Bahan Pembicara Kuliah Umum “Climate Change & Public Policy” Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia Dari INDC ke NDC

Dari INDC ke NDC
Butir-butir penting dalam pembahasan NDC

Sarwono Kusumaatmadja

Dari perspektif UNFCCC,
gambar sebelumnya
menunjukkan bagaimana
Paris Agreement akan
ditindaklanjuti dikaitkan
bagaimana Daur Ambisi
akan dikelola.

Gambaran Umum
• Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki kawasan pesisir yang ekstensif, sangat rentan terhadap
risiko dan dampak perubahan iklim, termasuk bencana hidro-meteorologi seperti banjir, kekeringan, dan
kenaikan muka air laut.
• Mengingat kondisi morfologis Indonesia yang rentan terhadap berbagai risiko dan dampak perubahan iklim,
Presiden Joko Widodo perlu menegaskan visi mewujudkan ketangguhan iklim negara kepulauan sebagai
landasan bagi terbangunnya keselamatan dan keamanan air, pangan, dan energi paska-2020 sampai 2030
pada proses review dan perubahan dari INDC menuju NDC.


• Visi NDC harus sejalan dengan agenda prioritas pembangunan Nawacita dan mempertimbangkan
keamanan dan keselamatan masyarakat dengan mengedepankan perhatian khusus pada kerawanan dan
kerentanan sosial-ekologis terhadap bencana dan dampak perubahan iklim serta kondisi krisis air,
pangan dan energi.

Kaitan NDC dengan Dinamika Kebijakan dan Politik Dalam Negeri
• Perubahan kebijakan yang dinamis berpengaruh pada efektifitas penerapan katup pengaman (safeguard
instrument) yang berkualitas, yang akan menjadi tantangan dalam mewujudkan visi NDC yang telah
dicanangkan.
• Penting pula diperhatikan masih banyaknya kebijakan yang tidak konsisten dan tumpang tindih yang
mengakibatkan ketidakpastian hukum, memicu konflik kepentingan, meningkatkan ketidakamanan tenurial
dan menurunkan daya pulih produktivitas masyarakat dalam menjaga kelangsungan hidup mereka.
• Oleh karena itu, penerapan katup pengaman (safeguard instrument) yang didukung oleh ketersediaan
data dan informasi spasial yang komprehensif menjadi kebutuhan, agar NDC dapat diarusutamakan
(mainstreamed) secara efektif melalui RPJMN, RPJMD dan RTRW Daerah sehingga dapat mewujudkan
visi NDC dan pencapaian prioritas pembangunan Nawacita yang sejalan.

Hal-hal Mendesak yang Penting Dipertimbangkan
• Mengingat mendesaknya waktu, dalam rangka mencapai visi NDC di tengah berbagai tantangan yang ada,

dibutuhkan kebijakan yang tegas berupa kewaspadaan dini (early precaution) guna mencegah meluasnya
krisis air, pangan dan energi, dan saat yang sama mengawali dan melengkapi berbagai upaya reformasi tatakelola secara umum dan khususnya terkait tanah, air dan kekayaan alam.
• Kebijakan yang bersifat early precaution tersebut adalah dengan mendeklarasikan perlindungan terhadap
ekosistem alam yang masih utuh di berbagai daerah di Indonesia.
• Selain itu, untuk melengkapi upaya pembenahan dan terkait dengan komitmen internasional UNFCCC,
Indonesia diharapkan proaktif mengusung pentingnya mengangkat persoalan-persoalan terkait emisi
penerbangan (aviasi) dan kemaritiman, serta membahas peran sumberdaya kelautan dalam agenda adaptasi
dan mitigasi perubahan iklim.

UPDATE : Menciptakan kondisi pemungkin bagi “Public Policy Reform”
• “Key Public Policy Tools” perlu digelar dan digunakan untuk elemen-elemen “Public Policy” yang utama.
Sedang
disiapkan

- PP tentang Instrumen Ekonomi Lingkungan Hidup
- Perpres tentang Badan Layanan Umum Pendanaan Lingkungan Hidup

Berdasarkan UU No.
32 Tahun 2009
Tentang Perlindungan

dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup

• Membangun persepsi bersama tentang perubahan iklim.
• Belajar dari praktek-praktek cerdas / solusi tanding untuk dijadikan bagian dari “Future Public Policies” terutama
dalam bidang-bidang strategis seperti air, pangan dan energi.
• Menyelesaikan konflik kepentingan, konflik tenurial dan konflik tata ruang melalui pendekatan resolusi konflik.