exact Fisher didapatkan p = 0,014 < 0,05, sehingga H1 diterima, artinya terdapat hubungan antara usia ibu hamil trimester 3 dengan keteraturan Antenatal Care K4

  Melihat hasil penelitian diatas, perlunya petugas kesehatan khususnya bidan agar meningkatkan penyuluhan tentang Antenatal Care untuk mencegah terjadinya resiko bahaya pada ibu dan janin.

  Kata kunci: Usia, Keteraturan, Antenatal Care K4 PENDAHULUAN

  fisik dan mentalnya (Wiknjosastro H, . …… . … … . 2002:155). Pemeriksaan kehamilan merupakan salah

  Menurut Saifuddin Abdul B (2002), satu pelayanan kesehatan yang utama dalam pemeriksaan dan pemberian konseling harus masa kehamilan, dengan tujuan membantu dilakukan secara teratur yaitu semakin tua ibu hamil dalam proses penyesuaian pada usia kehamilan, semakin cepat pemeriksaan perubahan fisik dan mental serta untuk harus diulang dengan ketentuan minimal satu memantau kondisi ibu dan janin, sehingga kali pada trimester ke I (sebelum minggu ke- diharapkan keadaan keduannya saat 14), minimal satu kali pada trimester ke II kehamilan, kelahiran, dan setelah kelahiran (pada saat usia kehamilan 14-28 minggu) dan selalu dalam kondisi sehat dan normal baik

  SURYA Vol.01, No.V, Aprl 2010

  SURYA Vol.01, No.V, Aprl 2010

  satu kali pemeriksaan pada minggu ke 28-36 dan satu kali pemeriksaan setelah minggu ke 36). Antenatal care secara teratur penting untuk menjamin proses alamiah selama kehamilan (Pusdiknakes, 2001). Akan tetapi masih banyak didapati ketidakteraturan wanita hamil melakukan Antenatal Care yang dapat berpengaruh pada status kesehatan ibu, ketidakteraturan ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya usia ibu hamil, pendidikan, pengetahuan, jumlah anak (paritas), jarak tempat tinggal ibu hamil dengan tempat pelayanan kesehatan dan dukungan keluarga (Djakfar M Shadik, 2007). Pada masa kehamilan, Antenatal Care ini penting agar kelainan dan penyulit yang terjadi dapat segera diobati agar kehamilan dan persalinan dapat dilalui dengan baik dan selamat (Dep Kes RI, 1992:48). Selain itu

  Antenatal Care secara teratur sangatlah

  penting untuk mendapatkan penyuluhan dan agar dilakukan pemeriksaan pada penyakit genetik sehingga kesehatan ibu dan bayi baik (Llewellyn Derek, Jones, 2002:47). Ketidakteraturan Antenatal Care pada ibu hamil dapat mempengaruhi status kesehatan ibu dan janin yang dikandungnya, bahkan dapat mengakibatkan kematian. Hal ini terbukti bahwa angka kematian ibu di Indonesia berada pada urutan teratas di Negara-negara ASEAN, pada tahun 2005 AKI sebesar 290,8 / 100.000 kelahiran hidup dan diharapkan pada tahun 2010 AKI menurun menjadi 225 / 100.000 kelahiran hidup. Tingginya AKI disebabkan oleh hal- hal yang berkaitan saat kehamilan, persalinan, dan saat nifas (Ahmad Fuady, 2008). Faktor resiko terjadinya komplikasi yang dapat menyebabkan kematian ibu salah satunya yaitu karena ibu tidak pernah ANC. Di jawa timur pada tahun 2007 pencapaian kunjungan Antenatal Care K4 sebanyak 77,04%. Dikabupaten Lamongan tercatat bahwa Antenatal Care K4 mencapai 85,46%. Pencapaian ini masih jauh dari target yang diharapkan pemerintah yaitu 100% pada kunjungan Antenatal Care K4 (Depkes, 2008). dilakukan penulis pada tanggal 24 September 2008 di BPS desa Sidomukti Lamongan, diambil data pada bulan Januari sampai Desember 2007 terdapat 312 wanita hamil, dari jumlah tersebut yang telah melakukan

  Antenatal Care secara teratur sebanyak 132

  orang (42,31%) dan sebanyak 180 orang (57,69%) yang tidak melakukan Antenatal

  Care secara teratur. Dan pada tahun 2008

  dari bulan Januari sampai September yaitu dari 302 wanita hamil terdapat 210 orang (69,54%) yang melakukan Antenatal Care secara teratur dan yang tidak teratur melakukan Antenatal Care sebanyak 92 orang (30,46%) dengan usia responden < 20 tahun sebanyak 41 orang (44,56%), yang berusia 20-35 tahun 23 orang (25%) dan yang berusia > 35 tahun sebanyak 28 orang (30,43%) Keteraturan ibu hamil dalam melakukan

  Antenatal Care dipengaruhi oleh beberapa

  faktor. Salah satu diantaranya adalah karena usia (M Djakfar Shadik, 2007). Pada usia dibawah 20 tahun cenderung berpendidikan rendah yang mengakibatkan berada pada kondisi ekonomi dan pengetahuan yang rendah, sehingga pengetahuan tentang

  Antenatal Care cenderung sedikit (Bobak

  Irene M, Deitra LL, Margaret Duncan Jensen, 2005:839). Selain itu ibu hamil dengan usia kurang dari 20 tahun sering kali mengalami ketidak siapan mental tentang kehamilannya, sehingga kesadaran untuk melakukan Antenatal Care kurang, yang dapat mengakibatkan kecenderungan naiknya tekanan darah dan pertumbuhan janin yang terhambat (Tobing N L, 2006). Sedangkan pada ibu hamil usia diatas 30 tahun cenderung tidak teatur melakukan Antenatal

  Care yang disebabkan oleh jumlah paritas

  ibu lebih banyak sehingga lebih berpengalaman dalam menangani kehamilannya (M Djakfar Shadik, 2007). Hal ini dapat mengakibatkan kegawatan pada kondisi ibu dan bayi yang dapat mengancam jiwa ibu dan janin dalam kandungan. Untuk mencapai indikator pelayanan

  Antenatal Care tersebut diharapkan adanya

  dukungan dan partisipasi dari masyarakat yang secara suka rela berperan aktif. yang ada yang ada didesa, kualitas dan (Nursalam, 2003:85). kuantitas pelayanan kesehatan perlu Analisa data ini juga menggunakan ditingkatkan terutama di kabupaten yang bantuan piranti lunak SPSS atau statiscal cakupannya masih rendah (Mitha S Indah, product and service solution 2008). Peningkatan pelayanan kesehatan

HASIL PENELITIAN

  dapat dilakukan dengan adanya program . … keringanan biaya pada masyarakat dengan

  a. Data Umum

  kondisi ekonomi yang rendah yang banyak

  1) Tingkat Pendidikan Responden

  terjadi pada ibu hamil usia kurang dari 20 tahun, sedangkan pada ibu hamil dengan

  Tabel 1. Distribusi Frekuensi Pendidikan

  pengetahuan yang kurang dibidang

  Responden Di BPS Ny.S Desa

  kesehatan, dapat dilakukan penyuluhan pada

  Sidomukti-Lamongan

  kader-kader sehingga diharapkan pengetahuan yang telah diberikan dapat Prosentase

  No Pendidikan Frekuensi (%)

  disampaikan pada masyarakat umumnya dan pada Ibu hamil khususnya dengan cara

  1 SD 9 42,86

  pemberitahuan dari mulut kemulut, contoh

  2 SMP 6 28,57

  pemberian penyuluhan untuk ibu hamil

  3 SMA 5 23,81

  dengan usia kurang dari 20 tahun yaitu

  4 PT 1 4,76

  tentang pentingnya memenuhi kebutuhan nutrisi saat hamil, sedangkan untuk ibu hamil

  Jumlah 21 100

  dengan usia diatas 35 tahun dapat diberikan penyuluhan tentang pentngnya melakukan Berdasarkan tabel 1. menunjukkan

  Antenatal Care pada semua ibu hamil yang

  bahwa kurang dari sebagian responden telah memiliki anak sedikit ataupun banyak. adalah berpendidikan SD yaitu sebanyak 9

  Rumusan masalah pada Karya Tulis Ilmiah orang (42,86%) ini adalah ”Adakah hubungan usia ibu hamil trimester 3 dengan keteraturan Antenatal

  2) Jenis Pekerjaan Responden Care K4”. Sedangkan tujuan Penulisan

  Karya Tulis Ilmiah ini adalah

  Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pekerjaan

  mengidentifikasi tingkat usia ibu hamil yang

  Responden Di BPS Ny. S

  melakukan Antenatal Care K4 di BPS Ny. S

  Desa Sidomukti-Lamongan

  desa Sidomukti Kecamatan Lamongan

  Prosentase

  Kabupaten Lamongan dan mengidentifikasi No Pekerjaan Frekuensi

  (%)

  keteraturan Antenatal Care K4 pada ibu hamil di BPS Ny. S desa Sidomukti

  1 Wiraswasta 2 9,52

  Kecamatan Lamongan Kabupaten Lamongan

  Tidak

  dan menganalisis hubungan tingkat usia ibu

  2 19 90,48 Bekerja

  hamil dengan keteraturan melakukan kunjungan Antenatal Care K4 di BPS Ny.S

  Jumlah 21 100

  desa Sidomukti Kecamatan Lamongan Kabupaten Lamongan

  Berdasarkan tabel 2. menunjukkan bahwa mayoritas responden yang diteliti tidak

METODE PENELITIAN

  .… … .… bekerja yaitu sebanyak 19 orang (90,48%) Desain penelitian ini adalah menggunakan dan sebagai wiraswasta sebanyak 2 orang metode analitik yaitu mencari keterkaitan

  (9,52%) antara dua variabel. Pendekatannya dengan cara Cross Sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran atau observasi variabel independen dan

  SURYA Vol.01, No.V, Aprl 2010

  SURYA Vol.01, No.V, Aprl 2010

  Tabel 5. Distribusi Frekuensi Jarak Anak Responden Di BPS Ny. S Desa Sidomukti-Lamongan No Jarak Tiap Anak Frekuensi Prosentase (%)

  6 28,57 Jumlah 21 100

  1 < 20 tahun 3 14,28 2 20-35 Ahun 12 57,15 3 > 35 tahun

  6. Distribusi Frekuensi Karakteristik Umur Responden di BPS Ny. S Desa Sidomukti-Lamongan No Umur Frekuensi Prosentase (%)

  b. Data Khusus 1) Karakteristik Umur Responden Tabel

  Berdasarkan tabel 5. menunjukkan bahwa kurang dari sebagian responden yang diteliti saat itu memiliki anak dengan jarak tiap anak 2-11 tahun (47,62%)

  21 100

  10 47,62 4 ≥ 11 1 4,76 Jumlah

  1 Belum memiliki anak 8 38,10 2 1-2 tahun 2 9,52 3 2-10 tahun

  Berdasarkan tabel 4. menunjukkan bahwa kurang dari sebagian responden yang diteliti saat itu belum memiliki anak yaitu sebanyak 8 responden (38,10%)

  Tabel 3. Distribusi Frekuensi Jumlah Kehamilan Responden Di BPS Ny. S Desa Sidomukti- Lamongan No Hamil Ke

  21 100

  1 Belum memiliki anak 8 38,10 2 1 (satu) 4 19,05 3 2 (dua) 6 28,57 4 3 (tiga) 2 9,52 5 >5 1 4,76 Jumlah

  4) Jumlah Anak Responden Tabel 4. Distribusi Frekuensi Jumlah Anak Responden Di BPS Ny. S Desa Sidomukti-Lamongan No Jumlah Anak Frekuensi Prosentase (%)

  Berdasarkan tabel 3. menunjukkan bahwa kurang dari sebagian responden yang diteliti saat itu sedang hamil ke-1 yaitu sebanyak 8 responden (38,10%)

  21 100

  4 (empat) 2 9,52 5 >5 1 4,76 Jumlah

  4

  Frekuensi Prosentase 1 1 (satu) 8 38,10 2 2 (dua) 4 19,05 3 3 (tiga) 6 28,57

  Berdasarkan tabel 6. menunjukkan bahwa sebagian besar umur responden yang diteliti berkisar antara 20-35 tahun sebanyak 12 orang (57,15%), yang merupakan usia produktif.

  SURYA Vol.01, No.V, Aprl 2010

  Antenatal Care K-4 adalah ibu hamil yang

  a. Ibu Hamil Trimester 3 Yang Melakukan Antenatal Care K-4 Di BPS Ny. S Desa Sidomukti- Lamongan

  .… .… Pada pembahasan disajikan hasil penelitian

  PEMBAHASAN

  Dari uji Chi Square X² hitung = 7,289 dan p = 0,014, tetapi dari hasil analisa didapatkan 2 cell (50 %) nilai harapannya (Fe) kurang dari 5 dan maksimum nilai harapan yang kurang dari jumlah cell adalah 2,29 %, sehingga diuji dengan uji Fisher’s Exact didapatkan p hitung = 0,014, Dimana p < 0,05. sehingga H1 diterima, artinya terdapat hubungan antara usia ibu hamil trimester 3 dengan keteraturan Antenatal Care K-4

  35 tahun sebanyak 12 orang (80 %) dan kurang dari sebagian ibu hamil yang tidak melakukan Antenatal Care K-4 adalah yang berusia >35 tahun sebanyak 5 orang (83,33 %)

  Antenatal Care K-4 adalah yang berusia <20-

  Dari tabel diatas menunjukkan bahwa mayoritas ibu hamil yang melakukan

  Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara usia ibu hamil dengan keteraturan Antenatal Care K-4, maka dilakukan uji Chi Square dimana X² hitung = 10,752 dan p = 0,005, tetapi dari hasil analisa kurang dari 5 dan maksimum nilai harapan yang kurang dari jumlah cell adalah 1,14 %, sehingga disederhanakan menggunakan 2 x 2 tabel menjadi:

  berusia 20-35 tahun sebanyak 11 responden (91,67) dan lebih dari sebagian ibu hamil yang tidak melakukan Antenatal Care secara teratur adalah yang berusia >35 tahun sebanyak 5 orang (16,67 %).

  Dari tabel diatas menunjukkan bahwa mayoritas ibu hamil yang melakukan

  Antenatal Care Responden Tabel 7. Distribusi Frekuensi Keteraturan

  Tabel 8. Hubungan Antara Usia Ibu Hamil Trimester 3 Dengan Keteraturan Antenatal Care K-4 Di BPS Ny. S Desa Sidomukti-Lamongan

  3 Dengan Keteraturan Antenatal Care K4

  Antenatal Care K-4 3) Hubungan Antara Usia Ibu Hamil Trimester

  Berdasarkan tabel 7. menunjukkan bahwa lebih dari sebagian responden teratur melakukan Antenatal Care K-4 yaitu sebanyak 13 orang (61,90 %) dan selebihnya ibu hamil trimester 3 tidak melakukan

  2 Tidak Teratur 8 38,10

  1 Teratur 13 61,90

  Frekuensi Prosentase (%)

  N o Keteraturan Antenatal Care

  Antenatal Care K-4 Pada Responden Di BPS Ny. S Desa Sidomukti-Lamongan

  Berdasarkan tabel 1. hasil identifikasi usia ibu hamil yang melakukan Antenatal Care yaitu sebagian besar adalah pada ibu hamil dengan usia <20-35 tahun sebanyak 15 dari 21 responden (71,43%), hal ini dikarenakan rata-rata ibu hamil trimester 3 berusia <20-35 tahun.

  SURYA Vol.01, No.V, Aprl 2010

  Antenatal Care K-4 Pada Ibu Hamil Trimester 3 Di BPS Ny. S Desa Sidomukti Kecamatan Lamongan Kabupaten Lamongan

b. Tingkat Keteraturan

  Berdasarkan tabel 2. hasil identifikasi keteraturan Antenatal Care K4, lebih dari sebagian responden sudah melakukan Antenatal Care secara teratur (61,90%). Banyaknya ibu hamil yang melakukan Antenatal Care secara teratur disebabkan oleh banyak hal, salah satunya jumlah paritas. Menurut M Dachlan dkk (2002: 447), bahwa ibu-ibu yang memiliki anak yang banyak atau terlalu dekat jaraknya maka akan cenderung lebih repot jika melakukan perawatan pada dirinya karena kemungkinan sibuk mengasuh anaknya. Berarti ibu hamil dengan jumlah paritas (anak) yang masih sedikit, cenderung merasa lebih khawatir dengan kehamilannya. Karena mereka menganggap masih belum berpengalaman dalam menangani kehamilannya, sehingga ibu hamil tersebut menjadi lebih rajin untuk memeriksakan kehamilannya pada tenaga kesehatan. Hal ini terbukti dengan jumlah responden yang teratur melakukan

  Antenatal Care K4 adalah ibu hamil

  trimester 3 yang belum memiliki anak (53,85%), yang memiliki 1 dan 2 anak masing-masing sebanyak (23,08%).

  Selain itu peranan tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan juga dapat mempengaruhi ibu hamil melakukan Antenatal Care secara teratur. Yang dalam penelitian ini peranan petugas kesahatan (bidan) pada ibu hamil yaitu berbentuk perhatian bidan yang diberikan kepada ibu hamil dengan melakukan kunjungan rumah pada ibu yang baru hamil untuk memberikan pelayanan berupa pemeriksaan kehamilan dan konseling yang dibutuhkan oleh ibu, termasuk menganjurkan ibu melakukan

  Antenatal Care secara teratur. Menurut

  Sunaryo (2004: 128). Bahwa pada umumnya seseorang mengharapkan dari orang lain adanya sikap perhatian, minat dan simpati terhadap peristiwa yang sedang dialami, yang mana tingkat keberhasilan dan kebahagian bersandar pada kehidupan bersama sebagai makhluk sosial. Adanya sikap perhatian dari tenaga kesehatan khususnya bidan pada ibu hamil dapat menjadikan ibu hamil rutin melakukan Antenatal Care secara teratur karena perhatian yang diberikan bidan menimbulkan rasa percaya ibu hamil tersebut untuk memeriksakan kehamilannya di bidan tersebut.

  Akan tetapi masih ada ibu hamil yang tidak melakukan Antenatal Care secara teratur sebanyak 8 dari 21 responden (38,1%). Hal ini kemungkinan disebabkan oleh faktor usia, yang mana usia ibu hamil dapat mempengaruhi ketidakteraturan melaksanakan Antenatal

  Care,

  hal ini disebabkan karena keadaan ibu hamil yang dipengaruhi oleh banyak hal, seperti: jumlah paritas ibu. Hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat responden yang tidak melakukan

  Antenatal Care

  secara teratur adalah banyak didapati pada usia >35 tahun (62,5%). Menurut M Djakfar Shadik (2007), bahwa ibu hamil yang berusia diatas

  30 tahun cenderung tidak meakukan Antenatal Care secara teratur, hal ini disebabkan karena paritas ibu lebih banyak sehingga lebih berpengalaman dalam menangani kehamilannya sendiri tanpa dibantu tenaga kesehatan. Jumlah paritas yang banyak cenderung tidak lagi merasa khawatir saat hamil, mereka mengganggap bahwa tanpa periksa ke tenaga kesehatanpun, ibu tersebut mampu untuk menangani keadaannya. Hal ini terbukti dengan jumlah responden yag

c. Hubungan Antara Usia Ibu Hamil Trimester 3 Dengan Keteraturan

  Usia ibu hamil mempengaruhi dalam melakukan Antenatal Care secara teratur. Dalam penelitian ini jumah responden yang melakukan Antenatal

  1) Sebagian besar usia ibu hamil yang melakukan Antenatal Care adalah pada usia <20-35 tahun (71,43%). 2) Lebih dari sebagian responden sudah melakukan Antenatal Care secara teratur (61,90%). 3) Terdapat hubungan antara usia ibu hamil trimester

  1. SIMPULAN.

  KESIMPULAN DAN SARAN .

  30 tahun cenderung melakukan Antenatal Care secara teratur, hal ini disebabkan karena jumlah anak yang dimiliki masih sedikit atau bahkan belum memiliki anak. Hal ini terbukti dengan jumlah responden yang melakukan Antenatal Care K4 secara teratur adalah ibu hamil trimester 3 yang belum memiliki anak (53,85%).

  Selain itu ibu hamil usia 20-35 tahun biasanya masih memiliki anak sedikit, sehingga merasa tidak mampu menangani keadaanya selama hamil. Menurut M Djakfar Shadik (2007). Bahwa ibu hamil yang berumur dibawah

  Care kurang.

  35 tahun sebanyak 11 dari 13 responden (84,62%). Menurut Drs. M. Ngalim Purwanto, MP (2007). Mengatakan bahwa tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Tiap organ (fisik dan psikis) dapat dikatakan matang jika ia telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya, sehingga kematangan berhubungan erat dengan umur seseorang. Kondisi mental dan kesiapan ibu hamil usia 20-35 tahun dalam menghadapi kehamilannya lebih siap jika dibandingkan dengan ibu hamil dengan usia yang terlalu muda. Sehingga cenderung melakukan Antenatal Care secara teratur dalam meghadapi kehamilannya. Menurut Tobing NL (2006). Usia ibu hamil yang terlalu muda sering kali mengalami ketidaksiapan mental tentang kehamilannya, sehingga kesadaran untuk melakukan Antenatal

  Care secara teratur adalah pada usia 20-

  SURYA Vol.01, No.V, Aprl 2010

  tidak melakukan Antenatal Care secara teratur yaitu banyak pada ibu hamil dengan jumlah paritas >2 (62,5%).

  Fisher’s Exact

  Sidomukti-Lamongan, maka hasil penelitian dengan menggunakan uji

  Antenatal Care K4 di BPS Ny. S Desa

  Berdasarkan tabel 2 hasil identifikasi hubungan antara usia ibu hamil trimester 3 dengan keteraturan

  Antenatal Care K4 Di BPS Ny. S Desa Sidomukti Kabupaten Lamongan Kecamatan Lamongan

  berpendidikan SD sebanyak 5 dari 8 responden (62,5%). Rendahnya tingkat pendidikan menjadikan pengetahuan yang dimiliki tentang Antenatal Care sangat sedikit.

  Antenatal Care secara teratur adalah

  Menurut Koentjoronigrat yang dikutip oleh Nursalam dan Siti pariani (2002). “makin tinggi pendidikan seseorang, makin mudah untuk menerima informasi, sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki, dan sebaliknya bila pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai baru yang diperkenalkan”. Lebih dari sebagian ibu hamil trimester 3 yang tidak melakukan

  yaitu p = 0,014, dimana p < 0,05. sehingga H1 diterima, artinya terdapat hubungan antara usia ibu hamil trimester 3 dengan keteraturan Antenatal Care K-4.

2. SARAN

  Departemen kesehatan RI. (2005). Pedoman

  Azrul Azwar. (2006). Pedoman umum

  pengelolaan posyandu . Jakarta: Departemen kesehatan RI.

  Bambang Prasetyo. (2006). Metode

  Penelitian Kuantitatif Teori Dan Aplikasi.

  Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Departemen kesehatan RI. (2006).

  Penggerakkan dan pemberdayaan masyaakat melalui kemitraan modul 2 . Jakarta: Departemen kesehatan RI.

  Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi Dan Intervesi Dini Tumbuh Kembang Anak Di Tinngkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta:

  Selemba Medika Arisma. (2007).

  Departemen kesehatan RI. Dwi Prayitno. (2008). Mandiri Belajar SPSS.

  Yogyakarta: MediaKom. Eko Budiarto. (2003). Metodologi

  PenelitianKedokteran. Jakarta:

  EGC Friedman, Marilyn M .(1998).

  Keperawatan Keluarga Teori Dan Praktik. Jakarta: EGC.

  IDN Supariasa, Bachyar Bakri dan Ibnu Fajar.

  (2001). Penilaian Status Gizi. Jakarta EGC.

  Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC

  SURYA Vol.01, No.V, Aprl 2010

  3) dengan keteraturan

  Pentingnya keaktifan tenaga kesehatan terutama bidan dalam pemberian penyuluhan pada seluruh masyarakat, sehingga diperlukan pembentukan kader-kader untuk memberikan informasi pada ibu hamil tentang

  Antenatal Care K-4, hal ini dibuktikan

  dengan uji Fisher’s Exact yaitu p = 0,014, dimana p < 0,05.

  Dapat digunakan sebagai masukan dalam perencanaan peningkatan pelayanan kesehatan khususnya pemberian pelayanan pada ibu hamil.

  Masyarakat perlu tahu akan pentingnya Antenatal Care secara teratur selama kehamilan terutama pada usia yang belum dan sudah tidak reproduktif, karena usia yang bukan reproduktif, kehamilannya semakin banyak resiko pada ibu dan janin. Sehingga Antenatal

  Care

  yang teratur dapat mengurangi resiko gangguan kesehatan pada ibu dan janin.

  Antenatal Care

  A. Azis Alimul H. (2007). Pengantar

  sehingga pengetahuan ibu hamil tentang

  Antenatal Care bertambah.

  Sebagaimana yang telah dikemukakan, bahwa penelitian memiliki keterbatasan jumlah sampel yang terlalu kecil dan kurang dapat mewakili populasi, maka penelitian ini masih perlu dilanjutkan dengan jumlah sampel yang lebih besar untuk dapat mewakili populasi. Akan tetapi diharapkan karya tulis ini menjadi bahan masukan bagi peneliti yang akan datang untuk melanjutkan penelitian tentang hubungan usia ibu hamil trimester 3 dengan keteraturan Antenatal Care K4 . . .

  DAFTAR PUSTAKA . . .

  A. Azis Alimul H. (2007). Metodologi

  Penelitian Untuk Kebidanan Dan Analisa Data . Jakarta: Selemba

  Medika.

  Ilmu Keperawatan Anak I. Jakarta: Manuaba. (2007). Pengantar Kuliah Bandung : Alfa Beta.

  Obstetri . Jakarta: EGC.

  Soetjiningsih. (1995). Tumbuh Kembang John Th Ire. (2006). Posyandu, Sebuah Anak . Jakarta: EGC.

  Konsep Pendekatan Hak Anak Dan Perempuan. Available from:

  Soekidjo Notoatmodjo. (2007). Promosi http://www.indomedia.com.

  kesehatan dan ilmu prilaku . Jakarta: Accessed on June 2008.

  Rineka Cipta. Luknis Sabri dan Sutanto Priyo H. (2007).

  Soekidjo Notoatmodjo. (2002). Metodologi

  Statistik Kesehatan. Jakarta: PT Penelitian Kesehatan. Jakarta:

  RajaGrafindo Persada.

  Rineka Cipta. Sudjana. (1997). Statiska Untuk Ekonomi

  Maria Ulfah Anshor. (2005). Revitalisasi . Bandung: Tarsito.

  Dan Niaga II Posyandu. Available from:

  http://64.203.71.11/kompas- Sugiyono. (2006). Metode penelitian cetak/0507/02/swara/1836943.htm.

  administrasi . Bandung: Alfa Beta.

  Accessed on June 2008.

  Sri Poerdji Hastoety Djaiman. (2002). Moersintowarti B Narendra. (2003).

  Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kumpulan Makalah Pertemuan Balita Berkunjung Ke Posyandu. Ilmiah Jawa Timur Tahunan I &

  Available from: Seminar Perkani Jawa Timur. http://digilib.litbang.depkes.go.id. Surabaya: PPNI dan PERKANI Accessed on June 2008. Jawa timur.

  Sudiharto. (2007). Asuhan keperawatan Nasrul Effendi. (1998). Dasar-dasar

  keluarga dengan pendekatan keperawatan kesehatan masyarakat kepeawatan transkultural . Jakarta: edisi 2. Jakarta: EGC.

  EGC. Nursalam, M Nur, Rekawati S dan Sri Utami.

  Suharsimi Arikunto. (1998). Prosedur (2005). Asuhan Keperwatan Bayi Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

  Dan Anak Untuk perawat dan bidan.

  Jakarta: Rineka Cipta. Jakarta : Salemba medika.

  Wahid Igbal M, Nurul Chayatin, Khoirul Nursalam. (2003). Konsep Penerepan

  Rozikin, Supradi. (2007). Promosi

  Metodologi Penelitian Ilmu Kesehatan Sebuah Pengantar Proses Keperawatan . Jakarta: Salemba Belajar Mengajar Dalam Pendidikan.

  Medika.

  Jakarta: Graha Ilmu. Poerdwandarminta. (2006). Kamus Umum

  Zulkifli. (2003). Posyandu Dan Kader

  Bahasa Indonesia Edisi Ke 3 . Jakarta: Kesehatan. Available from:

  Balai Pustaka. http://library.usu.ac.id. Accessed on June 2008.

  Purnamawati (2007). Bayiku Anakku. Jakarta: PT Gramedia.

  SURYA Vol.01, No.V, Aprl 2010