PENGARUH PERTIMBANGAN ETIS, PERILAKU MACHIAVELIAN, DAN GENDER DALAM PEMBUATAN KEPUTUSAN ETIS MAHASISWA 51 AKUNTANSI - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

PENGARUH PERTIMBANGAN ETIS, PERILAKU MACHIAVELIAN, DAN GENDER
DALAM PEMBUATAN KEPUTUSAN ETIS MAHASISWA 51 AKUNTANSI

Metta Suoliani
.

r

b

Universitas Diponegoro

-,"

.

ABSTNACT
This research had purposed to test and to btow how big the in pact of ethical reasoning
Machiavellian behiaviour and the impact ofgender to ethical decision making. This research also
purposed to found ifthere were any differcnt impact ofethical reasoning, Machiattellian behaviour
and gender between the group of accounting students in Scrtya Wacana Clvistian University and

Atma Jrya Catlnlic University. This research used Purposive Sampling to choosed tlrc satnple.
funple of this reseach are 93 accounting students in Satya Wac*ta Cristian University and 97
students in Atma Jaya Catholic University that have passed the Auditing I and Auditing II lessons
(the name of the lessow depends on the curriculum of the university). Number of the sarnple
was obtained by the Slovin formula. The result indicated that on bAth sample, Machiavellian
behwiour had impacted the ethical decision making, whether on ftrst or second condition. But
the ethical reasoning and gender did not hove impact on ethical decision making. This reseach
also indicued that there were no result diferences between the group of accounting students in
Satya Wacaw Christian University and Atma Joya Catholic University.

'

Kewords:ethical reasoning machiavellian behwior gender ethical decision making,
regression.

mempengaruhi pandangan publik mengenai

PENDAHULUAN

etis merupakan suatu


profesi akuntan. Kode etik resmi bagi para

keputusan yang harus dibuat oleh setiap

profesional akuntansi adalah Kode Etik Ikatan

profesional yang mengabdi pada suatu bidang

Akuntan Indonesia. Keberadaan kode etik ini

itu dalam
membuat suatu keputusan etis, seorang

dimaksudkan sebagai panduan dan aturan bagi

profesional akuntansi pasti akan mengacu

akuntan publik, bekerja


pada kode etik profesi. Pengertian kode etik

usaha, pada instansi pemerintah, maupun

profesional dalam bidang akuntansi menurut

di

Chasin. Dkk ( I 988, 4-6)(dalam Pustakaonlineo

pemenxhan tanggung j awab profesionalnya.

Keputusan

pekerjaan tertentu. Oleh karena

2008) adalah penuntun bagi perilaku akuntan

seluruh anggota, baik yang berpraktik sebagai


di lingkungan

dunia

lingkungan dunia pendidikan dalap

Setiap profesional dalam

dan

bidang

dalam memenuhi kewajiban profesional

akuntansi harus bekerja

dan dalam melaksanakan kegiatannyd, yang

keputusan berdasarkan kode etik yang ada.


62

PENGARUH PERTIMBANGAN ETIS, PERILAKU MACHIAVELIAN, DAN GENDER DALAM PEMBUATAN KEPUTUSAN
ETIS MAHASISWA 51 AKUNTANSI

I

Metta Sullanl
Marsono
Universitas Diponegoro

membuat

Akan tetapi pada praktiknya masih banyak

sensitivitas dari integritas atau kepercayaan

profesional akuntansi yang bekerja tanpa

etis selama pendidikan atau karir seseorang.


berdasarkzur

kode etik profesional. Diah

Menurut Armstrong,

1984,1987;

(200S) merryatakan bahwa adanya kasus-

Ponernon 1988,1990; Ponemon and GabhaG

kasus yang melibatkan auditor tersebut

1990 (dalam Richmond,200l), akuntan

mengakibatkan komitmen profesional seorang

yang tidak mengembangkan


auditor semakin dipertanyakan dimana kode

pertimbangan etis setara dengan individu yang

etik profesional telah dilanggar.

mempunyai ekonomi-sosial dan latar belakang

.:

Kasus-kasus

yang

dilatarbelakangi

oleh profesional akuntansi yang

bekerja


kemarrpuan

pendidikan yang sama. Oleh karena itu akuntan

harus senantiasa mengasah

kemampuan

tanpa menggunakan kode etik menyebabkan

pertimbangan etis baik melalui. kasus-kasus

banyak perusahaan mencari karyawan yang

yang dihadapi di dunia nyata maupun melalui

berkompeten wrtuk mengisi bagian akuntansi.

diskusi dan seminar yang mengupas kasus-


Menurut Richmond (2001) karyawan yang

kasus yang memerlukan pertimbangan etis

berkornpeten biasanya memiliki kepribadian

untuk menuntaskannya. Jika hal tersebut juga

moral tinggi dan memiliki

diaplikasikan ke mahasiswa

kemampuan

S

I akuntansi, para

Hal ini


mahasiswa akan menjadi profesional dalam

dapat dikatakan menjadi ancaman bagi para

bidang akuntansi yang memiliki kemampuan

profesional akuntansi atau lebih tepatnya

pertimbangan etis yang baik karena sudah

dialamatkan kepada para calon profesional

terbiasa untuk mengambil pertimbangan etis

akuntansi karena penelitian

terdahulu

baik dalam diskusi dilema etika profesional


mengungkapkan bahwa mahasiswa akuntansi

maupun melalui simulasi penuntasan kasus

mempunyai tingkat pertimbangan etis lebih

pertimbangan etis. Jika hal tersebut benar-

rendah dibandingkan mahasi swa bisnis lainnya

benar terealisasikan, maka kredibilitas para

( Mautz, 1975; Blank, 1986; Armstrong, 1987

profesional akuntan dalam benak masyarakat

membuat keputusan secara etis.

dalam Richmond, 2001). Hal

ini

diperkuat

akan dapat ditingkatkan. Hal

ini diperkuat

dengan penelitian terdahulu yang dilakukan

oleh Abdolmuhammadi et al., (2003) (dalam

Phonemon (1988) (dalam Richmond, 2001)

Devaluisa, 2009) pertimbangan etis penting

yang menyimpulkan bahwa struktur dari

bagi profesi akuntan untuk meningkatkan

sebagian besar kurikulum akuntansi dan profesi

kepercayaan publik.

akuntansi dapat menghambat kemampuan
individual untuk mengembangkan kenaikan

Pertimbangan

untuk

etis menjadi

penting

pembelajaran perilaku profesi

JumalAkuntansi &Auditinq
volume 7/No.

l/Nove'#;'r;;;;;#;

I

I

63

Perturnbuhan kesadaran etis seseorang

akuntan karena banyak penilaian profesional

dikondisikan atas kepercayaan dan nilai-nilai
individual (Ponemon, lgg2). Hal senada juga

sangat dipengaruhi oleh pendidikan selama
seseorang berkuliah.

Hal tersebut dibuktikan

pernah diungkapkan oleh Candee dan Kohlberg

melalui penelitian Hiltebeitel dan

(1987) (dalam Richmond, 2001)

1991

Yang

;

Jones,

Cohen dan Pant, 1989 ; Armstrotrg,

mereview sejumlah studi empiris (e.g. Haan,

lgg3 (dalam Richmond, 2001) menyarankan

McNamee, I 978),

untuk memasukkan mata kuliah etika bisnis

yang kesimpulannya mengungkapkan bahwa

kedalam kurikulum akan memberikan efek

liniet atrtata pertimbangan etis

dalam kesadaran etika atau kemampuan

et al., 1968; Milgram

ada hubungan

,

197 4;

pertimbangan etis pada mahasiswa bisnis.

dan perilaku moral.
The American Ac counting Association

Jauh sebelum penelitian di atas dilakukan, Rest

(1936) (dalam Richmond, 2001) menyatakan

(1986) sudah menyarankan bahwa pendidikan

bahwa penelitian tentang perilaku etis terhadap

universitas dapat meningkatkan kemampuan

rnahasiswa akuntansi menjadi penting

pertimbangan otis.

untuk meningkatkan sensitivitas mahasiwa

Skala Machiavellian

ini

menjadi

akuntansi terhadap masalah etis dan tanggung

proksi perilaku moral yang mempengaruhi

iawab sosial. Ditambahkan pula

bahwa

perilaku pembuatan keputusan etis (Hegqty

stanclar akreditasi untuk program studi bisnis

dan Sims [1973 dan 1979] dan Trevino

dan akuntansi meminta agar memasukkan

et al: t19851) (dalam Purnamasari,

studi mengenai persoalan-persoalan

etis

Sehingga diekspektasikan bahwa individu

dalam kurikulum pendidikan. Senada dengan

dengan sifat machiavellian tinggi akan lebih

2006).

Amerika,

mungkin melakukan tindakan yang tidak

penelitian yang dilakukan di Indonesia oleh

etis dibandingkan individu dengan sifat

Sudibyo (1995) (dalam Lismawati, 2008)

Machiavellian rendah. Jones dan Kavanagh

juga menyatakan bahwa dunia pendidikan
akurtansi mempunyai pengarutr yang besar

(1996) dan Richmond (2003) (dalam
Purnamasario 2006) menemukan individu

terhadap perilaku etika auditor. Oleh karena itu

dengan sifat machiavellian tinggi akan lebih

pendidikan akuntansi dengan kurikulum yang

rnungkin melakukan tindakan yang tidak

tepat sangat diperlukan rrntuk menciptakan

eris dibandingkan individu dengan

para profesional akuntan yang memiliki moral

Machiavellian rendah.

penelitian yang dilakukan

di

yang baik dan tingkat sensitivitas yang tinggi

Penelitian

lokal dari

sifat

Purnamasari

terhadap masalah etis dan tanggung jawab

(2004) juga mendukung penelitian Richmond

sosial.

(2003) yang menyatakan bahwa perilaku

64

DALAM PEMBUATAN KEPUTUSAN
PENGARUH PERTIMBANGAN ETIS, PERII.AKU MACHIAVELIAN, DAN GENDER
AKUNTANSI
51
ETIS MAHASISWA

I

Metta Suliani
Marsono
Universitas DiPonegoro

diri sendiri, (3)

Gender

Machiavellian berpengaruh pada sikap etis

tersebut diatami oleh

akuntan dan mahasiswa akuntansi. Mahasiswa

tidak

akuntansi, PPA, dan auditor merupakan obiek

keputusan etis baik ketika dilema etis dihadapi

Hal tersebut y ang menj adi

oleh orang lain maupun ketika dihadapi diri

Purnarnasari

(2 0 04).

pembeda dalam penelitian Purnamasari (2004)

berpengaruh terhadap pengambilan

sendiri.

Hubungan antara pelajaran mengenai

dengan penelitian Richmond (2003).

Penelitian Richrnond (2001) menguji

etika keprofesionalan dengan praktik di

bagaimanakah respon mahasiswa akuntansi

lapangan adalah ketika seorang mahasiswa

dalam menghadapi dilema etis bisnis. Dua

S

sudut pandang pengambilan keputusan
etis yang diteliti Richmond (2001), yaitu

etika yang memadai maka nantinya ketika

etis bila

pengambilan keputusan

1

akuntansi tidak mendapatkan pelajaran

terjun ke lapangffi, keputusan yang diambil
pasti tidak didasarkan pada kode etik yang

dilema

itu

etis tersebut dihadapi oleh orang lain, dan

seharusnya. Oleh karena

pengambilan keputusan etis dimana dilema

etika sangat dibutuhkan untuk menghasilkan

etis dihadapi diri sendiri. Variabel

yang

para profesional yang bisa membuat keputusan

untuk mengetahui

etis berdasarkan kode etik yang seharusnya.

bagaimana mahasiswa mengambil kepufusan

Sehingga nantinya para profesional di

etis dalam menghadapi dilema etika bisnis

bidang akuntansi menjadi para profesionai

adalah variabel pertimbangan etis, perilaku

yang berkompeten dan bisa mengembalikan

Machiavellian, dan gender.

kredibilitas akuntansi

digunakan Richmond (200

Hasil

1)

penelitian

terdahulu,

Richmond (2001), menunjukkan bahwa

:

Pernyataan

di

pembelajaran

mata masyarakat.

di atas diperkuat dengan

hasil

penelitian Agnes dan Vena (2004) (dalam

(1) pertimbangan etis berpengaruh terhadap

Devaluisa, 2009). Penelitian

pengambilan keputusan etis dimana dilema

menunjukkan bahwa proses pembelajaran

etis dihadapi oleh orang lain,

sedangkan

etika sebagai upaya pembentukan sikap etis

pertimbangan etis tidak berpengaruh terhadap

mahasiswa akuntansi sebagai calon-calon

pengambilan keputusan etis bila dilema etis

akuntan memberikan pengaruh pada sikap etis

diri sendiri, (2) Perilaku
Machiavellian berpengaruh terhadap

mahasiswa akuntansi.

pengambilan kepurtusan etis dirnana dilema

pentingnya pembelajaran etika untuk para

etis dihadapi orang lain, namun perilaku

calon profesional dalam bidang akuntansi

Machiavellian tidak berpengaruh terhadap

adalah hasil riset Wulandari dan Sularso (2002)

pengambilan keputusan etis ketika dilema etis

serta Ludigdo dan Machfoedz (1999) (dalam

dihadapi dihadapi

tersebut

Hasil penelitian lain yang memperkuat

Vorumerr"'.1ffi1*il1"l3i3tii'i3

I

6s

Wiwik dan Fitri" 2006) tersebut maka peneliti

untuk maju. Turnbell (1976) menemukan

termotivasi untuk mengkaji aspek etika yang

bahwa seorang yang memiliki skor Mach

diintegrasikan dalam materi perkuliatran

tinggi mempunyai kecenderungan

akuntansi. Mata kuliah yang mempunyai

mengeksploitasi keadaan guna keuntungan diri

peluang besar untuk diberi muatan etika secara

sendiri. Ghosh dan Crain (1996) menemukan

lebih mendalam adalah kelompok akuntansi

indikasi batrwa mahasiswa bisnis dengan skor

keuangan. Pentingnya muatan etika pada

Mach rendah keinginan untuk tidak taatnya

kelompok mata kuliah akuntansi keuangan

juga rendah. Faktor terakhir yang diuji dalam

tersebut didasarkan pada kenyataan batrwa

penelitian ini adalah gender.

untuk

masalah kecurangan akuntansi (accounting

Gender adalah interpretasi mental

fraud) banyak dilakukan oleh perusahaan,
yang merupakan wadatr dimana sebagian

dan kultual terhadap perbedaan kelamin dan

besar para sarjana akuntansi bekerja.

(Ferijani dan Mareta, 2003).

Penelitian

ini

menguji sejauh mana

pertimbangan etis pada kelompok Mahasiswa

I

hubungan antara laki-laki dan perernpuan
Perbedaan

jenis kelamin mungkin membentuk persepsi

yang berbeda sehingga

mempengaruhi

Akuntansi mempengaruhi pembuatan

sikap yang berbeda pula antaru laki-laki dan

keputusan etis. Selain itu penelitian ini juga

perempuan dalam menanggapi etika profesi

menguji apakah perilaku Machiavellian

akuntan publik. Hasil penelitian terdahulu

mempengaruhi pembuatan keputusan etis

mendapatkan hasil yang berbeda dalam hal

oleh objek penelitian ini. Penelitian terdahulu

gender. Gilligan (1982) mengungkapkan

banyak dilakukan untuk meneliti sifat

argumen bahwa pengembangan moral

Machiavellian dan kecenderungan sikap etis

dan pola pertimbangan perempuan

ini

pada profesi-profesi bisnis. Jones dan

fundamental berbeda dengan laki-laki.

Kavanagh (1996) (dalam Agnes dan Vena,

Beberapa penelitian etika bisnis dan akuntansi

2004) menemukan bahwa skala Mach tinggi

mendukung argumen tersebut (Betz

cenderung bertindak tidak etis dibandingkan

1989; Ruegger and

dengan skala Mach rendah. Penelitian Corzine

Sweeney 1995; Borkowski and Ugras 1996).

(1999) menemukan batrwa "US bankers"

Namun Thoma

memiliki rasio Mach yang relatif

rendah.

gender sangat kecil. Darsinah (2005) (dalam

mengungkapkan bahwa

Devaluisa, 2009) menyatakan ada perbedaan

bankers yang memiliki skala Mach tinggi pada

yang signifikan dalam sensitivitas etis antara

umumnya rrerasa bahwa peraturan perbankan

mahasiswa laki-taki dengan perempuan.

yang ketat membatasi kemampuan perusahaan

Akan tetapi, Sikula dan Costa (1994)

S

Penelitian

66

ini juga

(

1

Universitas Diponegoro

et

al.

Kine 1992; Shaub 1994;

986) menemukan bahwa efek

PER|.-AKU MACHTAVEuAN' DAN GENDER DALAM PEMBUATAN KEPUTUSAN

I ft:**it*t'ytti'itt'ti^Errs'

secara

serta

Dalam perkembangannya menurut Kohlberg

Schoderbeck dan Deshpande (1996) (dalam

hubungan yang signifikan antara gender

et al., 1984 (dalam id.wikipedia.org) teori
perkembangan moral berkembang menjadi

dengan etika. Penelitian Chan dan Leung

teori perkembangan moral kognitif (cognitive

(2006) (dalam Devaluis a,'2009) menunj ukkan

moral development-CMD) modern

htrbungan yang tidak signifikan antara gender

dilahirkan oleh seorang peneliti yang bernama

etis mahasiswa. Hal

Lawrence Kohlberg, yang pada tahun 1950an.

Devaluisa, 2009) menyatakan

terhadap sensitivitas

ini

tidak

ada

hasil

Penemuan tersebut merupakan

menunjukkan terjadi ketidakkonsistenan

yang

dari

penelitian pada variabel gender.

perluasan gagasan Piaget sehingga mencakup

Tujuan Penelitian

penalaran remaja dan orang dewasa.

ini

adalah

Berbeda dengan rerangka filsafat

untuk menguji dan memperoleh bukti

moral yang hanya mengevaluasi sikap sadar

ernpiris pengaruh pertirnbangan etis, perilaku

terhadap perilaku etis, teori perkembangall

Machiavellian, dan gender dalam pengambilan

moral kognitif (cognitive moral development-

etis pada setiap kelompok
Mahasiswa S I akuntansi Universitas Klisten

CMD) bergerak lebih dalam ke lapisan bawah

Satya Wacana dan kelompok Mahasiswa

moral kognitif menurtrt Mintchik

Tujuan dari penelitian

keputusan

S

1

sadar

jiwa

manusia. Teori perkembangan

&

Farmer,

Akuntansi Universitas Katolik Atrna Jaya.

2009 (dalam id.wikipedia.org), Cognitive

Tujuan lainnya adalah untuk mengetahui

Moral

apakah ada perbedaan pengaruh pertimbangan

kepada proses berpikir moral (moral thought

etis, perilaku Machiavellian, dan gender dalam

process), Wdyang dipikirkan seorang individu

pengambilan keputusan etis pada kelompok

dalam menghadapi sebuah dilema etika'

Development-CMD menekankan

Mahasiswa 51 akuntansi Universitas Kristen

Riset yang dilakukan oleh Kohlberg

I

pada trlhun 1963 dan 1964 merupakan awal

Satya Wacana dan kelornpok Mahasiswa

S

Akuntansi Universitas Katolik Atma Jaya.

dikenalkannya

teori

perkembangan moral

kognitif (Cognitive Moral

Development)

masYarakat. Menurut ProsPektif

TINJAUAN PUSTAKA DAN

ke

PENGEMBANGAN HIPOTESIS

pengembangan moral kognitif, kapasitas moral

Teori Perkembangan Moral Kognitif

individu menjadi lebih kompleks jika individu

Piaget (1932) adalah peneliti pertama

tersebut mendapatkan tambahan struktur

yang mengemukakan konsep perkembangan

moral kognitif pada setiap level pertumbuhan

moral (moral

perkembangan rnQral. Terdapat

develoPment) dalarn

monografnya, The Moral Judgment of a Child.

tiga

aspek

yang membedakan pertimbangan etis dengan

JurnalAkuntansi

&Auditing

Volume 7/No. l/November 201 0 '. 62 -

79

L-, O /
I

semua proses mental lainnya. Aspek-aspek

tersebut

adalah: (1) kognisi

(cognition)

komponen Rest (1979) dalam Richmond

(2001) mendeskripsikan bahwa

proses

nilai dan bukan pada fakta

sebagian besar individual menggunakannya

yang tidak nyata, (2) penilaian didasarkan

dalarn pembuatan keputusan etis dan perilak-u.

diri sendiri

Model empat komponen juga menggambarkan

dan orang lain, dan (3) penilaian disusun

bagaimana stuktur kognitif bergabung menjadi

sekitar isu'oseharusnya" daripada berdasarkan

satu proses alasan ketika dihadapkan dengan

kesukaan biasa atau unrtan pilihan (Colby

dilema etika.

berdasarkan pada

atas beberapa isu yang melibatkan

dan Kohlberg, 1987 dalam Richmond, 2001).

Chan (2006) dan Lapsey (1996) (dalam

Kohlberg menekankan bahwa perkembangan

Richmond, 200 I ) menyimpulkan bahwa model

moral didasarkan terutama pada penalaran

multiproses, seperti model empat komponen

moral dan berkembang secara

Rest (1979) mungkin diperlukan "untuk

Kohlberg (dalam

bertahap.

wangmuba.com/2009)

meningkatkan pemahaman

kita

mengenai

percaya terdapat tiga tingkat perkembangan

pertirnbangan etis". Model empat komponen

rnoral, yang setiap tingkatnya ditandai oleh

Rest adalah sebagai berikut (Chan, 2006 )

dua tahap. Konsep kunci untuk memahami

: (l)

Pengenalan individu akan keberadaan

moral, khususnya teori

masalah etis dan pengevaluasian pengaruh

ah internali sasi (int e r nal i z ati o n),

pilihan perilaku potensial pada kesejahteraan

yakni perubahan perkembangan dari perilaku

pihak yang terimbas; (2) Penentuan moral

yang dikendalikan secara eksternal menjadi

secara ideal yang sesuai untuk sebuah situasi;

perilaku yang dikendalikan secara internal.

(3) Keputusan pada tindakan yang dimaksud

perkembangan
Kolrl berg,

i

al

Penelitian Kholberg dikembangkan

berkaitan dengan berbagai hasil yang dinilai

oleh James Rest (1936) dalam Richmond
(2001). Pengembangan yang dilakukan adalah

dan implikasi moralnya; (4) Pelaksanaan
perilaku yang dimaksud tersebut, yaitu

dalam hal validitas, instrument yang reliabel

bertindak sesuai dengan tujuan moral (karakter

untuk mengukur pertimbangan etis. Empat

moral).

Tabel
L

II.

I

Model Empat Komponen Tindakan Moral Rest

Proses Psi
Sensitivitas Etis (persepsi etis)
Pertimbangan Etis

III. Motivasi Etis
IV. Karakter Etis

Identifi kasi dilema etis
Pertimbangan moral yang menjadi solusi yang ideal untuk

dilema moral
Niat untuk patuh atau tidak patuh dengan solusi yang ideal
Tindakan moral atau perilaku etis

Sumber : Richmond (2001) dalam terjemahan bahasa Indonesia

68

PENGARUH PERTIMBANGAN ETIS, PERIIAKU MACHIAVELIAN, DAN GENDER DALAM PEMBUATAN KEPUTUSAN
ETIS MAHASISWA 51 AKUNTANSI

I

Metta Suliani
Marsono
Universitas Diponegoro

KomPonen Pertama kerangka kerja
Rest(1986)merupakansensitivitasetikaatau
suatu
persepsi etis yang dimulai dari adanya

apakah
pada sebuah pertimbarrgan mengenai
etis
kebenaran pasti dari tindakan secara

keyakinanbahwasituasimemilikiimplikasi
etis. Studi dari komponen I dari Model

empat komponen Rest, rnengindikasikan
telah
beberapa penemuan. Pertama' penelitian

menunjukkan bahwa banyak orang kesulitan
(Staub'
rnengindentifikasikan dilema moral
1978 dalam Richmond, 2001 dan Wibowo'
perbedaan
2007). Penelitian juga menernukan

diantara orang dalam sensitivitas mereka
yang
untuk kebutuhan dan kesejahteraan dari
lain. Bebeau et. al (1982) dalam Richmond

(2001)mengembangkansistemsensitivitas
moral dimana mengindikasikan kemarnpuan

oranguntukmengidentifikasidilemaetika.
yang rendah
Score (nilai) sensitivitas moral
berartiindividutidaksadarpadaisumoraldan
terutama fokus pada rnasalah teknik'
KomPonen

II

memfokuskan terhadaP

etis'
faktor-faktor yang menentukan perilaku

Komponen kedua

ini

adalah pertimbangan

etis, yang didefinisikan sebagai pertimbangan-

pertimbangan mengenai yang harus dilakukan
1979
trntuk mengantisipasi dilema etis (Rest '
dalarn Syaikhul, 2006 dalam Wibowo 20A7)'

Pertimbangan

etis

menyangkut penilaian

macam-macaln tindakan-tindakan

mana

seperti yang dibuktikan oleh komponen
pertama, yaitu persepsi etis yang lebih dapat
benar
dibenarkan secara moral (secara moral

atau bagus). Pertimbangan etis

mengarah

seperti apa yang seharusnya dilakukan'
Proses dari tahapan pertimbangan etis

ini meliputi pemikiran etis dari pertimbangan
yang
profesionalnya dalam sebuah pemecahan
2000
ideal untuk sebuah dilema etis (Thorne'

dalam Wibowo, 2007)' Penelitian komponen

II berdasarkan tingkat kognitif pengembangan

moral yang dikembangkan oleh Kohlberg
(1969) dalam Richmond (2001) dan perluasan
moral
dari Res t (1979a). Teori perkembangan

kognitif mengasumsikan bahwa individu
mampu
dengan pertimbangan etis rendah tidak

lebih
memproses pertimbangan etis yang
tinggi (Rest, 1979a' 1986 dalam Richmond'
2001 ).

Komponen
Pada komponen

III

adalah rnotivasi etis'

ini, fokus dalam memutuskan

apa yang seharusnya dilakukan ketika
apa
menghadapi dilema etika, menentukan'
yang sebenarnya dilakukanD untuk mengatasi

dilema etis (Rest, 1979a dalam Richmond'
200 1 ).

KomPonen

IV

adalah

karakter

etis, yang mengacu pada sifat-sifat

atau

kekerasan
kepribadian seperti kekuatan ego'
hati (ketekunan), ketabahan, dan keberanian

yang dperlukan untuk mengatasi rintanganrintangan dalam menyelesaikan tindakan
Richmond'
secara benar (Rest, 1986 dalam

2001). Trevino (1986: 602) dalam Jones
(1991) setuju bahwa perkembangan kognitif

vorume

r,*"',1il3,1*t1',"1;lf l3iT13

I

un

Akuntansi

moral "sangat kuat" mempengaruhi penilaian

pada kelompok Mahasiswa

etika. Trevino (1986) dalam Falah (2006)

Universitas Kristen Satya Wacana

menitikberatkan

teori Kohlberg dalam

S

H2c: Perilaku Machiavellian

1

berpengaruh

mengidentifikasi pengaruh individu terhadap

terhadap pengambilan keputusan etis

keputusan etis.

pada kelompok Mahasiswa

Hipotesis

Universitas Katolik Atma Jaya

S 1 Akuntansi

Berdasarkan penjelasan literatur

H3a: Terdapat perbedaan pengaruh gender

terkait, dapat dirumuskan hipotesis sebagai

terhadap pengambilan keputusan
etis pada kelompok Mahasiswa 51

her:ikut:

Hla: Terdapat perbedaan

Akuntansi Universitas Kristen Satya

pengaruh

Wacana dan Mahasiswa

pertimbangan eti s terhadap pengambilan

keputusan

etis pada kelompok

Mahasiswa 51 Akuntansi Universitas
Kristen Satya Wacana dan Mahasiswa
51 Akuntansi Universitas Katolik Atma

Akuntansi

Universitas Katolik Atma Jaya

H3b: Gender berpengaruh terhadap
pengambilan keputusan etis pada
kelompok Mahasiswa Sl Akuntansi
Universitas Kristen Satya Wacana

Jaya

Hlb: Perlimbangan etis berpengaruh terhadap

etis pada

pengambilan keputusan
kelompok Mahasiswa

Sl

51

H3c: Gender berpengaruh terhadap
pengambilan keputusan etis pada
kelompok Mahasiswa

Akuntansi

51

Akuntansi

Universitas Kristen Atma Jaya

Universitas Kristen Satya Wacana

Hlc: Pertimbangan etis berpengaruh terhadap

etis pada

pengambilan keputusan
kelompok Mahasiswa

51

METODA PENELITIAN
Metoda purposive sampling dipilih

Akuntansi

Universitas Katolik Atma Jaya

HZa; Terdapat perbedazm pengaruh perilaku

menjadi metoda pengambilan
untuk kelompok mahasiswa

S

I

Akuntansi

Machiavellian terhadap pengambilan

Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

etis pada kelompok
Mahasiswa Sl Akuntansi Universitas

dan Universitas Unika Atma .Iaya Jakarta.

Kristen Satya Wacana dan Mahasiswa

menjadi sampel dalam penelitian

ini

(l)

Akuntansi

keputusan

S1

Akuntansi Universitas Katolik Atma

Syarat-syarat yang harus dipenuhi agar dapat

Merupakan mahasiswa

Sl

adalah

Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

Jaya

berpengaruh

dan Universitas Unika Atma laya Jakarta;

terhadap pengambilan keputusan etis

(2) Telah menempuh mata kuliah auditing I

H2b: Perilaku Machiavellian

PERTLAKU MA.HTAVELTAN' DAN GENDER DALAM PEMBUATAN KEPUTUSAN

70

sampel

I

il:}j$*I,*t'yil'i'?$i^Errs'
Universitas Diponegoro

Akuntansi universitas unika Atma Jaya

dan auditing II. Ke'Jua mata kutiah ini benar-

sl

benar sudah harus ditempuh dan hal tersebut

Jakarta.

dibuktikan dengax penLrlisan nilai dari kedua
mata kuliah tersebut; (3) Saat ini berada pada
setnester 6'14, karena diharapkan mahasiswa

pada semester

ini

merupakan mahasiswa

tingkat akhir yang akan menjadi calon

Persamaan untuk

Berikut adalah

menguji hipotesis secara keseluruhan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut

Persamaan

untuk menguji

Mahasiswa Sl Akuntansi

:

kelomPok

:

profesional akuntansi.

ERATING A

+ pl (DIT2-S1) +

F2

Metoda Analisis Data

(MACH4-Sl) + P3 (FAKTOR-SI) + e
ERATING B = p0 + B1 (DIT2-Sl) +

F2

Menurut l{usein

(2002), jumlah

minimal sampel Penelitian dapat ditentukan
dengan

nrmus n -

Keterangan

n:

I'I

'

Slovin

e

Keterangan

:

A : Pembuatan

etis yang dihadaPi orang

:

lain).

Jumlah kuesioner minimal yang harus
ERATING

B

= Pembuatankeputusan etis

(ika dilema etis dialami

: Junrlah populasi.
: Persen kelonggaran ketidaktelitian

oleh diri sendiri).

karena kesalahan pengambilan sampel

B0

yang masih daPat ditolerir.

B1

: Intercept model
_ Koefisien regresi rnodel
: errnr model
_ Pertimbangan Etis

e

Rumus tersebut digturakan untuk
setiap kelompok Mahasiswa 51 Akuntansi

DIT

Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

MACH4-SI

dan kelompok Mahasiswa
Universitas Unika
B

erdasarkan anali

keputusan etis

(menilai kePutusan dilema

1+.lt'e?

disebar.

N

B0

(MACH4-Sl) + P3 $AKTOR-SI) + e
ERATING

:

=

si s

S

I

Mahasiswa Sl Akuntansi

:

Jakarta'

be sarny a

Perilaku Machiavellian
Mahasiswa

Akuntansi

Atma Jaya

tersebut,

51

FAKTOR-SI =

S1

Akuntansi

Gender Mahasiswa Sl

Akuntansi

sampel

yang diperlukan minimal sebanyak 93 orang

tlniversitas Kristen Satya Wacana Salatiga

Analisis Yang dilakukan secara
keseluruhan, yaitu (1) Uji F dari Anova

dan 97 orang turtuk kelompok Mahasiswa

model regresi pada tingkat signifikansi 5%

untuk kelompok Mahasiswa

Sl

Akuntansi

Vorume

r,*"''i[3l$*l"l3iil3iT?S

I

7

r

untuk melihat pengaruh keseluruhan variabel

menguji hipotesis pertama (Hl).

independen terhadap variabel dependen; (2)

tJji I(oefisien Determinasi untuk rnenentukan

HASIL DAI\ PEMBAHASAN

kemampuan variabel independen dalam

Pembahasan

menjelaskan variasi variabel dependen; (3)

Hasil uji t terhadap Pengambilan
keputusan untuk semua kelompok dapat

Uji

t-test untuk melihat pengaruh variabel

independen secara individual

terhadap

dilihat pada tabel berikut

:

variabel dependen. Tltest digunakan untuk
Tabel 2 Hasil Uji Statistik t
(Kelompok Mahasiswa 51 Akuntansi Universitas Kristen Satya Wacana dan Mahasiswa
51 Akuntansi Universitas Katolik Atma Jaya)
EratingB

EratingA

(Pengambilan Keputusan Etis seolah-olah (Pengarnbilan Keputusan Etis seolah-olah
dilema etis dialami diri sendiri)
dilema etis dialami orang lain)
t-value
Koef.
Resresi
t-value
Koef. Ilesresi

Variabel
Constanta

MachIV
Pert Etis

12,770

0,I 19
-1,201
-0,587

Cender

Sumber : Data

4,205
2,859
-0,450
-0,905

0,000
0,005
0,653
0,367

0,123

4,094
2,821

-1,317

-0,472

0,000
0,005
0,637

-0,842

-t242

0,216

12,994

Primer yang diolah, 2010

Tabel3 Hasil Uji Statistik t
Kelompok Mahasiswa SL Akuntansi Universitas Kristen Satya Wacana
EratingB

EratingA

seolal
(Pengambilan Keputusan Etis seolah-olah (Pengambilan
;ambilan Keputusan Etis seolah-olah
dilema etis dialami diri sendiri
dilema etis dialami orang lain
Koef.
t-value
i

Variabel

Constanta

10,469

1,917

0,059

10, I

MachIV

0,148

Pert Etis
Gender

- 1,059

2,066
-0,256
-0,510

0,042
0,799

0,156
-0,550

0,611

-a,694

-0,488

l2

1,753

0,083

2,054
-0,126
-0,688

0,043
0,900

0,494

Surnber : Data Primer yang diolah, 2010

Tabel 4 Hasil Uji Statistik t
Kelompok Mahasiswa Sl Akuntansi Universitas Katolik Atma Jaya
EratingB

EratingA
Variabel

Constanta

MachIV
Pert Etis

Gender

(Pengambilan Keputusan Etis seolah-olah (Pengambilan Keputusan Etis seolah-olah
dilema etis dialami diri sendiri)
dilema etis dialami orang lain)
Slg
t-value
Koef.
Regresi
Sig
Koef. Regresi t-value
0,001

13,600

3,458

0,046

-l,461

3,512
2,024
-0,398

01692

0,124
-2,312

2,133
-0,610

-0.633

-0,692

0,491

-0,964

-1.021

13,384
0,114

0,001
0,036
0,543
0,310

Sumber : Data Prirner yang diolah, 2010
PERTLAKU MAcHTAVELTAN' DAN GENDER DALAM PEMBUATAN KEPUTUSAN

72

I i:|#**'$"ii'"'ti^E's'
Universitas Diponegoro

-

pengambilan keputusan. Namun penelitian ini

Hipotesis pertama menyatakan bahwa

tidak konsisten dengan penelitian Kohlberg
(1969) dalam Tarigan dan Satyanugraha

terdapat perbedaan pengaruh pertimbangan
etis terhadap pengambilan keputusan etis

pada kelonrpok Mahasiswa

S

dan

menurut Kohlberg (1969) didasarkan konsep

Akuntansi

bahwa individu akan berada pada tingkat

lJniversitas Kristen Satya Wacana

kelompok Mahasiswa Sl

(2005). Perkembangan moral individu

1 Akuntansi

sej alan

dengan

Universitas Katolik Atma Jaya. Keputusan

perkembangan yang lebih tinggi

etis pada kondisi pertama (EratingA) berarti

perkembangan umur serta pendidikannya'

pengambilan keputusan

etis dimana kita

HiPotesis

Hlb

etis

menYatakan bahwa

berpengaruh terhadap

menilai ketika dilema etis dihadapi orang lain.

pertimbangan

Sedangkan kondisi kedua (EratingB) berarti

pengambilan keputusan etis pada kelompok

pengambilan keputusan etis dimana seolah-

Mahasiswa

seolah kita yang dihadapkan pada dilema-

Satya Wacana. Hasil regresi pada kondisi
pertama (pengambilan keputusan etis bila

dilema etis.

sl Akuntansi

universitas Kristen

F

dilema etis dihadapi orang lain) menunjukkan
bahwa hipotesis (Hlb) untuk kondisi

tabel, yaitu sebesar 0,1 trntuk kondisi pertama

pertama ditolak, sehingga pada kelompok

dan 0,49 untuk kondisi kedua, dengan F tabel

Mahasiswa S1 Akuntansi universitas Kristen

Berdasarkan hasil Chow Test didapat

nilai F hitung yang lebih besar daripada

hipotesis H1a ditolak' Hal

Satya Wacana pertimbangan etis tidak

ini berarti tidak terdapat perbedaan pengaruh

berpengaruh terhadap pengambilan keputusan

etis terhadap pengambilan

etis bila dilema etis dihadapi oleh orang lain.

sebesar' 3,05. Jacli

pertimbangan

keputusan etis pada kelompok Mahasiswa S1

Akuntansi universitas Kristen Satya wacana

Sedangkanhasilregresiuntukkondisikedua
(pengambilan keputusan etis bila dilema etis

diri sendiri) menunjukkan bahwa
hipotesis(Hlb)untukkondisikedu:i

dan kelompok Mahasiswa 51 Akuntansi
Universitas Katolik Atma Jaya terhadap

dihadapi

pengambilan keputusan etis baik ketika dilema

ditolak, sehingga pada kelompok Mahasiswa

etis dihadapi orang lain maupun dihadapi
oleh diri sendiri. Hal ini sesuai dengan

SlAkuntansiUniversitasKristenSatya
Wacana pertimbangan etis tidak beqpengaruh

penelitian Tarigan dan Satyanugraha (2005)
yang menemukan bukti bahwa umur' jenis

terhadap pembuatan keputusan etis apabila
dilema etis tersebut seolah-olah dihadapi oleh

kelamin, pendidikan, dan pengalaman kerja

diri sendiri.

tidak berpengaruh terhadap perkembangan
moral sehingga tidak berpengaruh terhadap

HiPotesis

pertimbangan

(Hlc)

etis

Vo,ume

menYatakan bahwa

berpengaruh terhadap

r*"''1il3'l3lill"l;l$tiT?S

I

73

pengambilan keputusan etis pada kelompok
Mahasiswa

S

1

Akuntansi Universitas Katolik

Atrna laya. Hasil regresi menunjukkan bahwa

pertimbangan etis yang rendah dikarenakan

kurangnya pemahaman mengenai

Akibat kurangnya pemahaman

etika-

mengenai

(Hlc) untuk kondisi pertama

etika dan proses pembelaj aran etika yang

ditolak, sehingga pada kelompok Mahasiswa

kurang efektif, maka ketika dihadapkan

Akuntansi Universitas Katolik Atma Jaya,

pada permasalahan yang menyangkut etika

hipotesis

S

1

pertimbangan €tis,lidak bcrpengai,l"rlr rlq4$ry-..'

pembuatan keputusan etis bila dilema

ahasiswa 51

1$g ar-rsi,cenderune
Namun hasil penelf1i46

etis

tidak

:lit,,,

ini

tidak

dil*ukan

olgh

tersebut dihadapt orang lain, Untuk kondisi

mendukqng penelitiarr yang

kedua (pengambilan |