pemiayaan kesehatan keluarga miskin

Karel Baginto Bangun
http://epserv.fe.unila.ac.id

ABSTRAK
ANALISIS ANGGARAN KESEHATAN DAN HUBUNGANNYA DALAM
MEMBANTU PEMBIAYAAN KESEHATAN KELUARGA MISKIN
DI PUSKESMAS RAWAT INAP KEDATON

Oleh
Karel Baginto Bangun

Pembangunan ekonomi yang dilakukan pemerintah pada hakekatnya memiliki
tujuan utama, yaitu meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan
pekerjaan, meratakan distribusi pendapatan dan meningkatkan kualitas sumber
daya manusia. Salah satu upaya yang dilakukan dalam meningkatkan kualitas
sumber daya manusia yaitu melalui kesehatan yang merupakan modal awal bagi
setiap individu untuk melakukan berbagai aktivitas.
Akan tetapi krisis ekonomi yang melanda bangsa Indonesia mengakibatkan
tingginya tingkat kemiskinan yang menimbulkan adanya krisis kesehatan bagi
penduduk miskin yang sangat sulit untuk menjangkau biaya pelayanan kesehatan
yang diberikan oleh rumah sakit. Maka pemerintah mengupayakan untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat miskin akan kesehatan tersebut yaitu dengan
didirikannya beberapa puskesmas dan puskesmas rawat inap yang memiliki sarana
dan prasarana juga tenaga medis yang paling lengkap. Di wilayah Kota Bandar
Lampung pada tahun 2007 terdapat 3 puskesmas rawat inap, yang salah satunya
yaitu puskesmas rawat inap Kedaton.
Untuk meningkat pelayanan kesehatan yang diberikan oleh puskesmas rawat inap
Kedaton kepada masyarakat khususnya untuk keluarga yang kurang mampu,
maka pemerintah memberikan bantuan anggaran kesehatan bagi pelayanan
kesehatan keluarga yang kurang mampu (gakin) yang bertujuan dapat membantu
masyarakat terutama keluarga miskin dalam menikmati kesehatan tanpa biaya.
Dalam hal ini sumber pembiayaannya dilakukan oleh pemerintah pusat (APBN)
dan pemerintah daerah (APBD). Penyaluran dana dilakukan melalui Dinas
Kesehatan dan dilanjutkan ke unit kesehatan di bawahnya, seperti puskesmas.
Sehingga permasalahan yang diangkat dalam Penulisan ini adalah Seberapa besar
anggaran kesehatan tersebut dan hubungannya dalam membantu pembiayaan
pelayanan kesehatan untuk keluarga miskin di puskesmas rawat inap Kedaton.

Karel Baginto Bangun
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui besarnya anggaran
kesehatan yang dialokasikan oleh pemerintah dan hubungannya dalam membantu

pembiayaan pelayanan kesehatan untuk keluarga miskin di puskesmas rawat inap
Kedaton.
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif komparatif ,
yaitu dengan menguraikan besarnya anggaran kesehatan yang diberikan oleh
pemerintah dan juga kesesuaiannya terhadap hubungannya dalam membantu
prioritas pembiayaan pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh puskesmas
Kedaton dalam melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan terhadap keluarga
miskin dalam bentuk tabel dan mendeskripsikan dalam bentuk narasi serta
menafsirkan dan memberikan gambaran kesesuaian antara fakta, teori dan
peraturan yang ada berkaitan dengan penulisan ini.
Dari hasil pembahasan diperoleh kesimpulan bahwa (1) anggaran kesehatan
puskesmas Kedaton dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat miskin
pada Tahun Anggaran 2007 mengalami peningkatan sebesar Rp 59.599.100 atau
meningkat 72,25 persen dari anggaran APBN pada tahun 2006, sedangkan
anggaran kesehatan yang dialokasikan APBD untuk puskesmas Kedaton pada
Tahun Anggaran 2007 juga mengalami peningkatan sebesar Rp 36.746.112 atau
meningkat 81,66 persen dari anggaran pada tahun 2006. Hal ini dikarenakan
adanya perubahan status puskesmas menjadi puskesmas rawat inap, sehingga
diperlukan anggaran yang cukup besar, (2) alokasi anggaran pada tahun 2007
lebih difokuskan pada pasien terutama pasien keluarga miskin yang berobat ke

puskesmas. Hal ini dapat terlihat dengan adanya biaya yankesda atau biaya
pelayanan kesehatan dasar pada keluarga miskin pada tahun 2007 yaitu sebesar 70
juta. Biaya ini dapat menjangkau sekitar 45 persen penduduk miskin yang ada di
Kedaton, hal ini diperoleh dari jumlah kunjungan ke puskesmas dibanding dengan
jumlah keluarga miskin yang ada di wilayah Kedaton. Dengan kenyataan di atas,
maka anggaran untuk pelayanan keluarga miskin perlu ditingkatkan sesuai dengan
kemampuan pemerintah dan (3) anggaran kesehatan keluarga miskin di
puskesmas rawat inap dapat membantu biaya pengobatan keluarga miskin
sebanyak 25 persen dibandingkan jika keluarga miskin tersebut berobat ke rumah
sakit swasta.
Dari kesimpulan tersebut, saran yang dapat diajukan yaitu (1) Anggaran kesehatan
bagi keluarga miskin perlu ditingkatkan karena, mengingat sektor kesehatan
merupakan hal yang vital bagi masyarakat terutama bagi keluarga miskin yang
tidak memiliki akses dalam memenuhi kebutuhan akan kesehatan dan membantu
puskesmas dalam meningkatkan pelayanan kesehatannya ke seluruh lapisan
masyarakat khususnya kepada keluarga miskin dan (2) sebagai perbandingan bagi
peneliti lain, agar pada penelitian berikutnya membahas mengenai anggaran
kesehatan dari penanganan jenis penyakit lainnya selain penyakit DBD sebagai
peranan anggaran kesehatan dalam memenuhi pelayanan kesehatan bagi keluarga
miskin.