S PGSD 1103776 Chapter1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun
2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan sekolah dasar, bahasa
memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan
emosional peserta didik, dan merupakan penunjang keberhasilan dalam
mempelajari semua bidang studi (Ikhwanuddin, M.A., 2013, hlm. 1). Dengan
bahasa, dapat membantu peserta didik dalam mengenal dirinya, mengenal
budayanya sendiri serta budaya orang lain, bergaul dengan orang-orang atau
masyarakat yang ada disekitarnya, serta bisa mengungkapkan ide atau
gagasan yang ingin disampaikannya.
Mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran
yang sangat penting di sekolah. Di sekolah dasar, pembelajaran bahasa
Indonesia mempunyai beberapa tujuan. Hal ini sesuai dengan yang tertuang
dalam Depdiknas (2006, hlm. 126) yaitu mata pelajaran bahasa Indonesia
bertujuan agar peserta didik mempunyai kemampuan sebagai berikut: (1)
berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku,
baik secara lisan maupun tertulis, (2) menghargai bahasa dan bangga
menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara,
(3) memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan

kreatif untuk berbagai tujuan, (4) menggunakan bahasa Indonesia untuk
meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan
sosial, (5) menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas
wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan berbahasa, dan (6) menghargai dan membanggakan sastra
Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia. Dari
beberapa tujuan yang disebutkan diatas, dapat dikatakan bahwa dengan
mempelajari bahasa Indonesia dapat meningkatkan kemampuan peserta didik
dalam menggunakan bahasa dengan lebih baik.
Pembelajaran Bahasa Indonesia mencangkup empat keterampilan
berbahasa. Empat keterampilan tersebut adalah keterampilan menyimak,
Eka Susanti, 2015
PENERAPAN METODE PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA
SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berbicara, membaca, dan menulis (Tarigan, H.G. 2008, hlm. 1). Dari keempat
keterampilan pembelajaran bahasa Indonesia tersebut merupakan satukesatuan yang saling berkaitan. Meskipun dalam setiap kompetensi memiliki
keterampilan tersendiri, tetapi pasti akan memerlukan paling tidak satu
keterampilan yang lain dalam pelaksanaannya. Hal ini sejalan dengan

pendapat Tarigan, H.G. (2008, hlm. 1), yang menyatakan bahwa “Dalam
memperoleh keterampilan berbahasa, kita biasanya melalui suatu hubungan
urutan yang teratur: mula-mula pada masa kecil kita belajar menyimak bahasa
kemudian berbicara, lalu setelah itu kita belajar membaca dan menulis”.
Salah satu materi pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar
yang memegang peranan penting adalah menulis. Apalagi, didalam
pembelajaran bahasa Indonesia, keterampilan menulis merupakan satu di
antara empat keterampilan yang harus dikuasai. Hal ini sesuai dengan yang
dijelaskan oleh Tarigan, H.G. (2008, hlm. 22), bahwa menulis sangat penting
bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar berpikir. Jadi, dapat
dikatakan bahwa dengan menguasai keterampilan menulis, maka siswa dapat
menuangkan ide-ide atau gagasan yang ada dalam pikiran mereka, mampu
berpikir kritis, dan dapat memperjelas pikiran-pikiran.
Ada banyak bentuk-bentuk tulisan. Salah satu bentuk tulisan yang
akan dibahas dalam penelitian ini adalah menulis narasi. Dengan menulis
narasi, siswa dapat mengungkapkan perasaan, ide, dan gagasannya kepada
orang lain. Dalam hal keterampilan menulis narasi tidak bisa secara langsung
dapat dikuasai oleh siswa, tetapi harus melalui latihan dan praktik yang
banyak dan teratur sehingga siswa akan lebih mudah berekspresi dalam
kegiatan menulis.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti selama
melaksanakan PPL (Program Pengalaman Lapangan), peneliti menemukan
masalah di kelas IV, yaitu kemampuan menulis siswa kelas IV di salah satu
SD di kecamatan Sukajadi ini masih rendah, khususnya dalam menulis narasi.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan, masih banyak siswa yang kesulitan
dalam menulis narasi dengan baik dan benar. Hal ini dapat dilihat dari
banyaknya siswa yang kurang bersungguh-sungguh dan kurang mempunyai
Eka Susanti, 2015
PENERAPAN METODE PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA
SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemauan yang keras dalam menulis narasi. Selain itu, terlihat masih banyak
siswa yang belum terampil dalam menyusun kalimat-kalimat dan belum
memperhatikan tanda baca, serta penggunaan ejaan yang belum sesuai
dengan EYD. Hal ini dapat ditunjukkan dengan perolehan nilai yang belum
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang diharapkan. Hal tersebut
diperkuat dengan tes awal kemampuan menulis narasi yang dilakukan
sebelum tindakan, bahwa dari tes awal tersebut diperoleh fakta sebanyak 9
orang siswa mendapat nilai di atas KKM dan 20 orang siswa mendapat nilai

di bawah KKM. Persentase siswa yang belum memenuhi KKM adalah
sebesar 68,96%.
Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan
menulis narasi pada siswa kelas IV di salah satu SD di kecamatan Sukajadi
ini masih tergolong rendah. Dari pelaksanaan pembelajaran menulis narasi
juga terlihat bahwa siswa kurang aktif dan mengalami kesulitan
mengembangkan gagasannya untuk menulis narasi sehingga perlu dilakukan
upaya dalam mengembangkan pembelajaran yang inovatif dengan maksud
agar tujuan pembelajaran dapat tercapai khususnya dalam pembelajaran
menulis narasi.
Rendahnya keterampilan menulis narasi siswa dapat disebabkan oleh
beberapa faktor, antara lain setiap siswa pasti memiliki pengalaman yang
berbeda-beda dan tidak semua siswa pernah mengalami hal yang terdapat
dalam tema tulisan yang akan dibuat. Sebagian besar siswa masih bingung
harus memulai cerita dari mana, karena belum terbayangkan oleh mereka.
Jadi, apabila siswa ditugaskan untuk menulis sebuah karangan narasi dengan
tema tertentu, maka siswa akan kesulitan untuk mendapatkan ide dan
mengembangkannya. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya siswa yang
mengeluh tidak bisa untuk menuliskan ide dan gagasan mereka kedalam
bentuk narasi karena siswa tersebut belum pernah mengalami hal yang

ditentukan dalam tema menulis narasi. Selain itu bisa dilihat dari kurangnya
motivasi siswa untuk membuat narasi, serta kemampuan pemilihan kata
(diksi) yang masih rendah. Oleh karena itu, keterampilan menulis narasi ini
perlu ditingkatkan, karena dengan menguasai kemampuan menulis narasi,
Eka Susanti, 2015
PENERAPAN METODE PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA
SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diharapkan siswa lebih mudah untuk mencurahkan ide, pengetahuan dan
gagasan yang dimilikinya secara tertulis. Sehingga akan memberikan hasil
optimal pada setiap pembelajaran yang dilakukan terutama pembelajaran
bahasa Indonesia pada materi menulis narasi.
Untuk mengatasi rendahnya kemampuan menulis siswa, maka perlu
mencari upaya pemecahannya. Salah satu cara yang dapat dipakai untuk
membantu meningkatkan keterampilan menulis narasi adalah dengan
menggunakan suatu metode yang tepat. Metode merupakan cara pelaksanaan
kegiatan dalam mencapai tujuan yaitu tujuan pembelajaran. Salah satu
metode pembelajaran yang telah terbukti mampu mengoptimalkan hasil
belajar adalah metode peta konsep atau disebut peta pikiran. Menurut Huda,

M. (2014, hlm. 307), “Peta pikiran digunakan untuk membentuk,
memvisualisasi, mendesain, mencatat, memecahkan masalah, membuat
keputusan, merevisi, dan mengklarifikasi topik utama, sehingga siswa bisa
mengerjakan tugas-tugas yang banyak sekalipun. Peta pikiran digunakan
untuk membrainstorming suatu topik yang memudahkan siswa untuk
belajar”.
Sulistiyaningsih, E (2010, hlm. 5), mengatakan bahwa “Metode peta
pikiran tentu akan sangat membantu siswa dalam memanfaatkan potensi
kedua

belah

otaknya”.

Apabila

siswa

terbiasa


menggunakan

dan

mengembangkan potensi kedua otaknya, maka akan dicapai peningkatan
beberapa aspek, yaitu konsentrasi, kreativitas, dan pemahaman sehingga
siswa dapat mengembangkan tulisannya melalui peta pikiran.
Terdapat beberapa bagian yang sulit dalam proses menulis, yaitu
mengetahui hal apa yang akan ditulis atau dituangkan menjadi sebuah tulisan,
temanya apa, dan memulainya bagaimana. Dengan menggunakan peta
pikiran, siswa dapat membuat sebuah kerangka untuk membuat sebuah
karangan narasi. Siswa dapat memetakan tema yang telah ditentukan ke
dalam ranting-ranting atau cabang-cabang subtema, sehingga dapat dijadikan
sebagai pengembang ide atau gagasan dalam menulis karangan narasi.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka penggunaan metode peta pikiran
ini dapat membantu untuk memudahkan siswa dalam menulis narasi dengan
Eka Susanti, 2015
PENERAPAN METODE PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA
SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


kreatif dan menyenangkan, memotivasi dan menarik minat siswa untuk
menulis narasi, serta dapat mengembangkan ide atau gagasan yang ada dalam
pikiran siswa menjadi sebuah karangan narasi yang baik dan sesuai dengan
tema dalam menulis narasi. Dengan begitu, kemampuan menulis narasi siswa
akan meningkat. Apalagi, dari observasi yang dilakukan, peneliti melihat
bahwa siswa di kelas IV ini sangat senang dalam menggambar dan mewarnai.
Dan hal tersebut sangat cocok dengan metode peta pikiran yang dalam
pembuatannya menggunakan gambar, simbol, dan warna-warna yang menarik
sesuai dengan keinginan siswa.
Jadi, berdasarkan penjelasan diatas, maka peneliti merasa perlu untuk
melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di kelas IV salah satu sekolah
dasar di Kecamatan Sukajadi Kota Bandung melalui judul penelitian
“Penerapan Metode Peta Pikiran untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis
Narasi Siswa Sekolah Dasar”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan

latar


belakang masalah

yang telah diuraikan

sebelumnya, maka rumusan rumusan secara umum masalah penelitian ini
adalah “Bagaimanakah penerapan metode peta pikiran untuk meningkatkan
keterampilan menulis narasi siswa sekolah dasar?”. Kemudian untuk
memperoleh jawaban atas pertanyaan tersebut, maka secara khusus dibuat
pertanyaan penelitian sebagai berikut.
1. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode
peta pikiran untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi siswa kelas
IV sekolah dasar?
2. Bagaimanakah peningkatan keterampilan menulis narasi siswa kelas IV
sekolah dasar setelah menggunakan metode peta pikiran?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah penelitian, secara umum tujuan
penelitian ini adalah mengetahui penerapan metode peta pikiran untuk

Eka Susanti, 2015

PENERAPAN METODE PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA
SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

meningkatkan keterampilan menulis narasi siswa kelas IV di salah satu SD di
Kecamatan Sukajadi.
Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah:
1.

Untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan
metode peta pikiran untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi
siswa kelas IV sekolah dasar.

2.

Untuk mendeskripsikan peningkatan keterampilan menulis narasi siswa
kelas IV sekolah dasar setelah menggunakan metode peta pikiran.

D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan


masalah

penelitian

dan

tujuan

penelitian

yang

dikemukakan diatas, hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat
sebagai berikut:
1.

Manfaat Teoretis
Menjadi referensi hasil penelitian tindakan kelas tentang penerapan
metode peta pikiran dalam meningkatkan keterampilan menulis narasi
pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas IV sekolah dasar.

2.

Manfaat Praktis
a.

Bagi guru
1) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif dalam
memilih metode pembelajaran, terutama dalam pembelajaran
menulis narasi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, sehingga
pembelajaran menjadi aktif dan menarik, serta membuat suasana
pembelajaran tidak kaku dan monoton, supaya siswa senang
dalam mengikuti kegiatan belajar.
2) Memberi masukan bagi guru tentang pentingnya metode dan
model pembelajaran yang digunakan harus sesuai dengan materi
pembelajaran yang diberikan, supaya dapat meningkatkan
keterampilan menulis narasi siswa pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia di sekolah dasar.

Eka Susanti, 2015
PENERAPAN METODE PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA
SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b.

Bagi siswa
1) Membantu meningkatkan keterampilan menulis narasi sehingga
siswa dapat mencapai KKM, serta pengetahuan yang diperoleh
tidak mudah dilupakan.
2) Memberikan pengalaman dan kesan pada siswa terhadap
pembelajaran, terutama dalam pembelajaran bahasa Indonesia
menulis karangan narasi.
3) Meningkatkan keterampilan menulis narasi.

c.

Bagi Sekolah
Dapat dijadikan sebagi gambaran bagi sekolah bahwa untuk
meningkatkan mutu pendidikan dalam sekolah salah satunya adalah
dengan cara meningkatkan kualitas pembelajaran

d.

Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan bisa menjadi salah satu metode yang dapat digunakan
dalam penelitian selanjutnya, dengan dikaji terlebih dahulu dan tidak hanya
diterapkan pada pembelajaran menulis narasi, tetapi dapat juga diterapkan pada
mata pelajaran lainnya sebagai upaya perbandingan.

Eka Susanti, 2015
PENERAPAN METODE PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA
SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu