T PU 1107272 Chapter5

180

BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Dalam bab V ini dikemukakan kesimpulan dan rekomendasi. Pada bagian
kesimpulan dipaparkan mengenai intisari hasil penelitian secara komprehensif.
Sedangkan rekomendasi diketengahkan beberapa saran maupun opini yang
bersifat membangun untuk perbaikan selanjutnya.
5.1 Kesimpulan Umum
Pembinaan kecerdasan sosial siswa di SDN 3 Kota Serang dilakukan
melalui beberapa kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Salah satu kegiatan
ekstrakurikuler yang mendukung pembinaan kecerdasan sosial siswa adalah
kegiatan pramuka. Program kegiatan pramuka disusun beradasarkan SKU (Syarat
Kecakapan Umum) pramuka penggalang dan pramuka siaga yang di dalamnya
berisi perencanaan jadwal, isi materi, alokasi waktu, jenis dan bentuk kegiatan
yang mengandung unsur-unsur pembinaan kecerdasan sosial siswa. Proses
kegiatan pramuka dilaksanakan secara rutin pada tiap minggu, dalam setiap
kegiatannya ada tahapan yang jelas, sesuai dengan perencanaan dalam program
kegiatan. Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk aktifitas beregu dengan lebih
mengedepankan


keterampilan,

baik

keterampilan

kepramukaan

maupun

keterampilan bersosialisasi diantaranya bekerjasama, saling menolong, saling
menghormati, memahami kelebihan dan kelemahan diri sendiri maupun orang
lain, menjunjung tinggi kerukunan, mematuhi peraturan, tertib, disiplin, sopan,
hemat, dan bertanggung jawab.

Kegiatan tersebut dikemas dalam bentuk

permainan yang menyenangkan seperti simulasi, kuis, game, dan sosiodrama.
Walaupun pramuka merupakan kegiatan ekstrakurikuler wajib bagi seluruh siswa

di sekolah ini, kegiatan tersebut hanya diikuti oleh sebagian kecil siswa saja.
Siswa yang mengikuti kegiatan

menjalani kegiatan dengan dengan ceria,

bersemangat, dan bahagia, tanpa kehilangan inti materi pembelajaran dan
pelatihan yang mereka terima, sehingga mereka dapat mengembangkan
xi
Yuyun Wahyuni, 2015
PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI
KOTA SERANG)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

181

potensinya secara baik. Namun kegiatan tersebut menemui beberapa kendala,
diantaranya kendala kurangnya keseriusan dan kesungguhan pihak sekolah dalam
hal ini Kepala Sekolah, Pembina dan Pelatih pramuka dalam merealisasikan
pramuka sebagai kegiatan wajib bagi seluruh siswa, selain itu kegiatan pramuka
di sekolah ini


hanya diikuti oleh sebagian kecil siswa saja, serta kurang

memadainya sarana prasarana kegiatan pramuka.

Beberapa kendala tersebut

menyebabkan pembinaan kecerdasan sosial siswa melalui kegiatan pramuka di
sekolah ini tidak maksimal dan kurang berhasil.

5.2 Kesimpulan Khusus
Memperhatikan pada temuan hasil penelitian dan pembahasan yang telah
diuraikan sebelumnya, maka dapat dirumuskan beberapa kesimpulan khusus
sebagai berikut :
1) Program Kegiatan pramuka di SDN 3 Kota Serang disusun berdasarkan
pada SKU (Syarat Kecakapan Umum) pramuka siaga bagi anggota
pramuka siaga dan SKU (Syarat Kecakapan Umum) pramuka penggalang
bagi anggota pramuka penggalang yang berisi acuan kemampuan dan
keterampilan kepramukaan dan sosial yang harus dimiliki dan dikuasi
oleh anggotanya.

2) Proses Kegiatan pramuka di SDN 3 Kota Serang diselenggarakan sesuai
dengan program yang telah disusun, dilaksanakan melalui bentuk kegiatan
beregu yang didalamnya mengandung unsur-unsur pembinaan kecerdasan
sosial, seperti bekerjasama, saling menolong, saling menghargai, saling
menghormati, kerja keras, selalu bersemangat, gembira, tertib, teratur,
disiplin, sopan, bertanggungjawab, sportif, kreatif, mandiri, berani, hemat,
dan mengembangkan sikap-sikap positif lainnya.
3) Beberapa kendala dalam kegiatan pramuka di SDN 3 kota Serang,
diantaranya adalah kepemimpinan kepala sekolah yang tidak konsisten
dan tidak serius dalam merealisasikan kegiatan pramuka sebagai kegiatan
xi
Yuyun Wahyuni, 2015
PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI
KOTA SERANG)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

182

ekstrakurikuler wajib bagi seluruh siswa di SDN 3 Kota Serang, yaitu
sikap tidak tegas kepala sekolah kepada pembina, pelatih dan guru yang

telah mendapatkan tugas tambahan sebagai penyelenggara kegiatan
pramuka yang tidak menjalankan tugasnya dengan baik, serta tidak adanya
tindak lanjut dalam menyikapi

rendahnya partisipasi siswa untuk

mengikuti kegiatan pramuka, disamping kurangnya sarana prasarana
pendukung kegiatan pramuka,

sehingga menyebabkan

pembinaan

kecerdasan sosial melalui kegiatan pramuka di SDN 3 Kota Serang kurang
berhasil.

5.3 Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan di atas, penelitian ini merekomendasikan
beberapa hal berkaitan dengan pembinaan kecerdasan sosial siswa melalui
kegiatan pramuka, sebagai berikut:

1). Kepada Pembina dan Pelatih Pramuka;
a.

Menyusun program kerja Pembina, Pelatih, dan guru yang melaksanakan
kegiatan pramuka, baik program tahunan maupun program mingguan
dimana dalam program tersebut tercantum materi, metoda, media dan
evaluasi dalam pelaksanaan kegiatan pramuka.

Penyusunan program

yang baik merupakan langkah awal pencapaian prestasi.
b.

Memperhatikan dan meningkatkan keterlaksanaan hal-hal yang sifatnya
administratif kegiatan pramuka seperti daftar hadir Pembina, pelatih dan
guru pendamping, serta peserta untuk kurun waktu mingguan, bulanan,
semester, dan tahunan sebagai instrumen evaluasi. Membuat laporan
realisasi pelaksanaan kegiatan untuk kurun waktu mingguan, bulanan,
semester, dan tahunan..


c.

Memberikan pengakuan dan penghargaan kepada siswa yang berprestasi
dalam kegiatan pramuka dengan cara mempermudah pemberian nilai
untuk di raport sesuai dengan prestasi yang diraihnya.
xi

Yuyun Wahyuni, 2015
PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI
KOTA SERANG)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

183

d.

Mensosialisasikan kepada orang tua siswa tentang kewajiban siswa
mengikuti kegiatan pramuka untuk meningkatkan partisipasi aktif siswa
dalam kegiatan pramuka dan mendapat dukungan dari orang tua.


2). Kepada guru kelas ;
a.

Menjalin kerjasama dengan pembina dan pelatih pramuka dalam rangka
membina dan mendidik nilai-nilai kecerdasan sosial.

b.

Menjadi bagian langsung dari kegiatan pramuka (pelatih pramuka)
karena nilai-nilai kecerdasan sosial sangat memungkinkan diterapkan
dalam kegiatan pramuka.

3). Kepada pihak sekolah ;
a.

Meningkatkan pengakuan dan penghargaan terhadap pembina, pelatih
dan siswa yang aktif dalam kegiatan pramuka. Pengakuan dan
penghargaan tersebut dapat berupa peningkatan kesejahteraan pembina
dan pelatih atau beasiswa berprestasi bagi siswa yang aktif mengikuti
kegiatan pramuka.


b.

Memfasilitasi

terselenggaranya

kegiatan

pramuka

dengan

cara

mencukupi sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh kegiatan
pramuka.
c.

Menugaskan atau mempercayakan pembina dan pelatih pramuka kepada

guru yang memiliki kemauan dan kemampuan yang tinggi dalam hal
pembinaan kesiswaan.

d.

Mengevaluasi secara rutin pelaksanaan kegiatan pramuka agar sekolah
dapat segera mengambil solusi dalam menghadapi berbagai kendala dan
penghambat keberhasilan kegiatan pramuka dalam membina kecerdasan
sosial siswa.

4). Untuk penelitian berikutnya;
a.

Bahwa SDN 3 Kota Serang bukan satu-satunya sekolah yang
menyelenggarakankegiatan pramuka, karena pramuka ada di setiap
sekolah. Oleh sebab itu agar peneliti lain melakukan penelitian sejenis di
xi

Yuyun Wahyuni, 2015
PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI

KOTA SERANG)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

184

lokasi penelitian yang berbeda, sehingga terdapat kesinambungan
kesimpulan tentang pembinaan kecerdasan sosial siswa melalui kegiatan
pramuka.
b.

Bahwa

terdapat banyak dimensi pendidikan karakter yang dapat

diungkapdari kegiatan pramuka di tingkat Sekolah Dasar.

xi
Yuyun Wahyuni, 2015
PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI
KOTA SERANG)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu